*Corresponding Author:
Asti Azarin
azarinasti72@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pembiayaan ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang
dan/atau jasa antara pemilik objek sewa dengan penyewa tanpa disertai
pemindahan hak kepemilikan atas objek sewa dan hanya manfaat yang dialihkan
kepada penyewa, namun pemilik atas objek sewa tetap mendapatkan imbalan atas
objek sewa yang disewakan berdasarkan kesepakatan antara pemilik objek sewa dan
penyewa. Dalam pelaksanaanya, ijarah tidak bisa dipersamakan dengan lease
contract dengan bank konvensional (Noor et al., 2020). Meskipun keduanya
merupakan transaksi sewa menyewa, namun pembiayaan ijarah dalam entitas
konvensional hanya terbatas pada persewaan barang, sedangkan jika pada ijarah di
entitas syariah, objek sewa bisa berupa barang atau jasa. Oleh karena pembiayaan
ijarah menekankan kepada pengalihan atas manfaat, maka segala sesuatu yang
habis digunakan, seperti uang, makanan, bahan bakar dan sebagainya tidak dapat
dijadikan sebagai objek sewa. Hanya aset-aset yang dimiliki yang bisa menjadi
objek sewa.
Tren pembiayaan ijarah perbankan syariah di Indonesia mengalami
peningkatan tiap tahunnya, meskipun secara persentase, pembiayaan ijarah lebih
rendah dibandingkan akad lainnya yaitu mudharabah, musyarakah, dan
murabahah.
Hal yang serupa juga terjadi di KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri. Tren
pembiayaan ijarah dalam dua tahun terakhir yakni 2019 dan 2020 mengalami
prosentase kenaikan yang cukup signifikan sekitar 50%.
Sumber : Laporan Keuangan KSPPS BMT Sri Sejahtera (13 Desember 2021)
Su
mber : Laporan Keuangan KSPPS BMT Sri Sejahtera (13 Desember 2021)
TINJAUAN LITERATUR
Al-Ijarah
Al-ijarah berasal dari bahasa Arab yaitu al-ajru yang berarti imbalan, upah,
atau ganti sewa/jasa. Secara etimologi, al-ijarah adalah suatu jenis akad untuk
mengambil manfaat dengan jalan pengganti. Menurut (Ehsan Wahla et al., 2018)
ijarah dalam istilah hukum islam berarti memberikan sesuatu dengan menyewa atau
memberikan sesuatu sebagai imbalan sewa.
Sedangkan menurut fatwa DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia) No. 09/DSN-MUI/IV/2000 , ijarah adalah akad pemindahan
manfaat atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui melalui
pembayaran sewa atau upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang
itu sendiri. Ijarah merupakan salah satu bentuk produk pembiayaan yang
menekankan pada nilai-nilai islam. Penerapan akad ijarah telah banyak kita jumpai
pada lembaga keuangan syariah seperti Perbankan Syariah, Baitul Mal wal
Tamwil, serta Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dengan digunakannya produk akad
ijarah oleh lembaga keuangan syariah diharapkan dapat mendorong perekonomian
berlandaskan ketentuan syari’at islam.
Ijarah Multijasa
Ketentuan mengenai objek ijarah dan kewajiban Lembaga Keuangan Syariah
mengenai pembiayaan ijarah diatur dalam fatwa DSN-MUI No.09/DSN-
MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah dan fatwa DSN-MUI No.44/DSN-
MUI/VIII/2004 tentang pembiayaan multijasa. Ketentuan umum yang diatur dalam
fatwa DSN-MUI DSNNo.44/DSN-MUI/VIII/2004 mengenai pembiayaan multijasa
akad ijarah antara lain:
1. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad
ijarah atau kafalah.
2. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua
ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah.
3. Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua
ketentuan yang ada dalam fatwa kafalah.
4. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh
imbalan jasa (ujrah) atau fee.
5. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk
nominal bukan dalam bentuk prosentase.
Ijarah multijasa memberikan pelayanan pembiayaan yang tidak bisa
dilakukan dalam pembiayaan murabahah maupun ijarah. Jenis pembiayaan ijarah
multijasa lebih bersifat fleksibel. Pembiayaan multijasa dalam transaksi ijarah lebih
ditekankan kepada kebutuhan yang bersifat konsumtif antara lain dalam bentuk
pembiayaan untuk pendidikan, pernikahan, sewa rumah dan ruko, kesehatan,
kepariwisataan, dan umrah.
Landasan Hukum
Landasan hukum yang mengatur mengenai pembiayaan ijarah adalah surah Al-
Ma’idah (5:2) :
ۤ هّٰللا
ْ َي َواَل ْالقَاَل ۤ ِٕٕىِ َد َوٓاَل ٰا ِّم ْينَ ْالبَيْتَ ْال َح َرا َم يَ ْبتَ ُغ وْ نَ ف
ض اًل ِّم ْن َّربِّ ِه ْم َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تُ ِحلُّوْ ا َش َع ۤا ِٕٕىِ َر ِ َواَل ال َّش ْه َر ْال َح َرا َم َواَل ْالهَ ْد
َ ص ُّدوْ ُك ْم َع ِن ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اَ ْن تَ ْعتَ ُد ۘوْ ا َوتَ َع
ِّاونُوْ ا َعلَى ْالبِ ر َ اص طَا ُدوْ ا ۗ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َش ن َٰانُ قَ وْ ٍم اَ ْن ْ َض َوانًا ۗ َواِ َذا َحلَ ْلتُ ْم فْ َو ِر
ْ هّٰللا هّٰللا ْ ْ
ب
ِ ِ اَ ق ع ال ُ
د ْ
ي دشَ
ِ َ َّ
ن ا
ِ َۗ واُ قَّ تا و ۖ ن
َ ِ َ ا و ْ
د ع
ُ ال و م ث
َ ِ ِ اْلا ىَ لعَ ا ْو ُ نوَ َ َ ٰ َوالتَّ ْق
ا عَ ت اَلو ى ۖ و
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus. Penelitian
dilakukan di KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri Surabaya untuk mengetahui
kesesuaian pembiayaan multijasa menggunakan akad ijarah. Sumber data yang
digunakan adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
dengan Pak Kuswanto, S.T selaku Ketua Pengurus KSPPS BMT Sri Sejahtera
Mandiri serta dokumentasi. Tahapan analisis data dimulai dari tahap observasi
umum untuk memperoleh gambaran bahwa objek penelitian yakni akad ijarah
memang digunakan sebagai salah satu akad pembiayaan di KSPPS BMT Sri
Sejahtera. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data melalui kegiatan
wawancara dengan Pak Kuswanto, tahapan selanjutnya adalah penyajian data hasil
wawancara dan observasi, dan tahapan yang terakhir adalah penarikan kesimpulan.
Penetapan Ujrah
Plafon = 10.000.000
Ujrah = 200.000 x 10 bulan
= 2.000.000
Sehingga angsuran tiap bulan = 12.000.000/10 bulan
= 1.200.000 per bulan
Jika pembayaran lebih cepat, semisal 5 bulan sudah dilunasi, maka
ujrah dengan jangka waktu 10 bulan cukup dibayar 5 bulan saja. Tetapi
sebaliknya, jika pembayarannya telat menjadi 12 bulan, semisal di bulan ke 7
dan 8 macet, ujrah yang dibayar tiap bulannya tetap 1,2 juta. Dia terbebas dari
beban ujrah pada bulan ke-7 dan ke-8. Beban ujrah dikenakan saat peminjam
menggunakan fasilitas pembiayaan. Atas kelemahannya dia tidak bisa
menyelesaikan tanggung jawabnya sehingga tidak ada penambahan beban
ujrah.”
Evaluasi
Tabel 1 : Analisis Kesesuaian antara Praktik Akad Ijarah Multijasa di KSPPS
BMT Sri Sejahtera Mandiri dengan Fatwa DSN MUI No: 09/DSN-MUI/IV/2000
tentang Pembiayaan Ijarah
No Ketetapan Fatwa DSN MUI Penerapan di KSPPS BMT Sri
Hasil
. No: 09/DSN-MUI/IV/2000 Sejahtera Mandiri
1 Memenuhi rukun dan syarat Pelaksanaan pembiayaan di
ijarah, antara lain: KSPPS BMT Sri Sejahtera
1. Terdapat ijab dan qabul diawali dengan ijab dan qabul
antara kedua belah pihak antara pemberi sewa dan
yang berakad, baik secara penyewa dan dilakukan secara
Sesuai
verbal atau dalam bentuk lain verbal untuk memastikan
2. Dilakukan oleh dua pihak bahwa kedua belah pihak sama-
yang berakad yakni pemberi sama rela atas bentuk
sewa/pemberi jasa dengan pembiayaan yang akan
penyewa/pengguna jasa disepakati.
2. Objek yang disewakan bisa Objek yang disewakan jelas, Kurang
dalam bentuk barang/jasa dan spesifik, dan tidak haram. Sesuai
manfaat yang dipindahkan harus Objek yang disewakan
dapat dinilai dengan jelas, nyata, dipindahkan dalam bentuk
spesifik, dapat dilaksanakan manfaat untuk produk
dalam kontrak, dan tidak haram pembiayaan sewa rumah/ruko,
pendidikan, kegiatan
rihlah/pariwisata, dan umroh.
Sedangkan untuk produk
pembiayaan resepsi kadangkala
diberikan nyata dalam bentuk
uang.
3. Pembayaran sewa atau upah Pembayaran sewa atau upah di
boleh dalam bentuk harga atau KSPPS BMT Sri Sejahtera
jasa (manfaat lain) dari jenis berupa harga sesuai dengan Sesuai
yang sama dengan obyek obyek kontrak
kontrak
3 Dalam menentukan sewa atau Penentuan harga sewa atau
upah dilaksanakan lebih fleksibel upah dilaksanakan secara
baik secara waktu, tempat, langsung di KSPPS BMT Sri
Sesuai
maupun jarak Sejahtera Mandiri Surabaya
dengan kesepakatan antara
kedua belah pihak
4 LKS sebagai pemberi manfaat Jika objek sewanya berupa
barang atau jasa berkewajiban barang, KSPPS BMT Sri
menyediakan barang/jasa yang Sejahtera Mandiri Surabaya
disewakan, menanggung biaya meyediakan barang yang masih
pemeliharaan barang, dan layak untuk disewakan.
menjamin apabila barang yang Namun jika objek sewanya Sesuai
disewakan terdapat cacat berupa jasa, maka KSPPS BMT
Sri Sejahtera Mandiri Surabaya
akan memastikan bahwa
kebutuhan nasabah benar-benar
terpenuhi
5 Nasabah sebagai penerima Belum dijumpai adanya barang
manfaat barang atau jasa sewa yang dipinjam nasabah
berkewajiban membayar sewa dikembalikan ke KSPPS BMT
atau upah, menjaga keutuhan Sri Sejahtera Mandiri Surabaya
barang dan menggunakannya dalam keadaan rusak/tidak
sesuai kontrak, menanggung layak pakai. Semuanya kembali
biaya pemeliharaan barang sesuai dengan kondisi awal Sesuai
(tidak materiil), dan tidak dipinjamkan yakni dalam
bertanggung jawab atas keadaan baik
kerusakan barang yang yang
disewa apabila bukan karena
kelalaian pihak penerima
manfaat
6 Jika terjadi perselisihan di antara Jika terdapat nasabah yang Sesuai
kedua belah pihak, maka dapat masuk kategori pembiayaan
dilakukan arbitrasi melalui macet, maka KSPPS BMT Sri
Badan Arbitrasi Syari’ah apabila Sejahtera Mandiri Surabaya
tidak tercapai kesepakatan akan melakukan pendekatan
melalui musyawarah person to person guna
mengetahui bagaimana kondisi
SIMPULAN
Pembiayaan ijarah multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan
akad ijarah atau kafalah. Dalam hal pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat
memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee. Besar ujrah atau fee harus disepakati di
awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam presentase. Dalam
penentuan ujrah, KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri telah sesuai dengan ketentuan
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan
Multijasa. Ada ketidaksesuain antara konsep ijarah berdasarkan Fatwa DSN
MUI No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah dengan pelaksanaan
ijarah dalam hal pembiayaan resepsi. Ijarah seharusnya diberikan dalam bentuk
manfaat, namun dalam hal pembiayaan resepsi, KSPPS BMT Sri Sejahtera juga bisa
menyerahkan dalam bentuk uang.
Penelitian ini hanya menggunakan Fatwa DSN MUI sebagai dasar
perbandingan pelaksanaan akad ijarah di KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri
Surabaya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan PSAK 107 akad
ijarah sebagai perbandingan pelaksanaan akad ijarah di KSPPS BMT Sri Sejahtera
Mandiri Surabaya.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, V. S., & Iswanaji, C. (2021). The Suitability of Ijarah Al Multijasa Agreement
From the Point of View of Fatwa DSN MUI (Case Study at KSPSS BMT Arma
Mertoyudan Magelang). Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 5(1), 99–105.
https://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/artic
le/view/899
Ehsan Wahla, A., Hasan, H., & Bhatti, M. I. (2018). Measures of customers’
perception of car Ijarah financing. Journal of Islamic Accounting and Business
Research, 9(1), 2–16. https://doi.org/10.1108/JIABR-10-2015-0051
Kasanah, N., & Mustaqim, M. (2020). Relevansi Fatwa Dsn-Mui Pada Praktik Akad
Ijarah Pembiayaan Multijasa. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam, 11(1), 93–108.
https://doi.org/10.32678/ijei.v11i1.191
Putra, Y. D., & Mawardi, I. (2020). Eliminasi Risiko Operasional Bmt Sri Sejahtera
Surabaya. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, 6(7), 1317.
https://doi.org/10.20473/vol6iss20197pp1317-1330