Anda di halaman 1dari 1

B.

Arti Strategis Sumberdaya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil


Pengelolaan sumberdaya pesisir dan wilayah pulau-pulau kecil merupakan bagian vital
dari pilar kedua poros maritim dunia yaitu amanat untuk menjaga dan mengelola sumber daya
laut sebagai pada upaya membangun kedaulatan pangan laut serta industri perikanan dengan
memposisikan nelayan dan pembudidaya ikan sebagai stakeholder utama. Orientasi
pembangunan ekonomi berbasis sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil diharapkan akan
menjadi salah satu breakthrough untuk mempercepat pencapaian poros maritim dunia dengan
menjadikan pengembangan keunggulan sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai
penopang pertumbuhan ekonomi negara.
Harapan tersebut bukan tanpa alasan. Indonesia memiliki wilayah pesisir terpanjang
kedua di dunia dengan belasan ribu jumlah pulau-pulau kecil. Pada wilayah tersebut terdapat
ekosistem khas wilayah tropis yang umumnya berupa mangrove, lamun, dan terumbu karang.
Ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki berbagai fungsi penting bagi kehidupan
manusia, terutama untuk menyediakan sumberdaya alam, jasa pendukung kehidupan, jasa
kenyamanan, dan pelindung dari berbagai bencana alam. Ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil
mengandung berbagai sumberdaya alam yang menjadi sumber penghidupan masyarakat;
menyediakan ruang bersih untuk mendukung kehidupan manusia; menyediakan kawasan wisata
dan rekreasi yang sangat indah; dan melindungi masyarakat dari berbagai bencana alam yang
terjadi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa
paling
sedikit 85 % dari biota laut tropis hidup atau pernah hidup pada ekosistem pesisir dan pulau-
pulau
kecil, dan sekitar 90 % produk perikanan ekonomis penting dunia merupakan hasil tangkapan
dari
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Posisi Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia
menyebabkan adanya pergerakan arus-arus besar yang melintasi kepulauan nusantara yang
dikenal dengan istilah arus lintas Indonesia (ARLINDO). Pergerakan suhu dan klorofil yang
berasal dari Arlindo dapat menjadi pemicu kesuburan perairan, karena secara langsung maupun
tidak langsung kelimpahan nutrien dan suhu akan meningkatkan produktivitas dan daya dukung
lingkungan pesisir dan laut Indonesia.
Lebih khusus lagi posisi kepulauan Indonesia yang terletak di jantung Segitiga Terumbu
Karang (world coral reef triangle) memberi keuntungan tersendiri berupa tingkat
keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi pada pesisir dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Secara biologis, ekosistem laut pada wilayah ini merupakan ekosistem yang paling beragam di
dunia. Segitiga Terumbu Karang merupakan habitat lebih sekitar 600 spesies karang pembentuk
terumbu atau 75 % dari jumlah spesies yang diketahui; 3.000 spesies ikan terumbu karang atau
sekitar 40% dari spesies terumbu karang yang ada di dunia; memiliki 6 dari 7 spesies penyu laut
di dunia, dan tiga perempat moluska atau hewan laut bertulang lunak seperti teripang, tiram,
uburubur,

cumi-cumi, dan spesies lainnya. Pengelolaan potensi tersebut diharapkan akan dapat
menyediakan stimulus yang dibutuhkan untuk menggerakkan ekonomi nasional melalui
kemampuan menyuplai beragam sumber protein yang baik dan sehat, produk farmaseutika serta
enzim bagi umat manusia, serta akan membuka lapangan kerja yang menjanjikan di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai