Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN UKL DAN UPL PADA PROYEK PEMBANGUNAN

BENDUNGAN TITAB
KABUPATEN BULELENG

Di Susun Oleh:

Nama : I Gede Lodji Duta Wangsa


No : 04
Kelas : 3D D3 Teknik Sipil
Nim : 2015113012

POLITEKNIK NEGERI BALI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

Tukad Saba merupakan salah satu sungai besar di wilayah Bali Utara yang termasuk di wilayah
Sub SWS 03.01.09, selain mempunyai potensi untuk dikembangkan manfaatnya, Tukad Saba
berpotensi menimbulkan bencana banjir pada musim Penghujan. Dalam Beberapa dekade, akibat
banjir Tukad Saba tercatat telah menimbulkan kerusakan dan genangan 30 sampai dengan
ratusan Ha di bagian hilir sungai yang berkarakteristik meader dan melintasi kawasan
pemukiman serta kawasan kegiatan ekonomi di Kec. Seririt. Keadaan tersebut apabila tidak
ditangani segera akan mengakibatkan kerugian yang lebih besar. Aliran sungai Tukad Saba
dengan debit aliran yang bersifat permanen dan cukup besar sepanjang tahun, saat ini menjadi
tumpuan harapan utama bagi pemenuhan kebutuhan air irigasi dan air bersih di wilayah timur
Kabupaten Buleleng. Dengan adanya Bendungan Titab ini diharapkan dapat memenuhi
kontinuitas suplai air irigasi terutama pada musim kemarau yang selalu kekeringan dan
penyediaan kebutuhan air bersih bagi masyarakat sekitar Bendungan sehingga akan menjadi
factor pendukung kesejahteraan masyarakat yang sangat nyata dalam proses pembangunan di
masa depan. Pelaksanaan pembangunan merupakan kegiatan yang mengandung resiko akan
terjadinya perubahan kualitas lingkungan yang dapat mengganggu ekosistem dan sosial. Karena
itu dalam pelaksanaan pembangunan yang bijaksana harus dilandasi dengan suatu prinsip
wawasan lingkungan sebagai sarana untuk mencapai kesinambungan dan menjadi jaminan bagi
generasi sekarang dan yang akan datang. Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan
undang-undang yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup, yaitu UU No. 23 tahun 1997
sebagai pengganti Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 untuk menjaga kesinambungan antara
penggunaan sumber daya alam dan ketersediaan serta kesinambungannya. Sebagai pelaksanaan
dari Undang-Undang tersebut dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang
analisis mengenai dampak lingkungan. Di dalam peraturan tersebut di tetapkan bahwa setiap
rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan
wajib dilengkapi dengan Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL). Kegiatan pembangunan
Bendungan Titab Kabupaten Buleleng, pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca
konstruksi diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, apabila tidak dikelola
dengan baku mutu lingkungan. Dalam pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan dibutuhkan suatu rancangan yang dapat digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan. Rancangan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan UKL dan UPL akan
lebih terarah dan jelas sehingga pelaksanaan UKL dan UPL akan efektif dan efisien. Untuk itu
perlu penyusunan Acuan UKL dan UPL sebagai ruang lingkup kajian analisis mengenai dampak
lingkungan hidup yang yang akan dilakukan. Dengan terbitnya Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup RI Nomor 86 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. kegiatan UKL dan UPL menjadi semakin
penting untuk dilakukan karena aspirasi, pandangan dan sikap masyarakat setempat secara resmi
mendapat tempat untuk diwadahi. Mengidentifikasi rencana kegiatan pembangunan yang akan
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan. Tujuan dari UKL dan UPL adalah
Mengidentifikasi rona lingkungan yang akan terkena dampak oleh adanya kegiatan.

BAB II
METODE PENELITIAN
Penentuan sumber data dilakukan dengan observasi dan evaluasi yang kemudian dianalisis
secara deskritif seperti uraian berikut :
1. Dari Gambar Rencana, RAB ( Rencana Anggaran Biaya ) dan RKS ( Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ), Time Schedule, maka dapat diketahui jenis material dan alat yang digunakan,
serta jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
2. Mengumpulkan sumber-sumber dampak yang terjadi pada setiap item pekerjaan mulai dari
tahap pra kostruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.
3. Setelah mengetahui sumber dampak, identifikasi dampak yang terjadi terhadap lingkungan
dan identifikasi lokasi yang terkena dampak tersebut.
4. Merancang upaya pengelolaan dan pemantauan terhadap dampak lingkungan yang terjadi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

SUMBER DAN JENIS DAMPAK LINGKUNGAN

Identifikasi terhadap jenis dampak yang akan timbul, dimaksudkan untuk menelaah
kemungkinan adanya perubahan lingkungan sebagai akibat adanya kegiatan proyek konstruksi,
baik kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, maupun tahap pasca konstruksi.
Identifikasi terhadap jenis dampak yang timbul sebagai akibat Proyek Pembangunan Bendungan
Titab Kabupaten Buleleng, disajikan sebagai berikut :

a. Tahap Pra Konstruksi

- Sumber Dampak : Pembebasan Lahan, Hilangnya Kepemilikan Lahan Pertanian

- Jenis Dampak : Keresahan masyarakat, Kehilangan kepemilikan lahan pertanian

- Besaran Dampak : Kondisi seperti ini menunjukkan kualitas lingkungan turun, sehingga akan
memberikan, besaran dampak negative, Hilangnya kepemilikan lahan pertanian akan berdampak
pada penurunan kualitas lingkungan, Sehingga akan memberikan besaran dampak anjang .

- Keterangan : Masyarakat merasa resah dan kuatir ganti rugi pembebasan tanah tidak sesuai
dengan yang diharapkan, artinya hasil ganti ruginya tidak dapat dibelikan lahan pertanian di
tempat lain, Sebagian masyarakat akan kehilangan kepemilikan lahan pertanian yang akan segera
berubah menjadi daerah genangan.

b. Tahap Konstruksi

- Sumber Dampak : Kesempatan Kerja dan Berusaha, Perubahan mata Pencaharian, Kualitas
Udara, Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas, Kerusakan jalan, Penurunan Kesehatan Masyarakat,
Penurunan Kualitas Air Permukaan, Peningkatan Kebisingan

- Jenis Dampak : Besarnya perubahan kualitas lingkungan dilihat dari kesempatan kerja dan
peluang berusaha menjadi lebih baik, Penurunan pendapatan para petani, karena tidak semua
petani dapat dengan mudah beralih profesi, Akan terjadi peningkatan emisi gas-gas buang dan
debu dari kendaraan pengangkut material dan peralatan serta debu jalanan yang dilewati,Tingkat
pelayanan jalan menjadi berkurang,Kerusakan jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut
material dan peralatan berat,Infeksi saluran pernafasan akibat debu,Terjadi erosi permukaan pada
musim hujan, Suara bising dari kendaraan berat pada jarak kurang dari 20 m cukup mengganggu.

-Besaran Dampak : Adanya kesempatan kerja dan berusaha akan berdampak pada peningkatan
kualitas lingkungan, Sehingga akan memberikan besaran dampak positif, Kondisi ini berdampak
pada penurunan kualitas lingkungan menjadi sedang, Sehingga akan memberikan besaran
dampak anjang , Penambahan emisi gas buang (CO, NO2 dan SO2) dan anjang lingkungan
berdampak pada penurunan kualitas lingkungan, Sehingga akan memberikan besaran dampak
anjang , Tingkat pelayanan jalan menjadi berkurang, Sehingga akan memberikan besaran
dampak anjang , Kualitas lingkungan turun pada skala jelek. Kondisi ini akan memberikan
besaran dampak anjang , Penurunan kualitas lingkungan menjadi menurun, Sehingga akan
memberikan besaran dampak anjang , Kondisi lingkungan terkait dengan kebisingan pada jarak
kurang dari 20 dari pusat kegiatan dalam kondisi kurang sehat, Sehingga akan memberikan
besaran dampak anjang .

- Keterangan : Kondisi rona lingkungan hidup yang awalnya baik, dalam arti jumlah anjang
kerja akan mengalami peningkatan menjadi lebih baik, sehingga besarnya perubahan kualitas
lingkungan dilihat dari kesempatan kerja dan peluang berusaha menjadi lebih baik, Akibatnya
para petani akan kehilangan lahan pertaniannya dan harus mengubah mata pencahariannya.
Keadaan ini akan berdampak pada penurunan pendapatan para petani, karena tidak semua petani
dapat dengan dah beralih profesi. Kondisi ini berdampak pada penurunan kualitas lingkungan
menjadi sedang, Kegiatan mobilisasi & demobilisasi peralatan dan alat berat, seluruhnya akan
melibatkan 20 unit alat berat, 40 unit dump truck dan 20 unit pick up truck. Setiap harinya.
Kegiatan ini diperkirakan akan terjadi peningkatan emisi gas-gas buang dan debu dari kendaraan
pengangkut material dan peralatan serta debu jalanan yang dilewati, Kegiatan ini diperkirakan
akan berdampak pada kerusakan jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut material dan
peralatan berat. Dampak dari aktivitas kendaraan berat akan semakin memperparah kondisi jalan
desa Ularan dan Busungbiu,Kegiatan pengangkutan material berdampak pada penurunan
anjang n masyarakat, yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar debu, seperti penyakit ISPA,
Kegiatan pembangunan saluran pengelak dan bendungan utama diperkirakan akan berdampak
pada penurunan kualitas air permukaan (air sungai), Kegiatan pengelolaan quary dan borrow
area akan melibatkan sekitar 40 dump truck setiap harinya. Suara bising dari kendaraan berat
pada jarak kurang dari 50 m cukup mengganggu, karena kebisingannya masih > 55 Dba.

c. Tahap Oprasional

- Sumber Dampak : Timbulnya Erosi dan Sedimentasi, Peningkatan Umur Bendungan

- Jenis Dampak : Pemeliharaan bendungan secara berkala dapat mencagah banjir, pada daerah
sekitar bendungan seperti, Kecamatan seririt ,Kecamatan Busungbiu dan beberapa daerah
sekitarnya, Tercipta kenyaman, ketenangan dan kepuasan masyarakat Desa Busungbiu, ,
Kecamatan Busungbiu dan beberapa daerah sekitarnya.

- Besaran Dampak : Dampak pencegahan genangan (banjir), erosi dan sedimentasi akibat
kegiatan operasional dan pemeliharaan bendungan Titab serta fasilitas penunjangnya
memberikan dampak positif yang besar. Dampak peningkatan umur bendungan akibat kegiatan
monitoring dan evaluasi bendungan Titab dan fasilitas penunjangnya memberikan dampak
positif yang besar.

- Keterangan : Dampak pencegahan genangan (banjir), erosi dan sedimentasi akibat kegiatan
operasional dan pemeliharaan bendungan Titab serta fasilitas penunjangnya memberikan dampak
positif yang besar terahadap pencegahan banjir, sehingga tercipta kenyaman, keamanan, dan
keindahan Kota Singaraja , dan beberapa daerah sekitarnya, sehingga berdampak pada
peningkatan kualitas lingkungan menjadi sangat baik, Kondisi bendungan harus dilakukan
pemantauan, monitoring dan evaluasi agar kondisi bendungan tetap aman, nyaman dan
mempunyai umur operasional yang panjang.
BAB IV

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

a. Tahap Pra Konstruksi

- Sumber Dampak : Pembebasan tanah

- Jenis Dampak : Keresahan Masyarakat, Hilangnya Kepemilikan Lahan Pertanian.

- Upaya Pengelolaan : Pendekatan rekayasa sosial berbasis masyarakat, Melakukan Sosialisasi


Dengan Masyarakat, Melakukan inventarisasi asset yang akan dibebaskan, Meningkatkan
peranan pemangku kepentingan pada hal-hal tertentu, Mensosialisasikan rencana pembangunan
bendungan Titab dan area yang terkena pembebasan Lahan, Pemberian ganti rugi tanah yang
transparan, adil, dan bijaksana, Pemberian ganti rugi langsung kepada masyarakat yang terkena
pembebasan tanah, dan tidak melalui pihak ke tiga (calo tanah), Pemberian pelatihan alih profesi,
kepada masyarakat yang terkena pembebasan tanah, Melibatkan dan memberdayakan
masyarakat dalam proses pembangunan bendungan Titab

b. Tahap Konstruksi

- Sumber Dampak : Kesempatan Kerja dan Berusaha, Perubahan mata Pencaharian, Kualitas
Udara, Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas, Kerusakan jalan, Penurunan Kesehatan Masyarakat,
Penurunan Kualitas Air Permukaan, Peningkatan Kebisingan.

- Jenis Dampak : Besarnya perubahan kualitas lingkungan dilihat dari kesempatan kerja dan
peluang berusaha menjadi lebih baik, Penurunan pendapatan para petani, karena tidak semua
petani dapat dengan mudah beralih profesi, Akan terjadi peningkatan emisi gas-gas buang dan
debu dari kendaraan pengangkut material dan peralatan serta debu jalanan yang dilewati, Tingkat
pelayanan jalan menjadi berkurang, Kerusakan jalan yang dilalui oleh kendaraan pengangkut
material dan peralatan berat, Infeksi saluran pernafasan akibat debu, Terjadi erosi permukaan
pada musim hujan, Suara bising dari kendaraan berat pada jarak kurang dari 50 m cukup
mengganggu. - Upaya Pengelolaan : Mengadakan sosialisasi mengenai pencarian SDM di lokasi
sekitar proyek dilaksanakan, Penyiraman atau pembasahan secara berkala untuk mengurangi
debu di dalam areal proyek pada trase jalan yang ditentukan dan quarry, Pengaturan arus lalu
lintas sehingga kegiatan mobilisasi alat berat dan material ini berlangsung singkat dan tidak
menimbulkan penurunan kualitas udara, Jadwal pengiriman alat berat dan material disesuaikan
dengan kondisi arus lalu-lintas dan sedapat mungkin dihindari saat jam puncak dan juga saat-saat
istirahat penduduk dan dihindari pada malam hari kecuali warga maupun aparat setempat dapat
menyetujui, Pemberian rambu-rambu yang jelas tentang keberadaan lokasi proyek dan petunjuk
adanya kegiatan proyek, Bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng dan
Polisi lalu lintas setempat dalam hal pengaturan lalin ketika kegiatan mobilitas peralatan dan
material serta bekerja sama dengan Dinas PU Binamarga Kabupaten Buleleng untuk
memperbaiki kerusakan jalan.

c. Tahap Oprasional

- Sumber Dampak : Pengoperasian dan Pemeliharaan Bendungan dan Bangunan Penunjangnya.

- Jenis Dampak : Timbulnya Erosi dan Sedimentasi, Peningkatan Umur Bendungan.

- Upaya pengelolaan: Melalukan pemeliharaan baik lingkungan di dalam dan di luar bendungan,
Melaksanakan penghijauan di lahan sempadan bendungan Titab untuk menahan erosi dan
sedimentasi, Pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanaman asli daerah sekitar
bendungan berupa tanaman keras, Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala,
Pemeliharaan dilakukakan 6 bulan sekali, Selama tahap operasi bendungan Titab.

Anda mungkin juga menyukai