Anda di halaman 1dari 14

BAB VI

POROS PENGGERAK DAN POROS RODA

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan pembelajaran bab 6 ini (poros penggerak dan poros roda) peserta
didik mampu melaksanakan pemeriksaan, perawatan dan perbaikan poros penggerak dan poros
roda dengan prosedure yang benar dan hasil kerja yang memenuhi standar pada dunia kerja

MATERI

Materi poros penggerak dan poros roda membahas tentang fungsi, konstruksi poros penggerak
dan poros roda yang digunakan pada kendaraan serta melatihkan cara pemeriksaan fungsi,
pembongkaran, pemeriksaan komponen-komponen poros penggerak dan poros roda, perakitan
dan penyetelan sesuai dengan standar.

Fungsi poros penggerak dan poros roda pada kendaraan aadalah Meneruskan putaran /
tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi.

1. Poros Penggerak
Kegunaan : meneruskan putaran / tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut
yang bervafiasi.

Persyaratan tuntutan
 Tahan terhadap momen punter
 Dapat meneruskan putaran roda sudut yang bervariasi
 Dapat mengatasi perpanjangan / perpendekan jarak antara transmisi dan penggerak
aksel (differensial)
 Dibuat seringan mungkin
2. Jenis dan konstruksi poros penggerak
2.1. Penggerak propeller

Penggunaan : Pada kendaraan penggerak roda belakang dengan motor di depan arah
memanjang (konstruksi standard)
Konstruksi :
1. Garpu penghubung : bentuk garpu dan berlubang sebagai dudukan/tumpuan
penghubung salib
2. Poros : bentuk pipa dengan maksud mengurangi berat tetapi tidak mengurangi
kekuatannya
3. Penghubung luncur : bentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur-alur dan
dapat bergeser sepanjang alur tersebut
4. Timbangan balance : bentuk plat yang dilas titik terhadap poros propeller untuk
menghindari gaya sentrifugal
Bahan : Baja yang dikeraskan dengan ketelitian yang sangat tinggi

Kegunaan sambungan salib (joint)


Meneruskan putaran dengan sudut yang bervariasi pada batas-batas tertentu
Kegunaan sambungan geser (luncur)
Mengatasi akibat gerakan aksel yang berpegang terjadi perubahan jarak aksel dan
transmisi
2.2. Konstruksi poros aksel (poros roda) pada aksel rigrid

Sifat-sifat :
 Poros cukup kuat meneruskan momen pusat dan diferensial ke roda (baja khusus)
 Tahan terhadap getaran dan puntiran
2.3. Poros penggerak pada suspense independen
Sifat-sifat :
 Pemindahan tenaga pada sudut yang bervariasi dapat dilakukan
 Kemampuan sudut penghubung harus banyak, khususnya pada penggerak roda
depan (saat membelok)

3. Macam-macam Konstruksi Penghubung Sudut (Joint)


3.1. Penghubung salib (universal joint)

Kemampuan sudut : kemampuan sudut penghubung menruskan tenaga / putaran


maksimum pada sudut 150
Penggunaan : digunakan pada kendaraan-kendaraan dengan penggerak roda belakang
motor di depan (memanjang)
Sifat-sifat : Putaran poros tidak merata, jika sambungan membentuk sudut besar
3.1.1. Jenis penghubung salib ada 2 :
a. Penghubung salib tunggal
Penggunaan : Penghubung poros propeller terhadap poros output transmisi
dan penggerak aksel (150)
Pemasangan : Menggunakan vet yang dimasukan melalui nipel pelumasan
Sifat-sifat :
Kecepatan sudut tidak stabil
 Dengan satu penghubung salib

 Flens output transmisi berputar dengan kecepatan stabil


 Pada penghubung salib terdapat 4 tumpuan yang membentuk sudut
 Poros propeller tidak dapat berputar dengan kecepatan stabil
 Jika poros propeller dihubungkan langsung dengan flens roda maka
putaran roda juga tidak stabil
Kecepatan sudut stabil
 Dengan dua penghubung salib

 Flens output transmisi ( C ) berputar dengan kecepatan stabil


 Poros propelr berputar dengan kecepatan tidak stabil
 Flens penggerak aksel berputar dengan kecepatan stabil

b. Penghubung salib ganda


Kemampuan : dapat meneruskan tenaga/putaran pada sudut 30-450
Penggunaan :
 Pada poros depan kendaraan brat penggerak empat roda dan
penghubung tenaga/putaran dari traktor keperalatan lain
 Tidak digunakan pada kendaraan umum karena konstruksi besar dan
terlalu berat
Sifat-sifat : Penghbung stabil

Pelumasan : Menggunakan vet yang dimasukan melalui nipel


3.2. Penghubung bola peluru (pot joint)

Kemampuan : dapat meneruskan tenaga / putaran pada sudut maksimum 500 (rata-rata
300 )
Penggunaan : pada suspense independen, pada aksel rigrd depan dengan penggerak roda
(4 wheel drive)
Sifat-sifat : kerjanya lebih stabil (konstan)
3.3. Penghubung fleksibel (fleksibel joint)

Kemampuan : dapat meneruskan tenaga/putaran roda sudut maksimal 150


Penggunaan : pada perpanjangan poros penggerak (propeller) dari transmisi
Sifat-sifat : dapat sedikit terpuntir guna meredam hantaran / kejutan poros

Penghubung fleksibel

Penggunaan : Pada poros perpanjangan antara transmisi dengan poros propeller


(kendaran ringan ). Untuk momen dan perputaran rendah (seperti penghubung poros
kemudi)
Kemampuan : dapat membentuk sudut putar maksimum 50 dan dapat meredam getaran
Pelumasan : tanpa pelumasan (kering)
Penghubung luncur

Penempatan : Ujung poros propeller terhadap output transmisi atau diantara kedua
penghubung salib
Konstruksi : A. Poros output transmisi dengan gigi/alur memanjang
B. Poros luncur bentuk pipa dengan gigi alur dalam memanjang

4. Poros Penggerak Aksel Independen


4.1. Jenis poros penggerak aksel independen
a. Poros sama panjang
Penggunaan : Pada kendaraan dengan penggerak
 Roda depan motor memanjang
 Roda belakang motor didepan arah memanjang
Konstruksi : dapat dibuat pejal
Bahan : Baja yang diperkeras dengan ketelitian tinggi
b. Poros tidak sama panjang

Penggunaan : pada kendaraan penggerak roda depan motor didepan melintang


Konstruksi :
 Poros aksel kiri pejal
 Poros aksel kanan sebagai bentuk pipa

Bahan : Baja yang diperkeras dengan ketelitian tinggi


4.2. Penghubung pada penggerak aksel independen
a. Penghubung tetap (penghubung bola)

Cara kerja :

 Kendaraan mendapat pembebanan atau berjalan pada permukaan jalan yang


berlubang
 Akibatnya poros aksel harus membentuk sudut
 Penghubung bola mengatasi perubahan sudut maksimum 500 (bola dapat
bergerak sepanjang alur)
Sifat : Roda dan poros aksel dapat berputar stabil (constant velocity)
Penggunaan : sambungan luar poros penggerak
Pelumas : menggunakan vet graphite (vet khusus pabrik)
b. Penghubung tidak tetap / luncur (penghubung pot)
Cara kerja

Saat kendaraan mendapat pembebanan atau berjalan pada jalan yang berlubang /
bergelombang maka roda akan naik dan turun
Terjadi perubahan jarak antara penggerak aksel dan roda ( A )
Perubahan tersebut diatasi oleh penghubung pot (sudut)
Sifat : stabil pada kedua poros yang terhubung dengan pembentukan sudut maksimum
500 (constant velocity)
Penggunaan : sambungan dalam poros penggerak
Pelumas : menggunakan vet graphite (vet khusus yang telah terisi dari pabrik
pembuat poros) (constant velocity)
Penggunaan : sambungan dalam poros penggerak
Pelumas : menggunakan vet graphite (vet khusus yang telah terisi dari pabrik
pembuat poros)

5. Bantalan Poros Penggerak Aksel Rigid


5.1. Setengah bebas memikul (semi floating)
Bantalan dipasang antara pipa aksel dengan poros penggerak aksel dan roda langsung
dipasang pada ujung poros

Konstruksi sederhana dan murah, jenis ini biasanya sering digunakan pada mobil sedan,
station dan jeep.
5.2. Tiga perempat bebas memikul (three quarter floating)

Bantalan dipasang antara pipa aksel dengan roda dan poros penggerak aksel tidak
langsung memikul berat kendaran, maka :
Jenis ini biasanya digunakan pada truk ringan dan jarang digunakan.
5.3. Bebas memikul (full floating)

Naf roda terpasang kokoh pada pipa aksel melalui dua buah bantalan dan poros
penggerak aksel hanya berfungsi menggerakan / memutar roda sehingga ;
Konstruksi ini paling aman / baik karena poros penggerak tidak menahan berat dan gaya
ke samping kendaraan. Mahal dan banyak digunakan pada mobil berat (missal : truk dan
bus)
5.4. sd

Anda mungkin juga menyukai