Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kegagalan yang dibahas dalam jurnal ini yaitu tentang kegagalan pada pipa dan nosel
yang digunakan sebagai pengumpan gas alam. Pipa ini terbuat dari baja stainless tahan panas
AISI 310 yang merupakan sebuah baja austenitic. Baja ini memiliki ketahanan korosi dan panas
yang baik. Kromium yang tinggi dan kandungan nikel pada material ini memberikan ketahanan
karburasi dan korosi gas panas.
Dari keadaan awal diatas kita bisa tahu apa saja yang mengalami kegagalan dan
disebabkan oleh apa. Untuk menginvestigasinya kita menggunakan 5 pengujianya itu secara
visual, analisa komposisi kimia, mikro analisis menggunakan SEM dan EDS, cross-sectional dan
mikrostruktural analisis, dan pengukuran mikro hardness.
A. Visual Examination
Selama investigasi material selama beroperasi memiliki warna jingga kekuningan dan itu
menandakan bahwa pipa digunakan lebih dari batas normalnya (1173 K). Setelah mengeluarkan
pipa dari furnace chamber suhu pada permukaan sekitar 1323-1373 K, dan dengan menggunakan
infrared pyrometer suhu di dalam kamar menunjukkan 2003 K. Terjadi degradasi pada pipa yang
menunjukkan bahwa pipa bekerja pada lingkungan karburasi. Terdapat kerak yang memiliki
ketebalan 0,4-0,5 mm. Ketebalan pada pipa yang gagal diukur kembali dan hasilnya ketebalan
berkurang sebesar 3,5-2,8 m.
KESIMPULAN
AISI 310 stainless
pipabajagagalkarenakarburisasidanlogamdebupadapermukaanbagiandalamkarenasuhukerjameleb
ihibatasdesainsekitar 1173 K di lingkunganberkarbon.Hal inimengakibatkanperpanjangan area
spalasi,percepatanoksidasidankarburisasidaripipa burner, yang
secarasignifikanmengurangiumurmaterial.Suhu burner dalamoksidasi /
karburasilingkungancampurandianjurkanuntukberada di bawah 1173 K
dalamrangkauntukmelindungipembentukanlapisanoksidaprotektifterusmenerus.Jikahalinitidakda
patdicapai, dibutuhkankelas material logamcampuran yang lebihtinggiuntukmenahanpanas.