Anda di halaman 1dari 7

Nama : Tiara Oktavia

NIM : PO.71.34.1.19.033

Tingkat :3A

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOHEMATOLOGI DAN BANK DARAH

Praktikum ke: 6 (enam)

Hari/tanggal : Senin/ 8 november 2021

Materi : Pemeriksaan crossmatch ( uji silang serasi)


Tujuan : Untuk mengetahui apakah sel darah merah donor bisa hidup
didalam tubuh pasien dan untuk mengetahui ada tidaknya antibody
komplet (tipe IgM) maupun antibody inkomplet (tipe IgG) dalam
serum pasien (mayor) maupun dalam serum donor yang melawan
sel pasien (minor).

Prinsip : antibody yang terdapat dalam serum/plasma, bila direaksikan


dengan antigen pada sel darah merah, melalui inkubasi pada suhu
37˚C dalam waktu tertentu, dan dengan penambahan anti
immunoglobulin akan terjadi aglutinasi

Metode : Tabung

Alat : 1. sentrifuge

2. pipet tetes

3. rak tabung

4. waterbath

5. tabung reaksi

6. wadah limbah

Reagen : 1. Salin (NaCl 0,9 %)


2. Bovine Albumin 22 %
Bahan : 1. Suspensi A 5 %

2. Suspensi O 5 %

3. Plasma golongan Darah A

4. Plasma golongan darah O

probandus :
 (golongan darah A)
Nama : M. Fahri Romadhon
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin: laki-laki
 ( golongan darah O)
Nama : Dwi Nafadyah
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Landasan Teori :

Transfusi Darah Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian


darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan
mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock,
mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto, 2006). Pada akhir
abad ke-19 dan di awal abad ke-20. seorang dokter berkebangsaan Austria dan
bekerja di New York, Karl Landsteiner, menemukan melalui sejumlah besar
pengamatan, bahwa darah manusia yang berasal dari dua orang yang berbeda
tidaklah selalu dapat dicampur begitu saja tanpa perubahan fisik apapun.

Dalam kebanyakan pengamatan, pencampuran darah yang berasal akan


menyebabkan timbulnya pegendapan sel-sel darah merah. Peristiwa mengendap
sel tersebut dinamai sebagai aglutinasi. Pengamatan selanjutnya memperlihatkan,
bahwa peristiwa ini melibatkan sel darah merah dan bagian cair dari darah, yaitu
serum atau plasma. Serum sesorang tidak dapat mengendapkan sel darah merah
orang itu sendiri atau sel darah merah yang berasal dari orang lain, yang bila
darahnya dicampur dengan darah orang yang pertama, tidak menyebabkan
pengendapan. Akan tetapi, bila darah dari 2 orang berbeda dicampur dan
aglutinasi terjadi, maka bila serum dari salah satu dari orang tersebut dicampur
dengan sel darah merah dari orang yang lainnya, akan terjadi aglutinasi (Sadikin,
2002). 

Crossmatch merupakan pemeriksaan utama yang dilakukan sebelum


transfusi yaitu memeriksakecocokan antara darah pasien dan donor sehingga
darah yang diberikan benar-benar cocok dan supaya darah yang ditranfusikan
benar-benar bermanfaat bagi kesembuhan pasien. Pemeriksaan yang dilakukan
sebelum transfusi bertujuan agar sel- sel darah yang ditransfusikan dapat hidup di
tubuh pasien dan tidak menimbulkan kerusakan pada sel darah pasien. Uji
crossmatch penting bukan hanya pada transfusi tetapi juga ibu hamil yang
kemungkinan terkena penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (Yuan, 2011).

Tahapan yang dilakukan pada uji crossmatch antara lain identifikasi


contoh darah pasien yang benar, mengecek riwayat pasien sebelumnya,
memeriksa golongan darah pasien, darah donor yang sesuai golongan darah
pasien, pemeriksaan crossmatch, pelabelan yang benar sebelum darah dikeluarkan
(Setyati 2010).

Fungsi crossmatch adalah:

1. Mengetahui ada tidaknya reaksi antara darah donor dan pasien sehingga
menjamin kecocokan darah yang akan ditranfusikan bagi pasien.
2. Mendeteksi antibodi yang tidak diharapkan dalam serum pasien yang dapat
mengurangi umur eritrosit donor/ menghancurkan eritrosit donor.
3. Cek akhir setelah uji kecocokan golongan darah ABO.

Cara Kerja:

 Persiapan Kerja

1. Nyalakan dan atur suhu incubator/waterbath pada 37⁰C

2. Biarkan reagensia pada suhu kamar sebelum digunakan dan disimpen


kembali pada suhu 2-8⁰C setelah digunakan.

3. Siapkan contoh darah dengan antikoagulan yang akan diperiksa.


4. Lakukan perawatan contoh darah yang akan diperiksa mulai dari
pemisahan plasma dari sdm, pencucian hingga pembuatan suspensi sel.

5. Siapkan ceklist dan lembar kerja pemeriksaan uji silang serasi.

6. Catat tanggal penerimaan sampel, indentitas sampel, tanggal


pemeriksaan.

 FASE I : fase suhu kamar dalam medium saline

1) Ambil 3 buah tabung, Masukan kedalam masing-masing tabung :

 Tabung I Mayor : 2 tetes plasma pasien + 1 tetes sel


donor suspensi 5%

 Tabung II Minor : 2 tetes plasma donor + 1 tetes sel


pasien suspensi 5%

 Tabung III Auto control : 2 tetes plasma pasien + 1 tetes sdm


pasien suspensi 5%

2) Kocok perlahan semua tabung hingga homogen, sentrifugasi 3000rpm selama


15 detik.

3) Baca reaksinya terhadap hemolysis dan atau aglutinasi secara makroskopis.

4) Hasil fase I :

 Hemolysis : Negatif lanjutkan fase II

 Aglutinasi : Negatif lanjutkan fase II

 Tidak hemolysis : positif tidak cocok ( Inkompatibel )

 Tidak aglutinasi : positif tidak cocok ( Inkompatibel )

 FASE II : fase inkubasi 37 ˚C dalm medium bovine albumin

1) Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 2 tetes bovine albumin 22%.

2) Kocok perlahan hingga homogen

3) Inkubasi pada suhu 37⁰C selama 15 menit.

4) Sentrifugasi tabung dengan kecepatan 3000rpm selama 15 detik.

5) Baca reaksi terhadap hemolysis dana atau aglutinasi secara makroskopis.


6) Hasil fase II :

 Hemolysis : Negatif lanjutkan fase II

 Aglutinasi : Negatif lanjutkan fase II

 Tidak hemolysis : positif tidak cocok ( Inkompatibel )

 Tidak aglutinasi : positif tidak cocok ( Inkompatibel )

Hasil pemeriksaan :
1. Pada donor golongan darah A dan donor golongan darah A
 Pada fase I

 Tabung 1( mayor ) : Negatif lanjutkan fase I

 Tabung 2( minor) : Negatif lanjutkan fase I

 pada fase II

 Tabung 1( mayor ) : Negatif lanjutkan fase II

 Tabung 2( minor) : Negatif lanjutkan fase II


2. Pada donor golongan darah A dan donor golongan darah O
 Pada fase I

 Tabung 1( mayor ) : Negatif lanjutkan fase I

 Tabung 2( minor) : positif tidak cocok ( Inkompatibel )

 pada fase II

 Tabung 1( mayor ) : Negatif lanjutkan fase II

 Tabung 2( minor) : Positif tidak cocok ( Inkompatibel )

Pembahasan :
Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknya
darah donor dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak
menimbulkan reaksi apapun pada resipien serta sel-sel darah merah bisa mencapai
masa hidup maksimum setelah diberikan. Uji silang serasi dilakukan untuk
memastikan bahwa tidak ada antibodi pada darah pasien yang akan bereaksi
dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun golongan darah ABO dan
Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk melakukan uji
silang serasi. Mayor crossmatch adalah serum penerima dicampur dengan sel
donor dan minor crossmatch adalah serum donor dicampur dengan sel penerima.
Jika golongan darah ABO penerima dan donor sama, baik mayor maupun minor
test tidak bereaksi. Jika berlainan umpamanya donor golongan darah O dan
penerima golongan darah A maka pada test minor akan terjadi aglutinasi. Mayor
crossmatch merupakan tindakan terakhir untuk melindungi keselamatan penerima
darah dan sebaiknya dilakukan demikian sehingga Complete Antibodies maupun
incomplete Antibodies dapat ditemukan dengan cara tabung saja. Cara dengan
objek glass kurang menjaminkan hasil percobaan. Reaksi silang yang dilakukan
hanya pada suhu kamar saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin Rh yang
hanya bereaksi pada suhu 37˚C.
Pemeriksaan uji silang serasi ini dilakukan untuk satu donor menggunakan
metode aglutinasi dengan tabung. Dalam uji silang ini, sel donor dicampur dengan
serum penerima (Mayor Crossmatch) dan sel penerima dicampur dengan serum
donor dalam bovine albumin 22% akan terjadi aglutinasi atau gumpalan dan
hemolisis bila golongan darah tidak cocok. Pemeriksaan uji silang serasi
(crossmatching) dengan donor didapatkan hasil compatible yaitu darah donor
dapat diberikan kepada resipien jika mayor dan minor hasil negatif dan hasil pada
donor golongan darah donor dapat diberikan kepada resien keadaan emergency
jika mayor crossmatch negatif dan minor positif.

Dokumentasi :
Kesimpulan :

Berdasarkan pemeriksaan uji silang serasi (crossmatching) dengan 2


donor( A dan O) pada pasien golongan darah A, didapatkan hasil pada donor
golongan A compatible yaitu darah donor dapat diberikan kepada resipien dan
hasil pada donor golongan O darah donor dapat diberikan kepada resien jika
keadaan emergency. Hal ini dibuktikan dengan validnya hasil pada uji validitas
yang menandakan bahwa semua langkah uji telah sesuai dengan criteria.

Daftar pustaka :

1. Sari Ellies Tanjung, dkk. 2018. Modul Praktikum Imunohematologi.


Surabaya : Universitas Muhammadiyah.
2. Maharani, Eva Ayu & Noviar, Ganjar.2018.Imunohematologi dan Bank
Darah.Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Keseahatan..
3. https://zdocs.tips/doc/laporan-crossmatch-2-w1knxy9zq41r ( diakses pada
10 november 2021 pukul 19:00)
4. http://repository.unimus.ac.id/442/3/BAB%20II.pdf ( diakses pada 10
november 2021 pukul 21:00)

Mengetahui,
Palembang, 10 oktober 2021
Dosen Pembimbing
Mahasiswa

1. Anton Syailendra, S.Pd, M.Biomed.


Tiara Oktavia
2. Dian Adhe Bianggo Naue, SST, M.Biomed.
PO.71.34.1.19.033
3. Sri Sulpha Siregar, SST, M.Biomed.

Anda mungkin juga menyukai