Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BADAN BAYI LAHIR

A. PENGERTIAN

Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di luar

rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari

kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan

organ hampir di semua sistem (Cunningham, 2012).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37

minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Saifudin,

2009). Menurut Rohan (2013). Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara

37 – 42 minggu, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang lahir 48 – 52 cm. lingkar dada

30 – 38 cm, lingkar kepala 33 – 35 cm, lingkar lengan 11 – 12 cm, frekuensi denyut

jantung 120 – 160 kali/menit, kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna,

kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, gerakan aktif, bayi langsung menangis

kuat, genetalia pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada

skrotum dan penis yang berlubang sedangkan genetalia pada perempuan kematangan

ditandai dengan vagina dan uterus yang berlubang labia mayora menutup labia minora,

refleks rooting (mencari putting susu) terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah

terbentuk dengan baik, refleks grasping sudah baik, eliminasi baik, urin dan meconium

keluar dalam 24 jam pertama.

B. CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR

1) Berat Badan 2.500 – 4.000 gram

2) Panjang Badan 48 – 52 gram

3) Lingkar dada 30 38 cm

4) Lingkar kepala 33 – 35 cm
5) GDS 45 g/dl – 130 g/dl

6) Bunyi jantung dalam menit pertama - tama ± 180 x/menit lalu menurun 120 – 140

x/menit

7) Pernafasan pada menit –menit pertama ± 140 x/menit

8) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup dan diliputi

vernik caseosa

9) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

10) Kuku agak panjang dan lemas

11) Genetalia perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora untuk laki-laki

testis sudah menurun

12) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

13) Graps reflek baik, bila diletakan suatu benda diatas tangan bayi akan

menggenggam

14) Reflek moro sudah baik, urin dan mekoneum akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekoneum hitam kecoklatan.

C. ADAFTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR

Pada bayi baru lahir (BBL) terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :

1) Sistem pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui plasenta.

Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat

dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya

tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan

oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus

karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya

surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen

tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.

Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya
pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi beberapa saat setelah

kelahiran yaitu 30-60 x/menit.

2) Sistem cardiovaskuler

Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari plasenta

masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar masuk ke

vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang

miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan

dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis, demikian seterusnya.

Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan

demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah

mengalir ke paru-paru, dengan demikian foramen ovale, duktus arterious dan

duktus venosus menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatika

menjadi ligamen.

3) Sistem hematopoiesis

Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan

meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan

sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.

Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl, Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm 3 dan

Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb

janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan 5% pada

minggu ke 20.

4) Sistem Pencernaan

Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah dapat

menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban terjadi

melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat

dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).


Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam

pertama.

5) Hepar

Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme hidrat

arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir simpanan

glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam hepar. Fungsi

hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan imatur (belum

matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan

bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar

pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide

Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi

dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala

ikterus fisiologis.

6) Metabolisme

Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada hari

kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan

neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak

sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.

7) Sistem termogenik

Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian suhu

terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran

“Brown Fat” (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak

biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas mengalir dari

permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu kehilangan

panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak

secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti yang terjadi
jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi yaitu kehilangan

panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak

secara langsung.

8) Kelenjar endokrin

Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi baru

lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran darah

dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk

sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.

9) Keseimbangan air dan ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih

besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas.

Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang

dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume

tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif

kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.

10) Susunan saraf

Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat

bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada

janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru

terjadi pada kehamilan enam bulan.

Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi lebih

sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar

kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.

11) Sistem imunitas

Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2 bulan

dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada traktus

respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan,


imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A,

Ig D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai

sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan

pasif dari kolostrum dan ASI.

12) Sistem integument

Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum matang.

Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik kaseosa

juga berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat

rusak dengan mudah. Bayi baru lahir yang cukup bulan memiliki kulit kemerahan

yang akan memucat menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran.

Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki sedikit

sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan vosomotor. Stasis

kapiler dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara

dan bertahan selama 7-10 hari. Terutama jika terpajan pada udara dingin.

13) Sistem skelet

Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara

keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh.

Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran

tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk

kranium dapat mengalami distorsi akibat molase.

Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan

sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak terlihat

lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan

dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

14) Sistem neuromuskuler

Reflek bayi baru lahir diantaranya :

a. Reflek pada Mata

 Berkedip atau Refleks korneal


 Reflek Pupil

 Mata boneka

b. Reflek pada Hidung

 Bersin

 Glabela : ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata)

menyebabkan mata menutup dengan rapat.


c. Reflek pada mulut dan Tenggorokkan

 Menghisap

 Muntah

 Rooting

Menyentuh atau menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi

membalikan kepala ke arah sisi tersebut dan mulai menghadap: harus hilang

kira-kira pada usia 3-4 bulan, tetapi dapat menetap selama 12 bulan.

 Ekstrusi

Bila lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya keluar:

harus menghilang pada usia 4 bulan.

 Menguap

 Batuk

d. Reflek pada Ekstremitas

 Menggenggam

 Babinski

 Klonus, Pergelangan kaki : Dorsofleksi telapak kaki yang cepat ketika

menopang lutut pada posisi fleksi parsial mengakibatkan munculnya satu

sampai dua gerakan oskilasi (denyut). Akhirnya tidak boleh ada denyut yang

teraba.

 Refleks pada Massa/Moro

 Startle : Suara keras yang tiba-tiba menyebabkan abduksi lengan dengan

fleksi siku: tangan tetap tergenggam: harus hilang pada usia 4 bulan.
D. PATHWAY

PROSES PERSALIAN NORMAL

Kepala bayi melewati Perubahan suhu tubuh dari Pemotongan tali pusat Adaptasi psikologis ibu
jalan lahir suhu intra uterin yang stabil
(35-37o C) Perubahan peran
Adanya luka terbuka
Banyaknya cairan Suhu ruangan Cemas
Amnion di jalan lahir
Kontaminasi pada luka
Koordinasi reflek menelan Penghilangan suhu tubuh Sekresi oksitosin
Menghisap belum sempurna (konveksi, radiasi, evaporasi) terhambat
Resti infeksi
Akumulasi cairan amnion Perubahan drastis suhu tubuh Pressure the ejection
Pada jalan napas of breast feeding

Bersihan jalan napas Proses adaptasi Ineffective breast feeding


Tidak efektif
Resti hipothermi
Resti gangguan pemenuhan
Kebutuhan nutrisi
Peningkatan insisible water loss
(IWL)

Resti kekurangan volume cairan


E. PEMANTAUAN BAYI BARU LAHIR

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau

tidak dan diidentifikasi, masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian

keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas keperawatan.

a. 2 jam pertama sesudah kelahiran

Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama sesudah lahir

meliputi :

 Kemampuan menghisap lemah atau kuat

 Bayi tampak aktif atau lunglai

 BAyi kemeraqhan atau biru

b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya

Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya

kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti :

 Gangguan pernafasan

 Hipotermia

 Infeksi

 Cacat bawaan dan trauma lahir

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes diagnostik

a. Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil meningkat sampai 23.000-

24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).

b. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia

atau hemolisis berlebihan).

c. Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan

polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragi

prenatal/perinatal).
d. Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih besar 8mg/dl 1-2 hari

dan 12mg/dl pada 3-5 hari.

e. Golongan darah dan RH.

G. PENATALAKSANAAN

1) Terapi

a. Non Farmakologi

 Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit pertama dan menit kelima

setelah dilahirkan)

 Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu aksila

 Penimbangan BB setiap hari

 Jadwal menyusui

 Higiene dan perawatan tali pusat

b. Farmakologi

 Suction dan oksigen

 Vitamin K

 Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau tetrasimin 1%, perak nitral

atau neosporin)

 Vaksinasi hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B direkomendasikan untuk semua bayi. Tempat yang

biasa dipakai untuk menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah

muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)

H. KOMPLIKASI

1. Kebutuhan Oksigenasi

Pada proses persalinan ketika kepala melewati jalan lahir, banyak cairan amnion

yang masuk kesaluran napas, reflek menghisap dan menelan belum sempurna,
terjadi akumulasi secret pada jalan napas mengakibatkan bersihan jalan napas dan

pola napas tidak efektif.

2. Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Peningkatan pengeluaran cairan melalui insisible loss (IWL) dan reflek menghisap

dan menelan belum sempurna merupakan resiko tinggi terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan.

3. Kebutuhan Sirkulasi

Adaptasi terhadap perubahan suhu tubuh dari suhu intra uterin yang stabil ke suhu

ruangan dan adanya pengeluaran suhu tubuh melalui proses konveksi, radiasi dan

evaporasi merupakan faktor resiko tinggi terjadinya hipothermi.

4. Kebutuhan Nutrisi

Reflek menghisap dan menelan yang belum sempurna, merupakan faktor resiko

tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .

5. Kebutuhan Rasa Aman

Adanya luka pemotongan tali pusat yang belum kering merupakan faktor resiko

tinggi terjadinya infeksi.

I. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

 Aktivitas/Istirahat

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak semi koma

saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata

cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.

 Pernapasan dan peredaran darah

Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai status

kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan peredaran darah dapat

digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat dilihat dari

frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh
tubuh, frekwensi denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit

(12 jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit

(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).

Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstremitas,

wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan. Tekanan darah sistolik bayi

baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-rata 42, tekanan darah berbeda dari hari

ke hari selama bulan pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering

menurun (sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis

dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.

 Suhu Tubuh

Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,50C-370C. Pengukuran suhu

tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal.

 Kulit

Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan

sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan.

Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak berwara putih kekuningan terutama

di daerah lipatan dan bahu yang disebut verniks kaseosa.

 Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas

Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan jumlah atau

tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung rambut sampai ujung

kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.

 Tali Pusat

Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis. Keadaan tali pusat

harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada kemerahan disekitarnya.

 Refleks

Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :

a. Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan


yang mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.

b. Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak

tangan dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam. Plantar

graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi reaksi.

c. Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan

pada bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.

d. Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan

menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting susu.

e. Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu

ke dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.

 Berat Badan

Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis. Namun harus

waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir

normal adalah 2500 sampai 4000 gram.

 Mekonium

Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna gelap hitam

kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar dalam 24 jam pertama.

 Antropometri

Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas dan

panjang badan dengan menggunakan pita pengukur. Lingkar kepala fronto-

occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika 32cm, mento occipitalis 35cm.

Lingkar dada normal 32-34 cm. Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang

badan normal 48-50 cm.

 Seksualitas

Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda

vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau rabas berdarah

sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun, skrotum tertutup dengan
rugae, fimosis biasa terjadi.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

refleks hisap tidak adekuat.

2) Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan

lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.

3) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali

pusat), tali pusat masih basah.

4) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),

keterbatasan masukan cairan.

5) Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi.

K. INTERVENSI KEPERAWATAN

1) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

refleks hisap tidak adekuat.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan

nutrisi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

• Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.

• Intake dan output makanan seimbang.

• Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.

Rencana tindakan :

1. Pantau intake dan out put cairan

2. Kaji payudara ibu tentang kondisi putting


3. Lakukan breast care pada ibu secara teratur

4. Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air steril kemudian

dextrosa dan PASI

5. Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara mandiri

6. Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu menyusui

7. Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih

Rasional :

1. Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan cairan adekuat

untuk metabolisme tubuh yang tinggi

2. Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses menyusui, kondisi puting

inverted menggangu proses laktasi

3. Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang produksi air susu

pada ibu menyusui

4. Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan,

khususnya pada bayi yang menggunakan 100-120 kal/kg dari BB setiap 24 jam

5. Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi proses laktasi,

sehingga proses laktasi harus dilakukan dengan benar

6. Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses laktasi menjadi

adekuat

8. Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan cepat menghabiskan

cairan ekstraseluler dan mengakibatkan penurunan haluaran urin

2) Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi dengan

lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam perubahan suhu

tubuh tidak terjadi.

Kriteria hasil :

• Suhu tubuh normal 36-370 C.

• Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor, sianosis dan pucat.
Rencana tindakan :

1. Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural yang ditetapkan dengan

mempertimbangkan berat badan neonatus, usia gestasi

2. Pantau aksila bayi kulit, suhu timpatik dan lingkungan sedikitnya setiap 30-60

menit

3. Kaji frekuensi pernapasan perhatikan takipnea (frekuensi > 60/mnt)

4. Tunda mandi pertama sampai suhu 36,50 C

5. Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga agar bayi tidak kedinginan

6. Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit buruk, pelambatan berkemih,

membrane mukosa kering )

7. Lakukan pemberian makn oral dini

Rasional :

1. Dalam respon terhadap suhu lingkungan

yag rendah, bayi cukup bulan meningkatkan suhu tubuhnya dengan menangis

atau meningkatkan aktivitas motorik karena banyak mengkonsumsi oksigen

2. Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam setelah

lahir kecepatan konsumsi oksigen dan metabolisme minimal bila suhu kulit

dipertahankan diatas 36,50 C

3. Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan

kebutuhan oksigen yang dihubungkan dengan stres dingin

4. Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena evaporasi

5. Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui evaporasi

dan konveksi dan membantu menghemat energi

6. Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer dan melalui

augmentasi pendinginan dengan evaporasi dan penigkatan kehilangan air kast

mata

7. Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh, metabolisme dan


kebutuhan cairan meningkat kira-kira 10%. Kegagalan menggantikan

kehilangan cairan selanjutnya memperberat status dehidrasi

3) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (pemotongan tali

pusat) tali pusat masih basah.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam infeksi pada tali

pusat tidak terjadi.

Kriteria hasil :

• Bebas dari tanda-tanda infeksi.

• TTV normal : S : 36-370C, N :70-100x/menit, RR : 40-60x/menit

• Tali pusat mongering

Rencana tindakan :

1. Observasi tanda-tanda infeksi

2. Pertahankan teknik septic dan aseptic.

3. Lakukan perawatan tali pusat setiap hari

setelah mandi satu kali perhari.

4. Observasi tali pusat dan area sekitar kulit

dari tanda-tanda infeksi.

Rasional :

1. Mengetahui adanya indikasi infeksi

2. Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial

3. Potensial entri organisme kedalam tubuh

4. Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi

4) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya air (IWL),

keterbatasan masukan cairan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam kekurangan


volume cairan tidak terjadi.

Kriteria hasil :

• Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai dengan output

kurang dari 1-3ml/kg/jam.

• Membran mukosa normal.

• Ubun-ubun tidak cekung.

• Temperature dalam batas normal.

Rencana tindakan :

1. Pertahankan intake sesuai jadwal

2. Monitor intake dan output

3. Berikan infuse sesuai program

4. Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun,

turgor kulit, mata

5. Monitor temperatur setiap 2 jam

Rasional :

1. Memantau keefektifan aturan terapeutik

2. Mengidentifikasi keseimbangan antara

perkiraan pemasukan dan kebutuhan cairan

3. Ketentuan dukungan cairan didasarkan

pada perkiraan kebutuhan bayi.

4. Deteksi dini terhadap keadaan kekuranga

cairan tubuh

6. Peningkatan suhu tubuh merupakan faktor resiko meningkatnya

pengeluaran cairan tubuh melalui mekanisme konveksi, radiasi dan evaporasi.

5) Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang terpaparnya

informasi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam orang tua

mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan bayi.


Kriteria hasil :

• Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi

• Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi

Rencana tindakan :

1. Tentukan tingkat pemahaman ibu atau orang tua tentang kebutuhan fisiologis

bayi dan adaptasi terhadap kehidupan ekstrauterus

2. Lakukan pemeriksaan fisik bayi saat orang tua ada. Berikan informasi tentang

variasi normal dan karakteristik seperti : pseudomentruasi, pembesaran

payudara

3. Demonstrasikan dan awasi aktivitas perawatan bayi yang berhubungan dengan

posisi menyusui dan menggendong

4. Diskusikan kebutuhan nutrisi bayi, variabilitas napsu makan dari satu

pemberian makan ke berikutnya dan cara mengkaji keadekuatan hidarasi dan

nutrisi

5. Tekanan kebutuhan bayi baru lahir untuk tindak evaluasi degan pemberi

pelayanan kesehatan

Rasional :

1. Mengidentifikasi area permasalahan / kebutuhan yang memerlukan informasi

tambahan atau demonstrasi aktivitas perawatan

2. Membantu orang tua mngenali variasi normal, dan dapat menurunan ansietas

3. Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan tekhnik perawatan bayi

baru lahir

4. Menghilangkan kekhawatiran yang potensial terjadi bila masukan bayi

bervariasi dari pemberian makan ke pemberian makan selanjutnya. Membantu

menjamin persiapan dan pemberian formula yang tepat

5. Evaluasi terus menerus penting untuk pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Cristina, s.Dra, 1996, Perawatan kebidanan jilid II, Bratara, Jakarta

Obstetri Fisiologi, Bandung, 1983, UNPAD

Suryana, Dra. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK, 1996, Jakarta, EGC

Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH, 2000, Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta, Yayasan bina Pustaka Sarwono

Syahlan, Dr. SKM, 1993. Asuhan Kebidanan pada anak dalam konteks keluarga, Jakarta:
Depkes RI

https://www.scribd.com/doc/258961912/LAPORAN-PENDAHULUAN-BAYI-BARU-
LAHIR-doc

Anda mungkin juga menyukai