Anda di halaman 1dari 12

Coopetition: Jurnal Ilmiah Manajemen Burhanudin, Agus ..Gaya Kepemimpinan …..

7
(E-ISSN: 2615-4978, P-ISSN: 2086-4620)
Vol X1 No 1 Maret 2020

Gaya Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional Terhadap Kinerja


Karyawan Bank BRI Purworejo

Burhanudin1
Agus Kurniawan2
1
Fakultas Ekonomi, Universitas Janabadra Yogyakarta
Burhannudin_ujb@yahoo.com
2
Bank BRI Cabang Purworejo, Jawa Tengah

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transaksional
terhadap kinerja karyawan BRI Cabang Purworejo; dan (2) Untuk mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan BRI Cabang Purworejo. Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan bank BRI Cabang Purworejo yang berjumlah 80 orang. Oleh
sebab itu metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan.
Katakunci: kepemimpinan transaksional.

ABSTRACT
The objectives of this study are: (1) To determine the effect of transactional leadership style on the
performance of BRI Purworejo Branch employees; and (2) To determine the effect of transformational
leadership style on the performance of BRI Purworejo Branch employees. The sample in this study
were all employees of BRI BRI Purworejo Branch, totaling 80 people. Therefore the sampling method
in this study uses the census method. The results showed that the transactional leadership style had a
positive and significant effect on employee performance. Transformational leadership style has a
positive and significant effect on employee performance.
Keywords: transactional leadership.

PENDAHULUAN meliputi modal, mesin, tenologi, material dan


sebagainya. Sumberdaya manusia merupakan
Setiap perusahaan dituntut untuk memiliki
sumberdaya yang paling penting dan sangat
keunggukan kompetitif. Agar perusahaan dapat
menentukan pencapaian tujuan organisasi (Gomes,
bersaing dalam lingkungan yang semakin dimamis,
2003). Mengingat sumberdaya manusia merupakan
perusahaan dapat menggunakan sumberdaya yang
aset penting dalam suatu perusahaan, maka
dimilikinya. Salah satu sumberdaya tersebut adalah
sumberdaya manusia perlu dikelola secara efektif
sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia
dan profesional.
merupakan sumberdaya yang digunakan untuk
menggerakkan dan menyinergikan sumberdaya Praktik-praktik pengelolaan sumberdaya manusia
lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan (Noe et diarahkan agar para karyawan dapat memberikan
al., 2014; Wirawan, 2009). Sumberdaya manusia kontribusi kepada pencapaian keunggulan
merupakan salah satu sumberdaya yang ada di kompetitif. Daya saing (competitiveness) adalah
dalam suatu perusahaan, yaitu semua orang yang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
melakuan aktivitas. dan memperoleh pangsa pasar di dalam industrinya.
Daya saing berkaitan dengan efektivitas
Secara umum sumber dalam suatu perusahaan dapat
perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk
dibedakan menjadi dua yaitu sumber manusia
memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan
(human resources) dan sumberdaya non manusia
(non human resources). Sumberdaya non manusia
8 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Maret 2019, 7 – 18
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

seperti para pemegang saham, para pelanggan, para diinginkan. Gaya kepemimpinan dapat
karyawan, dan masyarakat (Noe et al., 2014). meningkatkan atau menurunkan kinerja karyawan
yang bekerja di bawah langsung pengawasannya
Menurut Barney (1991) agar sumberdaya dapat
(Khan & Nawaz, 2016).
memenuhi syarat untuk mencapai keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan, maka sumberdaya Kepemimpinan merupakan komponen kunci dari
tersebut harus menambah nilai bagi perusahaan, semua organisasi. organisasi dibentuk untuk
harus langka, terlalu mahal untuk ditiru, dan tidak mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan.
ada produk penggantinya. Salah satu sumber yang Untuk mencapai tujuan atau sasaran ini, maka
dapat digunakan untuk meraih keunggulan faktor manusia merupakan salah satu faktor
kompetitif adalah karyawannya. Saat ini perusahaan penting. Faktor manusia yang terpenting adalah
menganggap bahwa kinerja setiap karyawan secara pemimpinnya. Seorang pemimpin mempengaruhi
strategis merupakan sarana untuk mencapai anggota organisasi atau karyawan untuk
keunggulan kompetitif (Schuler dan Jackson, 1996). berkontribusi dalam upaya mencapai tujuan atau
sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jadi
Kinerja memiliki makna yang lebih luas tidak
kepemimpinan adalah kemampuan yang pertama
hanya hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses
dan utama untuk mempengaruhi karyawan agar
kerja berlangsung. Kinerja berkaitan dengan apa
melasanaan tugasnya. Kepemimpinan dianggap
yang dikerjakan dan bagaimana cara
penting untuk kesuksesan dan beberapa peneliti
mengerjakannya (Wibowo, 2016). Kinerja adalah
berpendapat bahwa itu adalah unsur yang paling
keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
kritis (Veliu et al., 2017).
indikator-indikator suatu pekerjaan atau profesi
tertentu dalam waktu tertentu. Suatu pekerjaan atau Secara terminologi, gaya kira-kira setara dengan
profesi memiliki sejumlah indikator yang dapat perilaku pemimpin. Gaya kepemimpinan dapat
digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan tersebut. diartikan sebagai cara pemimpin mempengaruhi
Istialh kinerja dapat digunakan untuk menunjukkan para pengikut. Ada banyak cara untuk memimpin
keluaran perusahaan atau organisasi, alat, fungsi- dan setiap pemimpin memiliki gaya tersendiri.
fungsi manajemen atau keluaran seorang karyawan. Diantara gaya kepemimpinan yang paling umum
Kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari antara lain gaya kepemimpinan otokrasi, birokrasi,
sejumlah faktor, yaitu faktor lingkungan internal dan laissez-faire (Khan et al., 2015). Meskipun
organisasi, faktor lingkungan eksternal organisasi, beberapa teori atau gaya kepemimpinan telah
dan faktor internal karyawan (Wirawan, 2009). diusulkan untuk menjelaskan efektivitas
Salah satu faktor lingkungan internal organisasi kepemimpinan, akan tetapi gaya kepemimpinan
yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah gaya transaksasional dan transformasional saat ini
kepemimpinan. menjad isu yang menarik untuk diteliti.
Gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan Menurut Kreitner & Kinicki (2014), gaya
oleh pimpinan untuk mempengaruhi para kepemimpinan transaksional dan transformasional
pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan ini berkaitan secara positif dengan berbagai sikap
norma perilaku yang digunakan oleh seseorang dan perilaku karyawan serta merepresentasikan
pada saat dia mencoba mempengaruhi perilaku aspek-aspek yang berbeda yang mencerminkan
orang lain (Thoha, 2012). Gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang baik. Meskipun sebagian
adalah pola perilaku yang ditunjukkan oleh penulis sepakat bahwa gaya kepemimpinan
pemimpin dalam mempengaruhi orang lain. Pola transaksional dan transformasional berbeda dalam
tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor konsep dan dalam praktik, akan tetapi banyak
sepert nilai-nilai, asumsi, persepsi, harapan, dan penulis percaya bahwa gaya kepemimpinan
sikap yang ada dalam diri pemimpin (Ardana et al, transformasional secara signifikan melengkapi gaya
2012). kepemimpinan transaksional, yang menghasilkan
tingkat kinerja individu, kelompok, dan organisasi
Gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang
yang lebih tinggi. Sementara yang lain percaya
relatif konsisten yang menjadi ciri seorang
bahwa gaya kepemimpinan transaksional adalah
pemimpin. Saat ini organisasi membutuhkan
bagian dari gaya kepemimpinan transformasional
pemimpin yang efektif yang memahami
(Odumeru & Ogbonna, 2013).
kompleksitas lingkungan global yang berubah
dengan cepat. Kesuksesan atau kegagalan Seorang pemimpin memiliki pengaruh besar dalam
organisasi antara lain ditentukan oleh gaya mendorong peningkatan kinerja para karyawannya
kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi (Fahmi, 2016). Sifat hubungan saling tergantung
tersebut (Nanjundeswaraswamy & Swamy, 2014). antara pemimpin dan kinerja karyawan tidak dapat
Gaya kepemimpinan adalah cara memberikan diremehkan atau diabaikan begitu saja (Veliu et al.,
arahan, menerapkan strategi, dan memotivasi 2017). Gaya kepemimpinan seorang pemimpin
individu menuju pencapaian tujuan yang memiliki pengaruh terhadap kinerja bawahanya.
Burhanudin, Agus ..Gaya Kepemimpinan ….. 9

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui merealisasi tujuannya; (5) memanfaatkan umpan
pengaruh gaya kepemimpinan transaksional dan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja
transformasional terhadap kinerja karyawan. yang dilakukannya; dan (6) mencari kesempatan
untuk merealisasi rencana yang telah diprogramkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Dimensi-dimensi Kinerja
Pengertian Kinerja
Dimensi kinerja adalah kualitas-kualitas atau
Kinerja adalah prestasi kerja yang merupakan hasil
features dari suatu pekerjaan atau aktivitas-aktivitas
dari implementasi rencana kerja yang dibuat oleh
yang terjadi di tempat kerja yang konduktif
suatu lembaga atau institusi yang dilaksanakan oleh
terhadap pengukuran. Dimensi kinerja menyediakan
pimpinan dan karyawan yang bekerja di lembaga
alat untuk melukiskan keseluruhan cakupan
tersebut baik pemerintah maupun perusahaan
aktivitas di tempat kerja. Dimensi kinerja adalah
(bisnis) untuk mencapai tujuan organisasi
unsur-unsur dalam pekerjaan yang menunjukkan
(Abdullah, 2014). Wirawan (2009) mendefinisikan
kinerja. Untuk mengukur kinerja, maka dimensi-
kinerja sebagai keluaran yang dihasilkan oleh
dimensi kinerja dikembangkan menjadi indikator
fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu
kinerja. Indikator kinerja digunakan untuk
pekerjaan atau profesi dalam waktu tertentu.
mengembangkan instrumen evaluasi kinerja, yang
Kinerja seharusnya tidak hanya berorientasi pada
selanjutnya digunakan untuk mengukur kinerja
output atau pencapain tujuan kuantitif, tetapi juga
seorang karyawan. Pengembangan dimensi dan
perlu mempertimbangkan bagaimana orang-orang
indikator kinerja dilaksanakan melalui analisis
mencapainya.
pekerjaan (job analysis). Secara umum, dimensi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja kinerja dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis
Karyawan yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi
yang berhubungan dengan pekerjaan.
Kinerja karyawan atau pegawai merupakan hasil
sinergi dari sejumlah faktor. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah faktor Gaya Kepemimpinan
lingkungan internal organisasi, faktor lingkungan Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang
eksternal, dan faktor internal karyawan. Faktor- saling mempengaruhi antara pemimpin dan
faktor internal karyawan bersinergi dengan faktor- pengikut atau bawahan yang menginginkan
faktor lingkungan internal dan faktor-faktor perubahan nyata yang mencerminkan tujuan
eksternal organisasi, akan mempengaruhi perilaku bersamanya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka
kerja karyawan yang pada gilirannya akan kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh
mempengaruhi kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang mendalam, yang terjadi di anatara orang-orang
kemudian juga akan menentukan kinerja organisasi yang menginginkan perubahan signifikan, dan
(Wirawan, 2009). perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang
dimiliki bersama baik oleh pemimpin maupun
Menurut Mangkunegara (2017) dan Rianto Rahadi
pengikutnya (Safaria, 2004).
(2010), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seseorang adalah faktor kemampuan (ablity) dan Sementara itu gaya (style) secara kasar adalah cara
faktor motivasi. Secara psikologis, kemampuan yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk
seorang karyawan dapat dibedakan menjadi dua mempengaruhi pengikutnya. Gaya kepemimpinan
yaitu kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
reality (knowledge dan skill). Faktor motivasi seseorang ketika orang tersebut mencoba untuk
terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam mempengaruhi perilaku orang lain (Thoha, 2012).
menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi Gaya kepemimpinan merupakan modalitas dalam
merupakan kondisi yang menggerakkan diri kepemimpinan. Modalitas berarti mendalami cara-
karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan cara yang disukai dan digunakan oleh seseorang
organisasi atau tujuan kerja. Sikap mental sebagai sarana untuk menjalankan kepemimpinnya.
merupakan kondisi mental yang mendorong diri Gaya kepemimpinan seseorang identik dengan tipe
karyawan untuk berusaha mencapai prestasi kerja kepemimpinan orang yang bersangkutan. Oleh
secara maksimal. Motivasi bagi seorang karyawan sebab itu seringkali istilah gaya kepemimpinan dan
sangat penting untuk mencapai visi dan misi tipe kepemimpinan dianggap sinonim (Siagian,
organisasi. 2018).
Menurut McClelland, ada enam karakteristik Kepemimpinan Transaksional
karyawan yang memiliki motif berprestasi yang Kepemimpinan transaksional (transactional
tinggi yaitu: (1) memiliki tanggungjawab pribadi leadership) adalah gaya kepeimpinan yang fokus
yang tinggi; (2) berani mengambil risiko; (3) pada menjelaskan peran serta dan persyaratan bagi
memiliki tujuan yang realistis; (4) memiliki rencana karyawan, serta memberikan penghargaan baik
kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
10 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Maret 2019, 7 – 18
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

positif maupun negatif terhadap hasil kinerja para motivasi intrinsik, kepercayaan, komitmen, dan
karyawan tersebut. Jadi ciri-ciri kepemimpinan kesetiaan yang lebih tinggi dari para pengikutnya
transaksional antara lain adalah: (1) Pemimpin daripada gaya kepemimpinan transaksional.
menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
Meskipun demikian perlu untuk diketahui bahwa
organisasi atau perusahaan dan
gaya kepemimpinan transaksional merupakan
menginformasikannya kepada para karyawan; (2)
prasyarat yang diperlukan dalam kepemimpinan
Pemimpinan mengawasi para karyawan dalam
yang efektif dan juga perlu dicatat bahwa
menjalankan pekerjaan atau tugas-tugasnya, untuk
pemimpin-pemimpin terbaik berusaha untuk
meraih tujuan tersebut; (3) Pemimpin memberikan
menggunakan gaya kepemimpinan transaksional
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi
dan kepemimpinan transformasional hingga
atau berhasil mencapai kinerja sesuai yang
berbagai tingkatan (Kreitner dan Kinicki, 2014).
ditetapkan organisasi; (4) Pemimpin memberikan
sanksi atau hukuman kepada karyawan yang tidak
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional
dapat mencapai kinerja sesuai yang telah ditetapkan
terhadap Kinerja Karyawan
organisasi.
Seorang pemimpin memiliki pengaruh yang cukup
Dalam gaya kepemimpinan transaksional,
besar dalam mendorong peningkatan kinerja para
pemimpin cenderung menggunakan motivasi
karyawan (Fahmi, 2016). Hasil penelitian Italiani
ekstrinsik sebagai cara untuk meningkatkan kinerja
(2013) dengan sampel pegawai PT. Semen Gresik
para karyawannya, seperti gaji, bonus, upah,
(Persero) Tbk. menunjukan bahwa gaya
jaminan sosial, profit sharing, pengakuan, dan
kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap
promosi (Kreitner dan Kinicki, 2014; Gitosudarmo
kinerja pegawai. Maulizar et al. (2012) melakukan
dan Sudita, 2000).
penelitian dengan sampel karyawan Bank Syariah
Mandiri Cabang Banda Aceh. Hasil peneliannya
Kepemimpinan Transformasional
menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan transformasional
transaksional berpengaruh signifikan terhadap
(transformational leadership) adalah gaya
kinerja karyawan.
kepemimpinan dimana pemimpinan berusaha untuk
mengubah para karyawan agar mengejar tujuan- Hasil penelitian Pradana (2013), menemukan bahwa
tujuan organisasi atau perusahaan daripada gaya kepemimpinan transaksional berpengaruh
mengejar tujuan-tujuan pribadi. Ciri-ciri gaya signifikan terhadap kinerja karyawan tetap pada PT.
kepemimpinan trnasformasional antara lain: (1) Mustika Bahana Jaya Lumajang. Penelitian
Pemimpin membangun visi masa depan yang Ratnamiasih (2014) dengan sampel pegawai
menarik; (2) Pemimpin menunjukkan rasa optimis; Bappeda Kota Bandung menemukan bahwa gaya
(3) Pemimpin menunjukkan rasa antusias; (4) kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap
Pemimpin berkorban demi kebaikan bersama; (5) kinerja pegawai. Hipotesis yang diajukan dalam
Pemimpin dapat menjadi panutan, suri tauladan, penelitian ini adalah:
dan contoh bagi para karyawannya; (6) Pemimpin
Hipotesis ke 1: gaya kepemimpinan transaksional
menunjukkan standar etika yang tinggi dalam
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
perilakunya; (7) Pemimpin memberikan dukungan
Bank BRI Cabang Purworejo.
kepada para karyawan; (8) Pemimpin memberikan
semangat kepada para karyawan; (9) Pemimpin Pengaruh Gaya Kepemimpinan Tranforma-
memberikan pelatihan kepada para karyawan agar sional terhadap Kinerja Karyawan
berkembang; (10) Pemimpin memberdayakan
karyawan; (11) Pemimpin mendorong adanya Hasil penelitian Italiani (2013) dengan sampel
inovasi; dan (12) Pemimpin mendorong upaya- pegawai PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
upaya yang kreatif dalam memecahkan masalah- menunjukan bahwa gaya kepemimpinan
masalah yang dihadapi para karyawan (Kreitner dan transformasional berpengaruh terhadap kinerja
Kinicki, 2014). pegawai. Maulizar et al. (2012) melakukan
penelitian dengan sampel karyawan Bank Syariah
Ciri lain dari gaya kepemimpinan transformasional Mandiri Cabang Banda Aceh. Hasil peneliannya
adalah para pemimpin berusaha untuk menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
menumbuhkan kepercayaan, mencoba transformasional berpengaruh signifikan terhadap
mengembangkan jiwa kepemimpinan dalam diri kinerja karyawan. Penelitian Pradana (2013) dengan
orang lain, memperlihatkan pengorbanan dirinya sampel karyawan tetap pada PT. Mustika Bahana
dan bertindak sebagai agen moral, fokus kepada diri Jaya Lumajang menemukan bahwa gaya
mereka sendiri dan para pengikutnys dalam sasaran kepemimpinan transformasional berpengaruh
yang melampaui kebutuhan yang lebih dekat signifikan terhadap kinerja. Adapun hipotesis yang
terhadap kelompok kerja. Gaya kepemimpinan diajukan dalam penelitian ini adalah:
transformasional cenderung mengembangkan
Burhanudin, Agus ..Gaya Kepemimpinan ….. 11

Hipotesis ke 2: gaya kepemimpinan transforma- pengaruh gaya kepemimpinan transaksional dan


sional berpengaruh positif terhadap kinerja gaya kepemimpinan transforma-sional terhadap
karyawan Bank BRI Cabang Purworejo. kinerja karyawan. Adapun kerangka teoritis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kerangka Teoritis
Berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu,
maka penelitian ini bertujuan untuk menguji

Gaya kepemimpinan
transaksional
Kinerja
karyawan
Gaya kepemimpinan
transformasional

Gambar 1. Kerangka Teoritis

METODE PENELITIAN menunjukkan optimisme, rasa antusias,


berkorban demi kebaikan bersama, menjadi
Populasi dan Sampel
panutan, menerapkan standar etika yang tinggi,
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh memberikan dukungan, semangat, pelatihan,
karyawan bank BRI Cabang Purworejo yang serta selalu mendorong inovasi dan kreatif
berjumlah 80 orang. Adapun alamat Bank BRI dalam menyelesaikan masalah-masalah
Cabang Purworejo adalah di Jalan Jenderal organisasi (Kreitner dan Kinicki, 2014). Gaya
Ahmad Yani Nomor 1, Kabupaten Purworejo, kepmimpinan transformasional diukur dengn
Provinsi Jawa Tengah. Metode pengambilan sebelas indicator. Respon dibuat dengan
sampel dalam penelitian ini menggunakan menggunakan skala Likert yaitu 1 (sangat tidak
metode sensus, karena semua anggota populasi setuju), 2 ( tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju),
dijadikan sebagai sampel. dan 5 (sangat setuju). Skor yang tinggi
menunjukkan gaya kepemimpinan
Definisi Operasional dan Pengukuran transformasional tinggi, dan skor yang rendah
Variabel menunjukkan gaya kepemimpinan transformasi-
Variabel dalam penelitin ini terdiri dari variabel onal rendah.
terikat yaitu kinerja karyawan (Y) serta variabel Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
bebas yaitu gaya kepemimpinan transaksional menggunakan kuesioner. Pertanyaan bersifat
(X1) dan gaya kepemimpinan transformasional tertutup (closed question) dimana responden
(X2). Kinerja karyawan (Y) adalah hasil kerja, diminta untuk membuat pilihan di antara
perilaku kerja, dan sifat pribadi yang serangkaian alternatif yang diberikan oleh
berhubungan dengan pekerjaan (Wirawan, peneliti (Sekaran, 2006). Pertanyaan tertutup
2009). Kinerja karyawan akan diukur dengan merupakan suatu pertanyaan yang telah
enam indikator. Gaya kepemimpinan disediakan beberapa pilihan jawaban yang dapat
transaksional (X1) adalah gaya kepemimpinan dipilih oleh responden (Mustafa, 2013).
yang mencakup penentuan tujuan, mengawasi Kuesioner dalam penelitian ini diberikan secara
kemajuan pencapaian tujuan, memberikan langsung kepada responden yaitu karyawan
penghargaan dan hukuman kepada karyawan Bank BRI Cabang Purworejo.
berkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan
mereka. Gaya kepemimpinan transaksional Uji Validitas dan Reliabilitas
diukur dengan empat indikator.
Uji validitas adalah digunakan untuk mengukur
Gaya kepemimpinan transformasional (X2) sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
adalah gaya kepemimpinan meliputi kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada
membangun visi ke depan yang atraktif, kuesioner mampu untuk mengungkapkan
12 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Maret 2019, 7 – 18
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
tersebut (Ghozali, 2016). Uji validitas dalam Cronbach’s
No Variabel Keterangan
penelitian ini menggunakan pearson Alpha
1 Gaya 0,623 Reliabel
correlation. Kriteria uji validitas dalam kepemimpinan
penelitian ini menggunakan taraf signifikansi transaksional
5% (0,05). Artinya jika taraf signifikansi yang (X1)
dihasilkan oleh koefisien korelasi ≤ 0,05, maka 2 Gaya 0,887 Reliabel
kepemimpinan
item yang bersangkutan dinyatakan valid transformasional
(Mustafa, 2013). Hasil uji validitas variabel (X2)
gaya kepemimpinan transasksional, gaya 3 Kinerja 0,649 Reliabel
kepemimpinan transformasional, dan kinerja karyawan (Y)
karyawan disajikan dalam tabel berikut. Sumber: data diolah
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut,
Koefisien
Variabel
No.
Korelasi Sig.
Ketera tampak bahwa variabel gaya kepemimpinan
Item
Pearson
-ngan memiliki nilai Cronbach’s alpha lebih dari 0,60,
Gaya X1.1 0,638 0,000 Valid sehingga dinyatakan reliabel.
kepemimpinan X1.2 0,721 0,000 Valid
transaksinal X1.3 0,716 0,000 Valid
(X1) X1.4 0,662 0,000 Valid
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Gaya X2.1 0,670 0,000 Valid
kepemimpinan X2.2 0,529 0,000 Valid Responden dalam penelitian ini adalah 80 orang
transformasion X2.3 0,603 0,000 Valid karyawan Bank BRI Cabang Purworejo, Jawa
al X2.4 0,744 0,000 Valid
(X2) X2.5 0,822 0,000 Valid
Tengah. Karakteristik responden dalam
X2.6 0,754 0,000 Valid penelitian ini dapat kelompokkan berdasarkan
X2.7 0,638 0,000 Valid usia, berdasarkan status pernikahan, pendidikan
X2.8 0,717 0,000 Valid terakhir, dan masa kerja.
X2.9 0,634 0,000 Valid
X2.1 0,730 0,000 Valid
0 0,687 0,000 Valid
X2.1 Tabel 3. Karakteristik Responden
1 Karakteristik Kategori Jumlah Persentase
Kinerja Y1 0,644 0,000 Valid Responden
karyawan Y2 0,656 0,000 Valid Status Sudah 68 85%
(Y) Y3 0,603 0,000 Valid pernikahan menikah
Y4 0,532 0,000 Valid Belum 12 15%
Y5 0,559 0,000 Valid menikah
Y6 0645 0,000 Valid Usia Kurang 0 0%
dari 20
Sumber: data diolah Tahun
20-30 15 19%
Berdasarkan hasil uji validitas tersebut, ternyata Tahun
31-40 48 60%
semua item memiliki taraf signifikansi ≤ 0,05, Tahun
sehingga item-item pada variabel yang Lebih dari 17 21%
digunakan dalam penelitian ini dinyatakan 40 Tahun
valid. Pendidikan SMU/SMK 15 18,75%
terakhir Diploma 3 3,75%
Uji selanjutnya adalah uji reliabilitas. Sarjana 55 68,75%
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu Magister 7 8,75%
kuesioner yang merupakan indikator dari Masa kerja Kurang 8 10%
dari 3
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner Tahun
dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban 3-5 Tahun 12 15%
responden terhadap suatu pernyataan adalah 5-10 42 52,5%
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji Tahun
Lebih dari 18 22,5%
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan 10 Tahun
Cronbach Alpha. Suatu variabel atau konstruk Total 80
dinyatakan reliabel jika memberikan nilai Sumber: data diolah
Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2016). Hasil
uji reliabilitas disajikan dalam tabel berikut.
Burhanudin, Agus ..Gaya Kepemimpinan ….. 13

Statistik Deskriptif homoskedastisitas, dan sebaliknya jika berbeda


disebut dengan heteroskedastisitas. Model
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau
regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas
deskripsi suatu data dilihat dari nilai rata-rata
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk
(mean), stnadar deviasi, minimum, dan
mendeteksi ada atau tidaknya
maksimum. Hasil analisis statistik deskriptif
heteroskedastisitas dalam penelitian adalah
disajikan dalam tabel berikut.
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat yaitu ZPRED dengan
Tabel 4. Statistik Deskriptif residualnya yaitu SRESID. Untuk mendeteksi
N Mini- Maxi- Mean Std.
mum mum Devia- ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
tion dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
Kinerja 80 19 30 24.80 2.472 grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di
Transaksional 80 13 20 16.48 1.509
Transformasional 80 19 55 44.08 4.828 mana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
Valid N (listwise) 80 dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
Sumber: data diolah
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar
analisisnya adalah: (1) jika ada pola tertentu,
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tersebut, menunjukkan bahwa jumlah responden tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
(N) adalah 100 orang. Variabel kinerja kemudian menyempit), maka ada indikasi
karyawan memiliki nilai minimum 19, terjadi heteroskedastisitas; dan (2) jika tidak ada
maksimum 30, mean 24,80, dan standar deviasi pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
sebesar 2,472. Gaya kepemimpinan dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
transaksional memiliki nilai minimum 13, tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
maksimum 20, mean 16,48, dan stansar deviasi Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan
1,509. Gaya kepemimpinan transformasional bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
memiliki nilai minimum 19, maksimum 55, tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0
mean 44,08, dan standar deviasi sebesar 4,828. pada sumbu Y. Jadi tidak terjadi
Uji Asumsi Klasik heteroskedastisitas pada model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini.
Sebuah model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi jika memenuhi beberapa asumsi Sementara itu uji normalitas bertujuan untuk
(Santosa, 2015). Uji asumsi klasik dalam menguji apakah dalam model regresi variabel
penelitian ini meliputi uji multikolinieritas, uji pengganggu atau residual memiliki distribusi
heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Uji normal. Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
multikolinieritas bertujuan untuk menguji nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika
apakah model regresi ditemukan adanya asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi
korelasi antar variabel bebas. Model regresi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
antara variabel bebas (Ghozali, 2016). Dasar atau tidak, dalam penelitian ini menggunakan
pengambilan keputusan untuk uji uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
multikolinieritas adalah jika nilai tolerance Smirnov (K-S) (Ghozali, 2016). Uji K-S
lebih dari 0,1 dan VIF (variance inflation dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai
factor) kurang dari 10, maka tidak terjadi berikut:
multikolinieritas (Priyatno, 2012). Hasil uji H0: data residual berdistribusi normal.
multikolinieritas menujukkan bahwa semua
variabel independen memiliki nilai tolerance HA: data residual berdistribusi tidak normal.
lebih dari 0,1 dan memiliki nilai VIF kurang
Hasil uji normalitas dengan nonparametric tests
dari 10. Oleh sebab itu model regresi yang
Kolmogorov-Smirnov, menujukkan bahwa nilai
digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,498 lebih besar
multikolinieritas, artinya tidak terjadi korelasi di
dari 0,05. Hal ini berarti H0 yang menyatakan
antara variabel independen dalam model
bahwa data residual berdistribusi normal,
penelitian ini.
diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa data
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji residual yang digunakan dalam penelitian ini
apakah dalam model regresi terjadi berdistribusi normal.
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap disebut dengan
14 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Maret 2019, 7 – 18
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

Analisis Regresi Linear Berganda Uji Signifikansi Simultan


Metode analisis data dalam penelitian ini
Tabel 6. Uji Signifikansi Simultan
menggunakan regresi linear berganda.
Sum of Mean
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir Model Squares df Square F Sig.
nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya. 1 Regression 104.998 2 52.499 10.700 .000a
Secara statistik, hal ini dapat diukur dari nilai Residual 377.802 77 4.907
koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai
Total 482.800 79
statistik t. Perhitungan statistik dinyatakan
signifikan secara statistik jika nilai uji a. Predictors: (Constant), transformasional,
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah transaksional
dimana H0 ditolak). Sebaliknya perhitungan b. Dependent Variable: kinerja
statistik dinyatakan tidak signifikan jika nilai uji Sumber: data diolah
statistiknya berada dalam daerah dimana H0 Berdasarkan hasil uji Anova atau uji F tampak
diterima (Ghozali, 2016). Adapun persamaan bahwa nila F hitung adalah sebesar 10.700
regresi dalam penelitian ini adalah sebagai dengan probabilitas (sig.) 0,000 lebih kecil dari
berikut: 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini dapat
Y = 0 + 1.X1 + 2.X2 + e  (1)
digunakan untuk memprediksi kinerja karyawan
Keterangan: atau dengan kata lain gaya kepemimpinan
Y = Kinerja karyawan transaksional dan gaya kepemimpinan
β0 = Konstanta transformasional secara bersama-sama
β1 = Koefisien regresi gaya berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
kepemimpinan transaksional
Χ1 = gaya kepemimpinan transaksional Uji Signifikansi Parameter Individual
β2 = Koefisien regresi gaya Untuk menginterpretasikan koefisien variabel
kepemimpinan transformasional independen (variabel bebas), dapat
Χ2 = gaya kepemimpinan menggunakan unstandardized coefficients atau
transformasional standardized coefficients. Dalam penelitian ini
e = error. menggunakan unstandardized beta coefficients.
Adapun hasil analisis regresi linear berganda
adalah sebagai berikut. Tabel 7. Uji Signifikansi Individual
Standa
Unstandardized rdized
Koefisien Determinasi Coefficients Coeffi
Model cients t Sig.
Tabel 5. Koefisien Determinasi
Std. Error Std.
R Adjusted of the B Error Beta
Model R Square R Square Estimate 1 (Constant) 10.045 3.297 3.046 .003
1 .466a .217 .197 2.215 Transaksio- .413 .167 .252 2.463 .016
a. Predictors: (Constant), nal
transformasional, transaksional Transforma- .181 .052 .353 3.449 .001
Sumber: data diolah sional
a. Dependent Variable: kinerja
Berdasarkan hasil analisis regresi linear tampak
Sumber: data diolah
bahwa besarnya nilai adjusted R square adalah
0,197. Hal ini dapat diartikan bahwa 19,7% Berdasarkan hasil analisis, ternyata variabel
variasi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh gaya kepemimpinan transaksional signifikan,
variasi dari kedua variabel independen yaitu karena memiliki nilai probabilitas sebesar 0,016
gaya kepemimpinan transaksional dan gaya lebih kecil dari 0,05. Gaya kepemimpina
kepemimpinan transformasional, sedangkan transformasional juga signifikan, dengan nilai
sisanya (100% - 19,7% = 80,3%) dijelaskan probabilitas sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05.
oleh faktor-faktor atau sebab-sebab lain di luar Adapun persamaan regresinya adalah:
model penelitian ini.
Y = 10,045 + 0,413. X1 + 0,181. X2  (2)
Burhanudin, Agus ..Gaya Kepemimpinan ….. 15

Persamaan regresi tersebut dapat Pengaruh Gaya Kepemimpinan


diinterpretasikan sebagai berikut: Transaksional terhadap Kinerja Karyawan
 Konstanta sebesar 10.045, artinya bahwa jika Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya
variabel independen dianggap konstan, maka kepemimpinan transaksional berpengaruh secara
rata-rata kinerja karyawan adalah sebesar positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
10,045. Bank BRI cabang Purworejo, Jawa Tengah.
 Koefisien regresi gaya kepemimpinan Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
transaksional sebesar 0,413, artinya jika ada sebelumnya yang dilakukan oleh Italiani (2013),
peningkatan gaya kepemimpinan sebesar 1, Maulizar et al. (2012), dan Pradana (2013),
maka akan penambahan kinerja karyawan yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan
sebesar 0,413. transaksional berpengaruh signifikan terhadap
 Koefisien regresi gaya kepemimpinan kinerja karyawan.
transformasional sebesar 0,181, artinya jika Kepemimpinan transaksional fokus pada
ada peningkatan gaya kepemimpinan sebesar menjelaskan partisipasi atau peran serta dan
1, maka akan ada penambahan kinerja persyaratan bagi karyawan, serta memberikan
karyawan sebesar 0,181. penghargaan positif dan negatif, bergantung
Pengujian Hipotesis pada kinerja yang mengikutinya. Dalam gaya
kepemimpinan transaksional, pemimpin
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menentukan tujuan, pemimpin melakukan
didasarkan pada nilai signifikansi. Jika nilai pengawasan terhadap kemajuan pencapaian
signifikansi (sig.) < 0,05 maka hipotesis tujuan, memberikan penghargaan, dan
didukung. memberikan hukuman kepada karyawan terkait
1. Pengujian Hipotesis ke 1 dengan tingkat pencapaian tujuan mereka.
 H0: gaya kepemimpinan transaksional tidak Penghargaan (rewards) secara umum dapat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan bank dibedakan menjadi dua jenis yaitu penghargaan
BRI cabang Purworejo. ekstrinsik dan penghargaan intrinsik.
 H1: gaya kepemimpinan transaksional Penghargaan ekstrinsik berasal dari lingkungan
berpengaruh secara positif dan signifikan seperti penghargaan finansial, materi, dan
terhadap kinerja karyawan bank BRI cabang sosial, sedangkan penghargaan intrinsik
Purworejo. merupakan penghargaan psikis karena diberikan
 Berdasarkan uji t ternyata gaya oleh diri sendiri. Dalam gaya kepemimpinan
kepemimpinan transaksional memiliki nilai transaksional ini, pemimpin lebih banyak
signifikansi sebesar 0,016 lebih kecil dari menggunakan penghargaan ekstrinsik seperti
0,05, sehingga H0 ditolak. Oleh sebab itu gaji, uang lembur, bonus, pujian, dan
hipotesis ke 1 yang menyatakan gaya sebagainya. Karyawan yang bekerja untuk
kepemimpinan transaksional berpengaruh mendapatkan penghargaan ekstrinsik, dapat
secara positif dan signifikan terhadap kinerja dikatakan dia termotivasi secara ekstrinsik. Oleh
karyawan bank BRI cabang Purworejo, sebab itu dalam gaya kepemimpinan
didukung dalam penelitian ini. transaksional, seorang pemimpin lebih banyak
menggunakan motivasi ekstrinsik untuk
2. Pengujian Hipotesis ke 2 meningkatkan kinerja karyawannya.
 H0:gaya kepemimpinan transformasional
tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan Dalam gaya kepemimpinan transaksional,
bank BRI cabang Purworejo. pemimpin memotivasi para pengikutnya dengan
 H1:gaya kepemimpinan transformasional cara bertukar manfaat. Gaya kepemimpinan
berpengaruh secara positif dan signifikan transaksional juga bisa melibatkan nilai-nilai,
terhadap kinerja karyawan bank BRI cabang tetapi nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang
Purworejo. relevan dengan proses pertukaran. Misalnya
 Berdasarkan uji t ternyata gaya kejujuran, keadilan, tanggungjawab, dan timbal
kepemimpinan transformasional memiliki balik (Yukl, 2013).
nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil Gaya Kepemimpinan Transformasional
dari 0,05, sehingga H0 ditolak. Oleh sebab itu terhadap Kinerja Karyawan
hipotesis ke 2 yang menyatakan gaya
kepemimpinan transformasional berpengaruh Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya
secara positif dan signifikan terhadap kinerja kepemimpinan transformasional berpengaruh
karyawan bank BRI cabang Purworejo, positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
didukung dalam penelitian ini. BANK BRI cabang Purworejo, Jawa Tengah.
16 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Maret 2019, 7 – 18
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Proses pengaruh yang mendasari untuk gaya
sebelumnya yang dilakukan oleh Italiani (2013), kepemimpinan transaksional dan
Maulizar et al. (2012), dan Pradana (2013) transformasional tidak diuraikan dengan jelas,
yang menemukan bahwa gaya kepemimpinan tetapi mereka dapat disimpulkan dari deskripsi
transformasional berpengaruh signifikan perilaku dan efek pada motivasi pengikut.
terhadap kinerja. Proses pengaruh utama untuk kepemimpinan
transaksional mungkin adalah kepatuhan
Gaya kepemimpinan transformasional adalah
instrumental. Kepemimpinan transformasional
gaya kepemimpinan dengan ciri-ciri dimana
mungkin melibatkan internalisasi, karena
pemimpin membangun visi ke depan yang
motivasi inspirasional mencakup upaya untuk
atraktif, pemimpin menunjukkan optimisme,
menghubungkan tugas dengan nilai-nilai
pemimpin menunjukkan rasa antusias,
pengikut dan cita-cita dengan perilaku seperti
pemimpin berkorban demi kebaikan bersama,
mengartikulasikan visi inspirasional. Seorang
pemimpin menjadi panutan, pemimpin
pemimpin dapat meningkatkan motivasi
menerapkan standar etika yang tinggi,
intrinsik dengan meningkatkan persepsi
pemimpin memberikan dukungan, semangat,
pengikut bahwa tujuan tugas konsisten dengan
pelatihan, serta selalu mendorong inovasi dan
minat dan nilai-nilai otentik mereka.
kreativitas dalam menyelesaikan masalah-
masalah organisasi (Kreitner dan Kinicki, Kepemimpinan transformasional juga
2014). tampaknya melibatkan identifikasi pribadi.
Pengikut dapat mengidentifikasi dengan
Adapun perilaku gaya kepemimpinan
pemimpin, meniru perilaku pemimpin, dan
transformasional meliputi motivasi
merangkul nilai-nilai dan cita-cita yang dianut
inspirasional, pengaruh ideal, pertimbangan
oleh pemimpin. Identifikasi pribadi dapat
individual, dan stimulasi intelektual. Pemberian
mencakup atribusi pengikut karisma kepada
motivasi inspirasional (inspirational motivation)
pemimpin. Karisma adalah unsur penting dari
akan memberikan dampak kepada para
kepemimpinan transformasional, tetapi dengan
pengikut dan kelompok kerja berupa
sendirinya itu tidak cukup untuk menjelaskan
peningkatan motivasi intrinsik dan orientasi
proses transformasi.
pada pencapaian tujuan, yang selanjutnya
sebagai hasilnya adalah adanya komitmen Kepemimpinan transformasional sangat
personal para karyawan kepada pemimpin dan berkorelasi dengan kepercayaan pada
visinya. pemimpin. Perilaku transformasional seperti
motivasi inspirasional (misalnya visi optimis)
Pengaruh yang ideal (idealized influence), akan
dan pertimbangan individual (misalnya
memberikan dampak kepada para pengikut dan
pembinaan) dapat meningkatkan self‐efficacy
kelompok kerja berupa meningkatnya
dari invividu bawahan pengikut dan collective
kepercayaan para karyawan kepada pimpinan,
efficacy of teams. Stimulasi intelektual dapat
dan sebagai hasilnya adalah para karyawan rela
meningkatkan kreativitas pengikut individu.
mengorbankan dirinya demi kepentingan
bersama. Pertimbangan individual Proses pengaruh yang disebut cascading telah
(individualized consideration), akan ditawarkan sebagai cara untuk menjelaskan
memberikan dampak kepada para pengikut dan bagaimana CEO secara tidak langsung dapat
kelompok kerja berupa meningkatnya kepaduan mempengaruhi motivasi karyawan tingkat
para anggota kelompok, dan sebagai hasilnya rendah dalam suatu organisasi. Perilaku seorang
adalah komitmen organisasi. CEO ditiru oleh bawahan, dan pemodelan peran
diulangi oleh manajer di setiap tingkat yang
Perilaku pemimpin yang terakhir adalah
lebih rendah. Sampai sekarang, hanya ada bukti
stimulasi intelektual (intellectual stimulation).
yang sangat terbatas untuk cascading perilaku
Gaya kepemimpinan ini akan memberikan
pemimpin. Tidak ada bukti bahwa perilaku CEO
dampak kepada para pengikut dan kelompok
utama akan ditiru oleh manajer tingkat rendah,
kerja yaitu berupa meningkatnya kepercayaan
atau bahwa anggota organisasi tingkat rendah
diri, efektivitas diri, dan minat intrinsik dalam
akan merangkul visi CEO tanpa strategi yang
pencapaian tujuan, dan sebagai hasilnya adalah
kredibel dan perubahan besar dalam program,
pemenuhan arti atau makna dalam bekerja dan
sistem penghargaan, dan nilai budaya.
kepuasan, serta meningkatnya kinerja individu,
kelompok, dan organisasi (Kreitner dan Kinicki, Kepemimpinan transformasional dianggap
2014). efektif dalam situasi atau budaya apa pun. Teori
ini tidak menentukan kondisi apa pun di mana
kepemimpinan transformasional yang otentik
Burhanudin, Agus ..Gaya Kepemimpinan ….. 17

tidak relevan atau tidak efektif. Untuk sehingga tidak dapat mengidentifikasi hubungan
mendukung posisi ini, hubungan positif antara sebab akibat. Untuk penelitian selanjutnya
kepemimpinan transformasional dan efektivitas sebaiknya menggunakan studi longitudinal, agar
telah direplikasi untuk banyak pemimpin di dapat mengidentifikasi hubungan sebab akibat.
berbagai tingkat otoritas, di berbagai jenis Kedua, teknik pengumpulan data dalam
organisasi, dan di beberapa negara yang penelitian ini menggunakan kuesioner yang
berbeda. Kriteria efektivitas kepemimpinan bersifat self-report dimana responden
telah mencakup berbagai jenis tindakan. Bukti memberikan informasi tentang dirinya sendiri
mendukung kesimpulan bahwa dalam sebagian dengan cara menjawab sejumlah pertanyaan
besar atau tidak semua situasi, beberapa aspek yang ada di dalam kuesioner. Keterbatasannya
kepemimpinan transformasional relevan. adalah persepsi responden tergantung pada
Namun, relevansi universal tidak berarti bahwa pemahaman dari item-item pertanyaan yang ada
kepemimpinan transformasional sama di dalam kuesioner, dan seringkali responden
efektifnya dalam semua situasi atau tidak memberikan informasi yang sebenarnya.
kemungkinan yang sama terjadi.
Ketiga, responden dalam penelitian ini terbatas
Sejumlah variabel situasional dapat hanya karyawan bank BRI Cabang Purworejo,
meningkatkan kemungkinan bahwa Jawa Tengah, sehingga hasilnya tidak dapat
kepemimpinan transformasional akan terjadi digeneralisasi pada pegawai atau profesi lain.
atau dapat meningkatkan efek kepemimpinan Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
tersebut pada pengikut. Komponen menggunakan sampel berbeda. Keempat,
kepemimpinan transformasional yang penelitian ini hanya menguji pengaruh gaya
berorientasi pada perubahan cenderung lebih kepemimpinan transaksional dan gaya
penting dalam lingkungan yang dinamis dan kepemimpinan transformasional terhadap
tidak stabil yang meningkatkan kebutuhan akan kinerja karyawan. Berdasarkan nilai adjusted R
perubahan, dan kepemimpinan semacam itu squared yaitu 0,197 yang berarti bahwa 19,7%
lebih mungkin terjadi ketika pemimpin didorong variasi kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh
dan diberdayakan untuk menjadi fleksibel dan variasi dari kedua variabel independen yaitu
inovatif (misalnya, organisasi yang gaya kepemimpinan transaksional dan gaya
didesentralisasi dengan budaya kewirausahaan). kepemimpinan transformasional. Sedangkan
Penelitian lintas budaya tentang pentingnya sisanya yaitu 80,3% dijelaskan oleh sebab-sebab
kepemimpinan transformasional menunjukkan lain di luar model penelitian ini. Oleh sebab itu
bahwa hal itu mungkin lebih sering digunakan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
dalam beberapa budaya daripada yang lain. menginvestigasi faktor yang mempengaruhi
Akhirnya, ada bukti yang berkembang bahwa kinerja karyawan.
sifat dan nilai pengikut dapat menentukan
DAFTAR PUSTAKA
bagaimana mereka merespons perilaku
transformasional atau karismatik pemimpin Abdullah, Ma’ruf, M. (2014). Manajemen dan
(Yukl, 2013). Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
SIMPULAN DAN SARAN
Ardana, I. K., Mujiati, N. W., & Utama, I. W.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat M. (2012). Manajemen Sumber Daya
disimpulkan bahwa: (1) Gaya kepemimpinan Manusia. Yogyaarta: Graha Ilmu.
transaksional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Artinya semakin Armstrong, M. (2006). A Handbook Of Human
tinggi gaya kepemimpinan transaksional Resource Management Practice. 10th
semakin tinggi pula kinerja karyawan; dan (2) edition. London: Kogan Page Publishers.
Gaya kepemimpinan transformasional Barney, J. (1991).Firm Resources and Sustained
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Competitive Advantage Journal of
kinerja karyawan. Artinya semakin tinggi gaya Management, 17 (1), 99-120.
kepemimpinan transformasional semakin tinggi Fahmi, I. (2016). Perilaku Organisasi: Teori,
pula kinerja karyawan. Aplikasi, dan Kasus. Bandung: Alfabeta.
Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan. Gomes, F. C. (2003). Manajemen Sumber Daya
Keterbatasan dan saran untuk penelitian yang Manusia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
akan datang adalah sebagai berikut: pertama, Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis
data dalam penelitian ini merupakan data cross- Multivariate dengan Program IBM SPSS
sectional yaitu data yang hanya sekali 23. Semarang: Badan Penerbit
dikumpulkan dalam periode waktu tertentu, Univeristas Diponegoro.
18 Coopetition, Vol XI, Nomor 2, Maret 2019, 7 – 18
(E-ISSN : 2615-4978, P-ISSN : 2086-4620)

Gitosudarmo, I., & Sudita, I. (2000). Perilaku Ratnamiasih, I., & Warenih. (2017). Pengaruh
Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE. Kepemimpinan Transformasional dan
Transaksional Pada Kinerja Pegawai
Italiani, F. A. (2013). Pengaruh Gaya Bappeda Kota Bandung.
Kepemimpinan Transformasional dan Trikonomika, 13(2), 119-126.
Transaksional terhadap Kinerja Pegawai
Departemen SDM PT. Semen Gresik Rianto Rahadi, D. (2010). Manajemen Kinerja
(Persero) Tbk. BISMA Jurnal Bisnis dan Sumber Daya Manusia. Malang: Tunggal
Manajemen, 6(1), 11-18. Mandiri Pubishing.
Khan, N. A., & Nawaz, A. (2016). The Safaria, T. (2004). Kepemimpinan. Yogyakarta:
Leadership Styles And The Employees Penerbit Graha Ilmu.
Performance: A Review. Gomal Santosa, S. (2015). Menguasai Statistik
University Journal of Research Parametrik: Konsep dan Aplikasi dengan
[GUJR], 32(2). SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Khan, S., Khan, I., Qureshi, Q. A., Ismal, H. M., Schuler, R. S., & Jackson, S. E. (1996).
Rauf, H., Latif, A., & Tahir, M. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia:
The Styles of Leadership: A Critical Menghadapi Abad ke-21. Jilid 2. Edisi 6.
Review. Public Policy and Terj. Abdul Rosyid dan Peter Remy
Administration Research, 5(3), 87-92. Yosy Pasla. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kreitner R., & Kinicki. A. (2014). Perilaku Sekaran, U. (2006). Research Methods for
Organisasi. Buku 2. Edisi 9. Terj. Biro Business: Metodologi Penelitian Bisnis.
Bahasa Alkemis. Jakarta: Salemba Buku 1. Edisi 4,.Terj. Jakarta: Salemba
Empat. Empat.
Mangkunegara, A. A. A. (2017). Manajemen Sekaran, U. (2006). Research Methods for
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Business: Metodologi Penelitian Bisnis.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Buku 2. Edisi 4. Terj. Jakarta: Salemba
Maulizar, S. M., & Yunus, M. (2012). Pengaruh Empat.
Kepemimpinan Transaksional Dan Siagian, S. P. (2018). Teori dan Praktek
Transformasional Terhadap Kinerja Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Karyawan Bank Syariah Mandiri Cabang Thoha, M. (2012). Kepemimpinan Dalam
Banda. Jurnal Manajemen, 1(1), 58-65. Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo
Mustafa EQ, Z. (2013). Mengurai Variabel Persada.
Hingga Instrumentasi. Yogyakarta: Veliu, L. Manxhari, M., Demiri, V., & Jahaj,
Graha Ilmu. L. (2017). The Influence Of Leadership
Nanjundeswaraswamy, T. S., & Swamy, D. R. Styles On Employee's Performance.
(2014). Leadership styles. Advances in Journal of Management, 31(2), 59-69.
Management, 7(2), 57-62. Wibowo. (2016). Manajemen Kinerja. Edisi 5.
Odumeru, J. A., & Ogbonna, I. G. (2013). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Transformational vs. Transactional Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber
Leadership Theories: Evidence in Daya Manusia Teori Aplikasi dan
Literature. International Review of Penelitian. Jakarta: Penerbit Salemba
Management and Business Empat.
Research, 2(2), 355-361.
Yukl, G. A. (2013). Leadership in organiza-
Pradana, M. A., Sunuharyo, B. S., & Hamid, D. tions. Prentice-Hall: Pearson Education.
(2013). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional dan Transaksional
terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan Tetap PT. Mustika Bahana
Jaya, Lumajang). Jurnal Administrasi
Bisnis, 4(1), 1-11.
Noe, R.A., Hollenbeck, J. R., Gerhart, B., &
Wright, P. M. (2014). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Buku 1. Edisi 6.
Terj. David Wijaya. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai