Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

PRAKTEK PERADILAN 2021

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD SALAHUDDIN
NIM :18103050016

PEMBIMBIMNG:

Dr. Malik Ibrahim, M.Ag.

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Syukur Ahamdulilah sepada Allah SWT yang selalu melimpahkan nikamt-
nikmat-Nya, sehingga memberi kesempatan kepada saya untuk dapat
menyelesaikan tugas Laporan Praktek Peradilan untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Praktek Peradilan ini. Shalawat serta salam dikirimkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran.
Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
pembimbing yakni Bapak Dr. Malik Ibrahim, M.Ag., atas segala bimbingan, ilmu
serta nasehat yang diberikan. Selanjutnya ucapkan terima kasih juga kepada :
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan
Kalijaga, Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam UIN Sunan Kalijaga,
Ketau Pengadilan a.n Bapak Endi Nurindra Putra, S.H., M.H. dan Panitera Muda
Perdata a.n Bapak Aditya Anggono, S.H.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan serta usaha yang maksimal,
alhamdulillah Laporan Praktik Peradilan Tahun 2021 ini dapat terselesaikan.
Penyusunan menyadari bahwa Laporan ini masih terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna, untuk itu saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari Bapak/Ibu sangat di harapkan guna penyempurnaan
laporan ini dan sebagai bahan acuan untuk kedepannya.

Wasalamualaikum wr.wb
Yogyakarta, 30 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan......................................................................4


B. Rencana Kegiatan.................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan..............................................................5
D. Metode Kegiatann.................................................................................5
E. Sistematika Laporan.............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pengadilan...............................................................8


B. Resume Materi Praktek Peradilan........................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan


Praktik Peradilan merupakan sebuah kegiatan rutin yang diadakan
oleh Fakultas Syariah dan Hukum yang termasuk dalam mata kuliah wajib
yang harus ditempuh oleh mahasiswa di semester VII (tujuh) sesuai
dengan kurikulum S1 AS 2016 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Tujuannya untuk mengaplikaskan apa yang sudah diajarkan dengan
realitas yang terjadi di lapangan. Praktik ini merupakan sebuah jembatan
dalam menghubungkan ranah akademis dengan ranah lapangan.
Oleh karena itu kegiatan Praktik Peradilan ini, diharapkan dapat
menjadi suatu upaya mengoptimalkan ilmu yang didapat mahasiswa/i dari
bangku kuliah dalam bidang hukum atau peradilan. Selain itu kegiatan ini
juga dapat merangsang mahasiswa yang nantinya akan berproses di
Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama untuk dapat dengan mudah
mengetahui beberapa materi seputar tugas dan wewenang Pengadilan yang
sebelumnya tidak diperoleh di dalam perkuliahan sebagai modal awal bagi
mahasiswa sendiri pasca wisuda, terutama apabila mahasiswa memutuskan
untuk menjadi seorang Jaksa Penuntut Umum, Advokat dan hakim.
Dengan kata lain praktik peradilan dapat menjadi sarana latihan kerja bagi
mahasiswa setelah mendapatkan bekal teori dari bangku perkuliahan di
semester-semester sebelumnya.
Kegiatan praktik peradilan tahun ini merupakan tahun kedua yang
mana praktek peradilan diadakan secara daring (dalam jaringan) dan
melihat persidangan melalui video youtube karena adanya Pandemi
Covid-19. Walaupun demikian, praktek peradilan tetap berjalan dengan
baik. Ilmu yang telah diperoleh selama berlangsungnya Praktik Peradilan
ini dituangkan dalam sebuah laporan yang selain digunakan untuk
memenuhi tugas Mahasiswa, juga dimaksudkan untuk menuangkan hasil
Praktik Peradilan dalam bentuk tulisan yang bermanfaat bagi pembacanya.

4
Dari latar belakang inilah prodi Hukum Keluarga Islam UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta melaksanakan Praktek Peradilan, untuk
mensinkronkan ilmu yang didapat di bangku kuliah kedalam Kondisi Riil
yang ada, sehingga Mahasiswa dapat menambah wawasan, pengetahuan,
dan keterampilan kerja yang diharapkan yang handal di bidang Hukum.

B. Rencana Kegiatan
Dalam masa pemberlakuan PPKM yang masih terus berlangsung
hingga saat praktik peradilan diselenggarakan, maka rencana kegiatan
yang diaplikasikan pada praktek kali ini adalah dengan mengamati dan
mendapatkan materi secara virtual yang disampaikan oleh perwakilan
Hakim dan Panitera dari Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama
dengan dibantu oleh dosen pembimbing lapangan dan pihak prodi pada
waktu yang telah disepakati sebelumnya. Dengan segala keterbatasan yang
ada, mahasiswa diharap tetap mampu mengikuti kegiatan ini dengan baik.

C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan


Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan praktik peradilan ini
adalah mahasiswa dapat mengetahui tugas dan wewenang Pengadilan
Negeri dan Pengadilan Agama, prosedur pendaftaran perkara, dan alur
persidangan secara langsung oleh pemateri sebagai implementasi dari teori
yang didapat dalam perkuliahan.
Adapun manfaat yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan
praktik peradilan ini adalah dapat memberi sumbangan pengetahuan
kepada mahasiswa dari apa yang belum diperoleh di dalam teori
perkuliahan sebelumnya. Dan dapat dijadikan acuan dalam menerapkan
teori perkuliahan di lapangan. Sehingga pengetahuan yang diperoleh
selama perkuliahan tidak hanya terhenti pada tahap teoritis saja, tetap juga
secara praktis. Mendukung mahasiswa untuk meraih cita-cita atau profesi
bidang perdata maupun pidana semisal hakim, panitera, dan lain
sebagainya.

D. Metode Kegiatan

5
Dalam pelaksanaan praktik peradilan secara daring (dalam
jaringan) ini metode yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan oleh DPL dan Penyampaian Materi oleh
Narasumber
Mengenai penyampaian materi dilakukan dengan secara video
teleconference yang disampaikan oleh perwakilan pihak dari
Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama sebagai
narasumbernya.
2. Tanya-Jawab
Setelah materi disampaikan, peserta praktik peradilan diberikan
kesempatan untuk melakukan tanya jawab kepada perwakilan
pihak dari Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Agama
3. Menyaksikan Prosesi Sidang melalui video youtube
Mahasiswa mendapat kesempatan untuk mengamati
persidangan melalui video youtube dan kemudian menganalisis
video persidangan tersebut.
4. Penyusunan Laporaan Kegiatan Praktik Peradilan
Salah satu tugas akhir yang menjadi bukti bahwa mahasiswa
telah menyelesaikan praktik peradilan maka disusunlah laporan
kegiatan praktek peradilan tentang seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan.
E. Sistematika Laporan
Untuk lebih memperjelas pembahasan laporan, maka perlu adanya
susunan secara sistematis. Laporan ini terbagi menjadi III (tiga) Bab, dan
di setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab pembahasan, yaitu:
Bab Pertama, berisi pendahuluan yang menjelaskan tentang apa
latar belakang kegiatan, rencana kegiatan, tujuan dan menfaat kegiatan,
metode kegiatan dan sistematika laporan.
Bab Kedua, berisi pembahasan tentang Pengadilan Negeri dan
Pengadilan Agama yang mencakup gambaran umum pengadilan, visi dan

6
misi pengadilan, resume materi dari pemateri dan alur persidangan di
pengadilan.
Bab Ketiga, penutup yang berisi kesimpulan yang kemudian
dilanjutkan dengan saran-saran yang sekiranya membangun dari penyusun
laporan demi kemajuan dari kinerja pengadilan dan untuk meningkatkan
kesuksesan pelaksanaan kegiatan praktik peradilan berikutnya.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama


1. Pengadilan Negeri Wonosari
Pengadilan Negeri (PN) merupakan sebuah lembaga peradilan di
lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibu kota kabupaten
atau kota. Sebagai pengadilan tingkat pertama, Pengadilan Negeri
berfungsi untuk memerikas, memutus, dan menyelesaikan perkara
pidana dan perdata bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.1
Kegiatan praktek peradilan dilaksanakan secara daring oleh
Pengadilan Negeri Wonosari yang berkantor di Jalan Taman Bhakti
No.1 Wonosari, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta, dengan cakupan
wilayah hukum mengikuti pada wilayah administrasi Kabupaten
Gunungkidul yang terdiri dari 18 kecamatan dan 144 desa/kelurahan,
dengan luasnya wilayahnya adalah 1.485,36 km² atau sekitar 46,63%
dari Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengadilan
Negeri Wonosari diketuai oleh Bapak Endi Nurindra Putra, S.H., M.H.
dan sekaligus sebagai pemateri dalam kegiatan praktek peradilan ini.
2. Pengadilan Agama
Pengadilan Agama (PA) adalah pengadilan tingkat pertama yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Agama
yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota. Pengadilan
Agama menyelenggarakan penegakan hukum dan keadilan di tingkat
pertama bagi rakyat pencari keadilan perkara tertentu antara orang-
orang yang beragama Islam di bidang perkawinan, waris, wasiat,
hibah, wakaf, zakat, infaq, shadaqah, dan ekonomi syari'ah.
Kewenangan penegakan hukum ekonomi syari'ah oleh Pengadilan
Agama disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_negeri.html, diakses pada tanggal 24 Desember 2021
pukul 23.23 WIB

8
3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.2
Kegiatan praktek peradilan secara daring juga dilaksanakan oleh
Pengadilan Agama Wonosari yang bertempat di Jalan KRT.
Judoningrat, Siraman, Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, yang
wilayah yuridiksi hukumnya meliputi 18 kecamatan dan 144 desa. 3
Pengadilan Agama Bantul diketuai oleh Rogaiyah, S.Ag.,dan Bapak
Aditya Anggono, S.H. adalah pemateri praktek peradilan yang juga
panitera muda

B. Resume Materi Praktek Peradilan


1. Pengadilan Negeri Wonosari
Pemateri dalam praktek peradilan secara daring adalah Endi
Nurindra Putra, S.H., M.H. Materi yang disampaikan adalah sebagai
berikut:
- Majelis hakim pada persidangan Pidana ada 3, antara lain: Hakim
ketua, Hakim anggota 1, dan Hakim anggota 2. Kemudian juga ada
Jaksa (Sebelah kanan) dan Penasehat Hukum (Sebelah kiri).
- Persidangan hakim tunggal dapat dilaksanakan dengan ketentuan
menangani perkara anak atau perkara asusila. Dengan catatan
Perkara anak harus hakim anak dan Perkara asusila sidang bersifat
tertutup untuk umum.
- Tahapan Beracara, sebagai berikut:
a. Sidang Terbuka atau Tertutup
 Menghadirkan Terdakwa dalam keadaan sehat
 Identitas terdakwa (dilihat berdasarkan berkas persidangan)
 Tanggal dakwaan
 Pendamping di persidangan

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_Agama, diakses pada tanggal 31 Desember 2021 pukul
23.53
3
https://pn-wonosari.go.id/tentang-pengadilan, diakses pada tanggal 31 Desember 2021 pukul
00.01 WIB

9
b. Pembacaan Dakwaan
c. Putusan Sela
Putusan Sela adalah putusan yang dijatuhkan oleh Hakim
sebelum Hakim memeriksa pokok perkara baik perkara pidana
maupun perkara perdata.
d. Keberatan Terdakwa
Dapat mendatangkan saksi ad-hoc atau saksi yang meringankan
e. Tuntutan Oleh Penuntut Umum
Bentuk tuntutan dapat berupa tertulis (pledoi) atau lisan
(permohonan)
- MA mengeluarkan produk e – court dengan layanan e – litigasi, e-
filling, e-skum, e – payment, e – summon.
- Dan perbedaanya dengan proses konvensional adalah
1) Proses penaftaran bila secara elektronik
2) Panggilan sidang dalam e – court dilakukan secara elektronik e
– summon, Sesuai domisili elektronik. Para pihak ditanyai
apakah bersedia secara online menghadiri rapat
3) Acara Jawab menjawab bisa secara elektronik seperti dokumen
berbentuk pdf
4) Agenda pembuktian, bukti surat diambil/ diupload melalui link
yang diberikan. Kemudian pengadilan mendowload.
5) Pemeriksaan saksi harus konvensional, karena beberapa hal :
Judul Sumpah, d.l.l
6) Pembayaran lewat e – payment
- Kesimpulan :
- Pendaftaran dan persidangan bisa dilakukan secara elektronik.
- Putusan MH elektronik (pihak yang terkait tidak wajib hadir,
akan diantar ke alamat domisili).
- Pengambilan salinan putusan dapat diunduh seteah membayar
biaya salinan.

10
- Pengguaan e court dirasa jauh lebih efektif jika dibanding
secara konvensionalnya.
2. Pengadilan Agama Wonosari
Pemateri dari Pengadilan Bantul adalah Bapak Arief Rahman, S.H.
Materi yang disampaikan adalah sebagai berikut:
- Kompetensi Absolut Pengadilan Agama adalah kekuasaan PA
yang berhubungan dengan jenis perkara menjadi
kewenangannya. Sedangkan kompetensi relatif Pengadilan
Agama dalam artian sederhananya merupakan kewenangan
Pengadilan Agama yang satu tingkat atau satu jenis
berdasarkan wilayah. Perkara-perkara yang menjadi wewenang
Pengadilan Agama yaitu :Perkawinan; Kewarisan; Wasiat;
Hibah; Wakaf; Zakat; Infaq; Shodaqoh dan Ekonomi Syari’ah.
- Meneyelesaiakan perkara perdata maksimal lima bulan sejak
pendafatraan, jika terlambat hakim harus mengirrim surat ke
MA tentang keterlambatan.
- Hadirnya para pihak mengajukan suatu hak dalam perkara
perdata, bukan kewajiban.
- Adanya verstec = putusan tidak mesti mengabulkan
- Proses peradilan tidak akan terhalangi karena para pihak tidak
hadir.
- Jika yang berperkara difabel maka berlaku :
- a. Equality before the law = sama saja
- b. Ada layana secara khusus, diutamakan, pendampingan
c. proses e court nya sama.
- Gugatan
a. Syarat gugatan
Formal:
 Pembuatan surat permohonan gugatan harus
mencantumkan tempat di mana surat permohonan
gugatan dibuat (alamat domisili pembuat)

11
 Surat permohonan gugatan harus ditandatangani oleh
pihak Penggugat atau kuasa hukumnya
Subtansial:
 Suatu gugatan harus disebutkan dengan jelas identitas
para pihak yang bersengketa atau subjek hukumnya
yang menyangkut tentang nama lengkap, pekerjaan, dan
alamat tempat tinggal ata domisili;
 Posita atau Fundamentum Petendi adalah dalil-dalil
yang digunakan dalam surat permohonan gugatan yang
merupakan alasan-alasan dari adanya suatu tuntutan
dari pihak Penggugat. Surat permohonan gugatan
posita-nya harus jelas menyebutkan tentang objek
perkara, fakta hukum, kualifikasi perbuatan Tergugat,
uraian kerugian, bunga dan denda, serta petitum;
 Petitum adalah hal yang dimintakan Penggugat kepada
hakim untuk dikabulkan.
b. Penggabungan gugatan
 Penggabungan subyektif. Yaitu penggabungan para
pihak berperkara yang terdiri lebih dari seorang,
 Penggabungan Obyektif, yaitu penggabungan lebih dari
satu tuntutan dalam satu perkara,
 Intervensi yaitu ikut sertanya pihak ketiga kedalam
proses perkara
c. Gugatan Prodeo
Gugatan prodeo atau biasa dikenal juga dengan sebutan
secara Cuma-Cuma. Pada dasarnya di Pengadilan dalam
gugatan pedata, dikenakan biaya perkara sesuai dengan
pasa 121 ayat (4) dan pasal 182 HIR, pasal 4 ayat (2)
Undang-undang Nomor 4 tahun 2004. Namun dalam hal
Penggugat dan Tergugat tidak mampu, ia dapat memohon
kepada Ketua Pengadilan untuk berperkara secara Cuma-

12
Cuma, sebelum perkara pokok diperiksa oleh Pengadilan.
Permohonan diajukan dengan melampirkan Surat
Keterangan Tidak Mampu yang dibuat oleh Kepala Desa
dan diketahui Camat.
d. Upaya menjamin hak
Penjaminan hak atau yang dikenal dengan istilah “Sita”.
Untuk kepentingan Penggugat agar terjamin haknya
sekiranya gugatannya dikabulkan, Undang-undang
menyediakan sarana untuk emnjamin hak tersebut dengan
penyitaan (arrest,bestlag). Sita adalah suatu tindakan
hukum oleh Hakim yang bersifat eksepsional, atas
permohonan ssalah satu pihak yang bersengketa, untuk
mengamankan barang-barang sengketa atau menjadi
jaminan dari kemungkinan dipindah tangankan, dibebani
suatu jaminan, dirusak atau dimusnahkan oleh pihak yang
menguasai barang-barang tersebut, untuk menjamin agar
putusan Hakim nantinya dapat dilaksanakan sebagaimana
mestinya.
e. Perubahan gugatan
Perubahan gugatan diperbolehkan selama tidak merugikan
kepentingan kedua belah pihak, yaitu sepanjang tetap
berdasarkan pada hubungan hukum yang menjadi dasar
tuntutan semula, dan tidak mengubah kejadian materiil
yang menjadi dasar gugatanya.pencabutan gugatan tidak
diatur dalam HIR dan RBg. Ketentuanya terdapat dalam Rv
pasal 127.
f. Pencabutan gugatan
Pencabutan gugatan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
 Sebelum gugatan diperiksa dalam persidangan, tidak
perlu persetujuan dari pihak Tergugat, karena Tergugat

13
secara langsung belum mengetahui tentang adnya
gugatan/belum tersentuh kepentinganya,
 Sebelum Tergugat memberi jawaban juga tidak perlu
mendapat persetujuan Tergugat,
 Sesudah Tergugat memberi jawaban, pencabutan harus
terlebih dulu mendapat persetujuan Tergugat, karena
sudah tersentuh kepentingannya.
- Tahap pendaftaran perkara
Tahap ini petugas meja 1 memeriksa dan memastikan surat
gugatan sudah lengkap atau belum. Apabila sudah lengkap petugas
meja 1 memberikan kepada panitera untuk diverifikasi, jika belum
lengkap petugas meja 1 mengembalikan berkas penggugat untuk
dilengkapi terlebih dahulu.
Berkas yang sudah lengkap di meja 1 akan diverifikasi oleh
panitera untuk dicek ulang. Apakah gugatan tersebut merupakan
gugatan sederhana ekonomi syari’ah. Jika sudah sesuai dengan
kriteria tersebut, perkara akan didaftarkan sebagai gugatan
sederhana. Namun jika tidak sesuai dengan kreteria tersebut
perkara harus didaftarkan sebagai gugatan biasa.
Petugas meja 1 menaksir Panjar biaya perkara gugatan
sederhana ekonomi syari’ah dengan mengacu pada surat keputusan
ketua Pengadilan, yaitu:
a. Biaya pendaftaran Rp30.000
b. Biaya panggilan yang terdiri dari tiga kali panggilan penggugat
dan 4 kali panggilan tergugat
c. Biaya proses Rp75.000 atau sesuai dengan SK ketua
Pengadilan
d. Gaya reaksi 5000 dikalikan 2 dan
e. Berkas yang materai 6000 dikalikan 2

14
Setelah mendapatkan slip tagihan, calon penggugat harus
membayar panjar biaya perkara ke bank yang telah ditentukan
berkas gugatan.

- Tahap pendistribuan perkara


Maksimal 2 hari setelah gugatan sederhana didaftarkan,
ketua Pengadilan harus membuat penetapan Hakim tunggal untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tersebut. Hakim yang
ditunjuk adalah hakim yang sudah bersertifikat ekonomi syari’ah
atau Hakim yang pernah mengikuti pelatihan ekonomi syari’ah
atau Hakim yang dinilai cakap mengadili perkara ekonomi
syari’ah. Setelah Hakim tunggal di tunjuk, Panitera menunjuk
panitera pengganti dan jurusita pengganti.
- Tahap pemerikasaan pendahuluan
Setelah Hakim tunggal ditetapkan, Hakim yang ditetapkan
itu harus melakukan pemeriksaan pendahuluan selain memeriksa
kembali hasil penelaahan berkas gugatan oleh panitera. Pada
pemeriksaan pendahuluan ini, Hakim tunggal menilai sederhana
atau tidaknya proses pembuktian dengan mencermati posita dan
petitum. Gugatan pembuktian dinilai tidak sederhana jika:
a. Akadnya merupakan akad kombinasi atau akad muraqabah
b. Memerlukan penjelasan dari ahli ekonomi syari’ah
c. Melibatkan pihak ketiga misalnya kantor lelang negara.

Ada dua kemungkinan hasil pemeriksaan pendahuluan,


yaitu: jika dinilai layak diperiksa dengan atau sederhana, Hakim
mengeluarkan penetapan hari sidang atau jika dinilai tidak layak
diperiksa dengan atau sederhana. Hakim mengeluarkan penetapan
dismissal kemudian diikuti dengan coretan perkara dari register
dan pengembalian sisa Panjar biaya perkara.

- Tahap persidangan dan putusan

15
Pada sidang pertama Hakim harus memastikan yang hadir
adalah penggugat dan tergugat secara prinsipal jika pada sidang
pertama penggugat tidak hadir perkara dinyatakan gugur
sebaliknya jika tergugat tidak hadir ia Harus dipanggil satu kali
lagi. Jika pada sidang berikutnya penggugat tidak hadir sedangkan
tergugat hadir gugatan harus dinyatakan gugur atau tidak dapat
diterima. Sekalipun tidak ada mediasi Hakim tetap berupaya
mendamaikan penggugat dan tergugat para pihak juga dapat
menempuh upaya perdamaian di luar persidangan. Jika tidak dapat
didamaikan Hakim mempersilahkan penggugat membacakan
gugatannya.
Pada sidang berikutnya dengan agenda pembuktian Hakim
harus memastikan para pihak telah siap untuk menghadirkan bukti-
bukti yang akan mereka ajukan. Setelah mengajukan bukti-bukti
surat penggugat dipersilahkan menghadirkan 2 orang saksi untuk
didengar keterangannya di bawah sumpah.
Setelah memeriksa identitas saksi dan mengambil
sumpahnya. Kemudian Hakim menanyakan peristiwa yang pernah
dilihat didengar atau dialami oleh seorang di suatu tempat dan
waktu tertentu terkait dengan objek gugatan dan bantahan tergugat
untuk memperoleh fakta hukum yang sesungguhnya.
Setelah sidang dengan agenda pembuktian selesai, Hakim
menjelaskan jadwal dan agenda sidang berikutnya yaitu pembacaan
putusan.
Pada Sidang terakhir dengan agenda pembacaan putusan
hakim harus memastikan bahwa putusan telah jadi dan siap
dibacakan.
Setelah membacakan putusan hakim harus memberi
penjelasan kepada para pihak bahwa masih tersedia upaya
keberatan jika menolak isi putusan.
- Tahap upaya keberatan

16
Apabila ada pihak yang tidak puas dengan putusan Hakim
Tunggal, maka dapat mengajukan keberatan di Pengadilan Negeri
yang sama. Hal ini untuk menjamin penerapan hukum untuk para
pencari keadilan selama 7 hari kerja, sesuai dengan Pasal 27
Peraturan Mahkamah Agung tentang gugatan sederhana.
Pada tahapan ini perkara akan diperiksa ulang oleh Majelis
Hakim terdiri 3 orang dan tanpa memerika ataupun meminta
keterangan tambahan dari para pihak. Tingkat keberatan pada
Pengadilan Negeri adalah upaya hukum yang terakhir dan final.
Secara umum keseluruhan dari proses pendaftaran hingga
putusan dalam upaya keberatan akan berlangsung selama 58-60
hari kerja. Dengan adanya Peraturan Mahkamah Agung ini
diharapkan terjadi peningkatan akses bagi masyarakat untuk
memperoleh keadilan.
1. Persidangan Cerai Gugat
Persidangan Cerai-Gugat ini terdiri dari 3 Hakim yaitu Hakim
ketua dan 2 Hakim anggota, dan terdiri dari 1 panitera, juga dapat
menggunakan pengacara. Adapun urutan sidang perceraian di
Pengadilan Agama dalam video youtube, sebagai berikut:
a. Sidang kelengkapan berkas-berkas, pembacaan gugatan dan
usaha pendamaian,
b. Sidang hasil mediasi,
c. Sidang jawaban,
d. Sidang replik,
e. Sidang duplik,
f. Sidang pembuktian surat dari penggugat,
g. Sidang pembuktian surat tergugat,
h. Sidang pembuktian saksi dari penggugat,
i. Sidang pembuktian saksi dari tergugat,
j. Sidang kesimpulan,
k. Sidang putusan.

17
2. Persidangan Perdata
Gugatan sederhana adalah acara gugatan yang memangkas
prosedur acara perdata, membatasi waktu penyelesaian perkara perdata
sampai 25 hari dan melakukan proses acara sederhana. Namun hanya
diperuntukan untuk perkara perdata yang memenuhi beberapa
persyaratan yaitu :
a. Nilai tuntutan yang diminta tidak lebih dari 200 juta rupiah dan
merupakan tuntutan materiil,
b. Sengketa bukan merupakan sengketa atas tanah atau sengketa
lainya yang memiliki peradilan khusus,
c. Penggugat dan tergugat berada dalam satu wilayah hukum yang
sama,
d. Penggugat dan tergugat masing masing hanya terdiri dari 1
orang. Dapat lebih dari 2 orang selama dapat menunjukkan
kepentingan hukum yang sama,
e. Tergugat harus jelas keberadaannya, dan tidak dapat dilakukan
pemanggilan dari Pengadilan Negeri wilayah lain.
f. Adanya gugatan sederhana ini didasarkan pada beberapa
prinsip: (a) Pendekatan pada proses persidangan bersifat
mudah, penggugat atau tergugat tidak perlu memusingkan
pasal-pasal yang akan dituntut, kedua belah pihak hanya akan
menjelaskan pokok permasalahanya. Hakimlah yang akan
bersifat aktif untuk mementukan pasal mana yang digunakan
dan hal mana saja yang perlu dibuktikan oleh tergugat dan
penggugat. Jadi jika ingin mengajukan gugatan cukup dengan
mengisi formulir yang ada di pengadilan. Mereka juga tidak
perlu didampingi pengacara, apabila kesulitan maka penggugat
akan dibantu oleh petugas pengadilan; (b) Waktu yang singkat,
pada gugatan acara perdata waktu penyelesaian rata rata kurleb
450 hari dari tingkat pertama hingga ke tingkat Mahkamah
Agung. Acara perdata dapat melalui 3 tingkat pengadilan yaitu

18
yang pertama di Pengadilan Negeri, kemudian banding di
Pengadilan Tinggi, dan ketiga tingkat kasasi pada tingkat
Mahkamah Agung.
\

19
BAB III

PENUTUP

A. Keimpulan

Praktik Peradilan merupakan sebuah kegiatan rutin yang diadakan oleh


Fakultas Syariah dan Hukum yang termasuk dalam mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa di semester VII (tujuh) sesuai dengan kurikulum S1 AS
2016 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tujuannya untuk mengaplikaskan apa
yang sudah diajarkan dengan realitas yang terjadi di lapangan. Praktik ini
merupakan sebuah jembatan dalam menghubungkan ranah akademis dengan
ranah lapangan.
Demikianlah agenda kegiatan kami selama kurang 2 (dua) hari, dalam masa
pemberlakuan PPKM yang masih terus berlangsung hingga saat praktik peradilan
diselenggarakan, maka kegiatan yang diaplikasikan pada praktek kali ini adalah
dengan mengamati dan mendapatkan materi secara virtual yang disampaikan oleh
perwakilan Hakim dan Panitera dari Pengadilan Negeri Wonosari maupun
Pengadilan Agama Wonosari dengan dibantu oleh dosen pembimbing lapangan
dan pihak prodi pada waktu yang telah disepakati sebelumnya. Dengan segala
keterbatasan yang ada, mahasiswa diharap tetap mampu mengikuti kegiatan ini
dengan baik saya selaku peserta praktik peradilan memiliki banyak kekurangan,
baik dalam penulisan laporan ini maupun dalam menjalankan tugas kami.
Harapan penulis, semoga karya yang jauh dari sempurna ini mampu
memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya maupun untuk penulis
sendiri. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan segalanya dan hanya
kepada-NYA rasa syukur kita panjatkan atas terselesaikannya segala tugas.

20

Anda mungkin juga menyukai