Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan

Susilo (2009:10) dalam [ CITATION Mai13 \l 1057 ] menyatakan bahwa


laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat
informasi-informasi dan memberikan keterangan-keterangan mengenai data
ekonomi perusahaan yang terdiri dari daftar-daftar yang menunjukan posisi
keuangan dan hasil kegiatan perusahaan untuk satu periode yang meliputi
neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan keuangan.

Harahap (2011:190) dalam [CITATION Mai131 \t \l 1057 ] mengungkapkan


analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain
baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat. Tujuan analisis laporan keuangan
mempunyai maksud untuk menegaskan apa yang diinginkan atau diperoleh
dari analisis yang dilakukan. Dengan adanya tujuan, analisis selanjutnya akan
dapat terarah, memiliki batasan dan hasil yang ingin dicapai.

2.2 Analisa Perbandingan

Analisa perbandingan merupakan metode analisa terhadap laporan


keuangan dengan cara meperbandingkan laporan keuangan suatu perusahaan
dengan perusahaan lain. Tetapi pada umumnya dilakukan untuk beberapa
periode dari suatu perusahaan sehingga dapat diketahui sifat dan tendensi
perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut.
2.3 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan kemampuan suatu entitas untuk melunasi


kewajiban lancar perusahaan dengan memanfaatkan aktiva lancarnya
(Triwahyuningtias, 2012). Untuk mampu mempertahankan agar perusahaan
tetap dalam kondisi likuid, maka perusahaan harus memiliki dana lancar yang
lebih besar dari utang lancarnya. Ketika perusahaan sedang dalam keadaan
tidak sehat dapat diartikan perusahaan tersebut sedang dalam posisi tidak
likuid (Wiagustini, 2010:76).

Rasio likuiditas dihitung dengan current ratio, yaitu rasio yang membagi
jumlah aset lancar dengan utang lancar perusahaan (current ratio = aset
lancar/utang lancar) dalam [ CITATION Wid15 \l 1057 ].

1. Analisis Current Rasio


Current Rasio adalah rasio antara lancar (current rasio) dengan
hutang lancar (current Liabilities).

Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui sampai seberapa jauh


perusahaan dapat melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar
rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka
pendeknya.

2. Analisis Quick Rasio


Rasio antara harta (current aset) dikurangi dengan persediaan
(inventory) dibagi dengan hutang lancar (current liabilities).
3. Analisis Cash Rasio
Merupakan perbandingan dari kas yang ada dipeusahaan dan di bank
dengan total hutang lancar. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan uang kas dan surat
berharga yang murah diperdagangkan, yang tersedia didalam perusahaan.

2.4 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh


mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban
utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio
solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi (Kasmir, 2009) dalam [ CITATION
Pin16 \l 1057 ].

1. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)


Debt ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur
perbandingan total utang dengan aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar
aktiva perusahaan dibiyai oleh utang atau seberapa besar utang
perusahaan berpengaruh terhadap pengelolan aktiva”. Rumusan untuk
mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut:
2. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai


utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan
antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas.
Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio
ini berfungsi untuk mengetahui rupiah modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan utang.
Rumus untuk mencari Debt to Equity Ratio dapat digunakan
perbandingan antara total utang dengan total ekuitas sebagai berikut:

3. Times Interest Earned

Jumlah kali perolehan bunga atau times interest earned merupakan


rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa
membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu mambayar biaya
bunga tahunannya. Apabila perusahan tidak mampu mambayar bunga,
dalam jangka panjang menghilangkan kepercayaan dari para kreditor.
Bahkan ketidak mampuan menutup biaya tidak menutup kemungkinan
akan mengakibatkan adanya tuntutan hukum dari kreditor. Lebih dari itu,
kemungkinan perusahaan menuju kearah pailit semakin besar.
Rumus untuk mencari times interest earned dapat digunakan dengan
dua cara sebagai berikut:

Atau
2.5 Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa aktiva kemudian menentukan berapa


tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada
tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebi
han yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan
tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih
produktif. Empat rasio aktivitas tersebut adalah:
 
1. Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa lama penagih piutang selama satu periode atau berapa
kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Rumus untuk mencari Receivable Turn Over adalah sebagai berikut:

Atau

2. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over)


Perputaran sediaan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditahan dalam sediaan (inventory) ini
berputar dalam suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio
perputaran sediaan (inventory turn over). Dapat diartikan pula bahwa
perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali
jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini,
semakin jelek demikian pula.

Atau

3. Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over)

Fixed Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk


mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode.
Rumus untuk mencari Fixed Assets Turn Over adalah sebagai
berikut:

4. Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over)

Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk


mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dalam
mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah
aktiva.
Rumus untuk mencari Total Assets Turn Over adalah sebagai
berikut:
2.6 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan


dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental
perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor
yang akan menanamkan dananya
pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi peng
gunaan semuasumber daya yang ada di dalam proses operasional perusahaan.
Hanafi dan Halim (2003) mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio
profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator :
 
1. Net Profit Margin
Profit Margin on sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba
atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah
dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjulan
bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.
Rumus untuk mencari Profit Margin on sales adalah sebagai berikut:

Untuk laba kotor dengan rumus :

Untuk laba bersih dengan rumus :


2. Earning Per Share (EPS)
Rasio per lembar saham (Earning Per Share) atau disebut juga rasio
nilai buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen
dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah
berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham,
sebaliknya dengan rasio yang tinggi, maka kesejahteraan pemegang
saham meningkat dengan pengertian lain, bahwa tingkat pengembalian
tinggi. Laba per lembar saham atau EPS diperoleh dari laba yang tersedia
bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata-rata saham biasa
yang beredar. Earning per Share (EPS) dirumuskan:

3. Return On Aset (ROA)

ROA adalah indikator untuk menunjukkan seberapa untuk sebuah


perusahaan dibandingkan dengan total asetnya. Rumus ROA akan
memberi gambar bagi manajer, investor, atau analis mengenai seberapa
efisien manajemen perusahaan dalam menggunakan aset untuk
menghasilkan pendapatan. Melalui ROA, bisa terlihat kemampuan
perusahaan berdasarkan penghasilannya di masa lalu. Sehingga, hal
tersebut bisa dimanfaatkan diperiode sebelumnya.

Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:


4. Return On Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity merupakan rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio
ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi
rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan kuat, demikian
pula sebaliknya.
Dapat dirumuskan sebagai berikut:

5. Return On Investment (ROI)

Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return


on Investment (ROI) atau return total assets merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas
manajemen dalam mengelolah investasinya.
Rumus untuk mencari Total Assets Turn Over adalah sebagai
berikut:
BAB III

PROFILE PERUSAHAAN

3.1 Sejarah PT Unilever Indonesia Tbk


Unilever adalah perusahaan yang dibangun atas dasar purpose
(tujuan mulia). Purpose merupakan ‘jantung’ dari segala yang kami
lakukan – baik sebagai karyawan, brand, maupun perusahaan. Setelah
lebih dari 87 tahun purpose kami tidak pernah berubah, kami ingin
menjadikan kehidupan berkelanjutan sebagai hal yang lumrah untuk
dimiliki. Kami selalu berupaya menciptakan masa depan yang lebih baik
setiap harinya melalui produk-produk dan kampanye kami. Kami juga
menginspirasi masyarakat untuk mengambil tindakan kecil dalam
kehidupan sehari-hari agar dapat membuat perubahan bagi dunia.

Kami bertekad untuk mengelola dan menerapkan bisnis secara


bertanggung jawab dan berkelanjutan agar dapat terus berkembang
seraya mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan dampak
sosial positif bagi masyarakat.

Unilever Indonesia pertama kali didirikan pada 5 Desember 1933


dengan nama “Lever’s Zeepfabrieken N.V.” yang bertempat di daerah
Angke, Jakarta Utara berdasarkan akta No. 23 dari Mr. A.H. van
Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Jenderal Geoual
van Nederlandsch-Indie berdasarkan surat No. 14 pada 16 Desember
1933, terdaftar di Raad van Justitie, Batavia No. 302 pada 22 Desember
1933 dan diterbitkan dalam Javasche Courant pada 9 Januari 1934,
tambahan No. 3.

Pada 22 Juli 1980, Perusahaan berganti nama menjadi “PT Unilever


Indonesia” dengan akta No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi SH.
Perubahan nama pun kembali terjadi pada 30 Juni 1997 menjadi “PT
Unilever Indonesia, Tbk.” dengan akta No. 92 notaris publik Bp. Mudofir
Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat
keputusan No.C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan
diumumkan dalam Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998,
tambahan No. 39.

Pada 22 November 2000, Unilever Indonesia mengadakan perjanjian


dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru
yaitu PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang manufaktur,
pengembangan, pemasaran dan penjualan dari kecap, saus cabai serta
saus lainnya seperti Bango dan merek lain di bawah lisensi perusahaan
untuk PT AL.

Berselang dua tahun, tepatnya pada 3 Juli 2002, Unilever Indonesia


kembali mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad
untuk mendirikan perusahaan baru yaitu PT Technopia Lever yang
bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan
merek dagang Domestos Nomos. Pada 7 November 2003, Texchem
Resources Berhad menandatangani perjanjian jual beli saham dengan
Technopia Singapore Pte. Ltd, di mana Texchem Resources Berhad
setuju untuk menjual semua sahamnya di PT Technopia Lever ke
Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa Perusahaan pada 8 Desember 2003,
Unilever Indonesia menerima persetujuan dari pemegang saham
minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari
Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini efektif
berjalan pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara
perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada 21 Januari
2004.

Pada 30 Juli 2004, Unilever Indonesia bergabung dengan PT KI.


Merger dicatat dengan menggunakan metode yang mirip dengan metode
penyatuan kepemilikan. Perusahaan adalah perusahaan yang bertahan
dan setelah merger PT KI tidak lagi sebagai badan hukum yang terpisah.
Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) dalam surat No. 740 / III / PMA / 2004
tanggal 9 Juli 2004.

Pada 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian bersyarat untuk


membeli merek "Buavita" dan "Gogo" minuman Vitality berbasis buah
dari Ultra. Transaksi selesai pada Januari 2008.

3.2 Visi, Misi, Nilai Perusahaan


3.2.1 Visi Perusahaan
Visi kami adalah menjadi pemimpin di pasar global dalam hal
menciptakan bisnis yang berkelanjutan; yang berlandaskan tujuan
mulia (purpose-led) dan mampu bersaing dimasa depan (future-
fit).
3.2.2 Misi PT Unilever Indonesia Tbk
‘The Unilever Compass’ adalah strategi bisnis kami. Sebuah
strategi yang akan membawa kami untuk terus tumbuh, tetapi
juga berkelanjutan dan bertanggug jawab, hal ini termasuk:
1. Meningkatkan kesehatan planet
2. Meningkatkan kesehatan masyarakat, kepercayaan diri dan
kesejahteraan, serta
3.Membantu menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif

3.3 Struktur Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai