SEPSIS
Disusun oleh
Areson Paoel Yasinto Sanu
NIM.30190121023
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini, sebagai salah satu penyelesaian tugas
Keperawatan Gawatdarurat Profesi Ners STIKes Borromeus. Tulisan ini berjudul “Laporan
Pendahuluan Sepsis”. Dalam penyelesaian tulisan ini, penulis menyadari bahawa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
C. Patogenesis
Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang
menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini menyebabkan
vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer. Selain itu,
terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas vaskuler karena
vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan
peningkatan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan
intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai udem.
Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan
perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen
karena toksin kuman. Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar
dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin
<0.5 cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-
pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai
gejala takikaridia, kulit hangat, dan tekanan sistolik hampir normal (Hermawan,
2011).
D. Pathway
Infasi Kuman
Pelepasan Indotoksin
SEPSIS
E. Gejala Klinis
Demam dan menggigil merupakan gejala yang sering ditemukan pada kasus
dengan sepsis. Gejala atau tanda yang terjadi juga berhubungan dengan lokasi
penyebab sepsis. Penilaian klinis perlu mencakup pemeriksaan fungsi organ vital,
termasuk (Davey, 2011):
1. Jantung dan sistem kardiovaskular, meliputi pemeriksaan suhu, tekanan darah
vena dan arteri.
3. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum: lemah
Kesadaran: GCS (E:M:V)
TTV, BB/TB:
a. Pengukuran TD dilakukan 2 kali, dengan sela antara 1 – 5 menit , pengukuran
tambahan dilakukan jika hasil ke-2 pengukuran sebelumnya sangat berbeda
b. Pengukuran denyut jantung dengan menghitung nadi (30 detik) dilakukan saat
duduk segera sesudah pengukuran tekanan darah
c. Kepala
Normal, distribusi rambut merata, beruban, kulit kepala dalam keadaan bersih,
tidak terdapat ketombe ataupun kutu rambut, wajah simetris, nyeri tekan negatif.
d. Mata
Pasien umumnya mengeluh pandangan kabur.
e. Telinga
Pasien umumnya tidak mengeluhkan gangguan pendengaran yang berkaitan
dengan hipertensi.
f. Hidung dan sinus
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
g. Mulut dan tenggorokan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
h. Leher
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
i. Payudara
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
j. Pernafasan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
k. Kardiovaskular
Nadi teraba cukup kuat, Lansia biasanya mengeluh dadanya berdebar-debar.
terkadang terasa nyeri dada.
l. Gastrointestinal
Mual dan muntah.
m. Perkemihan
Pada umumnya pasien mengalami proteinuria.
n. Muskuloskeletal
Merasakan kesemutan dan keram pada lutut saat cuaca dingin sehingga sulit
berdiri. Tonus otot berkurang, tulang dada, pipi, klavikula tampak menonjol,
terjadi sarkopenia, ekstremitas atas bawah hangat.
o. Sistem endokrin
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2, edema paru
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output yang
tidak mencukupi
5. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
C. Intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan O2 edema paru
Tujuan & Kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Airway Managemen :
selama ... x 24 jam. pasien akan : 1. Buka jalan nafas
1. TTV dalam rentang normal 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2. Menunjukkan jalan napas yang paten ( fowler/semifowler)
3. Mendemostrasikan suara napas yang 3. Auskultasi suara nafas , catat adanya suara tambahan
bersih, tidak ada sianosis dan dypsneu. 4. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
5. Monitor respirasi dan status O2
6. Monitor TTV.
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehata
n yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempe
ngaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan ko
munikasi (Dinarti & Muryanti, 2017).
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan
yang disengaja dan terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya (Padila, 2012). Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penu
lisan Asuhan Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan t
erencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan den
gan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehata
n lainnya. Terdapat 2 jenis evaluasi :
DAFTAR PUSTAKA
Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern, (2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC,
Jakarta, EGC
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi, (2018), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Setyohadi, Bambang dkk.(2006), Buku ajar penyakit dalam .Jakarta . Fakultas Kedokteran
UI.