Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

(ANC) DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI HJ.MAIMUNAH KERTAPATI PALEMBANG

PENDAHULUAN

Sustainable Development Goals (SDGs)

atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

SDGs hadir menggantikan Millenium

Development Goals (MDGs) yang disepakati

oleh 198 negara di tahun 2000. Salah satu tujuan

dari SDGs ataupun MDGs adalah mengurangi

Angka Kematian Ibu dalam 1,5 dekade

kedepan. Target yang telah ditentukan SDGs

mengenai kematian ibu adalah penurunan AKI

sampai tinggal 7 per 100 ribu kelahiran hidup.

(Zaluchu, 2015)

Tingginya angka kematian ibu disebabkan

karena perempuan hamil (dan seluruh

perempuan) di Indonesia, berada dalam

lingkungan yang mengabaikan arti pentingnya

bahaya-bahaya dalam kehamilan. Perempuan

hamil di Indonesia banyak yang mengalami

anemia, kondisi yang mempercepat kematian


ketika terjadi perdarahan dalam proses

persalinan. Banyak ibu hamil justru tidak

pernah tercatat dalam laporan ANC (Antenatal

Care) karena lokasi geogra  s yang sulit,

dan bidan yang sebenarnya tidak berada

di lapangan. Penanganan kematian ibu

harus dibarengi dengan peningkatan derajat

perempuan. Posisi perempuan yang lebih

baik, akan sangat membantu meningkatkan

aksesibilitas mereka terhadap pelayanan

kesehatan dan fasilitasnya. (Zaluchu, 2015)

Berdasarkan masalah tersebut maka

sangatlah diperlukan suatu pelayanan untuk

mendeteksi komplikasi-komplikasi yang akan

timbul pada saat kehamilan, persalinan, dan

nifas melalui pelayanan kebidanan. Salah

satunya adalah pelayanan ANC yang dilakukan

pada masa kehamilan yang tujuannya agar

dapat mendeteksi dan menatalaksanakan

kelainan dan komplikasi secara dini. (Saifudin,

2011).

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan

melalui pemberian pelayanan antenatal

Faktor-Faktor yang Berhubungan ...

GASTER Vol. XVI No. 1 Februari 2018


38

sekurang-kurangnya 4 kali selama masa

kehamilan. Standar waktu pelayanan tersebut

dianjurkan untuk menjamin perlindungan

terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa

deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan

penanganan dini komplikasi kehamilan.

(Kemenkes, 2014).

Setiap kehamilan dalam perkembangannya

mempunyai risisko mengalami penyulit atau

komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan

antenatal harus dilakukan secara rutin, sesuai

standar dan terpadu untuk pelayanan antenatal

yang berkualitas. (Kemenkes, 2010)

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil

dapat dinilai dengan menggunakan indikator

Cakupan kunjungan pertama (K1) dan

kunjungan ke empat (K4). Target cakupan

nasional askes pelayanan antenatal K1 yang

harus dicapai yaitu 95,25% dan cakupan K4

yaitu 86,85%. Di Sumatera Selatan cakupan

K1 sebesar 90,91% dan cakupan K4 sebesar

87,59%. (Kemenkes, 2014)

Cakupan K1 untuk Kota Palembang Tahun

2014 sebesar 99.84% dan K4 sebesar 96.64%.


Cakupan K1 terendah terdapat di Kecamatan

Sako 98.1% dan tertinggi di Kecamatan

Gandus, Seberang Ulu I, Kertapati, Plaju,

Bukit Kecil, Ilir Timur II, dan Alang Alang

Lebar 100%. Sedangkan cakupan K4 tertinggi

terdapat Kecamatan Sako 99.79% dan terendah

di Kecamatan Sematang Borang 86.33%.

(Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2014)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh Anggun (2015) tentang faktor yang

berhubungan dengan kunjungan antenatal

care di Di Bidan Praktik Mandiri Hj.Ratna

Wilis Palembang Tahun 2015, didapatkan

responden yang melakukan kunjungan ANC

tidak standar sebanyak 17 orang (56,7%), lebih

banyak jika dibandingkan dengan responden

yang melakukan kunjungan ANC standar yaitu

sebanyak 13 orang (43,3%).

Berdasarkan survei pendahuluan yang

dilakukan oleh peneliti di BPM Hj.Maimunah

Kertapati Palembang, jumlah ibu hamil

pada tahun 2014 sebanyak 93 orang dan

pada tahun 2015 sebanyak 112 orang dan

pada periode Januari-Oktober tahun 2016

sebanyak 102 orang. Berdasarkan data yang


diperoleh didapatkan ibu hamil pada tahun

2016 yang melakukan pemeriksaan selama 1

bulan terakhir terdapat 72 orang, kunjungan

Antenatal ke-1 (K1) mencapai 84% dan

kunjungan antenatal ke-4 (K4) mencapai 89%.

Berdasarkan latar belakang di atas maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian

Faktor-Faktor yang Berhubungan ...

GASTER Vol. XVI No. 1 Februari 2018

39

tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kunjungan Antenatal Care Di BPM

Hj.Maimunah Kertapati Palembang”.

B. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan desain

penelitian kuantitatif survey analitik dengan

pendekatan desain cross sectional yaitu

penelitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara hubungan dengan efek dengan

cara pendekatan observasi atau pengumpulan

data sekaligus pada suatu saat artinya tiap

subjek penelitian hanya diobservasi sekali

saja dan pengukuran dilakukan terhadap

status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan. (Notoatmodjo, 2012)


Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah semua ibu hamil trimester III yang

tercatat di buku kunjungan BPM Hj.Maimunah

Kertapati Palembang Tahun 2016 sebanyak

44 orang. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik total

sampling yaitu teknik pengambilan sample

dimana jumlah sample sama dengan populasi.

(Notoatmodjo,2012).

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga saling berhubungan atau

kolerasi, yaitu variabel dependen (Kunjungan

ANC) dan variabel independen (umur, paritas,

pendidikan dan pekerjaan ibu). Analisis

bivariat ini dilakukan secara komputerisasi

dengan menggunakan Uji Statistik Chi-

Square yang bertujuan mengestimasi atau

mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau

menganalisis hasil observasi untuk mengetahui

hubungan antara variabel dependen dan

variabel independen. Dengan derajat

kepercayaan 95% dan tingkat kemaknaan (α) =

0,05. Hasil uji statistik dikatakan berhubungan

apabila nilai ρ value hasil perhitungan ≤ α

= 0,05 maka Ho ditolak artinya signi  kan,


sehingga kesimpulan kedua variabel tersebut

ada hubungan, sebaliknya apabila pvalue hasil

perhitungan > α = 0,05 maka Ho diterima

artinya kedua variabel tersebut tidak ada

hubungan secara signi  kan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui

distribusi frekuensi dan persentase dari

variabel independen yaitu umur, paritas,

pendidikan dan pekerjaan ibu dengan variabel

dependen kunjungan ANC di Bidan Praktik

Mandiri Hj.Maimunah Kertapati Palembang

Tahun 2016.

Faktor-Faktor yang Berhubungan ...

GASTER Vol. XVI No. 1 Februari 2018

40

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden

Kunjungan ANC di BPM

Hj.Maimunah Kertapati Palembang

NO Kunjungan

ANC Jumlah Persentase

(%)

1 Standar 14 31,8

2Tidak

Standar 30 68,2
Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui

bahwa dari 44 responden yang melakukan

kunjungan ANC tidak standar sebanyak 30

orang (68,2%), lebih banyak jika dibandingkan

dengan responden yang melakukan kunjungan

ANC standar yaitu sebanyak 14 orang (31,8%)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur

Responden di BPM Hj.Maimunah

Kertapati Palembang

NO Umur Jumlah Persentase

(%)

1Reproduksi

Sehat 25 56,8

2Reproduksi

Tidak Sehat 19 43,2

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui

bahwa dari 44 responden yang memiliki

reproduksi sehat sebanyak 25 orang (56,8%),

lebih banyak jika dibandingkan dengan

responden yang memilki reproduksi tidak

sehat yaitu sebanyak 19 orang (43,2%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Paritas

Responden di BPM Hj.Maimunah


Kertapati Palembang

NO Paritas Jumlah Persentase

(%)

1 Resiko Rendah 30 68,2

2Resiko Tinggi 14 31,8

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui

bahwa dari 44 responden yang memiliki paritas

resiko rendah sebanyak 30 orang (68,2%),

lebih banyak jika dibandingkan dengan

responden yang memilki paritas resiko tinggi

yaitu sebanyak 14 orang (31,8%).

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan

Responden di BPM Hj.Maimunah

Kertapati Palembang

NO Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

1Pendidikan

Tinggi 29 65,9

2Pendididkan

Rendah 15 34,1

Jumlah 44 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui

bahwa dari 44 responden yang memiliki


pendidikan tinggi sebanyak 29 orang (65,9%),

lebih banyak jika dibandingkan dengan

responden yang memilki pendidikan rendah

yaitu sebanyak 15 orang (34,1%).

Faktor-Faktor yang Berhubungan ...

1
2
P
ENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator
yang
peka
terhadap
kualitas
dan
aksesibilitas
fasilitas
pelayanan
kesehatan.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan
dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih
cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara

negara tetangga di Kawasan ASEAN. Pada tahun
2007, ketika AKI di Indonesia mencapai 228, AKI di
Singapura hanya 6 per 10
0.000 kelahiran hidup,
Brunei 33 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112
per 100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia dan
Vietnam sama
-
sama mencapai
160 per 100.000
kelahiran hidup
1
.
Antenatal Care
(ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan k
esehatan mental
dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Pada
masa kehamilan, ANC sangat penting untuk
mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan memantau keadaan janin.
Selain itu ANC secara teratur sangatlah penting
untuk mendapatkan penyuluhan dan agar dilakukan
pemeriksaan pada penyakit genetik sehingga
kesehatan ibu dan bay
i
baik
2
.
Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan
yang diharapkan dari seorang petugas kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Seperti pada ibu hamil membutuhkan
peran
dari
petuga
s
kesehatan
tentang
kehamilannya
3
.
Status sosial ekonomi merupakan suatu
keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial
dalam posisi tertentu dalam struktur masyarakat,
pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak
dan kewajiban yang hanya dipenuh
i sipembawa
statusnya, misalnya: pendapatan, pekerjaan, dan
pendidikan. Status pekerjaan seseorang akan
berdampak pada sosial ekonomi, hal ini berdampak
pada status kesehatan, minimnya pendapatan serta
pengetahuan yang didapat oleh ibu hamil
4
.
Keluarga a
dalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain. Kehidupan seseorang tidak serta
merta hidup secara individu, adanya ba
ntuan dari
orang lain. Keluarga merupakan orang yang paling
terdekat untuk membantu dan saling m
enolong
terutama saat ibu hamil
5
.
Kepercayaan (
trust
) merupakan kesediaan
(
willingness
) individu untuk mengantungkan dirinya
pada pihak lain yang terlibat pertu
karan karena
individu
mempunyai
keyakinan
(
confidence
)
terhadap pihak lain. Suatu kepercayaan terhadap
sesuatu akan mempengaruhi pola piker dan
bagaimana kita menyikapanya. Kepercayaan seorang
ibu hamil terhadap tenaga keseha
tan pada saat
masa kehamilannya
6
.
Indikator K1 ideal dan K4 yang merujuk pada
frekuensi dan periode trimester saat dilakukan ANC
menunjukkan adanya keberlangsungan pemeriksaan
kesehatan semasa hamil. Setiap ibu hamil yang
menerima ANC pada trimester 1 (K1 ideal)
seharusnya mendapat pela
yanan ibu hamil secara
berkelanjutan dari trimester 1 hingga trimester 3.
Hal ini dapat dilihat dari indikator ANC K4. Cakupan
K1 ideal secara nasional adalah 81,6 persen dengan
cakupan terendah di Papua (56,3%) dan tertinggi di
Bali (90,3%). Cakupan K4 se
cara nasional adalah 70,4
persen dengan cakupan terendah adalah Maluku
(41,4%) dan tertinggi di DI Yogyakarta (85,5%).
Berdasarkan penjelasan di atas, selisih dari cakupan
K1 ideal dan K4 secara nasional memperlihatkan
bahwa terdapat 12 persen dari ibu yan
g menerima
K1 ideal tidak melanjutkan
ANC sesuai standar
minimal (K4)
7
.
3
Pada tahun 2012 jumlah kematian ibu tertinggi
terjadi di Kabupaten Kolaka sebanyak 15 kasus dan
Kabupaten Buton 12 kasus sedangkan yang terendah
terdapat di Kabupaten Wakatobi dan Buto
n Utara
masing
-
masing sebanyak 2 kasus, kemudian disusul
Kabupaten Konawe Utara dan Kota Kendari
sebanyak 3 kasus. Berdasarkan data program
Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Tenggara diperoleh informasi, penyebab
kematian ibu ya
ng utama adalah keracunan
kehamilan dan infeksi, kondisi ini akan lebih
diperparah lagi dengan keadaan status gizi yang
buruk, faktor persalinan yang terlalu muda, paritas
tinggi, dan anemi pada ibu hamil, serta pengetahuan
ibu tentang pemanfaatan fasilita
s kesehatan belum
maksimal walaupun Jampersal sudah diberlakukan,
sebagian ibu hamil terlambat mendapat pertolongan
persalinan di fasilitas kesehatan disamping itu masih
dijumpai ibu melahirkan yang ditolong oleh dukun
hal ini disebabkan kepercayaan masyar
a
kat terhadap
dukun masih tinggi
8

Anda mungkin juga menyukai