Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

KONSEP BELAJAR INTELEGENSI GANDA

Dosen Pengampu :
Amrini Shofiyani, M.Pd.I

Disusun oleh :
1. Yusuf Wibisono (2001020890)
2. Mohammad Rifa’i Baroroh (2001020886)
3. Mahir Arriyadli Ma’ruf (2001020893)
4. Ameisha Wahidatul Maulidah (2001020872)
5. Ika Nur Hanifah (2001020874)
6. Miftakhul Khoiroh (2001020871)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS KH. WAHAB HASBULLAH
2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, yang telah memberikan manusia
nikmat yang sempurna berupa akal dan kesehatan sehingga sampai saat ini kita masih
tetap beriman, shalawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan dan
panutan kita nabi besar Muhammad SAW.
Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan makalah ini, baik yang terlibat secara teknis maupun non teknis, karena
tanpa bantuan dari yang lain tidak mungkin kami dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai pada waktunya.
Kami tentu menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan juga masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalamnya, untuk itu
kami masih memerlukan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman, agar
kedepanya makalah ini bisa menjadi makalah yamg lebih baik, dan apabila masih
banyak kesalahan di dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Demikian dari kami semoga makalah ini bisa bermanfaat walaupun masih banyak
akan kekurangan di dalamnya, sekian dan terima kasih.

Jombang, 2 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang ........................................................................................ 1
2. Rumusan masalah ................................................................................... 1
3. Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Intelegensi Ganda ................................................................. 2
2. Macam-macam Intelegensi Ganda ......................................................... 2
3. Keunggulan Intelegensi Ganda .............................................................. 6
C. PENUTUP
1. Kesimpulan .......................................................................................... 8
2. Saran .................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

iii
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi
individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah
menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan
individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik dalam hal
ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan
potensi yang dimikili menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya.
Intelegensi atau kecerdasan diartikan dalam berbagai dimensi oleh para ahli.
Donald Stener, seorang Psikolog menyebut intelegensi sebagai suatu kemampuan
untuk menerapkan pegetahuan yang sudah ada untuk memecahkan berbagai
masalah. Tingkat intelegensi dapat diukur dengan kecepatan memecahkan
masalah-masalah tersebut.
2. Rumusan Masalah
1) Pengertian Intelegsi Ganda
2) Macam-macam Kecerdasan
3) Keunggulan Intelegensi Ganda
3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui Pengetian Intelegasi ganda
2) Untuk mengetahui Macam-macam Kecerdasan
3) Untuk mengetahui Keungulan Intelegensi Ganda

1
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Intelegensi Ganda
Teori kecerdasan ganda atau yang biasa disebut dengan theory of multiple
intelligences merupakan teori yang dicetuskan oleh Howard Gardner pada tahun
1893 dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple
Intelligences. Teori ini biasa digunakan sebagai acuan untuk dapat memahami
bakat dan kecerdasan seseorang dengan baik.
Pada dasarnya teori ini menggabungkan potensi antara otak kanan dan otak
kiri. Bagi pendidik teori ini seperti sumber kekuatan baru untuk berkreativitas dan
berinovasi di bidang pendidikan. Selain itu pendidik juga harus belajar memahami
bahwa setiap anak meskipun memiliki kekurangan, mereka pasti memiliki
kelebihan yang mungkin belum tereksplor dengan baik.
Dalam teori MI (Multiple Intelligences) dijelaskan bahwa seorang individu
walaupun hanya memiliki satu atau lebih kecerdasan yang menonjol, mereka
masih bisa melalui pembelajaran untuk mencapai kecerdasan lainnya. 1 Pokok-
pokok pikiran yang dikemukakan Gardner adalah sebagai berikut :
1. Manusia mempunyai kemampuan meningkatkan dan memperkuat
kecerdasannya.
2. Kecerdasan selain dapat berubah dapat pula diajarkan kepada orang lain.
3. Kecerdasan merupakan realitas majemuk yang muncul di bagian-bagian yang
berbeda pada sistem otak atau pikiran manusia.
4. Pada tingkat tertentu, kecerdasan ini merupakan suatau kesatuan yang utuh.
2. Macam-macam Intelegensi Ganda
Menurut Howard Gardner, (2003) dalam setiap diri manusia ada sembilan jenis
kecerdasan, yaitu :2
1) Kecerdasan Logic-Matematical
Kecerdasan logik matematik adalah kepekaan dan kemampuan untuk
mengamati pola-pola logis dan bilangan serta kemampuan untuk berfikir

1
Kompasiana Beyond Blogging, “Belajar dengan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences)”, diakses dari
https://www.kompasiana.com/indi13845/5fba679881e4153213557294/belajar-dengan-kecerdasan-
ganda-multiple-intelligences pada 5 Desember 2021, pukul 9.47
2
Howard Gardner, Multiple intelligence (Kecerdasan Majemuk). Batam: Interaksara, 2003
http://www.cookps.act.edu.au/mi.htm, hal 97.

2
rasional.3 Seseorang yang mempunyai tingkat kecerdasan logis matematis yang
tinggi mampu memecahkan masalah hitung-hitungan. Ia mampu memikirkan
dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Ia
suka angka, urutan, logika dan keteraturan. Ia mengerti pola hubungan, ia
mampu melakukan proses berpikir deduktif dan induktif. Kecenderungan
berpikir deduktif artinya berpikir dari hal-hal yang umum kepada hal-hal yang
sangat khusus. Kecenderungan berpikir induktif artinya berpikir dari konteks
persoalan yang khusus kepada hal-hal yang lebih umum. Menurut Munif Chatib
dan Alamsyah Said, (2012) ’kecerdasan logis-matematis melibatkan banyak
komponen: perhitungan secara matematis, berpikir logis, nalar, pemecahan
masalah, pertimbangan deduktif, dan ketajaman hubungan antara pola-pola
numerik’.4
2) Kecerdasan Linguistic
Kecerdasan linguistik adalah ‘kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata-kata,
dan keragaman fungsi-fungsi bahasa’.5 Seseorang yang unggul dalam
kecersasan ini mempunyai kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara
efektif, baik secara lisan dan atau melalui tulisan. Orang yang unggul dalam
kecerdasan ini juga memiliki kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara,
ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan serta mampu untuk mengerti
kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan dalam menyampaikan
informasi. Munif Chatib & Alamsyah Said (2012) mencontohkan luasnya
spesifikasi kecerdasan linguistik dapat dilihat dari kejadian-kejadian di sekitar
kita. Orang yang sangat jago bersilat lidah, jika berargumentasi dalam diskusi
atau berpidato, bisa meyakinkan dan secara efektif mampu memahami,
meringkas, dan menafsirkan atau menerangkan permasalahan dengan sangat
kuat, tetapi dia kurang bisa dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam
bentuk tulisan. Dalam hal menulis dia tidak terlatih. Begitu pula sebaliknya, ada
orang yang mampu menuangkan ide dan gagasannya dalam bahasa tulisan
dengan kemampuan mengolah kata yang luar biasa.6

3
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2011), hal 233.
4
Munif Chatib & Alamsyah Said. Sekolah anak-anak juara : berbasis kecerdasan jamak dan pendidikan
berkeadilan. (Bandung : Kaifa, 2012) hal 85.
5
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto. Teori-Teori Dasar... hal 234.
6
Munif Chatib & Alamsyah Said, Sekolah… hal 83.

3
3) Kecerdasan Musical
Kecerdasan musikal adalah ‘kemampuan untuk menghasilkan dan
mengapresiasikan ritme, nada dan bentuk-bentuk ekspresi musik’.7 Orang yang
unggul dalam kecerdasan ini apabila mendapatkan kesempatan dan latihan yang
maksimal akan mampu dalam memainkan alat musik dan berkreasi dalam
menciptakan ritme dan variasi musik. ’Musik dengan getarannya mampu
mengaktifkan transmisi saraf listrik untuk memungkinkan lebih banyak asosiasi
dendrit terjadi. Makin banyak stimulasi, makin banyak koneksi yang dibentuk
untuk membuat lebih banyak asosiasi. Dengan pengetahuan yang disimpan
dalam memori otak, musik mampu memicu ingatan otak kanan sehingga proses
belajar mudah diingat kembali. Selain itu, kenyataan lain menyebutkan bahwa
janinpun menyukai musik’.8
4) Kecerdasan Spatial
Kecerdasan spasial-visual adalah ’kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual
secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut’.9 kemampuan
untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat).
Visual artinya gambar, spasial yaitu hal-hal yang berkenaan dengan ruang atau
tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran akan warana, garis, bentuk, ruang,
ukuran dan juga hubungan di antara elemen-elemen tersebut. Kecerdasan ini
juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang.
5) Kecerdasan Bodily Kinestetic
Kecerdasan bodily kinesthetic menurut Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto,
(2011) adalah ‘kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan mengenai
objek-objek secara terampil’.10 Seseorang yang unggul dalam kecerdasan ini
mampu mengolah tubuh nya dalam berbagai variasi gerak dan adegan. Orang
yang mempunyai kecerdasan ini juga mempunyai keterampilan fisik dalam
bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan dan
kecepatan. ’Pelajar yang dominan sisi kinestetisnya, sangat lebih mudah
menangkap dan merespon pelajaran melalui gerakan-gerakan kinestetis. Dengan
melibatkan seluruh anggota tubuh dan menggabungkannya dengan pikiran,

7
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar… hal 234.
8
Munif Chatib & Alamsyah Said, Sekolah… hal 93.
9
Ratna Yudhawati dan Dani Haryanto, Teori-Teori Dasar… hal 234.
10
Ibid

4
kecerdasan akan menemukan kondisi idealnya. Kondisi dominan kecerdasan
kinestetis lebih senang berada di lingkungan nyata, tempat ia bisa memahami
keselarasan antar pikiran dan tubuh’.11
6) Kecerdasan Intrapersonal
Munif Chatib & Alamsyah Said, (2012) mendefinisikan kecerdasan
intrapersonal sebagai kemampuan membuat persepsi yang akurat tentang diri
sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan
mengarahkan kehidupan seseorang. Anak belajar melalui perasaan, nilai-nilai
dan sikap’.12 Orang yang unggul dan mendominasi kecerdasan ini mempunyai
kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri
sendiri, mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi
dirinya sendiri dan mampu mengelola dn mengontrol dirinya. Orang yang
memilki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan) etika (sopan
santun) dan moral.
7) Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah ‘kemampuan untuk mengamati dan merespons
suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain’.13 Seseorang yang unggul
dan mendominasi kecerdasan ini mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang
lain dan mampu bekerjasama dengan orang lain. Peka terhadap ekpresi wajah,
suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia mampu memberikan respon secara
efektif dalam berkomunikasi. Orang yang unggul dalam kecerdasan ini juga
mampu berempati terhadap orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti
pandangan, sikap dan keinginan orang lain (Ku tahu yang Kau mau/ inginkan)
dan umumnya orang yang mempunyai kecerdasan ini mampu memimpin
kelompok.
8) Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan seseorang memahami situasi/ kondisi
alam dan lingkungan. Menurut Munif Chatib & Alamsyah Said, (2012) ’tanpa
disadari, aktivitas anak di sekitar lingkungan tempat tinggal memberikan
pengaruh positif terhadap kecerdasan naturalis ini. Hal ini ditunjukkan dengan

11
Munif Chatib & Alamsyah Said, Sekolah… hal 89
12
Ibid, hal 97
13
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar... hal 234.

5
ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang dan
tumbuhan saat usia sekolah’.14
9) Kecerdasan Eksistensialis
Kecerdasan eksistensialis adalah ’kemampuan seseorang dalam memberi makna
dan menunjukkan eksistensinya dalam kehidupan. Munif Chatib & Alamsyah
Said, (2012) menyatakan: Kesadaran berketuhanan adalah prinsip pencarian
eksistensi seseorang dalam kehidupan. Para spiritualis masa kini menyebutnya
sebagai kecerdasan spiritual (spiritual Quotient atau SQ). Sifat kecerdasan itu
sendiri selalu mencari koneksi antar kebutuhan untuk belajar dengan
kemampuan dan menciptakan kesadaran akan kehidupan setelah
kematian.Kondisi inilah yang disebut Gardner sebagai perwujudan kecerdasan
eksistensial’.15
3. Keunggulan Intelegensi Ganda
Keunggulan dan manfaat penerapan model multiple intelligences dalam
proses pembelajaran di sekolah, seperti penjelasan yang disampaikan oleh Susanto
(2005: 74) sebagai berikut:
a. Guru dapat menggunakan kerangka multiple intelligences dalam melaksanakan
proses pengajaran secara luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti
menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu
pertunjukkan dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital terhadap proses belajar.
Bahkan siswa yang penampilannya kurang baik pada saat proses belajar
menggunakan pola tradisional (menekankan bahasa dan logika), jika aktivitas
ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka untuk belajar.
b. Dengan menggunakan model multiple intelligences, gurumenyediakan
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
talentanya.
c. Peran serta orang tua dan masyarakat akan semakin meningkat di dalam
mendukung proses belajar mengajar. Hal ini bisa terjadi karena setiap aktivitas
siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.

14
Munif Chatib & Alamsyah Said, Sekolah… hal 100
15
Ibid

6
d. Siswa akan mampu menunjukkan dan ‘berbagi’ tentang kelebihan yang
dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan suatu
motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.
e. Pada saat guru ‘mengajar untuk memahami’, siswa akan mendapatkan
pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan kemampuan untuk mencari
solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya. 16

16
Insinyur Pendidikan, “Penerapan Intelegensi Ganda di Sekolah”, diakses dari
http://insinyurpendidikan.blogspot.com/2012/01/guru-menerapkan-model-multiple.html, pada 5
Desember 2021, pukul 9.53

7
C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa setiap manusia memiliki beragam
kecerdasan. Kecerdasan dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua dimensi, yaitu;
kecerdasan potensial dan kecerdasan aktual atau nyata. Kecerdasan potensial
adalah kemampuan dasar yang bersifat potensi diri yang dimiliki oleh seseorang
atau sering disebut dengan bakat (bibit unggul yang ada dalam diri). Di sisi lain
yang dimaksud dengan kecerdasan aktual atau nyata adalah kemampuan seseorang
yang telah berkembang melalui berbagai latihan dan kesempatan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga mampu menyelesaikan persoalan tertentu dalam
kehidupannya. Orang yang mempunyai kecerdasan potensial atau bakat tertentu,
dilatih sedikit mendpatkan banyak hal atau mampu menyelesaikan dengan
sempurna dan sebaliknya orang yang tidak memiliki kecerdasan potensial atau
bakat tertentu dilatih banyak hanyak bisa mendapatkan atau mengerjakannya
sedikit.
2. Saran
Mengingat hal ini hanya sebatas pengantar tentang memahami Fonetik, dan
kami tidak bisa memberikan kebenaran seratus persen. Oleh karena itu, teruslah
mengkaji kedua aliran tersebut. Kami hanya menuliskan garis-garis besarnya saja.
Silahkan anda merujuk kepada buku-buku yang membahas secara sepesifik dan
bandingkan dengan apa yang telah kami tulis.

8
DAFTAR PUSTAKA

Howard Gardner, Multiple intelligence (Kecerdasan Majemuk). Batam: Interaksara, 2003


http://www.cookps.act.edu.au/mi.htm
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2011), hal 233.
Munif Chatib & Alamsyah Said. Sekolah anak-anak juara : berbasis kecerdasan jamak dan
pendidikan berkeadilan. (Bandung : Kaifa, 2012)

Insinyur Pendidikan, “Penerapan Intelegensi Ganda di Sekolah”, diakses dari


http://insinyurpendidikan.blogspot.com/2012/01/guru-menerapkan-model-multiple.html,
pada 5 Desember 2021, pukul 9.53

Kompasiana Beyond Blogging, “Belajar dengan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences)”,


diakses dari https://www.kompasiana.com/indi13845/5fba679881e4153213557294/belajar-
dengan-kecerdasan-ganda-multiple-intelligences pada 5 Desember 2021, pukul 9.47.

Anda mungkin juga menyukai