Askep DM
Askep DM
1. Pengertian
oleh kelainan kadar glukosa dalam darah /hiperglikemi (Suzzane C. Smeltzer, 1996 : 1220)
kronik pada mata, ginjal, neurologis dan pembuluh darah disertai lesi pada membran
basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Arif Mansjoer, 1999 : 580)
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Diabetes Melitus (DM)
merupakan syndrom gangguan metabolisme secara genetis dan klinis termasuk heterogen akibat
defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas dari insulin yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik baik pada mata, ginjal, neurologis dan pembuluh darah.
3. Etiologi,
Berdasarkan kasus yang penulis bina yaitu DM type II, dimana penyakit tersebut pada umumnya
disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta yang tidak mampu mengimbangi resistensi insulin
produksi glukosa oleh jaringan hati. Ketidakmampuan ini terlihat dari kurangnya sekresi insulin
terhadap rangsangan glukosa, yang berarti sel Betha pankreas mengalami desentiasi terhadap
glukosa.
Adapun salah satu etiologi diabetes melitus (DM) dikarenakan oleh faktor nutrisi yang
berlebihan pada seseorang yaitu obesitas. Kasus yang penulis bina merupakan contoh salah satu
penderita DM yang disebabkan oleh kegemukan (obesitas) dimana faktor nutrisi yang berlebihan
dianggap dapat mengurangi jumlah reseptor di target sel, menyebabkan resistensi terhadap
insulin karena perubahan-perubahan pada post reseptor sehingga transport glukosa berkurang
Selain itu factor stress neurologis juga dapat dimasukan sebagai factor presipitasi naiknya kadar
gula darah seseorang. Hal ini disebabkan bila seeorang mengalami stress maka akan terjadi
peningkatan sekresi ACTH dengan segera dan bermakna oleh kelenjar hipofisis anterior, disertai
dengan peningkatan sekresi kortisol dari korteks adrenal (Guyton, 1997 : 1211)
Kortisol merupakan salah satu hormon yang secara langsung dapat meningkatkan sekresi insulin
atau dapat memperkuat rangsangan glukosa terhadap sekresi insulin. Efek perangsangan dari
hormon-hormon ini adalah bahwa pemanjangan sekresi dari salah satu jenis hormon ini dalam
jumlah besar kadang-kadang dapat mengakibatkan sel-sel Betha Pulau Langerhans menjadi
oleh kelainan kadar glukosa dalam darah /hiperglikemi (Suzzane C. Smeltzer, 1996 : 1220)
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, neurologis dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam
Diabetes Melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Diabetes Melitus (DM)
merupakan syndrom gangguan metabolisme secara genetis dan klinis termasuk heterogen
akibat defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas dari insulin yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik baik pada mata, ginjal, neurologis dan pembuluh darah.
Pankreas (Gambar 1.1) adalah suatu organ yang terbentang secara horizontal dari
7
duodenum sampai limpa, pada Vertebra I dan II di belakang lambung, strukturnya sangat
mirip dengan kelenjar ludah dan terletak retroperitoneal dalam abdomen bagian atas
dengan panjang sekitar 10 - 20 cm dan lebar 2,5 - 5 cm, dengan berat rata-rata 60 – 90
b. Badan Pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini yang terletak di belakang lambung
c. Ekor pankreas, merupakan bagian yang runcing terletak disebelah kiri dan menyentuh
limpa.
Gambar 1.1
Sumber: www.yahoo.com
b. Pulau langerhans, yang tidak mengeluarkan getahnya namun mensekresi insulin dan
pankreas. Pada orang dewasa pulau-pulau langerhans berjumlah 1 – 2 juta buah yang terdiri
dari :
Gambar 1.2
Pankreas berfungsi untuk mensekresi enzim-enzim pencernaan ketiga jenis makanan utama
Pankreas berfungsi untuk mengatur sistem endokrin melalui mekanisme pengaturan gula
darah.
Pankreas menghasilkan 3 hormon (Insulin, Glukagon dan Somatostatin) dan satu enzim
polipeptida pankreas. Insulin dan glukagon mempunyai fungsi penting dalan regulasi
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Insulin bersifat metabolik yang dapat
meningkatkan penyimpanan glukosa, asam amino dan asam lemak. Glukagon bersifat
katabolik yang dapat memobilisasi glukosa, asam lemak dan asam amino dari
yang dapat menyebabkan kejang dan koma. Defisiensi insulin menyebabkan Diabetes
Glukagon
Glukagon adalah suatu polipeptida rantai tunggal yang terdiri dari 29 asam amino dengan berat
molekul 3485. Fungsi glukagon dirangsang oleh penurunan kadar glukosa darah dan
peningkatan kadar asam amino darah. Karena kedekatan letaknya dengan pankreas maka
hati merupakan organ sasaran utama dari glukagon. Glukagon bersifat glukogenilitik,
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 yang dihasilkan oleh sel betha.
Insulin mengandung dua rantai peptida (asam amino) yang dihubungkan oleh ikatan
Sebelum insulin dapat berfungsi, ia harus berkaitan dengan protein reseptor didalam
membran sel. Insulin mempunyai riwayat mekanisme kerja tunggal yang mendasari segala
Fungsi utama dari insulin adalah memudahkan penyimpanan zat-zat gizi. Berikut akan
dibahas efek-efek insulin pada tiga jaringan utama yang mengkhususkan diri untuk
1) Hati
Hati adalah organ pertama yang dicapai insulin melalui aliran darah. Insulin bekerja pada
Pada fungsi ini insulin membantu sintesis dan penyimpanan glikogen dan pada saat
2) Otot
Insulin membantu sintesis protein di otot dengan meningkatkan transpor asam amino dan
merangsang sintesis protein ribosomal. Disamping itu, insulin juga membantu sintesis
glikogen untuk menggantikan cadangan glikogen yang telah dihabiskan oleh aktivitas otot,
3) Lemak
Rangsangan yang meningkatkan AMP siklik dalam sel B meningkatkan sekresi insulin dengan
Kenaikan kadar glukosa darah meningkatkan sekresi insulin dan selanjutnya insulin
menyebabkan transpor glukosa kedalam sel sehingga mengurangi konsentrasi glukosa darah
Insulin yang telah disekresi oleh pankreas akan menuju target sel. Pada target sel, insulin
berikatan dengan reseptor protein spesifik pada membran sel. Reseptor protein merupakan
senyawa glikoprotein. Jumlah atau afinitas reseptor protein dipengaruhi oleh insulin dan
Somatostatin
Hormon somatostatin disekresi oleh sel-sel delta Pulau Langerhans, dan merupakan senyawa
polipeptida yang hanya terdiri dari 14 asam amino yang mempunyai paruh waktu yang
sangat singkat (hanya 2 menit lamanya). Hampir semua faktor yang berhubungan dengan
adalah :
d. Naiknya konsentrasi beberapa hormon pencernaan yang dilepaskan oleh bagian atas saluran
cerna sebagai respon terhadap asupan makanan. Sebaliknya, somatostatin mempunyai efek
- Somatostatin bekerja secara lokal didalam pulau Langerhans sendiri guna menekan sekresi
3. Etiologi,
Berdasarkan kasus yang penulis bina yaitu DM type II, dimana penyakit tersebut pada
umumnya disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta yang tidak mampu mengimbangi
sehingga menghambat produksi glukosa oleh jaringan hati. Ketidakmampuan ini terlihat dari
kurangnya sekresi insulin terhadap rangsangan glukosa, yang berarti sel Betha pankreas
Adapun salah satu etiologi diabetes melitus (DM) dikarenakan oleh faktor nutrisi yang
berlebihan pada seseorang yaitu obesitas. Kasus yang penulis bina merupakan contoh salah
satu penderita DM yang disebabkan oleh kegemukan (obesitas) dimana faktor nutrisi yang
Selain itu factor stress neurologis juga dapat dimasukan sebagai factor presipitasi naiknya kadar
gula darah seseorang. Hal ini disebabkan bila seeorang mengalami stress maka akan terjadi
peningkatan sekresi ACTH dengan segera dan bermakna oleh kelenjar hipofisis anterior,
disertai dengan peningkatan sekresi kortisol dari korteks adrenal (Guyton, 1997 : 1211)
Kortisol merupakan salah satu hormon yang secara langsung dapat meningkatkan sekresi insulin
atau dapat memperkuat rangsangan glukosa terhadap sekresi insulin. Efek perangsangan
dari hormon-hormon ini adalah bahwa pemanjangan sekresi dari salah satu jenis hormon ini
dalam jumlah besar kadang-kadang dapat mengakibatkan sel-sel Betha Pulau Langerhans
4. Patofisiologi
Diabetes Melitus Tipe II adalah suatu kondisi dimana sel-sel Betha pankreas relatif tidak
insulin. Menurut Dona C Ignativius dalam bukunya Medical Surgical menyatakan bahwa
“Diabetes Melitus (DM) diakibatkan oleh 2 faktor utama, yaitu obesitas dan usia lanjut.”
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan dimana intake kalori berlebihan
dengan sebagian besar berbentuk lemak-lemak sehingga terjadi defisiensi hidrat arang. Hal
ini menimbulkan penumpukan lemak pada membran sel sehingga mengganggu transport
glukosa dan menimbulkan kerusakan atau defek selular yang kemudian menghambat
metabolisme glukosa intrasel. Gangguan-gangguan tersebut terjadi pula pada post reseptor
tempat insulin bekerja, jika gangguan ini terjadi pada sel-sel pankreas maka akan terjadi
hambatan atau penurunan kemampuan menghasilkan insulin. Hal ini diperberat oleh
bertambahnya usia yang mempengaruhi berkurangnya jumlah insulin dari sel-sel beta,
lambatnya pelepasan insulin dan atau penurunan sensitifitas perifer terhadap insulin.
NIDDM.
b. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
c. Glikolisis meningkat, sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
d. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke dalam
Komplikasi DM dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu komplikasi akut dan komplikasi
menahun.
oksidasi asam lemak bebas disertai penumpukkan benda keton, peningkatan keton
hasil akhir dehidasi dan kehilangan elektrolit sehingga hipertensi dan mengalami
2) Hipoglikemi
kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dl. Hipoglikemia dapat terjadi akibat lupa
latihan fisik yang lebih berat dari biasanya tanpa suplemen kalori tambahan,
yang disebabkan oleh pelepasan epinefrin, juga akibat kekurangan glukosa dalam
otak akan menunjukkan gejala-gejala seperti tingkah laku aneh, sensorium yang
1) Mikroangiopaty merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan
syaraf perifer (neuropaty diabetik), otot-otot dan kulit. Manifestasi klinis retinopati
berupa mikroaneurisma (pelebaran sakular yang kecil) dari arteriola retina. Akibat
hipetensi jika hilangnya fungsi nefron terus berkelanjutan, pasien akan menderita
insufisiensi ginjal dan uremia. Neuropaty dan katarak timbul sebagai akibat
jaringan syaraf terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa dan penurunan kadar
2) Makroangiopaty
b) Hiperlipoproteinemia
Tujuan jangka pendek adalah menghilangkan keluhan atau gejala sedangkan tujuan jangka
panjang adalah mencegah komplikasi, tujuan tersebut dilakukan dengan cara menormalkan kadar
glukosa lipid, dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien secara holistik dan mengajarkan kegiatan
a. Diet
karbohidrat (60-70 %) protein (10-15 %), dan lemak (20-25 %) yang dimakan setiap
hari. Jumlah kalori yang dianjurkan tergantung sekali terhadap pertumbuhan, status
gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai BB ideal. Jumlah
kandungan kolesterol < 300 mg/hari, jumlah kandungan serat 25 gram perhari,
diutamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi apabila terjadi hipertensi,
Latihan fisik atau bekerja mempengaruhi pengaturan kadar glukosa darah penderita
DM. Latihan fisik membantu mempermudah transport glukosa ke dalam sel. Agar
penderita dalam melakukan pengaturan kadar glukosa yang lebih baik, maka diperlukan
pengaturan waktu yang tepat dalam melakukan latihan fisik. Contohnya jika klien
melakukan latihan fisik pada saat kadar glukosa darahnya tinggi, mereka dapat
menurunkan kadar glukosa tersebut dengan latihan fisik itu sendiri, sebaliknya jika
klien merasa perlu melakukan latihan fisik pada saat glukosa darahnya rendah maka ia
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan melakukan latihan jasmani yang
teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih belum turun, dipertimbangkan pemakaian
7. Pentalaksanaan
Tujuan jangka pendek adalah menghilangkan keluhan atau gejala sedangkan tujuan jangka
panjang adalah mencegah komplikasi, tujuan tersebut dilakukan dengan cara menormalkan kadar
glukosa lipid, dan insulin. Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien secara holistik dan mengajarkan kegiatan
a. Diet
karbohidrat (60-70 %) protein (10-15 %), dan lemak (20-25 %) yang dimakan setiap
hari. Jumlah kalori yang dianjurkan tergantung sekali terhadap pertumbuhan, status
gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai BB ideal. Jumlah
kandungan kolesterol < 300 mg/hari, jumlah kandungan serat 25 gram perhari,
diutamakan jenis serat larut. Konsumsi garam dibatasi apabila terjadi hipertensi,
Latihan fisik atau bekerja mempengaruhi pengaturan kadar glukosa darah penderita
DM. Latihan fisik membantu mempermudah transport glukosa ke dalam sel. Agar
penderita dalam melakukan pengaturan kadar glukosa yang lebih baik, maka diperlukan
pengaturan waktu yang tepat dalam melakukan latihan fisik. Contohnya jika klien
melakukan latihan fisik pada saat kadar glukosa darahnya tinggi, mereka dapat
menurunkan kadar glukosa tersebut dengan latihan fisik itu sendiri, sebaliknya jika
klien merasa perlu melakukan latihan fisik pada saat glukosa darahnya rendah maka ia
Jika pasien telah melakukan pengaturan makan dan melakukan latihan jasmani yang
teratur tetapi kadar glukosa darahnya masih belum turun, dipertimbangkan pemakaian
Analisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan
konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan
Data yang ada kemudian dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai masalahnya untuk
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah aktual dan potensial, yang
dimaksud masalah aktual adalah masalah yang ditemukan pada saat dilakukan pengkajian,
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Diabetes Mellitus menurut
akibat defisiensi insulin, intake tidak adekuat akibat adanya mual dan muntah.
2) Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotic dari hiperglikemia,
3) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin,
ketidakseimbangan intake makanan dengan aktivitas fisik, kebiasaan pola makan, dan
kurangnya pengetahuan.
4) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan sensasi sensori, gangguan
kulit.
6) Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan sensasi sensori (visual), kelemahan
dan hipoglikemia.
7) Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan (pengelolaan
diabetes), kemampuan mengingat yang kurang, diagnosis atau cara pengobatan yang
2. Perencanaan
Perencanaan atau rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap pasien sesuai dengan
Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan pasien secara optimal agar dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan terjalin suatu kerjasama yang saling membantu dalam
Dari diagnosa keperawatan diatas dapat disusun rencana asuhan keperawatan sebagai berikut:
akibat defisiensi insulin, intake tidak adekuat akibat adanya mual dan muntah.
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
- Nafsu makan meningkat ditandai dengan porsi makan klien habis.
- Kadar glukosa darah dalam batas normal dan tidak terjadi fluktuasi.
Rencana:
Intervensi Rasional
Timbang berat badan setiap hari Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat.
atau sesuai indikasi.
Auskultasi bising usus, catat Hiperglikemia dan gangguan keseimbangan cairan
adanya nyeri abdomen, kembung, dan elektrolit dapat menurunkan motilitas atau
mual, dan muntah. fungsi lambung yang akan mempengaruhi pilihan
intervensi.
Identifikasi makanan yang disukai Jika makanan yang disukai dapat dimasukkan dalam
atau dikehendaki. perencanaan makan, kerjasama ini dapat diupayakan
setelah pulang.
Libatkan keluarga klien pada Meningkatkan rasa keterlibatan dan memberikan
perencanaan makan sesuai informasi kepada keluarga untuk memahami
dengan indikasi kebutuhan nutrisi klien
Observasi tanda-tanda Karena metabolisme karbohidrat mulai terjadi (gula
hipoglikemia seperti perubahan darah akan berkurang) dan sementara insulin tetap
tingkat kesadaran, kulit diberikan maka hipoglikemia dapat terjadi.
lembab/dingin, denyut nadi cepat,
lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala, pusing dan sempoyongan.
Pantau pemeriksaan laboratorium
seperti glukosa dara, aseton, pH, Gula darah akan menurun perlahan dengan
dan HCO3 penggantian cairan dan therapi insulin terkontrol
sehingga glukosa dapat masuk ke dalam sel dan
digunakan untuk sumber kalori. Ketika hal ini terjdi
kadar aseton dapat menurun dan asidosis dapat
Berikan pengobatan insulin secara dikoreksi.
teratur. Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya
dengan cepat pula dapat membantu memindahkan
glukosa ke dalam sel.
Lakukan konsultasi dengan ahli Bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet
diet. untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
2) Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotic dari hiperglikemia,
Tujuan:
Hidrasi adekuat.
Kriteria evaluasi:
- Tanda-tanda vital stabil : TD 120/80 mmHg, Respirasi 16-24 x/menit, Nadi 70-80
Rencana:
Intervensi Rasional
Pantau tanda-tanda vital, catat Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh
adanya perubahan tekanan hipotensi dan takikardia.
darah ortostatik.
Kaji pola nafas seperti adanya Paru-paru mengeluarkan asam karbonat
pernafasan kussmaul atau melalui pernafasan yang menghasilkan
berbau keton. kompensasi alkalosis respiratoris terhadap
keadaan ketoasidosis. Pernafasan yang
berbau aseton berhubungan dengan
pemecahan asam aseto asetat dan harus
berkurang bila ketosis telah terkoreksi.
Pantau frekuensi dan kualitas Peningkatan kerja pernafasan, pernafasan
pernafasan, penggunaan otot cepat dan dangkal serta munculnya sianosis
bantu nafas dan periode apneu mungkin indikasi dari kelelahan pernafasan
serta muncul sianosis. atau mungkin klien kehilangan
kemampuannya untuk mengkompensasi
asidosis.
Kaji nadi perifer, pengisian Merupakan indicator dari tingkat dehidrasi
kapiler, torgor kulit dan atau volume sirkulasi yang adekuat.
membran mukosa.
Pantau intake dan output Memberikan perkiraan kebutuhan akan
cairan pengganti, fungsi ginjal dan
keefektifan dari therapi yang diberikan.
Pertahankan untuk Mempertahankan hidrasi atau volume
memberikan cairan paling sirkulasi dengan adekuat.
sedikit 2500 ml/hari dalam
batas yang dapat ditoleransi
jantung jika pemasukan
cairan sudah dapat diberikan.
Tingkatkan lingkungan yang Menghindari pemanasan yang berlebihan
dapat memberikan rasa terhadap klien yang lebih lanjut dapat
nyaman. Selimuti klien menimbulkan kehilangan cairan
dengan selimut tipis.
Kaji adanya perubahan mental Perubahan mental dapat berhubungan
atau sensori. dengan hipoglikemi atau hiperglikemi,
elektrolit yang abnormal, asidosis,
penurunan perfusi serebral, dan
berkembangnya hipoksia.
Berikan terapi cairan sesuai Tipe dan jumlah cairan tergantung dari
dengan indikasi. derajat kekurangan cairan dan respon klien
secara individual.
Pasang dan pertahankan Memberikan pengukuran yang tepat dan
kateter urin. akurat terhadap urin output.
Pantau pemeriksaan Mengkaji tingkat hidrasi.
laboratorium seperti Ht,
BUN/kreatinin, osmolalitas
darah, natrium dan kalium.
3) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin,
ketidakseimbangan intake makanan dengan aktivitas fisik, kebiasaan pola makan, dan
kurangnya pengetahuan.
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
- Klien dapat memilih makanan berdasarkan pada panduan penurunan kalori
Rencana:
Intervensi Rasional
Diskusikan dengan pasien dan Pengertian dapat memotivasi untuk
keluarga tentang faktor menghindari faktor penyebab.
penyebab.
Kaji psikososial pasien yang Psikologis dapat mempengaruhi perilaku
berhubungan dengan makan makan yang berlebih.
berlebih
Jelaskan hubungan obesitas Obesitas dapat menyebabkan DM tipe II
dengan diabetes.
Konsultasikan dengan ahli Untuk menetapkan dan menghitung diet
gizi untuk program diet. sesuai dengan kebutuhan klien.
Motivasi klien untuk Dapat membantu dalam penurunan berat
mengkonsumsi cukup badan.
makanan yang mengandung
kompleks karbohidrat yang
tinggi.
Bantu memilih menu harian Menghindari kebosanan akan menu pada diet
berdasarkan rencana rendah yang telah ditentukan.
kalori dan rendah lemak.
Timbang berat badan setiap Menunjukkan intake nutrisi yang adekuat.
hari.
Diskusikan kebutuhan diet Latihan memudahkan ambilan glukosa
dan tingkatkan latihan sesuai sehingga menurunkan kadar gula darah,
program diet. memudahkan penurunan berat badan, dan
menurunkan resiko aterosklerosis.
Libatkan keluarga dalam Memberikan rasa keterlibatan, memberikan
perencanaan makan sesuai informasi kepada keluarga tentang
program diet dan indikasi. kebutuhan nutrisi klien.
Kolaborasi pemeriksaan gula
Gula darah akan menurun secara perlahan-
darah, pH, HCO3 lahan pada insulin yang terkontrol.
Pemberian insulin dosis optimal
menyebabkan glukosa masuk kedalam sel
yang digunakan untuk energi.
4) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan sensasi sensori, gangguan
kulit.
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
- Keadaan kulit tetap utuh pada daerah yang mengalami gangguan seperti yang
Kulit yang mengalami lesi kelihatan bersih dan memperlihatkan tanda-tanda
penyembuhan.
Klien atau orang terdekat memperlihatkan perawatan kulit yang tepat.
- Dapat mempertahankan kesehatan jaringan kulit seperti yang ditunjukkan oleh hal-
hal berikut:
Intervensi Rasional
Inspeksi kulit terhadap perubahan Menandakan area sirkulasi buruk yang dapat
warna, turgor, vascular. menimbulkan dekubitus/infeksi.
Jaga kulit tetap bersih dan kering.
Kulit kotor dan basah merupakan media yang baik
Berikan perawatan kulit dengan untuk tumbuhnya mikroorganisme.
salep atau krim. Salep dan krim berfungsi untuk melembabkan kulit
sehingga mencegah terjadinya robekan kulit
Pertahankan linen kering. Menurunkan iritasi pada kulit dan resiko kerusakan
kulit.
Lakukan perawatan luka dengan Membersihkan luka sehingga mempercepat
larutan NaCl dan debridement sesuai tumbuhnya jaringan baru.
order.
Berikan obat-obatan luka. Membunuh mikroorganisme dan mempercepat
penyembuhan luka.
Awasi dengan ketat terhadap tanda Deteksi dini sebagai upaya preventif dan
dan gejala infeksi. menentukan intervensi yang tepat.
Berikan tindakan untuk Sirkulasi adekuat penting untuk aktivitas sel.
memaksimalkan sirkulasi darah.
Awasi hasil pemeriksaan Sebagai indikator pertukaran nutrisi.
laboratorium seperti albumin
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
diinginkan.
Rencana:
Intervensi Rasional
Diskusikan dengan klien kebutuhan Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk
akan aktivitas, buat jadwal meningkatkan tingkat aktifitas meskipun mungkin
perencanaan dengan klien dan klien sangat lemah.
identifikasi aktifitas yang
menimbulkan kelelahan.
Berikan aktifitas alternatif dengan Mencegah kelelahan yang berlebihan.
periode istirahat yang cukup.
Pantau tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah beraktifitas. Mengindikasikan tingkat aktifitas yang dapat
Tingkatkan partisipasi klien dalam ditolerir secara fisiologis.
melakukan aktivitas sehari-hari
sesuai dengan yang dapat Meningkatkan kepercayaan diri atau harga diri yang
ditoleransi. positif sesuai tingkat aktifitas yang dapat ditolelir
Libatkan keluarga dalam klien
pelaksanaan aktivitas klien.
Meningkatkan peran aktif keluarga dalam perawatan
klien.
6) Resiko tinggi injuri berhubungan dengan penurunan sensasi sensori (visual), kelemahan
dan hipoglikemia.
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
- Pasien mengerti resiko injuri dengan perubahan sensori yang diungkapkan secara
verbal.
Rencana:
Intervensi Rasional
Pantau tanda-tanda vital dan status Sebagai dasar untuk membandingkan temua
mental. abnormal.
Minimalkan faktor lingkungan yang Mencegah kecelakaan akibat lingkungan yang
berbahaya. berbahaya.
Libatkan keluarga dalam mencegah Membantu mengurangi resiko injuri pada klien.
terjadinya injuri pada klien.
Pelihara aktivitas rutin klien Membantu memelihara klien tetap berhubungan
sekonsisten mungkin dan motivasi dengan realitas dan mempertahankan orientasi pada
klien untuk melakukan kegiatan lingkungannya.
sehari-hari sesuai dengan
kemampuannya. Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa tidak
Kaji adanya keluhan parastesia, nyeri nyaman yang berat, kehilangan sensasi sentuhan
atau kehilangan sensori pada mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit
paha/kaki, adanya ulkus, daerah dan gangguan keseimbangan.
kemerahan, tempat-tempat tertekan
dan denyut nadi perifer. Penjelasan dapat memotivasi klien untuk
Jelaskan hal-hal yang dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan
menyebabkan cedera pada klien cedera.
seperti penggunaan alat-
alat/melakukan aktivitas yang salah
Bantu klien dalam ambulasi atau Meningkatkan keamanan klien terutama rasa
perubahan posisi serta dalam keseimbangan.
melakukan aktivitas.
7) Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
- Klien dapat menghubungkan tanda dan gejala dengan proses penyakit dan faktor
penyebab.
- Klien dapat melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional
tindakan
- Klien melakukan perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam program
pengobatan.
Rencana:
Intervensi Rasional
Ciptakan lingkungan saling percaya Menanggapi dan memperhatikan perlu diciptakan
dengan mendengarkan penuh sebelum pasien bersedia ambil bagian dalam proses
perhatian dan selalu ada untuk belajar.
pasien
Bekerja dengan pasien dalam menata Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan
tujuan belajar yang diharapkan. antusias dan kerjasama pasien dengan prinsip-
prinsip yang dipelajari.
Pilih berbagai strategi belajar Penggunaan cara yang berbeda tentang mengakses
informasi meningkatkan penerapan pada individu
yang belajar.
Diskusikan topik utama Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat
membuat pertimbangan dalam memilih gaya hidup.
8) Resiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik di rumah
Tujuan:
Kriteria evaluasi:
Rencana:
Intervensi Rasional
Ajarkan klien tentang diabetes Lebih banyak pengetahuan klien tentang
mellitus, pengobatan, dan perawatan keadaannya, semakin mungkin mereka mematuhi
sesuai dengan panduan penyuluhan pengobatan dan perawatannya.
klien.
Rujuk klien pada perawatan diri Karena diabetes mellitus adalah gangguan kronis
diabetes bila diberikan fasilitas, sepanjang hidup, dukungan kontinyu penting dalam
agensi, organisasi komunitas. membantu seseorang untuk beradaptasi pada
perubahan gaya hidup yang disebabkan oleh rencana
terapeutik untuk pemeliharaan diri.
Ahli diet khusus adalah spesialisasi nutrisi yang
Rujuk klien pada ahli diet untuk dapat membantu klien dalam merencanakan makan
instruksi pada perencanaan makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai program.
terutama diet yang dianjurkan. Untuk mempertahankan integritas kulit
Ajarkan klien cara perawatan kaki
yang tepat. Memudahkan ambilan seluler dari glukosa sehingga
Bantu dalam perencanaan program menurunkan kadar glukosa darah, menurunkan berat
latihan reguler yang dapat dengan badan dn menurunkan resiko arterosklerosis.
mudah dikerjakan dalam rutinitas
harian. Jelaskan keuntungan dari
latihan.