Musibah menimpa tertanggung ini. Baru dua puluh tiga hari masuk asuransi
tertanggung meninggal dunia akibat tabrakan mobil dan seperti biasa, jenazahnya
langsung dikuburkan. Pihak orang tua tidak tahu bahwa anaknya telah membeli
asuransi personal accident.
Para ahli waris mencoba menuntut klaim kepada penanggung, petugas klaim
perusahaan asuransi menolak dengan alasan premi belum dibayar. Penanggung
akan membayar, bila ada bukti pembayaran premi. Para ahli waris tidak dapat
memperlihatkan bukti pembayaran premi tersebut.
Kira-kira dua minggu menjelang jangka waktu polis itu berakhir, ahli waris menerima
surat dari perusahaan asuransi yang menyatakan “ TERIMA KASIH TELAH
MENJADI PESERTA ASURANSI DI TEMPAT KAMI DAN KAMI MENAWARKAN
UNTUK MEMPERPANJANG POLISNYA SATU TAHUN LAGI”.
Surat ini memicu keinginan para ahli waris untuk kembali mengajukan klaim kepada
penanggung. Dengan adanya pemberitahuan ini, ahli waris beranggapan bahwa
premi polis anaknya pasti telah dibayar, sebab mereka sangat yakin dengan
kebiasaan anaknya yang sangat disiplin.
Ahli waris kembali menuntut perusahaan asuransi dengan mengatakan tidak
mungkin premi belum dibayar si tertanggung, sebab nyatanya penanggung
menawarkan perpanjangan polis anak mereka. Seandainya polis sungguh telah
batal, pasti penawaran perpanjangan tidak pernah disampaikan., tetapi perusahaan
asuransi tetap menolak klaim dengan alasan premi belum dibayar.
Sengketa tidak dapat diselesaikan dalam proses mediasi dan diteruskan ke tingkat
ajudikasi. Putusan majelis ajudikasi menetapkan Penanggung membayar klaim
separuh dari jumlah tuntutan ahli waris tertanggung.