Anda di halaman 1dari 2

Nama : Novi Ika Cahyani

NIM : A.131.18.0236

1. Organisasi profesi, dalam hal ini termasuk juga Organisasi Advokat, memiliki

Kode Etik yang membebankan kewajiban dan sekaligus memberikan

perlindungan hukum kepada setiap anggotanya dalam menjalankan

profesinya. Advokat sebagai profesi terhormat (officium nobile), dalam

menjalankan profesinya berada dibawah perlindungan hukum, undang-

undang dan Kode Etik, memiliki kebebasan yang didasarkan kepada

kehormatan dan kepribadian Advokat yang berpegang teguh kepada

Kemandirian, Kejujuran, Kerahasiaan dan Keterbukaan.Profesi Advokat

adalah penegak hukum yang sejajar dengan instansi penegak hukum lainnya.

Oleh karena itu, satu sama lainnya harus saling menghargai antara teman

sejawat dan juga antara para penegak hukum lainnya. Oleh karena itu juga,

setiap Advokat harus menjaga citra dan martabat kehormatan profesi, serta

setia dan menjunjung tinggi Kode Etik dan Sumpah Profesi, yang

pelaksanaannya diawasi oleh Dewan Kehormatan. Dengan demikian, Kode

Etik Advokat Indonesia merupakan hukum tertinggi dalam menjalankan

profesi, yang menjamin dan melindungi. Namun juga membebankan

kewajiban kepada setiap Advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam

menjalankan profesinya baik kepada klien, pengadilan, negara atau

masyarakat dan terutama kepada dirinya sendiri.


2. Sesuai KUHAP, tersangka boleh meminta turunan/salinan BAP yang telah

ditandatanganinya untuk disimpan tersangka atau penasihat hukumnya

sendiri untuk kepentingan pembelaannya. Adapun dasar hukumnya telah

diatur dan ditegaskan dalam Pasal 72 KUHAP, yang berbunyi: “Atas

permintaan Tersangka atau Penasihat Hukumnya pejabat yang

bersangkutan memberikan turunan berita acara pemeriksaan untuk

kepentingan pembelaannya.”

Selanjutnya, dalam Penjelasan Pasal 72 KUHAP, disebutkan dengan tegas

bahwa yang dimaksud dengan "pemeriksaan" dalam pasal ini adalah

pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, hanya untuk pemeriksaan tersangka.

Anda mungkin juga menyukai