Anda di halaman 1dari 3

Dalam UU Pajak Penghasilan, penyusutan adalah konsep alokasi harga perolehan harta

tetap berwujud, sedangkan amortisasi adalah konsep alokasi harga perolehan harta tidak
berwujud dan harga perolehan sumber alam. Jadi pengertian amortisasi dalam UU PPh
juga mencakup pengertian deplesi seperti yang ada dalam akuntansi.

Penyusutan

Harta tetap berwujud dalam UU PPh dikelompokkan ke dalam Harta Tetap Berwujud
Bukan Bangunan dan Harta Tetap Berwujud Bangunan. Bukan Bangunan terbagi ke
dalam empat kelompok dimulai dari:

 Kelompok 1 dengan masa manfaat 4 tahun

 Kelompok 2 dengan masa manfaat 8 tahun

 Kelompok 3 dengan masa manfaat 16 tahun

 Kelompok 4 dengan masa manfaat 20 tahun


Bukan bangun terdiri atas kelompok bangunan permanen dengan masa manfaat 20 tahun
dan bangunan tidak permanen dengan masa manfaat 10 tahun. Bangunan tidak permanen
adalah bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang tidak tahan lama, atau
bangunan yang dapat dipindah-pindahkan.

Metode penyusutan yang diperbolehkan untuk digunakan adalah metode garis lurus
(straight line methode) dan saldo menurun (declining balance methode). Metode garis
lurus boleh diterapkan untuk semua kelompok harta tetap bukan bangunan dan kelompok
harta tetap bangunan baik permanen dan tidak permanen sedangkan metode saldo
menurun hanya boleh diterapkan untuk semua kelompok dalam harta tetap bukan
bangunan.
Amortisasi
Harta tak berwujud yang diamortisasi harga perolehannya terbagi ke dalam empat
kelompok:

 Kelompok 1 dengan masa manfaat 4 tahun

 Kelompok 2 dengan masa manfaat 8 tahun

 Kelompok 3 dengan masa manfaat 16 tahun

 Kelompok 4 dengan masa manfaat 20 tahun


Metode amortisasi garis lurus dan saldo menurun dapat diberlakukan atas semua
kelompok harta tak berwujud seperti diuraikan di atas. Namun demikian, terhadap
hak/pengeluaran di bidang pertambangan minyak dan gas bumi, hak penambangan selain
minyak dan gas, hak pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber dan hasil alam
lain, metode amortisasi yang diperkenankan adalah metode satuan produksi. Jika terdapat
sisa hak/pengeluaran yang belum diamortisasi, maka atas sisa tersebut boleh diamortisasi
sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan.

Revaluasi

Revaluasi adalah penilaian kembali atas aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan
dengan menggunakan nilai wajar atau nilai pasar riil aktiva per tanggal revaluasi. Adanya
revaluasi akan mengakibatkan aktiva tetap dinilai pada nilai wajar atau nilai pasarnya
bukan nilai buku aktiva tetap sehingga dapat menyebabkan kenaikan nilai atas aktiva
tetap tersebut. Selisih lebih antara nilai wajar dengan nilai buku aktiva tetap yang
direvaluasi akan dikenakan PPh yang bersifat final sebesar 10%.
Revaluasi atas aktiva tetap harus didasarkan pada nilai wajar atau nilai pasar aktiva tetap
yang berlaku pada saat revaluasi yang ditetapkan oleh perusahaan jasa penilai atau ahli
penilai, yang memperoleh izin dari pemerintah. Dalam hal nilai wajar atau nilai pasar
yang ditetapkan oleh ahli penilai tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya, Direktur
Jenderal pajak menetapkan kembali nilai wajar atau nilai pasar aktiva tetap yang
bersangkutan.
Yang boleh melakukan revaluasi atas aktiva tetap adalah Wajib Pajak badan dan Badan
Usaha Tetap, tidak termasuk wajib pajak badan yang menyelenggarakan pembukuan
dalam bahasa inggris dan uang dollar Amerika Serikat, yang telah memenuhi semua
kewajiban pajak sampai dengan masa pajak terakhir sebelum masa pajak dilakukannnya
revaluasi. Kewajiban pajak tersebut mencakup seluruh kewajiban pajak badan yang
bersangkutan seperti PPh, PPN dan PPnBM, PBB, yang telah terutang sampai dengan
masa pajak sebelum masa pajak dilakukannya revaluasi.

Sejak bulan dilakukannya revaluasi berlaku hal-hal sebagai berikut:

 Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap adalah nilai pada saat revaluasi

 Masa manfaat fiskal aktiva tetap yang direvaluasi disesuaikan kembali menjadi
masa manfaat penuh untuk kelompok aktiva tetap tersebut

 Perhitungan penyusutan dilakukan sejak bulan dilakukannya revaluasi atas aktiva


tetap
Untuk bagian tahun pajak sampai dengan bulan sebelum bulan dilakukannya revaluasi
atas aktiva tetap berlaku ketentuan sebagai berikut:

 Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap adalah dasar penyusutan aktiva tetap pada
awal tahun pajak yang bersangkutan

 Sisa manfaat fiskal aktiva tetap adalah sisa manfaat fiskal aktiva tetap pada awal
tahun yang bersangkutan

 Perhitungan penyusutan aktiva tetap dilakukan secara prorata sesuai dengan


banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak tersebut.
Aktiva tetap yang tidak memperoleh persetujuan untuk direvaluasi disusutkan
menggunakan dasar penyusutan fiskal dan sisa manfaat fiskal semula sebelum
dilakukannya revaluasi atas aktiva tetap tersebut.

Anda mungkin juga menyukai