Anda di halaman 1dari 7

║Journal Caninus Denstistry Volume 2, Nomor 4 (November 2017): 162 - 168

Gambaran Pengetahuan Pasien Mengenai Gigi Sensitif Di Puskesmas


Baitussalam Aceh Besar

Ngurah Ray, Zuraida Usman Bany, Sri Rezeki


Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala
E-mail author: ngurahray@gmail.com

ABSTRAK
Gigi sensitif merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang umum terjadi. Pada tahun 2011,
Sebanyak 45% orang di Indonesia merasakan nyeri karena gigi sensitif saat mengkonsumsi makanan
atau minuman dingin, panas, atau asam, namun 52% orang Indonesia tidak menyadari bahwa mereka
memiliki gigi sensitif. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasien
mengenai gigi sensitif di Puskesmas Baitussalam Aceh Besar. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif, dengan jumlah subjek penelitian adalah 97 orang. Pengumpulan data dilakukan
dengan pembagian kuisioner kepada subjek penelitian yang telah diberi informed consent. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 48 orang (49,5%) subjek penelitian memiliki pengetahuan
baik, 34 orang (35,1%) memiliki pengetahuan sedang dan 15 orang (15,4%) memiliki pengetahuan
buruk mengenai gigi sensitif. Disimpulkan bahwa kebanyakan subjek penelitian, yaitu 48 dari 97
orang (49,5%) memiliki pengetahuan baik mengenai gigi sensitif.

Kata kunci : Pengetahuan pasien, gigi sensitif, Puskesmas Baitussalam Aceh Besar.

ABSTRACT
Sensitive teeth are a common dental and oral health problem. In 2011, 45% of people in Indonesia
feel pain due to sensitive teeth when consuming cold or hot, or acidic food or drink, but 52% of
Indonesians do not realize that they have sensitive teeth. 6 The purpose of this study is to know the
patient's knowledge About sensitive teeth at Baitussalam Public Health Center of Aceh Besar. This
research type is descriptive research, with number of research subject is 97 person. Data collection
was done by division of questionnaire to research subjects who have been given informed consent.
The results showed that as many as 48 people (49.5%) of the subjects had good knowledge, 34 people
(35.1%) had moderate knowledge and 15 people (15.4%) had poor knowledge of sensitive teeth. It
was concluded that most research subjects, 48 of 97 people (49.5%) had good knowledge of sensitive
teeth.

Keywords : Patient knowledge, sensitive teeth, Baitussalam Public Health Center of Aceh Besar.

PENDAHULUAN sensitif dapat memacu pada perubahan emosional


Gigi sensitif atau hipersensitifitas dentin maupun tingkah laku.3 Hal ini diperkuat oleh
merupakan sensasi kronik berselang yang umum pernyataan Bartold (2006) yang mengutarakan
terjadi pada saat makan dan minum, maupun bahwa kebanyakan penderita gigi sensitif berusia
akibat sentuhan.1 Gigi sensitif digambarkan 20-40 tahun.4
sebagai rasa nyeri yang berlangsung singkat dan Prevalensi gigi sensitif pada kebanyakan
tajam yang timbul akibat dentin yang terpapar populasi berkisar antara 10% - 30%. Pada tahun
rangsangan seperti panas, dingin, uap, sentuhan, 1994, Murray dan Robert melakukan penelitian
atau kimiawi. Hal ini paling sering disebabkan di Indonesia kepada 1000 orang responden
oleh kerusakan email yang meluas ke dentin. menggunakan kuisioner. Hasil dari penelitian ini
Apabila dentin terbuka, rangsangan yang menunjukan prevalensi gigi sensitif sebesar
berlebihan dapat menyebabkan reaksi gigi 27%.4 Survey lainnya dilakukan oleh Lembaga
sensitif.2 Riset Synovate berkerjasama dengan Bagian Ilmu
Gigi sensitif kebanyakan mempengaruhi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Gigi
individu pada usia akhir dekade ketiga hidup dan Universitas Padjajaran pada Oktober 2009
menyebabkan ketidaknyamanan pada kepada 1.045 orang didapatkan hasil bahwa 65%
penderitanya. Pada kebanyakan kasus, gigi

J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 2 , N o . 4 : 1 6 2 - 1 6 8 | 162
orang Indonesia mempunyai masalah gigi cross-sectional study. Penelitian ini dilaksanakan
sensitif.5 mulai tanggal 17 Maret – 21 April di Puskesmas
Menurut data IPSOS Indonesia 2011, Baitussalam Aceh Besar. Pengambilan subjek
Sebanyak 45% orang di Indonesia merasakan pada penelitian ini menggunakan teknik non-
nyeri karena gigi sensitif saat mengkonsumsi probability sampling dan teknik quota sampling
makanan atau minuman dingin, panas, atau asam terhadap pasien yang berkunjung ke poli gigi
dan 52% orang Indonesia tidak menyadari bahwa Puskesmas Baitussalam Aceh Besar. Jumlah
mereka memiliki gigi sensitif tanpa subjek ditentukan menggunakan rumus slovin
memeriksakannya ke dokter gigi. Penderita gigi dengan batas toleransi kesalahan 10%. Dari data
sensitif yang telah menyadari kondisinya pun awal, diketahui bahwa jumlah populasi adalah
belum tentu melakukan perawatan dengan benar sebanyak 2.522 orang. Maka besarnya jumlah
atau memeriksakan ke dokter gigi.6 Hanya 19% subjek adalah :
dari orang Indonesia yang mengalami gigi 𝑁
𝑛=
sensitif yang berinisiatif ke dokter gigi dan hanya 1 + 𝑁𝑒 2
2,4% yang berupaya menanggulanginya dengan 2522
menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif.5 𝑛=
1 + 2522 (10%)2
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis 2522
(UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 𝑛=
1 + 2522 (0,001)
yang bertanggung jawab menyelenggarakan 2522
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dan 𝑛=
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta 1 + 25,22
2522
ujung tombak pembangunan kesehatan di 𝑛=
Indonesia.7 Puskesmas Baitussalam adalah salah 26,22
satu puskesmas yang ada di Kabupaten Aceh 𝑛 = 96,18
Besar Provinsi Aceh dengan luas wilayah kerja
20,84 Km2 (2.084 Ha). Berdasarkan data dari Jumlah subjek berdasarkan rumus diatas adalah
Dispendukcapil Kecamatan Baitussalam, pada 96.18 dan dan dibulatkan menjadi 97 orang.
akhir tahun 2014, jumlah penduduk Kecamatan Variabel penelitian ini yaitu pengetahuan pasien
Baitussalam adalah 18.110 jiwa.8 mengenai penyebab, pencegahan, dan
Data awal yang telah dikumpulkan pengobatan gigi sensitif. Instrumen penelitian
peneliti dari Puskesmas Baitussalam menunjukan yang digunakan pada penelitian ini yaitu
insidensi penyakit gigi dan mulut yang dialami kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti
masyarakat dalam wilayah kerja puskesmas Memberikan 15 pernyataan mengenai gigi
tersebut mengalami peningkatan setiap tahunnya. sensitif. Variabel pengetahuan ini menggunakan
Peningkatan ini mencapai angka lebih dari 1000 skala guttman dalam pengukurannnya dengan
kasus pertahun. pilihan jawaban benar atau salah. Pasien diminta
Berdasarkan observasi peneliti, institusi untuk memilih jawaban yang sesuai dengan
pendidikan di wilayah Puskesmas Baitussalam pengetahuan yang dimiliki. Setiap jawaban benar
mengadopsi sistem pendidikan heterogen. diberi skor 1 dan setiap jawaban salah diberi skor
Pendidikan heterogen ditandai dengan perbedaan 0. Dengan hasil ukur “Baik” bila X ≥ 11,
karakteristik peserta didik dari segi ekonomi, “Sedang” bila 5 < X < 11, “Buruk”, bila X ≤ 5.
golongan, agama.9 Sehingga dapat disimpulkan
bahwa masyarakat yang berdomisili disekitar HASIL PENELITIAN
wilayah kerja Puskesmas Baitussalam memiliki Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
kesempatan mendapatkan pendidikan yang sama. Baitussalam Kecamatan Baitussalam Aceh Besar
Tujuan penelitian ini adalah untuk pada bulan April 2017. Subjek pada penelitian ini
mengetahui gambaran pengetahuan pasien adalah 97 orang yang diambil dari subjek yang
mengenai gigi sensitif di Puskesmas Baitussalam berkunjung ke poli gigi tempat dilakukannya
Aceh Besar. penelitian saat penelitian berlangsung dengan
distribusi seperti pada tabel berikut:
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini didesain sebagai suatu
penelitian deskriptif dengan metode pendekatan

Journal Caninus Dent istry Vol. 2,No.4:162-168|163


Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Subjek Penelitian Mengenai Penyebab,
Kelamin dan Usia Pencegahan dan Pengobatan Gigi
Jenis Sensitif.
Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) Pengetahuan Jumlah
Laki-laki 43 44,3 Gigi Sensitif Buruk Sedang Baik (%)
Perempuan 54 55,7 (%) (%) (%)
15 47 35 97
Usia (Tahun) Penyebab (15,5) (48,5) (36,1) (100)
20-25 18 18,5 11 32 54 97
26-30 22 22,7 Pencegahan (11,3) (33) (55,7) (100)
31-35 31 32,0 8 34 55 97
Pengobatan (8,2) (35,1) (56,7) (100)
36-40 26 26,8
Total 97 100 Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Subjek Penelitian Mengenai Gigi
Tabel 1. menunjukkan bahwa besar Sensitif Berdasarkan Jenis Kelamin
jumlah subjek penelitian dengan jenis kelamin Pengetahuan
laki-laki sebanyak 43 orang (44,3%) dan subjek Jenis Jumlah
Kelamin Buruk Sedang (%)
penelitian berjenis kelamin perempuan dengan (%) (%) Baik (%)
jumlah sebanyak 54 orang (55,7%). Jumlah
5 16 22 43
subjek penelitian berumur yang 20-25 tahun yaitu
Laki-laki (11,6) (37,2) (51,2) (100,0)
sebanyak 18 orang (18,5%), subjek yang berumur 10 18 26 54
26-30 tahun sebanyak 22 orang (22,7%), subjek Perempuan (18,5) (33,3) (48,2) (100,0)
yang berumur 31-35 tahun sebanyak 31 orang
(32%), dan subjek yang berumur 36-40 tahun Total 15 34 48 97
sebanyak 26 orang (26,8%).
Tabel 4. menunjukkan bahwa subjek
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan yang memiliki pengetahuan baik mengenai gigi
Subjek Penelitian Mengenai Gigi sensitif pada laki-laki yaitu sebanyak 22 orang
Sensitif (51,2%) dari jumlah semua subjek laki-laki dan
Jumlah pada perempuan sebanyak 26 orang (48,2%) dari
Pengetahuan (orang) Persentase (%) jumlah semua subjek perempuan.
Baik 48 49,5 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Sedang 34 35,1 Subjek Penelitian Mengenai Penyebab
Buruk 15 15,4 Gigi Sensitif Berdasarkan Jenis
Total 97 100 Kelamin
Jenis Pengetahuan Jumlah
Tabel 2. menunjukkan bahwa 48 (49,5%) Kelamin Buruk Sedang Baik (%)
dari total 97 subjek penelitian memiliki tingkat (%) (%) (%)
pengetahuan baik mengenai gigi sensitif. 5 19 19 43
Tabel 3. menunjukan bahwa subjek yang Laki-laki (11,6) (44,2) (44,2) (100)
memiliki pengetahuan baik mengenai penyebab 10 28 16 54
gigi sensitif sebanyak 35 orang (36,1%), Perempuan (18,5) (51,9) (29,6) (100)
pencegahan gigi sensitif sebanyak 54 orang 15 47 35 97
(55,7%), dan pengobatan gigi sensitif sebanyak Total (15,5) (48,5) (36,1) (100)
55 orang (56,7%).
Tabel 5. menunjukkan bahwa subjek
yang memiliki pengetahuan baik mengenai
penyebab gigi sensitif pada laki-laki yaitu
sebanyak 19 orang (44,2%) dari jumlah semua

Journal Caninus Dent istry Vol. 2,No.4:162-168|164


subjek laki-laki dan pada perempuan sebanyak 16 tahun sebanyak 16 orang (51,6%) dan 15 orang
orang (29,6%) dari jumlah semua subjek (56,7%) pada rentang usia 36-40 tahun.
perempuan.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Subjek Penelitian Mengenai Gigi
Subjek Penelitian Mengenai Sensitif Berdasarkan Usia
Pencegahan Gigi Sensitif Berdasarkan Pengetahuan
Jenis Kelamin Usia Jumlah
(Tahun) Buruk Sedang Baik (%)
Pengetahuan (%) (%) (%)
Jenis Jumlah
Kelamin Buruk Sedang Baik (%) 3 9 6 18
(%) (%) (%) 20-25 (16,7) (50,0) (33,3) (100,0)
6 9 28 43 6 5 11 22
Laki-laki (14) (20,9) (65,1) (100) 26-30 (27,3) (22,7) (50,0) (100,0)
5 23 26 54 3 12 16 31
Perempuan (9,3) (42,6) (48,1) (100) 31-35 (9,7) (38,7) (51,6) (100,0)
11 32 54 97 3 8 15 26
Total (11,3) (33) (55,7) (100) 36-40 (11,5) (30,8) (56,7) (100,0)
Total 15 34 48 97
Tabel 6. menunjukkan bahwa subjek
yang memiliki pengetahuan baik mengenai Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
pencegahan gigi sensitif pada laki-laki yaitu Subjek Penelitian Mengenai Penyebab
sebanyak 28 orang (65,1%) dari jumlah semua Gigi Sensitif Berdasarkan Usia
subjek laki-laki dan pada perempuan sebanyak 26
Usia Pengetahuan Jumlah
orang (48,1%) dari jumlah semua subjek
perempuan. (Tahun) Buruk Sedang Baik (%)
(%) (%) (%)
5 8 5 18
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
20-25 (27,8) (44,4) (27,8) (100)
Subjek Penelitian Mengenai
4 10 8 22
Pengobatan Gigi Sensitif Berdasarkan
26-30 (18,2) (45,5) (36,4) (100)
Jenis Kelamin
3 17 11 31
Jenis Pengetahuan Total 31-35 (9,7) (54,8) (35,5) (100)
Kelamin Buruk Sedang Baik (%) 3 12 11 26
(%) (%) (%) 36-40 (11,5) (46,2) (42,3) (100)
3 16 24 43 15 47 35 97
Laki-laki (7) (37,2) (55,8) (100) Total (15,5) (48,5) (36,1) (100)
5 18 31 54
Perempuan (9,3) (33,3) (57,4) (100) Tabel 9. menunjukkan bahwa subjek
8 34 55 97 dengan pengetahuan baik mengenai penyebab
Total (8,2) (35,1) (56,7) (100) gigi sensitif pada rentang usia 20-25 tahun ada
sebanyak 5 orang (27,8%), rentang usia 26-30
Tabel 7. menunjukkan bahwa subjek tahun sebanyak 8 orang (36,4%), rentang usia 31-
yang memiliki pengetahuan baik mengenai 35 tahun sebanyak 11 orang (35,5%) dan 11
pengobatan gigi sensitif pada laki-laki yaitu orang (42,3%) pada rentang usia 36-40 tahun.
sebanyak 24 orang (55,8%) dari jumlah semua Tabel 10. menunjukkan bahwa subjek
subjek laki-laki dan pada perempuan sebanyak 31 dengan pengetahuan baik mengenai pencegahan
orang (57,4%) dari jumlah semua subjek gigi sensitif pada rentang usia 20-25 tahun ada
perempuan. sebanyak 11 orang (61,1%), rentang usia 26-30
Tabel 8. menunjukkan bahwa subjek tahun sebanyak 9 orang (40,9%), rentang usia 31-
dengan pengetahuan baik mengenai gigi sensitif 35 tahun sebanyak 19 orang (61,3%) dan 15
pada rentang usia 20-25 tahun ada sebanyak 6 orang (57,7%) pada rentang usia 36-40 tahun.
orang (33,3%), rentang usia 26-30 tahun
sebanyak 11 orang (50,0%), rentang usia 31-35

Journal Caninus Dent istry Vol. 2,No.4:162-168|165


Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan (56,7%), sedangkan hanya 6 orang (33,3%) pada
Subjek Penelitian Mengenai rentang usia 20-25 tahun dengan pengetahuan
Pencehgahan Gigi Sensitif gigi sensitif baik.
Berdasarkan Usia
Pengetahuan PEMBAHASAN
Usia Jumlah Gigi sensitif atau hipersensitifitas dentin
(Tahun) Buruk Sedang Baik (%)
(%) (%) (%) merupakan sensasi kronik berselang yang umum
0 7 11 18 terjadi pada saat makan dan minum, maupun
20-25 (0) (38,9) (61,1) (100) akibat sentuhan.1 Gigi sensitif digambarkan
4 9 9 22 sebagai rasa nyeri yang berlangsung singkat dan
26-30 (18,2) (40,9) (40,9) (100) tajam yang timbul akibat dentin yang terpapar
4 8 19 31 rangsangan seperti panas, dingin, uap, sentuhan,
31-35 (12,9) (25,8) (61,3) (100) atau kimiawi. Hal ini paling sering disebabkan
3 8 15 26 oleh kerusakan email yang meluas ke dentin.
36-40 (11,5) (30,8) (57,7) (100) Apabila dentin terbuka, rangsangan yang
11 32 54 97 berlebihan dapat menyebabkan reaksi gigi
Total (11,3) (33) (55,7) (100) sensitif.2
Pengetahuan merupakan salah satu faktor
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan pendukung dalam melakukan suatu tindakan.
Subjek Penelitian Mengenai Tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan
Pengobatan Gigi Sensitif Berdasarkan lebih baik dari pada tindakan yang tidak didasari
Usia oleh pengetahuan. Tindakan seseorang dapat
terlihat dan dipengaruhi setelah mereka
Usia Pengetahuan Jumlah mengetahui sesuatu informasi kemudian akan
(Tahun) Buruk Sedang Baik (%) menilai atau merespon informasi tersebut.10
(%) (%) (%) Pengetahuan dapat berperan dalam proses
2 7 9 18 perkembangan kesehatan seseorang. Pengetahuan
20-25 (11,1) (38,9) (50,0) (100) merupakan faktor predisposisi atau faktor yang
3 9 10 22 mempermudah bagi seseorang untuk melakukan
26-30 (13,6) (40,9) (45,5) (100) suatu perilaku kesehatan.1
1 11 19 31 Tabel 1. menunjukkan data demografi
31-35 (3,2) (35,5) (61,3) (100) jumlah subjek penelitian dengan jenis kelamin
2 7 17 26 laki-laki sebanyak 43 orang (44,3%) dan subjek
36-40 (7,7) (26,9) (65,4) (100) penelitian berjenis kelamin perempuan dengan
8 34 55 97 jumlah sebanyak 54 orang (55,7%). Data
Total (8,2) (35,1) (56,7) (100) demografi jumlah subjek penelitian berumur
yang 20-25 tahun yaitu sebanyak 18 orang
Tabel 11. menunjukkan bahwa subjek (18,5%), subjek yang berumur 26-30 tahun
dengan pengetahuan baik mengenai pengobatan sebanyak 22 orang (22,7%), subjek yang berumur
gigi sensitif pada rentang usia 20-25 tahun ada 31-35 tahun sebanyak 31 orang (32%) , dan
sebanyak 9 orang (50,0%), rentang usia 26-30 subjek yang berumur 36-40 tahun sebanyak 26
tahun sebanyak 10 orang (45,5%), rentang usia orang (26,8%).
31-35 tahun sebanyak 19 orang (61,3%) dan 17 Tabel 2. dapat disimpulkan bahwa
orang (65,4%) pada rentang usia 36-40 tahun. sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat
Berdasarkan data tersebut maka dapat pengetahuan baik (49,5%) mengenai gigi sensitif.
diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian Kondisi ini terjadi karena subjek lebih banyak
yang memiliki tingkat pengetahuan gigi sensitif berinteraksi serta mudahnya informasi yang
pada kategori baik adalah laki-laki yaitu 22 orang masuk karena pemikiran yang lebih terbuka
(51,2%) sedangkan perempuan sebanyak 26 dalam menerima informasi dari luar. Seperti
orang (48,2%). Dilihat dari usianya maka subjek yang dikemukakan oleh Yosua (2013), dimana
yang berada pada rentang usia 36-40 tahun yang pengetahuan subjek didukung oleh mudahnya
lebih banyak memiliki pengetahuan baik informasi yang dapat diakses oleh subjek seperti
mengenai gigi sensitif yaitu sebanyak 15 orang media massa. Media massa sering digunakan

Journal Caninus Dent istry Vol. 2,No.4:162-168|166


dalam penyuluhan kesehatan untuk usia 31-35 tahun memiliki pengetahuan yang
meningkatkan pengetahuan karena memiliki lebih baik mengenai pencegahan (61,3%) gigi
kemampuan untuk mempengaruhi orang banyak sensitif apabila dibandingkan dengan subjek pada
dalam satu waktu. Semakin banyak informasi rentang usia lainnya.
yang masuk semakin banyak pula pengetahuan Keterbatasan penelitian ini adalah hanya
yang di dapat tentang kesehatan.11 melihat tingkat pengetahuan subjek mengenai
Tabel 3. menunjukan bahwa sebanyak 35 gigi sensitif di Kecamatan Baitussalam Aceh
(36,1%) subjek penelitian memiliki pengetahuan Besar menggunakan metode kuisioner, tanpa
baik mengenai penyebab gigi sensitif, sebanyak dilakukan metode wawancara dan check list oleh
54 (55,7%) subjek penelitian memiliki peneliti, sehingga tidak terciptanya interaksi
pengetahuan baik mengenai pencegahan gigi langsung antara peneliti dan responden, dan juga
sensitif, dan sebanyak 55 (56,7%) subjek dengan menggunakan metode wawancara
penelitian memiliki pengetahuan baik mengenai responden dapat menjawab dengan tepat tanpa
pengobatan gigi sensitif. melihat jawaban yang lain. Pada penelitian ini
Tabel 4. dapat disimpulkan bahwa peneliti hanya melihat gambaran tingkat
pengetahuan mengenai gigi sensitif pada subjek pengetahuan subjek tentang gigi sensitif, hal ini
laki-laki lebih baik (51,2%) dibandingkan mengakibatkan peneliti hanya mengetahui tingkat
perempuan (48,2%). Berbeda dengan penelitian pengetahuan subjek tetapi tidak mengetahui
yang dilakukan oleh Gholami (2014) yang bagaimana perilaku subjek mengenai gigi
menyebutkan bahwa pengetahuan subjek sensitif.
perempuan lebih baik dibandingkan dengan
subjek laki-laki.12 KESIMPULAN
Tabel 5. dan 6. menunjukan bahwa laki- Berdasarkan penelitian yang telah
laki memiliki pengetahuan lebih baik daripada dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari seluruh
perempuan mengenai penyebab (44,2%) dan subjek penelitian, sebagian besar memiliki
pencegahan (65,1%) gigi sensitif sedangkan pada pengetahuan mengenai gigi sensitif yang baik
Tabel 7. menunjukan bahwa perempuan memiliki yaitu sebanyak 48 dari 97 orang (49,5%).
pengetahuan lebih baik dari pada laki-laki
mengenai pengobatan gigi sensitif (57,4%). Hal SARAN
ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh Pada penelitian selanjutnya dapat diteliti
jenis kelamin terhadap tingkat pengetahuan bagaimana perilaku subjek penelitian terhadap
seseorang. Kondisi ini diduga karena masalah gigi sensitif.
pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
tinggi yang akan menetukan mudah tidaknya DAFTAR PUSTAKA
seseorang memahami pengetahuan yang mereka 1. Prabhakaran T, George KK, Anil S. Dentin
peroleh serta interaksi sosial dan budaya yang Hypersensitivity: an Overview. K Dental
berhubungan erat dengan proses pertukaran Journal. 2002;15(3-4):725.
informasi.11 2. Aranha ACC, Pimenta LAF, Marchi GM.
Tabel 8. dapat disimpulkan bahwa Clinical Evaluation of Desensitizing
persentase jumlah subjek dengan rentang umur Treatments for Cervical Dentin
36-40 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik Hypersensitivity. Braz Oral Res.
(56,7%) yang lebih tinggi dibandingkan dengan 2009;23(3):333-9.
subjek dengan rentang umur lainnya. Umur 3. Porto ICCM, Andrade AKM, Montes
merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap MAJR. Diagnosis and Treatment of Dentinal
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin Hypersensitivity. Journal of Oral Science.
bertambah usia akan semakin berkembang pula 2009;51(3):323-32.
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga 4. Bartold P. Dentinal Hypersensitivity: a
pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. 13 Review. Australian Dental Journal.
Hal ini juga dapat dilihat pada Tabel 9. dan 11. 2006;51(3):212-8.
subjek dengan rentang usia 35-40 tahun memiliki 5. Widiwhardono A. Hydroxyapatite: A
pengetahuan yang lebih baik mengenai penyebab Breakthrough Technology for Challanging
(42,3%) dan pengobatan (65,4%) gigi sensitif Dentine Hypersensitivity. Jakarta. 2011.
sedangkan pada Tabel 10. subjek dengan rentang Symposium Pepsodent. p. 1.

Journal Caninus Dent istry Vol. 2,No.4:162-168|167


6. Sativa RL. Gigi Sensitif Tidak Bisa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Disepelekan, Ini Alasannya. Acces at: Yogyakarta. 2012. p. 1.
http://health.detik.com/read/2013/10/28/170 10. Addy M. Dentine Hypersensitivity: No
141/2397573/763/gigi-sensitif-tidak-bisa- Perspective on an Old Problem. Int Dent J.
disepelekan-ini-alasannya. Post on: 20 2002;52(4):367-75.
Oktober 2013. View on: 7 Maret 2017. 11. Randa Y. Pengetahuan dan sikap masyarakat
7. Hartono B. Promosi Kesehatan Di terhadap pemakaian gigi tiruan di kelurahan
Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta: pakowa kecamatan wanea. Dentire Journal.
Rineka Cipta. 2010; p. 31. 2013;1(2):38-42.
8. Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh 12. Gholami M, Pakdaman A, Jafari A.
Besar. Kecamatan Baitussalam Dalam Knowledge of and attitudes towards
Angka 2015. Katalog BPS: periodontal health among adults in Tehran.
1102001.1108061. EMHJ. 2014;20(3):196-202.
9. Hendrastomo G. Homogenisasi Pendidikan: 13. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan
Potret Ekslusifitas Pendidikan Modern. Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
Program Studi Pendidikan Sosiologi p. 128.

Journal Caninus Dent istry Vol. 2,No.4:162-168|168

Anda mungkin juga menyukai