Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)


DI RS JEMBER KLINIK
JEMBER

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Praktek Kebidanan Stase 10
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal dan Kolaborasi pada
Kasus Patologi dan Komplikasi

Disusun Oleh :
NIKI WINDASARI
NIM. P17312205104

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Stase Kegawatdaruratan Maternal Neonatal


dan Kolaborasi pada Kasus Patologi dan Komplikasi
dengan Judul BBLR di RSU Kaliwates Jember

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal

Persepti

Niki Windasari
NIM. P17312205104

Menyetujui,

Perseptor Akademik

Jenie Palupi, S.Kp., M.Kes


NIP. 196906191993032001
1. PENGERTIAN
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram (Pantiawati.2011). Istilah premature telah diganti
menjadi BBLR oleh WHO sejak 1960, hal ini karena tidak semua bayi
dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi yang
premature

2. ETIOLOGI
Menurut Proverawati (2011), beberapa penyebab terjadinya BBLR adalah
a. Faktor ibu
1) Gizi yang kurang saat hamil
2) Usia
3) Pendidikan
4) Sosial ekonomi
5) Paritas ibu
6) Sebab lain adalah ibu perokok
b. Faktor janin
1) Hamil ganda atau gemeli
2) Hidramnion
3) Cacat bawaan
4) Infeksi dalam rahim
c. Faktor lingkungan
1) Terkena radiasi
2) Terpapar zat beracun

3. KLASIFIKASI BBLR
Menurut Proverawati dan Ismawati (2011) terdapat beberapa cara
mengelompokkan bayi BBLR yakni :
a. Menurut harapan hidupnya
1) Bayi Berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram
2) Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) dengan berat lahir
1000-1500 gram.
3) Berat Badan Ekstrim Rendah (BBLER) yaitu bayi dengan
berat lahir kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1) Prematuritas murni adalah masa gestai kurang dari 37
minggu dan berat badan nya sesuai dengan berat badan untuk
masa gestasi nya, disebut juga Neonatus Kurang Bulan
Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK).
2) Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan tidak
seharusnya untuk masa gestasi itu. Berat bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang
kecil masa kehamilan (KMK).

4. MANIFESTASI KLINIK
a. Menurut Proverawati dan Ismawati (2011), BBLR menunjukkan
belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaanya lemah,
yaitu :
1) Tanda-tanda bayi kurang bulan (NKB)
2) Kulit tipis dan mengkilap
3) Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan
terutama pada punggung
4) Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik
5) Pada bayi perempuan, labia mayora belum menutupi labia
minora
6) Pada bayi laki-laki, skrotum belum banyak lipatan, testis
kadang belum turun
7) Kadang disertai dengan pernafasan yang tidak teratur
8) Aktivitas dan tangisan lemah
9) Refleks menghisap dan menelan tidak efektif atau lemah
b. Tanda-tanda bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
1) Kulit keriput dan lemak bawah kulit tipis
2) Pada bayi perempuan, labia mayora menutupi labia minora
3) Pada bayi laki-laki, testis sudah turun
4) Gerakan cukup aktif, tangisan cukup kuat
5) Refleks menghisap kuat

5. PENCEGAHAN

Menurut Pantiawati (2011) mengatakan bahwa ada beberapa


langkah yang penting dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya
BBLR, diantaranya adalah :
a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4
kali dalam selama kurun waktu kehamilan dan dimulai sejak
umur kehamilan masih muda. Jika ditemukan ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor resiko yang bisa melahirkan bayi
dengan BBLR misal faktor risiko ibu hamil KEK dan juga
anemia, maka harus segera dilaporkan, dipantau, dan bila perlu
dilakukan rujukan pada fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
b. Meningkatkan penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan
perkembangan janin didalam rahim, pemenuhan gizi yang
seimbang, tanda bahaya kehamilan, serta perawatan diri selama
hamil agar dapat menjaga kesehatannya dan menjaga kesehatan
janin yang dikandung dengan baik.
c. Hendaknya ibu dapat merencanakan kehamilannya pada kurun
usia reproduksi sehat yakni usia 20-34 tahun.
d. Bila perlu, dibutuhkan kerjasama lintas sektor untuk turut
berperan dalam meningkatkan akses terhadap pemanfaatan
layanan pemeriksaan kehamilan dan turut serta meningkatkan
status gizi ibu selama hamil.
Pe
le rm
2.1.1
b ih ukPathway
lu aan
as tu Prematuritas
bu Dismaturitas
h
re
la
tiv
e
Ba
(B yi l Retardasi pertumbuhan
Faktor ibu: Umur (20 th) BL aFaktor placenta: Penyakit Faktor janin: Kelainan
R/ hir intra uterin
Paritas, Ras, Infertilitas, B p
Bvaskuler,
LS rem kehamilan ganda, kromosom, Malformasi,
Riwayat kehamilan tak baik, R) a t TORCH, kehamilan
ur
e
Rahim abnormal,

Berat badan < 2500

Pr
em
at
ur
ita
s
Fungsi organ-organ belum baik
Kehilangan panas

Resiko infeksi
Resiko
Ketidakseimbangan
Reflek menelan belum
sempurna

Pertumbuhan dinding dada


Ketidakseimbangan nutrisi belum sempurna
kurang dari kebutuhan tubuh Vaskuler paru imatur

Sumber: Nanda jilid 2 (2015)


Ketidakefektifan
Gambar 2.1 Pathway polanafas
7. PENATALAKSANAAN

Penanganan BBLR menurut Prawirohardjo (2013)

a. Mempertahankan suhu dengan ketat


Bayi dengan BBLR sangat mudah sekali mengalami hipotermi,
sehingga suhu tubuh nya harus diperhatikan secara ketat
b. Mencegah infeksi dengan ketat
Pada bayi BBLR sangat rentan terkena infeksi, untuk itu prinsip
pencegahan infeksi harus diperhatikan misalnya cuci tangan sebelum
memegang bayi
c. Pengawasan nutrisi / ASI
Reflek menelan yang belum sempurna, untuk itu pemberian nutrisi
harus dilakukan dengan cermat
d. Penimbangan ketat
Penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat karena
perubahan berat badan pada bayi BBLR mencerminkan kondisi
gizi/nutrisi bayi yang erat kaitannya dengan daya tahan tubuh.
Kebutuhan cairan pada bayi baru lahir 120-150 ml/Kg/hari atau 100-
120 cal/kg/hari. Pemberian dilakukan bertahap sesuai kemampuan bayi
untuk segera mungkin mencukupi kebutuhan cairan atau kalori.

8. KOMPLIKASI
Menurut Pantiawati (2011), komplikasi yang bisa timbul pada bayi berat
badan lahir rendah adalah :
a. Hipotermia
Suhu normal dan stabil pada bayi yakni 36-370C, segera setelah
bayi lahir dihadapkan pada suhu yang relatif rendah. Perbedaan
suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi.
Selain itu hipotermi bisa terjadi karena kemampuan untuk
mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi
panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-otot yang belum
cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya
sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif
lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga mudah
kehilangan panas. Menurut Meihartati (2018), tanda klinis
hipotermi sebagai berikut:
1) Suhu tubuh dibawah normal
2) Bayi tidak mau menetek dan tampak lesu
3) Tubuh bayi terasa dingin
4) Aktivitas berkurang
5) Sianosis
6) Akral dingin
b. Hipoglikemi
Tanda klinis hipoglikemi sebagai berikut :
1) Gemetar atau tremor
2) Sianosis
3) Apatis
4) Kejang
5) Kelumpuhan atau letargi
c. Perdarahan intracranial
Menurut Pantiawati (2011), trauma lahir dan trombositopenia
idiopatik merupakan penyebab terjadinya perdarahan intracarnial.
Tanda klinis nya sebagai berikut :
1) Kegagalan umum untuk bergerak normal
2) Reflek moro menurun atau bahkan tidak ada
3) Tonus otot menurun
4) Pucat dan sianosis
5) Apneu
6) Kejang
7) Kelumpuhan
9. DAFTAR PUSTAKA

Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan penyulit pada neonatus.


Jakarta: Trans Info Medika.
Pantiawati, Ika. 2011. Bayi dengan BBLR. Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT B ina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Proverawati, Atikah & Ismawati, S. 2011. BBLR : Berat badan lahir rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan kebidanan, persalinan dan bayi baru
lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai