Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
10119210030
PEMBIMBING :
A. Identitas Pasien
A. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri pada lutut kanan
B. PEMERIKSAAN FISIS
Kesadaran:
Sakit Sedang/Gizi Cukup/ Compos mentis
BB= 70 kg; TB= 156 cm; IMT=29,16 kg/m2 (Obes I)
Tanda Vital:
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 90 kali/ menit (Reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 20 kali/ menit
o
Suhu : 37 C (axilla)
Kepala:
Bentuk : Normochephali
Simetris Muka : Simetris kiri dan kanan
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah rontok
Mata:
Eksoptalmus/ Enoptalmus: (-/-)
Kelopak Mata : Edema palpebra (-), ptosis (-)
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Sklera : Ikterus (-/-)Kornea : Jernih, reflex kornea (+)
Pupil : Bulat, isokor, ∅ 2,5mm/2,5mm, RCL +/+,
RCTL +/+
Telinga:
Tophi : (-/-)
Pendengaran : Tidak ada kelainan
Nyeri Tekan di Proc. Mastoideus : (-/-)
Hidung:
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
Mulut:
Bibir : Kering (-), stomatitis (-)
Gusi : Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-)
Leher:
Kel. Getah Bening: Tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kel. Gondok : Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
Kaku Kuduk : (-)
Tumor : (-)
Dada:
- Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri dan kanan
- Bentuk : Normothoraks
- Sela Iga : Tidak ada pelebaran
- Lain-lain : Barrel chest (-), pigeon chest
(-), massa tumor (-)
Paru:
o Palpasi:
Fremitus Raba : Kiri = Kanan
Nyeri Tekan : (-)
o Perkusi:
Paru Kiri : Sonor
Paru Kanan : Sonor
Batas Paru Hepar : ICS V-VI anteriordextra
Batas Paru Belakang Kanan :Vertebra thorakal X dextra
Batas Paru Belakang Kiri :Vertebra thorakal XI sinistra
o Auskultasi:
Bunyi Pernapasan :Vesikuler
Bunyi Tambahan :
Ronkhi - - Wheezing - -
- - - -
- - - -
Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung
kanan:linea parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea
midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
▪ BJ I/II : Murni reguler
▪ Bunyi Tambahan : Bising (-)
Perut:
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
o Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan epigastrik (+)
B. ASSESMENT
- Arthritis Gout kronis bertofus akut
- Dyspepsia
- CKD
- Anemia
C. PENATALAKSANAAN AWAL
- Kolkisin 0,5 mg/12 jam
- Alupurinol 100 mg/24 jam
- Ceftriaksone /12jam/IV
- Pantoprazole/24jam/IV
- Aminefron 3x1
- Asam folat 2x400
- Alupurinol 100 mg/24 jam
Anjuran Pemeriksaan :
- Kontrol Darah rutin, Kimia darah, analisis darah tepi (Fe, TIBC, ferritin).
D. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia et malam
Ad Functionem : Dubia et malam
Ad Sanationem : Dubia et
malam
Follow up pasien di perawatan
Tanggal 08 Oktober 2021 Tanggal 09 Oktober 2021
S: Nyeri lutut kanan (+) dan jari-jari kaki S: Nyeri lutut kanan (+) dan jari-jari kaki
(+), nyeri ulu hati berkurang , mual (+),
(+), nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (-),
muntah (-), BAK dan BAB normal
BAK dan BAB normal O: TD : 120/70 mmHg
N : 82 x/menit
O: TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 90 x/menit
S : 36,20C
RR : 20 x/menit
SpO2 : 98%
S : 36,20C
CA : -/-
SpO2 : 98%
Scl Ikterik : -/-
CA : -/-
Thorax : Simetris
Scl Ikterik : -/-
Paru : Ves +/+, Rh -/-, Whz
Thorax : Simetris
-/-
Paru : Ves +/+, Rh -/-, Whz
Jantung : BJ I dan II regular
-/-
Leher : Tidak ada kelainan
Jantung : BJ I dan II regular
Abdomen : Asites (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Nyeri tekan
Abdomen : Asites (-)
epigastrium (+)
Nyeri tekan
Ekstremitas : Akral hangat, Udem
epigastrium (+)
(-)
Ekstremitas : Akral hangat, Udem
CRT < 2 detik
(-)
CRT < 2 detik
A: -Arthritis Gout kronis bertofus akut
A: -Arthritis Gout kronis bertofus akut
- Dyspepsia
- Dyspepsia
- CKD
- CKD
- Anemia
- Anemia
P : IVFD Nacl 0,9% 20 TPM
Ceftriaksone /12jam
P: IVFD Nacl 0,9% 20 TPM
Pantoprazole/24jam/IV
Ceftriaksone /12jam
Aminefron 3x1
Pantoprazole/24jam/IV
Asam folat 2x400 mg
Aminefron 3x1
Alopurinol 100mg/24 jam
Asam folat 2x400 mg
Alopurinol 100mg/24 jam
Pasien laki-laki, 49 tahun, MRS dengan keluhan utama bengkak dan nyeri pada
persendian memberat dialami sejak 1 hari yang lalu. Nyeri pada lutut kanan dan jari-
jari kaki terutama bila digerakkan. Nyeri sebelumnya ada, tapi tidak berat smenjak 2
tahun yang lalu. Terdapat tofus di pedis sinistra, genu dextra , ankle joint dan
metatarsal sinistra. Nyeri tekan pada tofus (+).
Saat ini nyeri ulu hati (+),mual (+), muntah (+)1x berisi makanan, batuk (-) batuk
darah (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-), riwayat sesak dan nyeri dada sebelumnya (-),
nyeri kepala (-), riwayat nyeri ulu hati (-), nafsu makan biasa. Buang air besar saat ini
lancar berwarna kuning konsistensi lunak. Buang air kecil lancar berwarna kuning
jernih.
Riwayat asam urat tinggi (+) sejak 2 tahun yang lalu. Riwayat penyakit rematik
dan asam urat dalam keluarga (-). Riwayat batu ginjal ada (-).Riwayat benjolan (+)
pada kedua tangan, lutut, dan kaki. Riwayat penyakit lain tidak ada.
Pada pasien ini memenuhi kriteria 3a,b,c,e,f,h,i,j, (memenuhi lebih dari 6 poin pada
kriteria 3).
Secara umum penatalaksanaan atritis gout adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan farmakologis. Pengobatan dilakukan
secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain, misalnya pada
ginjal. Pengbatan arthritis gout akut bertujuan menghilangkan nyeri sendi dan
peradangan dengan obat-obat antara lain dengan kolkisin, obat anti-inflamasi non-
steroid (OAINS), kortikosteroid, atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat seperti
alopurinol atau obat urikosurik tidak boleh diberikan pada stadium akut. Namun pada
pasien yang telah rutin mendapatkan obat penurun asam urat, sebaiknya tetap
diberikan. Pemberian kolkisin dosis standar utnuk arthritis gout akut secara oral 3-4
kali, 0,5-0,6 mg per hari dengan dosis maksimal 6 mg. Pemberian OAINS dapat pula
diberikan.
Dosis tergantung dari jenis OAINS yang dipakai. Di samping efek anti inflamasi
obat ini juga mempunyai efek analgetik. Jenis OAINS yang banyak digunakan pada
arthritis gout adalah indometasin. Dosis obat ini adalah 150- 200mg/hari selama 2-3
hari dan dilanjutkan 75-100mg/hari sampai minggu berikutnya atau sampai nyeri atau
peradangan berkurang. Kortikosteroid dan ACTH diberikan apabila kolkisin dan
OAINS tidak efektif atau merupakan kontraindikasi pada gout dapat diberikan oral
atau parenteral. Indikasi pemberian adalah pada arthritis gout yang akut yang
mengenai banyak sendi (poliartikular). Pada stadium interkritik dan menahun tujuan
pengobatan adalah untuk menurunkan kadar asam urat sampai kadar normal guna
mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet
rendah garam dan pemakaian obat allopurinol bersama dengan obat urikosurik yang
lain.4
Nyeri merupakan keluhan utama pasien rematik, dalam hal ini gout arthritis.
Nyeri pada penyakit rematik umumnya karena inflamasi. Untuk menghilangkan dan
meringankan keluhan ini digunakanlah obat yang mampu menghambat proses
inflamasi dan memiliki efek analgesik serta anti piretik yang diklasifikasikan sebagai
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Penggunaan OAINS yang kurang
tepat dapat menyebabkan gastropati.4
1.1 Definisi
Menurut American College of Rheumatology, gout adalah suatu penyakit dan
potensi ketidakmampuan akibat radang sendi yang sudah dikenal sejak lama,
gejalanya biasanya terdiri dari episodik berat dari nyeri infalamasi satu sendi.1
Gout adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling
sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat
juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan,
pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya hanya
mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan dari
waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout merupakan istilah yang
dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya
konsentrasi asam urat (hiperurisemia).1
1.2 Epidemiologi
Dalam beberapa dekade terakhir, prevalensi penyakit ini meningkat hampir 2
kali lipat di Amerika. Di Cina, penduduk Cina yang mengalami keadaan
hiperurisemia berjumlah hingga 25%. Hal ini mungkin disebabkan karena gaya hidup
seperti diet purin tinggi, konsumsi alkohol yang berlebihan, dan medikasi-medikasi
lain (Wortman, 2002).5
Alexander (2010) menyatakan prevalensi asam urat (gout) di Amerika serikat
meningkat dua kali lipat dalam populasi lebih dari 75 tahun antara 1990 dan 1999,
dari 21 per 1000 menjadi 41 per 1000. Dalam studi kedua, prevalensi asam uratpada
populasi orang dewasa Inggris diperkirakan 1,4%, dengan puncak lebih dari 7% pada
pria berusia 75 tahun.5
Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta,
penderita penyakit goutdari tahun ke tahun semakin meningkat dan terjadi
kecenderungan diderita pada usia yang semakin muda. Hal ini tebukti dengan hasil
rekam medik RSCM pada tahun 1993-1995 mengalami kenaikan yaitu padatahun
1993 tercatat 18 kasus, pria 13 kasus dan wanita 5 kasus (1kasus umur 2-25 tahun, 12
kasus umur 30-50 tahun, dan 5 kasus umur >65 tahun). Pada tahun 1995 jumlah
kasus yang tercatat adalah 46 kasus, 37 pria dan 9 wanita, 2 kasus umur 2-25 tahun,
40 kasus umur 30-50 tahun dan 4 kasus umur > 65 tahun (Krisnatuti, 1997). 5
Prevalensi penderita asam urat tertinggi di Indonesia berada pada penduduk di
daerah pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado – Minaha sebesar 29,2 %
pada tahun 2003dikarenakan kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi
alkohol. Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine berkurang
sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah (Anonim, 2009).5
1.3 Etiologi
1.2.1 Hiperurisemia dan Gout Primer
Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum jelas
diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan
hiperurisemia primer. Gout primer yang merupakan akibat dari hiperurisemia primer,
terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena produksi
yang berlebih (10-20%). Hiperurisemia karena kelainan enzim spesifik diperkirakan
hanya 1% yaitu karena peningkatan aktivitas varian dari enzim
phosporibosylpyrophosphatase (PRPP) synthetase, dan kekurangan sebagian dari
enzim hypoxantine phosporibosyltransferase (HPRT). Hiperurisemia primer karena
penurunan ekskresi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan menyebabkan
gangguan pengeluaran asam urat yang menyebabkan hiperurisemia.6
1.3.4 Penyakit-Penyakit
Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia. Mis.
Obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia, dsb. Adipositas
tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat untuk gout pada laki-laki,
sedangkan penurunan berat badan adalah faktor pelindung. (Purwaningsih, 2005)6
1.3.5 Obat-Obatan
Beberapa obat-obat yang turut mempengaruhi terjadinya hiperurisemia. Mis.
Diuretik, antihipertensi, aspirin, dsb. Obat-obatan juga mungkin untuk memperparah
keadaan. Diuretik sering digunakan untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan
produksi urin, tetapi hal tersebut juga dapat menurunkan kemampuan ginjal untuk
membuang asam urat. Hal ini pada gilirannya, dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darah dan menyebabkan serangan gout. Gout yang disebabkan oleh pemakaian
diuretik dapat "disembuhkan" dengan menyesuaikan dosis. Serangan Gout juga bisa
dipicu oleh kondisi seperti cedera dan infeksi.hal tersebut dapat menjadi potensi
memicu asam urat. Hipertensi dan penggunaan diuretik juga merupakan faktor risiko
penting independen untuk gout. (Luk, 2005)6
Aspirin memiliki 2 mekanisme kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah
menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar asam urat, sedangkan dosis
tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik.(Doherty, 2009)6
1.5 Diagnosis
Gold standard dalam menegakkan gout arthritis adalah ditemukannya kristal
urat MSU (Monosodium Urat) di cairan sendi atau tofus. Untuk memudahkan
diagnosis gout arthritis akut, dapat digunakan kriteria dari ACR (American College
Of Rheumatology) tahun 1977 sebagai berikut :
A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
B. Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis sebagai berikut :
1. Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut
2. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari
3. Arthritis monoartikuler
4. Kemerahan pada sendi
5. Bengkak dan nyeri pada MTP-1
6. Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1
7. Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal
8. Kecurigaan terhadap adanya tofus
9. Pembengkakan sendi yang asimetris (radiologis)
10. Kista subkortikal tanpa erosi (radiologis)
11. Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi7
Yang harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun
kadar asam urat normal.(Hidayat, 2009)7
1.6 Penatalaksanaan
Secara umum, penanganan gout arthritis adalah memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini
agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout arthritis
akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan dengan obat-obat,
antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), kortikosteroid atau
hormon ACTH. Obat penurun asam urat penurun asam urat seperti alupurinol atau
obat urikosurik tidak dapat diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien yang
secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan.
Pada stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar
asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan. Penurunan kadar asam
urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat alupurinol
bersama obat urikosurik yang lain. (Putra, 2009)8
Penelitian terbaru telah menemukan bahwa konsumsi tinggi dari kopi, susu
rendah lemak produk dan vitamin C merupakan faktor pencegah gout.(Doherty,
2009)8
DAFTAR PUSTAKA