Anda di halaman 1dari 6

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

FAKULTAS HUKUM
Jl.Raya Kaligawe Km. 4 PO. BOX 1054 Semarang Telp 024-6583584
======================================================================
Ujian Akhir Semester Gasal 2021/2022
Nama : Abdur Rokhim

NIM : 30301900006

Mata Uji : Hukum Pengangkutan, Surat Berharga &


Asuransi Kelas : Unggulan
Hari/Tanggal : Kamis, 6 Januari
2022 Waktu : 75 menit
Penguji : Dr. H. Amin Purnawan, SH.,Sp.N.,M.Hum.

1. Dalam asuransi, terdapat lima prinsip dasar yang harus dipahami dan dipatuhi oleh
pengguna (tertanggung) dan perusahaan asuransi (penanggung) sehingga sebuah
perjanjian asuransi dapat dinyatakan sah. Jelaskan!

Jawaban
1. Insurable Interset : Kepentingan Untuk Di Asuransi kan
Jika Anda ingin mengajukan asuransi, Anda harus memiliki hubungan atau
kepentingan untuk asuransi antara Anda dengan pihak yang ditunjuk. Umumnya
pihak yang ditunjuk akan merasa rugi jika peristiwa yang dipertanggungkan terjadi.
Contoh Anda mengasuransikan jiwa dengan pihak yang ditunjuknya adalah
pasangan. Jika sampai terjadi suatu hal, pasangan Anda akan mengalami kerugian.
Contoh lain adalah asuransi jiwa antara bank dengan pengambil KPR. Jika sampai
terjadi suatu hal dengan pengambil KPR, maka perusahaan asuransi akan
membayarkan kekurangan kewajiban pengambil KPR.
Contoh kepentingan untuk diasuransikan (Insurable Interest):
Hubungan keluarga, seperti suami, istri, anak, ibu, bapak. Hubungan bisnis, seperti
kreditur dengan debitur, perusahaan dengan orang penting di perusahaan.
2. Utmost Good Faith : Itikad Baik
Perjanjian apapun harusnya dilandasi dengan iktikad baik diantara kedua belah pihak,
termasuk dalam perjanjian asuransi. Perusahaan asuransi akan menerima transfer
risiko dengan prinsip iktikad baik, misal kita memberikan data-data yang benar dan
jujur, serta tidak menutupi fakta-fakta kesehatan pada saat pengisian formulir surat
pengajuan asuransi jiwa. Beberapa kasus perusahaan asuransi membatalkan
perjanjian, karena menemukan fakta-fakta kesehatan yang tidak sesuai dengan
pernyataan kliennya. Iktikad tidak baik memungkinkan juga perusahaan asuransi tidak
membayar uang pertanggungan. Perusahaan asuransi pada umumnya menulisan
iktikad baik pada polis dan dijelaskan secara lisan oleh agen asuransi jiwa.
3. Law Of Large Number : Hukum Bilangan Besar
Hukum bilangan besar (law of large number) adalah prinsip statistik dan teori
probabilitas yang menyatakan semakin banyak jumlah sampel yang digunakan dari
suatu kejadian, maka hasil pantauan mungkin akan semakin mendekati rata-rata
populasi. Sederhananya dalam dunia asuransi adalah: semakin banyak orang yang
bergabung dengan asuransi, maka kemungkinan besarnya kerugian akan mendekati
kerugian yang diperkirakan.
Berdasarkan teori hukum bilangan besar (law or large number) tersebut, maka
perusahaan-perusahaan asuransi membentuk dua tingkatan:
Tingkat Mortalitas yaitu frekuensi atau jumlah angka kematian. Tingkat Morbiditas
yaitu frekuensi atau jumlah tingkat sakit, cidera, terjadinya cacat dan kejadian-
kejadian lain yang diasuransikan. Tingkat mortalitas dan morbidita menjadi salah satu
dasar untuk menentukan premi asuransi.
4. Idemnity : Prinsip Ganti Rugi
Perusahaan asuransi akan mengganti kerugian sesuai dengan jumlah kerugian yang
kita alami. Misal perusahaan asuransi akan membayarkan atau reimburse biaya rumah
sakit sesuai dengan tagihan rumah sakit. Prinsip ini pada dasarnya berfungsi untuk
menghindari peserta yang memiliki niat untuk mendapatkan keuntungan dari
terjadinya suatu kerugian financial pada program asuransi kesehatan.
5. Subrogation : Prinsip Pengalihan Hak
Perusahaan asuransi akan mengalihkan hak kepada pihak yang telah ditunjuk oleh
kliennya apabila terjadi suatu kerugian. Perusahaan asuransi akan mengalihkan hak
kepada pihak ketiga yang dirugikan. Prinsip pengalihan hak (subrogatio) umumnya
diaplikasikan pada perusahaan asuransi kerugian.

2. Jelaskan perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi Syariah.

Jawaban

Perbedaan Antara Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional

1. Prinsip Dasar

Prinsip dasar atau cara kerja asuransi syariah dan konvensional cukup berbeda
yaitu:

 Pada asuransi syariah, pertanggungan risiko adalah antara perusahaan


asuransi dengan peserta (risk sharing). Peserta saling membantu dan
tolong menolong. Pengumpulan dana dikelola dengan cara membagi
risiko kepada perusahaan dan peserta asuransi itu sendiri.

 Pada asuransi konvensional, pemindahan risiko dari peserta ke perusahaan


adalah bersifat penuh (risk transfer). Secara sepenuhnya, asuransi akan
menanggung risiko atas nama tertanggung, baik untuk aset, kesehatan,
jiwa. Ini tentunya menyesuaikan dengan catatan yang berlaku.
 

2. Akad atau Perjanjian

 Untuk asuransi syariah, akad yang menjadi landasan adalah akad takaful
yaitu tolong menolong. Jika terjadi masalah atau musibah pada salah satu
peserta, peserta lain akan membantu dengan dana tabarru’ (dana sosial).

 Pada asuransi konvensional, prinsipnya adalah akad tabaduli yaitu akad jual-
beli. Akad ini dijalankan menurut syara’ yaitu harus ada kejelasan hal-hal
seperti pembeli, penjual, objek yang diperjualbelikan, harga, dan ijab qabul.
Dalam hal ini, setiap pihak saling memahami dan menyetujui transaksi yang
terjadi.

3. Kepemilikan Dana & Pengelolaan

 Pada asuransi syariah, dana dimiliki semua peserta asuransi sehingga


perusahaan hanya berperan sebagai pengelola dana tanpa hak memiliki. Dana
ini lalu akan dikelola semaksimal mungkin untuk keuntungan peserta
asuransi dengan sistem transparan.

 Pada pengelolaan dana asuransi syariah, bisa melibatkan objek-objek yang


halal dan tidak boleh mengandung ketidakjelasan/kesamaran (syubhat) baik
secara hukum, sifat, maupun faktanya. instrumen investasi yang dipilih harus
sesuai syariat Islam.

 Pada asuransi konvensional, dana premi harus dibayarkan


nasabah/tertanggung sama seperti transaksi jual-beli pada umumnya. Dana
ini akan dikelola sesuai perjanjian, misalnya dialihkan sebagian ke biaya dan
investasi, atau pertimbangan lain sesuai jenis produk asuransi yang dipilih
demi mendapatkan keuntungan maksimal.

4. Pengawasan Dana

Pengawasan dana asuransi sangat penting sifatnya, berikut perbedaan antara kedua
jenis asuransi ini:

 Pada asuransi syariah, ada melibatkan pihak ketiga sebagai pengawas


kegiatan asuransi yaitu Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas
mengawasi proses transaksi perusahaan agar tetap memegang prinsip
syariah. DPS bertanggung jawab kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).

 Dalam asuransi konvensional, tidak ada badan pengawas khusus tertentu


untuk kegiatan dan transaksi perusahaan. Namun prinsipnya, setiap
perusahaan asuransi resmi dan terdaftar harus menurut pada peraturan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

5. Dana Hangus

Istilah dana hangus terjadi ketika tidak ada klaim dalam jangka periode asuransi
yang disepakati, misalnya dana hangus pada asuransi perjalanan ketika trip telah
digenapi, atau dana asuransi properti hangus ketika masa polis berakhir.

 Asuransi syariah tidak memberlakukan istilah dana hangus. Dana tetap akan
bisa diambil meskipun nantinya ada sebagian kecil yang diikhlaskan sebagai
dana tabarru. Ketika seseorang tidak sanggup melanjutkan asuransi syariah,
dana tetap dapat ditarik sepenuhnya sesuai yang sudah pernah dibayarkan
kepada perusahaan asuransi syariah.

 Berbeda dengan asuransi konvensional. Status dana langsung hangus ketika


periode polis berakhir, tidak sanggup membayar premi berjalan, dan
ketentuan lainnya.

6. Surplus Underwriting

Ini adalah dana yang diberikan kepada peserta jika terdapat kelebihan dari rekening
sosial (tabarru’), termasuk dari pendapatan lain setelah dikurangi dengan
pembayaran klaim/santunan dan utang jika ada.

 Pada asuransi syariah, ada sistem surplus underwriting bagi semua peserta


asuransi. Pembagian keuntungan bersifat prorata.

 Pada asuransi konvensional, tidak ada pembagian keuntungan tetapi ada


istilah no-claim bonus pada beberapa produk asuransi. Ini adalah pemberian
kompensasi kepada nasabah/tertanggung jika tidak pernah melakukan klaim
dalam jangka waktu tertentu.
7. Wakaf & Zakat

Pada asuransi syariah, berlaku istilah wakaf dan zakat yang tidak eksis pada asuransi
konvensional:

 Wakaf adalah penyerahan hak milik atau harta benda yang tahan lama
kepada penerima wakaf atau nazhir, dengan tujuan demi kemaslahatan umat.
Karena wakaf memiliki manfaat perlindungan, peserta asuransi atau nasabah
dapat mewakafkan manfaat asuransi berupa santunan asuransi meninggal
dunia dan nilai tunai polis.
 Zakat adalah harga tertentu yang wajib diberikan oleh umat Islam kepada
golongan yang berhak menerima, misalnya fakir miskin. Zakat bersifat wajib
pada asuransi syariah dan diambil dari besarnya keuntungan perusahaan.
Aturan wakaf dan zakat tidak ada pada asuransi konvensional. Pembayaran
polis bisa diberikan kepada ahli waris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Pembayaran Klaim Polis

 Asuransi syariah akan mencairkan dana tabungan bersama untuk membayar


klaim nasabah. Pada asuransi syariah, sebuah polis bisa diatasnamakan per
keluarga inti (ayah, ibu, dan anak). Seluruh keluarga akan mendapatkan
perlindungan rawat inap rumah sakit. Klaim juga biasa dibayarkan dengan
sistem cashless atas semua tagihan yang timbul, tanpa menutup
kemungkinan double claim terhadap asuransi lain.

 Asuransi konvensional akan menanggung klaim asuransi nasabah dari dana


perusahaan, sesuai ketentuan polis yang berlaku tentunya. Dikarenakan polis
bersifat individu, hanya boleh diatasnamakan 1 orang saja, terkecuali
memang ada manfaat polis tertentu yang punya fasilitas keluarga.

Pembayaran klaim polis beraneka ragam pada asuransi konvensional,


yaitu reimburse, cash plan ataupun cashless. Anda juga boleh
mencoba double claim, tergantung ketentuan yang berlaku pada masing-
masing kebijakan polis asuransi.

3. Terangkan prospek dan tantangan asuransi Syariah di Indonesia.


Jawaban

4. Jelaskan landasan hukum asuransi di Indonesia.


5. Berdasarkan availability-nya (syarat pencairannya), suatu piutang dibedakan secara
atas bawa, atas unjuk, dan/atau atas nama, jelaskan dan sebutkan dasar hukumnya.
6. Mengapa Surat Utang Negara diklasifikasikan sebagai jenis surat berharga, jelaskan.
7. Sebutkan beberapa institusi yang terlibat di dalam pasar modal.

Anda mungkin juga menyukai