SYARIAH
Asti Azarin
Nurika Mei Astuti
Pegadaian Syariah (Rahn)
• Gadai dalam fiqh diebut Rahn, yang menurut bahasa adalah tetap,
kekal, dan jaminan.
• Menurut beberapa mazhab, Rahn berarti perjanjian penyerahan
harta oleh pemiliknya dijadikan sebagai pembayar hak piutang
tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian.
• Penyerahan jaminan tersebut tidak harus bersifat actual (berwujud),
namun yang terlebih penting penyerahan itu bersifat legal misalnya
berupa penyerahan sertifikat atau surat bukti kepemilikan yang sah
suatu harta jaminan. Menurut mazhab Syafi’i dan Hambali, harta
yang dijadikan jaminan tersebut tidak termasuk manfaatnya.
Dasar Hukum
1. Hukum Positif
b. As-sunnah
2. Hukum Normatif
1. Shigat, yaitu ucapan berupa ijab dan qabul. Syarat shigat tidak boleh terikat dengan syarat
tertentu dan dengan masa yang akan datang. Misalnya; rahin mensyaratkan apabila tenggang
waktu marhunbih habis dan marhunbih belum terbayar, maka rahin dapat diperpanjang satu
bulan. Kecuali jika syarat tersebut mendukung kelancaran akad maka diperbolehkan seperti
pihak murtahin minta agar akad itu disaksikan oleh dua orang.
2. Orang yang berakad, Pihak yang berakad harus memiliki kecakapan dalam melakukan
tindakan hukum, berakal sehat, sudah baligh, serta mampu melaksanakan akad.
3. Barang yang dijadikan pinjaman (Marhun Bih)
• - Harus berupa barang atau harta yang nilainya seimbang dengan utang serta dapat dijual
• - Dapat dimanfaatkan serta memiliki nilai
• - Harus spesifik dan jelas
• - Dimiliki oleh orang yang menggadaikan secara sah
- Tidak tersebar dalam beberapa tempat dan dalam kondisi utuh
4. Hutang (Marhun)
• - Wajib dikembalikan kepada murtahin (yang menerima gadai)
• - Dapat dimanfaatkan
• - Jumlahnya dapat dihitung.
SKEMA RAHN
Akad Perjanjian
• Al-Qardul Hasan → Digunakan jika untuk konsumtif. Rahin akan memberikan biaya upah/fee
kepada murtahin, karena murtahin telah menjaga/merawat marhum.
• Mudharabah → Digunakan jika untuk modal usaha (pembiayaan modal kerja&investasi). Rahin
akan memberikan bagi hasil berdasarkan keuntungan usaha yg diperoleh kepada murtahin
sesuai dg kesepakatan.
• Al-Bai Muqoyyadah → Digunakan jika untuk produktif (modal kerja berupa pembelian barang).
murtahin akan membelikan barang yang dibutuhkan rahim dan rahim akan memberikan mark-
up kepada murtahin sesuai dg kesepakatan.
• Akad Ijarah adalah akad yang objeknya adalah penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu
pemilikan manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat. Dalam kontrak ini ada
kebolehan untuk menggunakan manfaat atau jasa dengan ganti berupa kompensasi. Dalam
gadai syariah, penerima gadai (murtahin) dapat menyewakan tempat penyimpanan barang
(deposit box) kepada nasabahnya. Barang titipan dapat berupa barang yang menghasilkan
manfaat maupun tidak menghasilkan manfaat. Pemilik yang menyewakan disebut muajjir
(pegadaian), sementara nasabah (penyewa) disebut mustajir, dan sesuatu yang diambil
manfaatnya disebut major, sedangkan kompensasi atau balas jasa disebut ajron atau ujrah.
Sejarah Pegadaian Syariah
Perbedaan Pegadaian syariah dengan
konvesional
Bila lama pengembalian pinjaman lebih dari perjanjian barang gadai Bilamana lama pengembalian pinjaman lebih dari akad, barang gadai
dilelang kepada masyarakat nasabah dijual kepada masyarakat
Sewa modal dihitung dengan: Prosentase x uang pinjaman (UP) Jasa simpanan dihitung dengan: konstanta x taksiran
2) Prosedur pengajuannya sangat mudah. Calon nasabah atau debitur hanya perlu membawa agunan berupa perhiasan
emas dan barang berharga lainnya ke outlet Pegadaian.
4) Pinjaman (Marhun Bih) mulai dari 50 ribu rupiah sampai 200 juta rupiah atau lebih.
5) Jangka waktu pinjaman maksimal 4 bulan atau 120 hari dan dapat diperpanjang dengan cara membayar ijaroh saja atau
mengangsur sebagian uang pinjaman.
6) Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan ijaroh selama masa pinjaman.
• Keunggulan
4. Proses Marhun Bih (pinjaman) hanya butuh 3 hari, dan dana dapat segera cair.
• Keunggulan
• Keunggulan
3. Sebagai aset, emas batangan sangat likuid untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak.
4. Tersedia pilihan emas batangan dengan berat mulai dari 5 gram s.d. 1 kilogram.
5. Emas batangan dapat dimiliki dengan cara pembelian tunai, angsuran, koletif (kelompok),
ataupun arisan.
6. Uang muka mulai dari 10% s.d. 90% dari nilai logam mulia.
Kasus