Anda di halaman 1dari 2

Sengketa Klaim Asuransi Umum – Januari 2014

MENGUNDANG PERPANJANGAN POLIS,


MENGAKUI KEABSAHANNYA

Seorang tertanggung membeli polis PA (Personal Accident) yang ditawarkan melalui


telepon. Preminya dibayar dengan cara mencicil tiga kali dalam tiga bulan berturut
turut.

Musibah menimpa tertanggung ini. Baru dua puluh tiga hari masuk asuransi
tertanggung meninggal dunia akibat tabrakan mobil dan seperti biasa, jenazahnya
langsung dikuburkan. Pihak orang tua tidak tahu bahwa anaknya telah membeli
asuransi personal accident.

Setelah semua urusan pemakaman selesai seorang kawan tertanggung datang


untuk mengucapkan berlangsungkawa kepada orang tua tertanggung. Dalam
obrolan, ia memberi tahu bahwa almarhum pernah membeli asuransi personal
accident melalui telemarketing yang dijual oleh perusahaan asuransi tertentu. Polis
segera dicari dan ditemukan di laci meja kerja tertanggung. Polis asuransi ini
mensyaratkan premi harus dibayar dengan transfer melalui bank dan perusahaan
asuransi tidak mau menerima pembayaran tunai atau langsung,
Bukti pembayaran premi tidak ditemukan, akan tetapi ahli waris yakin bahwa
pembayaran premi telah dilakukan, sebab jika belum dilakukan, maka tentu polis
belum akan sampai ke tangan tertanggung.

Para ahli waris mencoba menuntut klaim kepada penanggung, petugas klaim
perusahaan asuransi menolak dengan alasan premi belum dibayar. Penanggung
akan membayar, bila ada bukti pembayaran premi. Para ahli waris tidak dapat
memperlihatkan bukti pembayaran premi tersebut.

Kira-kira dua minggu menjelang jangka waktu polis itu berakhir, ahli waris menerima
surat dari perusahaan asuransi yang menyatakan “ TERIMA KASIH TELAH
MENJADI PESERTA ASURANSI DI TEMPAT KAMI DAN KAMI MENAWARKAN
UNTUK MEMPERPANJANG POLISNYA SATU TAHUN LAGI”.
Surat ini memicu keinginan para ahli waris untuk kembali mengajukan klaim kepada
penanggung. Dengan adanya pemberitahuan ini, ahli waris beranggapan bahwa
premi polis anaknya pasti telah dibayar, sebab mereka sangat yakin dengan
kebiasaan anaknya yang sangat disiplin.
Ahli waris kembali menuntut perusahaan asuransi dengan mengatakan tidak
mungkin premi belum dibayar si tertanggung, sebab nyatanya penanggung
menawarkan perpanjangan polis anak mereka. Seandainya polis sungguh telah
batal, pasti penawaran perpanjangan tidak pernah disampaikan., tetapi perusahaan
asuransi tetap menolak klaim dengan alasan premi belum dibayar.
Sengketa tidak dapat diselesaikan dalam proses mediasi dan diteruskan ke tingkat
ajudikasi. Putusan majelis ajudikasi menetapkan Penanggung membayar klaim
separuh dari jumlah tuntutan ahli waris tertanggung.

Apa yang perlu diperhatikan


Membayar premi adalah kewajiban tertanggung dan jika ia menyatakan telah
membayarnya, maka ia wajib membuktikannya. Ketiadaan bukti pembayaran,
membenarkan sanggahan penanggung.
Menyimpulkan bahwa premi pasti telah dibayar sebab polis sudah berada di tangan
tertanggung pun sulit diterima, karena praktek asuransi umum yang sering berperi
laku sebagai banker bahkan lebih baik dari banker yaitu memberikan tenggang
waktu pembayaran premi, tanpa membebankan bunga.
Sebaliknya, mengundang perpanjangan untuk suatu polis yang telah batal adalah
janggal dan kesimpulan penerima undangan bahwa polisnya yang akan berakhir itu
telah berlaku sah tidak dapat dibantah.

Hendaknya Penanggung senantiasa menjaga ketertiban beradministrasi agar


kepastian yang dijanjikan bisa terwujud tanpa hambatan.

Anda mungkin juga menyukai