229 1473 1 PB
229 1473 1 PB
Universitas Pertahanan
(putrianggraeni4@gmail.com)
Abstrak -- Dewasa ini terjadi pergeseran ancaman nyata di Indonesia yang semula bersifat militer
menjadi ancaman non militer. Salah satu ancaman non militer yang mengacam Indonesia adalah
bencana. Bencana merupakan ancaman nyata karena mengganggu keamanan insani jika ditinjau dari
perspektif keamanan nasional. Salah satu jenis bencana yang mengganggu kemanan insani adalah
wabah penyakit. DBD merupakan penyakit potensial wabah. Terjadi KLB DBD di Kabupaten
Tangerang tahun 2016. Kecamatan dengan Jumlah insiden rate tertinggi yaitu Kecamatan Cikupa.
Berdasarkan teori HAE, DBD dapat disebabkan oleh lingkungan dan perilaku. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor risiko KLB DBD di Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang dilihat dari
keberadaan breeding places, resting places, perilaku kesehatan lingkungan dan kebiasaan hidup.
Desain penelitian ini adalah case control unmatched. Sampel penelitian sebanyak 135 dengan
perbandingan kasus kontrol 1:2. Sampel diperoleh dari laporan DBD Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang tahun 2016 dan laporan puskesmas tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
breeding places ≥3 (OR: 8,531, 95% CI: 3,431-21,209), resting places ≥4 (OR: 2,719, CI 95%: 1,295-5,709),
perilaku kesehatan lingkungan yang buruk (OR: 8,500, 95% CI: 3,752-19,394), dan kebiasaan hidup
tidak sehat (OR: 3,763, 95% CI: 1,722-8,226) berisiko terhadap KLB DBD di Kecamatan Cikupa
Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian DBD yang komprehensif dan
multisektoral dalam meniadakan risiko yang ada sebagai upaya pengurangan risiko dengan cara
peningkatan pengetahuan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit DBD (meliputi
penyebab dan cara pencegahannya), menggalakkan program satu rumah satu jumantik serta
pelaksanaan kerja bakti secara rutin satu minggu sekali dipantau oleh RT RW setempat.
Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, Faktor Risiko DBD, Kejadian Luar Biasa DBD
Abstract -- The real threat that exists in Indonesia today is the non-military threat. One of the non-
military threats that runs across Indonesia is disaster. Disaster is a real threat because it disturbs human
security in term of National Security perspective. One of disaster type that interferes with human
security is disease outbreaks. Dengue Hemorragic Fever (DHF) is a potential outbreak of disease. DHF
extraordinary event occurred in Tangerang Regency in 2016. The highest number of incidents rate was
occurred in Cikupa Sub-district. Based on Host Agent theory, DHF can be caused by environment and
1
Mahasiswa Manajemen Bencana Universitas Pertahanan.
2
Dosen Tetap Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
3
Dosen Tetap Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan.
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 1
behavior. This study aims to determine the risk factors of DHF outbreak in the Sub-district of Cikupa
Tangerang Regency seen from the existence of breeding places, resting places, environmental health
behavior and healthy living habits. The design of this study was unmatched case control. The research
sample was 135 with the comparison of control cases 1: 2. Samples were obtained from the DHF report of
Tangerang District Health Office in 2016 and the report of Puskesmas in 2016. The results showed that
breeding places ≥3 (OR: 8,531, 95% CI: 3,431-21,209), resting places ≥4 (OR: 2,719, 95% CI: 1,295-5,709), poor
environmental health behaviors (OR: 8,500, 95% CI: 3,752-19,394), and unhealthy living habits (OR: 3,783,
95% CI: 1,722-8,226) are at risk against DHF extraordinary evet in Sub-district of Cikupa Tangerang
Regency. Therefore, comprehensive and multisectoral DHF control is needed in eliminating the risks that
exist as risk reduction efforts by increasing knowledge and socialization to the community related to
DHF( included causes, and ways of prevention). In addition, the promotion of one home one jumantik
program and the implementation of clean together routinely monitored by local RT RW are appropriate.
Keywords: Dengue Hemorragic Fever, Risk Factor of DHF, Extraordinary Condition of DHF
D
ewasa ini, terjadi pergeseran lingkungan adalah bencana yang
ancaman terhadap Negara, dari mengancam keamanan dapam perspektif
yang semula bersifat keamanan insani masyarakat Indonesia5.
konvensional atau kemiliteran menjadi Berdasarkan UU Bencana No. 24 Tahun
ancaman non militer dalam berbagai aspek 2007 epidemi dan wabah penyakit
kenegaraan seperti ekonomi, politik, sosial merupakan salah satu jenis bencana non
dan budaya. Seiring dengan perubahan alam. Berdasarkan Peraturan Menteri
ancaman yang terjadi, paradigma sektor Kesehatan RI No. 1501/Menkes/Per/X/2010
keamanan juga mengalami revolusi. tentang Jenis Penyakit menular yang dapat
Revolusi tersebut merubah lingkup menimbulkan wabah, terdapat 17 jenis
keamanan nasional yang semula penyakit, salah satunya adalah Demam
berorientasi pada Negara menjadi kepada Berdarah Dengue (DBD).
masyarakat atau people centered security.4 Pada tahun 2016, berdasarkan surat
Ancaman yang ada merupakan akibat dari No. 443.42/715 Dinas Kesehatan Kabupaten
kegagalan Negara dalam pengelolaan Tangerang menyatakan Kabupaten
aspek-aspek kenegaraan. Tangerang mengalami Kejadian Luar Biasa
(KLB) DBD. Jumlah kasus yang ada naik
4
lebih dari 2 kali dibandingkan tahun
Dewan Pertahanan Nasional, Keamanan Nasional
Sebuah Konsep dan Sistem Keamanan bagi Bangsa
5
Indonesia, (Jakarta: Wantanas, 2010), hlm. 17-20. Ibid.
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 3
mitigasi9. Terdapat berbagai faktor yang biak12. Oleh karena itu, peneliti tertarik
mempengaruhi terjadinya DBD. untuk membuktikan apakah semakin
Berdasarkan paradigma Host Agent banyak breeding places dan resting places di
Environment (HAE) disebutkan bahwa lingkungan serta perilaku keluarga
kejadian penyakit disebabkan oleh adanya terhadap kesehatan lingkungan yang buruk
ketidakseimbangan antara faktor host dan kebiasaan hidup tidak sehat dapat
sebagai penjamu, agent, dan environment. meningkatkan risiko KLB DBD di
Diantara 3 faktor tersebut terdapat Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang
kontribusi vektor yang dapat menjadi
Metode Penelitian
perantara pembawa agen penyakit ke
tubuh host10. Penelitian ini merupakan penelitian dengan
sebagian besar terjadi pada usia 15-44 case-control study unmatched. Studi kasus
didominasi usia anak-anak 5 sampai 14 mengetahui apakah satu atau lebih faktor
tahun11. Berdasarkan hasil investigasi dari merupakan faktor risiko dari satu situasi
tim Kementerian Kesehatan, faktor masalah. Faktor risiko yang diteliti dari
masyarakat menumpuk barang bekas dan lingkungan dan perilaku. Berdasarkan teori
perilaku membuang sampah sembarangan John Gordon, kejadian satu penyakit terjadi
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 5
berupa data kategorik dan hasil analisis kategori reliabilitas tinggi. Sedangkan pada
berupa p-value, OR dan 95% CI pada tiap variabel kebiasaan hidup diperoleh nilai
variabel. Cronbach’s Alpha sebesar 0,618 yaitu pada
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner kategori reliabilitas moderat. Jadi dapat
dilakukan pada variabel perilaku kesehatan disimpulkan bahwa kuesioner yang
lingkungan dan kebiasaan hidup. Uji digunakan dalam penelitian sudah valid dan
validitas dan reliabilitas instrumen pada reliabel.
penelitian ini dilakukan pada 30 orang di
salah satu Kecamatan di Kabupaten Hasil
Tangerang yaitu Kecamatan Mauk. Gambaran Umum KLB DBD di Kecamatan
Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh Cikupa
hasil jumlah soal yang valid ada variabel Kejadian KLB di Kecamatan Cikupa terjadi
perilaku kesehatan lingkungan adalah 11 pada tahun 2016. Peningkatan kasus lebih
soal. Sedangkan pada variabel kebiasaan dari 2 kali kejadian normal menyebabkan
hidup jumlah soal yang valid adalah 9 soal. dinas kesehatan Kabupaten Tangerang
Berdasarkan uji reliabilitas, pada kuesioner mengeluarkan status KLB. Dari 25
variabel perilaku kesehatan diperoleh Kecamatan yang ada, Kecamatan Cikupa
sebesar Cronbach’s Alpha 0,747 yaitu pada memiliki urutan kasus terbanyak kedua
150
74
29
Kejadian DBD
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 7
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor Risiko DBD
Status Penyakit
n % n %
Perilaku Kesehatan
0,000* 8,500 3,725-19,394
Lingkungan
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 9
Sebagai penyakit tular vektor, membuat lingkungan yang terlihat bersih
keberadaan agent penular penyakit yaitu pun memiliki risiko terhadap penularan
nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD.
dengue merupakan salah satu unsur yang Pada penelitian ini, diperoleh hasil
harus diperhatikan. Nyamuk Aedes ini hubungan yang signifikan antara
membutuhkan air yang tergenang sebagai keberadaan breeding places berjumlah 3
tempat untuk menetaskan telurnya. Telur atau lebih disekitar rumah disekitar rumah
tersebut yang kemudian akan berubah dengan KLB DBD yang terjadi di Kecamatan
menjadi larva atau jentik nyamuk. Jentik Cikupa Kabupaten Tangerang. OR yang
nyamuk memerlukan waktu 5-7 hari untuk diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebesar
kemudian berubah menjadi pupa, lalu 8,531 (95% CI 3,431-21,209) yang artinya
setelah 1-3 hari pupa nyamuk tersebut keberadaan breeding places disekitar rumah
berubah menjadi nyamuk dewasa14. berjumlah 3 atau lebih berisiko terhadap
Keberadaan breeding places disekitar KLB DBD di kecamatan Cikupa Kabupaten
rumah tentu saja sangat berisiko terhadap Tangerang di bandingkan keberadaan
penularan DBD. Dalam teori segitiga HAE breeding places kurang dari 3. Hasil ini
John Gordon keberadaan breeding places menunjukkan semakin banyak breeding
merupakan salah satu faktor lingkungan places akan meningkatkan risiko terhadap
yang dapat menjadi penyebab penyakit15. KLB DBD di Kecamatan Cikupa.
Berbeda dengan nyamuk lainnya, nyamuk Hasil penelitian ini sejalan dengan
aedes hanya ingin bertelur di air bersih penelitian yang dilakukan oleh Zai (2010)
yang tergenang dan tidak bersentuhan yang menemukan adanya hubungan yang
langsung dengan tanah. Hal ini yang signifikan antara keberadaan breeding
places dengan kejadian DBD dengan p value
14
Kementerian Kesehatan, Pedoman Pengendalian sebesar 0,02816. Penelitian dari Pratiwi et al
Demam Berdarah Dengue di Indonesia, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan (2013) yang juga menemukan adanya
Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan
16
Republik Indonesia., 2013), hlm. 13. Henny Kristine Permatasawi Zai, Hubungan
15
Pim Martens dan Anthony J McMichael, antara Faktor Lingkungan dan Praktik PSN dengan
Environmental Change, Climate and Health Issues Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas
and Research Methods, (United Kingdom: Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota
Cambridge University Press, 2002), hlm. 45-46. Semarang, (Semarang: Universitas Diponegoro,
2010).
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 11
betina yang terinfeksi virus dengue akan nyamuk Aedes aegypti berkembang biak23.
menjadi nyamuk yang infektif pula Hal ini dikarenakan Aedes aegypti
(transmisi vertikal)22. Telur ini nantinya akan memerlukan air jenis yang tergenang dan
menetas menjadi larva dalam waktu kurang tidak terkena sinar matahari untuk
lebih 2 hari. berkembang biak. Oleh karenanya,
Breeding places potensial bagi penyakit DBD lebih banyak di perkotaan
nyamuk aedes ada 3 jenis diantaranya, TPA, dari pada di pedesaan.
non TPA dan TPA alami. Breeding places Berdasaran Laporan Kementerian
yang sering luput dari perhatian adalah Kesehatan RI (2017) salah satu faktor risiko
tempat penampungan yang non TPA KLB DBD adalah adanya urbanisasi dan
seperti penampungan air kulkas, dispenser pembangunan pemukiman baru.
pot bunga. Selain itu, tempat-tempat Berdasarkan hasil survei di 9 kota,
penampungan yang sering luput dari penemuan nyamuk DBD di rumah atau
perhatian di Kecamatan Cikupa Kabupaten tempat umum memiiki perbandingan 1:3
Tangerang adalah tempat penampungan saja. Artinya nyamuk Aedes aegypti
yang sifatnya alami seperti pelepah pohon ditemukan satu dari tiga rumah atau
pisang dan lubang pohon. Hal ini tempat umum yang diperiksa24. Selain itu,
disebabkan karena Kecamatan Cikupa areal perumahan yang baru dibangun ini
merupakan pusat Industri dari Kabupaten menyebabkan masih banyaknya bangunan-
Tangerang. Di Kecamatan ini pula banyak bangunan kosong yang tidak ditinggali di
dibangun perumahan-perumahan baru sekitar warga. Bangunan ini yang biasanya
yang sebelumnya adalah areal persawahan luput dari kegiatan kerja bakti warga
dan perkebunan. Satari dan Meiliasari sehingga keberadaan breeding places di
(2004) mengungkapkan pembangunan tempat ini bisa saja menjadi penyebab atau
perumahan baru memberi kesempatan
23
Hindra I Satari dan Mila Meiliasari, Demam
Berdarah, Cetakan 1, (Jakarta: Puspa Swara,
2004), hlm. 6.
24
Azizah T. Gama dan Faizah R Betty. “Analisis
Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue
22
Anies, Seri Lingkungan dan Penyakit Manajemen di Desa Mojosongo Kabupaten Boyolali”, Jurnal
Berbasis Lingkungan Solusi Mencegah dan Eksplanasi, Volume 5 Nomor 2, Oktober 2010.
Menanggulangi Penyakit Menular, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2006), hlm. 28.
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 13
satu kategori bencana non alam, perlu keberadaan resting places dengan KLB DBD
dilakukan tindakan mitigatif dalam di Kecamatan Cikupa Kabupaten
mengeliminasi breeding places disekitar Tangerang. Keberadaan resting places lebih
rumah. dari 4 berisiko 2,719 (CI 95% 1,295-5,709) kali
menyebabkan DBD dibandingkan dengan
Risiko Keberadaan Resting Places dengan keberadaan resting places kurang dari 4.
KLB DBD di Kecamatan Cikupa Kabupaten Resting place merupakan salah satu faktor
Tangerang lingkungan yang dapat menyebabkan DBD.
Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor Dalam teori HAE dari John Gordon
penyakit DBD merupakan jenis nyamuk ketidakseimbangan antara lingkungan,
yang ada di Indonesia. Hal ini yang perilaku, dan agent penyakit akan
menyebabkan Indonesia merupakan menyebabkan kejadian suatu penyakit29.
negara endemis DBD. Setelah menghisap Hasil penelitian ini sejalan dengan
darah, nyamuk Aedes aegypti akan hasil yang diperoleh pada penelitian
beristirahat berdekatan dengan habitat Bachtiar et al (2016) yang juga menemukan
perkembangbiakannya28. Habitat adanya hubungan antara keberadaan
perkembangbiakan nyamuk Aedes sebagian resting places dengan kejadian DBD30.
besar berdekatan dengan tempat aktivitas Begitupula dengan penelitian yang
manusia dikarenakan nyamuk Aedes dilakukan oleh Salawati et al (2010) dan Zai
merupakan tipe nyamuk yang menyukai (2010) yang juga menemukan adanya
tempat perindukan pada air yang bersih hubungan yang signifikan antara
seperti bak mandi, penampungan air keberadaan resting places di dalam rumah
kulkas, tempat minum hewan dan dengan kejadian DBD 31 32. Walaupun pada
sebagainya. Hal ini akan meningkatkan
29
risiko nyamuk menggigit manusia dan Pim Marten dan Anthony McMichael, loc. Cit.
30
Sari Puspa Bachtiar, A. Arsunan Rasin, dan Dian
menyebabkan sakit. Sidik Arsyad, Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Palopo,
Pada penelitian ini diperoleh hasil (Makassar: Departemen Epidemiologi Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin,
hubungan yang signifikan antara
2016).
31
Trixie Salawati, Rahayu Astuti, dan Hayu
Nurdiana, “Kejadian Demam Berdarah Dengue
28
Kemenkes, op. cit., hlm. 15. Berdasarkan Faktor Lingkungan dan Praktik
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 15
telur, sehingga kemungkinan nyamuk dikarenakan lingkungan merupakan habitat
untuk menularkan penyakit lebih kecil perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti
dibandingkan keberadaan breeding places. sebagai vektor pembawa DBD. Oleh
Nyamuk Aedes aegypti yang infektif dalam karenanya, Menjaga kesehatan lingkungan
sekali bertelur dapat menghasilkan ±100 akan berpengaruh terhadap kejadian DBD.
butir yang dapat berkembang menjadi Perilaku kesehatan lingkungan yang
nyamuk dewasa yang infektif dan siap berkaitan dengan kejadian DBD
mencari darah. Oleh karenanya breeding diantaranya kerja bakti membersihkan
places memiliki risiko yang lebih besar lingkungan rumah, buang sampah pada
dibandingkan keberadaan resting places. tempatnya, menutup tempayan dan
Namun demikian, Keberadaan resting tempat penampungan air, menguras bak
places di Kecamatan Cikupa menyebabkan mandi, menyikat bak mandi, mengubur
faktor lingkungan menjadi semakin kuat, botol dan kaleng-kaleng bekas, serta tidak
sehingga terjadi lonjakan penyakit serta menggantung pakaian setelah digunakan38.
terjadi KLB DBD pada tahun 2016. Perilaku-perilaku tersebut merupakan
upaya untuk menghilangkan tempat
Risiko Perilaku Kesehatan Lingkungan perindukan dan tempat peristirahatan
dengan KLB DBD di Kecamatan Cikupa nyamuk aedes Aedes aegypti secara fisik.
Kabupaten Tangerang Perilaku kesehatan lingkungan akan
Perilaku kesehatan lingkungan merupakan memutus siklus hidup vektor DBD yaitu
suatu respon atau tindakan seseorang nyamuk Aedes aegypti sehingga angka
terhadap lingkungan yang dapat kejadian DBD dapat ditekan.
mempengaruhi terjadinya suatu penyakit. Berdasarkan hasil uji statistik
Perilaku ini akan mendorong seseorang diketahui bahwa terdapat hubungan yang
melakukan intervensi ke lingkungan untuk signifikan antara perilaku kesehatan
mencegah terjadinya suatu penyakit.
38
Chatarina Suryaningsih, “Gambaran Perilaku
Sebagai penyakit tular vektor, faktor Masyarakat dalam Mencegah Terjadinya
Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan
lingkungan pada kejadian penyakit DBD
Dago Kecamatan Coblong Wilayah Puskesmas
merupakan salah satu point penting. Hal ini Dago Kotamadya Bandung”, Jurnal Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Ahmad Yani, 2009.
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 17
menutup tempat penampungan air yang masyarakat sebagai objek dan subjek pada
ada di rumah. Hal ini sangat berisiko pengendalian wabah DBD sangat
menjadikan TPA sebagai tempat diperlukan.
perindukan nyamuk. Masyarakat sebagai objek dan subjek
Dilihat dari jenisnya, wabah penyakit dalam wabah DBD yang dimaksudkan
seperti DBD merupakan jenis bencana non adalah masyarakat merupakan korban dari
alam. Hal ini disebabkan sifat dari penyakit wabah, namun disisi lain masyarakat juga
ini yang mudah menyebar dan menjadi penyebab dari wabah yang terjadi
menyebabkan wabah sehingga karena perilakunya terhadap lingkungan
memungkinkan menyebabkan korban yang yang buruk. Berdasarkan teori segitiga
bersifat masal serta dapat mengancam epidemiologi, disebutkan bahwa faktor
jiwa. CFR atau angka kematian DBD saat ini host atau penjamu menjadi salah satu
masih cukup tinggi terutama di Kabupaten faktor yang berpergaruh terhadap kejadian
Tangerang (1,7%). Target Nasional dalam penyakit. Faktor host ini salah satunya
menurunkan angka kematian dibawah 1% adalah perilaku. Oleh karenanya, perilaku
belum tercapai pada tahun 2016. Di kesehatan lingkungan harus menjadi jati
Kecamatan Cikupa pun demikian, angka diri masyarakat sebagai wujud pertahanan
kematian akibat DBD masih belum rakyat semesta dalam menghadapi wabah
mencapai target nasional yaitu sebesar penyakit mengingat peran masyarakat
1,42%. Berdasarkan perspektif bencana dalam menjaga lingkungan sangat penting
sebagai perang, bencana wabah penyakit dalam pengendalian DBD.
ini harus di hadapi oleh seluruh lapisan
masyarakat40. Hal ini berdasar pada sistem Risiko Kebiasaan Hidup dengan KLB DBD di
pertahanan Indonesia yang menganut Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang
sishanta atau sistem pertahanan rakyat Kebiasaan hidup yang diteliti dalam
semesta. oleh karenanya, peran serta penelitian ini berkaitan dengan kebiasaan
terkait pencegahan penyakit DBD yang
40
Syamsul Maarif, Pikiran dan Gagasan
bersifat pribadi maupun keluarga.
Penanggulangan Bencana di Indonesia, Cetakan
Pertama, (Jakarta: Badan Nasional Kebiasaan ini berkaitan dengan kebiasaan
Penanggulangan Bencana, 2012), hlm. 19-21.
41
Putri Pratiwi et al., loc. cit.
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 19
sebesar 0,026 dan OR sebesar 4,34342. dalam mengontrol jentik nyamuk.
Namun hasil yang berbeda di dapat pada Kebiasaan memeriksa jentik merupakan
penelitian Sofia dan Wahyuningsih (2014) salah satu kebiasaan hidup sehat45. Di
dimana diperoleh tidak ada hubungan Kecamatan Cikupa sebagian besar tidak
antara memakai lotion nyamuk dengan melakukan pemantauan jentik baik pada
kejadian DBD43. kelompok kasus maupun kelompok
Kebiasaan lain dalam kebiasaan hidup kontrol. Hal ini akan meningkatkan risiko
sehat mencegah DBD yaitu tidak tidur pada kejadian DBD ketika ternyata dari kontainer
pagi atau sore hari. Kelompok kontrol pada atau bak mandi yang tidak diperiksa
penelitian ini Pada waktu tersebut tersebut terdapat jentik nyamuk.
merupakan waktu dimana nyamuk Aedes Oleh karenanya edukasi yang baik dan
Aegypti menggigit untuk proses kompleks harus diberikan kepada
pematangan telur. Jarak terbang nyamuk masyarakat. Dalam komunikasi persuasi
aedes cukup jauh sekitar 100-200 meter44. juga disebutkan bahwa komunikasi
Hal ini yang menyebabkan tidur pagi dan diperlukan untuk mengubah perilaku
sore hari sangat berisiko digigit nyamuk. kesehatan secara langsung terkait dengan
apalagi jika disekitar tempat tidur terdapat penyebab penyakit. Efektifitas upaya
resting place dan terdapat nyamuk yang komunikasi yang dilakukan bergantung
terinfeksi virus virus DBD. pada input proses dan output terhadap
Menurut Sholehhudin, et al (2014) stimulus yang diberikan. Hal ini didukung
dalam pengendalian DBD diperlukan usaha oleh pernyataan WHO yang mengungkap
yang kompleks tidak hanya meningkatkan bahwa pendidikan kesehatan sangat
masyarakat dalam PSN saja melainkan penting dalam keberhasilan partisipasi
meningkatkan keikutsertaan masyarakat komunitas. Hal ini merupakan proses yang
memerlukan waktu yang panjang karena
42
Anton Sitio, Hubungan Perilaku Tentang
Pemberantasan Sarang Nyamuk Dan Kebiasaan perubahan perilaku tidak dapat serta merta
Keluarga Dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue Di Kecamatan Medan Perjuangan Kota terjadi begitu saja. Perlu adanya kontinuitas
Medan Tahun 2008, (Semarang: Tesis Universitas
dalam mengedukasi masyarakat untuk
Diponegoro, 2008).
43
Sofia, Suhartono, Nur Endah Wahyuningsih, loc.
Cit.
44 45
Hindra I Satari dan Milia Meilliasari, loc. cit. Mochhammad Sholehhudin et al., loc. cit.
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 21
hanya menjadi objek atau korban, tetapi Referensi
juga menjadi subjek yang berkontribusi Jurnal dan Penelitian
dalam KLB DBD dengan tidak melakukan Bachtiar, Sari Puspa, Rasin, A. Arsunan,
Arsyad, dan Dian Sidik. 2016. “Faktor
perilaku lingkungan kesehatan serta yang Berhubungan dengan Kejadian
kebiasaan hidup tidak sehat. Oleh Demam Berdarah Dengue di Kota
Palopo”. Departemen Epidemiologi
karenanya, sebagai upaya pencegaham Fakultas Kesehatan Masyarakat
terhadap KLB DBD dan pengurangan risiko Universitas Hasanuddin.
Faktor Risiko (Breeding Places, Resting Places, Perilaku ... | Putri Anggraeni, Heridadi, IDK Kerta Widana | 23
Maarif, Syamsul. 2012. Pikiran dan Gagasan Kabupaten Tangerang.
Penanggulangan Bencana di Indonesia, Tangerangnews,
Cetakan Pertama. Jakarta: Badan http://tangerangnews.com/kabupate
Nasional Penanggulangan Bencana. n-tangerang/read/17174/Ini-Hasil-
Investigasi-Kemenkes-Soal-DBD-di-
Martens, Pim and Anthony J. McMichael.
Kabupaten-Tangerang, diakses pada
2002. Environmental Change, Climate
18 Juli 2017.
and Health Issues and Research
Methods. United Kingdom: Cambridge WHO. 2015. “Dengue and Severe Dengue”.
University Press. Penulis,
Satari, Hindra I dan Mila Meiliasari. 2004. http://www.who.int/mediacentre/fact
Demam Berdarah. Cetakan 1. Jakarta: sheets/fs117/en/, diakses pada 15
Puspa Swara. November 2016.
Tulchinsky TH, dan Varavikova EA. 2014. The WPRO. 2015. “Dengue in the Western
New Public Health. Third Edition. San Pacific Region”. Penulis,
Diego: Elsevier, Academic Press. http://www.wpro.who.int/topics/den
Widiana, I Gde Raka. 2016. Aplikasi Statistik gue/en, diakses pada 23 Maret 2015.
pada Penelitian Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Dokumen
Keputusan Menteri Kesehatan No. 829
Tahun 1999 tentang Kesehatan
Perumahan dan Lingkungan
Pemukiman.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 145 Tahun 2007
tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis
Penyakit Menular yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan.
Undang-undang No. 24 Tahun 2007.
Penanggulangan Bencana.
Laman Web
Irawan, Denny Bagus. 2016. “Ini Hasil
Investigasi Kemenkes Sol DBD di