Anda di halaman 1dari 21

DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

KOMPATIBILTAS ISLAM DALAM MENGHADAPI TANTANGAN


DUNIA MODERN
Dosen Pembimbing: Bapak Hirlan, M. Pd.

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5:

NAMA NIM

SUHERJAN TONI 2102060126

NURUL BIDIAH 2102060100

IMAM GAZALI 2102060060

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah. Tuhan Yang Maha Kuasa yang
senantiasa melimpahkan Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah pendidikan agama islam yang berjudul "Kompatibilitas Islam Dalam
Menghadapi tantangan Dunia Moderen".

Shalawat dan salam kami ucapkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. yang
telah membawa umat manusia kealam yang penuh rahmat ini.

Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat bapak Hirlan,
M.Pd. selaku dosen pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama
Islam, juga kepada semua sahabat – sahabat yang telah memberikan dukungan kepada kami
dalam menyelesaikan makalah ini.

Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua serta menjadi tambahan informasi mengenai Agama islam di Era Modern.

Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kami menerima kritik serta saran yang konstruktif
guna kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata
yang kurang berkenan dan banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga bermanfaat. Amin.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................. i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Addinul Islam Rahmatan Lil Alamin ........................................................................ 3


2.2 Karakteristik ajaran islam ......................................................................................... 4
2.3 Masyarakat islam modern .......................................................................................... 5
2.4 Dinamika islam dalam dunia modern ....................................................................... 7
2.5 Konsep ajaran islam dalam dunia modern, (memahami konsep islam tentang Iptek,
Ekonomi, Politik, Seni - Budaya dan pendidikan.) .................................................. 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 16

3.2 Saran ............................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di Era modern seperti saat ini umat Islam sering dihadapkan pada sebuah tantangan,
di antaranya adalah menjawab pertanyaan tentang di mana posisi Islam dalam kehidupan
modern, serta bentuk Islam yang bagaimana yang harus ditampilkan guna menghadapi
modernisasi terlebih dalam aspek kehidupan seperti di bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pendidikan. Tentu saja hal ini merupakan
persoalan yang masih relevan di perbincangkan sampai saat ini mengingat duia modern
secara universal telah mengubah seluruh kehidupan manusia termasuk pola pikir dalam
beragama.
Memandingkan dunia barat yang secara permanen di kendalikan oleh ledakan sains
dan teknologi, dengan dunia islam yang sebagian masih terpaku pada masa – masa
gemilang, apakah islam dan kaum muslimin akan ikut serta dalam kereta kemajuan?.
Untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut umat Islam harus melakukan
penyesuaian yang cermat terhadap dunia modern tanpa mengabaikan prinsip-prinsip dasar
ajaran islam. umat islam harus menentukan sikap, di samping meninggalkan sikap
defensif, umat islam harus mengambil langkah opensif.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam makalah ini akan membahas tentang
kompatibilitas islam dalam menghadapi dunia modern.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang membuat islam mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman?
2. Apa Pengertian modern?
3. Bagaimana Dinamika islam di era modern?
4. Bagaimana pandangan dan konsep islam dalam iptek, ekonomi, politik, seni – budaya
dan pendidikan dalam dunia modern?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah dapat kami simpulkan bahwa tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
1. Menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
2. Untuk Memahami pengertian dari Modern
3. Untuk mengetahui apa saja tantangan dan dinamika masyarakat islam pada era
modern

1
4. Untuk memahami ajaran – ajaran islam pada era modern
5. Untuk menambah wawasan tentang konsep – konsep islam pada era modern
D. Manfaat Penulisan
1. Di harapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengatahuan dan
pemahaman tentang islam saat ini.
2. Di harapkan dari penulisan makalah ini dapat meningkatkan iman dan keyakinan kita
sebagai umat islam dengan tetap berpegang teguh pada perinsip – prinsip ajaran islam
dalam upaya menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman yang begitu cepat dan
menjawab tantangan – tantangan yang ada di kehidupan modern.
3. Di harapkan dari penulisan makalah ini bisa memotivasi kita sebagai umat islam
untuk mengembangkan kemampuan dan daya saing di zaman modern.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Addinul Islam Rahmatan Lil Alamin

Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang berarti kasih sayang bagi semesta alam,
yang pada dasarnya ajaran ini sudah kuat dalam al-Qur’an dan hadits. Sebagaimana firman
Allah SWT.dalam surat al-Anbiya ayat 107 “dan tiadalah kami mengutus kamu melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (Rahmatan Lil Alamin). Ayat tersebut
menegaskan bahwa islam adalah rahmat bagi manusia baik yang beragama muslim maupun
non muslim.

Dalam konteks islam rahmatan lil alamin islam telah mengatur tata hubungan
menyangkut aspek tologis, ritual, sosial dan humanitas. Dalam segi teologis islam memberi
rumusan yang harus di yakini oleh setiap pemeluknya, namun dalam konteks kehidupan
sosial islam hanya berbicara mengenai ketentuan dasar atau pilar – pilarnya saja sebagai
pondasi umat untuk menjalani syariat islam dalam kehidupan sosial. Selebihnya islam
menganjurkan untuk melakukan ijtihad kepada pemeluknya untuk menerjemahkan
operasionalnya secara detail dan koprehensif pada kesepakatan dan pemahaman masing –
masing komunitas yang tentu memiliki keunikan berdasarkan keragaman lokal, nilai, dan
sejarah yang ada.

Entitas islam sebagai rahmatan lilalamin menjadi alasan bahwa islam mampu
beradapatasi dengan perkembengan zaman dan tetap relevan pada kehidupan modern. Sebab
perkembangan islam pada dasarnya hanya merupakan perubahan bentuk bukan substansi dari
ketentuan dan perinsip – prinsip ajaran islam itu sendiri. Sekarang tugas kita sebagai umat
islam, bagaimana hendaknya kita kita bersikap di tengah berbagai perubahan namun tetap
sesuia dengan ajaran agama. Seperti yang di jelaskan oleh prof. Quraish Shihab dalam video
berjudul islam segala zaman, beliau mengatakan “dalam beberapa hal agama islam lebih
banyak menetapkan subatansi bukan menetapkan bentuk. Misalnya tentang masjid yang
boleh di bentuk apa saja, asal memenuhi substansi sebagai tempat yang bersih dan bisa di
gunakan untuk sholat “(prof. Quraish Shihab, 3:04) 1.

1
Prof.M.Qurais Shihab, dalam video “shihab dan Shihab,Islam Segala Zaman”,Najwa Shihab ,Di unggah pada 27
Juli 2018, video youtube, 7:07, https:youtu.be/94ug0ZJXmeU,3:04, di akses pada tanggal 12 november 2021

3
Sebagaimana yang diyakini oleh banyak pakar, bahwa dunia ini tanpa terkecuali sedang
mengalami proses mofdernisasi. Menurut ajaran Islam, perubahan adalah bagian dari
sunnatullâh dan merupakan salah satu sifat asasi manusia dan alam raya secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, Maka suatu kewajaran jika manusia, kelompok masyarakat dan lingkungan
hidup mengalami perubahan. Islam yang merupakan agama rahmatan lil`alamin sebagai
agama yang karakteristik ajarannya sesuai untuk setiap masa dan tempat, tentunya
menyambut baik segala bentuk perubahan yang bersifat positif. Adapun karakteristik ajaran
islam antara lain

B. Karakteristik ajaran islam


1. Rasional.
ajaran Islam adalah ajaran yang sesuai dengan akal dan nalar rnanusia. Dalam ajaran Islam
nalar rnendapat tempat yang tinggi sehiingga salah salah satu cara untuk mengetahui sahih
atau tidaknya sebuah hadis dari sisi rnatan dan sanad adalah sesuai dengan akal, Hadis yang
sahih pasti rasional. Sebaliknya. hadis yang tidak rasional itu menjadi indikator bahwa hadis
itu tidaks sahih. Betapa banyak ayat – ayat Al-Quran yang menyuruh kepada kita untuk
menggunakan akal dalam sikap beragama. Demikian pula, hadis nabi menyuruh urnat islamn
menggunakan akal.
2. Sesuai dengan fitrah manusia.
Tidak ada satu pun ajaran slam yang tidak sesuai dangan fitrah manusia. Orang beragama
(ber-Islam) berarti ia hidup sesuai dengan fitrah. sebaliknya, orang yang tidak beragama
berarti menjalani hidup tidak sesuai dengan fitrah. Orang yang menjalani hidup tidak sesuai
dengan fitrah maka ia hidup dalam ketakutan, kegalauan, ketidakpastian, dan kebimbangan.
3. Tidak mengandung kesulitan
Ajaran islam tidak mengandung kesulitan dalam segala aspeknya. Sebaliknya islam itu
mudah dan masih dalam batas kekuatan kemanusiaan. Tidak ada aspek ajaran islam yang
dalam pelaksanaannya di luar kemampuan manusia. Sesuai dengan Alqur’an surat albaqarah
yang artinya “Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan dalam
beragama” (QS Al-Baqarah/2:185)
4. Tidak mengandung banyak taklif
Kerangka dasar ajaran islam hanya tiga pilar yaitu aqidah, syariat, dan hakikat (atau biasa
di sebut akhlak). Landasan ketiga pilar ini adalah iman, islam, dan ihsan. Secara keilmuan,
ketiga pilar tadi dapat di pisahkan yaitu dari akidah lahir ilmu akad, ilmu tauhid atau ilmu
kalam, dari syariat lahir ilmu syari’at atau ilmi fikih (hukum islam). Adapun dari hakikat lahir

4
ilmu tasawuf atau di sebut juga ilmu hakikat atau ilmu akhlak. Ketiga pilar tadi dalam
aktualisasinya tidak bisa di pisahkan tapi harus terintegraasi.
5. Bertahap
Ajaran islam di turunkan Allah kepada Rasulullah secara bertahap. Demikian juga proses
pembumiannya di tengah masyarakat pada saat itu juga bertahap. Contohnya proses
pengharaman minman keras kepada masyarakat arab yang pada waktu itu minuman keras
telah menjadi gaya hidup dan budaya mereka. Secara bertahap islam menggantikannya dan
pada akhirnya kebiasaan buruk itu di tinggalkan oleh masyarakat arab secara bertahap pula
dengan kesadaran penuh.

C. Masyarakat islam modern


Istilah modern secara bahasa berarti baru, kekinian, akhir, up-todate atau semacamnya.
Bisa dikatakan sebagai kebalikan dari lama, kolot atau semacamnya 2. Istilah modern ini
terutama ditujukan untuk perubahan peradaban, yakni dari peradaban yang bersifat telah lama
menjadi peradaban yang bersifat baru. Kata modern diwakili dengan makna “terbaru” atau
“Mutakhir” atau sikap dan cara berfikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
Jika kata modern disebut dengan modernisme, maka kata ini berarti gerakan yang bertujuan
menafsirkan kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dengan aliran-aliran modern
seperti filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan. Lalu bagaimana dengan islam modern, yang
bersifat modern adalah berkaitan dengan pemikiran komunitas masyarakat islam yang
mencoba newujudakan ajaran islam itu dalam sistem sosial, bukan pokok – pokok ajaran atau
subtansi dari hukum islam itu sendiri. Masyarakat Islam Modern berarti corak pemikiran
dalam Islam yang mengalami pembaharuan dan berlaku sesuai dengan tuntutan zaman.
1) Istilah pembaharuan dalam islam
Banyak istilah yang digunakan terkait dengan Pembaharuan dalam islam antara lain: Tajdid,
islah, reformasi, ashriyah, Modernisasi, revivalisasi, dan resurgensi.
a. Tajdid sering diartikan sebagai Islah dan Reformasi yang berarti menghidupkan
dan membangkitkan kembali ilmu dan amal sebagai mana yang terkandung dalam Al-
Qur’an dan Sunnah.
b. Istilah Modernisasi atau Ashriyah berarti menyesuaikan kembali paham-paham lama atau
adat istiadat dan institusi-institusi lama yang tidak sesuai lagi dengan semangat
perkembangan sains dan teknologi modern.
c. Istilah revivalisasi berarti bangkit kembali dan berorientasi ke masa lampau sedangkan

2
A. Qodri Azizy, Melawan Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 5.

5
d. resurgensi ialah bangkit kembali dan berorientasi ke masa depan.

2) Dampak positif dan negatif modernisasi di masyarakat


Sudah semestinya setiap perubahan memiliki dampak bagi kehidupan masyarakat baik
positif maupun negatif, begitu juga dengan moderenisasi. Modernisai dalam bidang apapun
itu, selalu bersifat dialektik. Dalam artian bahwa modernisasi di satu sisi menawarkan
keuntungan dan kemudahan, akan tetapi disisi lain juga membawa pada implikasi-implikasi
negatif. Beberapa dampak dari modernisasi antara lain:
1. Dampak positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap.
Adanya modernisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semula irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik. Dibukanya industri yang memproduksi alat-
alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha
mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
a. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa
tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa
bahwa mereka adalah makhluk sosial.
b. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang
dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam urang
pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial.
c. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

6
D. Dinamika islam dalam dunia modern
Modernisasi memang sangat luas artinya, mencakup proses memperoleh citra baru seperti
citra tentang arah perubahan atau citra tentang kemungkinan perkembangan.3 Namun dalam
proses tersebut memerlukan kesiapan dan kesanggupan kita sebagi umat islam yang dimana
kita dihadapkan pada masalah modernisasi yang semakin kompleks seperti sekarang ini,
maka tantangan kita untuk bisa memfilter semua itu dan tetap menjaga kemurnian akidah dan
kemantapan iman serta bagaimana kita tetap menjaga keutuhan agama Islam.
Salah satu bentuk dari dinamika islam dalam merespon perubahan dunia modern adalah
terbaginya islam menjadi beberapa komunitas. Dalam kajian modern tentang sejarah umat
Islam ditemukan bahwa, meskipun berdasarkan pada agama yang sama, para pemeluk Agama
ini memiliki pemahaman yang berbeda, dan seringkali perbedaan itu memicu persaingan dan
konflik, di dalam menghadapi tantangan modernitas.4 Komunitas tersebut antara lain
tradisionalis-konservatif, radikal - puritan (fundamentalis), reformis-modernis, dan sekuler-
liberal.
1. Komunitas tradisional – konservatif
Komunitas tradisionalis-konservatif adalah mereka yang menentang kecenderungan
pembaratan (westernizing) yang terjadi pada beberapa abad yang lalu atas nama Islam,
seperti yang dipahami dan dipraktekkan di kawasan-kawasan tertentu. Kelompok ini
juga ingin mempertahankan beberapa tradisi ritual yang di praktikkan oleh beberapa
ulama salaf. Para pendukung orientasi ideologis semacam ini bisa ditemukan khususnya
di kalangan penduduk desa dan kelas bawah.5
2. Radikal - puritan (fundamentalis)
Kelompok radikal – puritan adalah kelompok yang memandang bahwa konsepsi
tradisional memiliki kelemahan dalam menghadapi modernisasi.6 Kaum radikal-puritan
adalah kelompok yang juga menafsirkan Islam berdasarkan sumber sumber asli yang
otoritatif, sesuai dengan kebutuhan – kebutuhan kontemporer (mengikuti zaman). tapi
mereka sangat keberatan dengan tendensi modernis untuk membaratkan Islam.
Kelompok ini melakukan pendekatan konsevatif dalam melakukan reformasi
keagamaan, bercorak literalis, dan menekankan pada pemurnian doktrin (purifikasi).
Bagi kelompok radikal – Puritan syariah memang fleksibel dan berkembang untuk

3
Robert H. Lauer, Perspektif Tentang Perubahan Sosial, terj. Alimandan SU, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
414.
4
Ronald Alan Lukens Bull, A Peaceful Jihad: Javanese Islamic Education and Religious Identity Construction,
(A Dessertation for the Degree Doctor of Philosophy in Arizona State University, 1997), 38.
5
William Shepard, Fundamentalism; Christian and Islamic, Religion, XVII, (t.t.: t.p., 1987), 355-378.
6
4 Andrew Rippin, Muslim, (New York: Routledge, 1993), 19.

7
memenuhi kebutuhan yang terus berubah, tetapi penafsiran dan perkembangan harus
dilakukan melalui cara Islam yang murni. Maka mereka mengkritik gagasan-gagasan
dan praktek-praktek kaum tradisional.7 Kelompok ini juga bisa disebut sebagai
kelompok fundamentalis, meskipun ada yang menolak penyebutan tersebut, dengan
alasan bahwa kelompok fundamentalis lebih keras dalam menolak pembaratan dan
lebih bersikap konfrontasional dibandingkan kelompok di atas, lebih-lebih kelompok
fundamentalis lebih cenderung untuk menjadikan Agama sebagai doktrin politik dalam
kehidupan bermasyarakat.
3. Komunitas reformis-modernis
Kelompok reformis-modernis adalah kelompok yang memandang Islam sangat
relevan untuk semua lapangan kehidupan, publik, dan pribadi. Bahkan mereka
menyatakan bahwa pandangan-pandangan dan praktek tradisional harus direformasi
berdasarkan sumber-sumber asli yang otoritatif, yakni Alqur’an dan Sunnah. dalam
konteks situasi dan kebutuhan kontemporer. Pemikiran Islam modern ini merupakan
pemikiran yang memiliki kecenderungan untuk mengambil beberapa pemikiran Barat
yang modern, rasional bahkan liberal.8 Atau menafsirkan Islam melalui pendekatan
rasional untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. 9

Meskipun komunitas Islam di dunia ini sangat beragam, di sana hanya ada satu Islam,
yang beragam hanya bentuk interpretasi dari masing-masing pemeluknya terhadap ajaran
Islam itu. Sifat tradisional dari sebuah Agama adalah bahwa ia di wujudkan dalam
kecenderungannya kepada Yang Maha Kuasa, yang didasarkan pada kesatuan tentang Yang
Maha Suci, dan memandang Yang Maha Kuasa sebagai sesuatu yang tidak bisa berubah dari
masa lampau hingga sekarang. Sesungguhnya yang menjadi perdebatan di antara beberapa
kelompok di atas bukanlah tentang pokok-pokok ajaran Agama itu sendiri, akan tetapi
bagaimana menafsirkan ajaran Islam itu di dalam sistem kehidupan sosial.

E. Konsep ajaran islam dalam dunia modern, (memahami konsep islam tentang
Iptek, Ekonomi, Politik, Seni - Budaya dan pendidikan.)

1. Konsep Islam Dalam IPTEK

7
Ahmad Jaenuri, Ideologi Kaum Reformis, (Surabaya: LPAM, 2002), 48-49.
8
Daniel Brown, Rethinking Tradition in Modern Islamic Thought, (Cambridge: Cambridge University
Press, 1996).
9
Ahmad Hasan, The Doctrine of IMPD·LQ,VODP, (Islamabad: Islamic Research Institute, 1976), 227.

8
Dalam pandangan islam, ilmu pengetahuan dan telnlogi (iptek)sangat urgen bagi
kehidupan manusia. Tanpa menguasai iptek manusia akan tetap dalam lumpur kebodohan,
keterbelakangan dan kemiskinan. Penguasaan manusia terhadap iptek dapat mengubah
eksistensi manusia dari yang semula manusia sebagai abdullah saja menjadi khalifatullah.
Oleh karena itu, Islam menetapkan bahwa hukum mempelajari ilmu pengetahuan dan
tekhnologi adalah wajib. Kita sudah mengalami sendiri betapa besar manfaat iptek bagi
kehidupan.
Tanpa menguasai iptek, umat manusia akan mengalami banyak hambatan dan kesulitan
dalam menjalani kehidupan di jagat ini. Pada zaman modern, seperti sekarang ini, ukuran
maju tidaknya suatu bangsa justru di ukur dari penguasaan bangsa itu terhdap iptek. Jika
suatu bangsa itu mampu menguasai iptek, maka bangsa tersebut di kategorikan sebagai
bangsa yang maju, sebaliknya, jika suatu bangsa itu tertinggal dalam penguasaan iptek, maka
bangsa itu di pandang sebagai bangsa yang belum maju atau biasa di sebut sebagai bangsa
tertinggal atau di sebut bangsa berkembang. Supaya bangsa indonesia masuk kedalam
kelompok bangsa yang maju, maka anda sebagai mahasiswa wajib berusaha sekuat tenaga
untuk menguasai iptek dan mengejawantahkan iptek utuk kemaslahatan umat manusia.
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan yang didasarkan rasional atau akal dan
iman. Ayat-ayat al-Qur·an banyak memberi tempat yang lebih tinggi kepada orang yang
memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia jangan pernah merasa
puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan pengetahuan yang
dimilki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang ada di
dunia.sebagaimana firmsn Allah S.W.T dalam Al-qur’an“Dan seandainya pohon-pohon di
bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta, ditambahkan kepada tujuh laut (lagi) sesudah
keringnya,niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat allah. Sesungguhnya allah
maha perkasa lagi maha bijaksana” (QS Luqman: 27).
2. Konsep Islam Dalam Bidang Ekonomi
Prinsip ekonomi konvensional berbeda dengan prinsip ekonomi islam. Ekonomi.
Ekonomi konvensional berprinsip “bermodal sekecil – kecilnya untuk mendapakan
keuntungan sebesar besarnya.” Namun dalam Islam, ekonomi adalah berkorban secara tidak
kikir dan tidak boros dalam rangka mendapat keuntungan yang layak. Denagan demikian
pengorbanan yang tepat harus sesuai dengan keperluan yang sesungguhnya sehingga mutu
produksi dapat terjamin.

9
Setelah perang dingin antara blok timur dan blok barat berakhir, system ekonomi
cenderung ke arah liberal walaupun Sebagian Negara memilih untuk menggunakan system
ekonomi sosialis. Namun kedua system tersebut sangat rentan terjadinya monopoli
keuntungan. Oleh sebab itu sistem ekonomi islam tidak mengikiuti keduanya. Islam
mempunyai system ekonomi tersendiri yang lebih mengedapkan keuntungan bersama dan
mengharamkan riba dalam transaksi.
keuntungan monopoli tidak di perbolehkan dalam islam. Oleh karena itu kesepekatan
dalam ekonomi islam harus jelas dan keuntungan harus sewajarnya serta yang paling penting
tidak merugikan orang lain. Salah satu system ekonomi dalam islam yang kita kenal adalah
system murabahah. Menurut para fuqaha Murabahah adalah: menjual barang dagangan
dengan harga dasar yang jelas dan keuntungannya yang jelas pula bagi kedua belah pihak.
Jadi dari teori diatas dapat dipahami bahwa murabahah itu suatu transaksi jual beli antara
pedagang dan pembeli secara kontan/cash terhadap suatu barang, dimana pembeli mengetahui
persis berupa modal dan keuntungan pengusaha/ pedagang dalam jual beli barang itu.
Perekonomian masyarakat luas, bukan hanya masyarakat muslim akan menjadi baik bila
menggunakan kerangka kerja atau acuan system ekonomi Islam sebagaimana firman Allah
SWT dalam surat Al – Baqarah yang artinya,
1. “ .... Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu
berkeliaran di mukabumi dengan berbuat kerusakan” Al-Baqarah 60).
2. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagimu. (Al-Baqarah: 168).

Ayat-ayat di atas merupakan penentuan pikiran dari pesan Al-Qur’an dalam bidang ekonomi,
silahkan berusaha untuk mencari kebutuhan hidup secara halal lagi baik dan jangan sekali-
kali menghalalkan segala cara untuk mencari kesenangan hidup. Inilah yang membedakan
sistem ekonomi Islam dengan perekonomian konvensional yang menggunakan prinsip Self
Interest (Kepentingan Pribadi) sebagai dasar perumusan konsepnya.10

Sisi-sisi modernisasi ekonomi Islam dewasa ini terlihat jelas mencuat dalam pandangan
para ekonomi muslim terhadap riba. Sekalipun Ijma’ ulama telah memutuskan baik riba
nasiah maupun riba Fadhil hukumnya adalah haram, 11 namun ekonomi muslim melihat

10
Muhammad Syafi’i Antoni, Bank Syari’ah Suatu Pengenalan Umum, Tazkia Insititue, Hal 26.
11
Syed Nawab Haidar.

10
bahwa riba fadhal tidak bisa diharamkan karena riba fahdal adalah sama dengan “interest”
dan “usery” (jasa/kemantangan). 12

Dalam sitem ekonomi modern dikenal adalah “interest”, kedua sistem keuangan ini
adalah para ulama menyamakan dengan riba yang dikenal pengharamannya dalam Islam,
dengan demikian, karena riba diharamkan, maka haram pulalah, terhadap interest dan usury,
sedangkan simple interest adalah tidak termasuk dalam katagori riba. Lebih lanjut,
Muhammad Kamal Azhar, menjelaskan bahwa interest yang diambil dari pinjaman produktif
bukanlah riba, tapi merupakan keuntungan, sedangkan interest yang yang diambil dari
pinjaman komsumtif, tidak kecuali berapapun jumlahnya adalah termasuk dalam katagori
riba. 13

Golongan reformist pada kurun 18 Masehi, berpendapat bahwa pemberi pinjaman berhak
menerima pengembalian uangnya yang dipinjmkan. Sejumlah uang pinjaman dan kelebihan
pengembalian yang diperoleh, tidak termasuk dalam kategori usury akan tetapi dianggap
sebagai faedah, karena harga atau premei yang dibebankan kepada nilai uang sekarang untuk
dibawa pada masa akan datang, sementara dikatakan usury, sekiranya pengembilan kadar
faedah yang berlebihan atas pinjaman.

3. Pandangan Islam tentang politik


Politik dalam islam disebut siyasah. Siyasah merupakan bagian yang tak terpishakan dari
fikih islam. Politik secara global membahas masalah – masalah ketatanegaraan, hokum
internasional, dan hukum yang mengatur politik keuangan Negara.
a. Hukum tata Negara
Hukum tata Negara yang dalam islam di sebut Siyasah dustruiyah adalah adalah suatu
politik yang mengkaji materi tentang cara dan metode suksesi kepemimpinan, keriteria
seorang pemimpin, hokum mewujudkan kepemimpinan politik, pembagian kekuasaan
(esekutif, legislative dan yudikatif), institusi pertahanan keamanan, institusi penegakan
hukum dan hal – hal lain yang berhubungan dengan Negara.
b. Hukum politik yang mengatur hubungan internasional
Selanjutnya dalam islam di sebut siyasah dauliyah objek kajiannya adalah hubungan
antar Negara islam dengan sesama Negara islam, hubungan antar Negara islam dengan

12
Muhammad Kamal Azhar, Bank Islam Teori dan Praktis, Fajar, K. Lumpur, hal. 57.
13
Sudin Harun, Prinsip dan Operasi Perbankan Islam, Bangi, K. Lumpur, 1996,hal. 189.

11
Negara non-muslim, hubungan bilateral dan multilateral, hukum perang dan damai,
genjatan senjata, hukum kejahatan perang dan lain – lain.
c. Hukum politik yang menagtur keuangan Negara
Hukum politik yang menagtur keuangan Negara atau Siyasah maliyah adalah politik
yang membahas konten tentang sumber – sumber keuangan Negara, perencanaan
anggaran Negara dan penggunaannya, pengawasan dan pertanggungjawaban
penggunaan keuangan Negara dan pilantropi islam,

Sistem Politik dapat berguna dengan baik bagi seluruh lapisan mayarakat apabila para
politikus atau pelakuu politik menjadikan nilai – nilai ilahi dalam proses dan tujuannya.
Contoh yang bisa kita lihat adalah kekacauan di berbagai Negara afrika, Timur tengah, Eropa
timur, asia selatan dan Negara lain – lainnya. Nilai – nilai ilahi yang terkandung dalam fikih
siyasah (di sebut prinsip- prinsip siyasah) sepertinya tidak lagi di jadikan etika dalam
berpolitik. Islam mempuyai prinsip – prinsip siyasah antara lain:

1. Al – Amanah
Kekuasaan adalah amanah atau titipan tuhan. Amanah tidak bersifat permanen,
sewaktu – waktupemilik yng sebenarnya dapat mengambilnya. Setiap yang di beri
amanah di mintai pertanggungjawaban. Nabi Muhammad S.A.W bersabda, “setiap
kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan di mintai pertanggungjawaban
menyangkut kepemimpinannya dan rakyat yang di pimpnnya” (Mutafaq alaih)
2. Al – Adalah
Kekuasaan harus di dasarkan atas perinsip keadilan. Kekuasaan dalam
pandangan islam bukanlah tujuan. Tujuan kekuasaan, menurut al – mawardi adalah
menjaga agama, mewujudkan kesejahteraan, dan keadilan umat. Kekuasaan harus di
jalankan diatas landasan keadilan dan untuk menegakkan keadilan agar tujuan utama
tercapai yaitu kesejahteraan umat.
3. Al – Hurriyah
Al – Hurriyah artinya kemerdekaan dan kebebasasn. Kekuasaan harus di
bangun atas dasar kemerdekaan dan kebebasan rakyat yakni kemerdekaan dalam
berserikat, berpolitik, dan dalam menyalurkan aspirasinya. Adapun kebebasan adalah
kebebasan dalam berfikir dan berkreasi dalam segala aspek kehidupan.
4. Al – Musawah
Al – Musawah secara etimologis artinya kesetaraan, kesamaan. Siyasah harus
di bangun si atas fondasi kesamaan dan kesejahteraan. Semua warhga Negara berhak

12
mempunyai hak dan ewajiban yang sama terhadap Negara dan berkedudukan yang
sama di mata hukum. Tidak boleh ada deskriminasi karean gender, ras, agama dan
kekuasaan dalam politik, ekonomi, budaya, hukum, dan lain – lain. Negara harus
menjamin semua warga negaranya merdeka dalam berpolitik dan bebas dalam
khendak dan tindakan dalam menuju kemaslahatan umat.
5. Tabadul al- ijtima.
Tabadul al- ijtima artinya tnggung jawab social. Politik dalam islam tidak
lepas dari tanggung jawab social. Secara individual, kekuasaan merupakan sarana
untuk mendapatkan kesejahteraan bagi para pelakunya, mewujudkan kesejahteraan
bersama. Tanggung jawab social dapat di wujudkan dalam bentuk pengaturan
piantropi islam dengan baik.
4. Pandangan Islam tentang seni dan budaya
Seni merupakan ekspresi kesucian hati. Hati yang bening melahirkan karya seni yang
beradab, sedangkan hati yang kotor tentu melahirkan karya seni yang tidak beradab. Hidup
dengan seni menjadikan hidup menjadi indah, damai, dan nyaman. Adapun hidup tanpa seni,
menyebabkan hidup menjadi kering, gersang, dan tldak nyaman. Seni itu
indah dan keindahan adalah sifat Tuhan. Cinta kepada keindahan berarti cinta kepada Tuhan.
Ini disebabkan Tuhan mencintai keindahan. Dengan cinta kepad tuhan, manusia mewujudkan
keindahan dalam kehdupan. Orang yang berusaha membumikan sifat tuhan dalam kehidupan
adalah manusia yang di sebu insan kamil.
Dalam dunia modern, seni menjadi bagian penting dalam modernitas. Dengan dukungan
penuh perangkat canggih. refleksi dan produk kesenian merambah ruang-ruang keluarga dan
masyarakat. Dengan membawa berbagai nilai baru. Seni dapat menjadi pisau bermata dua: di
satu sisi dapat menjadi pencerah jiwa manusia dalam kehidupan. di sisi lain dapat
mengancam nilai-nilai hakiki kemanusiaan, tergantung bagaimana cara setiap individu
memehami seni itu.
Islam sebagai agama yang rahmatan lil‟alamin memiliki prinsip dasar yang dijadikan
pegangan untuk mengembangkan bahkan menyesuaikan budaya setempat dengan agama
Islam.Rahmatan lil‟alamin merupakan kunci utama Islam dalam menjangkau berbagai
macam aspek kehidupan. Budaya menjadi salah satu aspek yang bisa dijangkau dan dibahas
oleh Islam, baik itu budaya tradisional maupun modern. Di samping itu, Islam sendiri sebagai
agama yang memiliki materi ajaran yang integral dan koferehensif, di satu sisi mengandung
ajaran utama sebagai syari'ah, juga memotifasi umat islam untuk mengembangkan seni
budaya yang mencerminkan nilai - nilai islam. seni budaya memperoleh perhatian yang serius

13
dalam islam karena mempunyai peran yang sangat penting untuk membumikan ajaran utama
sesuai dengan kodisi dan kebutuhan hidup manusia. Karna pada dasarnya seni budaya adalah
fitrah, kemampuan berseni dan berbudaya adalah salah satu perbedaan manusia dengan m
akhluk lain. Jika demikian islam adalah agama fitrah akan mendukung seni budaya selama
penampilannya lahir dan mendukung fitrah manusia yang suci itu, dan karena itu pula islam
bertemu dengan seni budaya dalam jiwa manusia, sebagaimana seni budaya di temukan oleh
jiwa manusia dalam islam.14
Menurut Prof. M Quraish shihab, seni budaya islam diartikan sebagai ekspresi tentang
keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam, hidup dan manusia yang mengantar
menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan (sesuai cetusan fitrah).15
5. Pandangan Islam tentang pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk memelihara kelanjutan
hidupnya (survival) sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat, berupa pewarisan
ilmu, nilai-nilai, budaya dan keterampilan dari satu generasi ke generasi yang lain dalam
rangka memelihara identitas peradabannya. Pemeliharaan identitas ini dimaksudkan agar
peradaban yang telah berkembang dan maju tidak hilang seperti peradaban-peradaban masa
kuno; Mesir, Romawi, Aztex dan lain-lain.16
Dalam perspektif Islam, pendidikan dimaksudkan untuk mencetak manusia-manusia yang
beribadah kepada-Nya serta dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalîfah Allah di muka
bumi. Kedua aspek tujuan pendidikan Islam ini diharapkan menghasilkan hamba-hamba
Allah yang berpengetahuan dan berkeahlian yang dapat memakmurkan bumi dan
memberikan kemanfaatan bagi seluruh penghuni bumi. Untuk mencapai maksud tersebut
diperlukan usaha sungguhsungguh, terencana, sistematis dan melembaga dengan cara
mempertahankan nilai-nilai ajaran Islam yang hanîf dan universal serta melakukan
pembaharuan-pembaharuan dalam berbagai aspek pendidikan Islam.17
Umat Islam pada masa sekarang menghadapi tantangan yang berat dari pihak luar yang
berimplikasi terhadap masa depan kehidupan beragamanya. Tantangan itu mulai dari
kolonialisme dan imperialisme yang menghasilkan benturan keras antara kebudayaan Barat
dengan ajaran/nilai-nilai Islam, sampai kepada materialisme, kapitalisme, industrialisme yang

14
0liver Leaman,”estetika islam : menafsirkan seni dan keindahan” terj.Irfan Abubakar,Islamic Aestetics,
(Bandung,Mizan,2005) halm. 3
15
Prof.M.Quraish Shihab, “islam dan kesenian“,dalam jabrohim dan sauidi berlian (ed),islam dan
kesenian,(Yogyakarta,MKM UAD Lembaga Litbang PP Muhammadiyah, 1995) hlm. 7 dan 193.
16
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam dalam Abad Ke 21 ( Jakarta: Pustaka alHusna Baru, 2003), hlm. 4.
17
Ini sejalan dengan kaidah ushûl fiqh yang yang juga dijadikan salah satu prinsip Islam Ahl al-Sunnah wa al-
Jamâ’ah , yaitu al-muhâfzhah ’alâ qadîm al shâlih wa alakhdz bi al- jadîd al-ashlah

14
telah berhasil merubah sistem berpikir dan struktur sosial. Sebagai respon dari tantangan di
atas para pemikir dan intelektual muslim melancarkan berbagai upaya modernisasi yang
muncul dalam berbagai ragam dan karakteristiknya. Hal ini sesuai dengan setting sosio-
historis yang melingkupi para modernis. Dalam berbagai upaya modernisasi itulah,
pendidikan merupakan sarana yang paling ampuh dan utama. Melalui pendidikan inilah
transfer nilai-nilai dan ajaran Islam dapat dilakukan secara terencana dan sistematis.
Modernisasi pendidikan adalah salah satu pendekatan untuk suatu penyelesaian jangka
panjang atas berbagai persoalan ummat Islam saat ini dan pada masa yang akan datang. Oleh
karena itu, modernisasi pendidikan adalah suatu yang penting dalam melahirkan suatu
peradaban Islam yang modern.18
Namun demikian modernisasi pendidikan Islam tidaklah dapat dirasakan hasilnya pada
satu dua hari saja namun memerlukan suatu proses yang panjang yang setidaknya akan
menghabiskan sekitar duagenerasi.19 Mengingat pentingnya modernisasi pendidikan Islam,
maka setiap lembaga pendidikan Islam haruslah mendapatkan penanganan yang serius,
setidaknya ini untuk menghasilkan para pemikir dan intelektual yang handal dan mempunyai
peran sentral dalam pembangunan.
Modernisasi dalam pendidikan Islam pertama kali harus tertuju kepada tujuan pendidikan
Islam itu sendiri, yang meliputi tujuan tertinggi yaitu sebagai suatu proses pendidikan yang
akan menghasilkan peserta didik yang beribadah kepada-Nya dan sebagai khalîfah di muka
bumi yang dijabarkan menjadi tujuan umum dan secara operasional dirumuskan dalam bentuk
tujuan pendidikan Islam secara institusional, kurikuler20maupun tujuan instruksional.
zx

18
Syed Sajjad Husein dan Syed Ali Ashraf, Menyongsong Keruntuhan Pendidikan Isam, terj. Rahmani Astuti
(Bandung: Gema Risalah Press, 1994), hlm. 6
19
Fazlur Rahman, Islam, terj. Ahsin Muhammad (Bandung: Pustaka, 1984).
20
Tujuan Kurikuler adalah tujuan pendidikan Islam berdasarkan kepada kurikulum yang digunakan dalam
pendidikan Islam. Ini dapat dijabarkan dari tujuan pendidikan Nasional, yang secara yuridis formal dirumuskan
dan ditetapkan melalui peraturan yang berlaku.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas modern mengandung arti maju dan berkemajuan dalam segala
aspek kehidupan: ideologi, politik, ekonorni, sosial, budaya dan lain-lain. Modern adalah
perubahan sikap dan pandangan dari tradisional ke rasional, dari primordial ke logis dan
nalar.
Entitas Islam sebagai rahmatan lilalamin menjadi alasan bahwa islam mampu
beradapatasi dengan perkembengan zaman dan tetap relevan pada kehidupan modern. Sebab
perkembangan islam pada dasarnya hanya merupakan perubahan bentuk bukan substansi dari
ketentuan dan perinsip – prinsip ajaran islam itu sendiri. Adapun karakteristik ajaran islam
adalah Rasional (sesuai dengan akal), sesuai dengan fitrah manusia, tidak mengandunng
kesulitan, tidak mengandung banyak taklif, dan bertahap.
Jika di lihat dari masyarakat islam merespon modernisasi, segala dinamika yang terjadi
pada islam dewasa ini hanya berbeda pendangan mengenai pemikiran – pemikiran dalam tata
cara menerapkan ilmu dan menterjemahkan hukum – hukum di dalam Alqur’an dalam sitem
social, bukan subtansi dari inti ajaran itu sendiri, kapanpun dan di manapun islam tetaplah
satu yaittu islam itu sendiri.
Sebab dari pemikiran – pemikiran tersebut lah islam mampu beradaptasi dan tetap
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Walaupun masih banyak diantara komunitas
islam yang menolak secara terang terangan tentang modernisasi, tetapi yang kita lihat dan
rasakan saat ini kompatibiltas islam dalam bidang iptek, ekonomi, politik, seni dan
kebudayaan serta pendidikan terus berkembang dengan tidak keluar dari jalur syari’at islam.
B. Saran
Bagi pembaca khusunya para mahasiswa (bagi diri sya sendiri jua tentunya) yang sedang
mersaksan pengaruh dari modernisasi, sebaiknya mampu membekali diri dengan pemahaman
yang lebih mendalam tentang islam, karna di era modern seperti saat ini, pemahaman
pemahaman barat lebih mendominasi. Sudah menjadi tugas kita untuk mengembangkan
pemahaman kita bahwa islam di pahami secara rasional tidak sekedar dogma. Karna secara
raisonal islam sebagai agama masa depan yaitu agama yang membawa perubaha untuk
kemajuan seiring dengan kehidupan modern. Sebalik nya islam yang di pahami secara
tekstual dan dogmatis akan sulit berkembang di ataas keamajuan yang semakin cepat
perubahannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Muhammad Kamal. (1996). Bank Islam Teori dan Praktis. K. Lumpur: Fajar.
Azizy, A. Qodri. Melawan Globalisasi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Harun, Sudin. (1996). Prinsip dan Operasi Perbankan Islam. K. Lumpur: Bangi.
Husein, Syed Sajjad dan Syed Ali Ashraf. (1994). Menyongsong Keruntuhan Pendidikan
Isam, terj. Rahmani Astuti. Bandung: Gema Risalah Press.
Jaenuri, Ahmad. (2002). Ideologi Kaum Reformis.Surabaya: LPAM.
Langgulung, Hasan. (2003). Pendidikan Islam dalam Abad Ke 21. Jakarta: Pustaka alHusna
Baru.
Lauer, Robert H. (2003). Perspektif Tentang Perubahan Sosial, terj. Alimandan SU. Jakarta:
Rineka Cipta.
Leaman,0liver. (2005). estetika Islam: menafsirkan seni dan keindahan terj.Irfan
Abubakar,Islamic Aestetics. Bandung: Mizan.
M. Amin, Zaini (2017). Moderenisasi sistemekonomi islam. Jurnal Al- Itjitamaiyyah.
Makmudah, Siti. (2015). Dinamika dan Tantangan Masyarakat islam di Era Modernisasi.
Jurnal Lentera: kajian kegamaan, keilmuan dan tekmologi, 01(02).
Rahman, Fazlur (1984). Islam. terj. Ahsin Muhammad. Bandung: Pustaka.
Shihab, Najwa.shihab dan Shihab: Islam Segala Zaman. Di unggah pada 27 Juli 2018. Video
youtube.7:07, https://youtube/94ug0ZJXmeU. Di akses pada tanggal 12 november
2021.
Shihab, M. Quraish. (1995). Islam dan Kesenian, dalam jabrohim dan sauidi berlian(ed)
Islam dan kesenian. Yogyakarta: MKM UAD Lembaga Litbang PP Muhammadiyah.

17

Anda mungkin juga menyukai