Anda di halaman 1dari 60

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU CARING


PERAWAT YANG DAPAT MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN DI
RUANG RAWAT INAP BLUD RSU BENYAMIN GULUH
KABUPATEN KOLAKA

REUNI PUSPITASARI PASERANAN


P201902035

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikanRahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposalpenelitian yang berjudul: “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Perilaku Caring Perawat Yang Dapat Meningkatkan Kepuasan Pasien di Ruang

Rawat Inap BLUD RSU Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka” guna memenuhi

salah satu persyaratan untukmenyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu

Keperawatan di UniversitasMandala Waluya Kendari.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan proposal ini masih

jauhdari kesempurnaan oleh karena itu saran-saran dari semua pihak yang

sifatnyamembangun untuk meningkatkan mutu dari penulisan ini sangat penulis

harapkan.Pada kesempatan ini penulis tidak lupa pula menghaturkan rasa terima

kasihyang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Drs. H. La Ode Saafi, DAP&E,

M.Sc, H.Ec selakuPembimbing I dan Bapak Mohamad Guntur Nangi, SKM,

M.Kes selakuPembimbing II atas semua waktu, tenaga dan pikiran yang telah

diberikan dalammembimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun

Proposal Penelitian ini.

1. Tak lupa pula penulis haturkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnyakepada Ketua Yayasan Mandala Waluya Kendari

2. Rektor Universitas Mandala Waluya Kendari

3. Para Wakil Ketua (Akademik, Non Akademik, Kemahasiswaan)

UniversitasMandala Waluya Kendari.

4. Para Ketua Lembaga (LPPM, LPJM) Universitas Mandala Waluya Kendari.

v
5. Ketua Prodi Keperawatan Universitas Mandala Waluya Kendari.

6. Kepada seluruh tim penguji : ibu Titi Saparina.,SKM,M.Kes, bapak Nawawi,

S.Kep, Ns., M.Kes dan bapak Prawara Aros Purnama.,S.Kep,M.Sc.

7. Seluruh dosen dan staf/karyawan Universitas Mandala Waluya Kendari

yangtelah banyak membantu Penulis semasa pendidikan.

8. Orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang

sertamotivasi.

9. Seluruh teman-teman khususnya Program Studi Keperawatan yang

telahmemberikan bantuan dan motivasi kepada penulis hingga

selesainyaproposalpenelitian ini.

Demikian semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semuapihak dan terutama kepada penulis sendiri dalam menyelesaikan

pendidikandi Universitas Mandala Waluya Kendari, Amin.

Kendari, Juli 2021

Penulis

viivi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ............................................... iii
PERSETUJUAN MELAKUKAN PENELITIAN ........................................... iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 7
E. Kebaruan Penelitian ................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis ........................................................................ 12
1. Pengertian Caring................................................................. 12
2. Tujuh Asumsi yang Mendasari Caring................................. 12
3. Manfaat Caring dalam keperawatan..................................... 13
4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Caring ....................... 14
5. Jenis – jenis perilaku Caring perawat................................... 15
6. Hubungan antara Caring dan Keperawatan.......................... 16
7. Aspek – aspek Pembentuk Perilaku Caring perawat............ 18
8. Teori Swanson’s Middle Range Caring................................ 20
B. Kajian Empiris ........................................................................... 23

vii
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran.......................................................................... 26
B. Kerangka Konsep ....................................................................... 27
C. Variabel Penelitian ..................................................................... 27
D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif ............................... 27
E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 31
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 33
B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 34
C. Populasi, Sampel Penelitian dan Tehnik Sampling..................... 34
D. Instrumen Dan Tehnik Pengumpulan Data................................. 35
E. Pengolahan Data ......................................................................... 39
F. Etika Penelitian .......................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebaruan Penelitian.......................................................................... 27

Tabel 2. Tabel Kontigensi Sederhana 2x2....................................................... 37

vii
ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep............................................................... 27

Gambar 2. Bagan Desain Penelitian cross sectional....................................... 33

viii
x
DAFTAR SINGKATAN

BOR : Bed Occupancy Rate

Ho : Hipotesis nol

Ha : Hipotesis alternatif

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah

RSU : Rumah Sakit Umum

SPSS : Statistic Package For The Social Science

CBAS : Caring Behavior Asessment Scale

OR : Odd Ratio

ix
xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Permohonan Menajdi Responden


LAMPIRAN 2 Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
LAMPIRAN 3 Kuisioner Penelitian
LAMPIRAN 4 Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Universitas
Mandala Waluya Kendari

x
xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan rumah sakit di Indonesia sedang dan terus mengalami

perubahan yang cepat sebagai akibat dari adanya arus globalisasi yang

melanda dunia. Rumah sakit dan tenaga kesehatan dalam melaksanankan

profesinya berlaku sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan bagi anggota

masyarakat dan anggota masyarakat yang dilayani berlaku sebagai konsumen

(Nurtasya, 2004 dalam Firdausi, 2006).

Tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang memadai semakin

meningkat turut memberikan warna di era globalisasi dan memaksa rumah

sakit untuk memberikan layanan terbaik agar tidak ditinggalkan oleh

masyarakat. Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas

pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi

pelayanan kesehatan ( rumah sakit) di mata masyarakat (Wiyana, 2008 dalam

Nursalam, 2015). Pelayanan asuhan keperawatan yang aman merupakan

cermin perilaku perawat dalam penerapan pedoman asuhan kepada pasien.

Perilaku yang disiplin merupakan perilaku yang taat dan patuh dalam aturan.

Perawat bertanggung jawab penuh terhadap keamanan diri pasien

dalampelaksanaan asuhan keperawatan,karena selama 24 jam perawat yang

bekerja memberikan pelayanan asuhan untuk keamanan pasien

1
2

yang sebagian di antaranya secara klinik dibagi bersama dokter secara

lingkungan dengan pekerja (Sulastomo, 2007 dalam NIken Sukesi, 2011).

Hasil studi pendahuluan berdasarkan data medical record di BLUD RSU

Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka jumlah kunjungan pasien rawat inap

selama tahun 2019 sebanyak 6.053, sedangkan pada tahun 2020 sebanyak

5.822 pasien terjadi penurunan signifikan terhadap jumlah pasien rawat inap

di BLUD RSU Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka. Menurut Trimurthy

(2008) dalam Hamidiyah (2013) minat perilaku konsumen untuk membeli

atau memakai jasa dari pemberi jasa yang sama sangat dipengaruhi oleh

pengalaman kepuasan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan

sebelumnya.

Penelitian Rahayu (2011) bahwa asuhan keperawatan dilihat dari sikap

caring tampak adanya kondisi yang kurang positif, terlihat dari proporsi

perawat yang caring 51,9% dan tidak caring 49,1%. Hasil penelitian yang

sama dilaporkan oleh Muhasidah (2002) bahwa distribusi perawat yang

berlaku caring 49,7% dan tidak caring 50,3%. Perawat yang berperilaku

Caring perawat dapat meningkatkan kesembuhan pasien.

Caring merupakan inti atau fokus dalam keperawatan sebagai bentuk

praktek keperawatan professional. Dalam Wayan (2015), Swanson

mengartikan caring sebagai cara memelihara hubungan yang bernilai dengan

orang lain, kepada siapa seseorang harus sadar akan suatu komitmen dan mau

untuk bertanggungjawab. Caring merupakan proses bagaimana perawat

mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara


emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan

terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang

dalam menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang

dalam menjalani hidup. Kristen Swanson menjelaskan ada 5 komponen

tentang Caring, yaitu : Maintaining belief, Knowing, Being with, Doing for,

Enabling (Swanson, 2010)

Dalam pelayanannya BLUD RSU Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka

menerapkan motto dan juga nilai dalam menberikan pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat, dimana nilai budaya dalam memberikan pelayanan

adalah senyum, salam, sapa, sopan, dan santun yang diharapkan nantinya

akan mampu diaplikasikan perawat dalam menberikan pelayanan

keperawatan. Pengukuran tingkat perilaku caring perawatterhadap jasa

pelayanan rumah sakit perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat

perilaku caring perawat, tetapi setiap tahunnnya BLUD RSU Benyamin

Guluh Kabupaten Kolaka tidak melakukan pengukuran terkait dengan tingkat

perilaku caring perawat. Menurut Firdaus (2016) dengan adanya pengukuran

tingkat kepuasan konsumen (pasien) pihak rumah sakit akan lebih mengetahui

faktor kualitas jasa seperti apa yang mempengaruhi perilaku caring

perawatdan diantara faktor kualitas jasa tersebut mana yang mempunyai

pengaruh dominan terhadap perilaku caring perawat.

Pendidikan kesehatan sangat penting dilakukan oleh seorang perawat.

Pendidikan kesehatan merupakan proses yang direncanakan dengan sadar,

agar individu bisa belajar serta meningkatkan pengetahuan serta ketrampilan


demi kesehatannya (Nursalam & Efendi,F,2008). Dampak yang dapat terjadi

ketika perawat tidak memberikan pendidikan kesehatan yang baik dapat

menyebabkan lamanya hari rawat dan meningkatnya angka kekambuhan

pasien setelah berada di rumah (Nursalam & Efendi, 2014).

Penelitian Suratun, Santa Manurung, Mamah Sumartini (2011) bahwa

bahwa pendidikan kesehatan (dalam hal ini discharge planning) mempunyai

hubungan yang bermakna dengan perilakucaringperawat. Vivi Yosafianti,

Dera Alfiyanti (2011) dalam penelitiannya menyebutkan ada hubungan yang

signifikan terhadap pasien yang mendapatkan pendidikan kesehatan terhadap

perilaku caring perawat. Rumah Sakit Syarif Hidayatullah bermaksud

mengembangkan program pendidikan kesehatan di ruang perawatan dalam

rangka meningkatkan perilaku caring perawat. Perilaku caring perawat

terhadap pemberian pendidikan kesehatan yang adekuat dan tepat diharapkan

dapat meningkatkan perilaku caring perawatsehingga secara tidak langsung

dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan BOR dirawat

inap(Nursalam & Efendi, 2014).

Lingkungan yang kondusif menjadi perhatian khusus rumah sakit, sebab

hal ini sangat mempengaruhi puas tidaknya perawat itu dalam bekerja,

mengenai lingkungan kerja dalam hal ini pihak Rumah Sakit Umum Daerah

Cibabat yang telah melakukan banyak hal demi kepuasan perawatnya, akan

tetapi tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannnya sebab

lingkungan kerja ini adalah sesuatu hal yang bersifat relatif bagi perawat,

yang mana lingkungan kerja ini tergantung dari sudut pandang dan kebiasaan
perawat itu menilainya, baik bagi Rumah Sakit namun belum tentu bagi

perawat begitu sebaliknya. Lingkungan kerja merupakan kenyamanan tempat

kerja dan ketersediaan berbagai sarana yang dibutuhkan dalam melaksanakan

pekerjaan. Kenyamanan dapat berkaitan dengan penerangan yang cukup,

ventilasi yang memberikan kesegaran, kebersihan tempat kerja, dan mudah

melihat bahwa aspek-aspek diatas menjadi sumber kepuasan kerja sebab di

samping hal tersebut dapat memudahkan dalam pelaksanaan tugas juga

menjadi penghargaan yang bersifat non materi bagi seseorang (Badeni, 2013).

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukandi BLUD RSU Benyamin

Guluh Kabupaten Kolaka diperoleh data pasien rawat inap pada bulan Januari

sampai Maret 2021 adalah 997 orang. Dari hasil wawancara singkat pada 10

pasien ruang rawat inap BLUD RSU Benyamin Guluh, 7 dari 10 pasien

mengungkapkan mereka kurang puas terhadap pelayanan perawat selama

pasien dirawat,di karenkan beban kerja perawat di ruang rawat inap yang

dituntut harus dapat memenuhi kebutuhan atau keluhan pasien, serta tuntutan

lingkungan kerja dan masih kurangnya pelatihan perawat dalam memberikan

tindakan yang baik ke pasien karena kurang diberikan oleh pihak Rumah

Sakit.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku

Caring Perawat Yang Dapat Meningkatkan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat

Inap BLUD RSU Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang dikemukakan

adalah :

Apa faktor-faktoryang berhubungan dengan perilaku caring perawat

yang dapat meningkatkan kepuasan pasien di ruang rawat inapBLUD RSU

Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor

yang berhubungan dengan perilaku caring perawat yang dapat

meningkatkan kepuasan pasien di ruang rawat inap BLUD RSU Benyamin

Guluh Kabupaten Kolaka.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan beban kerja denganperilaku caring

perawat di ruang rawat inap BLUD RSU Benyamin Guluh Kabupaten

Kolaka

b. Untuk mengetahui hubungan lingkungan kerja denganperilaku caring

perawat di ruang rawat inap BLUD RSU Benyamin Guluh Kabupaten

Kolaka

c. Untuk mengetahui hubungan pelatihan denganperilaku caring

perawatdi ruang rawat inap BLUD RSU Benyamin Guluh Kabupaten

Kolaka.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi akademik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,

sebagai bahan pustaka di lingkungan Universitas Mandala Waluya

yang dapat menjadi bahan bacaan alamiah referensi bagi yang

membutuhkan.

b. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini dapat memperluas wacana perawat untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan terkait asuhan keperawatan

khususnya caring sebagai inti dan fokus dalam praktik keperawatan

profesional di Indonesia guna mengangkat citra profesi keperawatan.

c. Manfaat bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan menjadi bahan pustaka atau informasi serta sebagai

petunjuk yang bermanfat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya

untuk mengkaji yang relevan terhadap penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan informasi baru atau data bagi

peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan

perilaku caring perawat.


a. Bagi Perawat

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi perawat agar selalu dapat

memberikan perilaku caringdalam memberikan pelayanan.

b. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan terutama bagi

tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan dengan menerapkan

perilaku caring perawat perawat pada pasien rawat inap khususnya

sehingga dapat menambah kepuasan pada pasien.

c. Bagi Pasien

Penelitian ini dapat menambah kepuasan pengguna pelayanan

keperawatan di ruang rawat inap


9

E. Kebaruan Penelitian

Tabel 1. Kebaruan penelitian


No Nama Judul Desain Variabel Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian
1 I Gusti Faktor- Penelitian Variabel Variabel
Agung faktor ini independent, independen
Ayu Yang mengguna beban kerja dependen,
Sheriyna Berhubun kan desain (p=0,009dan lokasi
Prihandh gan penelitian sarana/prasar penelitian.
ani, Dengan korelasion ana
Alfiery Stres al dengan sedangkan
Leda Klo Kerja rancangan variabel
(2019) Perawat penelitian depende,
Pelaksana cross stres kerja.
Di Ruang sectional.
Rawat
Inap
Rumah
Sakit
Umum
Behesda
GMIM
Tomohon
2 Mewang Analisis Metode Variabel Variabel
kang, et Faktor- yang independent, independen
al. “ Faktor digunakan beban kerja dependen,
(2017) Yang yaitu ,lingkungan lokasi
Berhubun kuantitatif. kerja penelitian.
gan Jenis sedangakan
Dengan penelitian variabel
Stres ini ialah dependen,
Kerja observasio Stres Kerja
Perawat nal Perawat
Wanita Di analitik
Instalasi dengan
Rawat pendekata
Inap Rsu n cross
Pancaran sectional
Kasih
Gmim
Manado”
3 Cut Gambaran Penelitian Variabel Metode
Hafriska, perilaku ini independent, penelitian
dkk Caring mengguna perilaku
(2017) perawatper kan cering
awat Studilitera perawat
dengan
tur review. sedangkan
pendekatan
Swanson varabel
diruang depende,
rawat inap perilaku
RSUD Caring
Meuraxa perawat
Banda
Aceh.

4 I Gede hubungan deskriptif Variabel Tempat


Wirajaya perilaku korelasi independenn penelitian
Prihand Caring dengan ya yaitu
hani2, perawat pendekata perilaku
I.G.Ngr. perawat n cross Caring
Agung dengan sectional perawat
Pradnya tingkat perawat
na perilaku sedangkan
Artha3 Caring variabel
(2020) perawat dependenyap
asing yang erilaku
menjalani Caring
rawat inap perawat
Sakit asing.
BIMC
Siloam
Nusa Dua

5 E Faktor- Desain Variabel Indenpenden,


Sutria, M faktor peneliti indpendent,m lokasi
U yang deskriptif otivasi, lama
Azhar(20 berhubung analitik kerja, dan
17) an dengan dengan penghargaan
perilaku pendekata terhadap
Caring n cross perawat
perawat sectional pelaksana
perawat di study. sedangkan
ruang variabel
perawatan dependen,
interna Caring.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Caring

Caring adalah memberikan perhatian atau penghargaan kepada

seorang manusia. Caring juga dapat diartikan memberi bantuan kepada

individu atau advokasi kepada individu yang tidak mampu memenuhi

kebutuhan dasarnya (Nursalam, 2008 dalam Nurlaili, 2013)

Caring juga sebagai suatu ’affect’ yang digambarkan sebagai suatu

emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap pasien yang mendorong

perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan

demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri perawat supaya mereka

bisa merawat pasien. (Wulan & Hastuti, 2011)

2. Tujuh Asumsi yang Mendasari Caring

Menurut Watson dalam Wulan& Hastuti (2011) ada tujuh asumsi

yang mendasari konsep caring perawat. Ketujuh asumsi tersebut adalah:

1. Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktikan secara

cinterpersonal

2. Caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam

membantu memenuhi kebutuhan manusia dan klien

3. Caring efektif untuk meningkatkan kesehatan individu dan keluarga

12
4. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya

saat itu saja, namun juga mempengaruhi akan seperti apakah orang

tersebut nanti

5. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung

perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam

memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri

6. Caring lebih kompleks daripada “curing”, praktik caring

memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan

mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat

kesehatan dam membantu klien yang sakit

7. Caring merupakan inti dari keperawatan.

3. Manfaat Caring dalam keperawatan

Menurut Putri (2014), caring dalam praktik memiliki beberapa

manfaat,yaitu:

a. Perawat dapat menggunakan kekuatan sugestif secara posistif untuk

memberikan dukungan pada pasien untuk yakin akan mendapatkan

kesembuhan. Hal ini harus diawali dari keyakinan dalam diri perawat

sendiri bahwa dengansentuhannya pasien akan dapat kesembuhan.

Pengalaman dalam pelayanan memberikan kekuatan bahwa peran

perawat merupakan variabel penting dalam memberikan kepuasan dan

kesembuhan

b. Untuk mendapatkan hubungan saling percaya dengan pasien

c. Membantu memenuhi kebutuhan dasar manusi


4. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Caring

Perilaku caring perawat dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Burtson (2010) dalam penelitiannya mengatakan bahwa perilaku caring

perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Beban Kerja Perawat

Beban kerja yang tinggi pada perawat mengakibatkan tingginya

kejadian stress pada perawat. Sehingga menurunkan motivasi perawat

untuk melakukan caring. Tingginya beban kerja dapat mengakibatkan

kelelahan dan sedikitnya waktu untuk perawat dapat memahami dan

memperhatikan pasien secara emosional dan hanya fokus pada

kegiatan rutinitas perawat.

b. Lingkungan Kerja

Kenyamanan lingkungan kerja dapat memberikan rasa nyaman

saat perawat bekerja. Dalam penelitian Suryani (2010) menyebutkan

bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh positif terhadap perilaku

caring seorang perawat dan dapat meningkatkan kualitas pelayanan

dari asuhan keperawatan. Tidak hanya lingkungan fisik kerja,

lingkungan yang dimaksud juga adalah iklim kerja, kepemimpinan

yang efektif, kesempatan melanjutkan dan mengembangkan karier.

c. Pengetahuan dan Pelatihan

Peningkatan perilaku caring perawatyang diberikan oleh

perawat dapat mencakup pengetahuan dan pelatihan perawat yang

dapat memberikan informasi bagi pasien. Peningkatan pengetahuan


kepada mahasiswa keperawatan pada saat pembelajaran di

laboratorium bersama teman sejawat dapat meningkatkan kesadaran

mahasiswa keperawatan untuk melakukan caring sesuai dengan teori

yang telah dikembangkan.

5. Jenis – jenis perilaku Caring perawat

a. Caringsebagai suatu proses. Caring sebagai suatu proses berorientasi

pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasi diri.

Caring sebagai suatu proses merupakan perilaku yang membutuhkan

jiwa besar dan mampu berlapang dada

b. Caring sebagai bentuk moral. Caring sebagai moral imperative (bentuk

moral) menempatkan perawat sebagai orang-orang yang bermoral baik

dan memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang

mempertahankan martabat pasien sebagai manusia yang mempunyai

kekuatan, dan bukan hanya fisik, tapi juga mempunyai jiwa dan

kebutuahan yang harus menjadi bagian penting dari perilaku caring

perawat.

c. Caring sebagai suatu affect. Caring sebagai suatu affect digambarkan

sebagai autu emosi, perasaan belas kasih, atau empati terhadap pasien

yang mendorong perawat untuk meberikan asuhan keperawatan bagi

pasien, dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap

perawat agar dapat merawat pasien dengan baik.


6. Hubungan antara Caring dan Keperawatan

Keperawatan adalah sebagai proses menolong, membantu, melayani,

caring, dalam hal ini menunjukan bahwa keperawatn dan caring adalah

sesuatu yang tidak terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasi

bahwa beberapa aktifitas praktik dilakukan dalam proses caring di

lingkungan keperawatan (Morrison, dkk, 2008 dalam Putri, 2014)

Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting

terutama dalam praktik keperawatan. Konsep caring pun mengalami

perubahan yang pesat. Caring merupakan perwujudan dari semua faktor

yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

klien. Caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam

melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai

klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Respon

setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam

praktik keperawatan seorang perawat harus mampu memahami setiap

respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan

memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang

berbeda (Putri .A, 2014)

Keperawatan sebagai proses “menolong, membantu, melayani,

caring” menunjukan bahwa keperawatan dan caring adalah sesuatu yang

tidak terpisahkan dan pada saat yng sama mengindikasi bahwa beberapa

ktivitas praktik dilakukan dalam proses caring dilingkungan keperawatan

(Morrison & Burnard, 2009).


Caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal

esensial yang mengahruskan perawat melakukan aktivitas peran yang

spesifik dalam sebuah cara dengan penyampaian ekspresi emosi-emosi

tertentu kepada pasien. Aktivitas tersebut meliputi membantu, menolong,

dan melayani orang yang berkebutuha khusus (Morrison & Burnard,

2009).

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan didukung oleh

pengembangan teori-teori keperawatan, salah satunya teori caring.

Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring

merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja

untuk lebih meningkatkann kepeduliannya pada klien. Kunci dari kualitas

pelayanan asuhan keperawatan adalah perhatian, empati dan kepedulian

perawat. Hal ini sangat sesuai dengan tuntutan masyarakat pada saat ini

yaitu mengharapkan pelayanan keperawatan yang berkualitas (Putri Ardi,

2014).

Caring dalam keperawatan itu sendiri ditunjukan dengan melakukan

pendekatan humanistik, artinya perawat harus mampumenghargai dan

menghormati martabat manusia dengan memberikan perhatian terhadap

klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. (Putri .A,

2014).
7. Aspek – aspek Pembentuk Perilaku Caring perawat

Menurut Watson dalam Putri Syah (2013) ada 10 aspek – aspek

pembentuk perilaku caring perawatantara lain :

a. Membentuk dan menghargai sistem humanistik dan altruistik

Perilaku yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan .

seseorang yang berPerilaku altruistik membantu orang lain dengan

sikap kerelaan dan tanpa mengharapkan pamrih, perilaku menolong

orang lain dapat dikategorikan karena berfokus pada kesejahteraan

orang lain. Faktor ini berkaitan dengan kepuasan melalui member

dan memperluas rasa diri (sense of self).

b. Menanamkan keyakinan dan harapan

Menanamkan keyakinan dan harapan merupakan hal yang

sangat penting perawat harus memiliki pikiran positif sehingga dapat

menularkan kepada klien yang akan membantu meningkatkan

kesembuhan dan kesejahteraan klien. Perasaan keyakinan dan

harapan meningkatkan kesejahteraan dengan cara membantu klien

mengadopsi perilaku mendapatkan kesehatan. Dengan

mengembangkan hubungan perawat-klien yang efektif perawat

memfasilitasi perasaan optimis, harapan dan rasa percaya.

c. Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain

Perawat yang mampu menyadari dan mengeskpresikan perasaan

mereka lebih mampu memberikan kesempatan kepada orang lain

untuk mengekspresikan perasan mereka.


d. Mengembangkan hubungan saling membantu dan saling percaya

Hubungan semacam ini melibatkan komunikasi efektif, empati,

dan kehangatan yang non positif dan negatif. Sebuah hubungan

saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang fasilitasi untuk

penerimaan perasaan positif negatif, yang termaksud dalam hal ini,

kejujuran, empati, kehangatan dan komunikasi efektif

e. Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan negatif dan positif

klien

Berbagai perasaan duka cita, cinta dan kesedihan adalah

pengalaman yang penuh resiko, perawat harus siap untuk perasaan

positif mauun negatif klien

f. Sistematis dalam metode pemecahan masalah

Perawat menggunakan proses keperawatan yang sistematis dan

terorganisir untuk menyelesaikan masalah kesehatan klien sesuai

dengan ilmu dan kiat keperawatan

g. Pengembangan pendidikan dan pengetahuan interpersonal

Faktor ini membedakan caring dan curing dan member

tanggung jawab kesehatannya ke klien. Perawat memberikan

informasi kepada klien memfasilitasi proses ini dengan tehnik

belajar mengajar yang bertujuan untuk memandirikan klien dalam

memenuhi kebutuhan perawatan diri dan memberikan kesempatan

kepada klien untuk berkembang.


h. Meningkatkan dukungan perlindungan mental, fisik, sosial budaya

dan lingkungan spiritual

Perawat harus bisa memberikan sebuah lingkungan yang

suportif, protektif, atau memperbaiki mental, fisik sosiokultural dan

spiritual. Karena klien dapat mengalami perubahan baik dalam aspek

lingkungan internal dan eksternal, perawat harus mengkaji dan

memfasilitasi kemampuan klien untuk mengatasi perubahan mental,

emosional dan fisik.

i. Membantu kebutuhan klien

Caring disampaikan dengan mengenali dan memenuhi

kebutuhan fisik, emosi, sosial dan spiritual klien.

j. Menghargai kekuatan eksistensial – phenemonologikal

Perawat harus menghargai kekuatan eksistensial dan

phenemonologikal yang diyakini pasien dengan tujuan memfasilitasi

pencapaian kebutuhan diri dan kematangan jiwa.

8. Teori Swanson’s Middle Range Caring

Dalam Wayan (2015), Swanson mengartikan Caring sebagai cara

memelihara hubungan yang bernilai dengan orang lain, kepada

siapaseseorang harus sadar akan suatu komitmen dan mau

untukbertanggungjawab. Caring merupakan proses bagaimana perawat

mengertikejadian yang berarti di dalam hidup seseorang, hadir secara

emosional,melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti melakukan

terhadap dirisendiri, member informasi dan memudahkan jalan seseorang


dalam menjalanitransisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang

dalam menjalanihidup.

Swanson’s Middle Range Caring Theory, teori ini diartikan teori yang

fokus pada kepentingan dalam memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan

pasien, teori ini memberikan konstribusi yang unik dalam membangun

hubungan antar perawat (Kavanaugh et al, 2010). Dalam teori ini tedapat 5

kategori dalam proses caring, yaitu maintaining belief, knowing, being with,

doing for and enabling (Janson & Adolfsson, 2011). Kalfoss & Owe (2015)

menjelaskan tentang maintaining belief, knowing, being with, doing for and

enabling sebagai berikut :

1. Maintaining Belief

Maintaining Belief adalah menaruh keyakinan atau kepercayaan kepada

kemampuan perawat dalam mengatasi kondisi atau transisi kehidupan

pasien yang dialami saat ini. dan perawat lebih memusatkan perhatiaanya

kepada pasien. Perhatian yang diberikan untuk mempertahankan sikap

penuh harapan dari pasien dengan cara perawat membatu pasien dalam

mencapai sesuatu yang bermakna dalam diri pasien sehingga perawat

memperoleh kepercayaan dari pasien.

2. Knowing

Knowing adalah berusaha memahami suatu keadaan yang dialami

seorang pasien dan memiliki makna yang mendalam bagi kehidupanya.

Dengan menghindari asumsi yang akan mengganggu kondisi pasien,


sehinga perhatian perawat berpusat pada kebutuhan dasar pasien,

melakukan penilaian pada kondisi pasien.

3. Being With

Being With adalah hadir secara emosional untuk berbagai perasaan

dengan pasien baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Kehadiran dan berbagi secara dipantau pada akhirnya akan menimbulkan

kepedulian dan keterbukaan antar pasien dengan perawat yang

bertanggung jawab.

4. Doing For

Doing For adalah melakukan sebisa mungkin untuk kenyamanan pasien

selama menerima perawatan, protektif dan antisipatif. Perawat

melakukan tengan trampil dan kompeten serta menjaga martabat pasien,

sehingga pasien dapat lebih mandiri dalam melakukan kegiatan yang

mungkin bisa dilakukan sendiri.

5. Enabling

Enabling adalah menfasilitasi pasien menjalani transisi kehidupan dan

kejadian yang tak terduga. Bertujuan untuk menanamkan dan

mengaktualisasikan diri pasien, meningkatkan penyembuhan, melatih

perawat diri pada pasien dengan cara memberikan informasi, memberi

dukungan, fokus pada masalah pasien dan menghasilkan pemikiran yang

relevan dari umpan balik.


B. Kajian Empiris

Herman & Putri Deli tentang hubungan antara beban kerjadanperilaku

caring perawatperawat. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

caring perawat adalah lingkungan praktik, seperti beban kerja. Penelitian ini

dilakukan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 73 orang. Sampel diambil dengan teknik

purposive sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner

beban kerja dan CBAS (CaringBehaviors Assessment Scale). Penelitian ini

dilakukan di RS Bhayangkara Makassar. Hasil uji korelasi Pearson dengan

taraf kesalahan (α) = 0,05, diperoleh nilai p = 0,011. Ini berarti ada hubungan

signifikan antara beban kerja dengan perilaku caring perawat yang diterapkan

oleh perawat. Semakin rendah beban kerja semakin memungkinkan bagi

perawat menunjukkan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan.

Rama Difayoga dan Ahyar Yuniawan melakukan penelitian di Rumah

Sakit Keperawatan Wilasa Citarum Semarang. Jumlah sampel ditentukan

sebanyak 67 responden dengan menggunakan metode simple random

sampling dan pengukuran kuesioner dengan skala likert menggunakan 3

hipotesis yang salah satunya ialah lingkungan kerja.Hasil pengujian hipotesis

menghasilkan nilai t hitung sebesar2,862 dengan signifikansi sebesar 0,006.

Nilai signifikansi hasil lebih kecil dari 0,05. Hal tersebutmenunjukkan bahwa

penelitian ini diterima, yang artinya bahwa secara parsialvariabel

lingkungan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.. Hal


ini menjelaskan bahwa lingkungan kerja memegang peranan penting

dalam organisasi, karena secara tidak langsung dapat mempengaruhi

keberhasilan suatu proses pelayanan. Adanya lingkungan kerja yang baik

akan memuaskan bagi perawat dan menjadi dasar pada peningkatan

efektivitas dalam pekerjaan. Hasil ini sekaligus memberikan bukti

empiris bahwa lingkungan kerja sebagai salah satu sarana penunjang

kerja apabila dibuat dengan penerangan, warna yang tidak membuat

lelah, pertukaran udara yang baik, kebisingan yang tidak terlalu besar

dan adanya musik yang dapat memberikan semangat kerja dalam hal ini

akan memberikan rangsangan terhadap saraf seseorang untuk bekerja

dengan memperkecil tingkat kelelahan mereka. Hal ini akan mendukung

terjadinya peningkatan kinerja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rahayu tentang hubungan

pelatihan dan sikap dengan perilaku caring perawat di Rumah Sakit diperoleh

hasil bahwa dari 27 responden yang berpengetahuan tentang caring yang

baik memiliki perilaku caring perawat yang baik sebanyak 25 orang

(92,5%) dan sebanyak 2 orang (7,4%) yang memiliki perilaku caring

perawat yang kurang. Hasil uji statistik chi square dengan tingkat

kepercayaan 95% diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (p< α) yang

berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan

perilaku caring perawat perawat pelaksana. Nilai Odd Ratio(OR)sebesar

62,5 yang artinya bahwa perawat dengan pengetahuan tentang caringyang

baik memiliki peluang 62,5 kali lebih besar mempunyai perilaku caring
perawat yang baik dibanding perawat yang memiliki pengetahuan tentang

caring yang kurang. Untuk menghasilkan pribadi perawat yang berjiwa

caringpengetahuan menjadi faktor yang penting. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan hasil penelitian Ramadhan (2017) yang menunjukkan bahwa

pelatihan caring perawat mampu meningkatkan kemampuan dan

keterampilan perawat untuk menerapkan caring, perawat yang memiliki

kemampuan komunikasi yang baik dapat memberikan perilaku caring

perawatyang baik, pengalaman perawat dalam menghadapi pasien juga

membuat perawat lebih terlatih dan terbiasa untuk berperilaku caring

perawat dan penghargaan atau reward dapat meningkatkan motivasi perawat

untuk berperilaku caring.


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan merupakan bentuk

pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim memberikan pelayanan

kepada klien. Tim keperawatan merupakan anggota timkesehatan di garis

terdepan yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara

terus menerus. Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada

klien sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan.Hal ini

diajukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan

pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pasien

yang dirawat.

Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk

memperhatikan orang lain, keterampilan intelektual, teknikal dan

interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring perawat atau kasih

sayang. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara

seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan

orang lain. Caring dalam keperawatan terdiri dari upaya untuk melindungi,

dan menjaga atau mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang

lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta

membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian

diri.

26
B. Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang berhubungan dengan


perilaku Caring:
Beban Kerja

Perilaku
Lingkungan kerja
CaringPerawat

Pelatihan

Keterangan:

= VariabelIndependen

= Variabel Dependen

= Hubungan antara variabel yang diteliti

Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep

C. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat

Variabel Terikat (Dependent variabel) dalam penilitian ini adalah

perilaku caring perawat.

2. Variabel Bebas

Variabel Bebas (Independent variabel) dalam penelitian ini adalah

faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perilaku caring perawatyaitu

Beban kerja, lingkungan kerja, Pelatihan.

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif

1. Perilaku Caring Perawat

Perilaku caring perawat adalah keseluruhan sikap dan tindakan

perawat dalam memerikan asuhan keperawatan terhadap pasien dampak


yang ditimbul sebagai akibat dari kinerja layanan keperawatan. Kriteria

penilaian dengan menggunakan lembar kuesioner dengan alat ukur lembar

tehnik checklist dengan menggunakan skala Guttman. Jawaban positif

diberi 1 dan jawaban negatif 0.

Kemudian diukur dengan menggunakan rumus Sugiono (2013).

I = R/K, dimana :

I = Interval Kelas.

R = Range

K = Kategori

Skor tertinggi = 1 x 10= 10 (100%)

Skor terendah = 0 x 10 = 0 (0%)

I = 100
2

I = 50 %

Kriteria Objektif :

Cukup : Bila skor jawaban responden ≥ 50%

Kurang: Bila skor jawaban responden < 50%

2. Beban Kerja

Beban kerjaBeban kerja dalam penelitian ini adalah diberikannya

tugas tambahan sehingga tugas utama terlalaikan akibatnya dapat

memberikan dampak pada asuhan pelayanan yang di berikan . Kriteria

penelitian pada beban kerja perawat didasarkan atas skala likert. Kriteria

penilaian didasarkan atas jumlah pertanyaan keseluruhan yaitu sebanyak

10 nomor dengan 4 pilihan jawaban dengan skor :


(B)Beban Kerja Berat :4

(S) Beban Kerja Sedang :3

(R) Beban Kerja Ringan :2

(TB) Tidak ada Beban Kerja : 1

Kemudian diukur dengan menggunakan rumus Sugiono (2013).

I = K/R, dimana :

I = Interval Kelas.

R = Range

K = Kategori

Skor tertinggi = 4 x 10 = 40 (100%)

Skor terendah = 1 x 10 = 10 (25%)

I = 100 - 25
2
I = 37,5

Kriteria Objektif :

Ringan : Bila responden menjawab benar pertanyaan ≥ 37,5%

Berat : Bila responden dapat menjawab pertanyaan < 37,5%

(Irma, 2015)

3. Lingkungan kerja

Lingkungan ditempat kerja yang berkaitan dengan sistem

organisasi dan komunikasi internal yang dapat mempengaruhi perawat

dalam menjalankan tugas-tugasnya. Lingkungan kerja non fisik ini diukur

dengan menggunakan lembar kuisioner yang berisi 12 pernyataan dan

penilaiannya menggunalan skala likert yang apabila dijawab sangat setuju


(SS) diberi nilai 4, setuju (S) nilai 3, tidak setuju (TS) nilai 2dan sangat

tidak setuju (STS) diberi nilai1, untuk menghitung interval (skala)

digunakan rumus :

I = R/K

Keterangan :

I = Interval kelas (skala)

R = Range (nilai tertinggi – nilai terendah)

K = Jumlah kategori (2)

Tekhnik penentuan kriteria adalah sebagai berikut :

Skor tertinggi = 12 x 4 = 48 (100%)

Skor terendah = 12 x 1 = 12 (25%)

Kisaran range = 100 % - 25 %

= 75 %

Kriteria objektif terdiri dari 2 kategori (cukup dan kurang)

Interval = Range / Kategori

= 75% / 2

= 37,5 %

Interval = 100% - 37,5% = 62,5%

Kriteria Obyektif :

Cukup : Apabila skor yang diperoleh responden > 62,5 %

Kurang : Apabila skor yang diperoleh responden ≤ 62,5 %

(Julianto, 2017)
4. Pelatihan

Peningkatan perilaku caring perawat yang diberikan oleh perawat dapat

mencakup pengetahuan dan pelatihan perawat.

Kriteria Obyektif :

Sudah pernah : Bila skor jawaban responden sudah pernah mengikuti

pelatihan.

Belum pernah : Bilabila skor jawaban responden belum pernah

mengikuti pelatihan.

(Rodiah, 2018)

E. Hipotesis Penelitian

1. Beban Kerja

Ho : Tidak ada hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawat di

BLUD RSUD Benyamin Guluh

Ha :Ada hubungan beban kerja dengan perilaku caring perawatdi BLUD

RSUD Benyamin Guluh

2. Lingkungan Kerja

Ho : Tidak ada hubungan lingkungan kerja dengan perilaku caring

perawat di BLUD RSUD Benyamin Guluh

Ha: Ada hubungan lingkungan kerja dengan perilaku caring perawat di

BLUD RSUD Benyamin Guluh

3. Pelatihan

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dan pelatihan dengan perilaku

caring perawat di BLUD RSUD Benyamin Guluh


Ha: Ada hubungan pengetahuan dan pelatihan dengan perilaku caring

perawatdi BLUD RSUD Benyamin Guluh


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan menggunakan

pendekatan cross sectionalyang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang berhubungan dengan perilaku caring perawat yang dapat meningkatkan

kepuasan pasien di ruang rawat inap BLUD RSU Benyamin Guluh

Kabupaten Kolaka. Penelitian cross sectional adalah jenis penelitian yang

nenekankan waktu pengukuran/observasi pada variabelindependen dan

dependen hanya satu kali pada satu saat. (Nursalam, 2013)

Adapun desain penelitian cross sectionalsebagai berikut :

Populasi
(Sampel)

Faktor Resiko + Faktor Resiko +

Efek + Efek - Efek + Efek -

Gambar 2. Bagan Desain Penelitian cross sectional

33
B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini rencana akan dilaksanakan pada bulan Agustus.

2. Tempat

Penelitian ini rencana akan dilaksanakan di ruang rawat inapBLUD

RSU Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka.

C. Populasi, Sampel Penelitian dan Tehnik Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua tenaga perawat di ruang

rawat inap sebanyak 142 responden di BLUD RSU Benyamin Guluh

Kabupaten Kolaka.

2. Sampel

Sampel adalah subyek dari populasi yang dipilih dengan cara

tertentu hingga mewakili populasi. Untuk mewakili populasi, peneliti akan

mengambil 10-15% atau 20-25% dari seluruh populasi yang ada

(Nursalam, 2013).

Penentuan banyaknya sampel berdasarkan rumus sebagai berikut:

N
n =
1 + N (d)2

Keterangan:

n = Besar Sampel

N = Jumlah Populasi
d = Ditentukan Sebesar 10% (0,1)

Jadi besar sampel yang diambil:

N
n=
1 + N (d)2
142
=
1 + 142 (0,1)2
142
=
2,42
= 58,6 orang

Jadi, besar sampel yang di ambil berdasarkan perhitungan diatas

adalah sebanyak 59 orang.

1. Kriteria Sampel

a. Kriteria inklusi :

1) Perawat yang bertugas di ruang rawat inap BLUD RSU Benyamin

Guluh.

2) Perawat yang bersedia menjadi responden

b.  Kriteria Ekslusi

1) Perawat yang sedang cuti (sakit atau melahirkan)

2) Perawat yang sedang mengikuti pendidikan atau pelatihan.

D. Instrumen Dan Tekhnik Pengumpulan Data

Instrumen atau alat pengumpul data pada penelitian ini menggunakan

kuesioner. Kuesioner diartikan sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun

baik, sudah baik, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau

dengan memberikan tanda tertentu. Sedangkan observasi adalah peneliti


mengobservasi dan mencatat apa yang dilihat dengan suatu perencanaan

(Nursalam, 2008). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan kuesioner.

Sebelum instrumen digunakan dilakukan uji coba terlebih dahulu

yaitu dengan pengujian validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

tersebut mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan

menguji validitas item pertanyaan, dilakukan melalui kegiatan pilot study

sebagai suatu uji coba desain penelitian kepada 22 orang yang memiliki

karakteristik sama dengan sample penelitian. Hasil pilot study ini

kemudian dilakukan perhitungan korelasi antara masing-masing

pertanyaan dengan skor total menggunakan korelasi Product

Moment dengan rumus (Notoatmodjo,2002) sebagai berikut :

N XY X Y 
R
 

N X X 2 NY  Y 2
2 2

Keterangan :

R: Koefisien Korelasi

N: Banyaknya Sampel

X: Variabel independen
Y: Variabel dependen

Hasil perhitungan tiap-tiap item dibandingkan dengan tabel nilai

Product Moment apabila hasil uji dari tiap item pertanyaan ternyata

signifikan (P value < 0,05) atau r hitung lebih besar dari r tabel, maka item

pertanyaan tersebut valid dan dapatdigunakan.

1) Beban Kerja

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 petanyaan

tentang beban kerja didapatkan r hitung 0,685 dengan hasil tersebut

dapat diketahui bahwa hasil r hitung lebih besar dari r tabel, dimana r

tabel yaitu 0,685 sehingga dikatakan valid

2) Lingkungan Kerja non fisik

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 12 petanyaan

tentang Lingkungan Kerja non fisik didapatkan r hitung 0,725 dengan

hasil tersebut dapat diketahui bahwa hasil r hitung lebih besar dari r

tabel, dimana r tabel yaitu 0,725 sehingga dikatakan valid

3) Pelatihan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 1 petanyaan

tentang pelatihan didapatkan r hitung 0,655 dengan hasil tersebut

dapat diketahui bahwa hasil r hitung lebih besar dari r tabel, dimana r

tabel yaitu 0,655 sehingga dikatakan valid


4) Perilaku caring

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pernyataan

tentang Perilaku caring didapatkan r hitung 0,840 dengan hasil

tersebut dapat diketahui bahwa hasil r hitung lebih besar dari r tabel,

dimana r tabel yaitu 0,840 sehingga dikatakan valid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

beramenunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten

atau tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap

gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo,2002).

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus

alpha cronbach. Instrument dikatakan reliabel bila nilai alpha

mendekati angka 1 (Arikunto,2002).

1) Beban Kerja

Dari hasil penelitian menunjukan untuk pertanyaan Beban

Kerja menunjukkan angka r alpha 0,8750, sehingga disebut reliabel

karena mendekati angka1.


2) lingkungan kerja non fisk

Dari hasil penelitian menunjukan untuk pertanyaan lingkungan

kerja non fisk menunjukkan angka r alpha 0,9510, sehingga disebut

reliabel karena mendekati angka1.

3) Pelatihan

Dari hasil penelitian menunjukan untuk pertanyaan pelatihan

menunjukkan angka r alpha 0,8810,sehingga disebut reliabel karena

mendekati angka1.

4) Perilaku Caring

Dari hasil penelitian menunjukan untuk pelaksanaan perilaku

caring menunjukkan angka r alpha 0,920,sehingga disebut reliabel

karena mendekati angka1.

E. Pengolahan dan analisa data

1. Pengolahan data

a. Editing

Editing atau penyuntingan adalah untuk meneliti apakah kuisioner

sudah lengkap atau belum sehingga ada kekurangan dapat segera

dilengkapi. Editing dapat dilakukan ditempat pengumpulan data

sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat

dilaksanakan
b. Coding

Coding atau pengkodean yaitu mengklasifikasi data dan memberi kode

untuk masing-masing jawaban dengan tujuan untuk mempermudah dan

mempercepat pada saat memasukan data ke computer.

c. Entry

Entry adalah kegitan memasukan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau databes komputer, kemudian membuat

distribusi frekwensi sederhana atau membuat tabel kontingensi

d. Cleanig (pembersihan data)

Cleaning adalah suatu kegiatan yang melihat apakah data sudah benar-

benar bebas dari kesalahan.

2. Analisis data

a. Analisa Univariat

Analisa ini menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel

yang diteliti.

f
X= ×K
n

Keterangan :

f = frekuensi kategori variabel yang akan diteliti

n = jumlah sampel penelitian

k = konstanta (100%)

x = presentase hasil penelitian (Arikunto, 2007)


b. Analisa Bivariat

Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel

berupa tabel analisis univariat dari masing-masing variabel penelitian dan

tabel analisis bivariat hubungan variabel dependen dan independen.

Tabel 2. Tabel Kontigensi Sederhana 2 x 2

Kriteria Kelompok Studi Jumlah


Efek positif Efek negative
Positif A B a+b
Negatif C D c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d

Analisi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen menggunakan uji Chi Square

menggunakan SPSS dengan derajat kemaknaan 0,05. Bila nilai p value<α

(0,05) berari hasil perhitungan statistik bermakna, dan apabila nilai p

value >α (0,05) berarti hasil statistik tidak bermakna

c. Uji keeratan hubungan

Untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel yang telah

diuji Chi-kuadrat dilakukan uji Cramers (uji K) dengan rumus

x2
v❑ =
√ n.t

Keterangan :

X2 = nilai chi

n = besar sampel

t = nilai R-1 atau C-1 yang terkecil

Dengan interpretasi sebagai berikut :


a) Nilai 0,01 – 0,25 hubungan lemah

b) Nilai 0,26 – 0,50 hubungan sedang

c) Nilai 0,51 – 0,75 hubungan kuat

d) Nilai 0,76 – 1,0 hubungan sasngat kuat (sugiyono, 2008)

F. Etika Penelitian

1. Informed concent(lembar persetujuan).

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed concent).

Informed concent tesebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

2. Ananomity (tanpa nama).

Merupakancara tidak memberikan nama responden pada lembar alat

ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality (kerahasiaan).

Yaitu menjamin kerahasian hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Informasi yang dikumpulkan di jamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset.

DAFTAR PUSTAKA

Burnard Philip & Morrison Paul. 2009. Caring & Communicating alih bahasa
Widyawati. Edisi 2. Jakarta: EGC.
E Sutria, MU Azhar.2017.Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
Caring perawat perawat di ruang perawatan interna. Journal of
Islamic Nursing DOI: https://doi.org/10.24252/join.v2i2.3977

Firdaus. (2006). Analisis komparatif kinerja perawat Ruang Rawat Inap di RS


Swasta (Suaka Insani) dan RS Pemerintah (Ulin) Kota Banjarmasin.
Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, tidak dipublikasikan

Herman, H., & Deli, P. (2021). Hubungan Antara Beban Kerja Dan Perilaku
Caring perawat Perawat.  Jurnal Penelitian Keperawatan
Kontemporer, 1(1), 16-23. Retrieved from
https://jurnal.ikbis.ac.id/JPKK/article/view/192

Kalfoss, M. and Owe, J. (2015) Empirical Verification of Swanson’s Caring


Processes Found in Nursing Actions: Systematic Review. Open Journal
of Nursing, 5, 976-986. doi: 10.4236/ojn.2015.511104.

Nurlaili, Hidayati. (2013). Hubungan Perilaku Caring perawat Perawat Dengan


Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta. http://eprints.ums.ac.id/27204. Diunduh pada
12 Juli 2015

Nursalam, (2008), Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan


Praktis : Jakarta : SalembaMedika.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika,

Putri. A, Putra, (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan


pasien dalam pelayanan keperawatan di ruang rawat Inap Interne Pria
dan Wanita RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukit tinggi. Jurnal Cendekia.
STIKes Yarsi

Rahayu Sri, 2011. Biologi Molekuler Prinsip Dasar Analisis. Erlangga, Jakarta

Rahayu, S. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Caring


Perawat di Rumah Sakit. Faletehan Health Journal, 5(2), 77-83.
https://doi.org/10.33746/fhj.v5i2.12.
Rama ,Ahyar Y. 2015. Pengaruh Stres Kerja, Kepuasan Kerja, Danlingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Perawat (Studipada RS Panti Wilasa Citarum
Semarang). Diponegoro Journal Ofmanagement. Volume4, Nomor1,
Tahun 2015, Halamanhttp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr

Sugiyono, (2013), Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.


Bandung: ALFABETA

Suryani, M. (2010). Hubungan Lingkungan Kerja dengan perilaku Caring


Perawat di RS PGI Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia

Wayan Mujati, Dwipalguna. (2015). Pengaruh Penempatan Stres dan Motivasi


Kerja Terhadap Kepuasan Kerja. E – Jurnal Manajemen, 4(9).

Wulan & Hastuti, M. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: Prestasi


Pustaka.

Watson, Jean. (2009). Theory of humanCaring.http://ww2.uchsc.edu/son/cawring.


LAMPIRAN 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Bapak/Ibu/Saudara(i)

di-

Tempat

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir di Program StudiKeperawatan

Universitas Mandala Waluya Kendari, maka saya :

Nama : Reuni Puspitasari Paseranan

Nim : P201902035

Status : Mahasiswi Universitas Mandala Waluya Kendari

Akan melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Perilaku Caring Perawat Yang Dapat Meningkatkan

Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap BLUD RSU Benyamin Guluh

Kabupaten Kolaka”. Untuk kepentingan tersebut, sayamohon kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara(i) untuk berkenan menjadi responden penelitian (dijadikan

sampel). Identitas dan informasi yangberkaitan dengan Bapak/Ibu/Saudara(i)

dirahasiakan oleh Peneliti.

Atas partisipasi dan dukungannya, saya ucapkan banyak terimakasih.

Kendari, Juli 2021

Peneliti

Reuni Puspitasari Paseranan


LAMPIRAN 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat:

Menyatakan menjadi subyek (responden) dalam penelitian dari :

Nama : Reuni Puspitasari Paseranan

Nim : P201902035

Program Studi : S1 Keperawatan Universitas Mandala Waluya Kendari

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Caring


Perawat Yang Dapat Meningkatkan Kepuasan Pasien di
Ruang Rawat Inap BLUD RSU Benyamin Guluh Kabupaten
Kolaka
Informasi yang diberikan pada penelitian ini tidak
akanmemberikan dampak dan risiko apapun pada responden
penelitian,karena semata-mata untuk kepentingan Peneliti. Saya telah
diberikesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum di
mengertitelah mendapatkan jawaban yang jelas.
Dengan demikian saya menyatakan dengan sukarela untuk
ikutsebagai responden dalam penelitian ini.

Kendari, ……………… 2021

Responden

(………………………..)
48

LAMPIRAN 3
KUISIONER PENELITIAN
Tanggal :

No. Responden :

A. Karakteristik Responden

1. Nama Responden :

2. Jenis Kelamin :

Laki-laki, Perempuan

3. Umur :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Pekerjaan :

B. Beban Kerja

Berilah tanda checklist pada kolom (B) Beban kerja Berat, (S) Beban kerja sedang, (R) beban

kerja ringan, dan (TB) tidak ada beban kerja pernah, sesuai dengan pendapat anda

No Jawaban Responden
Pertanyaan
B S R TB

1. Melakukan observasi pasien secara ketat selama jam


kerja

2. Banyaknya pekerjaan yang harus di lakukan demi


keselamatan pasien

3. Beragamnya jenis pekerjaan yang harus dilakukan demi


keselamatan pasien

4. Kontak langsung perawat dengan pasien di ruangan?

5. Tanggung jawab dalam melaksanakan asuhan


keperawatan pada klien
49

6. Mendengar suara/keluahan/rintihan jeritan klien

7. Ketatnya aturan kerja yang harus di patuhi

8. Kondisi klien tidak kooperatif (menunutut perawat untuk


membuat membuat lebih terhadap klien)

9. Kerja sama antar anggota

10. Tuntutan keluarga untuk keselamatan klien

(Moniz, 2020)

C. Lingkungan Kerja Non Fisik

Petunjuk: Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan suasana
lingkungan kerja yang anda rasakan

Keterangan jawaban : SS = Sangat setuju S = Setuju

TS = Tidak setuju STS = Sangat tidak setuju

Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1 Sistem Organisasi
a. Ada pembagian tanggung jawab yang jelas
antar komponen di ruangan anda
b. Gaya kepemimpinan kepala ruangan yang
dapat diterima oleh petugas
c. Pemberian tugas yang sesuai dengan
kemampuan dan tingkat pendidikan
d. Ada sistem promosi dan sanksi dalam
penjenjangan karir
e. Pimpinan memperlakukan sama terhadap
semua tim kerja
2 Sistem Komunikasi Internal
a. Ada komunikasi yang kondusif dilandasi saling
percaya antar petugas maupun kepada atasan
b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
antar petugas
c. Menghindarkan unsur emosi dalam
50

penyampaian pendapat
d. Komunikasi berlangsung timbal balik antar
pekerja
e. Instruksi diberikan secara jelas dan terukur
3 Keamanan
a. Lingkungan ruang rawat inap memberikan rasa
aman kepada perawat
b. Perawat merasa aman dalam menggunakan
sarana dan prasarana yang tersedia di ruang
rawat inap

D. Pelatihan

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda pernah mengikuti pelatihan
(PPGD, BTCLS, ICU, perawatan luka
modern, hipnotherapy, membaca EKG,
bantuan hidup dasar) dalam kurun waktu
satu tahun terakhir ?

No Pertanyaan Ya Tidak
1 Memperkenalkan diri pada saat kontak awal dengan pasien
2 Mendahulukan kepentingan pasien , perawat menghargai pendapat keputusan pasien
3 Mendengarkan dan memperhatikan keluhan dan kebutuhan pasien
4 Selalu siap membantu pasien sesuai dengan keluhan dan kebutuhan pasien
5 Memberikan penjelasan secara rasional ketika pasien mengungkapkan keluhan penyakitnya dan
memberikan cara mengatasinya
6 Menjelaskan kondisi penyakit yang diderita pasien dengan sikap hormat dan sabar
7 Memberikan informasi yang benar kepada pasien sehingga pasien dapat mengambil keputusan
51

dengan tepat
8 Berbicara dengan intonasi rendah, rileks, terbuka
9 Bersifat hangat dan terbuka
10 Menyediakan waktu bagi pasien untuk mengepresikan perasaan dan pengalamannya
E.Perilaku Caring

Lembar Observasi Perilaku Caring Perawat

Anda mungkin juga menyukai