MODUL V
TEKANAN HIDROSTATIS
PERIODE I (2021/2022)
Kelompok CV 2 B
UNIVERSITAS PERTAMINA
2021
PENGUKURAN TEKANAN HIDROSTATIS
Saat melakukan pengamatan pada ilmu fisika, kita selalu melihat sifat dan
sebab serta akibat yang terjadi dari fenomena alam yang terjadi. Aliran fluida
memiliki kriteria dan cirinya tersendiri. Ada berbagai faktor yang menyebabkan
aliran memiliki jenis yang berbeda.
Pada pratikum kali ini, kita akan melakukan berbagai percobaan yang akan
memudahkan beberapa pemahaman mengenai berbagai aliran fluida dari
perlakuan yang diberikan saat pretikum ini berlangsung. Makalah ini ditulis untuk
mempermudah menentukan aliran dari perlakuan pada aliran fluida.
Tujuan pratikum ini diberlakukan adalah untuk menentukan debit aliran pada
pipa, menentukan nilai bilangan Reynold pada pipa, dan menentukan jenis aliran
pipa berdasarkan bilangan Reynolds yang sudah dicari.
1.4 Teori Dasar
Aliran fluida merupakan zat cair yang dapat mengalir. Aliran ini dibagi
tiga macam aliran berdasarkan sifat serta struktur alirannya. Tiga tipe aliran fluida
yang ada didalam pipa yaitu :
1. Aliran Laminer
Aliran ini merupakan aliran stabil dengan kecepatan rendah. Partikel yang
ada dalam aliran ini mengalir secara teratur sampai sumbu pipa.
Penampakan aliran ini pada pipa sangat lurus dan terartur. Untuk aliran ini
berlaku bilangan Reynold, Nre < 2000.
2. Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran fluida dengan kecepatan tidak selambat
aliran laminar serta tidak secepat aliran turbulen. Aliran ini sangat
bergantung dengan perlengkapan serta pipa yang digunakan. Pada pipa
percobaan aliran ini berbentuk bergelombang. Pada bilangan Renold
sendiri menunjukan bahwa aliran transisi berada pada bilangan 2000<
NRe < 4000
3. Aliran Turbulen
Aliran ini merupakan aliran fluida dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Partikel pada aliran ini sangat acak saat mengalir pada dalam pipa. Angka
bilangan Reynold yang berlaku adalah 4000>NRe.
(Haryono, 2016)
Gesekan partikel pada pipa sangat mempengaruhi aliran fluida yang
terjadi. Hal ini dipengaruhi pada kondisi pipa dan jaraknya lubang pipa tersebut.
Saat pratikum berlangsung gesekan ini yang menentukan aliran apa yang terjadi.
(Chen, 1990)
Reynolds adalah peniliti yang meneliti dan mempelajari jenis aliran yang
berubah. Angka pada bilangan Reynolds merupakan bilangan yang bergantung
pada kekasaran dan kehalusan pipa sehingga dapat menentukan jenis aliran.
Perubahan aliran dapat dipengaruhi oleh diameter tabung, viskositas, densitas, dan
kecepatan linear rata- rata yang terjadi pada zat cair. (Darmawan, 2018)
Rumus persamaan Reynolds adalah :
. .
𝑅𝑒 = (1.1)
Selain itu, bentuk serta jenis aliran juga dipengaruhi oleh kecepata serta
debit. Berikut rumus kecepatan serta persamaan debit.
Persamaan Kecepatan :
𝑣= (1.2)
Persamaan Debit :
𝑄= (1.3)
(Wahdiat, 2013)
II. METODE PENELITIAN
Pada praktikum ini alat yang akan digunakan adalah Osborne Reynold Apparatus,
Hydraulic Bench, Stopwatch, Termometer, gelas ukur 1.000 mL,dan fluida
Pertama – tama, Siapkan alat dan bahan pratikum terlebih dahulu. Lalu,
pancing pompa pada Hydraulic Bench hingga memiliki lairan konstan dan tidak
memiliki gelembung udara. Setelah itu, matikan alat Hydraulic Bench serta ganti
selang pancing dengan selang apparatus. Setelah selang apparatus sudah
terpasang, nyalakan Hydraulic Bench dan sesuaikan bukaan katub untuk
menghasilkan aliran pada pipa. Penuhi wadah apparatus dengan air lalu matikan
Hydraulic Bench. Buka kran pewarna dan amati yang terjadi dengan mengukur
laju air volume, waktu dan suhu aliran keluaran. Tutup kran output. Catat
pengamatan pada perlakuan yang berbeda.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Viskositas
Diameter Bilangan
Volume Waktu Suhu Debit Kinematik Tipe
Perlakuan Pipa V (m/s) Reynold
(m3) (s) (°C) (m3/s) Fluida Aliran
(m) (-)
(m2/s)
3 1.5 x 10-4 17.5 27 0.01 8.57 x10-6 1.09 x 10-1 8.73 x 10-7 1.25 x 103 Laminer
6 1.5 x 10-4 8.52 27 0.01 1.76 x 10-5 2.24 x 10-1 8.73 x 10-7 2.57 x 103 Transisi
7 1.5 x 10-4 5.06 27 0.01 2.96 x 10-5 3.77 x 10-1 8.73 x 10-7 4.32 x 103 Turbulen
Perhitungan :
Dik :
A = 7.854 x 10-5
a. Laminer
- Debit
.
Q= = .
= 8.57 x 10-6 m3/s
- Kecepatan
.
V= = .
= 1.09 x 10-1 m/s
- Bilangan Reynold
. .
Re = µ
= .
=1.25 x 103
b. Transisi
- Debit
.
Q= = .
= 1.76 x 10 -5 m3/s
- Kecepatan
.
V= = .
= 2.24 x 10-1 m/s
- Bilangan Reynold
. .
Re = µ
= .
= 2.57 x 103
c. Turbulen
- Debit
.
Q= = .
= 2.96 x 10-5 m3/s
- Kecepaatan
.
V= = .
= 3.77 x 10-1 m/s
- Bilangan Reynold
. .
Re = µ
= .
= 4.32 x 103
3.2 Pembahasan
Untuk menentukan nilai debit pada aliran pipa, kita harus mengetahui
volume fluida serta jangka waktu fluida itu dalam percobaan menggunakan rumus
Q = . Pada data percobaan diatas setelah dihitung debit pada perlakuan 3 dan 6
adalah 8.57 x10-6 m3/s serta 1.76 x 10-5 m3/s sedangkan pada perlakuan 7 sebesar
2.96 x 10-5 m3/s.
Reynold sebesar 1250 sedangkan pada perlakuan 6 dan 7 memiliki nilai Reynold
sebesar 2570 serta 4320 pada percobaan ini.
Seperti yang ditentuka oleh Reynold maka bilangan dengan nilai Re<2000
merupakan aliran laminar dan bilangan dengan nilai 2000<Re<4000 merupakan
aliran transisi, sedangkan Re>4000 merupakan aliran turbulen. Maka, bisa
disimpulkan pada percobaan 1 nilai bilangan reynold mencapai 1250 maka
termasuk aliran laminar, perlakuan 6 dengan nilai 2570 termasuk aliran transisi,
dan perlakuan 7 dengan nilai 4302 merupakan aliran turbulen.
IV. KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa menurut Reynold ada 3 tipe
aliran pada fluida. Aliran tersebut ialah aliran laminar, dimana aliran ini memiliki
bilangan reynold dengan aliran air sebesar kurang dari 2000. Aliran transisi
merupakan aliran yang memiliki nilai aliran air pada bilangan antara 2000-4000,
sedangkan aliran turbulen merupakan aliran yang memiliki besar diatas 4000
bilangan reynold. Pada percobaan visual aliran laminar akan bergerak lurus,aliran
transisi akan bergerak bergelombang, dan aliran turbulen akan bergerak secara
acak.
V. DAFTAR PUSTAKA