NIM : 09061002006
Tidak lama setelah menikah dengan Siem Tjiang Nio, Liem mendapatkan pekerjaan sebagai
peracik dan pelinting rokok di sebuah pabrik rokok di Lamongan. Dari situ Liem memperlihatkan
kemampuan alaminya dalam meracik dan melinting rokok. Namun tidak lama kemudian, Liem
berhenti dari pekerjaannya itu dan menyewa sebuah warung kecil di Jln. Tjantian di Surabaya
Lama. Di warung tersebut Liem bersama istrinya berjualan bahan makanan kecil, sedangkan Liem
berusaha berjualan rokok racikannya sendiri. Racikannya ternyata disukai masyarakat dan pada
tahun 1913, dia mendirikan Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang kelak menjadi PT.
Sampoerna. Sampoerna terus berkembang menjadi perusahaan besar meski sempat mengalami
beberapa masalah, di antaranya pabrik yang terbakar. Liem meninggal pada tahun 1956. Anaknya,
Aga, kemudian melanjutkan kepemimpinan perusahaan.
Profil seorang Lim Seeng Tee ialah mempunya kepribadian yang keras, tekun, mandiri,
cekatan. Titik balik dalam mencapai kesuksesannya ialah pada saat Leem Seeng Tee pada saat
menikah dan bekerja di pabrik rokok di lamongan sebagai pelinting rokok, dari kemampuan inilah
Leem menjajakan karya rokok hasil lintingannya sendiri dan disukai oleh masyarakat hingga
berkembang menjadi perusahaan yang berkembang pesat.