Anda di halaman 1dari 13

AKTSAR Volume x Nomor x, Bulan Tahun, Halaman xx

Jurnal Akuntansi Syariah ISSN xxxx-xxxx (online) ISSN xxxx-xxxx (cetak)

ANALISIS KESESUAIAN AKAD IJARAH MULTIJASA DENGAN


FATWA DSN-MUI (STUDI KASUS PADA BMT)

Asti Azarin1, Nurika Mei Astuti2, Falikhatun3


1,2,3
Universitas Sebelas Maret

*Corresponding Author:
Asti Azarin
azarinasti72@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine whether there is a multi-service ijarah financing


agreement based on the Fatwa of the National Syari'ah Council No: 09/DSN-
MUI/IV/2000 and the Fatwa of the National Syari'ah Council No: 44/DSN-
MUI/VIII/2004 at KSPPS. BMT Sri Sejahtera Mandiri Surabaya. This research
is a qualitative research with a case study. The method of data collection was
done through interviews and observations. The result of this research is that the
ijarah financing contract for the financing of house/ruko contracts, education,
rihlah activities is in accordance with the Fatwa of the National Syari'ah Council
No: 09/DSN-MUI/IV/2000. Meanwhile, the reception financing product is
considered less in accordance with the DSN-MUI Fatwa No: 09/DSN-
MUI/IV/2000. The determination of ujrah is determined in nominal terms in
accordance with DSN-MUI Fatwa No: 44/DSN-MUI/VIII/2004 based on an
agreement between the BMT and the customer at the beginning of the contract.

Keywords: Akad; Ijarah Al-Multiservice; Service Financing; DSN-MUI Fatwa

Received Received in revised from Accepted


XX Month Year XX Month Year XX Month Year
Asti Azarin, Nurika Mei Astuti, Falikhatun

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sudah ada perjanjian


pembiayaan ijarah multijasa berdasarkan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional
No: 09/DSN-MUI/IV/2000 dan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No:
44/DSN-MUI/VIII/2004 di KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri Surabaya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus. Metode
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi. Hasil
dari penelitian ini adalah akad pembiayaan ijarah untuk pembiayaan
kontrak rumah/ruko, pendidikan, kegiatan rihlah telah sesuai dengan
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000. Sedangkan
produk pembiayaan resepsi dinilai kurang sesuai dengan Fatwa DSN-
MUI No: 09/DSN-MUI/IV/2000. Penetapan ujrah ditetapkan dalam
bentuk nominal sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No: 44/DSN-
MUI/VIII/2004 berdasarkan kesepakatan antara BMT dengan nasabah di
awal akad.

Kata Kunci : Akad; Ijarah Al-Multijasa; Pembiayaan Jasa; Fatwa DSN-


MUI

PENDAHULUAN
Pembiayaan ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang
dan/atau jasa antara pemilik objek sewa dengan penyewa tanpa disertai
pemindahan hak kepemilikan atas objek sewa dan hanya manfaat yang dialihkan
kepada penyewa, namun pemilik atas objek sewa tetap mendapatkan imbalan atas
objek sewa yang disewakan berdasarkan kesepakatan antara pemilik objek sewa dan
penyewa. Dalam pelaksanaanya, ijarah tidak bisa dipersamakan dengan lease
contract dengan bank konvensional (Noor et al., 2020). Meskipun keduanya
merupakan transaksi sewa menyewa, namun pembiayaan ijarah dalam entitas
konvensional hanya terbatas pada persewaan barang, sedangkan jika pada ijarah di
entitas syariah, objek sewa bisa berupa barang atau jasa. Oleh karena pembiayaan
ijarah menekankan kepada pengalihan atas manfaat, maka segala sesuatu yang
habis digunakan, seperti uang, makanan, bahan bakar dan sebagainya tidak dapat
dijadikan sebagai objek sewa.  Hanya aset-aset yang dimiliki yang bisa menjadi
objek sewa. 
Tren pembiayaan ijarah perbankan syariah di Indonesia mengalami
peningkatan tiap tahunnya, meskipun secara persentase, pembiayaan ijarah lebih
rendah dibandingkan akad lainnya yaitu mudharabah, musyarakah, dan
murabahah. 

2 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Kesesuaian Akad Ijarah…

Ijarah, Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah


80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
2016 2017 2018 2019

Ijarah Mudharabah Musyarakah Murabahah


 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2020

Hal yang serupa juga terjadi di KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri. Tren
pembiayaan ijarah dalam dua tahun terakhir yakni 2019 dan 2020 mengalami
prosentase kenaikan yang cukup signifikan sekitar 50%.

Ijarah 2019 Ijarah 2020


100%
80%
60%
40%
20%
0%
i i l ei i li l
ar ar et ri n us be
r er be
r er ta
u ar p M Ju Ju st b b
n ru A m o m em to
Ja b M gu te kt ve
Fe A p O o es
Se N D

Sumber : Laporan Keuangan KSPPS BMT Sri Sejahtera (13 Desember 2021)

Pengguna pembiayaan akad ijarah di KSPPS BMT Sri Sejahtera mencapai


90/1000 anggota atau sekitar 9-10%. Pada praktiknya, walaupun total pembiayaan
dan pengguna akad ijarah lebih kecil dibandingkan pembiayaan akad lainnya,
namun akad ijarah memiliki NPF (Non Performing Finance) 0% jika dibandingkan
akad murabahah, musyarakah, dan mudharabah. Hal ini menandakan bahwa
pelunasan pembiayaan ijarah berpotensi kecil mengalami kesulitan pembayaran. 

AKTSAR, Vol. X No. X, Month Year 3


Asti Azarin, Nurika Mei Astuti, Falikhatun

9,000,000,000 Ijarah 2020 Musyarakah 2020 Murabahah 2020


8,000,000,000
7,000,000,000
6,000,000,000
5,000,000,000
4,000,000,000
3,000,000,000
2,000,000,000
1,000,000,000
-

Su
mber : Laporan Keuangan KSPPS BMT Sri Sejahtera (13 Desember 2021)

Pembiayaan multijasa menggunakan akad ijarah artinya terdapat pemberian


jasa yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah dalam memenuhi kebutuhan
para nasabah dan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membayar
kewajibannya kepada pihak ketiga. Dalam penerapannya, terdapat standar yang
harus dipenuhi yakni Fatwa Dewan Syariah Nasional No.09/DSN/MUI/IV/2002
mengenai pembiayaan ijarah dan No: 44/DSN-MUI/VIII/2004 mengenai
pembiayaan multijasa. Kedua fatwa DSN MUI tersebut mengatur bahwa dalam
pelaksanaan akad ijarah hanya terdapat pemindahan hak guna tanpa pemindahan
hak kepemilikan. 
Penelitian terkait kesesuaian praktik pembiayaan ijarah multijasa dengan
fatwa DSN MUI telah dilakukan oleh (Afriani & Iswanaji, 2021). Penelitian tersebut
menemukan bahwa pembiayaan ijarah di KSPPS BMT Arma Mertoyudan Magelang
untuk jasa pendidikan dan biaya rumah sakit telah sesuai dengan Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional No: 09/DSN-MUI/IV/2000 dan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional
No: 44/DSN-MUI/VIII/2004, sedangkan pembiayaan ijarah untuk haji, umroh,
pernikahan, dan pertanian telah sesuai dengan Fatwa DSN MUI. Dalam hal
penetepan ujrah KSPPS BMT Arma Mertoyudan Magelang menggunakan
prosentase yang sudah ditetapkan diawal daripada menggunakan nominal.
Penelitian lain dilakukan oleh (Kasanah & Mustaqim, 2020). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa praktik akad ijarah pada PT. BPRS Gala Mitra Abadi
Grobogan, Jawa Tengah tidak sesuai dengan fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-
MUI/VII/2004 karena ditemukan bahwa PT. BPRS Gala Mitra Abadi Grobongan PT.
BPRS Gala Mitra Abadi hanya menyerahkan uang/dananya langsung kepada
nasabah yang mengajukan pembiayaan multijasa tanpa melakukan aktifitas apapun
seperti pengurusan atau pembayaran jumlah biaya yang ditanggung nasabah
kepada pihak ketiga. Penelitian selanjutnya juga telah dilakukan oleh (Ismanto,
2020). Hasil penelitian menemukan bahwa pelaksanaan pembiayaan ijarah multijasa
pada BPRS Berkah Dana Fadhlillah telah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah
Nasional No. 44/DSN-MUI/VII/2004. 
Penelitian sebelumnya dengan objek penelitian di KSPPS BMT Sri Sejahtera
Mandiri pernah dilakukan oleh (Putra & Mawardi, 2020) mengenai eliminasi risiko
operasional BMT Sri Sejahtera Surabaya. Sehingga kebaruan penelitian terletak pada
belum adanya penelitian sebelumnya yang meneliti mengenai kesesuaian antara
pembiayaan ijarah multijasa dengan fatwa DSN MUI.

4 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Kesesuaian Akad Ijarah…

TINJAUAN LITERATUR
Al-Ijarah
Al-ijarah berasal  dari  bahasa Arab yaitu al-ajru yang berarti imbalan, upah,
atau ganti sewa/jasa. Secara etimologi, al-ijarah adalah suatu jenis akad untuk
mengambil manfaat dengan jalan pengganti. Menurut (Ehsan Wahla et al., 2018)
ijarah dalam istilah hukum islam berarti memberikan sesuatu dengan menyewa atau
memberikan sesuatu sebagai imbalan sewa.
Sedangkan menurut fatwa DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia) No. 09/DSN-MUI/IV/2000 , ijarah adalah akad pemindahan
manfaat atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui melalui
pembayaran sewa atau upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang
itu sendiri. Ijarah merupakan salah satu bentuk produk pembiayaan yang
menekankan pada nilai-nilai islam. Penerapan akad ijarah telah banyak kita jumpai
pada lembaga keuangan syariah seperti Perbankan Syariah, Baitul  Mal  wal 
Tamwil, serta Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dengan digunakannya produk akad
ijarah oleh lembaga keuangan syariah diharapkan dapat mendorong perekonomian
berlandaskan ketentuan syari’at islam. 

Ijarah Multijasa 
Ketentuan mengenai objek ijarah dan kewajiban Lembaga Keuangan Syariah
mengenai pembiayaan ijarah diatur dalam fatwa DSN-MUI No.09/DSN-
MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah dan fatwa DSN-MUI No.44/DSN-
MUI/VIII/2004 tentang pembiayaan multijasa. Ketentuan umum yang diatur dalam
fatwa DSN-MUI DSNNo.44/DSN-MUI/VIII/2004 mengenai pembiayaan multijasa
akad ijarah antara lain:
1. Pembiayaan multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad
ijarah atau kafalah.
2. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti  semua
ketentuan yang ada dalam fatwa ijarah.
3. Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti semua
ketentuan yang ada dalam fatwa kafalah.
4. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh
imbalan jasa (ujrah) atau fee.
5. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan  dalam bentuk
nominal bukan dalam bentuk prosentase.
Ijarah multijasa memberikan pelayanan pembiayaan yang tidak bisa
dilakukan dalam pembiayaan murabahah maupun ijarah. Jenis pembiayaan ijarah
multijasa lebih bersifat fleksibel. Pembiayaan multijasa dalam transaksi ijarah lebih
ditekankan kepada kebutuhan yang bersifat konsumtif antara lain dalam bentuk
pembiayaan untuk pendidikan, pernikahan, sewa rumah dan ruko, kesehatan,
kepariwisataan, dan umrah.

Landasan Hukum
Landasan hukum yang mengatur mengenai pembiayaan ijarah adalah surah Al-
Ma’idah (5:2) :
ۤ ‫هّٰللا‬
ْ َ‫ي َواَل ْالقَاَل ۤ ِٕٕىِ َد َوٓاَل ٰا ِّم ْينَ ْالبَيْتَ ْال َح َرا َم يَ ْبتَ ُغ وْ نَ ف‬
‫ض اًل ِّم ْن َّربِّ ِه ْم‬ َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا اَل تُ ِحلُّوْ ا َش َع ۤا ِٕٕىِ َر ِ َواَل ال َّش ْه َر ْال َح َرا َم َواَل ْالهَ ْد‬
َ ‫ص ُّدوْ ُك ْم َع ِن ْال َم ْس ِج ِد ْال َح َر ِام اَ ْن تَ ْعتَ ُد ۘوْ ا َوتَ َع‬
ِّ‫اونُوْ ا َعلَى ْالبِ ر‬ َ ‫اص طَا ُدوْ ا ۗ َواَل يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َش ن َٰانُ قَ وْ ٍم اَ ْن‬ ْ َ‫ض َوانًا ۗ َواِ َذا َحلَ ْلتُ ْم ف‬ْ ‫َو ِر‬
ْ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ْ ْ
 ‫ب‬
ِ ِ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ُ
‫د‬ ْ
‫ي‬ ‫د‬‫ش‬َ
ِ َ َّ
‫ن‬ ‫ا‬
ِ َۗ ‫وا‬ُ ‫ق‬َّ ‫ت‬‫ا‬ ‫و‬ ۖ ‫ن‬
َ ِ َ ‫ا‬ ‫و‬ ْ
‫د‬ ‫ع‬
ُ ‫ال‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ث‬
َ ِ ِ ‫اْل‬‫ا‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ا‬ ْ‫و‬ ُ ‫ن‬‫و‬َ َ َ ٰ ‫َوالتَّ ْق‬
‫ا‬ ‫ع‬َ ‫ت‬ ‫اَل‬‫و‬ ‫ى‬ ۖ ‫و‬

AKTSAR, Vol. X No. X, Month Year 5


Asti Azarin, Nurika Mei Astuti, Falikhatun

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syiar-syiar


kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala'id (hewan-hewan kurban
yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu
telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai
kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah,
sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.
Disebutkan juga dalam hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani:
ْ ‫صلحا حرم حالَالً أَو أَح َّل حراما‬
ً‫والمسلِمونَ علَى شرو ِط ِهم ِإالَّ شرطًا حرم حالَال‬ ْ َّ‫لصلح جائِز بين ْالمسلِ ِمين إِال‬
ْ َ‫ا‬
‫أَو أَح َّل حراما‬
Artinya : Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram. 
Dalil diatas menjadi landasan dalam pelaksanaan pembiayaan ijarah karena dalam
pelaksanaanya didasarkan atas keinginan tolong menolong. 

Produk Pembiayaan Ijarah Multijasa KSPPS BMT Sri Sejahtera


KSPPS BMT Sri Sejahtera sangat berhati-hati dalam menerapkan akad ijarah
terlebih terhadap sewa kendaraan. Sewa kendaraan menggunakan akad jual beli /
murabahah, bukan menggunakan akad ijarah. Akad Ijarah yang digunakan oleh
KSPPS BMT Sri Sejahtera antara lain diperuntukkan untuk pembiayan :
a. Sewa Rumah
b. Sewa kos-kosan
c. Sewa stan pasar
d. Biaya Resepsi
e. Pendidikan
f. Perjalanan Rihlah

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus. Penelitian
dilakukan di KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri Surabaya untuk mengetahui
kesesuaian pembiayaan multijasa menggunakan akad ijarah. Sumber data yang
digunakan adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
dengan Pak Kuswanto, S.T selaku Ketua Pengurus KSPPS BMT Sri Sejahtera
Mandiri serta dokumentasi. Tahapan analisis data dimulai dari tahap observasi
umum untuk memperoleh gambaran bahwa objek penelitian yakni akad ijarah
memang digunakan sebagai salah satu akad pembiayaan di KSPPS BMT Sri
Sejahtera. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data melalui kegiatan
wawancara dengan Pak Kuswanto, tahapan selanjutnya adalah penyajian data hasil
wawancara dan observasi, dan tahapan yang terakhir adalah penarikan kesimpulan.

6 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Kesesuaian Akad Ijarah…

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 1 : Flowchart Alur Pembiayaan Ijarah Multijasa pada KSPPS BMT Sri
Sejahtera

Sumber : Data diolah sendiri, 2021


Keterangan : 
Nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan harus mendaftar sebagai
anggota KSPPS BMT Sri Sejahtera dengan cara mengisi formulir pengajuan
pembiayaan, melengkapi berkas seperti KTP suami istri, KSK, surat nikah,
jaminan/agunan yaitu surat tanah (yang diajukan lebih besar dari simpanannya
sebagai anggota). Setelah formulir pengajuan pembiayaan telah dilengkapi,
selanjutnya penyampaian objek sewa dari nasabah kepada BMT untuk menentukan
akad yang tepat digunakan, sebelum disepakati pihak BMT meminta nasabah untuk
melengkapi persyaratan jaminan yakni sertifikat tanah dan rumah, hal ini dilakukan
apabila jumlah pembiayaan yang diajukan lebih besar daripada jumlah simpanan
yang dimiliki. Namun yang terjadi sebaliknya, maka jaminan tidak diperlukan.
Sebelum dilakukan persetujuan pemberian pembiayaan, dilakukan survei lokasi
rumah atau usaha nasabah  terlebih dahulu  untuk melihat bagaimana interaksi
peminjam dengan tetangga dan anggota keluarganya.

Pembiayaan Multijasa pada KSPPS BMT Sri Sejatera


Pembiayaan ijarah di KSPPS BMT Sri Sejahtera adalah suatu pembiayaan
yang diperuntukkan untuk membantu nasabah yang membutuhkan dana. Dalam

AKTSAR, Vol. X No. X, Month Year 7


Asti Azarin, Nurika Mei Astuti, Falikhatun

pelaksanaanya, pembiayaan ijarah benar-benar dilandaskan atas keinginan tolong


menolong. KSPPS BMT Sri Sejahtera sangat berhati-hati dalam menerapkan akad-
akad syariah terhadap objek pembiayaan didalamnya, karena masih begitu banyak
entitas keuangan syariah yang menamakannya sebagai lembaga keuangan syariah
namun dalam praktiknya tidak jauh berbeda dengan lembaga keuangan
konvensional. Didalam implementasi pembiayaan ijarah di KSPPS BMT Sri Sejahtera
Mandiri, Pak Kuswanto selaku Ketua Pengurus KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri
memberikan satu contoh jenis pembiayaan ijarah yang paling populer yakni
pembiayaan untuk kontrak rumah, resepsi, kegiatan rihlah, dan pendidikan. Hasil
wawancara adalah sebagai berikut: 
“Pada dasarnya pembiayaan yang dilakukan oleh BMT ini bersifat
membantu. Semisal ada anggota yang mau mengontrak rumah sebesar 20 juta
sedangkan uangnya tidak mencukupi untuk mengontrak rumah, maka
anggota tersebut mengajukan pembiayaan ke BMT, selanjutnya BMT yang
akan melunasi uang 20 juta kepada pemilik rumah, dan peminjam membayar
iuran pokok ditamabah ujrah yang telah disepakati kepada BMT.
Berbeda dengan pembiayaan ijarah untuk kontrak rumah, pembiayaan ijarah
untuk kegiatan respsi dinilai lebih fleksibel dan bisa dilakukan tanpa perlu
melibatkan pihak ketiga. Berikut pernyataan Pak Kuswanto terkait pembiayaan
akad ijarah untuk kegiatan pernikahan/resepsi:
“Silahkan ditotal biaya untuk acaranya habis berapa nanti kalau sudah
dapet buwuhan silakan dikembalikan. Pembiayaan akad ijarah untuk resepsi
dalam pelaksanaanya cukup fleksibel. Penerapan akad ijarah untuk resepsi
dilakukan untuk memperkuat ekonomi anggota itu sendiri. Jadi misalnya,
ada salah satu anggota ingin melakukan resepsi, maka penerapan akad ijarah
disini adalah menawarkan vendor untuk pembiayaan resepsi atau
memberikan sejumlah pinjaman sejumlah total biaya untuk resepsi. Jika
pihak peminjam menghendaki untuk dicarikan vendor dan ingin terima jadi,
maka yang mengisi resepsi mulai dari catering, sound system, dan
sebagainya berasal  dari anggota sendiri. Namun apabila, pihak peminjam
ingin mencari sendiri, harus ada transparansi total biaya yang dikeluarkan,
baik pihak BMT dan peminjam harus sama-sama mengetahui besaran biaya
yang dikeluarkan. 
Pernyataan berikut menunjukkan bahwa pembiayaan ijarah untuk kegiatan
pariwisata dan pendidikan tidak jauh berbeda dengan produk pembiayaan untuk
sewa rumah/ruko :
“Kalo untuk kegiatan rihlah biasanya dilakukan oleh anggota yang
memiliki kegiataan rihlah. Jadi BMT akan mencarikan agen travel untuk
kegiatan tersebut dan pihak penyewalah yang membayar biaya sewanya
kepada BMT. Dibidang pendidikan, penyaluran akad ijarah dilakukan
dengan cara membayarkan biaya pendidikan ke pihak sekolah. Jika sudah
masuk jatuh tempo, BMT Sri Sejahtera sebagai pihak yang membayarkan ke
sekolah, dan pelunasan dilakukan dari pihak peminjam ke koperasi. Hari ini
ada pembiayaan untuk salah satu anggota yang anaknya mau masuk kuliah,
karena benar-benar memebutuhkan duit ya kami bantu. 

Penetapan Ujrah

8 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Kesesuaian Akad Ijarah…

Dalam penentuan ujrah, antara pihak BMT dengan peminjam terjadi


kesepakatan mengenai nominal ujrah yang harus dibayar tiap bulannya. Ujrah yang
disepakati disesuaikan berdasarkan pendapatan yang diterima perbulan dan
kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulannya dan dalam bentuk nominal, bukan
persentase. Pernyataan Pak Kuswanto terkait penetapan ujrah untuk pembiayaan
ijarah:
“Misal peminjam melakukan pembiayaan ijarah 10 juta, sesuai
kesepakatan akad diawal akan diangsur 10 bulan, dan ujrah juga ditentukan
ketika akad di awal, misal setelah diketahui pendapatan perbulan dan
kebutuhan yang dipenuhi per sekian ribu, akhirnya disepakati ujrah per
bulan 200.000.

Plafon = 10.000.000
Ujrah = 200.000 x 10 bulan 
= 2.000.000
Sehingga angsuran tiap bulan = 12.000.000/10 bulan
= 1.200.000 per bulan
Jika pembayaran lebih cepat, semisal 5 bulan sudah dilunasi, maka
ujrah dengan jangka waktu 10 bulan cukup dibayar 5 bulan saja. Tetapi
sebaliknya, jika pembayarannya telat menjadi 12 bulan, semisal di bulan ke 7
dan 8 macet, ujrah yang dibayar tiap bulannya tetap 1,2 juta. Dia terbebas dari
beban ujrah pada bulan ke-7 dan ke-8. Beban ujrah dikenakan saat peminjam
menggunakan fasilitas pembiayaan. Atas kelemahannya dia tidak bisa
menyelesaikan tanggung jawabnya sehingga tidak ada penambahan beban
ujrah.”

Evaluasi
Tabel 1 : Analisis Kesesuaian antara Praktik Akad Ijarah Multijasa di KSPPS
BMT Sri Sejahtera Mandiri dengan Fatwa DSN MUI No: 09/DSN-MUI/IV/2000
tentang Pembiayaan Ijarah
No Ketetapan Fatwa DSN MUI Penerapan di KSPPS BMT Sri
Hasil
. No: 09/DSN-MUI/IV/2000 Sejahtera Mandiri
1 Memenuhi rukun dan syarat Pelaksanaan pembiayaan di
ijarah, antara lain: KSPPS BMT Sri Sejahtera
1. Terdapat ijab dan qabul diawali dengan ijab dan qabul
antara kedua belah pihak antara pemberi sewa dan
yang berakad, baik secara penyewa dan dilakukan secara
Sesuai
verbal atau dalam bentuk lain verbal untuk memastikan
2. Dilakukan oleh dua pihak bahwa kedua belah pihak sama-
yang berakad yakni pemberi sama rela atas bentuk
sewa/pemberi jasa dengan pembiayaan yang akan
penyewa/pengguna jasa disepakati.
2. Objek yang disewakan bisa Objek yang disewakan jelas, Kurang
dalam bentuk barang/jasa dan spesifik, dan tidak haram. Sesuai
manfaat yang dipindahkan harus Objek yang disewakan
dapat dinilai dengan jelas, nyata, dipindahkan dalam bentuk
spesifik, dapat dilaksanakan manfaat untuk produk
dalam kontrak, dan tidak haram pembiayaan sewa rumah/ruko,

AKTSAR, Vol. X No. X, Month Year 9


Asti Azarin, Nurika Mei Astuti, Falikhatun

pendidikan, kegiatan
rihlah/pariwisata, dan umroh.
Sedangkan untuk produk
pembiayaan resepsi kadangkala
diberikan nyata dalam bentuk
uang.
3. Pembayaran sewa atau upah Pembayaran sewa atau upah di
boleh dalam bentuk harga atau KSPPS BMT Sri Sejahtera
jasa (manfaat lain) dari jenis berupa harga sesuai dengan Sesuai
yang sama dengan obyek obyek kontrak
kontrak
3 Dalam menentukan sewa atau Penentuan harga sewa atau
upah dilaksanakan lebih fleksibel upah dilaksanakan secara
baik secara waktu, tempat, langsung di KSPPS BMT Sri
Sesuai
maupun jarak Sejahtera Mandiri Surabaya
dengan kesepakatan antara
kedua belah pihak
4 LKS sebagai pemberi manfaat Jika objek sewanya berupa
barang atau jasa berkewajiban barang, KSPPS BMT Sri
menyediakan barang/jasa yang Sejahtera Mandiri Surabaya
disewakan, menanggung biaya meyediakan barang yang masih
pemeliharaan barang, dan layak untuk disewakan.
menjamin apabila barang yang Namun jika objek sewanya Sesuai
disewakan terdapat cacat berupa jasa, maka KSPPS BMT
Sri Sejahtera Mandiri Surabaya
akan memastikan bahwa
kebutuhan nasabah benar-benar
terpenuhi
5 Nasabah sebagai penerima Belum dijumpai adanya barang
manfaat barang atau jasa sewa yang dipinjam nasabah
berkewajiban membayar sewa dikembalikan ke KSPPS BMT
atau upah, menjaga keutuhan Sri Sejahtera Mandiri Surabaya
barang dan menggunakannya dalam keadaan rusak/tidak
sesuai kontrak, menanggung layak pakai. Semuanya kembali
biaya pemeliharaan barang sesuai dengan kondisi awal Sesuai
(tidak materiil), dan tidak dipinjamkan yakni dalam
bertanggung jawab atas keadaan baik
kerusakan barang yang yang
disewa apabila bukan karena
kelalaian pihak penerima
manfaat
6 Jika terjadi perselisihan di antara Jika terdapat nasabah yang Sesuai
kedua belah pihak, maka dapat masuk kategori pembiayaan
dilakukan arbitrasi melalui macet, maka KSPPS BMT Sri
Badan Arbitrasi Syari’ah apabila Sejahtera Mandiri Surabaya
tidak tercapai kesepakatan akan melakukan pendekatan
melalui musyawarah person to person guna
mengetahui bagaimana kondisi

10 Jurnal Akuntansi Syariah


Analisis Kesesuaian Akad Ijarah…

keuangan nasabah yang


bersangkutan, jika karena
kelemahannya tidak bisa
membayar tepat waktu, maka
KSPPS BMT Sri Sejahtera
Mandiri Surabaya tidak
membebankan ujrah pada
bulan yang bersangkutan
Sumber: Data diolah sendiri, 2021

Tabel 2 : Analisis Kesesuaian antara Praktik Akad Ijarah Multijasa di KSPPS


BMT Sri Sejahtera Mandiri dengan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 44/DSN-
MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan Multijasa
Ketetapan Fatwa Dewan
No Penerapan di KSPPS BMT Sri
Syari’ah Nasional No: 44/DSN- Hasil
. Sejahtera Mandiri
MUI/VIII/2004
1. Pembiayaan multijasa Penetapan ujrah di KSPPS BMT
hukumnya boleh (jaiz) dengan Sri Sejahtera ditetapkan diawal
menggunakan akad Ijarah atau perjanjian akad sesuai dengan
Kafalah. Dalam pembiayaan kesepakatan kedua belah pihak
multijasa tersebut, LKS dapat dan dinyatakan dalam bentuk
memperoleh imbalan jasa (ujrah) nominal, bukan prosentase.
Sesuai
atau fee. Besar ujrah atau fee Penentuan besaran nominal
harus disepakati di awal dan juga disesuaikan dengan
dinyatakan dalam bentuk besaran upah yang diterima tiap
nominal bukan dalam bentuk bulan oleh nasabah disesuaikan
prosentase. dengan pengeluaran tiap
bulannya.
Sumber: Data diolah sendiri, 2021

SIMPULAN
Pembiayaan ijarah multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan
akad ijarah atau kafalah. Dalam hal pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat
memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee. Besar ujrah atau fee harus disepakati di
awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam presentase. Dalam
penentuan ujrah, KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri telah sesuai dengan ketentuan
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan
Multijasa. Ada ketidaksesuain antara konsep ijarah berdasarkan Fatwa DSN
MUI No: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah dengan pelaksanaan
ijarah dalam hal pembiayaan resepsi. Ijarah seharusnya diberikan dalam bentuk
manfaat, namun dalam hal pembiayaan resepsi, KSPPS BMT Sri Sejahtera juga bisa
menyerahkan dalam bentuk uang.
Penelitian ini hanya menggunakan Fatwa DSN MUI sebagai dasar
perbandingan pelaksanaan akad ijarah di KSPPS BMT Sri Sejahtera Mandiri
Surabaya. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan PSAK 107 akad
ijarah sebagai perbandingan pelaksanaan akad ijarah di KSPPS BMT Sri Sejahtera
Mandiri Surabaya.

AKTSAR, Vol. X No. X, Month Year 11


Asti Azarin, Nurika Mei Astuti, Falikhatun

DAFTAR PUSTAKA
Afriani, V. S., & Iswanaji, C. (2021). The Suitability of Ijarah Al Multijasa Agreement
From the Point of View of Fatwa DSN MUI (Case Study at KSPSS BMT Arma
Mertoyudan Magelang). Bilancia: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 5(1), 99–105.
https://www.ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/BILANCIA/artic
le/view/899

DSN-MUI. (2000). Fatwa DSN NO: 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan


Ijarah.

DSN-MUI. (2004). Fatwa DSN-MUI N0.44/DSN-MUI/VII/2004 tentang Pembiayaan


Multijasa.

Ehsan Wahla, A., Hasan, H., & Bhatti, M. I. (2018). Measures of customers’
perception of car Ijarah financing. Journal of Islamic Accounting and Business
Research, 9(1), 2–16. https://doi.org/10.1108/JIABR-10-2015-0051

Ismanto, W. (2020). Analisis Pembiayaan Multijasa. 1(1), 1–6.

Kasanah, N., & Mustaqim, M. (2020). Relevansi Fatwa Dsn-Mui Pada Praktik Akad
Ijarah Pembiayaan Multijasa. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam, 11(1), 93–108.
https://doi.org/10.32678/ijei.v11i1.191

Kuswanto. (2021, November 4). Personal Interview

Noor, M., Anugrah, M. S. S., & Firmansyah, A. (2020). Kinerja Perusahaan


Perbankan Syariah Di Indonesia: Pembiayaan Murabahah, Musyarakah, Ijarah.
Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 8(3), 281–294.
https://doi.org/10.37641/jimkes.v8i3.367

Putra, Y. D., & Mawardi, I. (2020). Eliminasi Risiko Operasional Bmt Sri Sejahtera
Surabaya. Jurnal Ekonomi Syariah Teori Dan Terapan, 6(7), 1317.
https://doi.org/10.20473/vol6iss20197pp1317-1330

Wiroso. (2011). Akuntansi Transaksi Syariah. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia

12 Jurnal Akuntansi Syariah

Anda mungkin juga menyukai