Nim : 520250045
Kelas : Es 2B
Milton H. Spencer (1990) menjelaskan bahwa pengertian ekonomi kapitalis adalah suatu
sistem organisasi ekonomi yang ditandai oleh hak milik individu atas berbagai alat produksi
dan distribusi yang berguna untuk mendapatkan keuntungan dalam kondisi bisnis yang sangat
kompetitif.
Selanjutnya, sistem ekonomi kapitalis juga diartikan sebagai suatu sistem yang mampu
memberikan kebebasan yang besar untuk setiap pelaku ekonomi guna melakukan berbagai
kegiatan yang terbaik untuk kepentingan pribadi atas sumberdaya ekonomi ataupun berbagai
faktor produksi lain.
Sistem ekonomi ini memiliki kebebasan pada tiap individu untuk mempunyai sumber daya,
seperti kompetisi antar tiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Persaingan yang
dilakukan antar badan usaha dalam sisitem ekonomi kapitalis adalah setiap individu berhak
mendapatkan imbalan atas performa dan prestasi kerjanya.
Subandi (2005) mengatakan bahwa campur tangan maupun intervensi pemerintah sangatlah
minim dalam hal pengertian ekonomi kapitalis.
Adam Smith dalam bukunya yang berjudul “An Inquiry the nature and Cause of the wealth
of nation” menambahkan bahwa setiap orang dikehendaki atas kebebasannya dalam bekerja
dan berusaha dalam persaingan yang sempurna dengan tanpa campur tangan pihak
pemerintah.
Berbagai pemberian hak kepemilikan atas harta kekayaan pada sistem ekonomi ini bertujuan
agar setiap individu bisa mendapatkan berbagai keuntungan atas kinerja mereka masing-
masing.
Hal ini tentunya sangat berpengaruh atas distribusi kekayaan serta pendapatan karena
berbagai individu tersebut diperbolehkan untuk mengambil seluruh keuntungannya dan
diberikan pada ahli waris jika mereka meninggal.
Selanjutnya, sistem ekonomi ini memungkinkan adanya lalu-lintas pertukaran yang tinggi
karena tiap individu mempunyai hak atas kepemilikan barang-barangnya sebelum barang
tersebut dipindah tangankan pada pihak lain.
Berbagai perkembagan yang ada dalam ruang lingkup ekonomi dan sosial ini sangat
memengaruhi perkembangan kapitalisme.
Dipimpin Dari Jarak Jauh oleh Orang Lain (The Invisibel Hand)
Berbagai prinsip ini menyatakan bahwa untuk bisa mencapai berbagai hak terbaik untuk
bermasyarakat, maka setiap individu dalam masyarakat kapatalis akan dimotivasi oleh
berbagai kekuatan ekonomi sehingga mereka akan bertindak sedemikian rupa untuk bisa
mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya dengan biaya seminim mungkin.
Individualisme Ekonomi
Yang dimaksud dalam individualisme ekonomi disini adalah tiadanya intevensi pemerintah
bisa menimbulkan individualisme ekonomi dan juga kebebasan ekonomi. Ekonomi
pemerintah hanya akan dibatasi pada berbagai aktivitas tertentu.
Teori liberalisme ekonomi hadir akibat terfokusnya permasalahan pengaturan ekonomi yang
hanya terpusat dan mendominasi dalam negara Eropa antara abad keenambelasaan dan
ketujuhbelasaan, yang dilakukan oleh kaum merkantilisme dengan teori dan kebijakan men-
subordinatkan ekonomi pada politik. Dimana hal ini dipelopori oleh Adam Smith (1723-
1790) yang kemudian dikenal sebagai bapak liberalisme ekonomi. Ia yakin bahwa pasar
cenderung meluas secara spontan dalam memenuhi kebutuhan manusia, dan dalam hal ini
pemerintah tidak boleh ikut campur. Sesuai dengan teori liberalisme yang yakin terhadap
kemajuan dan adanya keuntungan timbal balik, bukan hanya itu Smith pun menambahkan
beberapa komponen lainnya dalan pemikiran liberal yang cukup pening yakni mengenai
pasar merupakan sumberutama kemajuan, kerjasama, dan kesejahteraan. Sedangkan
keikutsertaan pemerintah dan politik hal sebaliknya tidak ekonomis, kemunduran dan dapat
menyebabkan konflik (Giplin 1987:30).
Ekonomi liberal disebut sebagai “Doktrin dan serangkaian prinsip dalam mengorganisasi dan
mengatur pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan individu”. Ekonomi liberal didasrkan
pada pemikiran bahwa jika pasar ekonomi dibiarkan sendiri, maka pasar akan berjalan
secara spontan berdasarkan pada mekanisme atau hukumnya sendiri. Hukum ini dianggap
melekat dalam proses produksi ekonomi dan perdagangan.Teori ini sependapat dengan
pendapat David Ricardo (1777-1823) bahwa perdagangan bebas yaitu aktivitas komersial
yang dijalankan secara bebas dari perbatasan nasional sehingga akna membawa
keuntungan bagi setiap individu yang berpartisipasi karena perdagangan bebas akan
menghasilkan spesialisasi yang mampu meningkatkan efisiensi dan mengakibatkan
meningkatnya produktivitas.Sementara Paul Samuelson telah meringkas argumennya sebagi
berikut “apakah salah satu dari dua kawasan akan lebih efisien dalam produksi setiap
barang dibanding yang lain atau tidak, jika tiap-tiap mengkhususkan dalam produksi yang
dengan cara itu masing-masing memiliki keunggulan komperatif (efisiensi relatif terbesar),
perdagangan akan saling menguntungkan bagi kedua kawasan”(Samuelson 1967:651). Maka
jika demikian konsep yang ditawarkan oleh kaum liberal bisa diprediksikan bahwa negara
akan memperoleh keuntungan melalui spesialisasi dan kesejahteraan global akan kian
meningkat.Namun ada banyak perdebatan mengenai seberapa peran campurtangan politik
yang dilakukan pemerintah. Kaum liberal terdahulu menyebutkan laissez-faire, yaitu
kebebasan pasar dari semua jenis batasan dan aturan politik. Meskipun demikian kaum
liberal terdahulu telah menyadari bahwa bagaimanapun perlu adanya kerangka kerja hukum
yang bentuk secara politis sebagai dasar dari pasar. Laissez-faire bukan berarti ketiadaan
pengaturan politik apapun; akan tetapi negara hanya akan menyediakan fondasi minimal
yang dibutuhkan oleh pasar agar berfungsi secara tepat. Versi ekonomi liberalisme ini
berusaha meminimalisir campurtangan politik yang berlebihan.Kaum ekonomi liberal sejak
awal telah menyadari bahwa hal-hal yang berkaitan dengan persoalan pasar tersebut tidak
selamanya berjalan sesuai dengan harapan mengenai efisiensi dan keuntungan bersama,
yang biasanya sering disebut kegagalan pasar. Oleh karena itu peraturan politik dirasa perlu
untuk memperbaiki dan mencegah kegagalan pasar.Sebagian kaum ekonomi liberal lainnya
menghendaki dan mendukung ruang lingkup yang lebih luas bagi politik untuk turut serta
dalam urusan pasar. Semisal Jonh Stuart Mill yang merupakan salah satu ekonomi liberal
laissez-faire, namun ia pun cukup kritis dalam menanggapi ktidakadilan yang drastis perihal
pendapatan, kekayaan, dan kekuasaan.Secara keseluruhan, kaun ekonomi liberal berasumsi
bahwa pasar merupakan wilayah khusus bagi masyarakat yang berjalan sesuai menurut
hukum ekonominya sendiri. Karena pada hakekatnya, perekonomian wilayah kerjasama
untuk sebuah keuntungan timbal balik baik antar individu, maupun antar negara.
Pasar bebas
Kondisi pasar yang memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk membeli dan menjual barang,
yang harga penjualan dan pembeliannya ditentukan oleh penawaran dan permintaan (free market).
Apa Itu Pasar Bebas?
Pasar bebas merupakan pasar dimana para penjual dan pembeli memiliki kebebasan dalam
memutuskan masalah perdagangan dan bisnisnya. Segala bentuk kebijakan tidak memiliki patokan
atau paksaan dari pihak lain atau pemerintah.
Ciri-ciri Pasar Bebas
1. Kepemilikan alat dan sumber produksi bebas dimiliki oleh semua pihak
2. Terdapat pembagian kelas dalam perekonomian masyarakat
3. Adanya persaingan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
4. Campur tangan dari pemerintah terbatas
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Bebas
Semua orang bebas untuk memiliki kekayaan serta sumber daya produksi
Masyarakat bisa mengembangkan kreatifitas dan inovasi
Persaingan antar produsen menciptakan motivasi tinggi untuk menciptakan produk yang
berkualitas
Kegiatan yang dijalani berdasarkan prinsip ekonomi, sehingga efisien dan efektif.
Terjadi eksploitasi terhadap masyarakat berekonomi lemah yang dilakukan oleh para
penguasa yang memiliki ekonomi kuat.
Terjadinya monopoli yang bisa berujung pada kerugian terhadap masyarakat
Kesenjangan ekonomi yang signifikan antara golongan ekonomi yang kuat dan lemah
Perekonomian cenderung tidak stabil sehingga menimbulkan masalah dalam pasar.
EU (European Union), atau Uni Eropa adalah perjanjian pasar bebas yang
terjalin di antara 28 negara di bawah kawasan Eropa. EU ini bertujuan untuk
memudahkan keluar masuknya barang dari tiap anggota negara guna
meningkatkan perekonomian negara-negara tersebut.
MEA (Masyarakat Ekonomi Asia), merupakan pasar bebas yang ada di Asia
Tenggara dengan anggota negaranya yang berasal dari ASEAN. Pasar bebas
MEA memungkinkan terjadinya proses penjualan barang dan jasa antar
anggotanya yang tanpa dikenakan tarif.
CAFTA (China – ASEAN Free Trade Area), sesuai namanya, pasar bebas
ini adalah perjanjian perdagangan antara China dengan negara-negara di
ASEAN. Organisasi ini mengatur kerjasama antara anggotanya agar dapat
melakukan kegiatan perdagangan bebas tarif bea untuk produk-produk yang
masuk dari China maupun ASEAN.
Pelaksanaan pasar bebas tentu sering mendapat banyak kendala dan umumnya
terkait ancaman kekuatan implisit dan eksplisit. Beberapa contoh permasalahannya
adalah seperti kendala perpajakan, larangan pertukaran yang spesifik, peraturan
perdagangan, kontrol harga, persyaratan lisensi, nilai tukar tetap, mandat yang
menyangkut persyaratan pertukaran, kuota produksi, persaingan layanan
masyarakat, hingga proses perekrutan karyawan atau tenaga kerja.
1. Pasar Monopsoni
Pasar Monopsoni adalah pasar yang dikuasai oleh seorang pembeli.
Didalam pasar ini terdapat banyak penjual namun pembelinya hanya
satu orang saja.
2. Pasar Monopoli
Pasar Monopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari satu penjual,
melayani permintaan yang sangat banyak dan barang yang dijual
tidak memiliki substitusi atau pengganti.
Ciri-Ciri Pasar Monopoli:
1) Hanya terdapat satu penjual.
3. Pasar Oligopsoni
Pasar Oligopsoni adalah pasar yang dikuasai oleh beberapa pembeli. Di dalam
pasar ini penjualnya cukup banyak, sedangkan pembelinya hanya beberapa
orang saja.
3) Barang yang diperjualbelikan adalah bahan mentah bukan barang jadi buatan
pabrik.
Contohnya: Pasar ikan di suatu desa, di sini para nelayan bisa menjual ikan
hasil tangkapannya ke beberapa pedagang di desanya untuk dijual lagi ke kota.
4. Pasar Oligopoli
Pasar Oligopoli adalah pasar yang terdiri dari beberapa penjual atau
produsen dalam satu wilayah area. Dalam pasar oligopoli terdapat
ketergantungan terhadap perusahaan lain. Artinya, tindakan suatu perusahaan
dalam pasar oligopoli harus memperhatikan tindakan yang diambil oleh
perusahaan pesaing. Setiap perusahaan mengetahui bahwa setiap perubahan
kebijakan harga, kualitas, output, dan iklan dapat mendorong reaksi dari
perusahaan pesaing.
2) Barang yang dijual dapat berupa barang homogen atau berbeda corak.
3) Keputusan harga yang akan di ambil oleh perusahaan harus dipertimbangkan
oleh perusahaan yang lain dalam industri.