Anda di halaman 1dari 24

MODUL LATIHAN FISIK SESUAI REKOMENDASI PADA PEKERJA

PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS DALAM PENGENDALIAN RISIKO


PENYAKIT TIDAK MENULAR

Tim Penyusun:

Ns. Aini Yusra, M.Kep., Sp.Kep.M.B


Agung Waluyo, S.Kp., M.Sc., Ph.D
Dr. Enie Novietastari, S.Kp., MSN
Prof.dr. Muchtaruddin Mansyur, MS., SpOk., PhD
Prof.Dr. Ramdan Pelana, S.Or., M.Or

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS INDONESIA
2021
Sudahkah Anda melatih fisik hari ini?

Kurangnya latihan fisik dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, agar dapat
terus menjaga kesehatan, pekerja diharapkan dapat melaksanakan latihan fisik yang
direkomendasikan atau yang disarankan. Latihan fisik yang direkomendasikan telah
disesuaikan dengan kondisi Anda dengan mempertimbangkan risiko serta kemudahan dalam
melaksanakannya yaitu latihan fisik berintensitas rendah atau yang kerap disebut dengan low
impact.

Pada modul ini, penulis akan membantu Anda untuk mengenal lebih dalam mengenai latihan
fisik yang direkomendasikan serta bagaimana pelaksanaannya. Penulis berharap modul ini
dapat menjadi panduan untuk memahami materi dan tentunya agar dapat dipraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Selamat membaca!
Salam sehat untuk kita semua!

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya, akhirnya modul
edukasi keperawatan monitoring perilaku sehat pekerja perusahaan minyak dan gas dalam
pengendalian risiko penyakit tidak menular, bagi pekerja dapat terselesaikan. Materi inti
tentang perilaku sehat pada pekerja ( latihan fisik sesuai rekomendasi)

Gaya hidup yang masih kurang baik terutama dalam hal diet dan aktivitas fisik memicu
terjadinya risiko PTM. Selain masalah gaya hidup, pekerja minyak dan gas memiliki beban
kerja yang berat serta lingkungan kerja yang penuh dengan bahaya (Witter, Tenney, Clark, &
Newman, 2014). Beratnya beban kerja yang dimiliki oleh pekerja minyak dan gas dapat
menyebabkan peningkatan stres dan kelelahan yang dapat memengaruhi kondisi kesehatan
pekerja. Selain itu, pekerja minyak dan gas juga seringkali terpapar oleh gas berbahaya, seperti
hidrokarbon (metana, etana, butana, dan lain-lain) dan zat karbon hasil pembakaran bahan
tambang. Kondisi ini menjelaskan bahwa begitu tinggi risiko pekerjaan yang dihadapi oleh
pekerja minyak dan gas.

Tingginya risiko pekerjaan memang tidak serta merta menyebabkan PTM, namun dengan
kondisi tersebut tentunya akan memperberat masalah PTM yang terjadi pada pekerja. Oleh
karena itu perlu perhatian khusus membantu mengurangi risiko pada pekerja, salah satunya
dengan memperbaiki gaya hidup atau perilaku pekerja yang sehat.

Upaya promosi kesehatan pekerja sangat relevan di area kerja di mana karyawan menghadapi
tuntutan pekerjaan fisik dan psikologis yang tinggi, seperti pada industri minyak dan gas.
Mengingat banyaknya tuntutan dan risiko kesehatan yang dihadapi pekerja di industri minyak
dan gas, promosi kesehatan untuk kelompok kerja ini tampaknya menjadi hal yang sangat
penting. Upaya promosi kesehatan tersebut dapat berupa program dan fasilitas kebugaran,
konseling individu dan ergonomi, berhenti merokok, penurunan berat badan dan diet sehat.
Efek positif dari upaya promosi kesehatan terhadap pekerja minyak dan gas dipengaruhi oleh
komitmen, perilaku keselamatan dan lingkungan keselamatan.

Modul edukasi ini diperuntukkan bagi pekerja dengan harapan terjadinya peningkatan
kepatuhan pekerja dalam hal perilaku sehat terutama latihan fisik.

Modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik, saran dan masukan sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan modul ini.

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….......3
DAFTAR ISI…………………………………………………….............4
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)….....5
MATERI INTI 2…………………………………………………….......8
1. Deskripsi Singkat………………………………………………….....8
2. Tujuan Pembelajaran…………………………………………….......9
3. Pokok Bahasan…………………………………………………….. .9
4. Uraian Materi………………………………………………………..9
5. Buku Panduan Latihan Fisik………………………………………..12

4
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN
(GBPP)

Materi inti 2 Latihan fisik Sesuai Rekomendasi


Waktu 2 JPL (T 1 JPL; P 1 JPL) = 90 menit

Tujuan Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta


pembelajaran mampu memahami tentang latihan fisik yang
umum direkomendasikan.
Setelah mempelajari materi ini peserta mampu :
Tujuan
1. Menjelaskan pengertian latihan fisik
pembelajaran
2. Menjelaskan prinsip-prinsip latihan fisik
khusus
3. Menjelaskan komponen latihan fisik
4. Menjelaskan manfaat latihan fisik
5. Menjelaskan latihan fisik low impact
6. Memahami video panduan latihan fisik
7. Memahami monitoring latihan fisik

Pokok bahasan 1. Pengertian latihan fisik


2. Prinsip prinsip latihan fisik
3. Komponen latihan fisik
4. Manfaat latihan fisik
5. Latihan fisik low impact
6. Link video panduan latihan fisik low impact
7. Link monitoring

Metode Ceramah dan Tanya jawab secara virtual

Media Slide/power point

Alat bantu Laptop

Referensi Andini, Elfiannisa A., & Indra, Eka N. (2016).


Perbedaan pengaruh frekuensi latihan senam aerobik
terhadap penurunan persentase lemak tubuh dan berat
badan pada members wanita. Medikora, 15(1), 39-51.

5
Fahruzi, O., Nuriatin, N., & Rusman, A. A. (2017).
Perbedaan latihan fisik dua dan empat kali per
minggu terhadap peningkatan kebugaran jasmani
mahasiswa fakultas kedokteran unjani angkatan 2009.
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan,1(1),84–
90.https://doi.org/10.24912/jmstkik.v1i1.398

Infodatin. (2015). Pembinaan Kesehatan Olahraga di


Indonesia. Jakarta: Kemenkes.

Jonas, S. & Phillips, E. M. (2009). ACSM's exercise


is medicine: A clinician's guide to exercise
prescription. Philadelphia: American College of Sport
Medicine.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Lakukan Latihan


Fisik dengan BBTT, Apa Itu BBTT? Jakarta.
Diaskses dari https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-
darah/lakukan-latihan-fisik-dengan-bbtt-apa-itu-bbtt

Partadinata, W. A., Gandari, G. P., & Mudian, D.


(2017). Pengaruh latihan senam aerobik low impact
dan high impact terhadap penurunan massa lemak
tubuh (skin fold). BIORMATIKA. 2580-6355.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.


(2015). Pembinaan kesehatan olahraga di Indonesia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Retrieved from www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/...pdf%0A

Said, M., Lamya, N., Olfa, N. & Hamda, M. (2017).


Effects of high-impact aerobics vs. low-impact
aerobics and strength straining in overweight and
obese women. Journal of Sports Medicine and

6
Physical Fitness, 57(3), 278-288.
https://doi.org/10.23736/S0022-4707.16.05857-X

WHO. (2019). Prevention and control of


noncommunicable diseases in refugees and migrants
Technical guidance

7
MATERI INTI 2
LATIHAN FISIK SESUAI REKOMENDASI PADA PEKERJA
PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS

1. Deskripsi Singkat
Penyakit Tidak Menular yang dapat disingkat PTM atau Non-
Communicable Diseases (NCDs) saat ini menjadi salah satu masalah
kesehatan di dunia dan di Indonesia. PTM dapat mengakibatkan tingkat
mortalitas yang tinggi sehingga penyakit ini termasuk salah satu penyebab
kematian terbanyak di dunia. Sebagian besar kematian global disebabkan
oleh berbagai PTM khususnya penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit
pernapasan kronis, dan diabetes. Peningkatan angka PTM terus-menerus
terjadi di tingkat global dan harus jadi perhatian serius karena dapat
mengancam kesehatan dan kehidupan masyarakat.

Gaya hidup merupakan salah satu kontributor utama terjadinya risiko PTM.
Penelitian menemukan bahwa berbagai bentuk perilaku gaya hidup yang
berkontribusi terhadap perkembangan PTM salah satunya adalah aktivitas
fisik yang kurang. Perilaku yang berisiko atau gaya hidup yang tidak sehat
dapat menyebabkan berbagai gangguan metabolik, antara lain: peningkatan
tekanan darah (hipertensi), kelebihan berat badan (obesitas), tingginya kadar
glukosa darah, dan peningkatan kadar kolestrol yang akhirnya akan
meningkatkan angka kejadian PTM. Pola kebiasaan berisiko yang masih
ditemukan di kalangan pekerja minyak dan gas di Indonesia adalah
kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan di lingkungan kerja.

Kepatuhan terhadap kesehatan pada pekerja minyak dan gas merupakan hal
yang sangat penting dalam mendukung produktivitas kerja. Pada
kenyataannya aktivitas fisik pekerja kurang baik dapat memicu berbagai
masalah kesehatan. Oleh karena itu, setiap pekerja diharapkan dapat
mematuhi aktivitas fisik yang direkomendasikan yaitu dalam bentuk latihan
fisik tertentu sehingga dapat mengendalikan tekanan darah, Indeks Massa
Tubuh (IMT), dan profil lipid (kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida).
Latihan fisik yang direkomendasikan disesuaikan dengan karakteristik
pekerjaan dan mempertimbangkan risiko serta kemudahan dalam
melaksanakannya seperti latihan fisik low impact.

8
2. Tujuan Pembelajaran
2.1 Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan pekerja mampu memahami
tentang latihan sesuai rekomendasi pada pekerja perusahaan minyak dan
gas dalam pengendalian risiko penyakit tidak menular.
2.1 Tujuan Khusus
Setelah mempelajari materi ini pekerja mampu:
a. Menjelaskan pengertian latihan fisik
b. Menjelaskan prinsip-prinsip latihan fisik
c. Menjelaskan komponen latihan fisik
d. Menjelaskan latihan fisik low impact
e. Menjelaskan manfaat latihan fisik low impact
f. Mampu melaksanakan latihan fisik low impact
g. Mampu melakukan monitoring diri dalam latihan fisik low impact
3. Pokok Bahasan
3.1 Pengertian latihan fisik
3.2 Prinsip-prinsip latihan fisik
3.3 Komponen latihan fisik
3.4 Pengertian latihan fisik low impact
3.5 Manfaat latihan fisik low impact
3.6 Gerakan latihan fisik low impact
3.7 Cara pengisian lembar monitoring latihan fisik

4. Uraian Materi
4.1 Pengertian Latihan Fisik
Latihan fisik adalah sebagai bentuk aktivitas fisik yang terencana,
terstruktur dan melibatkan gerakan tubuh berulang dengan tujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani (Infodatin (2015); WHO (2019).
4.2 Prinsip-prinsip Latihan Fisik
Terdapat 4 prinsip latihan fisik yaitu baik, benar, terukur dan teratur:
a. Baik
Baik merupakan rapi dan teratur. Latihan fisik yang baik adalah latihan
fisik yang disesuaikan dengan fisik, kemampuan, dan lingkungan
individu. Latihan fisik yang baik ditandai dengan kondisi fisik yang

9
sesuai dan mampu melakukan latihan yang telah direkomendasikan.
Aspek lingkungan yang harus diperhatikan saat melakukan latihan fisik
yakni menggunakan pakaian dan sepatu yang nyaman serta tempat
yang sehat, aman, nyaman, dan tidak rawan cedera (Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015).
b. Benar
Benar merupakan hal yang dilakukan sebagaimana mestinya dan tidak
salah. Prinsip benar diartikan sebagai suatu latihan fisik yang
dilaksanakan secara bertahap, diawali dengan pemanasan (termasuk
peregangan), latihan inti, latihan pendinginan (termasuk peregangan)
(Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015).
c. Terukur
Terukur berarti memiliki ukuran yang jelas dan pasti. Latihan fisik
yang terukur merupakan latihan fisik yang dilakukan dengan mengukur
intensitas dan waktu latihan (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Intensitas latihan fisik merupakan tingkat kekuatan individu untuk
melakukan latihan fisik. Waktu latihan mengacu pada lamanya waktu
kegiatan dilakukan yang dinyatakan dalam satuan menit (Jonas &
Phillips, 2009).
d. Teratur
Latihan fisik yang teratur adalah latihan fisik yang dilakukan secara
teratur 3-5 kali dalam seminggu dan diselingi dengan istirahat
(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Aktivitas latihan fisik yang dibagi
dan dilakukan sepanjang minggu lebih baik daripada melakukan semua
di akhir pekan karena menurunkan risiko cedera, membantu
meningkatkan metabolisme, dan memberikan manfaat yang lebih besar
untuk kesehatan jantung dan otot (Jonas & Phillips, 2009).

4.3 Komponen Latihan Fisik


Terdapat 4 komponen latihan fisik yaitu frekuensi (frequency), intensitas
(intencity), durasi (time), dan jenis (type) atau yang biasa dikenal FITT
(Fahruzi et al., 2017). Definisi setiap komponen menurut Djoko Pekik
tahun 2000 (dalam Andini & Indra, 2016) adalah sebagai berikut

10
a. Frekuensi
Frekuensi diartikan sebagai banyaknya jumlah latihan persatuan waktu
untuk mencapai kebugaran. Frekuensi latihan fisik idealnya dilakukan
sebanyak 3-5 kali per minggu.
b. Intensitas
Besarnya beban yang harus dilakukan selama latihan dengan
memerhatikan indikator peningkatan denyut jantung atau nadi per
menitnya. Umumnya komponen ini bergantung pada jenis dan tujuan
latihan fisik. Sebagai contoh, untuk tujuan pembakaran lemak 65%-75%
denyut jantung atau nadi maksimal dengan perhitungan Denyut Nadi
Maksimal (DNM), yakni 220 – umur .
c. Durasi
Time atau durasi merupakan waktu yang dibutuhkan dalam setiap kali
melakukan latihan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran.
Durasi berlatih selama 20-60 menit dalam satu sesi latihan dibutuhkan
dalam penurunan berat badan.
d. Jenis
Jenis latihan umumnya disesuaikan dengan kebutuhan seseorang yang
akan melakukan latihan fisik. Salah satu jenis aktivitas fisik yang
mudah, aman dan bisa dilakukan dimana saja serta dapat meningkatkan
kebugaran tubuh adalah latihan fisik yang bersifat intensitas rendah.

Beragam jenis latihan fisik dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan


tubuh. Berdasarkan dampaknya, latihan fisik diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yakni latihan fisik berdampak rendah (low impact) dan latihan fisik
berdampak tinggi (high impact). Latihan fisik low impact dapat menjadi
pilihan untuk pemula dan semua usia.

4.4 Latihan Fisik Low Impact


Latihan fisik Low Impact adalah latihan yang meminimalkan kekuatan yang
ditempatkan pada tubuh dan persendiannya (lutut, pinggul, dan pergelangan
kaki). Latihan dapat dikategorikan low impact jika setidaknya satu kaki tetap
berpijak setiap saat.

11
4.5 Manfaat
Latihan fisik low impact juga berdampak terhadap peningkatan komposisi
tubuh, kebugaran fisik, terlebih pada seseorang dengan kelebihan berat badan
dan obesitas. Penelitian yang dilakukan oleh Said, Lamya, Olfa, & Hamda,
(2017) didapatkan data adanya penurunan tekanan darah, berat badan, detak
jantung, glukosa, lipid, dan lipoprotein setelah melakukan latihan aerobik
intensitas rendah selama 24 minggu.

Beberapa penelitian lain menemukan berbagai manfaat yang dapat diperoleh


dari latihan fisik low impact antara lain membantu meningkatkan kesegaran
jasmani, mengontrol kadar glukosa darah, mempertahankan berat badan,
penurunan massa lemak tubuh, menjaga kepadatan tulang, serta meningkatkan
kekuatan serta fleksibilitas otot (Partadinata, Gandari, & Mudian, 2017;
Evangeline,Jatnika, & Nurhartini, 2018; Silver, et al., 2018).

5. Buku Panduan Latihan Fisik


(Halaman berikutnya)

12
Panduan Latihan
Fisik

DISUSUN OLEH:
Ns. Aini Yusra, M.Kep., Sp.M.B
Agung Waluyo, S.Kp., M.Sc., Ph.D
Dr. Enie Novietastari, S.Kp., MSN
Prof. dr. Muchtaruddin Mansyur, MS., SpOk., PhD
Prof. Dr. Ramdan Pelana, S.Or., M.Or
DAFTAR ISI
1. PENGERTIAN LATIHAN FISIK 1
2. PRINSIP-PRINSIP LATIHAN FISIK 2
3. KOMPONEN LATIHAN FISIK 4
4. MANFAAT LATIHAN FISIK 5
5. LATIHAN FISIK LOW IMPACT 5
6. LINK VIDEO PANDUAN 6
7. LINK MONITORING 6

"
Apa itu latihan fisik?

Latihan fisik adalah bentuk aktivitas fisik


yang terencana, terstruktur dan melibatkan
gerakan tubuh berulang dengan tujuan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani.

01
prinsip-prinsip latihan fisik
BAIK
Latihan fisik yang baik adalah Aspek lingkungan yang harus
latihan fisik yang disesuaikan diperhatikan saat melakukan
dengan fisik, kemampuan, dan latihan fisik yakni
lingkungan individu. Suatu menggunakan pakaian dan
latihan fisik dapat dikatakan sepatu yang nyaman serta
baik apabila individu memiliki tempat yang sehat, aman,
kondisi fisik yang sesuai dan nyaman, dan tidak rawan
mampu melakukan latihan yang cedera.
telah direkomendasikan.

benar
Prinsip benar diartikan sebagai suatu
latihan fisik yang dilaksanakan
secara bertahap, diawali dengan
pemanasan (termasuk peregangan),
latihan inti (latihan pada intensitas
yang dituju), latihan pendinginan
(termasuk peregangan).

02
TERUKUR

Latihan fisik yang terukur merupakan latihan


fisik yang dilakukan dengan mengukur
intensitas dan waktu latihan

Intensitas latihan fisik merupakan tingkat


kekuatan individu untuk melakukan latihan
fisik.

Waktu latihan mengacu pada lamanya waktu


kegiatan dilakukan yang dinyatakan dalam
satuan menit.

TERATUR

Latihan fisik yang teratur adalah latihan fisik


yang dilakukan secara teratur 3-5 kali dalam
seminggu dan diselingi dengan istirahat.

Aktivitas latihan fisik yang dibagi dan


dilakukan sepanjang minggu lebih baik
daripada melakukan semua di akhir pekan
karena menurunkan risiko cedera, membantu
meningkatkan metabolisme, dan memberikan
manfaat yang lebih besar untuk kesehatan
jantung dan otot.

03
komponen latihan fisik
Ter dap at 4 k o mp on en l at i h an f i s i k y ai t u f re ku e n s i (f r eq u en c y) , i nt e ns i t as
(i nt enc i t y) , du ra s i (t i me) , da n j e ni s (t y p e) at a u y a ng b i a s a d i k e na l FI T T.

2) Intensitas
Besarnya beban yang harus
1) Frekuensi
dilakukan selama latihan dengan
Frekuensi diartikan sebagai
memerhatikan indikator
banyaknya jumlah latihan
peningkatan denyut jantung atau
persatuan waktu untuk mencapai
nadi per menitnya. Umumnya
kebugaran.
komponen ini bergantung pada
jenis dan tujuan latihan fisik.
Frekuensi latihan fisik idealnya
Sebagai contoh, untuk tujuan
dilakukan sebanyak 3-5 kali per
pembakaran lemak 65%-75%
minggu.
denyut jantung atau nadi
maksimal dengan perhitungan
Denyut Nadi Maksimal (DNM),
yakni 220 – umur.

4) Type atau jenis


3) Time atau durasi
Jenis latihan umumnya disesuaikan
Time atau durasi merupakan waktu
dengan kebutuhan seseorang yang
yang dibutuhkan dalam setiap kali
akan melakukan latihan fisik.
melakukan latihan fisik yang
Salah satu jenis aktivitas fisik
bertujuan untuk meningkatkan
yang mudah, aman dan bisa
kebugaran. Durasi berlatih selama
dilakukan dimana saja serta
20-60 menit dalam satu sesi
dapat meningkatkan kebugaran
latihan dibutuhkan dalam
tubuh adalah latihan fisik yang
penurunan berat badan.
bersifat intensitas rendah.

04
latihan fisik LOW Impact
La t iha n f is ik l o w im pa c t a d a la h la t i h a n y a n g m e m in ima lk a n
k e k uat a n y a ng d i t e mp a t k a n p a d a t ub u h d a n p e rs e n d ia n n y a ( lutut,
pin ggul, da n p e r ge l a nga n ka k i) . L a t ih a n d a p a t d ik a t e go r ika n l o w
impac t j ik a s e t i da k n y a s at u k a k i t e t a p b e rp ij a k s e t ia p s a a t .

manfaat
Latihan fisik low impact juga berdampak terhadap peningkatan
komposisi tubuh, kebugaran fisik, terlebih pada seseorang
dengan kelebihan berat badan dan obesitas.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data adanya


penurunan tekanan darah, berat badan, detak jantung, kadar
gula darah, lipid, dan lipoprotein setelah melakukan latihan
aerobik intensitas rendah selama 24 minggu.

Beberapa penelitian lain menemukan berbagai manfaat yang


dapat diperoleh dari latihan fisik low impact antara lain
membantu meningkatkan kesegaran jasmani, mengontrol kadar
gula dalam darah, mempertahankan berat badan, penurunan
massa lemak tubuh, menjaga kepadatan tulang, serta
meningkatkan kekuatan serta fleksibilitas otot.

05
Pelaksanaan
Pelaksaan senam low impact dapat dilakukan secara individu atau berkelompok
dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Senam ini sebaiknya dilakukan 2x sehari dengan lama senam masing-masing 15


menit. Dapat dilakukan pagi, siang atau sore.

Pedoman pelaksanaan senam dapat dilihat pada video yg telah disediakan

06
link video:
https://drive.google.com/file/d/1HLV0yICC-cFooIGzp-
xU1M9zEpoqD4LV/view?usp=sharing

Link monitoring latihan


fisik:
http://bit.ly/ModulMonitoring
daftar pustaka
Andini, Elfiannisa A. , & Indra, Eka N. (2016). Perbedaan
pengaruh frekuensi latihan senam aerobik terhadap penurunan
persentase lemak tubuh dan berat badan pada members
wanita. Medikora, 15(1), 39-51.

Fahruzi, O. , Nuriatin, N. , & Rusman, A. A. (2017). Perbedaan


latihan fisik dua dan empat kali per minggu terhadap
peningkatan kebugaran jasmani mahasiswa fakultas
kedokteran unjani angkatan 2009. Jurnal Muara Sains,
Teknologi, Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, 1(1), 84–90.
https://doi.org/10. 24912/jmstkik.v1i1.398

Infodatin. (2015). Pembinaan Kesehatan Olahraga di


Indonesia. Jakarta: Kemenkes

Jonas, S. & Phillips, E. M. (2009). ACSM' s exercise is medicine:


A clinician' s guide to exercise prescription. Philadelphia:
American College of Sport Medicine.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Lakukan latihan
fisik dengan BBTT, apa itu BBTT?. Jakarta. Diakses dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-
jantung-dan-pembuluh-darah/lakukan-latihan-fisik-dengan-bbtt-apa-
itu-bbtt

Partadinata, W. A., Gandari, G. P., & Mudian, D. (2017). Pengaruh


latihan senam aerobik low impact dan high impact terhadap
penurunan massa lemak tubuh (skin fold). BIORMATIKA, 2580-6335.

Said, M., Lamya, N., Olfa, N., & Hamda, M. (2017). Effects of high-
impact aerobics vs. low-impact aerobics and strength training in
overweight and obese women. Journal of Sports Medicine and
Physical Fitness, 57(3), 278–288. https://doi.org/10.23736/S0022-
4707.16.05857-X

WHO. (2019). Prevention and control of noncommunicable diseases


in refugees and migrants Technical guidance
DAFTAR ISTILAH
kolesterol = lemak yang berguna bagi tubuh dalam jumlah yang normal

LDL = salah satu jenis kolesterol yang dikenal dengan "kolesterol


jahat"

HDL = salah satu jenis kolesterol yang dikenal dengan "kolesterol


baik"

trigliserida. = salah satu lemak yang banyak ditemukan dalam darah

Anda mungkin juga menyukai