KELAS : F1320014
2. Jelaskan paradigm transaksi keuangan syariah dan berikan contoh untuk masing-masing
paradigm tersebut!
a) Persaudaraan / ukhuwah
Transaksi syariah menjujung tinggi nilai kebersamaan untuk memperoleh manfaat,
sehingga seorang tidak boleh mendapat kesenangan diatas kerugian orang lain.
Contoh : Si A mengadakan perjanjian jual beli dengan si B dengan, maka sebelum benar-
benar melakukan akad jual beli harus saling mengenal, saling memahami, dan saling
bersinergi
b) Keadilan : menempatkan sesuai sesuai tempat dan porsinya
Contoh : Setiap transaksi yang mengandung gharar, riba, dan tidak ada kepastian akad
jangan dijalankan
c) Kemaslahatan : segala kebaikan dan manfaat yang diperoleh baik duniawi maupun
ukhrawi, individual ataupun kolektif
Contoh : Ketika ingin melakukan suatu usaha baik individu atau berpartner, maka harus
dipastikan bahwa sesuatu yang diperdagankan tidak haram, tidak merugikan orang lain,
akadnya jelas, barangnya jelas dan halal
d) Keseimbangan / tawazun : transaksi syariah tidak hanya menekankan pada keuntungan
pemilik usaha, tetapi juga manfaat bagi semua pihak agar bisa merasakannya
Contoh : Pak A sebagai pemilik usaha juga harus memperhatikan kesejahteraan semua
pegawai tanpa menspesialkan beberapa pegawai
e) Universalisme : Dapat dilakukan oleh semua pihak tanpa ada perbedaan agama, ras, dan
golongan
Contoh : Si A yang beragama Islam ingin berbisnis dengan si B yang beragama non islam,
hal itu diperbolehkan asal tetap memegang prinsip syariah dan tidak melenceng dari akad-
akad yang ada
Sumber : Akuntansi Transaksi Syariahm, Wiroso, 2011
3. Jelaskan perbedaan antara akad dengan wa’ad!
Akad :
Akad adalah kesepakatan tertulis antara entitas syariah dan pihak lain yang memuat adanya
hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah”. Dalam akad
terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar akad menjadi sah. Jika rukun dan syarat
tidak terpenuhi akad menjadi batil (batal) atau akad bisa menjadi fasid (rusak) jika rukun
sudah terpenuhi, tapi ada syarat yang kurang. Demikianlah pentingnya rukun dan syarat
dalam akad.
Wa’ad :
Jika akad bersifat terikat, maka wa’ad hanya janji dari satu pihak ke pihak lainnya. Dengan
demikian, tidak ada tanggung jawab atau kewajiban apa-apa bagi pihak yang memberi
wa’ad. Dalam pandangan hukum, wa’ad boleh dibatalkan karena tidak ada rukun atau
syarat yang mengikat. Bukan berarti wa’ad adalah sesuatu yang tidak harus dilaksanakan.
Karena bagaimanapun juga janji adalah hutang dan harus ditepati.
Sumber : https://isefid.id/samakah-antara-aqad-dan-waad/
4. Dalam PSAK 101 disebutkan beberapa karakteristik umum antara lain Kelangsungan Usaha dan
Saling Hapus. Jelaskan dua karakeristik umum tersebut!
Laporan keuangan harus disusun berdasarkan a. Jumlah asset atau kewajiban yang
asumsi kelangsungan usaha. Manajemen disajikan pada neraca tidak boleh saling
bertanggung jawab untuk mempertimbangkan hapus dengan kewajiban atau asset lain
apakah asumsi kelangsungan usaha masih kecuali seacra hokum dibenarkan dan
layak digunakan dalam menyiapkan laporan mencerminkan perkiraan realisasi atau
keuangan paling sedikit 12 bulan dari tanggal penyelesaian asset dan kewajiban
neraca kecuali manajemen bermaksud untuk b. Pos-pos pendapatan dan beban tidak
melikuidasi atau menjual, atau tidak boleh saling hapus kecuali yang
mempunyai alternatif selain melakukan hal berhubungan dengan poin a
tersebut. Dalam penilaian kelangsungan usaha,
ketidakpastian yang bersifat material yang
terkait dengan kejadian atau kondisi yang bisa
menyebabkan keraguan atas kelangsungan
usaha harus diungkapkan. Apabila laporan
keuangan tidak disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha, maka kenyataan tersebut
harus diungkapkan bersama dengan dasar lain
yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan serta alasan mengapa asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah tidak dapat
digunakan.
5. Berikan contoh perbedaan akun-akun yang terdapat dalam Laporan Posisi Keuangan dan
Neraca kas dan setara kas, piutang usaha (murabahah, salam, istisna,
ijarah), pembiayaan, asset keuangan, persediaan, investasi
dengan metode ekuitas, asset tetap (asset ijarah dan
istishna), hutang usaha dan hutang lainnya, hutang pajak,
dana syirkah temporer, hak minoritas, modal saham dan pos
ekuitas lainnya
Laba Rugi Pendapatan usaha, bagi hasil untuk pemilik dana, beban
usaha, laba atau rugi usaha, pendapatan dan beban non
usaha, laba atau rugi dari aktivitas normal, beban pajak, laba
atau rugi bersih untuk periode berjalan
Sumber : Akuntansi Transaksi Syariahm, Wiroso, 2011
6. Jelaskan maksud dari Dana Syirkah Temporer dan berikan contohnya!
Dana syirkah temporer adalah adalah dana yang diterima entitas syariah yang mempunyai
hak untuk mengelola dan mengivestasikan dana dengan jangka waktu tertentu dari pemilik
dana dimana entitas syariah mempunyai hak untuk mengelola dan
menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan
kesepakatan. DST tidak digolongkan sebagai kewajiban. Hal ini karena entitas syariah tidak
berkewajiban ketika mengalami kerugian untuk mengembalikan jumlah dana awal dari
pemilik dana kecuali karena kelalian dan wanprestasi syariah.
Sumber : Akuntansi Transaksi Syariahm, Wiroso, 2011
SOAL BAGIAN II
Pada 10 Agustus 2020, bapak Aziz dan bapak Bagas sepakat untuk menjalankan usaha
dengan sistem mudharabah. Bapak Aziz bertindak sebagai shahibul maal dan bapak Bagas
bertindak senbagai mudharib. Mereka.sepakat mulai menjalankan usaha pada tanggal 1
September 2020 dengan investasi yang dilakukan oleh bapak Aziz berupa uang tunai
sebesar Rp 50.000.000 dan kendaraan dengan nilai buku sebesar Rp 80.000.000. Kemudian
kendaraan itu dijual dengan harga Rp 70.000.000 pada tanggal 20 Agustus 2020. Hasil
penjulan kendaraan tersebut kemudian digabungkan dengan modal bapak Aziz untuk
kerjasama tersebut. Rencana kerja sama akan dilakukan selama 5 tahun, dengan nisbah bagi
hasil 40:60. Nisbah 40% untuk shahibul maal dan sisanya untuk mudharib. Selama tahun
2020, pendapatan bersih yang diperoleh adalah: September sebesar Rp 12.000.000, untuk
bulan Oktober sebesar Rp 15.000.000, untuk bulan November sebesar Rp 20.000.000, dan
untuk bulan Desember sebesar Rp 18.000.000.