Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI E-LEARNING SYSTEM DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL UNIFIED THEORY OF ACCEPTANCE AND USE OF


TECHNOLOGY
(Studi Kasus : e-learning Universitas Bina Darma)
FATMA SARI
Dosen Universitas Bina Darma
Jalan A. Yani No. 12 Plaju Palembang 30264-Indonesia
Fatmasari78@gmail.com

Abstract : This study aims to determine behavioral intention in the use of e-learning system using models
UTAUT. The phenomenon underlying the research is: It is not yet optimal use of e-learning by lecturers in
the learning process, not yet optimal socialization of the existence of e-learning, so that is not maximized
and yet utilization measurability of the impact of using e-learning for lecturers.This study is limited in its
scope: analysis of the influence of performance expectancy, effort expectancy, social influence on
behavioral intention in the use of e-learning on the lecturer in the University of Bina Darma. results
showed that Performance Expectancy of Behavioral Intention in the use of e-learning system had no
significant effect while the Effort Expectancy and Social Influence on Behavior Intention in the use of e-
learning system significantly.

Keywords: e-learning system, models UTAUT, performance expectancy, Effort Expectancy, Social
Influence

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui niat perilaku dalam penggunaan e-learning sistem
menggunakan model UTAUT. Fenomena yang mendasari penelitian ini adalah: belum optimalnya
penggunaan e-learning oleh dosen dalam proses pembelajaran, sosialisasi keberadaan e-learning belum
optimal, sehingga belum maksimal dan belum terukurnya pemanfaatan dampak penggunaan e-learning
untuk dosen. Penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup: analisis pengaruh Performance Expextancy,
Effort Expextancy, Social Influence terhadap niat perilaku dalam penggunaan e-learning pada dosen di
Universitas Bina Darma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Performance Expextancy dari perilaku Niat
dalam penggunaan sistem e-learning tidak berpengaruh signifikan sedangkan Effort Expextancy dan
Social Influence pada Perilaku Niat dalam penggunaan e-learning sistem secara signifikan.

Kata kunci: e-learning system, models UTAUT, performance expectancy, Effort Expectancy, Social
Influence

1 PENDAHULUAN secara elektronik mengunakan komputer dan


media berbasis komputer (Smaldino, 2005).
Penerapan Teknologi Informasi dan
Menurut konvensi internasional (Davidson et.al,
Komunikasi (TIK) di institusi pendidikan
2006), konten pembelajaran dapat
Perguruan Tinggi atau sekolah), saat ini sudah didistribusikan melalui web atau melalui
menjadi keharusan walaupun tidak ada yang
CD/DVD. Selain konten pembelajaran,
mewajibkan, karena penerapan TIK dapat
Smaldino (2005) menyatakan bahwa e-learning
menjadi salah satu indikator keberhasilan suatu dapat memonitor performa mahasiswa.
institusi pendidikan. Cepat atau lambat, pada
Konsep dan mekanisme belajar mengajar
akhirnya institusi pendidikan akan terkait dalam
berbasis teknologi informasi telah berkembang
suatu komunitas yang menuntut untuk
ke berbagai ragam bentuk modalitas media
mengadopsi penerapan TIK. e-learning pembelajaran. Konsep pembelajaran berbasis e-
(electronic learning) adalah salah satu aspek learning membawa pengaruh terjadinya proses
penerapan TIK di institusi pendidikan. e- transformasi pendidikan konvensional ke dalam
learning didefinisikan sebagai penyampaian bentuk digital, baik dari sisi sistem maupun
konten pembelajaran atau pengalaman belajar kontennya. Saat ini konsep e-learning sudah

Implementasi E-learning System dengan (Fatmasari ) 1


banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti Behavior (TPB), Combined TAM and TPB,
dengan maraknya implementasi e-learning di Model of PC Utilization (MPTU), Innovation
lembaga pendidikan maupun industri. Diffusion Theory (IDT) dan Social Cognitive
Mengimplementasikan e-learning system adalah Theory (SCT). UTAUT terbukti lebih berhasil
sebuah tindakan strategis untuk meningkatkan dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam
proses pembelajaran dan interaksi antara menjelaskan hingga 70 persen varian pengguna.
mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi. e- Setelah mengevaluasi kedelapan model,
learning System berfungsi sebagai alat untuk Venkatesh, et. al. menemukan tujuh konstruk
mendukung manajemen pembelajaran dan yang nampak menjadi determinan langsung yang
membuat interaksi antara mahasiswa dan dosen signifikan terhadap behavioral intention atau use
menjadi lebih mudah. Dengan menggunakan e- behavior dalam satu atau lebih di masing-masing
learning System mahasiswa dan dosen dapat model.
berinteraksi satu sama lain kapan saja dan Konstruk-konstruk tersebut adalah
dimana saja. performance expectancy, effort expectancy,
Untuk meraih tujuan tersebut, Universitas social influence, facilitating conditions, attitude
Bina Darma telah memanfaatkan e-learning toward using technology, dan self-efficacy.
sejak tahun 2008. Pemanfaatan e-learning diikuti Setelah melalui pengujian lebih lanjut, mereka
dengan kebijakan dari pihak Universitas untuk menemukan empat konstruk utama yang
mendukung penggunaan e-learning di dalam memainkan peran penting sebagai determinan
kelas tradisional (belum menggunakan e- langsung dari behavioral intention dan use
learning) termasuk memberikan rewards kepada behavior yaitu, performance expectancy, effort
dosen-dosen yang aktif menggunakan e- expectancy, social influence, dan facilitating
learning. Hampir selama dua tahun pemanfaatan conditions. Dalam penelitian ini akan dibahas
e-learning Universitas Bina Darma masih pengaruh performance expectancy, effort
mengalami banyak hambatan untuk expectancy, social influence terhadap
mengkombinasikan pembelajaran tradisional penerimaan penerapan e-learning system pada e-
dengan e-learning. Beberapa dosen mengalami learning Universitas Bina Darma.
kesulitan-kesulitan untuk mengubah cara mereka
mengajar dari pengajaran tradisional menjadi
kombinasi pengajaran tradisional dengan e- 2 MODEL, ANALISA, RANCANGAN
learning. Penelitian ini bertujuan untuk DAN PENERAPAN
memperoleh pemahaman yang lebih baik
2.1 Model UTAUT
terhadap dan mengetahui intensi penggunaan e-
Beberapa model yang dibangun untuk
learning oleh dosen Universitas Bina Darma.
menganalisis dan memahami faktor-faktor yang
Dalam penelitian ini, penulis
mempengaruhi diterimanya penggunaan
menggunakan Unified Theory of Acceptance and
teknologi komputer,diantaranya yang tercatat
Use of The Technology (UTAUT), yang
dalam berbagai literature dan referensi hasil riset
dikembangkan oleh Venkatesh, et. al. (2003).
dibidang teknologi informasi adalah Theory of
Teori ini menyediakan alat yang berguna bagi
Reasoned Action (TRA), Theory of Planned
para manajer yang perlu menilai kemungkinan
Behaviour (TPB), dan Technology Acceptance
keberhasilan pengenalan teknologi baru dan
Model (TAM). Model TAM sebenarnya diadopsi
membantu mereka memahami penggerak
dari model TRA yaitu teori tindakan yang
penerimaan dengan tujuan untuk proaktif
beralasan dengan satu premis bahwa reaksi dan
mendesain intervensi (termasuk pelatihan,
persepsi seseorang terhadap sesuatu hal, akan
sosialisasi, dan lain-lain) yang ditargetkan pada
menentukan sikap dan perilaku orang tersebut.
populasi pengguna yang mungkin cenderung
Reaksi dan Persepsi pengguna teknologi
kurang untuk mengadopsi dan menggunakan
informasi akan mempengaruhi sikapnya dalam
sistem baru.
penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah
UTAUT menggabungkan fitur-fitur yang
satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah
berhasil dari delapan teori penerimaan teknologi
persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan
terkemuka menjadi satu teori. Kedelapan teori
kemudahan penggunaan TI sebagai suatu
terkemuka yang disatukan di dalam UTAUT
tindakan yang beralasan dalam konteks
adalah Theory of Reasoned Action (TRA),
pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang
Technology Acceptance Model (TAM),
dalam melihat manfaat dan kemudahan
Motivational Model (MM), Theory of Planned

2 Jurnal Imiah MATRIK Vol.13 No.1,April 2011


penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku
orang tersebut sebagai tolok ukur dalam
penerimaan sebuah teknologi.
Model UTAUT ini merupakan model
penerimaan teknologi informasi yang relative
baru dikembangkan berdasarkan teori dan model
sebelumnya. Model UTAUT menguji faktor-
faktor penentu user acceptance dan perilaku
penggunaan yang terdiri dari: performance
expectancy, effort expectancy, social influence
dan facilitating conditions, dan menemukan
bahwa keempat hal tersebut berkontribusi
kepada perilaku penggunaan baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui
behavioral intention. UTAUT juga
mempertimbangkan faktor-faktor seperti: gender,
usia, pengalaman menggunakan secara sukarela
atau tidak. Konsep UTAUT dapat dilihat pada Gambar 1. Model UTAUT
Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Model UTAUT Selain itu, upaya UTAUT model untuk
menjelaskan bagaimana pengaruh perbedaan
Konsep Akar Konsepsi Model individu menggunakan teknologi. Lebih khusus
UTAUT Sumber lagi, hubungan antara persepsi kemanfaatan,
kemudahan penggunaan, dan niat penggunaan
Performance Perceived TAM dapat
Expectancy Usefulness MM dimoderatori oleh usia, jenis kelamin, dan
Extrinsic MPCU pengalaman. Sebagai contoh, kekuatan antara
Motivation IDC manfaat yang dirasakan dan niat penggunaan
Job Fit SCT bervariasi dengan usia dan gender seperti itu
Realtive lebih signifikan bagi pekerja laki-laki dan muda.
Advantage Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan
Outcome terhadap niat juga dimoderasi oleh jenis kelamin
Expectations dan usia sedemikian rupa sehingga
Effort Perceived Ease TAM lebihsignifikan bagi perempuan dan pekerja yang
Expectancy of Use MPCU lebih tua, dan mereka mengurangi efek dengan
Complexity IDT pengalaman. The model UTAUT menyumbang
Ease of Use TRA,TPB,C- 70 persen dari varians dalam penggunaan niat,
Social Subjective TAM,TPB lebih baik dari studi TAM saja. Meskipun
Influence Norm MPCU UTAUT memberikan janji besar untuk
Social Factors IDT meningkatkan. pemahaman kita untuk
Image penerimaan teknologi, awal UTUAT studi
Facilitating Perceived TPB,C- difokuskan pada organisasi besar. Selain itu,
Conditions Behavior TAM-TPB skala yang digunakan dalam model UTAUT
Control MPCU yang baru sebagai mereka berada dalam
Facilitating IDT kombinasi sejumlah sisik sebelumnya, dan
Conditions karena itu, kesesuaian skala ini perlu lebih lanjut
Compatability diuji.
Sumber: Azhary dan Sari, 2008 Performance Expectancy (Ekspektasi Kinerja)
Performance expectancy adalah tingkat
Keterkaitan antara determinan- kemudahaan yang berhubungan dengan
determinan dan moderator-moderator ini dapat penggunaan suatu sistem. Variebel tersebut
dilihat dari gambar berikut ini: diformulasikan berdasarkan 3 (tiga) konstruk
pada model atau teori sebelumnya yaitu :

Implementasi E-learning System dengan (Fatmasari ) 3


1. Persepsi kemudahaan penggunaan sedemikian rupa hingga menjadi lebih sederhana
(perceived easy of use-PEOU) dari terlihat pada gambar berikut:
model TAM,
2. Kompleksitas dari Model of PC
Utilization (MPCU), Performance
3. Kemudahan penggunaan dari teori difusi Expectancy
(X1)
inovasi.
Effort Expectancy (Ekspektasi Usaha) Implementasi
Effort Expectancy adalah tingkat e-Learning
Effort
keyakinan individu bahwa menggunakan sistem Expectancy
System
(Y)
akan membantunya untuk mencapai kinerja (X2)
pekerjaannya (Venkantesh et. al., 2003).
Variabel dalam model UTAUT ini disusun
berdasarkan 5 (lima) konstruk pada model atau Social
teori sebelumnya, yaitu Influence

1. Persepsi manfaat (perceived usefulness- (X3)


PU) dari model TAM,
2. Motivasi ekstrinsik,
3. Kecocokan pekerjaan, Gambar 2. Kerangka Pemikiran
4. Keunggulan relatif, dan
5. Ekspektasi hasil.
Social Influence (Pengaruh Sosial) 2.2 Analisa Kebutuhan
Social Influence adalah tingkat persepsi Dalam penelitian ini penulis
seseorang bahwa pihak lain percaya bahwa menggunakan metode analisis data SEM.
sebaiknya menggunakan sistem baru Structural Equation Model (SEM) merupakan
(Venkantesh et. al., 2003). sekumpulan teknik-teknik statistikal yang
1. Pengaruh sosial merupakan faktor memungkinkan pengujian sebuah rangkaian
penentu terhadap tujuan perilaku dalam hubungan secara simultan. Model hubungan
menggunakan teknologi informasi yang yang dibangun dapat antara satu atau beberapa
direpresentasikan sebagai norma variabel dependen dengan satu atau beberapa
subyektif dalam TRA, TAM, TPB, variabel independen. Masing-masing variabel
2. Faktor sosial dalam MPCU, dependen dan independen dapat berbentuk faktor
3. Serta citra dalam teori difusi inovasi. (atau construct yang dibangun dari beberapa
variabel indikator). Sesungguhnya pemodelan
dengan persamaan struktural telah dikenal luas
Kerangka pemikiran merupakan suatu
dalam penelitian-penelitian manajemen, melalui
model konseptual tentang bagaimana teori
berbagai macam nama antara lain: causal
berhubungan dengan berbagai faktor yang
modeling, causal analysis simultaneous
telah diidentifikasi sebagai masalah riset.
equations modeling atau analisis struktur
Kerangka pemikiran akan memberikan
kovariance. Seringkali SEM disebut juga sebagai
manfaat, yaitu terjadi persepsi yang sama
Path Analysis atau Confirmatory Factor
antara periset dan pembaca terhadap alur-alur
Analysis.
pikiran periset, dalam rangka membentuk
Metode analisis data SEM yang
hipotesis-hipotesis risetnya secara logis.alam
digunakan dalam penelitian ini menggunakan a
kerangka pemikiran penelitian ini akan
two-step approach to multigroup SEM (MSEM).
Menguji faktor-faktor penentu user
MSEM digunakan bila kita ingin menguji model
acceptance dan perilaku penggunaan dalam
struktural pada kelompok sampel yang berbeda
model UTAUT, yaitu performance expectancy
secara simultan. MSEM tidak memerlukan
(X1), effort expectancy (X2), dan social
interaction terms dan nested model untuk
influence (X3) terhadap perilaku dalam
mengestimasi perbedaan group atau kelompok
penggunaan e-learning system (Y) pada
sampel seperti yang dihipotesiskan dalam analisa
Universitas Bina Darma
model koefisien jalur (path-analytic model
Kerangka Pemikiran pada penelitian ini coefficient) atau fit model. Kita hanya
menggunakan model UTAUT yang lebih menggunakan satu rangkaian Good of fit indices
sederhana. Model asli UTAUT dimodifikasi untuk masing-masing kelompok sampel.

4 Jurnal Imiah MATRIK Vol.13 No.1,April 2011


Cara yang dilakukan dalam menganalisis Pertanyaan di dalam kuesioner berjenis
SEM dengan two-step approach adalah sebagai pertanyaan tertutup dengan tingkat pengukuran
berikut: ordinal. Pertanyaan-pertanyaan untuk setiap
a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap variabel berasal dari item-item yang sudah
konstrak menjadi sebuah indikator divalidasi dari penelitian-penelitian yang sudah
summedscale bagi tiap konstruk. Setiap dilakukan sebelumnya. Item untuk mengukur
indikator tersebut distandarisasi (Z performance expectancy, effort expectancy dan
score) untuk mengeliminasi pengaruh social influence terhadap implementasi e-
skala yang bebeda-beda (Hair, 1998) learning system pada Universitas Bina Darma.
b. Menetapkan error (ε) dan lambda (λ) Semua variabel tersebut diukur dengan
terms. Error terms dapat dihitung berdasarkan skala Likert.
dengan menggunakan rumus (1-α)α2 dan Variabel dalam Penelitian
lambda terms dengan rumus α½α. Beberapa konvesi yang berlaku dalam
Langkah-langkah Pemodelan SEM SEM antara lain: variabel terukur merupakan
Sebuah pemodelan SEM yang lengkap variable yang datanya harus dicari dalam
pada dasarnya terdiri dari measurement model penelitian misalnya melalui pertanyaan-
dan structural model. Measurement model pertanyaan dalam kuesioner. Variabel ini disebut
ditujukan untuk mengkonfirmasi sebuah dimensi juga observed variabel. Faktor merupakan
atau faktor berdasarkan indikator-indikator variabel bentukan yang dibentuk melalui
empirisnya. Structural Model merupakan model indikator-indikator yang diamati dalam dunia
mengenai struktur hubungan yang membentuk nyata. Karena ia merupakan variabel bentukan
atau menjelaskan kausalitas antar faktor. Untuk maka disebut latent variabel. Nama lain untuk
membuat pemodelan yang lengkap beberapa faktor adalah construct atau variabel laten.
langkah berikut ini perlu dilakukan yaitu: Construct yang dibangun dalam sebuah model
a. Pengembangan model berbasis teori. penelitian dapat dibedakan dalam dua kelompok
b. Pengembangan diagram alur untuk yaitu construct endogen dan construct eksogen.
menunjukkan hubungan kausalitas. Construct eksogen (exogenous constructs)
c. Konversi diagram alur kedalam merupakan construct yang tidak diprediksi oleh
serangkaian persamaan struktural dan variable yang lain dalam model. Construct
spesifikasi model pengukuran. endogen (endogenous constructs) merupakan
d. Pemilihan teknik estimasi atas model faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau
yang dibangun. beberapa construct. Berdasarkan kerangka
e. Menilai problem identifikasi. konseptual yang telah disajikan di atas, maka
f. Evaluasi model. berikut ini adalah klasifikasi dari masing-masing
g. Interpretasi dan modifikasi model. variabel sesuai dengan tipe variabelnya :
1. Konstruk Eksogenous (Exogenous
Constructs)
Pada penelitian ini konstruk eksogenous
2.3 Definisi Operasional dan Skala
meliputi Performance expectancy (PE),
Pengukuran Variabel
Effort Expectancy (EE) dan Social
Influence (SI).
Menurut Rahadi (2010), Tujuan pokok
2. Konstruk Endogen (Endogenous
suatu penelitian adalah untuk menjawab
Constructs)
pertanyaan dan hipotesis. Untuk itu peneliti
Pada penelitian ini konstruk endogen
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
meliputi Behavioral Intention To Use
memproses data, membuat analisis dan
(ITU)
interpretasi. Analisis data belum dapat menjawab
pertanyaan penelitian. Setelah data dianalisis dan 2.4 Teknis Analisis
diperoleh informasi yang lebih sederhana, hasil a. Skala Pengukuran
analisis tersebut harus diinterpretasi untuk Analisis data yang dilakukan terhadap
mencari makna dan implikasi dari hasil analisis penelitian ini bersumber dari jawaban
tersebut. responden terhadap pertanyaan tertutup
Penelitian ini menggunakan alat ukur tentang ukuran-ukuran variabel. Setiap
berupa kuesioner untuk memperoleh data setiap pertanyaan diberikan alternatif jawaban dan
variabel yang terdapat pada model penelitian. skor masing-masing sebagai berikut:

Implementasi E-learning System dengan (Fatmasari ) 5


- Sangat setuju / Rendah =5 atau sampel yang berbeda. Penggunaan
- Setuju / Rendah =4 matrik korelasi lebih cocok jika tujuan
- Netral =3 penelitiannya hanya untuk memahami pola
- Kurang Setuju / Tinggi =2 hubungan antar konstruksi tetapi tidak
- Tidak Setuju/ Sangat Tinggi =1 menjelaskan keseluruhan variabel dari
konstruksi (Ghozali, 2006).
b. Mengevaluasi Estimasi Model Oleh karena itu, Hair, et.al (1996)
Suatu model persamaan struktural dapat menyarankan agar peneliti menggunakan
dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu matrik varian/kovarian lebih memenuhi
just-identified, overidentified dan asumsi-asumsi metodologi dan merupakan
underidentified. Asumsi-asumsi yang harus bentuk data yang lebih sesuai untuk
dipenuhi adalah: memvalidasi hubungan-hubungan
a. Ukuran Sampel kausalitas.
Jumlah sampel yang disarankan untuk d. Interpretasi dan Modifikasi Model
melakukan metode estimasi Maximum Ketika model telah dinyatakan diterima,
Likelihood (ML) adalah antara 100-200 maka peneliti dapat mempertimbangkan
sampel (Ghozali, 2004). dilakukannya modifikasi model untuk
b. Normalitas Data memperbaiki penjelasan teoritis.
Asumsi lain yang harus dipenuhi oleh Modifikasi dari model awal harus dilakukan
variabel observed sebelum dianalisis setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika
dengan metode estimasi ML adalah data model dimodifikasi maka model tersebut
harus memenuhi ketentuan normalitas harus divalidasi-silang sebelum model
multivariate. Pengujian terhadap modifikasi diterima.
normalitas data ini dapat dilakukan e. Uji Overall Model Fit
dengan menggunakan critical ratio a. Likelihood-Ratio Chi-Suare Statistic
skewness value. Chi-square statistic (χ2) merupakan
c. Outlier (Data ekstrim) alat uji fundamental untuk mengukur
Outlier adalah kondisi observasi dari overall fit. Chi-Square ini bersifat
suatu data yang memiliki karakteristik sangat sensitive terhadap besarnya
unik yang terlihat sangat berbeda jauh sampel yang digunakan. Karena itu
dari observasi-observasi lainnya, baik bila jumlah sampel adalah cukup
untuk sebuah variabel tunggal ataupun besar yaitu lebih dari 200 sampel,
variabel-variabel kombinasi (Hair, et.al, maka statistic hi-square ini harus
1998). Deteksi data outlier dapat didampingi oleh alat uji lainnya
dilakukan dengan memperhatikan nilai (Hair, et.al, 1995; Tabachnick &
mahalanobis distance. Fidell, 1996 dikutip dalam
d. Multikolinearitas Seperti halnya analisis Ferdinand, 2002). Model yang diuji
multivariate lain, salah satu asumsi yang akan dipandang baik atau
harus dipenuhi adalah multikolinearitas. memuaskan bila nilai chi-squarenya
Asumsi ini mengharuskan tidak adanya rendah. Semakin kecil nilai χ2
korelasi yang bebas diantara variabel- semakin baik model itu (karena
variabel independen. Nilai korelasi dalam uji beda chi-square, χ2 = 0,
antara variabel observed yang tidak berarti benar-benar tidak ada
diperbolehkan adalah ≥ 0,9 (Ghozali dan perbedaan, Ho diterima) dan
Fuad, 2005). diterima berdasarkan probabilitas
c. Memilih Jenis Matrik Input dan dengan cut off value sebesar p >
Estimasi Model 0.05 atau p > 0.10 (Hulland, et. Al,
Tidak seperti teknik analisis multivariate 1996, dikutip dalam Ferdinand,
lainnya model persamaan struktural hanya 2002).
menggunakan data input berupa matrik Nilai chi-square yang rendah akan
varian/kovarian atau matrik korelasi untuk menghasilkan probabilitas (p) yang
estimasi model yang dilakukannya. Matrik lebih besar dari tingkat signifikansi
kovarian memiliki kelebihan daripada (α). Hal ini menunjukkan bahwa
matrik korelasi dalam memberikan validitas input matrik kovarian atau korelasi
perbandingan antara populasi yang berbeda antara yang diprediksi dengan hasil

6 Jurnal Imiah MATRIK Vol.13 No.1,April 2011


observasi tidak berbeda secara sama dengan 0.08 merupakan indeks
signifikan. untuk dapat diterimanya model yang
Ho : data observasi identik dengan menunjukkan sebuah close fit dari
teori/model  hipotesis model itu berdasarkan degrees of
diterima apabila probabilitas freedomnya (Browne & Cudeck,
(p) ≥ 0.05 1993). Lebih lanjut Browne
Ho : data observasi berbeda dengan menulis: ‘we are also of the opinion
teori/model  hipotesis that a value of abaout 0.80 or less
diterima apabila probabilitas the RMSEA would indicate a
(p) ≤ 0.05 reasonable error of approximation
b. CMIN/DF and would not want to employ a
The minimum sample disrepancy model with a RMSEA greater than
function (CMIN) dibagi dengan 0.1’(Brown & Cudeck, 1993, dikutip
degree of freedomnya akan dalam Ferdinand, 2002).
menghasilkan indeks CMIN/DF Jadi, nilai RMSEA merupakan
yang umumnya dilaporkan oleh para ukuran untuk memperbaiki
peneliti sebagai salah satu indikator kecenderungan chi-square statistic
untuk mengukur tingkat fitnya suatu menolak model dengan sampel
mdel. o Dalam hal ini CMIN/DF besar. Nilai RMSEA yang
tidak lain adalah statistik chi-square, disarankan adalah < 0.08.
χ2 dibagi Dfnya sehingga disebut χ2- f. TLI (Tucker Lewis Index)
relatif. Nilai χ2-relatif kurang dari TLI adalah sebuah alternatif
2.0 atau bahkan kadang kurang dari incremental fit index yang
3.0 adalah indikator dari acceptable membandingkan sebuah model yang
fit antara model dan data (Arbuckle, diuji terhadap sebuah baseline model
1997). Sama halnya dengan (Baumgartner & Homburg, 1996).
pernyataan Byrne (1988) dalam Nilai yang direkomendasikan
Ghozali (2004) mengusulkan nilai sebagai acuan untuk diterimanya
CMIN/DF yang kurang dari 2 sebuah model adalah penerimaan
sebagai ukuran fit suatu model. ≥0.95 (Hair, et.al, 1995, dikutip
c. GFI dalam Ferdinand, 2002), dan nilai
Nilai Goodness-of-fit (GFI) berkisar yang sangat mendekati 1
antara nilai 0 (poor fit) hingga 1.0 menunjukkan a very good fit
(perfect fit). Nilai GFI yang tinggi (Arbuckle, 1997, dikutip dalam
menunjukkan fit yang lebih baik Ferdinand 2002). Indeks ini
(better fit). diperoleh dengan rumus:
d. AGFI cb c
Nilai AGFI sebesar 1.0 berarti 
TLI  db d
bahwa model memeliki prefect fit.
cb
Nilai AGFI yang direkomendasikan 1
adalah 0,90. db
e. RMSEA (The Root Mean Square Dimana C adalah diskrepansi dari
Error of Approximation) model yang dievaluasi dari d adalah
RMSEA adalah sebuah indeks yang degrees of freedomnya sementara cb
dapat digunakan untuk dan db adalah diskrepansi dan degree
mengkompensasi chi-square statistic of freedom dari baseline model yang
dalam sampel yang besar dijadikan pembanding. Nilai TLI
(Baumgartner & Homburg, 1996, berkisar antara 0 (no fit at all)
dikutip dalam Ferdinand, 2002). sampai 1.0 (perfect fit), tetapi
Nilai RMSEA menunjukkan sebaiknya nilai ini ≥ 0.90.
goodness-of-fit yang dapat g. NFI (Normed fit Index)
diharapkan bila model diestimasi Nilai NFI merupakan besarnya
dalam populasi (Hair, et.al, 1995, ketidakcocokan antara model target
dikutip dalam Ferdinand, 2002). dan model dasar. Nilai NFI
Nilai RMSEA yang lebih kecil atau berkisar antara 0 – 1. NFI ≥ 0.90

Implementasi E-learning System dengan (Fatmasari ) 7


adalah good fit, sedangkan nilai 0.8 lain yaitu variance extracted. Nilai yang
≤ NFI ≥ 0.9 adalah marginal fit. direkomendasikan untuk variance
Jadi, tidak ada nilai mutlak yang extracted adalah 0.50.
dipergunakan sebagai nilai standar g. Diagram Jalur
tetapi sebaliknya nilai ini ≥ 0.90. Biasanya hubungan-hubungan kausal
h. CFI (Comparative Fit Index) dinyatakan dalam bentuk persamaan, tetapi
Besaran indeks ini adalah pada dalam SEM, atau analisis Jalur dalam
rentang nilai sebesar 0-1 dimana AMOS Versi 18.0, hubungan kausalitas
semakin mendekati 1, cukup digambarkan dalam sebuah diagram
mengindikasikan tingkat fit yang jalur yang akan diterjemahkan ke dalam
paling tinggi, a very good fit bentuk persamaan, dan persamaan menjadi
(Arbuckle, 1997). Nilai yang estimasi model. Tujuan dibangunnya
direkomendasikan adalah CFI ≥ diagram jalur adalah untuk memudahkan
0.95. Keunggulan dari indeks ini peneliti dalam memvisualisasikan
adalah bahwa indeks ini besarnya hubungan-hubungan kausalitas yang ingin
tidak dipengaruhi oleh ukuran diuji. Model penelitian ini adalah recursive
sampel karena itu sangat baik untuk yang merupakan model penyebab yang
mengukur tingkat penerimaan mempunyai satu arah. Dimana tidak ada
sebuah model (Hulland et.al, 1996; arah membalik (feed back loop) dan tidak
Tanaka, 1993). Indeks CFI adalah ada pengaruh sebab akibat (reciprocal).
identik dengan Relative Dalam model ini satu variabel tidak dapat
Noncentrality Index (RNI) dari berfungsi sebagai penyebab dan akibat
MCDonald dan Marsh (1990), yang dalam waktu yang bersamaan.
diperoleh dari rumus berikut ini:
cd A. Uji Validitas Instrumen
CFI  RNI  1  Uji Validitas digunakan untuk
cb  db
mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu
Dimana C adalah diskrepansi dari
daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu
model yang dievaluasi dan d adalah
variabel. Menurut Kuncoro (2003:231) bahwa
degree of freedomnya sementara Cb
untuk menentukan validitas digunakan teknik
dan db adalah diskrepansi dan
korelasi product moment dengan bantuan
degrees of freedom dari baseline
perangkat lunak SPSS versi 16.0. Jika angka
model yang dijadikan pembanding.
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada
Jadi, nilai CFI akan berkisar antara 0
angka kritis maka pernyataan tersebut Valid. Jadi
sampai 1.0. Suatu model dapat
jika data tidak valid berarti instrumen harus
dikatakan fit jika memiliki nilai CFI
segera direvisi, mau menambah daftar
≥ 0.90.
pertanyaan atau malah mengurangi dilihat sesuai
f. Pengukuran Model Fit (Measurement
dengan keadaan data.
Model)
Berdasarkan pengujian validitas instrumen
a. Uji Validitas
dengan software Statistical Product and Service
Uji validitas digunakan untuk menguji
Solutions (SPSS) Versi 16.0 nilai validitas
keakuratan suatu variabel indikator
terdapat pada kolom Corrected Item-Total
sehingga dapat mewakili suatu
Corelation. Uji signifikansi untuk melihat valid
konstruksi laten, yakni dengan
tidaknya data dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan terhadap nilai t
membandingkan nilai r hitung dengan t tabel
dan λ (nilai muatan faktor standar).
untuk degree of freedom (df) = n – 1, dalam hal
b. Uji Reliabilitas
ini n adalah jumlah sampel. Jika t hitung lebih
Reliabilitas adalah indikator
besar dari t tabel, maka instrumen kuesioner
kekonsistensian internal pada suatu
dinyatakan valid.
konstruksi. Hasil reliabilitas yang tinggi
memberikan keyakinan bahwa semua
indikator individu konsisten dengan Tabel 2.
pengukurannya Tingkat reliabilitas yang Uji Validitas Instrumen
diterima secara umum adalah > 0.70. Variabel Corrected Item-
Selain itu, terdapat ukuran reliabilitas Total
Correlation

8 Jurnal Imiah MATRIK Vol.13 No.1,April 2011


Performance 0.813 Cronbach’s Alpha Untuk Masing-Masing
Expectancy 0.846 Konstruk
0.538 Konstruk Cronbach’s
0.528 Alpha
Efforrt Expectancy 0.587 Performance 0.812*
0.543 Expectancy
Efforrt Expectancy 0.728*
0.573
Social Influence 0.770*
0.371
Implementasi e- 0.771*
Social Influence 0.835
learning system
0.392
0.815 Berdasarkan hasil yang ditampilkan pada
0.580 Tabel di atas bila nilai koefisien Cronbach Alpha
Implementasi 0.427 untuk konstruk lebih dari 0,5 maka dapat
e-learning system 0.343 dikatakan instrumen-instrumen yang digunakan
0.770 untuk mengukur konstruk tersebut.
0.589
0.212 D. Analisis Structure Equation Modelling
0.815 (SEM)
0.579 a. Measurement Model – Confirmatory Factor
0.540 Analysis
r tabel 0.195 Menganalisis model dengan SEM,
Sumber: Data Primer diolah, 2010 indikator masing-masing konstruk harus
memiliki loading yang signifikan terhadap
Berdasarkan Tabel 4.3. di atas, dapat konstruk yang diukur. Analisis faktor
ditunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan konfirmatori dilakukan terhadap measurement
(item) pada semua variabel adalah valid. model. Measurement model merupakan sub
Sehingga data yang dihasilkan dapat dianalisis model yang ada di dalam SEM yang digunakan
lebih lanjut. untuk menspesifikasi indikator-indikator yang
ada pada masing-masing konstruk (Hair, 1998).
B. Uji Reliabilitas Masing-masing Konstruk Measurement model juga digunakan untuk
Uji reliabilitas menguji seberapa mengetahui validitas konstruk (construct
koefisien satu atau seperangkat instrument validity), yang menunjukkan apakah indikator-
pengukuran mengukur secara konsisten suatu indikator yang digunakan sebagai parameter dari
konsep studi yang dimaksudkan untuk diukur. sebuah penelitian dapat memprediksi sebuah
Reliabilitas menunjukkan stabilitas dan konsisten konstruk sudah sesuai dengan yang diteorikan.
instrumen pengukuran dalam mengukur konsep Pada penelitian ini pengujian didasarkan
studi. Pengujian reliabilitas setiap variabel pada data hasil penelitian yang sesungguhnya,
dalam penelitian ini menggunakan koefisien dimana total data yang digunakan sebanyak 120.
cronbach’s alpha dan item to total correlation Berikut ini adalah pengujian dan hasil pengujian
yang berguna untuk memperbaiki pengukuran indikator-indikator goodness of fit yang
dengan mengeliminasi butir-butir yang menunjukkan apakah model pengukuran yang
kehadirannya akan memperkecil digunakan dapat diterima.
cronbach’alpha. Rules of thumb menyarankan
bahwa nilai cronbach’s alpha harus lebih besar Measurement Model – CFA – Satisfaction
atau sama dengan 0,50 (Hair et. al 1998). Indeks-indeks goodnes of fit menunjukkan
Uji ini dilakukan untuk mengukur bahwa model dapat diterima dengan baik
apakah instrumen yang digunakan benar-benar walaupun nilai X2 besar dengan tingkat
bebas dari kesalahan (error). Dengan bantuan signifikansi berada dibawah 0,05. Hal ini
program SPSS 16.0 nilai koefisien Cronbach menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara
Alpha dapat dilihat. Nilai koefisien Cronbach matriks kovarians sampel dengan matriks
Alpha untuk masing-masing konstruk kovarians populasi yang diestimasi, sehingga
ditampilkan sebagai berikut: model dapat diterima secara statistik. Hasil
Tabel 3. perhitungan dengan alat bantu software AMOS 5
ditampilkan pada tabel berikut :

Implementasi E-learning System dengan (Fatmasari ) 9


Tabel 4. data dari penelitian yang sesungguhnya. Nilai
Measurement Model – Indeks Goodnes of Fit indikator diperoleh dari confirmatory factor
Goodness Nilai PE EE SI IE analysis pada tiap konstruk. Indikator komposit
of fit kritis S tunggal dipilih untuk digunakan agar rasio
indeks jumlah sampel dan jumlah estimated parameter
X2 – chi Diha 8.46 0.40 - - dapat diterima.
square rap 5 7* Konstruk latent atau faktor yang
kecil digunakan dalam penelitian ini diukur dengan
Degree of 2 2 - - menggunakan indikator tunggal atau composite
freedom score. Untuk menghasilkan nilai composite score
X2 – ≥ 0.01 0.81 - - maka harus dicari nilai lambda (λ) dengan
significan 0.05 4 6* menggunakan formula λ=α½ x σ dan nila error
ce (ε) diperoleh dengan menggunakan formula
probabilit ε=(1-α) x σ2. Nilai lambda dan error untuk
y masing-masing konstruk ditampilkan pada Tabel
Relative ≤ 4.24 0.20 1 - berikut.
X2 2.00 7 3* Tabel 5.
(CMIN/D Composite score untuk masing-masing konstruk
F) Konstruk ε λ
GFI ≥ 0.97 0.99 1 - Performance
0.90 8* 9* Expectancy 0.07121 0.96374
AGFI ≥ 0.89 0.99 - - Effort Expectancy 0.06582 0.96653
0.90 1 5* Social Influence 0.11380 0.94138
TLI ≥ 0.95 1.01 1 -
Implementasi e-
0.90 6* 0* * learning system 0.09997 0.94870
CFI ≥ 0.98 1* 1 1
0.90 5* * *
Evaluasi atas terpenuhinya ukuran sampel
NFI ≥ - - - - Jumlah responden yang digunakan
0.90 dalam penelitian ini adalah 120 responden.
RMSEA ≤ 0.12 - 0. 0. Berdasarkan jumlah kebutuhan minimum yang
0.08 8 5 6 diperlukan dalam pengujian model dengan SEM
8 2 untuk penelitian ini.
0 2

Indeks-indeks goodnes of fit pada Tabel di Evaluasi atas terpenuhnya asumsi normalitas
atas menunjukkan bahwa model dapat diterima Untuk menguji normalitas digunakan nilai
dengan baik walaupun nilai X2 besar dengan statistik z-value. Rule of thumb yang dapat
tingkat signifikansi berada di bawah 0,05. Hal ini digunakan untuk menentukan nilai kritisnya
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara adalah sebesar ± 2,58 yang dapat digunakan
matriks kovarians sampel dengan matriks untuk menolak asumsi normalitas pada
kovarians populasi yang diestimasi, sehingga probability level 0,01 (1%) atau nilai kritis
model dapat diterima secara statistik. lainnya yang umum digunakan adalah nilai kritis
b. Structural Model sebesar ± 1,96 yang berarti bahwa asumsi
Analisis SEM dua langkah (Two step normalitas ditolak pada tingkat signifikansi 0,05
SEM) digunakan untuk menguji model dalam (5%) (Ferdinand, 2002).
penelitian ini. Langkah pertama yang dilakukan
adalah menganalisis CFA (confirmatory factor Evaluasi Model Berdasarkan kriteria
analysis). Hasil yang diperoleh menunjukkan goodness of fit
bahwa seluruh indikator memiliki loading factor Analisis SEM tidak menggunakan alat uji
yang signifikan untuk masing-masing statistik tunggal untuk menguji tingkat
konstruknya. Sehingga, model pengukuran yang kesesuaian model, beberapa indikator yang
diestimasi dapat digunakan dalam analisis SEM. digunakan untuk menguji tingkat kesesuaian
Langkah kedua adalah menganalisis full model adalah X2-chi square, RMSEA, GFI,
model dengan menggunakan indikator komposit AGFI, TLI, CFI dan NFI. Nilai goodness of fit

10 Jurnal Imiah MATRIK Vol.13 No.1,April 2011


index dari model yang akan diestimasi dihasilkan Parameter estimasi hubungan variabel
dari perhitungan dengan bantuan software variabel effort expectancy berpengaruh
AMOS 8. Setelah dilakukan uji ternyata hasil positif dan signifikan terhadap
menunjukkan bahwa model unidentified implementasi e-learning system pada
sehingga tidak ada solusi yang unik. Hal ini Universitas Bina Darma tersebut diperoleh
disebabkan oleh jumlah parameter yang akan sebesar 0,473. Pengujian menunjukkan
diestimasi lebih besar dari jumlah varian dan hasil yang signifikan dengan nilai C.R =
kovarian dibagi dua . Masalah 4.250 dengan probabilitas = 0,000. Nilai
probabilitas pengujian berada di bawah
unidentified ini dapat di atas dengan 0,05. Dengan demikian Hipotesis 1
mengkonstrain model. diterima.
3. Pengujian Hipotesis 3
Evaluasi Hubungan struktural Parameter estimasi hubungan variabel
Hubungan kausalitas dikatakan signifikan variabel social influence berpengaruh
bila nilai parameter estimasi antar kedua positif dan signifikan terhadap
konstruk tersebut memiliki nilai sig kurang dari implementasi e-learning system pada
0.01(1%). Hasil perhitungan regression pada Universitas Bina Darma, diperoleh sebesar
model disajikan pada tabel berikut. 0,571. Pengujian menunjukkan hasil yang
Tabel 6. Hubungan Struktural signifikan dengan nilai C.R = 5.509
dengan probabilitas = 0,000. Nilai
Hubungan probabilitas pengujian berada di bawah
Beta Sig
Struktural 0,05. Dengan demikian Hipotesis 3
diterima.
Performance 4. Pengujian Hipotesis 4
Expectancy → Parameter estimasi hubungan UTAUT
0.273*
Intensi Perilaku 0,068 berpengaruh positif dan signifikan
*
dalam penggunaan terhadap implementasi e-learning system
e-learning System pada Universitas Bina Darma, diperoleh
Effort Expectancy sebesar 0,132. Pengujian menunjukkan
→ Intensi Perilaku hasil yang signifikan dengan nilai C.R =
0.259 0.000*
dalam penggunaan 4.409 dengan probabilitas = 0,000. Nilai
e-learning System probabilitas pengujian berada di bawah
Social Influence → 0,05. Dengan demikian Hipotesis 4
0.000*
Implementasi e- 1.206 diterima.
*
learning System

4. SIMPULAN
3 HASIL
Hasil analisis SEM sebagai langkah pengujian
Adapun kesimpulan yang didapatkan
hipotesis adalah sebagai berikut :
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis 1 1. Penelitian ini menolak Hipotesis 1 yang
Parameter estimasi hubungan variabel diajukan yaitu variabel performance
performance expectancy tidak berpengaruh
expectancy tidak berpengaruh terhadap
positif dan signifikan terhadap
implementasi e-learning system pada
implementasi e-learning system pada Universitas Bina Darma, sehingga dapat
Universitas Bina Darma tersebut diperoleh
disimpulkan bahwa harus adanya
sebesar 0,395. Pengujian menunjukkan
perbaikan dan pengembangan Fitur-fitur
hasil yang tidak signifikan dengan nilai pada fasilitas e-learning yaitu:
C.R = 3.617 dengan probabilitas = 0,734.  Perlunya keunikan atau keeleganan
Nilai probabilitas pengujian berada di atas
pada desain sistem e-learning
0,05. Dengan demikian Hipotesis 1
Universitas Bina Darma Palembang
ditolak. yang membedakannya dari sistem e-
1. Pengujian Hipotesis 2 learning pada perguruan tinggi
lainnya.

Implementasi E-learning System dengan (Fatmasari ) 11


 Penambahan pada Fitur untuk menggunakan Sistem e-learning
Kelengkapan Belajar Mengajar Universitas Bina Darma Palembang dalam
 Penambahan pada Fitur Diskusi dan kegiatan belajar mengajar.
Komunikasi 4. Penelitian ini menerima Hipotesis 4 yang
 Penambahan fitur ujian online diajukan yaitu UTAUT berpengaruh positif
(exam) atau ujian kompetensi khusus dan signifikan terhadap implementasi e-
dari mata kuliah tertentu jika learning system pada Universitas Bina
diperlukan seperti ujian toefl untuk Darma, sehingga dapat disimpulkan bahwa
mata kuliah bahasa Inggris dan ujian variabel performance expectancy, effort
kompetensi microsoft office dan lain expectancy, social influence terdukung
sebagainya. dalam penelitian ini untuk menentukan user
 Penambahan pada Fitur Button Link acceptance dan perilaku penggunaan atas
 Perlunya ditambahkan Fitur implementasi e-learning system.
tambahan : upload foto dosen yang
bersangkutan, download/unggah
tutorial di luar materi ajar, dan link- REFERENSI
link khusus lainnya (detik.com,
kompas.com, sripoku.com. dan lain
sebagainya). [1] Imam Ghozali .2006. Aplikasi Structural
3. Penelitian ini menerima Hipotesis 2 yang Equation Modeling, Metode Alternatif
diajukan yaitu variabel effort expectancy dengan Partial Least Square (PLS),
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Edisi Pertama, Semarang:Diponegoro.
implementasi e-learning system pada
Universitas Bina Darma, sehingga dapat
disimpulkan pengaruh yang signifikan ini [2] Rahadi, Dedi Rianto. 2010. “Proses
dikarenakan sistem e-learning Universitas Riset Penelitian”. Tunggal Mandiri
Bina Darma Palembang relatif mudah Publishing. Malang.
digunakan dan berdasarkan hasil wawancara
singkat dengan responden diperoleh
informasi bahwa sebagian besar responden [3] Smalldino, Sharon E., 2005,
telah menguasai teknologi informasi dan Instructional Technology and Media for
komunikasi pada tingkat yang relatif cukup Learning,
tinggi atau dengan kata lain
keahlian/pengalaman menggunakan [4] Umar, Husein. 2003. “Metode Riset
komputer sudah cukup lama. Sehingga, Bisnis”. PT. Gramedia Pustaka Utama.
responden tidak menganggap bahwa Jakarta.
kemudahan dalam menggunakan sistem e-
learning Universitas Bina Darma [5] Venkatesh, V., Morris, M.G., Davis,
Palembang akan mempengaruhinya untuk G.B., dan Davis, F.D, “User acceptance
menggunakan sistem tersebut. Hal ini juga of information technology: toward a
dikarenakan tidak adanya perubahan yang unified view”, MIS Quarterly, 27(3),
periodikal terjadi pada sistem e-learning 2003,
Universitas Bina Darma Palembang atau
dengan kata lain sistem dalam kondisi yang
stagnan.
3. Penelitian ini menerima Hipotesis 3 yang
diajukan yaitu variabel social influence
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
implementasi e-learning system pada
Universitas Bina Darma, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian ini
menunjukkan bahwa lingkungan sosial di
sekitar responden seperti teman-teman
seprofesi, pimpinan dan komponen
akademis lainnya mempengaruhi para dosen

12 Jurnal Imiah MATRIK Vol.13 No.1,April 2011

Anda mungkin juga menyukai