Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UJIAN MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

KERANGKA KONSEP DAN METODOLOGI PENELITIAN


“KOLERASI TITER ANTIBODI IgM SALMONELLA TYPHI DENGAN ELISA
TERHADAP AKTIVITAS ENZIM GGT (Gamma-Glutamyl Transferase) PADA
PASIEN DEMAM TYPHOID”

DOSEN PEMBIMBING :
Drs. URIP, M.Kes

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZKY DEWI ANJASTUTI
NIM : P07134119059
KELAS : B / SEMESTER 5
PRODI : D.IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2021/2022
KERANGKA KONSEP

Penderita Salmonella
Demam Typhoid

Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan


Kultur Serologi Kimia Klinik

Organ Hati Terinfeksi


Antibodi Antigen Mempengaruhi Kerja
Enzim

Pemeriksaan
ELISA
GGT

Metode Kinetik
Enzimatik
IgM IgG

Photometer
5010

Nomal Tinggi

Keterangan :
= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

= Bagian
= Yang Mempengaruhi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Serologi dan Laboratorium Biokimia
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2022.

B. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah Observasional Analitik, yaitu
penelitian untuk mengetahui bagaimana serta mengapa suatu fenomena itu dapat
terjadi melalu sebuah analisis statistik seperti korelasi, antara sebab dan akibat
ataupun faktor resiko dengan efek dan kemudian dapat dianjurkan untuk dapat
mengetahui seberapa besar kontribusi dari sebab atau faktor resiko tersebut terhadap
akibat ataupun efek.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu observasi dan
pengumpulan data sekaligus pada waktu yang sama, artinya tiap subjek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau
variable subjek pada saan pemeriksaan (Notoatmodjo, 2012).

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien yang dijumpai berada pada lokasi
Puskesmas Labuhan Haji dan Puskesmas Selong, Lombok Timur dan mengalami
gejala klinik demam typhoid.
2. Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sampel serum pada pasien positif
demam typhoid.

D. Besaran Sampel
Besaran sampel dala penelitian ini ditetapkan berdasarkan rumus Lemeshow Tahun
2010, yaitu :
𝑧 2 𝑥𝑃 × (1 − 𝑃 )
𝑛=
𝑑2

Keterangan :
n : Besar sampel
Z : Derajat Kemaknaan 95% = 1,96
P : Proposi
d : Derajat penyimpangan 20% = 0,2

Maka diperoleh :
1,962 𝑥0,5 × (1 − 0,5)
𝑛=
0,22
3,8416𝑥0,5 × 0,5
𝑛=
0,04

0,9604
𝑛=
0,04

𝑛 = 24,01

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut, maka diperoleh


besaran sampel yang akan digunakan sejumlah 24 sampel pasien positif demam
typhoid.

E. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non
Random Purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2012).
Untuk menghindari bias pada penelitian, maka ditentukan kriteria sampel yang
akan digunakan, yaitu :
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien yang datang ke Laboratorium Puskesmas Selong dan Labuhan Haji
yang ada di Kabupaten Lombok Timur dengan hasil postif demam typhoid.
b. Pasien mengalami demam kurang dari 2 minggu.
c. Pasien tidak terserang penyakit hati seperti hepatitis, kanker hati, dsb.
2. Kriteria Eksklusi
a. Pasien tidak bersedia mejadi subjek penelitian.
b. Pasien yang datang Laboratorium Puskesmas Selong dan Labuhan Haji yang
ada di Kabupaten Lombok Timur untuk melakukan pemeriksaan selain widal.
c. Pasien demam typhoid dengan hasil negatif.

F. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (Independent variable dalam penelitian ini adalah titer antibodi
IgM Salmonella typhi pada penderita demam typhoid.
2. Variable terikat (Dependent variable) dalam penelitian ini adalah kadar aktivitas
enzim GGT pada pasien pasien demam thypoid.

G. Definisi Operasional
1. Demam typhoid adalah samah satu penyakit sistemik yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Penularan demam typhoid melalui lingkungan, makanan
dan minuman yang terkontaminasi tinja.
2. Titer antibodi IgM Salmonella adalah antibody yang pertama kali terbentuk
setelah bertemu antigen. Pemeriksaan titer antibody IgM Salmonella pada demam
typhoid yaitu dilakukan pemeriksaan widal silide dan untukmengetahui titer
antibodi IgM dilakukan pemeriksaan serolagi untuk mendeteksi antibodi terhadap
antigen Salmonella typhi dengan metode ELISA.
3. GGT (Gamma-glutamil Transferase) adalah enzim yang ditemukan terutama di
hati dan ginjal. Kadar GGT yaitu enzim yang dapat meningkat disebabkan oleh
bakteri Salmonella dan menyebabkan terjadinya komplikasi pada hati penderita
demam typhoid. Pemeriksaan kadar aktivitas enzim GGT penderita demam
typhoid degan pemeriksaan Photometer dengan metode enzimatik.

H. Jenis dan Skala Data


1. Data dari variable independent berupa titer antibody IgM Salmonella pada
penderira demam typhoid, jenis data primer dan skala datanya adalah rasio.
2. Data dari variable dependent berupa kadar dari aktivitas enzim GGT pada pasien
deman typhoid, jenis data primer dan skala datanya adalah rasio.

I. Cara Pengumpulan Data


1. Alat
a. Spuit 3 cc
b. Tourniquet
c. Plester
d. Kapas alcohol
e. Tabung EDTA
f. Elisa Reader
g. Photometer 5010
h. Centrifuge
i. Mikropipet
j. Blue tip dan yellow tip
k. Timer / stopwatch
2. Bahan
a. Sampel darah
b. ELISA tes kit
c. GGT tes kit
d. Aquadest
3. Prosedur Kerja
a. Pengambilan darah vena
1) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) Dilakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah, usahakan pasien
senyaman mungkin.
3) Pasien diminta meluruskan lengannya, pilih yang paling sering melakukan
aktivitas.
4) Dipasang tourniquet kira-kira 10 cm di atas lipatan siku.
5) Dilakukan palpasi untk memastikan posisi vena, pilih bagian median
cubital.bersihkan bagian kulit yang akan diambil dengan kapas alcohol
70% lalu biarkan kering.
6) Ditusuk bagian vena dengan posisi lubang jarun menghadap ke atas.
7) Setelah volume darah dianggap cukup, lepas tourniquet dan pasien diminta
membuka kepalan tangannya.
8) Diletakkan kapas untuk menutup luka bekas penusukan dan berikan
plester.
b. Prosedur pembuatan serum
1) Dimasukkan 2 mL darah ke dalam tabung yang bersih dan kering (tanpa
koagulan) kemudian didiamkan selama 15 menit.
2) Kemudian disentrifugasi engan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
3) Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas adalah
serum, segera diambil dengan pipet tetes dimasukkan pada tabung lain
yang bersih dan kering.
c. Pemeriksaan IgM Salmonella metode ELISA
1) Serum specimen dan kit ELISA disimpan di suhu ruangan (18-260C).
2) Berikan label atau kode sampel, kontrol positif, kontrol negatif pada sisi
pegangan dari lapisan strip sumur masing-masing.
3) Setelah itu, kontrol negatif, kontrol positif, dan kalibrator siap untuk
digunakan.
4) Disiapkan 1:101 larutan sampel, dengan menambahkan 5 µl serum ke
dalam 0,5 ml larutan pengencer sampel (sampel diluent), Lalu dicampur
rata.
5) Larutan sampel, kalibrator, kontrol positif, dan kontrol negatif masing-
masing dipipet 100 µl. Kemudian dimasukkan ke dalam sumur sesuai kode
masing-masing.
6) Untuk blanko reagen, dipipet 100 µl larutan pengencer sampel dimasukkan
ke dalam sumur 1A. Setelah itu diinkubasi selama 20 menit pada suhu
ruang.
7) Kelebihan cairan pada seluruh sumur dibuang.
8) Masing-masing sumur dicuci sebanyak tiga kali masing-masing dengan
300 µl buffer. Setelah itu cairannya dibuang dengan membalikkan posisi
plate dan menekan-nekannya di atas bantalan tissue.
9) Pada masing-masing sumur ditambahkan 100 µl konjugat enzim.
10) Diinkubasi selama 20 menit pada suhu ruang.
11) Kelebihan cairan pada seluruh sumur dibuang. Kemudian masing-masing
sumur dicuci sebanyak tiga kali masing-masing 300 µl buffer. Setelah
cairannya dibuang dengan membalik posisi plate dan menekan-nekannya
di atas bantalan tissue.
12) Masing-masing sumur ditambahkan 100 µl substrat TMB, setelah itu
diinkubasi selama 10 menit pada suhu ruang.
13) Selanjutnya, masing-masing sumur ditambahkan 100 µl stop solution.
Kemudian baca OD pada panjang gelombang 450 nm menggunakan
ELISA reader dalam 15 menit.
14) Hasil dinyatakan sebagai negatif dan positif berdasarkan Indeks antibodi
yaitu hasil dari OD sampel dibagi dengan nilai cut off. Nilai cut off
ditentukan berdasarkan OD kalibrator dikali dengan kalibrator faktor.
Indeks antibodi ELISA berkisar dari < 0,9 (negatif) dan > 1,1 (positif).
d. Pemeriksaan aktivitas enzim GGT
1) Prosedur dengan Substrat Start
Pipet ke dalam kuvet 250C, 300C, 370C
Sampel 100 µl
Buffer 1000 µl
Campur, inkubasi 1 menit pada suhu 250C, 300C, atau 370C
Substrat 250 µl
Campur, baca absorbance setelah 1 menit bersamaan dengan
dihidupkannya stopwatch. Baca absorbance lagi tepat setelah 1 menit, 2
menit, dan 3 menit pada λ 405 nm terhadap blanko udara.

2) Prosedur dengan Sampel Start


Pipet ke dalam kuvet 250C, 300C, 370C
Sampel 100 µl
Reagen Kerja 1000 µl
Campur, baca absorbance setelah 1 menit bersamaan dengan
dihidupkannya stopwatch. Baca absorbance lagi tepat setelah 1 menit, 2
menit, dan 3 menit pada λ 405 nm terhadap blanko udara.

3) Nilai Faktor Pemeriksaan GGT pada Setiap Panjang Gelombang


U/L = ΔA/min. x 405 nm
Prosedur Substrat Start 1421
Prosedur Sampel Start 1158

4) Nilai Normal Kadar GGT pada Setiap Suhu


Temperatur 250C 300C 370C
Laki-Laki 6 – 28 U/L 8 – 46 U/L 11 – 61 U/L
Perempuan 3 – 18 U/L 7 – 49 U/L 9 – 39 U/L
J. Alur Kerja

Persiapan Alat dan Bahan

Pasien (+) Demam Typhoid

Pemeriksaan Antibodi IgM


Salmonella

Pemeriksaan Aktivitas
Enzim GGT

Hasil

Pengumpulan dan
Pengolahan data

Kesimpulan
K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Cara Pengolahaan Data
Data hasil pemeriksaan antibodi IgM Salmonella dan aktivitas enzim GGT pada
penderita demam typhoid yang didapatkan, dimasukkan ke dalam table di bawah
ini :

Kode Jenis Pemeriksaan Demam Typhoid


No. Antibodi IgM Aktivitas Enzim
Sampel Kelamin
Salmonella GGT
1.
2.
3.
Dst.
24.

2. Analisis Data
Data yang diperoleh dari sampel serum pasien penderita demam typhoid
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas Shapiro Wilk untuk mengetahui data hasil
penelitian berdistribusi normal atau tidak. Lalu dilakukan uji homogenitas Levene-
Test untuk mengetahui varian homogenitas. Setelah itu dilakukan uji Korelasi
Pearson untuk mencari hubungan antara dua variable. Jika data hasil penelitian
tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Spearman’s Correlation.
Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada korelasi titer antibodi IgM Salmonella dengan aktivitas enzim
GGT pada penderita demam typhoid.
Ha : Ada korelasi titer antibodi IgM Salmonella dengan aktivitas enzim GGT
pada penderita demam typhoid.
Apabila dari uji statistik diperoleh p < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya terdapat korelasi hasil pemeriksaan antibodi IgM Salmonella
dengan aktivitas enzim GGT pada penderita demam typhoid. Apabila p > α 0,05
maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada korelasi hasil pemeriksaan
antibodi IgM Salmonella dan aktivitas enzim GGT pada penderita demam
typhoid.

Anda mungkin juga menyukai