Anda di halaman 1dari 55

Tugas Final

PENULISAN KARYA ILMIAH

REVIEW JURNAL

OLEH :

NURHIDAYANTI

A1P119053

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
1. REVIEW JURNAL

A B

Judul PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MENUMBUHKAN


KEINGINAN PERJALANAN WISATA

Jurnal JURNAL IPTEKS TERAPAN

Volume dan Volt.9 No 1, hlm 98-107


halaman

Tahun 2015

Penulis Muhammad Amrin Lubis,Isteti Murni, Dayu Aisyara

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 29 Desember 2021

Latar Secara sederhana geographic informationsystem (GIS) adalah


Belakang
sistem informasi yangmembuat kita menggunakan
informasispasial yang efektif untuk kehidupanmanusia. Sistem
dalam konteks ini berarti serangkaian kegiatan yang terdiri
dari interoperabilitas antara unsur-unsur dunia nyata untuk
tujuan penggunaan secara umum. Sedangkan, dengan definisi
yang luas,

Metode Sistem informasi GIS


Penelitian

Hasil Implementasi Antarmuka (Interface) Bagaimana Aplikasi Bekerja


Penelitian Pada awal aplikasi dioperasikan seorang Administrator mensetting
aplikasi dan meregister user, data parawisata, koordinat object
wisata, symbol, image dan hak akses, kemudian fungsi-fungsi pada
aplikasi akan dapat bekerja. Beberapa fungsi aplikasi menggunakan
pencarian geografis untuk melakukan query geografis yang
kompleks dalam konteks geografis.

Kelebihan GIS merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer,


dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture,
mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data yang secara spasial merefrensikan kepada
kondisi bumi.

Kekurangan

2. REVIEW JURNAL

A B
Judul SISTEM INFORMASI PUSAT DATA DAMPAK KEBAKARAN HUTAN
DAN LAHAN BERBASIS MOBILE WEB DI PROVINSI RIAU

Jurnal JURNAL TEKNOSI

Volume dan Volt.3 No 1, hlm 35-42


halaman

Tahun 2017

Penulis Aidil Fitriansyah, Alfirman

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 29 Desember 2021

Latar Pemerintah Indonesia dalam hal menghadapi bencana


Belakang kebakaran lahan dan hutan selama ini mengalami
permasalahan yang cukup berat. Karena akibat dari kebakaran
tersebut tidak hanya permasalahan bagaimana memadamkan
kebakaran tersebut tetapi akibat dari kebakaran tersebut juga
menyebabkan beberapa permasalahan lainnya misalnya
apabila kebakaran tersebut sampai kepemukiman masyarakat
akan menyebabkan masyarakat meninggalkan tempat
tinggalnya atau mengungsi. Akibat dari kebakaran yang
mencakup area yang luas menimbulkan asap yang sangat kuat
sehinggal mencemari udara dan menyebabkan sesak nafas.

Metode Sistem informasi GIS


Penelitian

Hasil Pada penelitian ini, menggunakan Pada penelitian ini,


Penelitian menggunakan sistem Location based services (LBS) untuk
menandakan posisi dimana saja terjadinya kebakaran hutan dan
lahan dengan cara (LBS) untuk menandakan posisi dimana saja
terjadinya kebakaran hutan dan lahan dengan mengirimkan posisi
koordinat. Begitu juga mengenai korban seperti korban terkena
infeksi saluran pernafasan (ISPA), Meninggal dan mengungsi
dilaporkan dengan disertai koordinat wilayah yang terdapat korban
dan jumlah korban. Posisi mengungsi dilaporkan dengan disertai
koordinat wilayah yang terdapat korban dan jumlah korban. Posisi-
posisi yang dikirimkan tersebut kemudian di tampilkan di dalam
sebuah sistem tersendiri dalam bentuk Geographic Information
System (GIS). Pada sistem laporan ini dapat di tampilkan posisi
wilayah yang terkena dampak dan lengkap dengan jumlah korban. .
Sementara pelaporan data bisa dalam bentuk short Message
System (SMS), dan mobile web

Kelebihan penggunaan aplikasi web berbasis sistem informasi geografis sejauh


ini telah memberikan hasil yang bagus untuk mempromosikan
pentingnya informasi melalui teknologi. Kenyataannya adalah
bahwa data geografis di dunia nyata bersumber dari berbagai
format.

Kekurangan

A B

Judul LUASAN DAN DISTRIBUSI MANGROVE DI KECAMATAN ULUJAMI


KABUPATEN PEMALANG DENGAN PENGGUNAAN GOOGLE EARTH
DAN SOFTWARE ARCGIS (STUDI KASUS : DESA PESANTREN, DESA
MOJO DAN DESA LIMBANGAN

Jurnal JURNAL MAQUARES

Volume dan Volt.5 No 1, hlm 427-432


halaman

Tahun 2016

Penulis R.A. Fatmawati, A. Suryanto, B. Hendrarto


Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 29 Desember 2021

Latar Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Jawa


Belakang Tengah yang memiliki hutan mangrove. Hutan mangrove di
Kabupaten Pemalang tergolong cukup lengkap dan cukup luas,
dengan panjang pantai 34,6 km yang terbentang dari pantai utara
di Kabupaten Pemalang. Kabupaten Pemalang memiliki wilayah
hutan mangrove seluas 1.797 ha, yang terdiri dari tanaman
mangrove di hamparan maupun di tambak. Dari luas 1.797 ha
hutan mangrove yang rusak adalah 256,25 ha. ( Purnawati, 2015).

Metode digitasi on screen


Penelitian

Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwaLuasan mangrove di Desa


Penelitian Pesantren, Desa Mojo dan Desa Limbangan Kecamatan Ulujami
Kabupaten Pemalang sebesar 248,15 ha. Terdiri dari Desa
Pesantren dengan luas mangrove 76,37 ha, Desa Mojo dengan luas
mangrove sebesar 88,57 ha dan Desa Limbangan luas mangrove
sebesar 83,21 ha. Distribusi mangrove di Kecamatan Ulujami
Kabupaten Pemalang terdapat di pinggir pantai dan sekekiling
tambak. Desa Limbangan memiliki nilai perbandingan luas
mangrove dan luas tambak 16,25 %, Desa Mojo 14,47 % dan Desa
Pesantren 14,25 %.

Kelebihan Penggunaan Google Earth dan Software ArcGIS (Studi Kasus : Desa
Pesantren, Desa Mojo dan Desa Limbangan)menghasilkan luasan
mangrove di Desa Pesantren, Desa Mojo dan Desa Limbangan
Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang sebesar 248,15 Ha.

Kekurangan
4. REVIEW JURNAL

A B

Judul Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Jurnal Geografi

Volume dan Volt.12 No 1, hlm 2-114


halaman

Tahun 2015

Penulis Fahrudin Hanafi

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 30 Desember 2021

Latar Waduk Mrica merupakan salah satu bangunan air penting pada DAS
Belakang Serayu dan sekitarnya. Terutama dalam penyediaan dan distribusi
air untuk wilayah Kab. Banjarnegara, Kab. Purbalingga, Kab.
Banyumas, dan Kab. Cilacap. Waduk Mrica pada elevasi +231 m
mempunyai luas genangan 8,85 Km2 cekungan yang dihasilkan
mampu menampung air hingga 140 juta m3 dan menghasilkan
debit 11 m3/ detik untuk irigasi, perikanan darat, dan pariwisata.

Metode Data debit


Penelitian

Hasil Hasil analisis MUSLE menunjukkan bahwa erosi permukaan rata-


Penelitian rata DTA Waduk Mrica sebesar 16.775.896 ton per tahun atau
11.183.931 m3 per tahun, atau setara dengan kehilangan tanah
sebanyak 16.13 mm per tahun. Kajian tata guna lahan yang sangat
mempengaruhi erosi permukaan pada daerah penelitian adalah
ladang/ tegalan, perkebunan, dan semak dengan korelasi positif R
sebesar 0,85; 0,84; dan 0,86. Hutan berkorelasi berkorelasi negatif
terhadap erosi permukaan yaitu R : 0,88. Dengan demikian apabila
dilakukan pengelolaan pada penggunaan lahan yang mempunyai
korelasi positif terhadap erosi permukaan, maka erosi permukaan
bisa ditekan.

5. REVIEW JURNAL

Judul PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA TANAH LONGSOR PADA


DAS TONDANO BAGIAN HULU SEBAGAI LABORATORIUM ALAM
MAHASISWA GEOGRAFI

Jurnal Jurnal Episentrum

Volume dan Volt.1 No 1, hlm 14-21


halaman

Tahun 2020

Penulis Denny Maliangkay

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 30 Desember 2021

Latar donesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu:


Belakang lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng India-Australia
yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antarlempeng
tersebut, maka terbentuk daerah penunjaman yang memanjang di
sebelah barat Pulau Sumatera, sebelah selatan Pulau Jawa hingga
ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah utara Kepulauan
Maluku, dan donesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia,
yaitu: lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng India-
Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan
antarlempeng tersebut, maka terbentuk daerah penunjaman yang
memanjang di sebelah barat Pulau Sumatera, sebelah selatan Pulau
Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah utara
Kepulauan Maluku, dan sebelah uatara Papua.

h penelitian adalah tipe aliran (flow).

Metode Survey
Penelitian

Hasil Longsor lahan yang terjadi di DAS Tondano bagian hulu meliputi
Penelitian longsoran ukuran kecil, ukuran sedang dan ukuran besar.
Longsorlahan yang mempengaruhi aktifitas DAS Tondano bagian
hulu, morfometrinya langsung di ukur di lapangan. Kondisi
kemiringan lereng yang terukur merupakan kemiringan lereng dari
longsoran, bukan merupakan lereng medan secara keseluruhan.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, longsorlahan yang terjadi di
daerah penelitian baik tipe longsor (slide), aliran (flow) dan
runtuhan/jungkiran (fall), saat ini kesemuanya berjumlah 14 titik.
Tipe longsor lahan yang dominan terjadi di daerah penelitian
adalah tipe aliran (flow).
6. REVIEW JURNAL

Judul DINAMIKA TEMPORAL TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN


DAS JLANTAH HULU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2006 –
2016

Jurnal Jurnal Geoeco

Volume dan Volt.3 No 2, hlm 174-185


halaman

Tahun 2017

Penulis Riyan Astiti Pradikka Wakino, Rahning Utomowati.

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 30 Desember 2021

Latar Indonesia yang merupakan negara agraris, dengan sebagian besar


Belakang penduduknya tahun 2014 sekitar 41,20 juta orang bekerja di sektor
pertanian tentunya menggantungkan hidupnya pada lahan
pertanian

Metode Deskriptif kualitatif


Penelitian

Hasil Besarnya nilai tekanan penduduk terhadap lahan di di DAS Jlantah


Penelitian Hulu Tahun 2006 tertinggi 4,78, dan terendah adalah 0,60. Tekanan
penduduk tinggi terdapat pada Desa Tawangmangu, Desa Kalisoro,
Desa Blumbang, Desa Gondosuli dan Desa Beruk.

7. REVIEW JURNAL

Judul DAMPAK BENCANA ALAM TERHADAP POTENSI EKONOMI


INDONESIA

Jurnal Jurnal geografi

Volume dan Volt.3 No 1, hlm 13-21


halaman

Tahun 2014

Penulis Nurhasan Syah dan Widya Prarikeslan

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 31 Desember 2021

Latar Potensi bahaya dari bencana alam dan potensial manusia


Belakang menjawab berbagai factor sekitar karakteristik kepribadian kepada
kebijakan pemerintah di semua tingkat. Pada makalah ini akan
dibahas pendekatan yang berbeda melalui evaluasi dampak pada
hal yang spesifik yaitu ekonomi.

Metode
Penelitian

Hasil YuKajian ekonomi masuk dalam analisis apapun tentang bencana


Penelitian alam. Awalnya orang terfokus terhadap nilai kerugian yang
ditimbulkan oleh bencana alam itu, yang selanjutnya respon
terhadap kerugian itu dikemas dalam tindakan berupa adjustment
baik struktural maupun nonstruktural sehingga diharapkan
kerugian yang mungkin timbul dapat di antisipasi atau diminimalisir
tingkatannya dengan segera.

8. REVIEW JURNAL

Judul STUDI KEMAMPUAN BERFIKIR SPASIAL SISWA KELAS X PADA MATA


PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 2 MUARA PINANG

Jurnal Jurnal Swarnabhumi

Volume dan Volt.5 No 1, hlm 63-67


halaman

Tahun 2020

Penulis Levinda Sari, Siti Asiyah,Murjaina, Dessy Wardiah

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 31 Desember 2021

Latar Setiap warga negara Indonesia merupakan individu yang berhak


Belakang mendapatkan pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat
menengah. Pemerintah memiliki kewajiban dalam memberikan
pendidikan yang layak bagi warganya dalam hal ini sudah dijamin
dalam undang-undang yang tertuang dalam sistem pendidikan
nasional.

Metode Metode penelitian deskriptif


Penelitian

Hasil Perolehan data mengenai kemampuan berfikir spasial siswa di kelas


Penelitian X SMA Negeri 2 Muara Pinang diperoleh melalui pembagian angket
kepada siswa setelah dilaksanakan pembelajaran. Setelah data
terkumpul selanjutnya data dianalisis secara persentase.
Kemampuan berfikir spasial dalam penelitian ini disusun
berdasarkan sejauh mana pemahaman siswa terhadap fenomena di
sekitar wilayah siswa tinggal terutama pemahaman siswa terhadap
lokasi

9. REVIEW JURNAL

Judul PENDEKATAN UNTUK MENENTUKAN KAWASAN RAWAN BENCANA


DI PULAU SULAWESI

Jurnal Jurnal sabua

Volume dan Volt.3 No 3, hlm 40-52


halaman
Tahun 2011

Penulis Linda Tondobala

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 31 Desember 2021

Latar Berdasarkan UU No. 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa Bencana


Belakang alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
ataubserangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan,angin topan, dan tanah longsor. Oleh karena itu pada
pada bagian metodologi ini akan difokuskan pada bagaimana cara
mengidentifikasi bencana alam yang mungkinterjadi di suatu
daerah yang dalam penelitian ini adalah Pulau Sulawesi. Bencana
alam pada dasarnya adalah gejala atau proses alam yang terjadi
akibat upaya alambmengembalikan keseimbangan ekosistem yang
terganggu baik oleh proses alam itu sendiri ataupun akibat ulah
manusia dala memanfaatkan sumber daya alam

Metode Deskriptif
Penelitian

Hasil Banjir (flood) adalah debit aliran air sungai yang secara relative
Penelitian lebih besar dari biasanya/normal akibat hujan yang turun di hulu
atau disuatu tempat tertentu secara terus menerus, sehingga tidak
dapat ditampung oleh alur sungai yang ada, maka air melimpah
keluar dan menggenangi daerah sekitarnya.

10. REVIEW JURNAL


A
Judul GEOGRAFI PARIWISATA SEBAGAI SARANA PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN KARAKTER DI INDONESIA

Jurnal Jurnal Profesi Pendidik

Volume dan Volt.1 No1 , hlm 11-22


halaman

Tahun 2014

Penulis Inna Prihartini, dan Danang Endarto

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 31 Desember 2021

Latar Perkembangan matakuliag Geografi Pariwisata sebagai salah satu


Belakang mata kuliah pilihan di Progdi Pendidikan Geografi JPIPS FKIP UNS
dengan bobot 2 SKS terjadi setelah memasuki tahun 2010. Geografi
Pariwisata sebetulnya merupakan matakuliah yang menarik untuk
dipelajari, hal ini karena terdapat kata “wisata” yang berkonotasi
ataupun berhubungan dengan tempat-tempat yang indah, menarik
untuk dikunjungi. “Indah” serta “menarik” secara fisik alamiah
apalagi ditunjang dengan pengelolaan yang baik, akan menjadikan
obyek wisata tersebut menjadi kawasann / tempat yang
menyenangkan. Sehingga bisa dikatakan bahwa mempelajari
Geografi Pariwisata ialah mempelajari dan membahas hal-hal yang
menarik/ menyenangkan.

Metode Deskriptif komparatif


Penelitian

Hasil Hasil analisis data yang dilakukan meghasilakan kesimpulan sebagai


Penelitian berikut: Ada perbedaan minat mata kuliah geografi pariwisata yang
signifikan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan P.IPS FKIP Universitas Sebelas Maret Angkatan Tahun 2012
jika dilihat dari:
1. Asal daerah tempat tinggal mahasiswa, ditandai dengan nilai
thitung =2.58971> ttabel = 2,02. Mata kuliah Geografi Pariwisata
lebih oleh mahasiswa yang berasal dari kota sebab berdasarkan
perolehan mean kelompok, mahasiwa dari kota () = 94,36361 lebih
besar dibandingkan dengan yang dari desa () = 84,48665.
2. Jenis pekerjaan orang tua mahasiswa, di tandai dengan nilai t
hitung= 4,59564 > t table = 2,02. mata kuliah Geografi pariwisata
lebih diminati oleh kelompok mahasiswa yang memiliki orang tua
guru, sebab berdasarkan perolehan mean kelompok, mahasiswa
yang memiliki orang tua guru () = 97,4615 lebih besar dibandingkan
dengan yang bukan guru () = 82,7714.
3. Jenis kelamin mahasiswa, ditandai dengan besar nilai thitung =
4,413406 > ttabel = 2,02. mata Kuliah Geografi
Pariwisata lebih diminati oleh kelompok mahasiswa perempuan,
sebab berdasarkan perolehan mean kelompok, mahasiswa
perempuan () = 94,94444 lebih besar dibandingkan dengan yang
laki-laki () = 81,83333.

4. Sikap Mahasiswa makin mencintai bagian dari wilyah NKRI yang


kaya akan potensi wisata. Mereka bahkan berjanji akan menjaganya
dari hal-hal yang bersifat merusak, melestarikan dan lain
sebagainya yang menunjukkan makin mencintai NKRI.

11. REVIE JURNAL

Judul Pengembangan Potensi Pariwisata Di Suatu Wilayah Pemanfaatan


Sistem Informasi Geografis (SIG)

Jurnal Jurnal Geografi

Volume dan Volt.20 No 20, hlm 40-


halaman

Tahun 2019

Penulis Izzatul Milla Rifa’i

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 31 Desember 2021

Latar Sektor pariwisata adalah salah satu sektor unggulan dan menjadi
Belakang faktor yang sangat penting dalam pembangunan wilayah serta
peningkatan kesejahteraan masyarakat pada suatu negara yang
telah mengalami ekspansi maupun diversifikasi yang berkelanjutan,
serta menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan
paling besar di dunia. (Kementrian Pariwisata, 2015).

Metode Deskriptif
Penelitian

Hasil Pariwisata merupakan salah satu bidang unggulan dalam


Penelitian pembangunan untuk meningkatkan pendapatan nasional maupun
pendapatan lokal, menyerap tenaga kerja, serta penyumbang
devisa negara. Sistem Informasi Geografis (SIG) suatu sistem
informasi yang disajikan dalam bentuk grafis yang digunakan untuk
mengolah data, memanajemen data, memanipulasi data serta
analisis data, sehingga output yang dihasilkan dapat berguna untuk
mengatasi permasalahan keputusan spasial semiterstruktur yang
sering dihadapi oleh pemerintah maupun swasta. Pengembangan
potensi wisata dapat dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis.
Dengan memanfaatkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)
diharapkan bisa untuk menganalisis aspek – aspek ruang di suatu
daerah. Sehingga potensi – potensi wisata bisa dikembangkan
supaya menjadi objek dan daya tarik wisata dan dapat menarik
wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
12. REVIEW JURNAL

Judul PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA PENDIDIKAN GEOGRAFI


DENGAN ANALISIS KURIKULUM GEOGRAFI SMA UNTUK
MENINGKATKAN DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN
KARANGANYAR TAHUN 2013

Jurnal Jurnal Geo Eco

Volume dan Volt. 1,No 2, hlm 180-194


halaman

Tahun 2015

Penulis Dony Andrasmoro, Sigit Santosa, Danang Endarto

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 31 Desember 2021

Latar Industri pariwisata Indonesia sedang mengalami dan memasuki era


Belakang baru berskala besar dan global dan dapat memberikan kontribusi
nyata bagi perekonomian Indonesia. Pariwisata juga dikatakan
sebagai katalisator dalam pembangunan, karena dampak yang
diberikan terhadap kehidupan perekonomian di Negara yang
dikunjungi wisatawan.

Metode Deskriptif kualitatif


Penelitian

Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan dari analisis kajian kurikulum KTSP
Penelitian IPS geografi SMA menghasilkan24 lokasi objek wisata yang memiliki
potensi pariwisata pendidikan geografi. Pengembangan daya tarik
wisata pendidikan geografi dengan (Sustainable Tourism
Development) 3A yaitu analisis Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas
sebagai penunjang analisis SWOTdihasilkanpotensi wisata
pendidikan geografi sangat potensial sehingga Kabupaten
Karanganyar berpotensi dan layak menjadi daya tarik wisata dan
tujuan wisata minat khusus pendidikan geografi.

13. REVIEW JURNAL

Judul ANALISIS POTENSI PARIWISATA AIR TERJUN DI KABUPATEN


TASIKMALAYA

Jurnal Jurnal Geografi

Volume dan Volt. 15,No 1, hlm 37-44


halaman

Tahun 2015

Penulis Hendriawan, Nandang, Erni Mulyanie

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 31 Desember 2021

Latar Kepariwisataan Kabupaten Tasikmalaya memiliki peranan yang


Belakang penting dalam kepariwisataan Jawa Barat maupun dalam
pembangunan wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Dalam
kepariwisataan Jawa Barat, Kabupaten Tasikmalaya merupakan
salah satu destinasi pariwisata yang diunggulkan. Kabupaten
Tasikmalaya memiliki potensi pariwisata yang beragam, mulai dari
peninggalan sejarah, keanekaragaman budaya, keanekaragaman
kuliner, dan berbagai potensi wisata lainnya

Metode Deskriptif kualitatif


Penelitian

Hasil Kabupaten Tasikmalaya secara geografis terletak diantara 7°02’29”


Penelitian dan 7°49’08” LS serta 107°54’10” dan 108°25’42” BT yang
berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Tasikmalaya di
sebelah utara, Kabupaten Ciamis di sebelah timur, Samudera
Indonesia di sebelah selatan, dan Kabupaten Garut di sebelah
barat. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki ketinggian berkisar
antara 0 – 2.500 mdpl. Secara umum wilayah tersebut dapat
dibedakan menurut ketinggiannya, yaitu bagian utara merupakan
wilayah dataran tinggi dengan ketinggian berkisar 1.000 –2.500
mdpl dan bagian selatan merupakan daerah dataran rendah
dengan ketinggian berkisar antara 0 – 100 mdpl.

13. REVIEW JURNAL

Judul ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN CIANJUR


Jurnal

Volume dan Volt. 19,No 1, hlm 73-90


halaman

Tahun 2021

Penulis Siti Fadjarajani, Tineu Indrianeu, Elgar Balasa Singkawijaya

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 31 Desember 2021

Latar Geografi pariwisata merupakan cabang dari pada bidang ilmu


Belakang Geografi yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas
perjalanan wisata, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata,
aktivitas dan berbagai fasilitas wisata serta aspek lain yang
mendukung kegiatan pariwisata di suatu daerah (wilayah). Geografi
pariwisata adalah studi yang menganalisis dan mendeskripsikan
berbagai fenomena fisiogeografis (unsur-unsur lingkungan fisikal)
dan fenomen sosiogeografis (unsur-unsur lingkungan manusia atau
sosial budayanya) yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai-
nilai, menarik untuk dikunjungi sehingga berkembang menjadi
destinasi wisata(Arjana, 2015).

Metode Deskriptif Kualitatif


Penelitian

Hasil a. Gambaran Umum Wilayah


Penelitian
Tiga abad silam merupakan saat bersejarah bagi Cianjur. Karena
berdasarkan sumber - sumber tertulis, sejak tahun 1614 daerah
Gunung Gede dan Gunung Pangrango ada di bawah Kesultanan
Mataram. Tersebutlah sekitar tanggal 2 Juli 1677, Raden Wiratanu
putra R.A.

b. Potensi Pariwisata Kabupaten Cianjur


Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 tahun 2009 Pasal 1
mengatakan bahwa : daya tarik wisata adalah sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

c. Analisis Potensi dan Permasalahan


Analisis SWOT merupakan metoda analisis dengan cara
menggabungkan hasil analisis yang sudah ada dengan temuan fakta
dilapangan seperti potensi, masalah, harapan dan ancaman.
Analisis SWOT ini terbagi dua yaitu IFAS (Internal Strategi Analysis
Summery) dan EFAS (Eksternal Strategi Analysis Summery).

14. REVIEW JURNAL

Judul Pariwisata dan Pengembangan Sumberdaya Manusia

Jurnal Jurnal Pendidikan Geografi

Volume dan Volt. 8,No 1, hlm 33-42


halaman
Tahun 2008

Penulis Nandi

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 Januari 2022

Latar Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan


Belakang ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang
108.000 km. Negara Indonesia memiliki potensi alam,
keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala,
peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang semuanya itu
merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha
pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Modal tersebut
harus dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan
kepariwisataan yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat.

Metode Deskriptif Kualitatif


Penelitian

Hasil Pengembangan kawasan wisata di Indonesia muncul sebagai


Penelitian industri baru yang diharapkan dapat mendongkrak pendapatan
nasional maupun daerah, sehingga pemerintah berupaya keras
untuk mengembangkan sektor ini dalam rangka untuk
mensejahterakan rakyat. Oleh karena itu pengelolaan,
pengembangan, dan pembiayaan kawasan wisata memerlukan
daya dukung dari banyak stakes holder (public, private, dan society)
sehingga prosesnya bisa berjalan dengan lancar. Namun demikian
keberhasilan pengembangan kawasan ini juga sangat dipengaruhi
oleh kondisi stabilitas keamanan dan politik, daya dukung
sumberdaya manusia yang memiliki keahlian yang sesuai baik segi
kualitas maupun kuantitasnya, adanya anggaran yang digunakan
untuk mengembangkan sarana dan prasarana kawasan wisata,
kebijakan hukum yang memberikan kemudahan, keamanan,
transparansi dan kenyamanan bagi para investor maupun
wisatawan dalam menanamkan modal dan menikmati kawasan
wisata, serta sosialisasi dan promosi atas pengembangan dan
pemanfaatan kawasan wisata

15. REVIEW JURNAL

A B

Judul MEMAHAMI PARIWISATA MELALUI PENDEKATAN GEOGRAFI


MANUSIA

Jurnal Jurnal Pendidikan Geografi

Volume dan Volt. 15,No 1, hlm 17-28


halaman

Tahun 2017

Penulis Hastuti

Reviewer Nurhidayanti
Tanggal 1 Januari 2022

Latar Pariwisata mulai dikembangkan secara intensif sebagai sumber


Belakang pendapatan banyak negara seiring makin berkurangnya
penerimaan ekspor dari sektor migas dan mineral, tak terkecuali
Indonesia. Indonesia diuntungkan sebagai negara yang memiliki
kekayaan dan keanekaragaman sosial, budaya dan sumberdaya
alam sebagai potensi strategis apabila dikembangkan pariwisata.
Mendasarkan keyakinan tersebut Indonesia gencar untuk
mempromosikan berbagai wilayah yang ada agar dapat
dikembangkan sebagai tempat tujuan wisata.

Metode Deskriptif kualitatif


Penelitian

Hasil Keanekaragaman sumberdaya menjadi potensi pariwisata, saat ini


Penelitian pariwisata telah melibatkan wisatawan lintas bangsa, di masa
depan pariwisata dapat mengalahkan sektor industri dan ekonomi
lain. Pariwisata terus dikembangkan berbasis sektor jasa, sehingga
pariwisata dapat menjadi aktifitas yang menarik dengan melibatkan
diversifikasi sosial budaya dan ekonomi melalui pengorganisasian
dan pelestarian perbedaan wilayah, tradisi, dan budaya lokal
ditengah derasnya pengaruh global.

16. REVIEW JURNAL

A B

Judul Penanggulangan Bencana Banjir Berdasarkan Tingkat Kerentanan


dengan Metode Ecodrainage Pada Ekosistem Karst di Dukuh Tungu,
Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DIY

Jurnal Jurnal Pendidikan Geografi


Volume dan Volt. 6,No 1, hlm 7-15
halaman

Tahun 2019

Penulis Dian Hudawan Santoso

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 Januari 2022

Latar Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang terjadi
Belakang akibat intensitas curah hujan yang tinggi di mana terjadi kelebihan
air yang tidak tertampung oleh suatu sistem (Suripin, 2014). Daerah
cekungan pada RT 07 di Dukuh Tungu ketika terjadi siklon tropis
cempaka pada akhir November tahun 2017 mengalami banjir
puncak karena hujan ekstrim yang melebihi normal selama
beberapa hari sehingga limpasan permukaan terkumpul pada
daerah cekungan tersebut.

Metode Deskriptif kualitatif


Penelitian

Hasil Berdasarkan Tabel f, hasil evaluasi kerentanan banjir menjelaskan


Penelitian bahwa tingkat kerentanan banjir pada RT 06, RT 07, RT 08 dan RT
09 baik yang tergenang banjir maupun tidak tergenang banjir
memiliki kelas kerentanan sedang (lihat Gambar 2). Kerentanan
sedang pada RT yang tidak pernah banjir disebabkan pengaruh dari
aspek kerentanan lain (fisik, sosial dan ekonomi) yang kondisi
kerentanannya sama dengan RT yang mengalami banjir, sehingga
kerentanan bencana banjir di daerah penelitian sedang.
17. REVIEW JURNAL

A B

Judul ANALISIS PEMETAAN TINGKAT RAWAN BANJIR DI KECAMATAN


BONTANG BARAT KOTA BONTANG BERBASIS SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS

Jurnal Jurnal Pendidikan Geografi

Volume dan Volt. 9,No 2, hlm 109-120


halaman

Tahun 2021

Penulis Sitty Nur Aziza, Lili Somantri, Iwan Setiawan

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 Januari 2022

Latar Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi dengan perubahan


Belakang cuara serta iklim yang tidak menentu. Kondisi ini memgakibatkan
Indonesia rawan mengalami bencana hidrometereologi, salah
satunya banjir. Bencana banjir sendiri merupakan kondisi dimana
pada daerah yang secara topografis dan geomorfologis bersifat
kering (bukan daerah rawa) tergenang oleh air yang terjadi akibat
tingkat drainase tanah yang telah jenuh dalam menampung air dan
kemampuan infiltrasi air ke dalam tanah yang mencapai batas
maksimum (Novaliadi & Hadi, 2013). Biasanya bencana ini terjadi
pada daerah-daerah yang memiliki topografi lebih rendah
(cekungan), dengan tingkat curah hujan daerah yang cukup tinggi
Metode Skoring
Penelitian

Hasil Hasil penelitian berupa peta tingkat kerawanan banjir hasil overlay
Penelitian yang menunjukkan sebaran lokasi berpotensi banjir. Dimana lokasi
rawan banjir tingkat tinggi banyak terjadi di sekitar badan air atau
sungai dengan luas 141,3, ha dengan Kelurahan Kanaan dan
Gunung Telihan paling mendominasi. Kemudian, kerawanan tingkat
sedang tersebar merata di seluruh kelurahan dengan luas 764, 1 ha
dan kategori kelas kerawanan tingkat rendah memiliki sebaran
825,5 ha yang didominasi oleh penggunaan lahan hutan. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pada penelitian
selanjutnya, serta dapat menjadi literatur kajian untuk mengambil
kebijakan terkait penanggulangan banjir di Kecamatan Bontang
Barat.
18. REVIEW JURNAL

A B

Judul STUDI KERENTANAN DAN ARAHAN MITIGASI BENCANA BANJIR DI


KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN

Jurnal Jurnal Geo Eco

Volume dan Volt.3 ,No 2, hlm 1157-163


halaman

Tahun 2017

Penulis Sri Muliana Mardikaningsih, Chatarina Muryani, Setya Nugraha

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 Januari 2022

Latar Bencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang


Belakang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (Perka BNPB No. 02 Tahun 2012)

Metode Survei dan Deskriptif Spasial


Penelitian

Hasil Tingkat kerentanan banjir di Kecamatan Puring ditentukan


Penelitian berdasarkan skoring parameter kerentanan banjir, yaitu
bentuklahan, kemiringan lereng, penggunaan lahan, dan tanah
(Hermon, 2015: 43). Parameter kerentanan tersebut
dianalsismenggunakan unit analisis satuan lahan yang merupakan
hasil overlay dari peta bentuklahan, peta kemiringan lereng, dan
peta tanah. Dari hasil overlay terdapat 7 satuan lahan di daerah
penelitian.

19. REVIEW JURNAL

A B

Judul Analisis Pengembangan Wisata Sumber Maron Berbasis Masyarakat


di Desa Karangsuko Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang

Jurnal Jurnal Geografi

Volume dan Volt.3 ,No 2, hlm 524-530


halaman

Tahun 2019

Penulis Ernimulia Murni, Yuli Ifana Sari, Akhmad Faruq Hamdani

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 Januari 2022

Latar Pariwisata merupakan sektor unggul dalam mengembangkan dan


Belakang menumbuhkan perekonomian masyarakat disuatu daerah.
Pariwisata yang terdapat disuatu daerah bertujuan untuk
mewujudkaan kesejahteraan masyarakat, pengembangan industri
pariwisata merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan di
masa sekarang. Banyaknya pengembangan industri pariwisata
dapat dilihat dari pesona alam, sejarah dan budaya (Arif, 2013).

Metode Deskriptif Kualitatif


Penelitian

Hasil . Berdasarkan hasil penelitian berbagai faktor baik internal maupun


Penelitian eksternal berpengaruh dalam pengembangan obyek Wisata
Sumber Maron. Faktor keterlibatan masyarakat dalam
pengembangan Obyek Wisata Sumber Maron, daya dukung fisik,
jumlah mata air yang banyak. Sedangkan faktor eksternalnya
adalah adanya pengembangan pariwisata lain sehingga
berkurangnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Obyek Wisata
Sumber Maron.

20. REVIEW JURNAL

A B

Judul UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
KONSEP GEOGRAFI PADA MATERI DINAMIKA
LITOSFER DAN PEDOSFERKELAS X2 SMA NEGERI
2 KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Jurnal Jurnal ILMU PENDIDIKAN AHLUSSUNNAH

Volume dan halaman Volt.2 No 1, hlm 98-109

Tahun 2019

Penulis Widya Oktavia

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 januari 2022

Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting


dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan kelangsungan hidup suatu bangsa baik di masa
sekarang maupun di masa yang akan datang.

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas


Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran dengan model JIGSAW dapat
meningkatkan pemahaman konsep geografi siswa kelas X
IPS 2 SMA Negeri 2 Kapur IX Kabupaten Lima Puluh
Kota. Peningkatan pemahaman siswa dari rata-rata
pemahaman awal sebelum tindakan sebesar 73,35,
meningkat sebanyak 4,79%, sehingga rata-ratanya
menjadi 77,04 pada siklus I. Dari siklus I ke siklus II rata-
rata pemahaman konsep meningkat sebanyak 6,75%,
sehingga rata-ratanya menjadi 82,62. Dengan demikian
pembelajaran model JIGSAW pada materi dinamika
litosfer dan pedosfer dapat diterapkan dikelas X IPS 2
SMA Negeri 2 Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota .
Kata Kunci: Pemahaman Konsep Geografi, Model
Pembelajaran JIGSAW

Kelebihan Kelebihan model JIGSAW menurut Shohimin (2014:93)


yaitu: I) Memungkinkan murid dapat mengembangkan
kreativitas, kemampuan, dan daya pemecah masalah
menurut kehendaknya sendiri; II) Hubungan antara guru
dan murid berjalan seimbang dan memungkinkan suasana
belajar menjadi sangat akrab sehingga memungkinkan
hubungan yang harmonis; III) Memotifasi guru untuk
bekerja lebih aktif dan efektif. Mampu memadukan
berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas,
kelompok, dan individual.

Kekurangan tidak semua siswa cocok belajar dengan penerapan model


pembelajaran JIGSAW. Jadi untuk membuat siswa agar
selalu aktif dan antusias di setiap kegiatan belajar
dperlukan variasi model pembelajaran.
21. REVIEW JURNAL

A B

Judul MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI


PENERAPAN METODE JUMPING TASK PADA
PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Jurnal Jurnal Unimed

Volume dan halaman Volt.9 No 1, hlm 11-19

Tahun 2017

Penulis Dion

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 Januari 2022

Latar Belakang Berdasarkan wawancara dengan Bapak Mulyadi, S. Pd


(Guru Geografi dan Ketua MGMP ) tanggal 7 Maret 2016
terungkap bahwa permasalahan yang sering dihadapi guru
di kelas adalah masih rendahnya aktivitas belajar siswa
pada mata pelajaran geografi. Siswa lebih cenderung
menjadi pembelajar yang pasif dimana sering
menempatkan diri sebagai penerima informasi semata dan
sangat sulit untuk terlibat sebagai pembelajar aktif yang
ditandai dengan kemauan yang tinggi untuk berfikir dan
memecahkan berbagai masalah dalam pembelajaran.
Kondisi ini juga disampaikan oleh Bapak Dedi Nafrizal
dan Ibu Iftitah Rahmi (Guru Geografi) yang menyatakan
bahwa, berbagai model dan metode yang sudah dilakukan
di dalam pembelajaran belum mampu membuat
pembelajaran menjadi hidup dan menyenangkan serta
masih sulit membangkitkan semangat siswa untuk terlibat
aktif selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
permasalahan di atas, perlu dilakukan suatu upaya nyata
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung.

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas

Hasil Penelitian Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penerapan metode


“jumping task” berhasil meningkatkan aktivitas belajar
siswa dengan tingkat capaian di atas 80% pada semua
jenis aktivitas belajar yang diobservasi

Kelebihan Keunggulan metode “jumping task” ini adalah mampu


menciptakan aktivitas belajar di kalangan siswa seperti
terjadinya dialog, interaksi dan kolaborasi yang efektif.

Kekurangan permasalahan yang sering dihadapi guru di kelas adalah


masih rendahnya aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran geografi. Siswa lebih cenderung menjadi
pembelajar yang pasif dimana sering menempatkan diri
sebagai penerima informasi semata dan sangat sulit untuk
terlibat sebagai pembelajar aktif yang ditandai dengan
kemauan yang tinggi untuk berfikir dan memecahkan
berbagai masalah dalam pembelajaran
22. REVIEW JURNAL

A B

Judul PENERAPAN METODE BERTANYA DALAM KEGIATAN


PRAKTEK LAPANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PENDAPAT MAHASISWA

Jurnal Jurnal Geografi

Volume dan halaman Volt.6 No 2, hlm 80-90

Tahun 2009

Penulis R.Sugianto

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 januari 2022

Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, sesungguhnya banyak upaya


yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran untuk
mewujudkan perilaku akademik yang berupa
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
dalam mengemukakan pendapat yang kritis dan logis.
Upaya itu terealisasi dalam bentuk penerapan metode
yang mengarah kepada tujuan tersebut di atas, seperti
misalnya metode diskusi, metode bertanya (tanya jawab)
dan yang lainnya. Namun kenyataan di lapangan,ternyata
belum optimal aplikasinya di dalam proses
pembelajaran/perkuliahan. Para dosen lebih sering
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan
materi kuliahnya.

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan persiapan


dan penguasaan materi serta pengetahuan tentang prinsip-
prinsip dalam bertanya, dapat meningkatkan keterampilan
dosen dalam memberi pertanyaan yang kemudian
berimbas kepada semakin meningkatnya kemampuan
mahasiswa dalam mengemukakan pendapat (baik dalam
menjawab pertanyaan, merespon materi kuliah maupun
mengutarakan pendapat yang berkaitan dengan materi
perkuliahan Geografi Tanah).

Kelebihan : (a). meningkatkan keterampilan bertanya pada dosen di


dalam proses pembelajaran/ perkuliahan berdasarkan asas-
asas didaktikmetodik,

(b). meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam


mengemukakan pendapat secara kritis, terorganisir dan
ilmiah.

Kekurangan Pada kegiatan perkuliahan/pembelajaran di Jurusan


Geografi, akhir-akhir ini masih terasakan belum
efektifnya pembinaan cara berpikir kritis dan ilmiah
mahasiswa. Hal ini ditandai masih rendahnya (15 %)
mahasiswa yang berani bertanya dan mengungkapkan
pendapatnya pada kegiatan perkuliahan sebelumnya (pada
saat semester pertama).
23. REVIEW JURNAL

A B

Judul PENERAPAN MEDIA ANIMASI UNTUK


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI
SMA PGII 2 BANDUNG

Jurnal Jurnal pendidikan geografi

Volume dan halaman Volt.17 No 1, hlm 49-57

Tahun 2017

Penulis Muhammad Nazmi

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 Januari 2022

Latar Belakang Setiap peserta didik mempunyai gaya belajar. Gaya


belajar merupakan potensi dasar atau kecenderungan
potensi anak. Sangat penting bagi guru memperhatikan
beberapa gaya belajar yang berbeda-beda ketika akan
merancang pembelajaran, baik itu strategi, metode,
media pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang
melibatkan peserta didik.

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan di


aspek dan tindakan. Aspek pada tindakan pertama minat
belajar peserta didik yaitu 48,38% mengalami
peningkatan pada tindakan kedua mencapai rata-rata
80,31%. Kemudian pada tindakan ketiga mengalami
peningkatan mencapai rata-rata 92,53%. Hal tersebut
terjadi karena penerapan media animasi jauh lebih efektif
dalam menarik perhatian dan konsentrasi peserta didik
dalam pembelajaran. Apabila minat belajar peserta didik
tinggi dan sangat antusias dalam pembelajaran maka
pembelajaran pun akan mudah dimengerti, hasil belajar
akan menjadi lebih baik, dan tujuan pembelajaran pun
dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

Kelebihan memudahkan dalam memahami materi yang sulit


dipahami dan dapat meningkatkan motivasi dan minat
belajar peserta didik.

Kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilakukan, terdapat


permasalahan dalam kurangnya minat belajar peserta
didik. Minat belajar peserta didik yang masih rendah
setelah melakukan observasi dengan melihat data awal
berdasarkan indikator minat belajar peserta didik yaitu:
pada aspek perhatian, perasaan senang, ketertarikan,
dan keterlibatan masih di bawah rata-rata dan tergolong
sangat rendah. Beberapa hal yang menunjukkan
kurangnya minat belajar diantaranya yaitu: disamping
materi yang disampaikan monoton yang
penyampaiannya hanya satu arah,kemudian ditunjang
dengan kurang partisipasi dari peserta didik, peserta didik
terlihat pasif, kurang antusias, materi yang sulit
dipahami, selanjutnya banyak dari peserta didik yang
melakukan aktivitas lain selain aktivitas pembelajaran
seperti mengobrol dan menggunakan alat komunikasi,
dan lain sebagainya.
24. REVIEW JURNAL

A B

Judul PERANAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
GEOGRAFI

Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Volume dan halaman Volt.6 No 2, hlm 89-96

Tahun 2020

Penulis Kurnia Maulidi Noviantoro

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 januari 2022

Latar Belakang Diterapkannya Kurikulum 2013 (K-13) mulai tahun 2013


lalu, guru tidak dapat lagi tetap bertahan dengan pola
mengajar kuno yakni menjadi pusat aktivitas
pembelajaran di kelas atau yang biasa disebut teacher
center (Dewantoro, 2017).Metode ini sangat melekat dan
susah ditinggalkan oleh kebanyakan guru di sekolah.
Teacher Center dipertahankan karena dinilai masih paling
praktis dan tidak menyita banyak waktu. Akan tetapi, di
sisi lain dengan tetap eksisnya metode kuno tersebut,
menyebabkan peserta didik cenderung bosan dan akhirnya
kurang tertarik terhadap pembelajaran sehingga
berpengaruh pada minat serta pencapaian hasil belajar
mereka.

Metode Penelitian Studi kepustakaan

Hasil Penelitian dari penelitian ini dihasilkan bahwa pembelajaran


geografi dengan menggunakan metode tugas terstruktur
memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik, antara lain dibuktikan dengan
penelitian oleh Rahma yang mengungkap hasil belajar
geografi peserta didik kelas XI IPS 3 SMA 3 Kota
Kendari mengalami peningkatan melalui pemberian tugas
terstruktur (Rahma, 2018). Selain itu beberapa temuan
lain juga mengungkapkan, secara umum tugas terstruktur
memiliki peranan yang baik dalam meningkatkan hasil
belajar serta prestasi peserta didik, meskipun pada
tingkatan dan jenis mata pelajaran yang berbeda, oleh
sebab itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
acuan atau pun rekomendasi bagi guru untuk dapat
menerapkan metode tugas terstruktur pada peserta didik,
terutama pada pelajaran geografi.

Kelebihan Kelebihan metode pemberian tugas terstruktur diantaranya


yaitu:

1) ilmu dan pengetahuan yang diperoleh peserta didik saat


proses pembelajaran (pengerjaan tugas) akan membekas
dan bertahan lama menjadi pengalaman berharga dalam
hidupnya;

2) dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, keberanian,


dan percaya diri peserta didik;

3) lebih merangsang peserta didik dalam melakukan


aktivitas belajar;

4) dapat mengembangkan kemandirian di luar


pengawasan guru; serta

5) dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.

Kekurangan Kelemahan-kelemahan dalam pemberian tugas terstruktur,


di antaranya yaitu:

1) peserta didik biasanya melakukan kecurangan, dalam


hal ini mereka hanya mencontoh pekerjaan teman;

2) peserta didik sulit dikontrol, apakah benar ia


mengerjakan tugas ataukah orang lain;

3) sering memberikan tugas yang monoton (tidak


bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan; dan

4) sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan


individual. Kelemahan ini haruslah dapat diatasi dengan
menerapkan langkah-langkah tugas terstruktur. Di
samping itu, dalam memberikan tugas seorang guru
dituntut untuk memiliki kreativitas dan keluwesan yang
baik.

25. REVIEW JURNAL

A B

Judul PENGGUNAAN METODE RESITASI UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS TERPADU TENTANG LETAK
GEOGRAFIS DAN KOORDINAT NEGARA ASEAN

Jurnal Jurnal Wahana Pendidikan

Volume dan halaman Volt.7 No 2, hlm 211-222

Tahun 2020

Penulis Eti Rumiati

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 1 Januari 2022

Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi pendidikan di


Indonesia saat ini adalah berkenaan dengan kegiatan
belajar mengajar yang dipandang masih belum efektif.
Pendekatan dan metode yang digunakan kurang
bervariasi, biasanya mengandalkan dalam bentuk
ceramah. Dalam berinteraksi dengan siswa, posisi guru
sangat mendominasi, sementara siswa berada dalam
keadaan sebagai pendengar. Konsep pembelajaran
tersebut tidak lagi relevan dengan tuntutan dan tantangan
pendidikan saat ini.

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas

Hasil Penelitian Hasil analisis data menunjukkan bahwa Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran tindakan pertama mendapat
skor rata-rata 3,35 atau 83,75%. Sedangkan rencana
pembelajaran tindakan kedua memperolah skor rata-rata
4,00 atau 100%. Hasil analisis data juga menunjukkan
bahwa skor rata-rata aktivitas guru pada tindakan pertama
adalah 3,06 atau 76,5%. Tindakan kedua mendapat skor
rata-rata 3,50 atau 87,5%. Untuk aktivitas siswa pada
tindakan kedua siswa mendapat skor rata-rata 3,12 atau
78%. Pada Tindakan kedua mendapat skor rata-rata 3,62
atau 90,55%. Hasil belajar siswa pada setiap siklus
diperoleh data bahwa pada tindakan pertama nilai rata-rata
sebesar 79, pada tindakan kedua sebesar 84. Hal ini dapat
diartikan bahwa pembelajaran IPS melalui metode
resitasi, selain berpengaruh terhadap rencana dan
pelaksanaan pembelajaran, juga berpengaruh terhadap
peningkatkan hasil belajar siswa.

Kelebihan metode resitasi pada pembelajaran IPS diharapkan dapat


memberi motivasi dan meningkatkan aktivitas siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran, khususnya
pembelajaran ekonomi.

Kekurangan Rendahnya nilai rata-rata siswa pada hasil belajar


tindakan pertama diakibatkan oleh banyaknya siswa yang
mendapat nilai 70. Hal ini berbeda dengan perolehan nilai
hasil belajar siswa pada tindakan kedua. Perbedaan nilai
rata-rata tindakan pertama dengan nilai rata-rata tindakan
kedua adalah sebesar 5%. Nilai rata-rata siswa pada hasil
belajar tindakan pertama sebesar 79, sedangkan nilai rata-
rata hasil belajar pada tindakan kedua sebesar 84. Jika
dianalisa perbedaan nilai antara tindakan pertama dan
kedua menunjukan adanya perubahan yang lebih baik.

26. REVIEW JURNAL

A B

Judul Pelatihan Penulisan dan Publikasi Artikel Ilmiah Guru-


guru Sekolah Dasar (SD) Negeri Gugus Joko Tingkir
Salatiga

Jurnal Jurnal Pengabdian Masyarakat

Volume dan halaman Volt.02 No 01, hlm 113-127

Tahun 2021

Penulis Nyoto Harjono,firosakia kristin

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 26 Desember 2021

Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi guru SD pada


umumnya adalah rendahnya kompetensi dalam
menghasilkan karya ilmiah baik dalam bentuk hasil
penelitian maupun artikel ilmiah.Dari beberapa hasil
survey, juga terbukti bahwa kendala utama yang dihadapi
oleh guru SD untuk mencapai jenjang jabatan fungsional
guru madya sampai guru utama adalah kesulitan untuk
dapat memenuhi unsur “Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan” (PKB) yang tertuang dalam
PERMENPANRB BAB V Pasal 11 butir c, khususnya
pada aspek “Publikasi Ilmiah”.

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas

Hasil Penelitian Pelaksanaan “Pelatihan Penulisan dan Publikasi Artikel


Ilmiah” di Gugus Joko Tingkir, Salatiga oleh tim Abdimas
dari PGSD, FKIP, UKSW telah terlaksana dengan baik
meskipun masih terdapat kekurangan. Mayoritas peserta
(96,3%) menyatakan materi yang disajikan bermanfaat
(63%) dan bahkan sangat bermanfaat (33%). Tingkat
pemahaman peserta terhadap materi pembekalan juga
pada kategori baik (85%). Hal ini juga konsisten dengan
aspek penyajian materi yang bahkan 100% dinyatakan
baik. Masih rendahnya animo peserta untuk merespon
tugas menulis artikel menjadi catatan kelemahan yang
patut diperhatikan. Hal ini membuktikan bahwa
pernyataan persoalan yang telah disampaikan pada bagian
pendahuluan mengenai rendahnya budaya
literasikhususnya tulis memang terjadi pula di Gugus Joko
Tingkir meskipun penyelenggara telah berusaha maksimal
dalam pendampingan dan dalam memotivasi.

Kelebihan yang telah dilakukan. Sayangnya, dari 60 peserta yang


mengikuti pelatihan hanya dihasilkan 14 (27%) artikel.
Hal ini menunjukkan bahwa budaya menulis di kalangan
guru-guru SD memang masih rendah. Berikut adalah data
penulis dan judul artikel yang telah dihasilkan.

Kekurangan Masalah keprofesian yang dinilai belum terselesaikan


sampai sekarang di lingkungan guru SD adalah rendahnya
produktivitas guru dalam bidang penulisan dan publikasi
artikel ilmiah.

27. REVIEW JURNAL

A B

Judul Penerapan Pendekatan STEM (Science, Technology,


Engineering, and Mathematics) :

Experiment Box untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa


pada Materi

Macam-macam Gaya di Kelas IV UPT SDN 62 Pinrang

Jurnal Jurnal Publikasi pendidikan

Volume dan halaman Volt.20 No 20, hlm 1-6

Tahun 2019

Penulis Ila Israwaty,Fajar,Vivi muliasari

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 26 Desember 2021

Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu hal yang sangat penting


dalam kehidupan manusia, pendidikan mencerdaskan
kehidupan bangsa karena dengan pendidikan manusia
akan memiliki ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan akan
membawa wawasan manusia untuk menentukan
keberadaanya di masa akan datang. Setiap manusia
memperoleh hak yang sama dalam memperoleh ilmu
pengetahuan sehingga dapat mengembangkan kualitas diri
sesuai dengan potensi yang dimiliki masingmasing tanpa
adanya paksaan dari siapapun

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas

Hasil Penelitian Hasil penelitian pada siklus I berada pada kategori cukup,
terjadi peningkatan pada siklus II yaitu persentase hasil
belajar berada pada kategori baik dan telah mencapai
indikator yang telah ditetapkan

Kelebihan dengan menerapkan pendekatan STEM dan experiment


box dapat meningkatkan proses belajar dan hasil belajar
pada materi macam-macam gaya di kelas IV UPT SDN 62
Pinrang.

Kekurangan Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti dengan


melihat aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran,
namun kenyataannya hasil belajar siswa masih rendah
dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan
banyaknya siswa yang nilainya belum mencapai SKBM
(Standar Ketuntasan Belajar Minimal).
28. REVIEW JURNAL

A B

Judul Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Membedakan


Macam-Macam Rasa Melalui Metode Demonstrasi di
Kelompok A TK Posimpotove Tawaeli
Jurnal Jurnal Kolaboratif sains

Volume dan halaman Volt.04 No 02, hlm 72-87

Tahun 2021

Penulis Rostina,Arsyad said,syamsidar

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 26 Desember 2021

Latar Belakang Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan untuk


melakukan penelitian pada alat indera pengecapan peserta
didik dalam membedakan macam-macam rasa, yaitu rasa
manis, asam, asin dan pahit. Penulis melakukan penelitian
karena penulis melihat kondisi peserta didik-peserta didik
di kelas A belum bisa membedakan mana rasa manis,
pahit, asam dan asin melalui indera pengecap. Mereka
hanya menyatakan bahwa manis enak, sedangkan pahit,
asam, dan asin itu tidak enak. Maka dalam hal ini penulis
ingin melakukan penelitian kemampuan peserta didik
dalam membedakan macam-macam rasa karena penulis
menilai kemampuan akan dalam membedakan macam-
macam rasa masih sangat rendah mengingat penulis
adalah salah satu tenaga pengajar di lingkungan PAUD
Posimpotove

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas

Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus
terdiri dari dua kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan
data melalui lembar observasi, pemberian tugas, dan
dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Persentase klasikal
kemampuan anak dalam membedakan macam-macam
rasa yang diperoleh pada tahap pra tindakan yaitu sebesar
26,67% atau sebanyak 4 anak termasuk dalam kategori
berkembang sangat baik dan sebanyak 11 anak belum
memenuhi kriteria tersebut. Setelah dilakukan tindakan
pada siklus I pertemuan 1, presentase klasikal ketuntasan
sebesar 53,33% atau sebanyak 8 anak yang masuk dalam
kriteria berkembang sangat baik (BSB) dan sebanyak 7
anak belum memenuhi kriteria tersebut. Selanjutnya
dilakukan tindakan pada siklus I pertemuan 2, presentase
klasikal yang diperoleh sebesar 66,67%, yang berarti
belum memenuhi standar ketuntasan belajar klasikal yang
ditetapkan yakni 75% dan menyebabkan peneliti
melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya. Hasil yang
diperoleh pada siklus II pertemuan 1 yaitu sebanyak 10
anak termasuk pada kategori berkembang sangat baik
(BSB) atau sebesar 66,67%, sedangkan pada siklus II
pertemuan 2 diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 80%
atau sebanyak 12 anak termasuk dalam kategori BSB.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan anak TK
Posimpotove Tawaeli dalam membedakan macammacam
rasa.

Kelebihan kelebihan metode demonstrasi adalah:

(1) Perhatian peserta didik didik dapat dipusatkan, dan


titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati.

(2) Perhatian peserta didik didik akan lebih terpusat pada


apa yang didemonstrasikan, jadi proses peserta didik didik
akan lebih terarah dan akan mengikuti perhatian peserta
didik didik kepada masalah lain.(3) Dapat merangsang
peserta didik untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar.

(4) Dapat menambah pengalaman peserta didik didik.

(5)Bias membantu peserta didik ingat lebiih lama tentang


materi yang disampaikan.

(6) Dapat mengurangi kesalah pahaman karena


pengajaran lebih jelas dan kongkrit.

(7) Dapat menjawab semua masalah yang timbul didalam


pikiran setiap peserta didik karena ikut serta berperan
secara langsung.

Kekurangan Kelemahan metode demonstrasi adalah:

(1) Memerlukan waktu yang cukup banyak.

(2) Apabila terjadi kekurangan media, metode


demonstrasi menjadi kurang efesien.

(3) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

(4) Apabila peserta didik didik tidak aktif maka metode


demonstrasi menjadi tidak efektif.

29. REVIEW JURNAL

A B

Judul METODE DEMONSTRASI PENINGKATAN


KETRAMPILANMENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT
BANGUN RUANG MELALUI

Jurnal Jurnal Praktik Penelitian TindakanKelas Pendidikan Dasar


& Menengah

Volume dan halaman Volt.5 No 3, hlm 32-37

Tahun 2015

Penulis Mugiharti

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 26 Desember 2021

Latar Belakang Materi bangun ruang merupakan bagian dari geometri


yang menekankan pada kemampuan

siswa untuk mengidentifikasi sifat, unsur, dan


menentukan volume dalam pemecahan masalah.

Seperti halnya materi yang dipelajari di kelas V SD


semester dua yang dimulai dari sifat-sifat bangun

ruang, menentukan volume bangun ruang sederhana


(kubus dan balok) sampai pada menentukan

volume limas dan kerucut.

Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas

Hasil Penelitian Hasil penelitian penggunaan metodedemonstrasi dapat


meningkatkan keterampilan mengidentifikasi sifat-sifat
bangun ruang

Kelebihan Dengan metode ini dapat mengurangi kesalahankesalahan


bila dibandingkan dengan hanya membaca dan
mendengarkan, karena siswa mendapatkan gambaran
yang jelas dari hasil pengamatannya
Kekurangan Kelemahan metode demonstrasi adalah:

(1) Memerlukan waktu yang cukup banyak.

(2) Apabila terjadi kekurangan media, metode


demonstrasi menjadi kurang efesien.

(3) Memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

(4) Apabila peserta didik didik tidak aktif maka metode


demonstrasi menjadi tidak efektif.

30. REVIEW JURNAL

A B

Judul Meningkatkan Kemampuan Guru Taman Kanak-kanak


dalam

Menyusun RPPH melalui Kegiatan Supervisi Akademik


dan

Pendampingan di TK Binaan Tahun 2018

Jurnal Jurnal serambi ptk

Volume dan halaman Volt.4 No 2, hlm 55-63

Tahun 2019

Penulis Maria Awa

Reviewer Nurhidayanti

Tanggal 26 Desember 2021

Latar Belakang Salah satu program yang dapat meningkatkan


profesionalisme guru adalah supervise akademik.
Supervisi akademik adalah suatu kegiatan yang membantu
guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam
mengelola proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai (Glickman, 1981). Supervisi akademik
merupakanserangkaian usaha pemberian bantuan kepada
guru dalam bentuk layanan professionalyang diberikan
oleh supervisor guna meningkat kan proses dan hasil
pembelajaran(Muslim, 2008). Melalui kegiatan Supervisi
akademik diharapkan Kepala sekolah dapat memberikan
bimbingan, arahan, motivasi, sehingga guru dapat
meningkat motivasinya. Hasil akhirnya diharapkan guru
memiliki kemampuan dalam meningkatkan proses dan
hasil pembelajaran. Supervisi akademik dapat dilakukan
baik oleh Pengawas sekolah maupun oleh Kepala sekolah.

Metode Penelitian Penelitian tindakan sekolah

Hasil Penelitian Dari hasil Penelitian disimpulkan bahwa melalui supervisi


akademik dan pendampingan yang dilakukan oleh
Pengawas TK/PAUD dapat meningkatkan kemampuan
guru dan kepala TK pada TK binaan dalam menyusun
Rencana PelaksanaanPembelajaranHarian

Kelebihan

melalui supervise akademik dan pendampingan yang


dilakukan oleh Pengawas TK/PAUD dapat meningkatkan
kemampuan guru TK binaan di kelompok PKG
Kecamatan Alok Timur dalam menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian.

Kekurangan Rencana PelaksanaanPembelajaranHarian memuat


kegiatan-kegiatan pembelajaran baik yang dilaksanakan
secara individual, kelompok, maupun klasikaldalam satu
hari. Guru TK dituntut untuk memiliki kemampuan dan
ketrampilan dalam memilih dan menetapkan pendekatan,
strategi, dan metode pembelajaran yang dituangkan dalam
RPPH

Anda mungkin juga menyukai