NIM : 42420017
A. PENGERTIAN TUNADAKSA
Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak
(tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Jika mereka mengalami ganguan gerekan karena kaluyuhan pada fungsi saraf otak,mereka
disebut Cerebral Palsy(CP). Pengertian Anak tunadaksa bisa dilihat dari segi fungsi fisiknya
dan dari segi anatominya. Dari segi fungsi fisik ,tuna daksa diartikan sebagai seseorang yang
fisik dan kesehatannya mengalami masalah sehingga menghasilkan kelainan didalam
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan untuk meningkatkan fungsinya diperlukan
program dan layanan khusus. Pengertian yang didasarkan pada anatomi biasanya digunakan
pada kedokteran. Daerah mana ia mengalami kelainan.
Istilah tunadaksa berasal dari kata Tuna yang artinya rugi, kurang dan kata daksa berarti
tubuh. Sehingga tunadaksa merupakan sebutan halus bagi orang-orang yang memiliki
kelainan fisik, khususnya anggota badan, seperti kaki, tangan atau bentuk tubuh. Penderita
tunadaksa merupakan seseorang yang mengalami kesulitan akibat kondisi tubuhnya sendiri
sehingga membutuhkan bantuan untuk orang lain.
B. KARAKTERISTIK TUNADAKSA
Menurut Aziz (2015), seorang penyandang tunadaksa memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Karakteristik Kognitif
Implikasi dalam konteks perkembangan kognitif ada empat aspek yang turut mewarnai
yaitu: pertama, kematangan yang merupakan perkembangan susunan saraf misalnya
mendengar yang diakibatkan kematangan susunan saraf tersebut. Kedua, pengalaman
yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungan dan dunianya. Ketiga,
transmisi sosial yaitu pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan
sosial. Keempat, ekuilibrasi yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak.
Wujud konkrit dapat dilihat dari angka indeks kecerdasan (IQ). Kondisi ketunadaksaan
sebagian besar menimbulkan kesulitan belajar dan perkembangan kognitif.
b. Karakteristik Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi anak tunadaksa dapat digunakan tes yang telah
dimodifikasi agar sesuai dengan anak tunadaksa. Tes tersebut antara lain hausserman Test
(untuk tunadaksa ringan), illinois test dan peabody picture vocabulary test.
c. Karakteristik Kepribadian
Ada beberapa hal yang tidak menguntungkan bagi perkembangan kepribadian anak
tunadaksa atau cacat fisik, diantaranya: pertama, terhambatnya aktivitas normal sehingga
menimbulkan perasaan frustrasi. Kedua, timbulnya kekhawatiran orangtua biasanya
cenderung over protective. Ketiga, perlakuan orang sekitar yang membedakan terhadap
penyandang tunadaksa menyebabkan mereka merasa bahwa dirinya berbeda dengan
orang lain. Efek tidak langsung akibat ketunadaksaan yang dialaminya menimbulkan sifat
harga diri rendah, kurang percaya diri, kurang memiliki inisiatif atau mematikan
kreativitasnya. Selain itu yang menjadi problem penyesuaian penyandang tunadaksa
adalah perasaan bahwa orang lain terlalu membesar-besarkan ketidakmampuannya.
d. Karakteristik Fisik
Selain potensi yang harus berkembang, aspek fisik juga merupakan potensi yang harus
dikembangkan oleh setiap individu. Akan tetapi bagi penyandang tunadaksa, potensi itu
tidak utuh karena ada bagian tubuh yang tidak sempurna. Secara umum perkembangan
fisik tunadaksa dapat dinyatakan hampir sama dengan orang normal pada umumnya
kecuali pada bagian-bagian tubuh yang mengalami kerusakan atau terpengaruh oleh
kerusakan tersebut.
e. Karakteristik Bahasa/Bicara
Setiap manusia memiliki potensi untuk berbahasa, potensi tersebut akan berkembang
menjadi kecakapan berbahasa melalui proses yang berlangsung sejalan dengan kesiapan
dan kematangan sensori motoriknya. Pada penyandang tunadaksa jenis polio,
perkembangan bahasa atau bicaranya tidak begitu normal, lain halnya dengan
penyandang cerebral palsy. Gangguan bicara pada penyandang cerebral palsy biasanya
berupa kesulitan artikulasi, phonasi, dan sistem respirasi.
C. KELEBIHAN TUNADAKSA
1. Semangat mereka setebal baja untuk terus berusaha. Mereka tak peduli dengan
keterbatasan yang ada.
D. PENYEBAB TUNADAKSA
Menurut Murtie (2014), terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya
tunadaksa, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Faktor kelahiran
Beberapa masalah dalam kelahiran yang menyebabkan tunadaksa yaitu,
1. Pinggul ibu yang terlalu sempit membuat bayi menjadi sulit keluar dan terjepit.
2. Pemberian injeksi yang berlebihan untuk mendorong bayi keluar mempengaruhi sistem
saraf otaknya.
3. Treatment untuk mengeluarkan bayi yang dilakukan secara ditarik juga mempengaruhi
saraf bayi.
b. Faktor kecelakaan
Faktor kecelakaan bisa menjadi hal yang utama penyebab tunadaksa pada seseorang.
Kecelakaan bisa terjadi pada masa bayi, misalnya terjatuh pada saat digendong. Bisa juga
terjadi pada saat anak sudah bisa berjalan, misal terjatuh dari tangga, terjatuh dari sepeda
atau mengalami kecelakaan dengan orang lain.
c. Terkena virus
Tunadaksa juga bisa disebabkan oleh virus yang mungkin menggerogoti tubuhnya. Sehingga
salah satu atau beberapa organ tubuh menjadi tidak berfungsi. Misalnya polio dan beberapa
virus lainnya.
E. DIAGNOSIS TUNADAKSA
1. Faktor Prenatal (sebelum kelahiran)
Kelainan fungsi anggota tubuh atau ketunadaksaan yang terjadi sebelum bayi lahir atau
ketika dalam kandungan dikarenakan faktor genetik dan kerusakan pada sistem saraf
pusat. Faktor yang menyebabkan bayi mengalami kelainan saat dalam kandungan adalah:
Anoxia prenatal, hal ini disebabkan pemisahan bayi dari plasenta, penyakit anemia,
kondisi jantung yang gawat, shock, dan percobaan pengguguran kandungan atau aborsi,
gangguan metabolisme pada ibu, bayi dalam kandungan terkena radiasi, radiasi langsung
mempengaruhi sistem syaraf pusat sehingga sehingga struktur maupun fungsinya
terganggu, ibu mengalami trauma (kecelakaan). Trauma ini dapat mempengaruhi sistem
pembentukan syaraf pusat. Misalnya ibu yang jatuh dan mengalami benturan keras pada
perutnya dan mengenai kepala bayi akan mengganggu sistem syaraf pusat, infeksi atau
virus yang menyerang ibu hamil sehingga mengganggu perkembangan otak bayi yang
dikandungnya.
F. PENANGANAN TUNADAKSA
Yang perlu kita lakukan adalah:
1. Membawa anak ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk diperiksa tenaga medis
secara rutin, karena jika tidak maka tubuh anak bisa bertambah kecacatannya (bengkok,
mengecil, kaku).
2. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan dari tenaga medis dengan mengikuti petunjuk dan
saran yang diberikan.
3. Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dan kembangkan potensi yang dimiliki anak.
Saat ini banyak anak tunadaksa yang dapat berprestasi berhasil seperti anak lain sebayanya.
4. Memerlukan latihan rutin, dan menggunakan alat bantu untuk mencegah bertambahnya
kecacatan dan memudahkan melakukan kegiatan sehari-hari.
Cara membantunya :
Cara membantu pengguna kruk untuk berjalan : biarkan mereka bertumpu pada lengan
atau bahu kita, jangan digandeng.
Berikan sarana bidang miring (ramp) bagi pengguna kursi roda, atau bantu mendorong
kursi rodanya
Bagi penderita gangguan bicara, bicara singkat dan jelas
Tawarkan tempat duduk dekat pintu
Sediakan toilet yang cukup luas atau pintu toilet ditarik keluar
Pasang railing sepanjang dinding
Untuk bangunan bertingkat sediakan lift. Atau pindahkan kegiatan ke lantai bawah
A. PENGERTIAN CEREBRAL PALSY
Cerebral palsy adalah kelainan gerakan, tonus otot, ataupun postur yang
disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang dan
berkembang, paling sering sebelum kelahiran. Dari pengertian diatas makan dapat
ditegaskan bahwa anak cerebral palsy adalah seseorang dengan umur dibawah 18
tahun yang mengalami gangguan pada gerak tubuh sebagai dampak dari
kerusakan otak yang menetap atau permanen akibatnya otak tidak berkembang.
Gangguan motorik
Gangguan motorik dapat berupa kelumpuhan, kelayuhan, kekakuan, gerakan yang
tidak terkendali, gerakan ritmis, maupun kekakuan.
Gangguan sensoris
Kerusakan pada otak dapat berdampak pada kemampuan sensoris atau indra misal
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, maupun perasa.
Gangguan tingkat kecerdasan
Tingkat kecerdasan pada cerebral palsy bervariasi baik diatas rata-rata, normal, dan
sisanya cenderung dibawah rata-rata. CP yang memiliki tingkat kecerdasan rendah
dapat pula mengalami masalah persepsi maupun kognisi.
Kemampuan bicara
Dampak dari kerusakan otak juga dapat berdampak pada kemampuan bicara seperti
suara tidak terdengar ataupun suara terbata-bata/gagap.
Telah dijelaskan di atas bahwa cerebral palsy adalah salah satu penyebab paling
umum dari kecacatan yang terjadi pada anak-anak. Biasanya, adanya kelainan ini
pada anak dapat terdeteksi saat anak mulai berusia 3 tahun. Penyebab cerebral palsy
adalah cedera otak atau masalah yang terjadi selama kehamilan, kelahiran atau dalam
usia 2–3 tahun kehidupan seorang anak.
Dokter akan menduga seorang anak mengalami cerebral palsy, apabila terdapat
sejumlah gejala yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun untuk memastikannya,
dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan, seperti:
Cerebral palsy adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tapi gejala dan cacat
dapat dibantu dengan terapi fisik, terapi okupasi, konseling psikologi, dan operasi.
Terapi fisik membantu anak mengembangkan otot yang lebih kuat dan bekerja
dengan keahlian, seperti berjalan, duduk, dan keseimbangan. Alat tertentu, misalnya
penyangga logam untuk kaki, atau pembebat, mungkin juga bermanfaat bagi anak.
Terapi bicara dan bahasa membantu anak dengan kemampuan berbicara. Anak dan
keluarga dibantu dengan pendukung, pendidikan khusus, dan servis yang terkait.
Penyebab gizi buruk atau kwashiorkor adalah karena anak tidak memeroleh makanan
dengan kandungan energi dan protein yang cukup. Umumnya hal ini sering dikaitkan
dengan tingkat perekonomian yang rendah. Itulah sebabnya kasus gizi buruk atau
kwashiorkor banyak terjadi di negara berkembang. Selain dikarenakan rendahnya
tingkat perekonomian, kurangnya pengetahuan orangtua akan nutrisi yang diperlukan
tubuh anak juga turut memengaruhi. Pada dasarnya gizi buruk atau kwashiorkor
bukanlah gangguan yang terjadi secara mendadak. Kondisi ini berlangsung secara
perlahan. Karena itu penting untuk mencegah agar anak tidak mengalami kondisi ini
dengan cara memberikan asupan makanan cukup gizi.
Untuk mengatasi gizi buruk atau kwashiorkor dibutuhkan asupan nutrisi berupa kalori
dan protein yang mencukupi. Namun, pemberian nutrisi tersebut harus dilakukan secara
bertahap.
Pada tahap awal harus diberikan asupan kalori untuk memenuhi kebutuhan energinya
tanpa melibatkan asupan protein terlebih dahulu. Jika kebutuhan kalori sudah tercukupi,
barulah asupan protein nisa mulai diberikan.
Pemberian protein dapat dilakukan dari kadar yang rendah yang secara bertahap terus
ditambah. Hal ini dilakukan supaya saluran cerna penderita tidak kaget bila langsung
diberi asupan tinggi kalori tinggi protein.
Penanganan dirumah bisa dilakukan dengan mencukupkan kebutuhan gizi seimbang bagi
anak. Makanan yang dikonsumsi harus lengkap mengandung karbohidrat, lemak, protein,
vitamin dan mineral.
Namun ingatlah untuk memberikannya secara perlahan dan terkontrol. Untuk tahap awal,
pastikan Anda melibatkan bantuan dokter dalam mengontrol kondisi anak dengan gizi
buruk atau kwashiorkor yang Anda rawat.
Untuk mencegah terjadinya gizi buruk atau kwashiorkor pada anak Anda, berikanlah
makanan dengan gizi yang seimbang. Cukupi kebutuhan karbohidrat, lemak dan
proteinnya.
Sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari produk hewani seperti susu,
keju, daging, telur, dan ikan. Anda juga bisa juga memanfaatkan protein nabati yang
didapat dari kacang hijau dan kacang kedelai