Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN

MATA KULIAH
PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

Disusun Oleh :
Yudika Pratama /21901032029 / Agribisnis 2A

Dosen Pengampu :
Ir. Sri Hindarti, M.si

PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dengan judul


“Program Penyuluhan Pertanian” yang disusun oleh :

Nama : Yudika Pratama


Npm : 21901032029
Fakultas : Pertanian
Program studi : S1 Agribisnis

Telah diperiksa oleh dosen pembimbing dan dinyatakan di terima.

Malang, 04 Juli 2020

Dosen Pembimbing,

Ir. SRI HINDARTI, M.si

2
RINGKASAN

Negara Indonesia mayoritas penduduknya adalah seorang petani oleh karena


itu disebut sebagai Negara agraris. Pertanian di Indonesia terdiri dari berbagai
kalangan mulai dari kalangan bawah atau petani subsistem hingga petani di tingkat
atas. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi
dan usaha tani.
Kondisi sosial para petani sangat berbeda-beda begitu juga dengan kondisi
ekonominya berbeda-beda sehingga akan mengakibatkan hambatan atau
permasalahan yang berbeda-beda juga. Oleh karena itu praktikum lapang ini untuk
mengetahui informasi tentang petani. Sehingga dengan mengetahui informasi
tersebut dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan-
permasalahan yang ada.

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Tak lupa
pula kami haturkan salawat serta salam  kepada baginda Rasulullah SAW yang telah
menuntun umatnya kearah yang lebih baik.
Dalam  pembuatan  laporan ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pengasuh mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang
telah menyumbangkan tenaga dan pengetahuannya sehingga mata kuliah ini dapat
terselesaikan.
Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini
masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik.

Malang, 4 Juli 2020

Penulis,

DAFTAR ISI

4
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................2
RINGKASAN.......................................................................................3
KATA PENGANTAR...............................................................................4
BAB I...............................................................................................6
1.1 Latar Belakang......................................................................................................6
1.2 Perumusan Masalah...............................................................................................7
1.3 Tujuan.....................................................................................................................7
BAB II..............................................................................................8
2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian.......................................................................8
2.2 Peran Penyuluhan Pertanian................................................................................8
2.3 Tujuan Penyuluhan Pertanian..............................................................................9
BAB III............................................................................................11
3.1 Pemilihan Lokasi/Tempat serta Waktu Pelaksanaan.....................................11
3.2 Metode Pelaksanaan............................................................................................11
3.3 Metode Tekhnik Pengumpulan Data.................................................................11
BAB IV............................................................................................13
4.1 Hasil.......................................................................................................................13
4.1.1 Gambaran Umum Desa Tegaron................................................................13
4.1.2. Karateristik Petani.......................................................................................13
4.2 Pembahasan.........................................................................................................14
4.2.1 Profil Petani..................................................................................................14
4.2.2 Profil Usaha Tani Petani.............................................................................14
4.2.3 Permasalah Usaha Tani Petani..................................................................15
4.2.4 Penyusunan Rencana Perbaikan Masalah Petani.....................................16
BAB V............................................................................................18
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
5.2 Saran......................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................19
LAMPIRAN.......................................................................................20

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan interaksi antara penyuluh dan
yang disuluh agar terbangun proses perubahan “perilaku”. Dengan kata lain,
kegiatan penyuluhan tidak terhenti pada “penyebarluasan informasi”, dan
“memberikan penerangan”. Tetapi merupakan proses yang dilakukan secara terus
menerus, sekuat tenaga dan pikiran, memakan waktu dan melelahkan, sampai
terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh penerima manfaat
penyuluhan yang menjadi klien penyuluhan.
Seorang petani sangat membutuhkan penyuluh yang dapat memberikan
infomasi melalui kegiatan penyuluhan mengenai cara perbaikan lahan pertanian
dengan berbagai teknologi modern yang akan diperkenalkan kepada petani agar
petani dapat menggunakan teknologi baru tersebut untuk mempermudah dan
memperlancar kegiatan pertanian. Adapun arti dari penyuluhan yaitu proses
penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara
bertani dan berusahatani demi tercapainya peningkatan produktivitas. Telah lama
dipahami bahwa penyuluhan merupakan proses pendidikan, tetapi dalam sejarah
penyuluhan pertanian di Indonesia, terutama selama periode pemerintahan Orde
Baru, kegiatan penyuluhan lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kekuasaan
melalui kegiatan yang berupa pemaksaan, sehingga muncul gurauan dipaksa,
terpaksa, akhirnya terbiasa. Terhadap kenyataan seperti itu, semua insan
penyuluhan harus kembali untuk menghayati makna penyuluhan sebagai proses
pendidikan.
Seorang mahasiswa Fakultas Pertanian perlu mengetahui kegiatan dalam
lingkup pertanian yaitu melalui proses kegiatan Penyuluhan dan Komunikasi
Pertanian agar dapat menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam
menyampaikan berbagai inovasi baru. Melalui proses penyuluhan yang baik, akan
semakin banyak petani yang melakukan dan menerapkan  informasi yang telah
diterimanya melalui kegiatan penyuluhan. Kegiatan praktikum yang dilaksanakan
mahasiswa Pertanian, nantinya dapat melahirkan penyuluh yang berkualitas, yang
memberikan banyak informasi penting mengenai cara bercocok tanam kepada
pertanian sehingga petani dapat meningkatkan produksi hasil pertanian untuk
mensejahterakan masyarakat petani melalui upaya peningkatan hasil usaha
tani maka akan meningkatkan pendapatan bagi Negara melalui ekspor beras ke
luar negeri. Bagi mahasiswa Fakultas Pertanian pada khususnya, dilaksanakan
untuk meningkatkan wawasan dan informasi mengenai kegiatan penyuluhan
pertanian.

6
1.2 Perumusan Masalah
a. Apa itu profil petani?
b. Apa itu profil usahatani petani?
c. Apa saja permasalahan usahatani petani?
d. Bagaimana menyusun rencana perbaikan masalah petani dalam program
penyuluhan pertanian?

1.3 Tujuan
a. Untuk mendeskripsikan profil petani.
b. Untuk mendeskripsikan profil usahatani petani.
c. Untuk mendeskripsikan permasalahan usahatani petani.
d. Untuk menyusun rencana perbaikan masalah petani dalam suatu program
penyuluhan pertanian.

7
BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian


Penyuluh pertanian adalah orang yang bertugas dalam memberikan
dorongan kepada petani agar mampu mengubah cara berpikir, cara kerja,
dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan, baik pengetahuan
budidaya maupun teknologi.  Penyuluh pertanian berperan, Penyuluh sebagai
inisiator yang senantiasa selalu memberikan gagasan/ide-ide baru. Penyuluh
sebagai fasilitator yang senantiasa memberikan jalan keluar/kemudahan-
kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar mengajar, maupun fasilitas
dalam memajukan usahataninya. Penyuluh sebagai motivator yang senantiasa
membuat petani tahu, mau dan mampu. Penyuluh sebagai penghubung
(Penghubung dengan pemerintah), dalam hal ini Penyuluh sebagai penyampai
aspirasi masyarakat tani.  Penyuluh sebagai guru, pembimbing petani yang
senantiasa mengajar, melatih petani sebagai orang dewasa. Penyuluh sebagai
organisator dan dinamisator yang selalu menumbuhkan dan mengembangkan
kelompok tani agar mampu berfungsi sebagai kelas belajar-mengajar,
wahana kerjasama dan sebagai unit produksi. Penyuluh sebagai penganalisa
yang dituntut untuk mampu menganalisa masalah, sebab yang ada di
usahatani dan di keluarga tani mampu menganalisa kebutuhan petani yang
selanjutnya merupakan masukan dalam membuat programa penyuluhan
pertanian. Penyuluh sebagai agen perubahan, penyuluh senantiasa harus
dapat mempengaruhi sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah
kemajuan.

8
.2 Peran Penyuluhan Pertanian
Kehadiran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan peranan penyuluh pertanian di
tengah-tengah masyarakat tani di desa masih sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
sumber daya manusia (petani) sehingga mampu mengelola sumber daya alam yang
ada secara intensif demi tercapainya peningkatan produktifitas dan pendapatan atau
tercapainya ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi. Memberdayakan petani –
nelayan dan keluarganya melalui penyelenggaraan penyuluh pertanian, bertujuan
untuk mencapai petani – nelayan yang tangguh sebagai salah satu komponen untuk
membangun pertanian yang maju, efisien dan tangguh sehingga terwujudnya
masyarakat sejahtera. Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses yang (1).
Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan
perkiraan ke depan; (2). Membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan
timbulnya masalah dari analisis tersebut; (3). Meningkatkan pengetahuan dan
mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah, serta membantu menyusun
kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani; (4). Membantu petani
memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara pemecahan masalah
yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai
berbagai alternatif tindakan; (5). Membantu petani memutuskan pilihan tepat yang
menurut pendapat mereka sudah optimal; (6). Meningkatkan motivasi petani untuk
dapat menerapkan pilihannya ; dan (7). Membantu petani untuk mengevaluasi dan
meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil
keputusan.
Sistem penyuluhan pertanian di dalam otonomi daerah adalah sistem
penyuluhan pertanian yang digerakkan oleh petani dengan demikian petani harus
dimampukan, diberdayakan, sehingga petani memiliki keahlian-keahlian yang dapat
menyumbangkan kegiatannya ke arah usahatani yang moderen dan mampu bersaing,
mampu menjalin jaringan kerja sama diantara sesama petani maupun dengan
kelembagaan sumber ilmu/teknologi, serta mata rantai agribisnis yang peluangnya
tersedia. Jadi pada akhirnya petani akan menyelenggarakan sendiri kegiatan

9
penyuluhan pertanian, dari petani, oleh petani dan untuk petani (konsep Penyuluh
Swakarsa).
Peranan dari penyuluh pertanian sebagai fasilitator, motivator dan sebagai
pendukung gerak usaha petani merupakan titik sentral dalam memberikan penyuluhan
kepada petani akan pentingnya berusaha tani dengan memperhatikan kelestarian dari
sumber daya alam. Kesalahan dalam memberikan penyuluhan kepada petani akan
menimbulkan dampak negatif dan merusak lingkungan. Proses penyelenggaraan
penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik dan benar apabila didukung dengan
tenaga penyuluh yang profesional, kelembagaan penyuluh yang handal, materi
penyuluhan yang terus-menerus mengalir, sistem penyelenggaraan penyuluhan yang
benar serta metode penyuluhan yang tepat dan manajemen penyuluhan yang
polivalen. Dengan demikian penyuluhan pertanian sangat penting artinya dalam
memberikan modal bagi petani dan keluargannya, sehingga memiliki kemampuan
menolong dirinya sendiri untuk mencapai tujuan dalam memperbaiki kesejahteraan
hidup petani dan keluarganya, tanpa harus merusak lingkungan di sekitarnya.

10
BAB III
METODOLOGI

3.1 Lokasi, Waktu, serta Penataan Pelaksanaan


Kegiatan wawancara dilakukan pada hari Selasa, 30 Jui 2020 Wawancara untuk
pengambilan data kali ini bersifat non formal. Karena baik petani maupun peneliti
duduk bersama bercampur dalam satu ruang tanpa ada perbedaan tempat duduk
maupun posisi duduk. 

.2 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau
teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka lebih
mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi. Dengan
metode penyuluhan, penyampaian materi penyuluhan dapat dilakukan secara
sistematis, sehingga materi tersebut  dapat dimengerti dan diterima
sasaran. Pemilihan metode penyuluhan harus berdasarkan pada kemampuan
seseorang karena kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu berbeda-beda,
demikian juga terhadap perkembangan mental mereka, keadaan lingkungan dan
kesempatannya berbeda-beda. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu metode
penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna 
Metode pelaksanaan peyuluhan pada laporan praktikum ini
menggunakan metode pendekatan perorangan maksudnya yaitu penulis
melakukan wawancara kepada petani dengan cara bertatap muka secara
langsung di daerahnya. Penulis mengambil informasi dari petani berpedoman
pada poin-poin pertanyaan yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya.

.3 Metode Tekhnik Pengumpulan Data


Penelitian yang saya lakukan dapat dikatakan sebagai penelitian
kualitatif. Ada beberapa teknik pengumpulan data dalam kegiatan praktikum
lapang ini, diantaranya adalah :

11
a. Teknik Wawancara
Dalam teknik ini, kami melakukan wawancara langsung terhadap petani
di kediamannya tinggal. Dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang
sebelumnya sudah kami persiapkan. Pertanyaan tersebut berkaitan
dengan usahatani yang dikelolanya, kehidupan petani, permasalah
usahatani yang dialami oleh petani, dan lain-lain.

b. Teknik Observasi
Selanjutnya teknik observasi, saat melakukan wawancara dan setelah
wawancara kami melakukan pengamatan terhadap kegiatan petani yang
ada disekitar lingkungan baik lingkungan social maupun lingkungan alam.
Dengan adanya dilakukan pengamatan ini kami dapat merasakan
bagaimana kehidupan petani yang sesungguhnya.

c. Teknik Dokumen
Dokumen yang digunakan berupa laporan-laporan dan dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan kajian teknis dari responded / petani sehingga
dijadikan subjek pengamatan. Dokumentasi dilakukan dengan cara
pengamilan foto atau video aktifitas dari petani yaitu pada saat
pengolahan lahan.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Umum Desa Tegaron
Dari hasil pengamatan saya tentang mengenai pertaniannya, nama
desa tersebut itu adalah desa tegaron berada di Kec. Kedung Kandang, Kota
Malang. Desa ini terbilang mata pencaharian sebagai petani itu hanya
pekerjaan sampingan saja, mungkin karena desa tersebut terletak di daerah
perkotaan. Kebanyakan di Desa Tegaron ini kebanyakan para penduduknya
punya lahan sendiri, maka dari itu di bidang pertaniannya mereka hanya
sampingan saja. Pekerjaan utama disana yaitu beternak dan berdagang.
Kondisi iklim desa tegaron sama dengan kondisi iklim pada umumnya
di Negara Indonesia, ada dua iklim. Saat ini desa tegaron berada pada
musim kemarau dengan suhu maksimal 30 derajat celcius. Curah hujan di
desa tegaron pun tidak merata, kadang seharusnya musim hujan tetapi
tidak ada hujan begitu juga sebaliknya. Keadaan wilayah desa tegaron dari
SDA nya sudah mencukupi dan sangat potensial di bidang pertaniannya.
Kelembapan tanahnya pun sangat normal, tergantung dari cuaca yang ada
saat ini.

13
4.1.1.2. Karateristik Petani
Nama responden yang kami wawancarai adalah Ibu Sumai yang berusia
44 tahun. Sejak 24 tahun yang lalu beliau sudah memulai bertani, selain
bertani beliau juga memiki hewan ternak berupa sapi, disela waktu
kosongnya Ibu Sumai biasanya mencari rumput dibantu oleh suaminya untuk
hewan ternaknya di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Tanaman yang di
budidayakan Ibu Sumai yaitu tanaman singkong, hasil panen yang biasa di
dapatkan dalam ¼ ha bisa mencapai 2 ton sekali panen untuk komoditi
singkong. Kendala yang biasanya Ibu Sumai rasakan yaitu mahalnya pupuk
dan menurunnya harga jual singkong.

.2 Pembahasan
4.2.1 Profil Petani
Nama beliau Ibu Sumai berumur 44 tahun. Tempat tinggal beliau
berada di Desa Tegaron, jl. Lesanpuro Gg.12, Kec. Kedung Kandang, Kota
Malang, Jawa Timur. Pendidikan beliau hanya sampai SD saja karena faktor
keuangan jadi tidak bias melanjutkan pendidikannya sampai ke jenjang
berikutnya. Pekerjaan yang saat ini beliau kerjakan atau pekerjaan utama
beliau yaitu berdagang singkong dan pekerjaan sampingan beliau yaitu
petani. Komoditas yang beliau budidayakan saat ini hanya singkong saja,
karena mudah membudidayakannya. Di desa beliau terdapat kelompok tani
yang kata beliau jarang aktif dan beliau juga jarang hadir dalam
perkumpulan kelompok tani tersebut. Nama kelompok taninya beliau lupa
karena juga beliau jarang hadir, faktor tempat kumpulnya yang jauh jadi
tidak hadir.

.2.2 Profil Usaha Tani Petani


Status kepemilikan lahan beliau yaitu lahan milik sendiri. Biasanya
pajak yang dibayarkan 1 tahunnya sekitar Rp. 850.000 / ¼ ha dan tanaman
yang diusahakan yaitu singkong saja. Jumlah input yang dihasil berupa
bibit, pupuk, dan obat obatan. Kalau bibitnya beliau tidak membeli karena
hanya ambil dari batang singkong yang sudah ada saja dan biasanya satu
lahan itu sekitar 2000 batang singkong. Sedangkan pupuknya beliau

14
menggunakan 2 jenis pupuk yaitu pupuk kandang dan pupuk ZA. Pupuk
kandangnya beliau olah sendiri karena beliau juga beternak sapi jadi ambil
dari kotoran sapi tersebut, dan dosis pemberian pupuk per ha sekitar 1
kwintal. Kalau pupuk ZA beliau beli dari kelompok tani dan pupuk ZA
tersebut bersubsidi harganyapun kirakira Rp. 210.000/ kwintal, dan dosis
pemberian pupuk ZA per ha sama dengan pupuk kandang yaitu 1 kwintal,
jadi perbandingannya 1:1. Kalau yang obat obatan beliau tidak
menggunakan karena jarang sekali tanaman singkong terserang hama dan
penyakit.

Jumlah tenaga kerjanya kalau satu lahan bisa 5-6 orang dan biasanya
mendapat upah 1 orang Rp. 50.000 itu setengah hari kerja, dari pagi sampai
siang. Waktu hari kerjanya biasanya 10-12 hari kerja untuk satu lahannya.
Hasil panen an beliau dijual sendiri tidak ke pemborong karena kerja
utamanya berdagang jadi dijual sendiri oleh beliau dengan bantuan
suaminya. Suaminya biasanya kalau berjualan keliling kampung, kadang ke
pasar Cuma jarang saja. Perharinya jualan sekitar 50kg an, dan jika dijual
per-kg nya itu kalo dari petaninya sendiri Rp. 2.500 dan kalau dijual sendiri
ke pembeli Rp. 4.000 jadi beliau ambil untung hanya Rp.1.500 saja, maka
dari itu kenapa beliau tidak mau jual ke pemborong atau tengkulak karena
harganya yang terlalu murah jadi beliau jual sendiri saja ada untungnya.

1) Pendapatan beliau dari usaha taninya:

Pendapatan = penerimaan – biaya = (produksi/ha × harga/kg) - jumlah biaya

Pendapatan : (2000/ha × 2.500) - 510.000 = 5000.000 - 1.400.000

= Rp. 3.600.000

2) Pendapatan beliau dari sampingannya:

Pendapatan = penerimaan – biaya = (produksi/ha × harga/kg) - jumlah biaya

Pendapatan : (2000/ha × 4.000) - 510.000 = 8000.000 - 1.400.000

= Rp. 6.600.000

15
4.2.3 Permasalah Usaha Tani Petani

Dalam wawancara yang saya lakukan ada beberapa permasalahan yang


di hadapi beliau dalam usaha taninya yaitu harga pupuk yang semakin naik
dan harga jual singkong yang menurun. Beliau berkata bahwa harga pupuk
sekarang kian naik dan itu yang beliau resahkan saat ini. Sebenarnya ada
pupuk subsidi akan tetapi karena mahal tadi meskipun pupuk subsidi tetap
saja harganya tidak relevan sekali, dan ini sangat berakibat pada komoditas
tersebut. Pupuk yang semakin mahal maka penggunaannya harus dihemat
dan membuat pertumbuhan tanaman singkong menjadi tidak gemuk gemuk,
yak arena itu tadi pemberian pupuknya yang hemat menjadikan masalah
baru dalam usaha taninya. Ada lagi harga singkong yang semakin menurun,
itu juga yang membuat beliau dan petani singkong lainnya merasa resah.
Kalau yang petani sampingan masih tidak apa kan dibantu dengan kerja
utamanya, nah kalau yang bukan sampingan kan tidak menjamin bisa
memenuhi kebutuhannya ditambah lagi harga pupuk yang melonjak, ini
sangat berhubungan sekali. Jika dijual ke tengkulak pun harga sangat kecil
sekali dan belum tentu untung, bisa saja itu merugi. Hal ini yang perlu
diperhatikan dan dikaji lebih dalam agar dapat memberikan solusi bagi
petani tersebut.

4.2.4 Penyusunan Rencana Perbaikan Masalah Petani

Untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi petani tersebut maka kita


perlu menyusun strategi yang jitu dan petani harus mencoba satu persatu
rencana yang sudah dibuat, seperti berikut ini :

1) Jangan berfokus kepada satu komoditas saja, akan tetapi coba dengan
beberapa komoditas yang sekiranya sekarang harga jualnya lagi naik
dan pemupukannya tidak memakan banyak pupuk.
2) Jika punya kerja lain selain bertani bisa diandalkan saja. Hitung hitung
untuk menambah pemasukan selain hasil dari usaha tani tersebut.

16
3) Coba membuat suatu inovasi baru dari komoditas tersebut. Jika
komoditas singkong coba untuk membuat produk sendiri berupa keripik
atau makanan lain yang berbahan dasar singkong. Itu bisa menambah
penghasilan dan lebih untuk dari pada menjual panenan singkong
tersebut ke tengkulak maupun berdagang sendiri.
4) Jika punya ternak atau ada kerja sampingan ternak bisa membuat
pupuk sendiri yang berbahan dasar kotoran hewan ternak, bukan untuk
dipakai sendiri, melainkan untuk dijual lagi ke petani lainnya.

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan dari hasil yang sudah dibahas tadi bahwa tidak harus
berpacu pada satu komoditas saja. Kita harus cari peluang yang lain, yang
sekiranya bisa menguntungkan untuk kita. Harus juga membuat suatu inovasi
yang lebih menarik agar harga jual nya bisa meningkat. Intinya harus tidak
hanya pintar dalam budidayanya kita juga harus pintar dalam
memasarkannya karena itu yang terpenting dalam menjalani usaha apapun
itu. Tidak lupa juga pemanfaatan pupuknya harus diperhatikan. Jika pupuk
mahal kita harus cari cara bagaimana meminimalisir pupuk itu agar
menghasilkan panenan yang bagus dan maksimal. Juga cari peluang untuk
usaha berjualan pupuk. Sebenarnya tidak ada yang tidak mungkin. Jadi
segala cara harus dilakukan, tergantung mau tidak untuk berusaha.

.2 Saran

Cari usaha tambahan apapun itu. Coba divariasikan lebih menarik lagi
usaha tani itu. Biasanya langsung dijual mentahan, sekarang coba dijual
seperti makanan ringan berupa keripik. Jangan patah semangat tetap
berusaha mencari nafkah dan menghidupi kebutuhan sehari hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://maluku.litbang.pertanian.go.id/?p=4967

19
LAMPIRAN

20

Anda mungkin juga menyukai