Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN PIUTANG

OLEH:
Drs.Ec.Makhmud Zulkifli, MSi
NIP. 196407242001121001

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkatnya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun untuk
melengkapi kolesi atau referensi yang dapat digunakan oleh mahasiswa dalam menambah
koleksi buku untuk menambah wawasan tentang Manajemen Keuangan khususnya yang
berkaitan dengan Manajemen Piutang.

Penulisan ini diharapkan mahasiswa lebih memahami secara detail tentang Piutang, Perputaran
Piutang, Jangka waktu terikatnya kas pada piutang dan factor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kredit macet. Dalam penulisan ini kami mencari referensi dari berbagai buku, jurnal
dan informasi-inforasi lain sehingga lebih menambah wawasan dalam penulisan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,
sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk perbaikan penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

Bab II. Pembahasan 3

1. Prinsip Kredit dan Jenisnya 3

2. Prinsip Pemberian Kredit 9

3. Prospek Pemberian Kredit 12

4 Jaminan Kredit 14

Bab III. Penutup 17

1. Kesimpulan 17

Daftar Pustaka 18

ii
LEMBAR PENGESAHAN

1. N a m a : Drs.Ec.Makhmud Zulkifli, MSi

2. NIP : 196407242011121001

3. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk. I/ IIIC

4. Jabatan Fungsional : Lektor

5. Pekerjaan : Dosen

6. Unit Kerja : Fakultas Ekonomi


Universitas Trunojoyo Madura

7. Makalah : Manajemen Piutang

Mengetahui Bangkalan, 24 Oktober 2012


An. Dekan Fakultas Ekonomi Penyusun
Ketua Jurusan Manajemen

Dr. Dra.Hj. Iriani Ismail, MM Drs.Ec.Makhmud Zulkifli,MSi


NIP. 196206231988112001 NIP. 196407242001121001
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau perkembangan suatu
kegiatan usaha dari suatu perusahaan, maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk
penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Untuk itu
bank memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan perekonomian suatu Negara.
Adapan kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam
bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkannya. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa keuntungan utama
dari bisnis perbankan adalah selisih antara bunga yang diterima dari alokasi dana tertentu.
Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan ditegaskan
bahwa “Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaannya
bank harus dapat memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat.
Dalam hal ini diperlukan suatu manajemen kredit yang merupakan pengelolaan kredit
yang baik mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian
kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan pengawasan kredit yang macet
(Kasmir, 2002:71-72 ). Manajemen perkreditan bank adalah suatu hal yang penting untuk
mengoptimalkan kinerja bank untuk memaksimalkan profit atas sektor perkreditannya. Dengan
kata lain manajemen perkreditan perbankan adalah manajemen piutang pada perusahaan umum.
Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pengelolaan perkreditannya bank wajib
mematuhi kebijaksanaan perkreditan yang telah dibuat tersebut secara konsekuen dan
konsisten. Kebijaksanaan perkreditan harus sudah diterapkan dan dilaksanakan selambat-
lambatnya pada tanggal 1 januari 1996. Bagi Bank yang telah mempunyai pedoman tersebut
dengan memperhatikan semua aspek-aspek tersebut di atas. Sedangkan bagi Bank yang baru
memperoleh izin usaha wajib memiliki dan menerapkan serta melaksanakan kebijaksanaan
perkreditan sejak memulai melakukan kegiatan usahanya.
Apabila dalam pelaksanaannya ternyata bank memberikan kredit tidak sesuai dengan
kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkannya, maka Bank Indonesia akan memberikan
2

sanksi yang mempengaruhi penilaian kesehatan bank dan sanksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu manajemen kredit dan jenisnya?
2. Apa saja prinsip dari manajemen kredit?
3. Apa saja prospek dalam pemberian kredit tersebut?
4. Apa saja jaminan dalam pemberian kredit?
3

BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KREDIT DAN JENISNYA


Kredit dalam artian luas

� Kepercayaan

Kredit dalam bahasa latin

� Krdit dalam bahasa latin berarti “credere” yang berarti percaya. Maksud dari percaya bagi
sipemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya
pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi sipenerima kredit merupakan
penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.

Kredit menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998

� Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank derngan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.

Berdasarkan undang – undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992
tentang perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank
dengan pihak lain yaitu mewajibkan pihak peminjaman untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Unsur – Unsur Kredit

Dalam pengertian kredit diatas terkandung unsur-unsur kredit itu sendiri,yaitu:


1. Waktu, yaitu adanya jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya. Setiap
Waktu
kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,
jangka menengah atau jangka panjang.
4

2. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa
uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Yang
melandasi pemberian kredit oleh kreditur/Bank kepada debitur, yaitu kredit akan dikembalikan
setelah jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak. Kepercayaan
ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang
nasabah baik cara interen maupun eksteren. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa
lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
3. Penyerahan atau objek, dimana pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomi atau objek berupa
uang atau tagihan kpd debitur yg harus dikembalikan setelah jatuhtempo
4. Risiko adalah suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak
tertagihnya/macet pemberian kredit yang mungkin timbul sepanjang jangka waktu kredit.
semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini
menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh
resiko yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa
ada unsure kesengajaan lainnya.
5. Kreditur dan Debitur, yaitu antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan/
perjanjian pinjam meminjam uang yang dibuktikan dengan suatu akta perjanjiandan masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.
6. Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita
kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini
merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas
jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Selain unsur-unsur diatas, dalam suatu kredit juga dapat melibatkan beberapa pihak
lainnya, seperti Notaris, Appraisal/Perusahaan penilai agunan, Perusahaan Asuransi, Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT), Lembaga Fiducia/Departemen Kehakiman, Kantar Badan
Pertanahan (BPN), dan lain lain.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:
1. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama
dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit
5

yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini penting untuk untuk kelangsungan hidup bank
yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi
(dibubarkan).
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana
investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluaskan usahanya.
3. Membantu pemerintah
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah sebagai berikut:
• Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank
• Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan
usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih
menganggur.
• Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan
akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di masyarakat
• Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan
apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat
menghemat devisa Negara
• Meningkatkan devisa Negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor
Kemudian di samping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan
saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut
menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit
2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah
lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah
tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
3. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang
yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
6

4. Meningkatkan peredaran barang


Kredit dapat pula menambah atau atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah
lainnya sehingga jumlah barang yag beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau
kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.
5. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya
kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar
negeri sehingga meningkatkan devisa Negara.
6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha
Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si
nasabah yang memang modalnya pas-pasan.
7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan
pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu
membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi
masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka
warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya.
8. Untuk meningkatkan hubungan Internasional
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si
penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan
kerja sama di bidang lainnya.
Dalam praktik perbankan di Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia, penentuan besarnya kredit dipengaruhi oleh ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a) Reserve Requirement (RR)
Reserve Requirement adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk menysihkan sebagian dari
dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum berupa
rekening giro bank yang bersangkutan pada bank Indonesia.
7

b) Loan to Deposit Ratio (LDR)


Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan
oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.
c) Batas Maksimum Pemberian Kredit
Batas maksimum pemberian kredit adalah ketentuan tentang tidak diperbolehkannya suatu bank
untuk memberikan kredit (baik kepada nasabah tunggal maupun kepada nasabah grup) yang
besarnya melebihi 20% dari besarnya modal bank yang bersangkutan.
d) Portfolio Investment
Prioritas terakhir di dalam alokasi dana bank adalah dengan mengalokasikan sejumlah dana
tertentu pada investasi portfolio (portfolio investment). Alokasi dana bank ke dalam kategori ini
adalah dana sisa (residual fund) setelah penanaman dana dalam bentuk pinjaman (kredit) telah
memenuhi kriteria atau target tertentu.

Jenis- jenis manajemen kredit


Jenis kredit dilihat dari segi kegunaan :

1. Kredit investasiYaitu kredit yang diberikan untuk pengadaan barang modal maupun jasa
yangdimaksudkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa bagi usaha yang
bersangkutan.Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang baru akan berdiri untuk
keperluanmembangun pabrik baru.

2. Kredit modal kerjaYaitu kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan usaha,
termasuk gunamenutupi biaya produksi dalam rangka peningkatan produksi atau
penjualan. Kredit inidiberikan kepada perusahaan yang telah berdiri, namun
membutuhkan dana untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya dalam
hal membayar gaji pegawai atau unutk membeli bahan baku.

Jenis kredit dilihat dari segi tujuan kredit

1. Kredit produktif
8

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk
menghasikan barang atau jasa. Contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang,
kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau
kredit industry lainnya.

2. Kredit Konsumtif
Adalah kredit yang diberikan digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak
akan menembah barang atau jasa yang dihasilkan karena memang untuk digunakan ataudipakai
oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi,
kredit perabotan rumah tangga, kredit komsumsi lainnya.

3. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagang yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering
diberikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah
besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

Kredit Ditinjau Dari Segi Jangka Waktu


1. Kredit jangka pendek Yaitu suatu kredit yang diberikan tidak melebihi jangka waktu 1 tahun dan
biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit
peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
2. Kredit jangka menengahYaitu suatu kredit yang diberikan dengan jangka waktu 1 ± 3 tahun,
biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk atau peternakan
kambing.
3. Kredit jangka panjangYaitu suatau kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 3 tahun.
Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau
manufactur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

Kredit Ditinjau Dari Segi Jaminannya


1. Kredit dengan jaminanAdalah suatu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, baik berupa
barang / benda berwujud atau tidak berwujud, dan atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang
dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur.
9

2. Kredit tanpa jaminanAdalah suatu kredit yang diberikan tanpa jaminan baik berupa barang /
benda berwujud atau tidak berwujud, dan atau jaminan orang. Kredit jenis ini diberikan dengan
melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

Kredit dilihat dari sector usaha:


1. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sector perkebunan atau pertanian rakyat.
2. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka
panjang kambing atau sapi.
3. Kredit industry, yaitu kredit untuk membiayai industru kecil, menengah atau besar.
4. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang,
seperti tambang emas, minyak atau timah.
5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.
6. Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dokter,dosen dan pengacara.
7. Kredit perumahan, yaitu kredit yang membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

2. PRINSIP PEMBERIAN KREDIT


Dalam dunia perbankan prinsip analisis kredit dikenal dengan konsep 5C; yaitu :

1. Character

� Tingginya respek pelanggan terhadap kewajibannya, dilihat dari karakter manajemen perusahaan
debitur. Karaktr ini merupakan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang
akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si
nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang besifat latar belakang pribadi.

2. Capacity

� Kemampuan pelanggan membayar kewajiban berdasarkan aspek likuiditas & proyeksi aliran kas.
Pada analisa ini bank berusaha mengetahui kemampuan manajemen engoperasikan perusahaannya
10

sehingga dapat memenuhi kewajibannya terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo.
Kapasitas ini menunjukkan kemampuan riil dari perusahaan untuk merealisasikanrencana yang
telah dibuatnya.

3. Capital

� posisi keuangan perusahaan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan & besarnya modal sendiri.
Analisis aspek capital ini meliputi struktur modal yang disetor, cadangan-cadangan danlaba yang
ditahan dalam struktur keuangan perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukkantingkat
resiko yang ikut dipikul oleh debitur dalam pembiayaan suatu proyek.

4. Collateral

� aset milik pelanggan yang dijadikan jaminan, seperti surat berharga. Penilaian ini meliputi
penilaian terhadap jaminan yang diberikan debitur sebagai pengaman kredit yang diberikan bank.
Penilaian tersebut meliputi kecenderungan nilai jaminandi masa depan dan tingkat kemudahan
mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability).

5. Condition

� kondisi ekonomi secara umum yang memengaruhi kebijakan ekonomi perusahaan. Analisis
terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel ekonomi makro yangmelingkupi
perusahaan baik variabel regional, nasional, maupun internasional. Variabel yangdiperhatikan
terutama adalah variabel ekonomi (walaupun tidak terlepas juga bank perlumemperhatikan
variabel lainnya seperti kondisi politik, perundang-undangan, dan lain-lain)

Selain konsep/prinsip 5C tersebut di atas dalam prakteknya bank juga seringkali


menetapkandasar penilaian lain yang sering disebut dengan prinsip 7P dan prinsip 3R yaitu:

1. Personality
Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya
(kelahiran, pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan keluarga
(istri, anak),social standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat masyarakat
11

tentang dirisi peminjam), serta hal-hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si
peminjam.

2. Parti
Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan
karakternya.Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas

3. Purpose
Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akandigunakannya untuk
berdagang, atau untuk membeli rumah atauuntuk tujuan lainnya.
Selain itu apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit yang
bersangkutan.Misalnya, tujuan atau keperluan kredit untuk perkapalan sedangkan line of
business bank dalam bidang pertanian.

4. Prospect
Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha ataukegiatan
usaha si peminjam. ini dapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam selama beberapa
bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaanekonomi/perdagangan
sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat dariearning power
(kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa mendatang.

5. Payment
Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan.Hal ini
dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan pendapatansehingga
dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah
pengambilannya.

6. Profitability
Profitab
Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana polanya,apakah
makin lama makin besar atau sebaliknya.
12

7. Protection
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha.
Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.

Konsep Prinsip 3R
Tiga komponen dalam prinsip 3R adalah:

1. Tingkat pengembalian usaha (return)

2. Kemampuan membayar kembali (repayment)

3. Kemampuan menanggung resiko (risk bearing ability)

Tujuh unsur dalam konsep 7P sebenarnya mempunyai kesamaan dengan lima unsur dalam
5C. Misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter.
Sedangkanunsur tujuan, prospek, dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam
konsep 5C.Unsur perlindungan dalam 7P mungkin dapat disamakan dengan kollateral dalam
konsep 5C.

3. PROSPEK PEMBERIAN KREDIT

1. Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini permohonan kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu
proposal, kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan.
Pengajuan proposal kredit henfaknya yang berisi antara lain sebagai berikut:

� Latar belakang perusahaan


� Maksud dan tujuan
� Besarnya kredit dan jangka waktu
� Cara permohonan mengembalikan kredit
� Jaminan kredit
13

� Akte notaries
� TDP (tanda daftar perusahaan)
� NPWP (nomor pokok wajib pajak)
� Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir
� Bukti diri dari pimpinan perusahaan
� Foto copy sertifikat jaminan

2. Penyelidikan berkas pinjaman


Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai
persyaratan dan sudah benar.jiak menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka
nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak
sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja

3. Wawancara 1
Merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon
peminjam, untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan
yang diinginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang
sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat serileks mungkin sehingga diharapkan hasil
wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

4. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan
dijadikan usaha dan jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I.
pada saat hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada nasabah. Sehingga
apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

5. Wawancara 2
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat
setelah dilakukan on the spot dilapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada
wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung
suatu kebenaran.

6. Keputusan kredit
14

Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolk, jiak
di terima maka akan disiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit yang akan mencakup:

� Jumlah uang yang diterima


� Jangka waktu kredit
� Biaya-biaya yang harus dibayar

7. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya


Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan
maka terlebih dulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek
dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan:
� Antara bank dengan debitur secara langsung atau
� Dengan melalui notaries

8. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka
rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

9. Penyaluran atau penarikan dana


adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit
dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu sekaligus atau secara bertahap.

4. JAMINAN KREDIT

• Dengan jaminan
1) Jaminan benda berwujud yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti
tanah,bangunan, kendaraan bermotor, peralataan, brang dagangan,tanaman, kebun dan sawah
2) Jaminan benda tak berwujud, yaitu perupakan surat-surat yang dijadikan jaminan seperti
sertifikat saham, sertifikat obligasi, sertifikat tanah, sertifikat deposito, rekening tabungan yang
dibekukan, rekening giro yang dibekukan, promnes, wesel dan surat tagihan lainnya
15

3) Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang dan apabila kredit tersebut macet,
maka orang memberikan jaminan itulah yang menanggung resikonya.

• Tanpa jaminan
Maksudnya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu.biasanya
diberikan untuk perusahaan yang memang benar-benar bonafit dan professional sehingga
kemungkinan kredit tersebut macet sangat kecil.
Jaminan kredit bank dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi berdasarkan sudut
pandang tertentu, misalnya cara terjadinya, sifatnya kebendaan yang dijadikanobjek jaminan, dan
lain sebagainya.

1. Jaminan karena undang-undang dan karena perjanjian


� Jaminan karena undang-undang adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakanoleh seperti
jaminan umum, hak privelege dan hak retensi (pasal 1132, pasal 1134 ayat (1)). Sedangkan
jaminan karena perjanjian adalah jaminan yang dilahirkan atau diadakan oleh perjanjian yang
diadakan para pihak sebelumnya, seperti gadai, hipotik, hak tanggungan danfiducia.

2. Jaminan umum dan jaminan khusus


� Pada prinsipnya menurut hukum segala harta kekayaan debitur akan menjadi jaminan bagi
perutangannya dengan semua kreditur. Hal ini berarti seluruh harta kekayaan milik debitur akan
menjadi jaminan pelunasan atasutang debitur kepada semua kreditur. Kekayaan debitur
dimaksud meliputi kebendaan bergerak maupun benda tetap, baik yang sudah ada pada saat
perjanjian utang piutang diadakan maupunyang baru akan ada di kemudian hari yang akan
menjadi milik debitur setelah perjanjian utang piutang diadakan.
Karena jaminan umum kurang menguntungkan bagi kreditur, maka diperlukan penyerahan harta
kekayaan tertentu untuk diikat secara khusus sebagai jaminan pelunasan utang debitur, sehingga
kreditur yang bersangkutan mempunyai kedudukan yang diutamakan ataudidahulukan daripada
kreditur kreditur lain dalam pelunasan utangnya. Jaminan yang seperti ini memberikan
perlindungan kepada kreditur dan didalam perjanjian akan diterangkan mengenaihal ini. Jaminan
khusus memberikan kedudukan mendahului (preferen) bagi pemegangnya.

3. Jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan perseorangan.


16

� Jaminan yang bersifat kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas sesuatu benda,
yang mempunyai ciri-ciri mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur,dapat
dipertahankan terhadap siapa pun, selalu mengikuti bendanya dan dapat diperalihkan(contoh:
hipotik, hak tanggungan gadai, dan lain-lain).
Sedang jaminan perseorangan adalah jaminan yang menimbulkan hubungan lansung
pada perseorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap
hartakekayaan debitur umumnya ( contoh: borgtocht).Jaminan kebendaan dapat berupa jaminan
benda bergerak dan benda tidak bergerak.Benda bergerak adalah kebendaan yang karena sifatnya
dapat berpindah atau dipindahkan ataukarena undang-undang dianggap sebagai benda bergerak,
seperti hak-hak yang melekat pada benda bergerak. Benda bergerak dibedakan lagi atas benda
berwujud atau bertubuh. Pengikatan jaminan benda bergerak berwujud dengan gadai atau fiducia,
sedangkan pengikatan jaminan benda bergerak tidak berwujud dengan gadai, cessie, dan account
receivable.
17

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Pemahaman masing-masing jenis usaha yang akan dibiayai dengan kredit, hal ini dapat
dimengerti bahwa dimasyarakat terdapat ribuan usaha yang mengandung permasalahan
yang satu sama lainnya jelas berbeda, sedangkan di lain pihak aparat perbankan tetap
dituntut untuk selalu akrab dengan permasalahan-permasalahan tersebut.
2. Masalah perkreditan bersifat “ Kasuasistis” artinya masalah yang ada pada satu debitur
akan berbeda dengan debitur lainnya, dari kondisi ini maka aparat perbankan harus
mempunyai daya analistis yang cukup tajam dan secara cepat harus mampu pula
mengadakan identifikasi dari permasalahan yang dihadapi para nasabahnya.
3. Dalam kegiatan perkreditan banyak tersangkut dengan ketentuan-ketentuan perundang-
undangan, peraturan-peraturan pemerintah maupun kebijakan-kebijakan pemerintah yang
sering berubah dari suatu periode ke periode yang lainya.
18

DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, SE.MM.2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta:PT. RAJAGRAFINDO


PERSADA.

- Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan


Perusahaan, BPFE, Yogjakarta

http://hafismuaddab.wordpress.com/2012/02/07/manajemen-kredit/
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/00A32509-E25E-4E28-A294-
99EEC0B12554/15876/KreditSIPMK1.pdf
http://putracenter.net/2009/10/14/definisi-dan-manajemen-kredit/
http://andi67.blog.esaunggul.ac.id/2012/06/11/manajemen-kredit/
http://dikkyprima.wordpress.com/2009/03/28/manajemen-kredit-pada-dunia-perbankan/
http://mbegedut.blogspot.com/2012/09/makalah-manajemen-keuangan-penanganan.html
http://jurnalskripsitesis.wordpress.com/2007/10/29/pengelolaan-kredit-yang-efektif-untuk-
meningkatkan-likuiditas-dan-profitabilitas-pada-bank-perkreditan-rakyat-
%E2%80%9Cxy%E2%80%9D-lawang/
http://fantastic-note.blogspot.com/2012/02/manajemen-perkreditan.html
http://www.scribd.com/doc/55172805/Manajemen-Kredit-Bank
http://banking.blog.gunadarma.ac.id/2010/03/10/manajemen-perkreditan-bagi-bank-komersil/
Diposkan oleh yoni oktaviani di 18.42

Anda mungkin juga menyukai