Anda di halaman 1dari 2

Asalamualaikum...

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua

Yang kami hormati.....

Sebagai insan beriman marilah kita terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur kehadirat
Tuhan yang maha kuasa karena hanya atas berkat dan penyelenggaraan Tuhan kita dapat
dipertemukan pada kesempatan ini dengan penuh damai dan sehat walafiat.

Pertama-tama kami atas nama seluruh sejawat bidan yang tergabung dalam wadah
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cab. Ende menyampaikan limpah terima kasih kepada
Bapak pimpinan DPRD Kab. Ende beserta staf (Komisi...) yang telah rela dan
bersedia memberikan ruang dan waktu untuk memfasilitasi kami dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para bidan yang menjadi ujung tombak
kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Ende.

Kami selaku pengurus organisasi bidan, IBI Cab. Ende merasa bertanggungjawab atas masalah
yang dihadapi oleh sejawat kami ini, oleh karena itu kami bermaksud agar kita dapat secara
bersama-sama mencari akar permasalahan dan solusi terbaik agar hal ini tidak berlarut dan
akhirnya tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada kesehatan ibu dan anak.

Kami sadar bahwa dalam sebuah pengabdian terutama pelayanan manusia, tidak sewajarnya kita
menuntut uang namun dengan uang kita dapat memperlancar semua kegiatan dan setahu kami
ada dana yang khusus dianggarkan untuk kegiatan pelayanan persalinan. Dalam sebuah proses
persalinan memang sangat membutuhkan uang bukan hanya untuk membayar insentif ?

/jasa bidan penolong persalinan saja, melainkan yang paling penting dan utama adalah membeli
Bahan Habis Pakai (BHP) yang merupakan standar wajib dalam penanganan sebuah persalinan
yang bersih dan aman agar petugas dan pasien tidak terinfeksi virus yang berbahaya. Perlu
diketahui bahwa untuk saat ini virus yang paling rentan dalam menangani persalinan adalah
HIV/AIDS dan Hepatitis B. Kedua virus ini ibarat monster yang sudah mengelilingi kita dan siap
untuk masuk jika ada peluang sedikit saja.

Bagaimana standar persalinan bersih dan aman bisa terpenuhi kalau proses untuk memperoleh
dana persalinan menjadi sulit dan berbelit-belit. Mari kita berpikir jernih untuk melihat inti
persoalan serta mencari solusi terbaik.

Perlu kita ketahui juga bersama, bahwa sesuai data pada sekretariat IBI jumlah tenaga bidan non
PNS yang bekerja secara sukarela dan tersebar pada setiap Puskesmas di Kab. Ende berjumlah
406 bidan sedangkan sisanya 26 bidan bekerja di RSUD Ende dan 13 bidan lainnya bekerja pada
klinik swasta serta bidan PTT propinsi dan NS. Dari 406 bidan yang benar-benar sukarela ini ada
yang mengabdi sudah lebih dari 4 tahun namun mereka tetap suka bekerja karena takut
ketrampilannya hilang dan rela bekerja terus, walaupun tanpa mendapat imbalan apapun. Dengan
adanya dana persalinan ini sebenarnya bisa memberikan dorongan semangat bekerja buat mereka
karena ada bagian jasa yang menjadi hak mereka, juga karena mereka sudah bekerja namun itu
menjadi sulit. lalu apa yang bisa diharapkan.

Sebagai bidan kami merasa sulit karena untuk menyelamatkan 2 nyawa atau lebih itu tidak
gampang, lalu setelah menolong persalinan bidan harus membuat laporan ke Dinkes,
menyelesaikan berkas-berkas pertanggungjawaban ke BPJS mulai dari data pasien, kisah
persalinan,diagnosa pasien, tindakan dan jenis obat2an yang diberikan dan semua ini butuh
waktu, tenaga, kertas, tinta singkatnya ATK, namun ATK ini juga di Puskesmas sering
mengalami masalah.
Bidan dituntut memberikan persalinan bersih dan aman, namun BHP tersendat-sendat, dituntut
secepatnya menyelesaikan berkas-berkas pertanggungjawaban namun ATK tidak jelas, lalu apa
yang harus bidan perbuat dengan semua kenyataan ini?

Pada kesempatan yang baik ini kami melaporkan data-data yang telah kami himpun dari semua
bidan pengelola non kapitasi untuk dapat dibahas dan dicarikan solusinya.

Sebagai bahan pertimbangan kami usulkan:

1. Mohon ditinjau kembali Peraturan Bupati tentang pembagian jasa non kapitasi
terutama persalinan agar lebih adil dan tepat sasaran.
2. Proses pengklaiman dana non kapitasi dari BPJS mohon dipermudah dan
juknisnya jelas dari awal tahun untuk menghindari keterlambatan dalam
menyelesaikan SPJ dan mengurangi pemborosan ATK karena dana ATK untuk
non kapitasi tidak jelas.
3. Dana non kapitasi khusus Bahan Habis Pakai mohon di kelola sendiri oleh bidan
di masing-masing Puskesmas.
4. Untuk persalinan Jamkesda (Jaminan Kesehatan Daerah) tolong diklaim sesuai
dengan jumlah persalinan yang di layani di Puskesmas. Selama ini Puskesmas
hanya diberikan pagu dana yang kecil sehingga harus rebut-rebutan dan tumpang
tindih tidak jelas, akhirnya banyak yang putus asa dan tidak mau klaim.
5. Mohon alokasi dana lumpsun tinggi protein khusus petugas piket malam
6. Mohon alokasi dana untuk peningkatan SDM (Update ilmu dan ketrampilan) bagi
medis/para medis dengan pelatihan-pelatihan, magang dalam penanganan kasus-
kasus yang sering terjadi di Puskesmas.

Demikian laporan kami, kurang lebihnya kami serahkan kembali kepada kita semua untuk dapat
didiskusikan pada pertemuan ini.

Akhir kata kami sampaikan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam laporan kami ini,
ada kata – kata yang mungkin menyinggung perasaan. Mari kita saling memberi maaf agar dapat
menemukan jalan keluar. Tuhan memberkati.

Anda mungkin juga menyukai