Anda di halaman 1dari 13

JUDUL SITUS

MenuLANJUT KE KONTEN

Cari

MAKALAH FILSAFAT ILMU ILMU PENGETAHUAN DAN


PENGETAHUAN ILMIAH
9 OKTOBER 2017 / SOGABILIYANJAYA33

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia karena
manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secara sungguh-
sungguh. Binatang juga mempunyai pengetahuan, namun pengetahuan ini terbatas untuk
kelangsungan hidupnya (survival). Manusia mengembangkan pengetahuannya untuk
mengatasi kebutuhan-kebutuhan kelangsungan hidup ini dan berbagai problema yang
menyelimuti kehidupan.
Manusia senantiasa penasaran terhadap cita-cita hidup ini. Yang hendak diraih adalah
pengetahuan yang benar, kebenaran hidup itu. Manusia merupaka makhluk yang berakal budi
yang selalu ingin mengejar kebenaran. Dengan akal budinya, manusia mampu
mengembangkan kemampuan yang spesifik manusiawi, yang menyangkut daya cipta, rasa
maupun karsa. Ketika orang menyaksikan sebuah pantai, sebut saja Pantai Pasir Putih, orang
akan terheran-heran dengan pasir putih. Kemegahan alami itu menggugah perhatian manusia,
setidaknya ingin mengetahui sesungguhnya apakah hidup itu seperti pasir? Siapa yang
menciptakan pasir putih berib-ribu dan bahkan berjuta-juta butir, serta untuk apa maknanya
bagi manusia.

Pada pembahasan makalah kali mencoba menjelaskan tentang ilmu pengetahuan dan
pengetahuan ilmiah, yang meliputi hakikat ilmu pengetahuandan pengethuan ilmiah,
hubungan ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah, dan apakah pengetahuan tersebut
merupakan pengetahuan yang benar adanya atau sebaliknya.

 
 

1. Rumusan Masalah
2. Apa Pengertian Ilmu dan Pengetahuan ?
3. Apa Hakikat Ilmu Pengetahuan ?
4. Apa Objek Ilmu Pengetahuan ?
5. Apa Pengertian Pengetahuan Ilmiah ?
6. Apa Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan Pengetahuan Ilmiah ?
7. Apa Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan Ilmiah ?
8. Apa Pengertian Metode Ilmiah ?
9. Apa pengertian Kebenaran Ilmiah ?
 
1. Tujuan
2. Untuk mengetahui Pengertian Ilmu dan Pengetahuan.
3. Untuk Mengetahui Hakikat Ilmu Pengatahuan.
4. Untuk Mengetahui Objek Ilmu Pengetahuan.
5. Untuk Mengetahui Pengertian Pengetahuan
6. Untuk Mengetahui Perbedaan Ilmu Pengetahuan Dengan Pengetahuan Ilmiah.
7. Untuk Mengetahui Hubungan ilmu pengetahuan dan pengetahuan ilmiah.
8. Untuk mengetahui pengertian metode ilmiah.
9. Untuk Mengetahui pengertian Kebenaran Ilmiah.
 

 
 

BAB II
PEMBAHASAN
ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ziman J. (dalam Qadir C.A.,1995:53) memberikan definisi ilmu pengetahuan sebagai
rangkaiyan konsep dan kerangka konseptual yang saling berkaitan dan telah berkembang
sebagai hasil percobaan dan pengamatan yang bermanfaat untuk percobaan lebih lanjut.
Pengertian percobaan disini adalah pengkajian atau pengujian terhadap kerangka konseptual,
ini dapat dilakukan dengan penelitian (pengamatan data wawancara) atau dengan percobaan
(eksperimen).[1]
Menurut Notoatmodjo (2003), ilmu pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Secara garis besar menurut
Notoatmodjo (2005) domain tingkat ilmu pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan,
meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan
mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang
diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang
lain.[2]
Ilmu engetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah, yakni
melalui “penyelidikan yang sistematik, terkontrol dan bersifat empiris atau sesuatu relasi
fenomena alam (Aceng Rahmat Dalam Sabarti Akhadiah Dan Wanda Dewi Listyasari, 2011:
15) perbedaan ini terlihat pengertian ilmu pengetahuan (sains) sendiri, yaitu :
1. Ilmu yang teratur (sistematik) dan dapat diuji kebenarannya;
2. Ilmu yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata, misalnya fisika, kimia, dan biologi
(KBBI: 767).[3]
Sedangkan secara terminologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata
pelajaran). Dalam penjelasan lain, pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia
untuk tahu.[4]
Pengertian ilmu pengetahuan menurut para ahli, antara lain :
 Helmy A. Kotto menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematik, konsisten, dan berkesinambungan serta telah teruji kebenarannya
dan dapat diandalkan kegunaannya bagi manusia.
 Dadang Ahmad menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan
(konstruksi) yang terus-menerus sampai dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam
itu sendiri.
 Ashley Montagu dalam bukunya “The Cultured Man” menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan
yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengalaman, pembelajaran dan percobaan
untuk menentukan hakikat yang sedang dipelajari.
 Afayanev dalam bukunya “Marxist Philosophy” menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan alam dalam
konsep, kategori-kategori dan hukum-hukum yang ketepatan dan kebenarannya dapat diuji
dengan pengalaman praktis.[5]
 Menurut A. Susanto yang mengutip pendapat Suparlan suhartono, “Ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang menjelaskan tentang  adanya sesuatu hal hal yang diperoleh secara biasa atau
sehari-hari melalui pengalaman-pengalaman, kesadaran, informasi, dan sebagainya.
Dari beberapa definisi diatas dapat kami simpulkan bahwa, ilmu pengetahuan merupakan
hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat
menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-
konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.

1. Hakikat Ilmu Pengetahuan


Banyak orang mengartikan pengetahuan dan ilmu pengetahuan itu sama, hal tersebut
memang tidak salah seluruhnya namun perlu ditinjau berdasarkan kaidah keilmuan agar dapat
memahami sesungguhnya. Sebagaimana analogi yang telah dipaparkan, bahwa ilmu
pengetahuan adalah tahapan atau bagian dari pengetahuan. Sehingga dapat dipahami bahwa
pengetahuan berbeda dengan ilmu pengetahuan. Lebih tepatnya ilmu pengetahuan adalah
bagian dari pengetahuan.

Kata ilmu pengetahuan merupakan terjemahan dari kata “science”, yang secara etimologis
berasal dari kata latin “scinre”, artinya “to know”. Namun, pengertian science ini sering salah
diartikan, dan direduksi berkaitan dengan ilmu alam semata padahal tidak demikian. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Pendapat lain menerangkan bahwa
ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang mengembangkan dan melaksanakan aturan-
aturan mainnya dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhannya.[6]
Dapat dipahami bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengembangan dari pengetahuan yang
memiliki aturan tertentu dan dapat diuji kebenarannya karena berkaitan dengan penafsiran
suatu hal yang pada umumnya berlaku secara umum. Dalam Bahasa Inggris “Science is the
system of man’s knowledge on nature, society and thought. It reflect the world in concepts,
categories and law, the correctness and truth of which are verified by practical experience”.
[7]
 

1. Objek Ilmu Pengetahuan 


Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan ilmu
pengetahuan adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu
pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah
objek material dan objek formal. Setiap bidang ilmu pengetahuan baik itu ilmu khusus
maupun ilmu filsafat harus memenuhi ke dua objek tersebut.

Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), sesuatu
hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material mencakup hal konkrit
misalnya manusia, tumbuhan, batu ataupun hal-hal yang abstrak seperti ide-ide, nilai-nilai,
dan kerohanian. Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh
peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal
dari suatu ilmu pengetahuan tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu pengetahuan, tetapi
pada saat yang sama membedakannya dari bidang-bidang yang lain. Satu objek material
dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu pengetahuan yang
berbeda-beda.[8]
1. Pengertian Pengetahuan Ilmiah
Pengetahuan ilmiah berasal dari kata bahasa Inggris science, yang berasal dari bahasa
latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari, mengetahui.
[9] Sedangkan Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia didalamnya terkandung adanya
pengetahuan yang pasti, lebih praktis, sistematis, metodis, ilmiah dan mencakup kebenaran
umum mengenai objek studi yang lebih bersifat fisis (natural).[10]
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang sudah sukses luar biasa dengan cara
memadukan pengujian, yang merupakan siri ilmu popular dengan penyusunan teori (ciri ilmu
pengetaguan literer).[11]
Pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan
menggunakan metode-metode ilmiah.[12] Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang diperoleh dan
dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia,
secara ilmiah, yakni dengan menerapkan metode ilmiah.[13]
Menurut The Liang Gie memberikan pengertian pengetahuan ilmiah adalah rangkaian
aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman
secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan seluruh pengetahuan
sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.

Aktivitas
 

Ilmu
 

Metode                                               Pengetahuan
Pengetahuan ilmiah diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan
dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang
sistematis.

Pengetahuan ilmiah mempunyai 5 (lima) ciri pokok sebagai berikut :

Pengtahuan itu harus diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan.


Berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai
hubungan ketergantungan dan teratur.

Ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan adan kesukaan pribadi.

Pengetahua ilmiah berusaha membedakan pokok soalnya ke dalam bagian-bagian yang


terperinci untuk memahami sebagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian-bagian itu.

Dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.

Adapun menurut Poedjawijatno (1983) sifat ilmiah itu adalah ada objek (berobjektif),
bermetode, sedapat mungkin harus universal, dan sistematis.[14]
Menurut Buhanuddin salam mengemukakan Pengetahuan ilmiah, yaitu ilmu sebagai
terjemahan dari science. Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara objektif untuk
menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh
dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi, eksperimen, klasifikasi.

Dari kedua definisi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Pengetahuan Ilmiah adalah
kumpulan – kumpulan ilmu pengetahuan yang disusun berdasarkan metode ilmiah.

Pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan
menggunakan metode ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang sudah lebih
sempurna karena telah mempunyai dan memenuhi syarat-syarat tertentu dengan cara berpikir
yang khas, yaitu metodologi ilmiah.

Menurut Karlina Supeli dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan (Epsitomologi) pada Pascasarjana
Universitas Indonesia tahun 1998/1999, pengetahuan ilmiah harus memenuhi tiga syarat,
yaitu:
 Sistematik
yaitu merupakan kesatuan teori-teori yang tersusun sebagai suatu sistem.

 Objektif atau dikatakan pula sebagai intersubjektif


yaitu teori tersebut terbuka untuk diteliti oleh orang lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian
bersifat universal.

 Dapat dipertanggung jawabkan


yaitu mengandung kebenaran yang bersifat universal, dengan kata lain dapat diterima oleh
orang-orang lain/ahli-ahli lain.[15]
 

1. Perbedaan Pengetahuan dan Pengentahuan Ilmiah


Ernest Nagel secara rinci membedakan ilmu pengetahuan dengan pengetahuan ilmiah.
Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam ilmu pengetahuaninformasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang
mengapa dan bagaimana. Ilmu pengetahuan tidak melakukan pengujian kritis hubungan
sebab-akibat antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sedang dalam pengetahuan ilmiah di
samping diperlukan uraian yang sistematik, juga dapat dikontrol dengan sejumlah fakta
sehingga dapat dilakukan pengorganisasian dan pengklarifikasian berdasarkan prinsip-prinsip
atau dalil-dalil yang berlaku.
2. Pengetahuan ilmiah menekankan pada ciri sistematik.
3. Pengetahuan ilmiah didasarkan pada pengetahuan-pengetahuan yang ada sebelumnya dan
terikat satu sama lain. Sedang ilmu pengetahuan tidak memberikan penjelasan (eksplanasi)
yang sistematis dari berbagai fakta yang terjalin. Di samping itu, dalam ilmu pengetahuan
cara pengumpulan data  bersifat subjektif, karena ilmmu pengetahuan sarat dengan muatan-
muatan emosi dan perasaan.
4. Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan, pengetahuan ilmiah menjadikan konflik sebagai
pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Pengetahuan ilmiah berusaha untuk mencari,
dan mengintroduksi pola-pola eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk mempertegas
aturan-aturan. Dengan menunjukkan hubungan logis dari proposisi yang satu dengan lainnya.
5. Kebenaran yang diakui oleh ilmu pengetahuan bersifat tetap, sedang kebenaran dalam
pengetahuan ilmiah selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah
selalu dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu
dapat diperbaharui atau diganti.
6. Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk memberikan
penjelasan pengungkapan fakta. Istilah dalam ilmu pengetahuan biasanya mengandung
pengertian ganda dan samar-samar. Sedang pengetahuan ilmiah merupakan konsep-konsep
yang tajam yang harus dapat diverifikasi secara empirik.
7. Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur. Pengetahuan ilmiah didasarkan pada
metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains), metoda yang dipergunakan adalah
metoda pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedang ilmu sosial dan budaya
juga menggunakan metode pengamatan, wawancara, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi.
Dalam ilmu pengetahuan cara mendapatkan pengetahuan tersebut hanya melalui pengamatan
dengan panca indera.[16]
 

1. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan Ilmiah


Pengetahuan Ilmiah berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Setiap pengetahuan ilmiah
merupakan ilmu pengetahuan, namun tidak semua ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
ilmiah. Hal ini disebabkan karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang tidak ilmiah,
misalnya mitos.

Contohnya: mitos orang Jawa tentang peristiwa terjadinya pelangi yang dikatakan sebagai
tangga menuju pemandian bagi dewi-dewi khayangan. Adapun hujan yang acapkali rintik-
rintik dikatakan sebagai air mata dewi-dewi tadi yang menangisi salah seorang dewi yang
tertinggal di bumi dan tidak bisa kembali ke khayangan karena selendangnya diambil maling
yang mengintip mereka sewaktu mandi. Kisah ini merupakan ilmu pengetahuan tipe mitos
yang tetap hidup dan bermanfaat, namun bukan pengetahuan ilmiah.

Menambah pengetahuan ilmiah, pasti menambah ilmu pengetahuan, tapi kalau menambah


ilmu pengetahuan belum tentu menambah pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah akan
bertambah bila ilmu pengetahuan bertambah, dan ilmu pengetahuan akan menjadi tidak
berguna saat anda tidak mempunyai pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah hal yang
di dapat setelah meng-implementasikan ilmu pengetahuan yang di terima. Pengetahuan
ilmiah adalah praktek dari ilmu pengetahuan. Apa yang kamu ketahui adalah ilmu
pengetahuan, jika kamu mempraktekkannya maka kamu berilmu. Pengetahuan ilmiah adalah
sekumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara logis dan sistematis dan dapat diukur
serta diuji kebenarannya, untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah diperlukan ilmu
pengetahuan, demikian juga didalam memperoleh ilmu pengetahuan dibutuhkan juga
pengetahuan ilmiah. Jadi hungann pengetahuan ilmiah dan ilmu pengetahuan sangat erat,
karena antara pengetahuan ilmiah dan ilmu pengetahuan sulit untuk dipisahkan.[17]
 

1. Metode ILmiah
Kata Metode berasal dari bahasa yunani, methodos berarti jalan, cara, arah. Metode dapat
pula diartikan uraian ilmiah penelitian atau metode ilmiah. Dengan demikian metode dapat
pula diartikan cara bertindak menurut aturan tertentu dengan tujuan agar aktivitas dapat
terlaksana secara rasional dan terarah supaya dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya.[18]
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh
sesuatu interelasi.”

Metodis berarti dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode
tertentu, tidak serampangan. Sistematis berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan
menjabarkan pengetahuan yang diperoleh, menggunakan langkah-langkah tertentu yang
teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren berarti setiap
bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan
berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research). Usaha-usaha itu
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah dapat dibedakan atas:

1. Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris. Pengetahuan ini


diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk
dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain.
2.  Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini
diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsep-konsep.
Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika, kimia, dan lain-
lain.
3. Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut pengetahuan filsafat. Pengetahuan
filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian
kritis, logis rasional) dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi keberadaan seluruh
kenyataan.
Metode ilmiah adalah berbagai  prosedur yang mewujudkan pola pola-pola dan tata langkah
dalam pelaksanaan sesuatu penelitian ilmiah. Pola dan tata langkah prosedural itu
dilaksanakan dengan  dengan cara-cara operasional dan tehnis yang lebih terinci.[19]
 

1. Kebenaran Ilmiah
Kebenran ilmiah maksudnya adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti kebenarannya
menurut norma-norma keilmuan. Kebenaran ilmiah cenderung bersifat objektif, didalamnya
terkandung sejumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang berbeda beda, tetapi saling
bersesuaian.[20]
Untuk menentukan kebenaran suatu pengetahuan ada beberap teori yang dapat dijadikan
sebagai kriteria. Menurut Michael Williams terdapat 5 teori kebenaran, yaitu:

1. Kebenaran Koherensi
Sesuatu yang koheren dengan sesuatu yang lain berarti ada kesesuaian atau keharmonisan
dengan sesuatu yang memiliki hirarki lebih tinggi, hal ini dapat berupa skema, sisitem, atau
nilai. Koheren tersebut mungkin saja tetap pada dataran sensual rasional, tetapi mungkin pula
menjangkau dataran transenden.

2. Kebenaran Korespondensi
Berfikir benar korespondensi adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan
sesuatu yang lain. Korespondensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau
berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan (positifisme), antara fakta
dengan beliefyang diyakini, yang sifatnya spesifik.

3. Kebenaran Performatif
Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan actual dan menyatukan
apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis, yang teoritik, maupun yang filosofik. Orang
yang mengetengahkan kebenaran tampilan actual yang disebut dengan kebenaran performatif
tokoh penganut ini antara lain Strawson (1950) dan Geach (1960) sesuatu sebagai benar
biladapat diaktualkan dalam tindakan.

4. Kebenaran Pragmatik
Perintis teori ini adalah Charles S. Pierce. Yang benar adalah yang konkret, yang individual,
dan yang spesifik, demikian James Deweylebih lanjut menyatakan bahwa kebenaran
merupakan korespondensi antara ide denga fakta, dan arti korespondensi menurut Dewey
adalah kegunaan praktis.

5. Kebenaran Proposisi
Sesuatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar dalam logika
Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai denganpersyaratan formal suatu proposisi.
Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks.[21]
Adanya kebenaran itu selalu dihubungkan dengan pengetahuan manusia (subjek yang
mengetahui ) mengenai objek. Jadi kebenaran itu ada pada seberapa jauh subyek mempunyai
pengetahuan mengenai objek. Sedangkan pengetahuan berasal mula dari banyak sumber.
Sumber- sumber itu kemudian sekaligus berfungsi sebagai ukuran kebenaran.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi kebenaran ilmiah menunjuk
pada keharusan ilmu untuk bisa memberikan penjelasan secara rinci, lengkap, dan runtut
mengenai berbagai hal yang menjadi perhatian manusia. Penjelasan tersebut bisa bersifat
deskriptif, preskriptif, eksposisi pola, maupun rekonstruksi histories.
Fungsi nya juga sebagai pengendalian yaitu mencegah agar gejala-gejala yang tidak
diinginkan tidak terjadi serta mendorong agar terjadi gejala-gejala yang dikehendaki.

 
 

 
BAB III
KESIMPULAN
 
Ilmu pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup
berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui
pengalaman.

            Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan. Namun bukan sebaliknya kumpulan


ilmu pengetahuan adalah pengetahuan. Kumpulan pengetahuan agar dapat dikatakan ilmu
pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimaksudkan adalah
objek material dan objek formal.
Pengetahuan ilmiah adalah segenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan
menggunakan metode ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang sudah lebih
sempurna karena telah mempunyai dan memenuhi syarat-syarat tertentu dengan cara berpikir
yang khas, yaitu metodologi ilmiah.

Pengetahuan Ilmiah berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Setiap pengetahuan ilmiah


merupakan ilmu pengetahuan, namun tidak semua ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
ilmiah. Hal ini disebabkan karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang tidak ilmiah,
misalnya mitos.

Untuk menentukan kebenaran suatu pengetahuan ada beberap teori yang dapat dijadikan
sebagai kriteria. Menurut Michael Williams terdapat 5 teori kebenaran, yaitu: kebenaran
koherensi, kebenaran korespondensi, kebenaran performatif, kebenaran pragmatik, kebenaran
proposisi

 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Press.
Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific.
Jalaluddin. 2013. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mudhofir, A. 2005. Pengenalan Filsafat. Filsafat Ilmu.Yogyakarta : Liberty.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Salam, Burhanuddin. 2003. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi aksara.
Soedojo, Peter. 2004. Pengantar Sejarah Dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Pres.
Supelli, Karlina. 2010. Ruang Publik. Yogyakarta: Kanisius.
Surajiyo. 2008. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, Jujun. 2009. Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Susanto, A. 2014. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
Suwardi Endraswara, M. HUM. 2012. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: CAPS.
The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
[1]Tabrani
[2]Soekidjo Notoatmodjo.  Metodologi Penelitian Kesehatan. (Jakarta: PT Rineka Cipta.
2003).
[3]Jalaluddin. Filsafat Ilmu Pengetahuan. (Cet. I. Jakarta: Rajawali Pers. 2013).hlm 83-84
[4]Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat (Jakarta: Bumi aksara, 2003), hlm.5.
[5]A. Susanto, Filsafat Ilmu, (Cet.06 .Jakarta: Bumi Aksara. 2014).hlm . 84.
[6]Jujun Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebagai Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2009).hlm. 35.
[7]Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat. . . . . . . . . .  . . hlm.10.
[8]A Mudhofir. Pengenalan Filsafat. Filsafat Ilmu.( Cetakan III. Yogyakarta : Liberty.
2005).
[9]Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. (Cet.  .Jakarta: Bumi Aksara.
2010).hlm. 56.
[10]A. Susanto, Filsafat Ilmu, . . . . . . . . .  . . . ..hlm . 77.
[11]Tabrani
[12]Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. (Cet. III. Jakarta: Bumi Aksara. 2008).hlm 60.
[13]Peter Soedojo. Pengantar Sejarah Dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam. (Cet. I.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres. 2004).hlm 33.
[14]Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. . . . . . .  . . . ..hlm. 62.
[15]Karlina Supelli. Ruang Publik (Yogyakarta: Kanisius. 2010).hlm 329.
 

[16]Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific.
 

[17]Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu.( Jakarta: Rajawali Press.2011).


[18]A. Susanto, Filsafat Ilmu… . . . . . . . hlm. 84
[19]The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta) .hlm 117.
[20] A. Susanto, Filsafat Ilmu.. . . . .  . . . . .hlm. 85-86.
 

[21]Suwardi Endraswara, M. HUM. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: CAPS. 2012).


Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook

 pendidikan, Tak Berkategori

Navigasi tulisan
← Makalah IPS AKTIVITAS EKONOMI
MAKALAH TELAAH KURIKULUM TELAAH KURIKULUM PADA SD/MI KELAS 6 →

Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Komentar 

Nama * 
Email * 
Situs web 

 Beri tahu saya komentar baru melalui email.

 Beritahu saya pos-pos baru lewat surat elektronik.

Cari untuk:

ARSIP
 Agustus 2019

 Mei 2019
 Oktober 2017

NAVIGASI

 Home
 Tentang
 Kontak
Cari untuk:
BUAT SITUS WEB ATAU BLOG GRATIS DI WORDPRESS.COM.  TEMA:
HEMINGWAY REWRITTEN OLEH  ANDERS NORÉN .
 Ikuti
 

Anda mungkin juga menyukai