Anda di halaman 1dari 25

BAB.

4 PEKERJAAN PIPA

Lingkup pekerjaan untuk paket pengadaan adalah mengadakan dan menyediakan


seluruh pipa, fitting dan accessories, packing karet serta pembuatan sumur dalam.

Sedangkan pekerjaaan pemasangan, Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan


menyelesaikan semua pekerjaaan pemasangan, pengujian dan pekerjaan – pekerjaan
khusus lain seperti tercantum dalam ketentuan-ketentuan persyaratan dan spesifikasi
teknis ini. Semua biaya termasuk pekerja, bahan dan keperluan lain seperti pelumas dan
sebagainya sampai kepada perlengkapan-perlengkapan lain harus termasuk dalam
penawaran kontrak.

1.     PERSYARATAN UMUM PENGADAAN PIPA


1.1      Kualitas Bahan Mineral
Pipa, fitting dan accessories yang telah dapat diproduksi di Indonesia, harus
dilapiri dengan Surat Ijin Penggunaan SNI (Standar Nasional Indonesia) dari
Departemen Perindustrian, oleh produsen panbrik pembuuat serta menunjukkan
pengalaman sekurang –kurangnya 5 (lima) tahun.
Bahan dan material pipa yang diadakan/ditawar dapat berlainan dengan bahan
dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknis ini, dengan persyaratan bahwa
kualitas pipa secara keseluruhan sekurang – kurangnya harus sama dengan sersyaratan
yang tercantum dalam persyaratan teknis.
Untuk pipa PVC harus dilengkapi dengan gambar-gambar detail penyambungan
(Detail Junction) termasuk didalamnya kuantitas dan spesifikasi dari bahan atau
material yang digunakan.

1.2      Standar Kualitas Yang digunakan


Standar kualitas yang digunakan untuk spesifikasi teknis ini adalah, standar yang
berlaku secara Nasional di Indonesia.

1.3      Gambar Pabrikasi (Shop Drawing)


Sebelum pipa, fitting dan accessories, dipabrikasi atau dikirimkan, Penyedia
Jasa harus menyerahkan gambar-gambar pabrikasi drawing kepada PPTK/Pemberi
Tugas unutk mendapat persetujuan terlebih dahulu.
Gambar-gambar pabrikasi yang digunakan untuk seluruh pipa, fitting dan accessories
yang meliputi :
a. Jenis material yang digunakan, dimensi, ketebalan, panjang, jenis-jenis khusus,
bentuk, berat, kelas, batasan yang  diijinkan serta kualitas.
b. Standar dari produsen, dimana material dan bahan pipa dipabrikasi.
c. Gambar-gambar pabrikasi secara lengkap termsauk detail-detail khusus, adaptor,
fitting dan desain penyambungan pipa.
d. Produser pengujian.
e. Metode pelapisan dan perlindungan material pipa, jika diperlukan.

2.     PERSYARATAN TEKNIS PERPIPAAN


2.1  Pipa PVC – Polyvinyl Chloride,  Fitting dan Perlengkapannya.
2.1.1  Bahan dan Material Pipa
Pipa PVC harus sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam SNI 034482, S-12,5
Bahan baku utama untuk PVC harus Polyvinyl Chloride tanpa pembentukan sifat plastis
dengan kandungan PVC murni harus labih besar dari 92,5 %. HAsil akhir produksi
harus merupakan produk yang homogeny, tahan serta akan terurai oleh air.
Pipa PVC tidak boleh membahayakan bagi kesehatan pemakaian air, aman bau
dan rasa tidak boleh terdeteksi.

2.1.2  Sambungan dan Hubungan Pipa


Pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan sambungan “Ring Karet” atau
“Rubber Ring”. Untuk hubungan – hubungan pipa PVC dengan ring karet satu
unjungnya harus diakhiri dengan spigot. Ujung-ujung pipa yang rata harus dengan sudut
kelengkungan (defleksi) tidak lebih dari 10® atau memakai ketentuan – ketentuan
dari/pabrik pembuatnya, sehingga hubungan tersebut kedap air dan tidak bocor.
2.1.3  Fitting – fitting Pipa
Fitting pipa yang dipakai pada pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0950 – 84
standar yang sama dan harus dimanufaktur dengan metode “Injection Moulded”. Fitting
– fitting dari bahan “Cast Iron”, Ductile Iron atau “Grey Iron” yang dipergunakan untuk
pipa PVC, harus sesuai dengan SII 0598-81 atau ISO 13-1978 dengan system hubungan
mekanikal (Mechanical Joint). Flange socket (ujung – ujung flange dan socket) dipakai
untuk menyumbang bagian-bagian dari PVC ke flange pada pekerjaan pipa.

2.1.4   Bahan – bahan Penghubung dan Penyambungan Pipa


Penyedia Jasa harus melengkapi dan menyediakan solvent cement, bahan pelumas
dan cairan pembersihan, sesuai dengan jumlah uang yang direkomendasikan oleh
pabrikasi pembuatnya manufaktur.
Karet penutup harus tahan terhadap microorganiseme dan semua zat-zat yang
dikandung oleh air dan tahan dalam keadaan normal. Cincin-cincin penutup yang dibuat
dari styrene butadience harus sesuai dengasn standar yang ada. Pelumas untuk cincin
karet harus tidak membahayakan, tidak menimbulkan rasa atau warna pada air minum
disamping juga tidak akan mempengaruhi kesehatan.

2.1.5  Pengujian
Setiap pipa dan fitting harus mampu terhadap pengujian tekanan hidrotastis
sebesaar 8 atm selama 1 jam pasa 20® C temperature air. Pipa-pipa dan fitting yang
bocor atau yang rusak dan tidak bisa diperbaiki lagi harus diganti dengan yang baru.
Pengujian tekanan untuk seluruh pipa dan fittingnya harus disesuaikan dengan
persyaratan SII 0344-84 atau ISO 1167 – 19733 dan standar lain yang sama dan
maksimal setiap 500 m 1 x pengetesan.

2.1.6  Pemberian Tanda
Pada bagian luar setiap pipa dan fittingnya idberi tanda yang meliputi :
-          Diameter nominal dalam mm
-          Tebal dinding nominal dalam mm
-          Klas pipa
-          Nama pabrik pembuat/manufaktur
-          Merek dagang serta waktu (bulan dan tahun) manufaktur pembuatannya.
Setiap pipa lengkung (bend dan elbow) juga diberi tanda seperti tersebut diatas
termasuk besar sudut lengkungnya pada setiap sisi.

2.2  Katup – Katup Air Valve.


2.2.1  Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan dan mengadakan semua katup-katup dan
sebagainay sesuai dengan keparluan pada daftar kauantitas material. Semua katup –
katup untuk jenis yang sama harus dari satu pabrik/manufaktur. Katup-katup tersebut
harus dilengkapi nama pabrik pembuatnya, tekanan kerja diameter dan arah aliran pada
badannya.

Tekanan Kerja
Semua tekanan harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 8
kg/cm3. tiap kaatup-katup kalau ditutup kedap terhadap tekanan yang bekerja pada
katup tersebut.

Ketentuan - ketentuan Pengoperasian


Katup – katup harus sesuai untuk pengoperasian yang sering melakukan
penutupan maupun pengontrolan aliran. Baik dioperasikan untuk waktu yang lama,
yang dijlaankan pada system terbuka maupun tertutup. Semua bagian – bagian katup
yang berhubungan dengan kimia harus tahan terhadap karat yang ditimbulkan.

Bahan – bahan Flange

Jika tidak ditentukan lain, katup berukuran 50 mm dan yang lebih kecil
seluruhnya harus terbuat dari perunggu atau bahan – bahan yang bahan karat. Untuk
roda pemegangnya harus dari besi tempa. Katup – katup metalik yang disambung pada
pipa besi atau baja pada lapisan pemisahannya memakai katup dengan ukuran diameter
75 mm dan yang lebih besar harus diakhiri dengan ujung flange, jika tidak ditentukan
lain dalam gambar atau yang seperti diisyaratkan dalam ISO 2531. Semua alir katup
harus diberi perunggu atau stainless steel – Aisi type 304. Hubungan karet pada ulir
katup dengan klem pembungkusnya harus dihindari.
Pelumasan

Semua katup-katup dan ulir yang dioperasikan dengan aliran air  penuh dilumasi
dari luar secara tersendiri.

Operator

Katup – katup harus disediakan lengkap dengan tangki pemegang, roda pemegang
rantai, magnetic operator dan sebagainya seperti yang ditunjukkan pada gambar –
pabrikasi (Shop drawing) kepada PPTK/Pemberi Tugas untuk disetujui. Gambar –
gambar tersebut harus mencakup :

a.     Daftar dan urutan material


b.    Detail seal dan bagian-bagain yang dapat berubah
c.     Nama pabriknya
d.    Ukuran, detail, bahan dan tebal setiap item

Penyedia Jasa harus mengajukan gambar-ganbar dari pabriknya untuk setiap


katup sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.

2.2.2  Katup Pintu (Gate Valve)

Jenis, ukuran dan perpipaan katup-katup hendaknya sesuai yang ditunjukan dalam
gamabr pabrikasi. Semua Gate Valve yang dipergunakan dalam jalur hendaknya mampu
untuk tekanan kerja 120 M kolam air, double disc, badan besi tulang, bingkai tembaga,
gate valve tanpa tangkai pemutar sesuai dengan persyaratan AWWA C-500.
Pengakhiran ujung-ujung katup hendaknya mempunyai penyambung flange, kecuali
bila ditentukan lain dalam gambar. Flange untuk katup hendaknya sesuai dengan ANSI
B-16.1 untuk flange dan fitting, mur 2 inci persegi dan dalam setiap katup hendaknya
dilapisi atau dipoles dengan 2 (dua) lapisan aspal.

2.2.3  Katub Udara (Air Valve)

Katup udara dan ruang katupnya ditentukan sesuai dengan yang ditunjukan dalam
perencanaan. Pemasangan katup udara dilakukan dengan pemasangan hydrant tee
dengan diameter cabang 100 mm atau 75 mm sesuai dengan diameter katup udara
hendaknya dilengkapi dengan kkran penutup (Stack Cock) pada bagian bawahnya.

Ruang katup terbuat dari pasangan beton atau batu kali sedangkan tutup ruang
katup terbuat dari besi tuang yang dapat dibuka dan ditutup dengan aman dab muda.
Ruang katup ahrus dapat menahan tekanan sesuai dengan klasnya.
2.2.4   Katub - Katub Lain
Katup-katup lain seperti katup – katup diafrgma, katup bola dan sumbat harus
disesuaikan dengan ketentuan dan persyaratan pada standart yang ada atau ketentuan-
ketentuan lain yang dapat diterima.

3.     PERSYARATAN KHUSUS / TAMBAHAN


3.1  Flange
3.1.1  Flange

a.     Jika tidak ditentukan, maka ukuran dan pelubangan dari semua flange pada
pekerjaan pipa harus sesuai denagn ketentuan-ketentuan SNI 0598-81.
b.    Bagian leher dan bagian rata dari flange yang dilas SNI 372 sesuai dengan DIN
17-100 atau standar lain yang sama. Flange yang buntu harus ST 37.1. sesuai
standar yang sama.
c.     Semua flange harus direncanakan sesuai dengan diameter nominal dalam mm,
nama pabrik pembuatnya atau merek dagang dan tahun pembuatnya.

3.2  Penahan Hubungan Flange (Flange Joint Insulation)

Untuk dua pipa dari logam yang saling berhubungan, harus dilengkapi dengan
isolasi/penahan. Penahan hubungan flange harus cocok untuk tekanan kerja paling tidak
8 kg/cm3. Material penahan / insulasi dari polyhtyene stud-sleeves, 2 fauric reinforced
henolic washer dan 2 shell washer harus dilengkapi dengan kancing. Gasket harus
dengan muka yang penuh dan harus dilengkapi dengan kancing dan gasket harus
dengan muka yang penuh dan harus dari lembar-lembar paket dielektrik.

3.3  Baut, Mur dan Washer

Baut, mur dan washer untuk hubungan / sambung flange harus terbuat dari baj
galvanis yang dipanaskan sesuai dengan ISO 1461. Baut dan mur harus sesuai dengan
ISO/R 898. Panjang ulir dari batas akhir mur dalam putaran baut harus sebanding, atau
paling tidak harus dama dengan diameter baut. Ukuran setiap flange perpipaan, fitting
dan accessoriesnya, dengan pengecualian untuk flange yang dipersyaratkan pada SII
0598-81 atau ISO 133- 1978.

4.     PERSYARATAN UMUM PEMASANGAN PIPA


4.1  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan

Penyedia Jasa harus memasang semua peralatan dan bahan-bahan yang disediakan
sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen kontrak, pengecualin untuk pemasangan
switc – gear tangan tinggi harus disesuaikan dengan persyaratan yang lain. Pondasi dan
atau peletakan dari semua peralatan dan material seperti pekerjaann sipil plat pondasi
dan sebagainya yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa. Jika ditentukan bahwa
untuk pemasangan baut angker dan sebagainya harus digrouting, maka Penyedia Jasa
harus bertanggung jawab terhadap ketepatan pemasangan harus teliti  kembali letak
ketinggiannya. Dalam hal pekarjaan lantai dan sebagainya harus dilakukan pemotongan,
untuk mempersiapkan baut-baut pondasi seperti yang disediakan oleh Penyedia Jasa,
maka harus disetujui oleh PPTK/Pemberi Tugas.

5.    PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PIPA DAN PENGUJIANNYA


5.1  Umum
Penyedia Jasa harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa
sesuai dengan dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi
teknis ini. Pekerjaan yang tidak tercantum dalam persyarat-persyarat yang ditentukan
akan dilaksanakan sesuai dngan praktek-praktek yang bisa dikerjakan dan sesuai dengan
persyaratan PPTK / Pemberi Tugas.

5.2  Lintasan dan Suduk Belokan


5.2.1  Tanggung Jawab Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar bahwa pipa
dipasang sesuai dengan lintasan dan sudut belokan yang dikehendaki dengan
sambungan (fitting). Katup-katup (valves) dan pengurasan (drain) pada tempat yang
diperlukan.
5.2.2   Penyimpangan-penyimpangan (Deviasi) oleh Struktur Lain.
Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar dan akan mengganggu
kemajuan pekerjaan sehingga diperlukan perubahan-perubahan maka Dirreksi / Pemberi
Tugas berhak untuk merubah gambar-gambar rencana yang ada.

5.2.3  Berhati-hati dalam penggalian.


Penyedia Jasa harus berhati-hati dalam penggalian dan persiapan galian, sehingga
lokasi yang tepat dan struktur lain dibawah dapat ditentukan. Kerusakan-kerusakan
yang terjadi atas struktur-struktur tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

5.2.4  Kedalaman Pipa.
Semua pipa harus dipasang kedalaman sebagai berikut :
D = 100 mm s/d 150 mm                 H = 50 cm
Dimana :
D     =       Diameter nominal pipa
H     =       Kedalaman Timbunan
       
5.3  Pengendalian dan persiapan Galian
5.3.1   Umum
Galian harus dibuat sedemikian, sehingga pipa dapat diletakan pada lintasan dan
kedalaman yang dikehendaki. Penggalian hatus dilakukan sesuai dengan pipa yang akan
dipasang seperti yangdiijinkan oleh PPTK / Pemberi Tugas. Galian harus dikeringkan
dan dijaga selama pelaksanaan, sehingga pekerjaan yang dikerjakan dalam galian dapat
aman dan efisien.

5.3.2  Lebar Galian
Lebar galian harus cukup untuk meletakan pipa dan sambungannya secara baik.
Timbunan harus ditempatkan seperti diisyaratkan. Galian harus dibuat dengan lebar
extra, jika diperlukan, seperti untuk memasang penyangga –penyangga galian dan
peralatan pipa.
5.3.3  Ruang Penyambungan
Ruang penyambuangan harus dibuat sesuai dengan kedalam yang dikehendaki,
untuk membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap
tempat diantara ruang penyambungan. Stiap bagian dasar galian yang diisyaratkan harus
diganti dengan bahan yang disetujui oleh PPTK.

5.3.4   Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa


Galian harus dibuat sesuai dengan kedalam yang dikehendaki, untuk membuat
dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah serta padat untuk setiap tempat diantara
ruang penyambungan. Setiap bagian dasar galian yang diisyaratkan harus diganti
dengan bahan yang disetujui oleh PPTK.

5.3.5   Penggalian Pada Tanah yang Jelek


Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau menggandung bahan- bahan debu,
sampah dan sebagainya yang menurut PPTK harus disingkirkan, maka Penyedia Jasa
harus mengadakan penggalian dan membuang bahan-bahan tersebut. Jika  menurut
PPTK diperlukan pondasi khusus seperti penggalian tanah atau penimbunan, Penyedia
Jasa harus menyelesaikannya dengan petunjuk PPTK.

5.3.6   Penguat Galian


Jika diperlukan, galian dapat diberi penguatan agar tidak runtuh, jika untuk
keamanan pekerjaan dan pengamanan jalan serta banguna-bagunan lainnya.

5.3.7  Pemakain Bahan-bahan Bangunan


Bahan-bahan banguna yang dapat dipakai kembali untuk meperbaiki permukaaan
bekas galian harus dipisahkan dari bahan-bahan buangan lainnya.

5.3.8   Penimbunan Bahan-bahan Galian


Semua bahan-bahan galian ditimbun sedemikian rupa sehingga tidak
menganggunpekerjaan, jalan orang dan lalu lintas. Bagian galian tidak boleh merusak
bangunan-bangunan perorangan lainnya.

5.3.9   Barikade dan Petunjuk PPTK


Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus diadakan berikade,
papan-papan penunjuk, lampu-lampu merah dan penjaga secukupnya selama pekerjaan
berlangsung. Semua bahan-bahan penyangga peralatan dan pipa yang mengganggu lalu
lintas harus dilindungi dengan pagar atau berikade serta penerangan lampu seperlunya.

5.3.10   Pengamanan Lalu Lintas


Penyedia Jasa harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa, sehingga tidak
mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Jika lalu lintas terpaksa lewat diatas galian,
Penyedia Jasa harus menyediakan papan hati-hati ada galian pipa.

5.3.11   Gangguan Pelayanan
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa lama
harus dikerjakan sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu langganan dan tidak
terlalu lama menghentikan pipa dinas serta diusahakan agar daaerah pelayanan yang
terganggu seminimal mungkin dan harus ada ijin dari PDAM Setempat.

5.4  Pemasangan Pipa

5.4.1  Penurunan Pipa Kedalam Galian


Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan mengganggu semua
peralatan dan fasilitas yang telah disetujui PPTK. Semua pipa-pipa sambungan dan
katup diturunkan, kedalam galian dengan hati-hati menggunakan Derek, tali atau
peralatan lain untuk menghindari kerusakan pipa dan lapisan pipa. Pipa tidak boleh
dijatuhkan kedalam galian, jika terjadi kerusakan pada pipa. Sambungan, katup atau
peralatan lain sewaktu pengangkatan, harus segera dilaporakan kepada PPTK atau
dilakukan perbaikan, membuang atau menganti bahan-bahan yang rusak.

5.4.2   Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan sambungan harus diperiksa denga nteliti terhadap retakan-retakan
dan kerusakan lain pada waktu pipa berada diatas galian sebelum pemasangannya.
Ujung spigot tiap pipa, bagian luar dari akhir spigot dan bagian-bagian dalam bell juga
harus bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.
5.4.3   Pembersihan Pipa dan Peralatan
Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran bell dan
spigot tiap pipa, bagian luar dari akhir spigot dan bagian-bagian dalam bell juga harus
bebas dari lemak dan minyak sebelum pipa dipasang.

5.4.4  Peletakan Pipa
Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk kedalam pipa ketika pipa
diletakan pada waktu peralatan pipa berada dalam galian, letak akhiran spigot harus
tepat dengan bell dan  dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar. Pipa harus
diletakkan dengan benar dan timbunan harus dipadatkan, kecuali pada bagian bell.

5.4.5  Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk mendapatkan tee dan  katup harus  dikerjakan dengan
rapid an teliti tanpa menyebabkan kerusakan pipa dan lapisannya di ujung harus halus.
5.4.6  Arah Ujung Bell pada Pemasangan
Pipa harus dipasang pada akhiran bell yang menghadap kearah depan dari
pemasangan. Jika pipa diletakkan pada 10 derajat atau lebih besar, pemasangan dimulai
pada bagian atas dan diawali dengan akhir bell dari pipa yang bersudut.

5.4.7  Kondis Yang Tidak Sesuai Untuk Pemesangan Pipa.


Pemasangan pipa tidak boleh dilakukan, jika menurut PPTK kondisi dalam galian
tidak memungkin.

5.5  Sambungan Pipa dengan “Mechanical Joint”

5.5.1  Persyaratan Umum
Persyaratan umum ada bagian berikut, perlu diartikan bahwa “Bell” dan Spigot”
yang digunakan disini harus dianggap sebagai ujung-ujung bell dan spigot dan sebatang
pipa mechanical Joint.

5.5.2   Pembersihan dan Pemasangan Pipa


Sepanjang 20 cm dari bagian spigot dan bagian bell dari pipa mechanical joint
harus dibersihkan dari lemak, pasir, lapisan yanh berlebihan dan bahan-bahan lainnya
dari sambungan, kemudian dicat dengan larutan sabun. Glad besi tulang digeser
sepanjang pipa sehingga mencapai kedudukan sepanjang baut. Semua baut dimasukan
dan mur diputar dengan tangan, kemudian dikencangkan denagn kunci yang sesuai.
Amur yang terletak dengan jarak sudut 180 Derajat dikencangkan dengan berurutan
agar menghasilkan tekanan yang sama pada semua bagian gland.

5.5.3  Defleksi yang Dijinkan


Defleksi yang diijinkan dalam pipa Mechanical Joint dengan radius yang panjang
serta deflaksinya harus diarahkan oleh PPTK dan berdasarkan pada ketentuan-ketentuan
pabrik pembuatnya.

5.6  Sambungan Pipa dengan “Push on Joint”


5.6.1  Persyaratan Umum
Persyaratan umum pada bagian berikut harus diikuti. Istilah “Bell” dan “Spigot”
yang digunakan diisini harus dianggap sebagai ujung-ujung bell dan spigot dari
sepasang pipa push on joint.

5.6.2   Pembersihan
Bagian dalam pembersihan bell dan bagian luar spigot harus dibersihkan dari
minyak.,mpasir, lapisan yang berlebihan dan benda asin lainnya. Gasket karet yang
melingkar harus dipasang dan dimasukkan kedalam gasket pada bell socket. Lapisan
tipis minyak gasket atau pada akhiran spigot dari pipa atau keduanya. Minyak gasket
harus berasal dari persediaan yang diberik oleh pabrik dan disetujui oleh PPTK.

5.6.3   Pemasangan Defleksi yang diijinkan


Jika dipergunakan untuk membuat defleksi pada pipa Push on joint untuk
membentuk belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan
persyaratan PPTK dan kententuan dari pabrik. Sambungan pipa dibuat pada jalur yang
lurus dan defleksi dibuat sesudah sambungan diselesaikan.

5.7  Penetapan Katup (Valve) dan Penyambungan (Fitting)

5.7.1  Persyaratan Umum
Katup dan perlengkapan pipa lainnya, harus diatur dan dipasang pada pipa seperti
yang diisyaratkan pada bagian sebelumnya mengenai pembersihan peletakan dan
penyambungan pipa.
5.7.2  Lokasi Katup
Lokasi katup dijalur pipa harus sesuai dengan ketentua dan pengharahan yang di
berikan oleh PPTK.

5.7.3  Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve
Chamber)
Bak katup permukaan tidak boleh mengoperasikan tekanan berdasarkan tegangan
terhadap katup. Harus terletak tepat ditengah dan melalui bagian mur katup dengan
tutup dengan tutup bak yang sesuai terhadap permukaan atau permukaan lainnya, sesuai
dengan pengarahan PPTK. Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah
melalui lubang pembuka.

5.7.4   Pipa Pengurus
Cabang penguras tidak boleh disambung kesaluran pembuangan maupun, atau
kesaluran terendam, atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan balik ke system
distribusi.

5.8  Pengujian Tekanan Hidrostatis


5.8.1  Umum
Unit penguras tidak boleh disambung ke saluran pembuangan maupun, atau
kesaluran terendam, atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik ke
sistem distribusi.

5.8.2  Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, pipa-pipa yang telah terpasang
harus diuji terhadap tekanan hidrostatis.

5.8.3  Lamanya Pengujian Tekanan


Lamanya pengujian tekanan harus paling sedikit 1 jam atau lebih sesuai dengan
pengarahan PPTK dan ketentuan pabrik pebuatnya.

5.8.4  Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian


Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara dari dalam pipa harus
dikeluarkan. Jika tidak, akan terdapat katup katup udara yang permanen dan setiap titik
yang tinggi dan harus memasang “Corporation Cock” pada titik tersebut sesuai dengan
arahan dari PPTK, sehingga udara dapat dikeluarkan pada saat pipa diisi dengan air.

5.8.5  Pemeriksaan Dibawah Tekanan


Pipa, perlengkapan katup-katup dan sambungan lain yang terbuka harus betul-
betul diperiksa selama pengujian tekana. Jika terlihar adanya kebocoran, sambungan
harus dikencangkan. Setiap terjadi retakan atau kerusakan pada pipa, perlengkapan atau
pada katup-katupnya pada waktu pengujian, maka harus disingkirkan dan diganti sesuai
dengan petunjuk PPTK dan pengujian harus diulangi sampai mendapatkan persetujuan
dari PPTK.

5.8.6  Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran dilakukan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan
baik. Alat pengukuran dan peralatan untuk pengujian kebocoran ini disediakan oleh
Penyedia Jasa, peralatan pipa, sambungan-sambungan serta alat-alat lainnya yang
membantu pengerjaan pengujian ini. Lamanya waktu setiap pengujian kebocoran adalah
2 (dua) jam selama pengujian pipa harus beroperasi pada tekanan normal. Kebocoran
akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus disediakan pada pipa yang baru
dipasang untuk mengatur tekanan sesudah udara dalam pipa dikeluarkan dan pipa telah
diisi dengan air.

5.8.7   Penimbunan sebelum Pengujian


Jika diinginkan penimbunan sebagian, karena masalah gungguan lalu lintas atau
keperluan lain, maka Penyedia Jasa harusmengerjakan dengan petunjuk PPTK.
 
5.9  Penimbunan kembali
5.9.1   Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas daari batu-batuan, sampah, debu atau bahan-
bahan lain yang tidak sesuai dengan bahan timbunan.

5.9.2   Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan


Jika jenis bahan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar, maka
Penyedia Jasa dapat menimbun dengan galian yang terdiri bahan-bahan yang
mengandung lempung, pasir, krikil, atau bahan lainnya yang dapat dipakai sebagai
bahan timbunan.
5.9.3   Penimbunan pasir dan Kerikil
Jika penimbunan pasir dan krikil tidak ditunjukan dalam gambar dan menurut
rencana PPTK harus digunakan pada sebagian dari pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan dan menimbun dengan pasir dan krikil sesuai dengan petunjuk PPTK
sebagai suatu pekerjaan tambahan.

5.9.4   Penimbunan dibawah Pipa


Semua galian harus ditimbun dengan tangan mulai dari dasar sampai pertengahan
pipa dengan pasir, krikil atau bahan lain yang disetujui. Penimbunan dilakukan dengan
tebal 15 cm dan dipadatkan dengan pemadat. Bahan disebarkan kesetiap penjuru ruang
galian disekitar pipa secara merata.

5.9.5  Penimbunan diatas Pipa


Dari garis tengah ditimbun dengan tangan mulai dari dasar sampai pertengahan
pipa dengan pasir, krikil atau bahan lain yang disetujui. Penimbunan dilakukan dengan
tebal 15 cm dan dipadatkan dengan pemadatan. Bahan disebarkan kesetiap penjuru
ruang galian disekitar pipa secara merata.

5.9.6  Panimbunan s/d Permukaan Tanah


Dari kedalaman 30 cm diatas permukaan pipa hingga kepermukaan galian harus
ditimbun dengan tangan atau metode mekanis serta dipadatkan dengan pemadatan untuk
mencegah menurunnya permukaan setelah selesai pekerjaan penimbunan. Semua pasir
yang digunakan untuk menimbun harus dengan butiran halus sampai dengan kasar tidak
bertepung dan bebas kotoran, debu-debu atau bahan yang lain. Lempung yang terdapat
pada pasir tidak boleh melebihi 100% berat keseluruhan.

5.10      Penyingkiran dan Perbaikan Perkerasan


Penyedia Jasa harus menyingkirkan perkerasan dan permukaan jalan sebagai dari
bagian dari penggalian, dimana jumlah yang disingkirka tergantung pada lembar galian
yang ditunjukkan untuk pemasangan pipa dan panjang daerah perkerasan yang perlu
disingkirkan untuk pemasangan katup, manhole atau struktur lainnya. Jika Penyedia
Jasa menyingkirkan atau merusakan perkerasan atau permukaan didalam atau diluar
batas yang disebutkan aiatas, maka perkerasasn dan permukaan harus dikembalikan atau
diperbaiki atas biaya dari Penyedia Jasa.
5.11      Pembersihan Pipa
Penyedia Jasa harus membersihkan seluruh pipa yang terpasang dengan
penggelontoran yang sesuai dengan petunjuk PPTK. Penggelontoran dengan
memancarkan air dari cabang penguras, dimulai dari bagian hulu san secara berturut-
turut kebagian hilir. Lamanya pemancaran air dari tiap-tiap bagian pengurasan harus
dikerjakan sesuai dengan petunjuk.

5.12    Pekerjaan Beton
Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil.

5.13    Besi Tulangan


Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil.

5.14   Tiang Penyangga (Pile)


Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil

5.15   Jembatan Pipa
Sesuai dengan syarat-syarat umum maupun khusus pada pekerjaan sipil. Untuk
pembuatan jembatan.

5.16   Bak Valve dan Bak Hidrant


Untuk bak gate valve, fire hydrant (kran kebakaran) dan bak-bak peralatan
perpipaan lainnya, sesuai dengan gambar – gambar perencanaan.
 
6.  Penahan Belokan Penutup Ujung (Dead End) Dan Percabangan
6.1   Thrust Block
        Pada penyambungan-penyambungan pipa PVC dan AC akan terjadi gaya tarik-
menarik yang tidak boleh dianggap remah, sebab gaya ini akan mempengaruhi kekuatan
dari penyambung. Untuk itu pada belok-belokan, penutup ujung (dead end),
percabangan-percabangan supaya tidak terjadi pergeseran pada sambungan, perlu alat
penahan tekanan. Alat penahan tekanan ini akan memindahkan gaya yang terjadi
ketanah. Untuk membuat penahan tekanan,maka harus dibuat dari campuran yang
sesuai untuk beton. Alat penahan dari beton ini dibuat dan dipasang dengan bentuk dan
ukuran yang ditetapkan. Untuk memudahkan melepaskan perlengkapan pipa dari beton
penunjangnya pada waktu ada perbaikan hendaknya dipasang lapisan.
A. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Pengembangan Jaringan SPAM Desa Bayas Jaya,
Sukajaya dan Padang Cermin Kecamatan Way Khilau Kabupaten Pesawaran.

B. RUANG LINGKUP KONTRAK


Pekerjaan konstruksi termasuk: pemasangan jaringan pipa SPAM dan
pemasangan Sambungan Rumah.

C. GAMBAR-GAMBAR YANG DIMILIKI KONTRAKTOR


1.4.1. Gambar- Gambar Pekerjaan Tetap
b). Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah gambar-gambar
yang telah ditandatangani oleh PPTK, dan apabila ada perubahan harus diserahkan
kepada PPTK untuk mendapat persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
Perubahan-perubahan tersebut harus sesuai dengan Pasal 42 (Perubahan,
Penambahan, Pengurangan, Pekerjaan) dalam Syarat-syarat Umum (Jilid II)

c). Gambar-gambar Pelaksanaan


Kontraktor harus menggunakan Gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar itu dibuat lebih
detail untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang beton, pengaturan batang pembesian
termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan
yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.

d). Gambar-gambar Bengkel/Gedung


Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan
penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor.

e). Kontraktor harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan


Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan PPTK adalah menjadi
resiko Kontraktor. Persetujuan PPTK terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan
meringankan tanggung jawab Kontraktor atas kebenaran gambar tersebut.
1.4.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara
a). Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus terperinci, dan diserahkan
kepada PPTK sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah
ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan detail pekerjaan
sementara seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan Kontraktor yang dipakai dalam pelaksanaan
konstruksi juga harus diserahkan kepada PPTK sebanyak 3 (tiga) rangkap.

b). Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan


Kontraktor hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan kepada PPTK untuk
mengubah dan mendapat persetujuan, sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

1.4.3. Gambar-Gambar Yang Sebenarnya Terbangun/Terpasang (As-Built


Drawing)
Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus memelihara satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut
dilaksanakan dengan benar kemu-dian dicap "sudah dilaksanakan".
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh
PPTK dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan hal-hal yang
tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa kembali selama
6 (enam) hari kerja.

A. STANDARD

Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Normalisasi Standard Indonesia. Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standard
Indonesia, maka dapat dipakai British Standard yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau tidak
dicakup oleh Standard Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. PPTK
akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan
untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan
PPTK dalam hal ini pasti dan menentukan.
B. PROGRAM PELAKSANAN DAN LAPORAN
1.6.1. Program Pelaksanaan
Kontraktor harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan Syarat-syarat
Kontrak dengan menggunakan CPM Network. Program tersebut harus dibuat dalamdua
bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
 Mulai tanggal paling awal
 Mulai tanggal paling akhir
 Waktu yang diperlukan
 Waktu float
 Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga
kelonggran dengan adanya hari libur umum maupun keagamaan.

1.6.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan PPTK,
Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan kemajuan Bulanan dalam
bentuk yang bisa diterima oleh PPTK, yang menggambarkan secara detail kemajuan
pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
 Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan
laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
 Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
 Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyelesaiannya.
 Daftar tenaga buruh setempat.
 Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari
lapangan .
 Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian Pekerjaan tetap harus diuraikan
sebagai berikut :
 Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton
 Jumlah volume dari berbagai pekerjan galian dan timbunan.
 Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan.
 Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.
 Jumlah banyaknya bangunan, dll.
 Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan
 Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan pembayaran
yang diperlukan pada bulan berikutnya.
 Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.

1.6.3. Rencana Kerja Harian, Mingguan Dan Bulanan


Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang sudah
disetujui oleh PPTK setiap akhir Minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan
bahan dan peralatan dan lain-lain yang diminta PPTK. Kontraktor harus menyerahkan 2
(dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui
oleh PPTK setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus
mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain ang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan kepada pemberi Tugas sesuai yang dimintanya untuk tujuan
pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Kontraktor dari tanggung
jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan Spesifikasi.

1.6.4. Spesifikasi, Brosur Dan Data Yang Harus Disediakan Oleh Kontraktor
Kontraktor supaya menyerahkan kepada PPTK tiga set spesifikasi yang lengkap,
brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat persetujuan, dan harus
disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dari sejak
penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari Spesifikasi, brosur dan data
bagaimanapun juga tidak meringankan Kontraktor dari tanggung jawab dan
hubungannya dengan Kontrak.
C. SURVEY DAN PENGUKURAN PEKERJAAN
1.7.1. Bench Marks
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench mark yang terletak berdekatan
dengan Saluran Induk. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik
tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang
diberikan kepada Kontraktor sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench
Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan,
Kontraktor perlu melakukan pengukuran pemeriksaan untuk kepuasan ia sendiri atas
ketelitiannya. Pemberi Tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark
yang lain begitu juga dengan titik referensinya.
Kontraktor perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan rencana
dan tempatnya disetujui oleh PPTK dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan
dengan Bench Mark yang didirikan oleh PPTK.

1.7.2. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap benar sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Kontraktor kebenaran dari muka tanah,
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja Kontraktor
memberitahukan kepada Diresi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan
pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam segala hal sebelum
memulai melaksanakan pekerjaan tanah Kontraktor akan mengukur dan mengambil
ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan, dengan menggunakan Bench
Mark atau titik referensi yang disetujui Diresi pada saat Wakil PPTK berada.
Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan PPTK. Pengukuran
volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.

1.7.3. Bantuan Pengukuran Staf PPTK


Kontraktor bekerja sama dengan PPTK dalam pemeriksaan setting-out dan dalam
melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan yang
diperlukan dalam proses pembayaran. Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang,
pinggir yang lurus, penyangga, cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk
pemerksaan setting-out dan pengukuran kemajuan pekerjan harus sesuai dengan
petunjuk PPTK. Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas
merupakan beban Kontraktor. Dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan
didalam pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.

D. PEKERJAAN SEMENTARA
1.8.1. Umum
Kontraktor akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, Spesifikasi
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan untuk pelaksanaan pekerjaan
sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara pelaksanaan pekerjaan bermaksud
untuk melaksanakan dilapangan. Pertama-tama diserahkan kepada PPTK untuk
mendapat persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Umum. Apabila
Kontraktor bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah
lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung
oleh Kontraktor dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume
pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Kontraktor terhadap tanggung jawab
untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan
perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

1.8.2. Lapangan Kerja


Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pemberi Tugas dan bebas dari pembebasan tanah. Kontraktor
sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti pada
gambar atau seperti petunjuk PPTK. Kontraktor hendaknya membatasi kegiatan
peraltan dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan
masuk yang disetujui PPTK sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya
pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan ke keadaan semula.
Kontraktor bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk semua
kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi
Tugas atau orang lain, Kontraktor mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan
tuntutan kerena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.

1.8.3. Kantor Kontraktor, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh


Kontraktor harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan memindahkan
bangunan sementara seperti kantor kontraktor, perkampungan stafnya, gudang, bengkel,
pemondokan buruh dan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan, supaya
diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Kontraktor supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara
secara umum kepada PPTK untuk mendapat persetujuan pada waktu yang ditetapkan.
Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat persetujuan PPTK.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut supaya
dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan sedemikian
rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali
sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.

1.8.4. Pengalihan Sementara Dari Saluran Pengairan Yang Ada


Kontraktor tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. PPTK akan meminta kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan
pengalihan sementara pada saluran irigasi yang mengerjakan pekerjaan pengalihan
sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta
bangunan yang berhubungan.
Kontraktor supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk
mendapatkan persetujuan PPTK. Setelah rencana itu disetujui / dirubah atas petunjuk
PPTK, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang
telah disetujui. Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara saluran pengairan
yang ada supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan, sesuai dengan kemajuan
pekerjaan dan perintah PPTK.

E. KEAMANAN DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN


1.9.1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak dan
bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan
dipelihara oleh kontraktor atas biaya kontraktor. Kontraktor harus bertanggung jawab
terhadap semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan, dan menyerahkan peraturan dan
organisasi untuk mendapatkan persetujuan PPTK. Tidak ada pembayaran tambahan, dan
dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam kontrak.
1.9.2. Sistim Pengawasan Keamanan
Kontraktor supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan organisasinya dan
diserahkan untuk mendapat persetujuan kepada PPTK. Sistim pengawasan keamanan
dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan
kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan. Sistim pengawasan
keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang
pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

1.9.3. Peraturan Kesehatan


Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga
yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh PPTK dan oleh Pengusaha
setempat. Kontraktor hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-
langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

1.9.4. Bahan Peledak dan Bensin


Kontraktor hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan
menyimpan/mengendalikan bahan peledak dan bensin seaman mungkin untuk
melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan peraturan keamanan yang berlaku.
Kontraktor harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan dan membayar
semua biaya yang diperlukan untuk pemidahan bahan peledak dan bahan bakar dari
suatu tempat ketempat lainnya dan menyimpan dengan baik seperti semula. Kontraktor
supaya menyediakan dan memasang sistim peringatan yang cukup dan memberikan
peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin timbul sehubungan
dengan bahan peledak. Kontraktor harus yakin bila hendak mengeluarkanbahan peledak
bahwa daerah yang akan diledakan benar-benar kosong dari semua penduduk, orang
jalan kaki dan lalu lintas kendaraan. Kontraktor harus memasang papan nama pada
setiap jalan mauk kedaerah tersebut sehingga mencegah lalu lintas masuk kedaerah
tersebut dengan memberikan pengumuman bahwa daerah itu sudah aman. Tempat
gudang bahan peledak harus disetujui oleh PPTK. Gasolin diatas tanah dan tanki gas
minyak tanah tidak diperbolehkan diletakkan pada batas perkampungan atau lebih dekat
dari pada 100 m ke bangunan yang ada dilapangan. Kontraktor tidak diperbolehkan
menggunakan bahan peledak tanpa persetujuan tertulis dari PPTK, dan bertanggung
jawab pada saat pelaksanaan peledakan.
1.9.5. Pencegahan Kebakaran
Kontraktor harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi
pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada
semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan
gedung lainnya. Kontraktor akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam
kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh
Pemberi Tugas. Kontraktor akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang
terjadi dilapangan kerja. Dalam hal ini Kontraktor menyediakan perlengkapan yang
mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan di lapangan, termasuk peralatan
dan tenaga Sub Kontraktor.

Anda mungkin juga menyukai