LANDASAN TEORI
kinerja yang diharapkan dapat tercapai. Pemeliharaan meliputi segala aktivitas yang
terlibat dalam penjagaan peralatan sistem dalam aturan kerja. (Dwiningsih, 2005, p3-4).
kegagalan, dan suatu kegiatan dilakukan atas sistem tersebut agar sistem tersebut tetap
dapat bekerja (Patrick, 2004, p401). M enurut Assauri (2008, p134) maintenance
merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik
supaya tercipta suatu keadaaan operasional produksi yang memuaskan sesuai dengan
produksi, volume produksi serta efisiensi produksi. Agar produk dapat diterima
perlu dilakukan. Dengan adanya perawatan yang baik, kita juga dapat meminimasi
adanya sumber daya yang menganggur disebabkan adanya kerusakan pada mesin ketika
produksi dilakukan dan kita juga dapat meminimasi ataupun menghilangkan biaya
kehilangan produksi. Dengan demikian, fungsi perawatan memiliki peran yang sama
24
pentingnya dengan peran fungsi lainnya yang ada di dalam perusahaan. Dengan adanya
maintenance diharapkan semua fasilitas dan mesin dapat dioperasikan sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan dan mampu meningkatkan kelancaran proses produksi di
dalam perusahaan. Dalam usaha menjaga agar setiap peralatan dan mesin dapat
produksi.
• M enjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi kebutuhan produk itu
dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama jangka waktu
tersebut.
25
keseluruhannya.
• M engadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi – fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan, dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu tingkat keuntungan atau return investment yang sebaik mungkin dan total
maintenance).
service yang berfungsi untuk menjaga fasilitas dalam kondisi yang baik. Tujuan dari
memiliki konsep yang jauh lebih besar dari sekedar menjaga mesin dan fasilitas tetap
berjalan. Konsep ini juga melibatkan perancangan sistem manusia dan teknik yang
komponen perlu direparasi atau di-service. Kerusakan terjadi pada tingkat yang berbeda-
beda selama umur produk. Tingkat kerusakan yang tinggi disebut kehancuran sebelum
waktunya (infant mortality) terjadi pada awal mulai produksi di banyak perusahaan
penggunaan yang tidak wajar yang salah satu sebabnya adalah kurangnya kemampuan
dari operator yang menggunakan mesin tersebut, oleh karena itu, manajemen perlu
membangun sistem pemeliharaan yang meliputi seleksi personel dan juga pelatihan.
Oleh karena itu, suatu jadwal pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat
dan rencana produksi yang lebih tepat dapat dimungkinkan. Preventive maintenance
sangat penting karena kegunaannya sangat efektif dalam menghadapi fasilitas produksi
yang termasuk dalam golongan critical unit. Sebuah fasilitas maupun mesin dapat
produksi.
• Kerusakan fasilitas produksi ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang
dihasilkan.
27
• M odal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas tersebut
p135).
• Routine Maintenance
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan routine
(lubrication) atau pengecekan oli, serta pengecekan bahan bakar dan mungkin
• Periodic Maintenance
dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali dan pada akhirnya satu tahun
jam kerja mesin atau fasiliat produksi sebagai jadwal kegiatan. M isalnya setiap
seratus jam pemakaian mesin sekali, lalu meningkat setiap lima ratus jam
pemakaian mesin sekali dan seterusnya. Jadi sifat kegiatan maintenance tetap
secara periodik atau berkala. Kegiatan periodic maintenance jauh lebih berat
28
penggantian pelor roda (bearing), serta service dan overhaul besar ataupun kecil.
peralatan yang rusak dan harus diperbaiki atas dasar prioritas ataupun kondisi darurat.
Apabila biaya pemeliharaan lebih mahal bila dibandingkan dengan biaya perbaikan yang
muncul ketika terjadi pemogokan maka kita mungkin perlu mempertimbangkan untuk
terjadi masalah pada peralatan tersebut baru diperbaiki. Akan tetapi kita juga perlu
mempertimbangkan akibat dari pemogokan secara penuh yang akan mengganggu proses
Dalam hal ini, kegiatan corrective maintenance bersifat pasif yaitu menunggu
kerusakan sampai terjadi terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan perbaikan agar
fasilitas produksi maupun peralatan yang ada dapat digunakan kembali dalam proses
produksi sehingga operasi dalam suatu proses produksi dapat berjalan lancar dan
MTTR (mean time to repair) dimana time to repair meliputi beberapa aktivitas yang
• Preparation time
sebelum aktivitas perbaikan yang sebenarnya dimulai serta waktu yang dihabiskan
untuk memastikan kerusakan yang ada telah selesai diperbaiki, terkadang juga
meliputi waktu untuk melakukan dokumentasi atas proses perbaikan yang telah
Tindakan corrective ini memakan biaya perawatan yang lebih murah daripada
tindakan preventive. Hal tersebut dapat terjadi apabila kerusakan terjdi disaat mesin atau
fasilitas tidak melakukan proses produksi. Namun saat kerusakan terjadi selama proses
pekerjaan bagian pemeliharaan dapat lebih efisien. Keenam prasyarat tersebut adalah
• Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.
Dalam hal ini data yang dimaksudkan adalah seluruh data mengenai mesin atau
31
peralatan seperti nomor, jenis (types), umur dan tahun pembuatan, keadaan atau
direncanakan per jam atau kapasitas, bagaimana oper ator menjalankan atau
keahliannya, ketentuan yang ada, jumlah mesin dan sebagainya. Dari data ini
mungkin dilakukan.
Dalam hal ini harus dis usun perencanaan kegiat an pemeliharaan untuk
& s cheduling ini menentukan apa yang akan dikerjakan dan kapan
Surat perintah ini dapat memberitahukan atau menyatakan tentang beberapa atau
macamnya.
selesainya.
spareparts (alat-alat) dan material, maka spareparts dan material ini harus
dis ediakan dan diaw asi. Dengan stores control ini, maka manajer bagian
persediaan (stores) ini adalah minimum (dalam arti cukup tidak kurang dan
tidak berlebihan). J adi perlu dijaga agar t etap tersedia s uku cadang-suku
Catatan tentang kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dan apa yang p erlu
unt uk kegiatan m aintenance t crs cbut. J adi p erlu ada cat atan dan
peralatan yang ada dan character dari mas ing-mas ing peralatan (mes in-
mesin) ini, serta catatan tentang inspection interval-nya berapa lama, biaya
produksi seperti jam produksi yang berjalan, waktu berhenti, dan jumlah
produksi.
33
• Harus ada laporan, pengawasan dan analisis (reports, control, and analysis).
yang telah kita adakan dan pengawas an. Kalau pemeliharaannya baik, maka
ini sebenarnya berkat report & control yang ada, dimana kita dap at melihat
efis iens i dan penyimp angan-peny impangan yang ada. D i s amp ing itu juga
pernah terjadi dan waktu terhenti. Analisis ini penting untuk dap at digunakan
pemeliharaan.
Suatu barang dapat dikatakan mengalami kerusakan apabila suatu barang atau
produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Konsep ini juga
berlaku untuk mesin atau fasilitas yang dimiliki oleh suatu pabrik. Ketika suatu mesin
atau peralatan tidak dapat melakukan fungsinya lagi dengan baik, maka mesin atau
mesin tidak dapat digunakan (mesin mengalami gangguan atau kerusakan) sehingga
mesin atau peralatan tidak dapat menjalankan fungsinya seperti yang diharapkan dengan
baik. Breakdown terjadi ketika mesin mengalami kerusakan dimana hal ini akan
hasil dari proses dan juga tentunya akan mempengaruhi kualitas dari produk yang
34
umumnya akan mengalami penurunan dan akan banyak menghasilkan produk defect.
yang dibutuhkan dalam melakukan proses perbaikan. Supply time terdiri lead
lokasi perbaikan.
sumber daya maintenance yang akan melakukan perbaikan pada fasilitas yang
setelah kita mendapatkan akses dan juga mengetahui penyebab dari kerusakan.
2.4.2 Reliability
diandalkan“. Reliability sendiri berasal dari kata reliable yang berarti dapat dipercaya
(trusty, consistent atau honest). Reliabilitas didasarkan pada teori probabilitas pada teori
statistik, yang tujuan pokoknya adalah mampu diandalkan untuk bekerja sesuai dengan
fungsinya dengan suatu kemungkinan sukses dalam periode waktu tertentu yang
ditargetkan. Dalam Assurance Science, reliabilitas ini biasa didefinisikan sebagai “the
probability of a product its intended life and under the operating conditions
encountered”. Jelaslah bahwa disini ada empat elemen dasar yang perlu diperhatikan
yaitu :
dalam peluang, dimana nilai reliabilitas ini akan berada di antara 0 sampai
dengan 1.
karakteristik performansi sistem dimana suatu sistem yang andal harus dapat
Reliability dinyatakan dalam periode waktu. Peluang reliabilitas suatu item untuk
digunakan selama setahun akan berbeda dengan peluang reliabilitas item untuk
sistem atau peralatan seperti suhu, kelembaban dan kecepatan gerak. Hal ini
36
Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan reliabilitas adalah kegagalan atau
kerusakan, dimana pada saat itu mesin atau fasilitas tidak berjalan seperti yang
diharapkan. Karakteristik dari kegagalan atau kerusakan pada produk, mesin ataupun
fasilitas sehubungan dengan waktu dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini:
Tingkat kerusakan
Waktu
Dari gambar di atas kita dapat membaginya ke dalam tiga fase yaitu:
• Fase 1, disebut burn-in region, yaitu wilayah dimana mesin baru mulai
digunakan. Pada wilayah ini resiko kerusakan berada berada pada tingkat yang
• Fase 2, disebut useful life atau fase umur pakai. Dalam hal ini fase kerusakan
konstan atau dapat disebut juga mengalami constant hazard rate. Pada wilayah
ini kerusakan sulit diprediksi dan cenderung terjadi secara acak. Contoh
penyebab kerusakan pada wilayah ini adalah kesalahan dalam operasional mesin.
ekonomis dari mesin telah habis dan melewati batas yang diizinkan. Pada fase ini
pada wilayah ini umumnya adalah kurangnya perawatan, karena telah dipakai
terlalu lama sehingga terjadi karat, atau perubahan pada fisik mesin tersebut.
yang rusak akan diperbaiki ke dalam kondisi tertentu dalam periode waktu tertentu
didefinisikan sebagai probabilitas suatu komponen atau mesin dapat diperbaiki dalam
sistem menunjukkan fungsi yang sesuai dengan yang diharapkan pada waktu tertentu
dinyatakan sebagai persentase suatu komponen atau sistem dapat beroperasi dengan baik
dalam suatu kurun waktu tertentu atau persentase pengoperasian mesin atau komponen
dalam suatu waktu yang tersedia. Besar probabilitas availability menunjukkan besarnya
Semakin tinggi nilai dari availability menujukkan semakin baiknya kemampuan dari
komponen tersebut atau dapat dikatakan apabila availability makin mendekati satu maka
makin tinggi pula kemampuan dari mesin tersebut untuk menjalankan fungsi-fungsinya
dengan maksimal.
• Distribusi Weibull.
dapat digunakan untuk laju waktu kerusakan yang meningkat maupun yang
menurun. Ada dua parameter yang digunakan dalam distribusi ini yaitu
(scale parameter) dan parameter θ disebut juga sebagai parameter bentuk (shape
parameter). Laju kerusakan dari pola data yang terbentuk ditentukan oleh
dari pola data yang ada. Nilai-nilai β yang menunjukkan laju kerusakan terdapat
Fungsi reliabilitas yang terdapat dalam distribusi Weibull adalah (Ebeling, 1997,
p59):
β
⎛ t⎞
−⎜ ⎟
Reliability function: R ( t ) = e⎝ θ⎠
Sumber : http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/apr/section1/apr162.htm
• Distribusi Eksponensial
ini mempunyai laju kerusakan yang tetap terhadap waktu , yang berarti laju
kerusakan tidak tergantung pada umur dari peralatan atau mesin. Distribusi
terdapat peralatan atau mesin yang laju kerusakannya terjadi secara tetap maka
Reliability function: R ( t ) = e− λt
Sumber : http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/apr/section1/apr161.htm
Gambar 2.3 Fungsi Distribusi Eksponensial
• Distribusi Normal
dan kondisi wearout dari suatu komponen atau peralatan. Parameter yang
digunakan dalam distribusi ini adalah μ yang menunjukkan nilai tengah dari data
42
yang termasuk dalam distribusi ini dan juga σ yang menunjukkan standar deviasi
dari data yang termasuk dalam distribusi ini. Distribusi ini juga dapat digunakan
⎛ t −μ ⎞
Reliability function: R ( t ) = 1 − Φ ⎜ ⎟
⎝ σ ⎠
Sumber : http://wiki.uiowa.edu/display/bstat/The+Normal+Distribution
• Distribusi Lognormal
ditemui data yang sesuai dengan distribusi weibull juga dapat sesuai dengan
43
nilai tengah dari data yang termasuk ke dalam distribusi ini. Fungsi reliabilitas
⎛1 t ⎞
Reliability function: R ( t ) = 1 − Φ ⎜ ln ⎟
⎝ s t med ⎠
Sumber : http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/apr/section1/apr164.htm
Identifikasi distribusi dilakukan melalui tiga tahap, yaitu identifikasi awal, uji
kebaikan suai (goodness of fit test), dan penentuan parameter (Ebeling, 1997, p362).
probability plot dan Least-Square Curve Fitting (LSCF).pada probability plot kita akan
membuat grafik dengan titik-titik. Bila data tersebut mengikuti distribusi tertentu, maka
grafik yang terbentuk akan mendekati garis lurus. Namun tingkat subjektivitas dalam
menilai lurus atau tidaknya suatu garis menyebabkan metode ini tidak populer untuk
digunakan.
Identifikasi dengan metode LSCF akan dicari nilai index of fit (r) atau koefisien
korelasi. Distribusi yang digunakan dalam metode LSCF adalah weibull, eksponensial,
normal dan juga lognormal. Distribusi yang paling sesuai berdasar metode ini akan
menunjukkan garis lurus atau linear apabila semakin mendekati 1, sehingga dengan
metode ini, kita akan memilih jenis distribusi yang paling baik apabila nilai index of
fitnya semakin mendekati nilai 1. Berikut ini merupakan rumus-rumus yang digunakan
untuk mencari nilai r berdasarkan keempat distribusi yang telah kita sebutkan di atas:
• Distribusi Weibull
n
⎛ n ⎞⎛ n ⎞
n ∑ x i yi − ⎜ ∑ x i ⎟ ⎜ ∑ y i ⎟
rweibull = i=1 ⎝ i= 1 ⎠ ⎝ i= 1 ⎠
⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤ ⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤
⎢ n ∑ x i − ⎜ ∑ x i ⎟ ⎥ ⎢ n ∑ yi − ⎜ ∑ y i ⎟ ⎥
⎢⎣ i=1 ⎝ i =1 ⎠ ⎥⎦ ⎢⎣ i=1 ⎝ i =1 ⎠ ⎥⎦
x i = ln ( t i )
⎡ ⎛ 1 ⎞⎤
yi = ln ⎢ ln ⎜⎜ ⎟⎟ ⎥
⎢⎣ ⎝ 1 − F ( t i ) ⎠ ⎥⎦
• Distribusi Eksponensial
n
⎛ n ⎞⎛ n ⎞
n∑ x i yi − ⎜ ∑ x i ⎟⎜ ∑ y i ⎟
reksponensial = i =1 ⎝ i=1 ⎠⎝ i =1 ⎠
⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤ ⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤
⎢ n ∑ x i − ⎜ ∑ xi ⎟ ⎥ ⎢ n ∑ y i − ⎜ ∑ y i ⎟ ⎥
⎢⎣ i =1 ⎝ i=1 ⎠ ⎥⎦ ⎢⎣ i=1 ⎝ i =1 ⎠ ⎥⎦
x i = ti
⎡ ⎛ 1 ⎞⎤
yi = ⎢ ln ⎜⎜ ⎟⎟ ⎥
⎢⎣ ⎝ 1 − F ( t i ) ⎠ ⎥⎦
• Distribusi Normal
n
⎛ n ⎞⎛ n ⎞
n ∑ xi y i − ⎜ ∑ x i ⎟ ⎜ ∑ y i ⎟
rnormal =
i= 1 ⎝ i =1 ⎠ ⎝ i =1 ⎠
⎡ n 2 ⎛ n ⎞ ⎤⎡ n 2 ⎛ n
2
⎞ ⎤
2
⎢ n∑ xi − ⎜ ∑ x i ⎟ ⎥ ⎢ n∑ y i − ⎜ ∑ yi ⎟ ⎥
⎣⎢ i =1 ⎝ i=1 ⎠ ⎦⎥ ⎣⎢ i =1 ⎝ i=1 ⎠ ⎦⎥
x i = ti
yi = Φ −1 ⎡⎣ F ( t i )⎤⎦ → diperoleh dari tabel Φ ( z ) pada lampiran
• Distribusi Lognormal
n
⎛ n ⎞⎛ n ⎞
n ∑ x i yi − ⎜ ∑ x i ⎟ ⎜ ∑ y i ⎟
rlognormal = i= 1 ⎝ i= 1 ⎠ ⎝ i= 1 ⎠
⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤ ⎡ n 2 ⎛ n ⎞2 ⎤
⎢ n ∑ xi − ⎜ ∑ x i ⎟ ⎥ ⎢ n∑ yi − ⎜ ∑ y i ⎟ ⎥
⎣⎢ i=1 ⎝ i =1 ⎠ ⎦⎥ ⎣⎢ i =1 ⎝ i=1 ⎠ ⎦⎥
x i = ln ( t i )
yi = Φ −1 ⎡⎣ F ( t i )⎤⎦ → diperoleh dari tabel Φ ( z ) pada lampiran
Uji kebaikan suai digunakan untuk mengetahui validitas dari suatu asumsi
distribusi yang telah kita tentukan sebelumnya. Dimana dalam kasus ini kita
mengasumsikan distribusi tertentu dengan melihat angka korelasi atau index of fit (r)
yang terbesar. Hasil dari uji ini adalah asumsi kita diterima atau asumsi kita ditolak. Uji
goodness of fit yang digunakan untuk satu distribusi tertentu akan berbeda dengan
distribusi lainnya.
Hipotesis yang kita gunakan untuk melakukan uji ini adalah (Ebeling, 1997,
p400-401):
r −1
⎛ ln t i + 1 − ln t i ⎞
k1 ∑⎜ Mi
⎟
i= k 1 + 1 ⎝ ⎠
M k1
⎛ ln t + 1 − ln t i ⎞
k2 ∑⎜ i ⎟
i= 1 ⎝ Mi ⎠
dimana
Mi = Zi+1 − Zi
⎡ i − 0.5 ⎞ ⎤
Zi = ln ⎢ − ln ⎛⎜ 1 − ⎟⎥
⎣ ⎝ n + 0.25 ⎠ ⎦
47
Keterangan:
xi = ln (t i)
r
k1 = → v2 = 2 k1
2
r −1
k2 = → v1 = 2 k 2
2
r, n = banyaknya data
Jika nilai M hitung < M tabel(α,v1,v2) → maka terima H0 dan tolak H1.
Hipotesis yang kita gunakan untuk melakukan uji ini adalah (Ebeling, 1997,
p399):
⎡ ⎛ r ⎞ ⎛ r ⎞⎤
⎢ ⎜ ∑ t i ⎟ ⎜ ∑ ln t i ⎟⎥
2r ⎢ ln ⎜ i=1 ⎟ − ⎜ i =1 ⎟⎥
⎢ ⎜ r ⎟ ⎜ r ⎟⎥
⎢ ⎜⎝ ⎟ ⎜ ⎟⎥
⎣ ⎠ ⎝ ⎠⎦
B=
1+
( r + 1)
6r
Keterangan:
r = jumlah kerusakan
Lognormal
Hipotesis yang kita gunakan untuk melakukan uji ini adalah (Ebeling, 1997,
p402-404):
Dn = max(D1 ,D 2 )
Dimana,
⎡ ⎛ x − x ⎞ i −1 ⎤ ⎡i ⎛ x − x ⎞⎤
D1 = max ⎢ Φ ⎜ i ⎟− ⎥ D2 = max ⎢ − Φ ⎜ i ⎟⎥
1≤i≤ n
⎢⎣ ⎝ s ⎠ n ⎥⎦ 1≤i ≤n n
⎢⎣ ⎝ s ⎠ ⎥⎦
∑( t )
n n 2
∑ ti i −t
Untuk distribusi normal → x = i =1
dan s 2 = i =1
n n −1
∑( )
n n 2
∑ ln t i ln t i − t
Untuk distribusi lognormal → x = i =1
dan s 2 = i =1
n n −1
Keterangan:
Setelah kita melakukan pengujian goodness of fit, maka kita harus melanjutkan
dilanjutkan dengan menghitung besar M TTF (Mean Time to Failure) dan M TTR (Mean
Time to Repair). Jenis parameter yang digunakan pada satu distribusi tidak akan sama
• Distribusi Weibull
β= b
θ = e−( a b )
• Distribusi Eksponensial
λ= b
• Distribusi Normal
1
MTTR → s = dan t med = e −sa
b
1 ⎛a ⎞
MTTF → σ = dan μ = − ⎜ ⎟
b ⎝b⎠
• Distribusi Lognormal
50
Parameter yang digunakan dalam distribusi Lognormal s dan t med untuk, dimana:
1
s=
b
t med = e−sa
Mean Time to Failure merupakan rata-rata interval atau jarak waktu di antara
kerusakan dari suatu distribusi kerusakan, sedangkan Mean Time to Repair merupakan
rata-rata waktu yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Perhitungan
MTTF dan MTTR untuk setiap distribusi berbeda, dimana untuk masing-masing
• Distribusi Weibull
⎛ 1⎞
MTTF = MTTR = θ.Γ ⎜ 1 + ⎟
⎝ β⎠
• Distribusi Eksponensial
1
MTTF = MTTR =
λ
• Distribusi Normal
MTTF = μ
s2
MTTR = t med .e 2
• Distribusi Lognormal
2
s
MTTF = MTTR = t med .e 2
51
downtime dan digunakan untuk menentukan waktu yang paling optimal dalam
melakukan penggantian komponen sehingga total downtime per satu unit waktu dapat
Dalam metode ini jika pada suatu selang waktu t p tidak terdapat kerusakan, maka
tindakan penggantian dilakukan sesuai dengan interval t p. Jika sistem rusak sebelum
selanjutnya akan tetap dilakukan pada waktu t p dan mengabaikan waktu penggantian
perbaikan sebelumnya.
mencapai umur tertentu yang telah ditetapkan, misalnya sebesar t p. Jika pada selang
waktu t p tersebut tidak terdapat kerusakan, maka penggantian akan tetap dilakukan
sebagai tindakan pencegahan. Jika sistem mengalami kerusakan pada selang waktu t p
perbaikan tersebut. Total waktu downtime per unit untuk penggantian pencegahan pada
saat t p dinotasikan sebagai D(t p), dengan rumus sebagai berikut (Jardine, 1993, p96):
dengan:
(
Total ekspektasi downtime per siklus = Tp .R ( t p ) + 1 − R ( t p ) .Tf )
( )(
Ekspektasi panjang siklus = ( t p + Tp ) .R ( t p ) + M ( t p ) + Tf 1 − R ( t p ) )
Dengan menggunakan kedua rumus di atas maka total downtime per unit waktu adalah:
D ( tp ) =
( )
Tp .R ( t p ) + 1 − R ( t p ) .Tf
( t + T ) .R ( t ) + ( M ( t ) + T ) (1− R ( t ) )
p p p p f p
Keterangan:
pada t p.
(pada saat D(t p)min) dapat dilihat dengan menggunakan rumus A ( t p ) = 1− D ( t p ) min
pemeriksaan untuk meminimalkan downtime akibat kerusakan mesin yang terjadi secata
Total downtime per unit waktu yang merupakan fungsi dari frekuensi
pemeriksaan (n) dan dilambangkan dengan D(n). Rumus untuk menghitung downtime
Dimana laju kerusakan akan berbanding terbalik terhadap jumlah pemeriksaan yang
dilakukan:
k
λ (n) =
n
k n
M aka: D ( n ) = +
nxμ i
Dimana:
MTTR
Waktu rata-rata satu kali perbaikan (1 μ ) =
jam kerja / bulan
waktu satu kali pemeriksaan
Waktu rata-rata satu kali pemeriksaan (1 i ) =
jam kerja / bulan
Nilai k adalah nilai yang konstan, sehingga jumlah pemeriksaan optimal (n) dapat
diperoleh dengan:
kxi
n=
μ
dengan fungsi yang diharapkan pada waktu tertentu ketika dioperasikan dalam kondisi
operastional sebuah mesin atau komponen selama interval waktu tertentu. Setelah kita
interval waktu pemeriksaan makan kita dapat melakukan perhitungan availibility total
dari suatu komponen kritis. Kita memperhitungkan tingkat availibiilty agar dapat
mengetahui tingkat ketersediaan atau kesiapan mesin agar untuk melakukan fungsinya
Kedua tingkat availibility tersebut merupakan dua kejadian yang saling bebas
dan tidak saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sehingga berdasarkan teori peluang
untuk dua kejadian yang saling bebas, maka nilai peluang kejadian saling bebas tersebut
Reliability merupakan peluang suatu komponen atau mesin agar dapat beroperasi
sesuai dengan fungsi yang diinginkan pada periode tertentu ketika digunakan di bawah
kondisi yang telah ditetapkan. Cara untuk meningkatkan reliability dapat dilakukan
adanya preventive maintenance, kita akan dapat mengurangi wearout dan meningkatkan
umur mesin.
55
dengan:
dengan n = 1,2,....dst
Keterangan :
R(t) = Reliability dari mesin tanpa adanya preventive maintenance, dimana nilainya
R(t-T) = peluang dari reliability antara waktu t-T setelah sistem dikembalikan ke
( )
n
R m (t) = e −λt .e− λt( t −nT )
= e −λnt .e −λt .eλnt
= e −λt
= R(t)
Dari rumus di atas, kita dapat melihat bahwa distribusi yang memiliki laju
kerusakan konstan, dalam hal ini adalah distribusi eksponensial, bila dilakukan
preventive maintenance tidak akan membawa hasil apapun karena reliability setelah
56
maintenance.
maintenance dijalankan. Apabila biaya saat kegagalan sering terjadi (sebelum preventive
maintenance) lebih besar daripada biaya saat preventive maintenance maka dapat kita
¾ Frekuensi Penggantian
jam kerja/bulan
kf =
MTTF
Cf
Tc (c f ) =
tf
Tc(t f ) = Tc(cf ) x t f x k f
Keterangan:
T f = M TTR
¾ Frekuensi Penggantian
jam kerja/bulan
kp =
tp
(C )
x R + Cf (1 − R )
( ) t
Tc c p =
p
( p x R ) + t (1 − R )
f
Tc(t p ) = Tc(c p ) x t p x k p
Keterangan:
Cf = biaya failure
Cp = biaya preventive
diperoleh. Penghematan biaya terjadi ketika ada selisih antara biaya setelah dan sebelum
58
Jika hasil penghematan biaya bernilai positif (+) dan persentase penghematan
biaya yang dihitung dengan menggunakan rumus di atas bernilai cukup besar (sebanding
untuk dilakukan. Sedang apabila penghematan biaya bernilai negatif (-) dan persentase
penghematan sangat kecil atau tidak sebanding dengan nilai investasi pemeliharaan
merupaka tipe diagram yang berisikan baik bar maupun garis, dimana bar menunjukkan
nilai dari masing-masing data sendangkan garis menunjukkan jumlah kumulatif dari
data-data tersebut. Bar ditampilkan secara berurut dari data dengan jumlah terbesar dari
Selain bar dan garis tersebut, terdapat garis axis di sebelah kanan dan kiri dari
diagram ini. Garis axis vertikal di sebelah kiri menunjukkan nilai kumulatif dengan
satuan tertentu dari data-data tersebut, sedangkan garis axis vertikal di sebelah kanan
Tujuan dari pembuatan diagram Pareto ini adalah untuk menunjukkan fakrot-
faktor mana sajakah yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan sebaliknya.
59
cacat apakah yang paling banyak mengakibatkan kecacatan pada produk akhir, tipe
kecacatan yang paling sering terjadi, alasan seringnya terjadi keluhan dari pelanggan,
dan lain-lain. Pada penelitian, diagram pareto dapat digunakan dalam melakukan
pembatasan masalah yang akan dibahas dengan menetapkan bagian mana saja dari
masalah tersebut yang bersifat kritis. Dengan membahas bagian dari masalah yang
bersifat kritis telah dapat mewakili keseluruhan masalah secara keseluruhan serta dapat
menyempitkan lingkup pembahasan masalah. Berikut ini merupakan contoh gambar dari
diagram Pareto:
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Pareto.PNG
ketidakpastian dengan atau tidak menggunakan suatu model atau metode tertentu.
Simulasi lebih menekankan pada pemakaian komputer untuk mendapatkan solusi atas
pemecahan masalah yang sedang dihadapi. M anfatat simulasi menurut Kakiay (2004,
• M enghemat waktu
Kemampuan dalam menghemat waktu ini dapat dilihat dari suatu pekerjaan yang
menit
Simulasi dapan menunjukkan perubahan struktur dari suatu sistem nyata yang
• M udah diperbanyak
Simulasi Monte Carlo dikenal juga sebagai sampling simulation atau Monte
penggunaan data sampel dalam metode ini, dimana dengan demikian kita dapat
melakukan simulasi berdasarkan data di masa lalu yang telah ada atau dapat disebut juga
data historis. Dengan kata lain apabila menghendaki model simulasi yang ikut
diketahui dan ditentukan, maka cara simulasi Monte Carlo dapat digunakan (Kakiay,
2004, p104).
Kunci dari metode Monte Carlo adalah pada penggunaan bilangan acak atau
random dimana bilangan ini akan dibangkitkan dan digunakan dalam proses
ketidakpastian atas resiko yang sedang diamati. Sebelum hal ini dilakukan terlebih
dahulu pendefinisian tingkat probabilitas yang ada pada setiap elemen yang
62
mengandung unsur risiko. Tingkat kemungkinan yang telah ditentukan tersebut akan
ditunjukkan dalam bentuk bilangan random yang dihasilkan dari generator bilangan
acak. Langkah-langkah dalam melakukan simulasi Monte Carlo adalah sebagai berikut:
pemesanan optimal serta kapan pemesanan tersebut sebaiknya akan kita lakukan agar
item secara individual berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah
dilakukan. Untuk menentukan ukuran pemesanan yang tepat dapat dilakukan dengan
Teknik lotting yang digunakan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu teknik
sederhana (simple), teknik heuristik dan teknik optimasi. Teknik lotting untuk tipe
• Tingkat permintaan (demand) diketahui secara pasti tetapi bervariasi antara satu
• Periode perencanaan diketahui dengan pasti dan terdiri atas beberaoa periode
• Seluruh kebutuhan pada awal periode perencanaan dapat tersedia, dan tidak
• Seluruh item (bahan atau barang) bersifat bebas atau independent antara satu
discount).
• Semua biaya inventori (holding cost dan ordering cost) serta lead time dari
Lot Sizing
Models
Ec onomic Order
Quantity
Ec onomic Simple Op timum He uristik
Produc tion Quantity
Resource Constraints
Fixed P eriod Wagner Whitin Silver M eal
Fixed O rder Q ua ntity
Period Orde r
Part Period
Quantity
Le ast Unit
Fixed P eriode
Cost
cara untuk memperoleh biaya yang paling minimum. Rumus untuk melakukan
⎛ l ⎞
Kt,l = A + h ⎜ ∑ (j- t)D j ⎟ dengan t=1,2,...,n ; l=t+1,t+2,...,n
⎝ j= t +1 ⎠
D = Jumlah permintaan
{ }
K*l = min t =1,2,...l K*t-1 + K t,l dengan l=1,2,...,N
Periode (l) 1 2 3 4 5 6 7 8
Permintaan (Dl)
Biaya Pemesanan (A)
Biaya Penyimpanan (h)
T K *t −1 + K t ,l
1
2
3
4
5
6
7
K*l
65
interface dari suatu proses pemodelan (M athiassen, 2000, p9). Sedangkan pengertian
sistem menurut M cLeod (2001, p11) adalah sekelompok elemen yang terintegrasi
Kita dapat membedakan sistem ke dalam dua jenis yaitu sistem terbuka dan
sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sebuah sistem yang dihubungkan dengan
lingkungannya melalui arus sumber daya, sedangkan sistem tertutup merupakan sebuah
sistem yang tidak dihubungkan dengan lingkungannya (M cLeod, 2001, p12). Contoh
dari sistem terbuka adalah sebuah sistem pemanas yang memperoleh inputnya dari
perusahaan listrik dan menyediakan panas bagi gedung atau ruangan, sedangkan untuk
sistem tertutup hanya terdapat dalam laboratorium yang dikontrol dengan ketat.
dimiliki, dimana sumber daya ini akan diproses dan menghasilkan output yang
• Input (masukan)
Semua komponen atau elemen yang menjadi masukan ke dalam sistem dan akan
manusia.
66
• Process (proses)
menjadi informasi.
• Output (keluaran)
Semua elemen yang telah melalui proses transformasi dan dapat lebih berguna
Selain tiga elemen dasar di atas, masih terdapat dua elemen lain yang terkadang
sistem.
• Control (pengendalian)
kurang memuaskan.
Sistem yang memiliki elemen control, feedback dan tujuan merupakan sistem
yang melakukan pengendalian terhadap kegiatan sistem tersebut sendiri. Sistem ini
disebut sebagai closed loop system. M odel sistem ini dapat dilihat pada gambar berikut
ini:
67
Sistem yang tidak memiliki elemen control, feedback dan tujuan disebut sebagai
open loop system. M odel dari sistem ini dapat dilihat pada gambar yang ada di bawah
ini:
Berdasarkan sumber daya yang membentuk suatu sistem, sistem dapat dibagi
• Sistem fisik (physical system) yaitu sistem yang dibentuk dengan menggunakan
Definisi informasi menurut M cLeod (2001, p15) adalah data yang telah diproses
atau data yang telah memiliki arti, sedangkan definisi informasi menurut O’Brien (2005,
p13) adalah data yang telah dikonversikan sehingga dapat memiliki arti dan berguna
untuk pengguna akhir. Empat dimensi informasi menurut M cLeod (2001, p145) adalah
masalah yang ada. M anajer harus mampu memilih informasi yang diperlukan
ketelitian sistem akan menambah biaya. Karena alasan tersebut, manajer terpaksa
harus menerima ketelitian yang kurang dari sempurna. Berbagai aplikasi yang
ketelitian 100 persen. Beberapa aplikasi lain, seperti ramalan ekonomi jangka
panjang dan laporan statistik umumnya masih dapat berguna bila terdapat sedikit
kesalahan.
sitasi krisis menjadi tidak terkendali atau kesempatan menghilang. M anajer harus
M enurut O’Brien (2005, p7) sistem informasi adalah kombinasi teratur dari
orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang
Sistem informasi juga dapat diterjemahkan sebagai suatu sistem yang menerima data
sebagai output-nya.
berbasis komputer dimana kombinasi antara hardware, software, sumber daya manusia,
jaringan dan data yang berfungsi melakukan kegiatan input, proses, output mengubah
sumber daya data menjadi output berupa informasi. CBIS terdiri dari lima sistem atau
• DSS (Decision Support System), yaitu sistem yang menghasilkan informasi yang
oleh manajer.
• Knowledge Based System, yaitu sistem yang mencakup ragam sistem dengan
level yang paling bawah dan memiliki tugas menangani transaksi-transaksi dalam
digunakan untuk menganalisis data TPS dan EIS (Executive Information System) untuk
level atas yaitu untuk membuat keputusan manajer level atas (Turban, 2001, p17).
Sumber daya manusia terdiri dari pengguna akhir dan pakar SI. Pengguna akhir
Sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisikyang digunakan
dalam pemrosesan informasi. Secara khusus, sumber daya ini meliputi tidak
hanya mesin, seperti komputer dan perlengkapan lainnya, tetapi juga semua
media data, yaitu tempat data dicatat, dari lembaran kertas hingga disk magnetis
atau optikal.
71
Data merupakan bahan baku mentah sistem informasi yang mencakup angka,
database.
Konsep software ini tidak meliputi tidak hanya rangkaian perintah operasi yang
dibutuhkan orang-orang.
internet, intranet, dan ekstranet yang telah menadji hal mendasar pada operasi e-
teknologi komunikasi dan jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari
So
f
Pr tw
o
gr
ar
am e
s
an
Re
d
P
so
ro u
e rc
c
du e
r s
es
berikut:
Dalam suatu organisasi, sistem informasi memiliki beberapa peran dasar yaitu
agar elemen-elemen di dalam organisasi selalu kompak dan harmonis dimana tidak
73
terjadi duplikasi kerja dan lepas satu sama lain. M elalui hal tersebut dapat dilihat
Object-Oriented Analysis and Design adalah suatu metode yang digunakan untuk
objek (M athiassen, 2000, p35). Object memiliki arti suatu entitas yang memiliki
identitas, state dan behavior (M athiassen, 2000, p4). Pada analisis, identitas objek
.menggambarkan bagaimana seorang user membedakannya dari objek yang lain, dan
identitas sebuah objek digambarkan dengan bagaimana cara objek lain mengenalinya
sehingga dapat diakses dan behavior objek digambarkan dengan operation yang dapat
dilakukan objek tersebut dapat mempengaruhi objek lain di dalam sistem. Pendekatan
• Objek
Objek merupakan suatu entitas yang memiliki identitas, state dan behavior.
(M athiassen, 2000, p4). M isalnya kita memilih barang sebagai suatu objek, maka
barang tersebut harus memiliki identitas, status dan perilaku yang berbeda
• Class
struktur, pola behavior dan atribut yang sama (M athiassen, 2000, p4). M isalnya
tetapi class yang sama juga mengandung banyak barang lainnya, dimana masing-
masing objek yang ada di dalamnya memiliki identitas, status dan perilakunya
(OOAD)
berikut:
dapat menangani data yang seragam dalam jumlah yang besar dengan berfokus
mendeskripsikan sistem.
berikut:
dan kode program yang ada, dapat menghasilkan keunggulan saat suatu sistem
baru dikembangkan atau sistem yang ada dipelihara atau direkayasa ulang.
aplikasi dari beberapa sumber, seperti program yang dikembangkan sendiri dan
perangkat keras.
Selain semua keunggulan yang telah disebutkan di atas, OOAD juga memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan dari OOAD menurut M cLeod (2001, p614-615) adalah
sebagai berikut:
sistem bisnis.
Terdapat tiga buah konsep dasar dalam proses Object-Oriented Analysis and
• Encapsulation
pengelompokkan data dan fungsi atau method. Pengelompokkan ini berfungsi agar
developer tidak perlu membuat coding untuk fungsi yang sama dan dapat langsung
• Inheritance
Inheritance adalah konsep dimana methods atau atribut dari sebuah class objek
dapat digunakan kembali atau diturunkan oleh objek class lain. Secara sederhana
berarti menciptakan suatu class baru yang memiliki sifat-sifat class induknya
(parent), ditambah dengan karakteristik yang khas dari kelas itu sendiri (child).
• Polymorphism
bentuk, dimana artinya objek yang berbeda dapat menanggapi sebuah pesan
dengan berbagai cara yang berbeda. Polymorphism adalah hasil nyata bahwa objek
dari tipe yang berbeda atau bahkan dari subtipe yang berbeda namun dapat
eksekusi yang sudah ada maupun pengaturan kerja baru dideskripsikan. Pada OOAD
ditekankan adalah sudut pandang dari user. Pada OOAD setidaknya ada dua hal penting
M etode harus dilengkapi dengan teori dan metode yang berkaitan dengan
lainnya yang akan mendukung fokus yang lebih kuat pada penggunaan analisis
dan perancangan..
Requirement for
Problem-domain Application-domain
use
analysis analysis
Component
Design
Model
Spesification of
component
Spesification of
architecture
Architectural
Design
Dalam prakteknya sebelum kita memulai keempat kegiatan utama dalam OOAD,
diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut, dan lain-lain. Hasil dari langkah
pendahuluan ini adalah system definition yaitu deskripsi singkat dari sistem komputer
informasi yang harus ada di dalam sistem, fungsi-fungs i yang harus dimiliki, dimana
kriteria FACTOR untuk dapat melengkapi informasi yang terkandung dalam definisi
sistem yang akan dibuat. Dengan menggunakan pendekatan FACTOR, system definition
• Functionality: Fungsi yang dimiliki sistem yang akan membantu kegiatan yang
utama dalam OOAD. M asing-masing kegiatan utama dalam OOAD adalah (M athiassen,
2000, p14-15):
80
problem domain. Problem domain adalah bagian dari konteks yang diatur,
diawasi, dan dikendalikan oleh sistem (M athiassen, 2000, p45). Hasil dari
analisis problem domain adalah model sistem yang berisi informasi mengenai
kebutuhan sistem. M odel adalah deskripsi dari class, objek, struktur dan
behavior di dalam problem domain. Dalam kegiatan ini dapat dibagi menjadi tiga
aktivitas utama, yaitu memilih class, objek dan event yang menjadi elemen
properti dari atribut masing-masing class. Aktivitas utama dari problem domain
¾ Classes
Class adalah deskripsi dari sekumpulan objek yang memiliki struktur, pola
behavior dan atribut yang sama (M athiassen, 2000, p49). Hasil dari aktivitas
ini adalah berupa event table yang menunjukkan class yang dipilih dan event-
81
banyaknya kata kerja yang berkaitan dengan behavior dari objek yang
telah terpilih
Jika daftar class dan event yang ditentukan telah lengkap, maka kita
¾ Structure
Pada aktivitas ini, kita melakukan pendefinisian terhadap class dan objek yag
Class Structure
o Generalization Structure
82
o Cluster Structure
Object Structure
o Aggregation Structure
o Association Structure
¾ Behavior
Aktivitas ini mendeskripsikan properti yang dinamik dan atribut dari setiap
class yang dipilih. Konsep dari behavior (M athassen, 2000, p89) adalah
sebagai berikut:
Event Trace
tertentu
Behavioral Pattern
Attribute
Attribute adalah deskripsi dari properti sebuah class atau sebuah event.
Hasil dari aktivitas ini adalah behavior pattern dan atribut bagi class-
interface dari sistem dan bagaimana suatu sistem akan digunakan oleh user.
p117) adalah :
¾ Usage
dimaksud dengan aktor adalah penggambaran dari user maupun sistem lain
84
yang akan berinteraksi dengan sistem tersebut. Pada aktivitas ini kita akan
Use case adalah pola interaksi antara sistem dengan aktor di dalam
application domain. Use case ini pada umumnya digambarkan dalam bentuk
diagram. Selain dalam bentuk diagram, use case juga dapat digambarkan
singkat dan jelas. Hasil dari aktivitas ini merupakan deskripsi semua use case
dan aktornya.
¾ Function
Pada kegiatan ini kita menjelaskan bagaimana kemampuan dari proses dan
dalam class dan event, dan melihat deskripsi application domain yang
dinyatakan dalam use case. Hasil dari aktivitas ini berupa daftar lengkap dari
Update
I F M
AD
*
PD
*
U pd a te
Signal
I F M
AD
*
PD
S ig na l
Read
I F M
AD
*
PD
R e ad
Compute
Fungsi ini diaktifkan oleh kebutuhan aktor akan informasi dan berisi
I F M
AD
*
PD
Compute
¾ Interface
Pada kegiatan ini menggambarkan interface dari sistem yang akan dibuat.
dapat digunakan oleh user. User interface adalah sebuah interface yang
dibuat untuk digunakan oleh user, sedangkan system interface adalah suatu
interface yang dibuat untuk digunakan oleh sistem lainnya. Sebuah user
bergantung pada siapa yang menggunakan dan situasi pada saat sistem
tersebut digunakan. Oleh sebab itu, usability bukan sebuah ukuran yang pasti
dan objektif. Kegiatan analisis user interface ini berdasarkan pada hasil dari
functional dan use case. Hasil yang diperoleh dari aktivitas ini adalah:
User Interface
System Interface
• Architectural Design.
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengatur ulang struktur sebuah sistem yang
¾ Criteria
Pada kegiatan ini, kita mendefinisikan kondisi dan rancangan seperti apakah
Criteria yang digunakan dalam menentukan kualitas dari software yang akan
Criterion Ukuran
Kemampuan sistem beradaptasi dengan konteks teknikal dan
Usable
organisasional.
Pencegahan akses ilegal terhadap data dan fasilitas
Secure
perusahaan
Terdapat tiga kriteria dasar yang harus dimiliki dalam perancangan OOAD
¾ Component
Hasil dari kegiatan ini adalah component diagram berupa class diagram yang
¾ Processes
Pada kegiatan ini, kita menjelaskan strukturisasi fisik dari sistem. Arsitektur
proses adalah struktur sistem eksekusi yang terdiri dari proses-proses yang
saling tergantung satu sama lain. Dalam aktivitas ini, kita juga menentukan
pola distribusi yang sesuai dengan model sistem. Pola-pola distribusi yang
Centralized Pattern
Distributed Pattern
90
Decentralized Pattern
• Component Design.
keseluruhan dan memiliki tanggung jawab yang jelas. Tujuan dari kegiatan ini
p232) adalah :
¾ Model Component
data saat ini pada saat ini atau yang telah lalu kepada function, interface, dan
91
ke pengguna maupun sistem yang lain. M elalui kegiatan ini, dapat dihasilkan
¾ Function Component
mempunyai arti bagi pekerjaan user. Hasil dari kegiatan ini adalah class
Model-Class Placement
Function-Class Placement
Startegy
Active Function
¾ Connecting Component
konsep yaitu:
Coupling
Cohession
Pada akhir tahun 1980-an dan pada awal tahun 1990-an, sudah terdapat metode
Booch Method, Object Modeling Technique (OM T) yang diperkenalkan oleh James
oleh Ivar Jacobson. Keberadaan metode yang beragam tersebut justru menimbulkan
metode tersebut akan membatasi kemampuan untuk berbagi model antar proyek dan
antar tim pengembang. Kesulitan dalam berbagi tersebut disebabkan karena perbedaan
konsep dalam tiap metode pemodelan sehingga akan menghambat komunikasi antar
anggota tim dengan user sehingga menyebabkan munculnya banyak kesalahan atau
Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh bekerja sama dan berusaha
tujuan untuk menciptakan sebuah sistem pengembangan berorientasi objek yang standar.
Pada tahun 1995, Ivar Jacobson ikut bergabung dan ketiganya memusatkan perhatian
93
untuk menciptakan bahasa pemodelan yang standar dan tidak lagi memusatkan
ketiga tokoh tersebut, pada tahun 1997 bahasa pemodelan objek standar Unified
Modeling Language (UM L) versi 1.0 mulai diperkenalkan kepada masyarakat luas.
merupakan notasi yang diterima dengan luas sebagai bahasa pemodelan objek yang
1997 dan sejak saat itu terus dikembangkan berdasarkan kebutuhan industri. Pada tahun
2004, diluncurkan UM L versi 1.4 dan pada saat itu OMG telah merencanakan
Notasi (M athiassen, 2000, p237) adalah bahasa tekstual dan graphical untuk
diagram menunjukkan class objek yang membentuk sistem dan hubungan struktural di
antara class (M athiassen, 2000, p336). Terdapat tiga hubungan antar class yang biasa
• Asosiasi
Asosiasi merupakan hubungan antara dua objek atau class. Hubungan ini
menggambarkan apa yang perlu diketahui oleh sebuah class mengenai class
94
Dalam hubungan generalisasi, terdapat dua jenis class, yaitu class supertype dan
class subtype. Class supertype atau class induk memiliki atribut dan behavior yang
umum dari hirarki tersebut. Class subtype atau class anak memiliki atribut dan
behavior yang unik dan juga memiliki atribut dan behavior milik class induknya.
Class induk merupakan generalisasi dari class anaknya, sedangkan class anak
• Agregasi
Agregasi merupakan hubungan yang unik dimana sebuah objek merupakan bagian
dari objek lain. Hubungan agregasi tidak simetris dimana jika objek B merupakan
bagian dari objek A, namun objek A bukan merupakan bagian dari objek B. Pada
95
hubungan ini, objek yang menjadi bagian dari objek tertentu tidak akan memiliki
objek dalam sebuah class spesifik yang berisi state dan transition (M athiassen, 2000,
p341). Statechart diagram mengilustrasikan siklus hidup dari objek yaitu berbagai status
yang dimiliki objek dan event yang menyebabkan status suatu objek berubah menjadi
Use Case diagram mendeskripsikan fungsi secara grafis hubungan antara aktor
dan use case. (M athiassen, 2000, p343). Penjelasan use case biasa ditambahkan untuk
berdasarkan urutan waktu (Bennet, 2006, p253). Sequence diagram dapat digambarkan
dalam berbagai tingkat kedetilan yang berbeda-beda untuk memenuhi tujuan yang
berbeda-beda pula dalam daur hidup pengembangan sistem. Sequence diagram yang
paling umum digunakan untuk menggambarkan interaksi yang terjadi pada sebuah use
digambarkan sebagai sebuah state. State ini memiliki nama dan gambar miniatur
window. Transisi yang terjadi dipacu karena adanya ditekannya salah satu tombol yang
arsitektur fisik software saja, tetapi juga software dan hardware. Diagram ini
konfigurasi sistem dalam bentuk prosesor dan objek yang terhubung ke prosesor
tersebut.
sensor. Software yang terdapat di dalam node digambarkan dengan simbol komponen.
terkomputerisasi.
sistem.
ketergantungan, hubungan
konteks komponen.
103
Class
bagian bawah.
Association
Multiplicity
Generalization
lain.
States
Transition
Initial State
Final States
tindakan.
106
Processor
membentuk proses.
Interface
oleh komponen.
Program Component
komponen tersebut.
Dependency
System Boundary
System
Adalah suatu batas yang mengelilingi use
Use Case
Actors
objek diluar.
Relationship
sederhana.
case dasar.