Anda di halaman 1dari 6

KANKER SERVIKS

Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang umum dijumpai pada wanita,
kanker serviks merupakan jenis penyakit yang mengganggu organ reproduksi wanita. Penyebab
kematian terbanyak kedua akibat kanker. Adapun 50% pengobatan kanker serviks dilakukan
dengan modalitas radioterapi dimana pada radioterapi menggunakan pesawat Linear accelerator
(linac) dimana dalam radioterapi menggunakan linac yaitu mengguakan teknik 3DCRT dan
teknik IMRT

TNJAUAN PUSTAKA

Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454 ribu kasus data ini didapat
dari registrasi kanker berdasrkan populasi dari 187 negara dari tahun 1980-2010. Sedangkan di
Indonesia sendiri kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak berdasar data
mnurut departemen kesehatan RI saat ini, jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar
90-100 kasus per 100 ribu penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker serviks

RADIASI

Radiasi adalah suatu pancaran atau perambatan suatu energy melalui suatu ruang atau materi
dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik. Dalam hal ini radiasi terbagi menjadi 2
yaitu radiasi pengion dan radiasi non-pengion

RADIOTERAPI

Radioterapi adalah tindakan medis yang menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel
kanker sebanyak mungkin dengan kerusakan pada jaringan normal sekecil mungkin dimana
dalam radioterapi terbagi menjadi 2 bagian yaitu braiketerapy dan teleterapi. Dimana
braiketerapy atau radiasi jarak dekat adalah merupakan metode terapi radiasi dengan cara
menempelkan sumber radiasi di dekat daerah target dimana sumber radiasinya itu berupa
kabel,pita,kapus kateter atau butiran kecil yang berisi isotop radioaktif yang ditanamkan tepat di
jaringan kanker dimana pengobatan radioterapi mengguakan braiketerapi yaitu biasanya
menggunakan CO-60 dan Ir-192 (iridium 192). Ketika meletakkan sumber radioaktif ke dekat
tumor, digunakan alat bantu yang terpasang ke pasien atau biasa disebut aplikator
Teleterapi adalah terapi yang radiusnya dari eksternal atau dari luar, biasanya bisa
menggunakan linac atau C0-60 dimana ada jarak antara sumber radiasi dengan target tumor.

DEFINSI PESAWAT LINAC

Linac adalah salah satu pesawat yang menggunakan gelombang elektromagetik dengan frekuensi
tinggi untuk mempercepat partikel bermuatan seperti electron secara linear sehingga dapat
menghasilkan suatu berkas foton dan electron.

PERENCANAAN RADIOTERAPI

Pertama pasien akan dilakukan Ct-scan terlebih dahulu tujuannya yaitu untuk memastikan tubuh
pasien akan selalu sama pada setiap hari penyinaran serta mendapatkan gambaran dari tubuh
pasien yang akan dilakukan penyinaran, setelah itu, citra CT Scan yang diperoleh kemudian
dilakukan proses D-Liniasi atau penggambaran target tumor dan organ beresiko lainnya dimana
penggambaran target tumor tersebut dilakukan oleh dokter spesialis onkologi radiasi. Ketepatan
penggambaran target tumor ini akan menentukan keberhasilan terapi pasien. Setelah data
lengkap kemudian dilakukan proses perencanaan pada TPS dimana pada TPS akan dilakukan
perhitungan agar mengetahui distribusi dosis yang akan diterima oleh pasien baik terhadap target
tumornya dan organ beresiko lainnya.

RADIOTERAPI 3DCRT

Adalah penggunaan berkas radiasi eksterna (beam) secara kongruen sesuai bentuk dari
GTV,CTV,PTV. Adapun proses pelaksanaan dari radioterapi 3DCRT yaitu perlu keahlian dari
dokter spesialis onkologi radiasi untuk mendeliniasi atau melakukan penggambaran pada
GTV,CTV,PTV serta organ kritis di sekitar kanker. Dan juga dibutuhkan keahlian dari fisikawan
medis untuk membuat distribusi dosis dari beam tersebut sehingga tumor akan menerima dosis
optimal dan dosis minimal ke organ kritis di sekitar tumor

PERBANDINGAN TEKNIK 3DCRT DAN IMRT

Jadi disini saya akan ilustrasikan gambaran tumor itu sebagai kakek tua, kita anggap bentuk
tumor itu seprti kakek tua yang membawa tongkat, apabila menggunakan teknik 3DCRT ketika
melakukan penyinaran maka bentukan dari hasil penyinaran tersebut adalah seperti yang dapat
kita lihat di gambar di 3DCRT dimana bentuk lekukannya akan membentuk bentukan dari tumor
itu akan tetapi tidak sempurna atau masih kasar gambaranya. Sedangkan pada teknik IMRT
penyinarannya akan diusahakan semirip mungkin dengan bentuk dari tumornya sehingga
diasumsikan gambarnya seperti pada pojok kanan bawah.

Adapun perbedaan lainnya dapat kita lihat pada table yang ada di depan.

ANALISIS DATA

Sebelum kita melakukan analisis data sebaiknya kita mengetahui proses dari penyinaran di
radioterapi dimana ketika pasien datang pasien akan dilakukan rujuk ke poli onkologi radiasi
dimana dipoli tersebut akan dilakukan anamnesa atau pengecekan kondisi pasien oleh dokter
spesialis onkologoi radiasi dan perawat, setelah itu pasien akan dijadwalkan untuk melakukan
CT-Simulator atau dilakukan skening, setelah itu pasien melakukan skening menggunakan alat
CT-simulator dimana fungsinya itu untuk mendapatkan gambaran 3D dari organ yang ingin
dilakukan penyinaran. Dalam hal ini adalah serviks dimana serviks terletak didalam rongga
panggul atau pelvice, kemudian setelah didapatkan gambaran CT-SCAN atau citra di CT-
simulator, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan proses D-liniasi, dimana pada proses D-
Liniasi ini maksudnya adalah dilakukan proses penggambaran target tumor seperti
GTV,CTV,PTV, selain itu akan dilakukan penggambaran organ at risk dimana organ at risk ini
adalah organ yang ketika penyinaran dilakukan harus dilindungi dari dampak dosis radiasi yang
berlebih, pada penyinaran kanker serviks organ at risk yang mesti dilindungi adalah bladder dan
rektum yang ada pada daerah serviks. Selanjutnya setelah dilakukan D-Liniasi oleh dokter
spesialis onkologi radiasi maka akan dilanjutjan pada perhitungan di TPS. planning di tps ini
akan dilakukan oleh fisikawan medis dimana dalam penelitian ini dilakukan perhitungan
menggunakan software eclip versi 8.8, dalam proses planning tersebut akan dilakukan beberapa
pengaturan parameter diantaranya adalah pemilihan teknik apakah akan menggunakan teknik
3DCRT atau teknik IMRT dimana pada kedua teknik ini sama-sama akan menggunaan MLC
atau multy left collimator, dimana MLC sendiri itu adalah semacam pengatur dari lapangan area
radiasi yang diinginkan letaknya dan bentuknya yang nantinya akan mengikuti bentuk dari
tumor, sehingga dengan bantuan MLC inilah kita bisa memperoleh sebaran dosis yang
bentuknya akan sesuai dengan tumornya tersebut. Letaknya didalam gantry dan diatas kolimasi.
Selain itu pada proses perhitungan kita juga akan mengatur prescribe dose atau dosis yang
diterima oleh pasien dimana dalam kasus yang saya angkat ini prescribe dose adalah sebesar 50
Gy dimana diberikan sebanyak 25 kali dengan dosis per fraksi sebesar 2 Gy atau 2 Gy per
penyinaran, sehingga total dosisnya adalah 50 Gy. Dalam planning juga kita bisa mengatur sudut
gantry, dalam teknik 3DCRT dan IMRT untuk kanker serviks ini, kita menggunakan sudut
gantry dengan teknik box system atau sudut membentuk kotak yakni 0, 90, 270 dan 180 derajat.
Dari ketiga tahapan tersebut didalam sebuah planning maka nantinya akan diperoleh distribusi
dosis dari radiasi tumor yang akan disinar. Dari proses perhitungan tersebut kita bisa
mendapatkan beberapa hal yaitu Volum PTV, Volume 95%, dosis D2%,D98%, dan D50% dari
target atau tumor dan juga berapa nilai dari sebaran dosis yang diterima oleh organ at risk.
Kemudian Data yang kita peroleh tadi akan dilakukan analisa dimana analisanya ini
menggunakan softwer microsof exel dan SPSS.

PEMBAHASAN

• Berdasarkan hasil nilai perhitungan didapatkan hasil nilai CI untuk teknik 3DCRT
sebesar 0,82± dan standar deviasi sebesar 0,067, pada teknik IMRT didapat perhitungan
sebesar 0,799± dan untuk nilai standar deviasi sebesar 0,088 dimana pada uji T diperoleh nilai
sebesar T 0,405 dimana untuk uji T tersebut syarat P<0,01, dimana P itu adalah probabilitas atau
nilai keboleh jadian

Sehingga Dari perhitungan yang dilakukan dengan uji T tersebut dapat diasumsikan bahwa hasil
yang diperoleh tidak signifikan karna nilainya lebih dari 0,01

• Sedangkan untuk nilai HI untuk proses perhitungan 3DCRT didapatkan nilai sebesar 1,075±
dengan standar deviasi sebesar 0,079 dan untuk teknik IMRT didapatkan nilai sebesar 1,092±
dengan standar deviasi sebesar 0,070 dimana pada uji T diperoleh nilai P sebesar 0,219 dari nilai
tersebut kita dapat asumsikan bahwa nilai homogenitasnya tidak signifikan tapi bisa diasumsikan
nilai IMRT lebih baik daripada nilai 3DCRT meskipun tidak terlalu signifikan

• JELASAN GAMBAR

Ini merupakan grafik dari distribusi dosis yang diperoleh dari perhitungan TPS terhadapa 44
pasien yang dijadikan sampel. salah satunya adalah nilai CI (convormity index) terhadap volum
pada teknik 3DCRT dimana ini merupakan grafik dari 3DCRT dan IMRT terhadap nilai CI nya
dari total 44 pasien

Kemudian ada juga nilai HI terhadap volum grafik nilai dosis bladder pada teknik 3DCRT dan
IMRT dari total 44 pasien
Untuk data lengkap dalam bentuk nilai statistic dari ke-44 pasien yang diolah, tidak disajikan
dalam jurnal yang saya ambil, sehingga yang bisa saya tampilkan dan sampaikan hanya dalam
bentuk hasil perhitungan akhirnya saja.

- UJI T adalah salah satu tes statistik yg digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis yg menyatakan bahwa diantara dua buah mean atau rata-rata
sampel yang diambil secara random dari populasi yg sama tidak trdapat perbedaan
yg signifikan
- UJI P adalah nilai probabilitas atau nilai kebolehjadian
- HI atau keseragaman dalam distribusi dalam volum target jadi acuan untuk nilai
ICRU yaitu 0-0,03 jadi rentan nilai inilah yang dikatakan nilainya bagus untuk
mencari nilai HI
- CI maksutnya yaitu apakah dosis yg sudah diberikan itu sudah sesuai atau
mencangkup nilai pendistribusian.
- NILAI D2%,D98%,D50% dan V 95% didapat perhitungan dari TPS
- EFEK SAMPING AKUT TERAPI radiasi pada bladder adalah inflamasi atau
peradangan, mukositis atau peradangan pada lapisan kulit dalam bladder ,dan
kontraktur atau keram pada daerah bladder. Sedangkan pada rektum adalah
pendarahan, dan diare.

PENJELASAN TENTANG GAMBAR LINAC

1. Gantry atau kepala pesawat, pada gantry ada beberapa komponen didalamnya
seperti kolimasi yang difungsikan sebagai media atau cara untuk mengatur luas
lapangan dari daerah penyinaran yang diinginkan serta MLC
2. Couch/meja pemeriksaan tempat pasien berbaring
3. IViewGT : Untuk verifikasi pasien berisi detektor untuk menangkap citra/gambar
(pengganti kaset)
4. Laser eksternal itu laser tambahan dimana lasek eksternal ini berfungsi sebgai
penanda atau tiitik pembantu ketika melakukan penyinaran ke pasien.
5. Monitor control fungsinya untuk melihat berapa penyudutan dari gantry ataupun
penyudutan dari radiasi pesawat linac tersebut sehingga nanti memudahkan
petugas dalam melakukan monitoring atau pergerakan dari meja ataupun pesawat
linac.

Anda mungkin juga menyukai