Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kantor Desa merupakan salah satu instansi pemerintahan dalam melayani

masyarakat yang memiliki tingkat rutinitas yang tinggi dan memiliki manajemen

pengelolaan data dengan menggunakan sistem informasi sebagai alat untuk

mengumpulkan, mengelola, dan menyediakan informasi.

Pengolahan data secara manual tidak mudah dilakukan oleh kantor Desa

yang terus-menerus memperoleh data dan informasi. Oleh karenanya sangat

diperlukan sistem informasi berbasis komputer bagi setiap instansi pemerintah

agar dapat memudahkan proses manajemen data dengan baik.

Kantor desa adalah suatu tempat di mana digunakan oleh pemerintah desa

terkait untuk melaksanakan kegiatan administrasi. Kegiatan administrasi yang

diproses antara lain ialah pembuatan kartu tanda penduduk, surat keterangan tidak

mampu, kepengurusan kartu keluarga, tidak hanya itu, pemerintah desa pun

memproses surat pindah domisili. Dan di masa pandemi ini pemerintahan desa

juga terlibat dalam pemilihan penerima bantuan.

Dengan adanya program tersebut maka pemerintah desa harus memilih

keluarga yang benar-benar terdampak pandemi, dan kantor Desa Tamanjaya

menjadi salah satu penyalur bantuan keluarga yang terdampak pandemi,

sedangkan dalam pemilihan penerima bantuan masih menggunakan sistem

pencatatan manual yang belum terkomputerisasi.


Pemilihan penerima bantuan secara manual rentan terhadap kelalaian yang

berakibat tidak tepat sasaran sehingga banyak pengaduan dari masyarakat yang

mengakibatkan kecemburuan sosial. Oleh karena itu, penulis mencoba membuat

suatu Sistem penunjang keputusan pemilihan bantuan keluarga yang terdampak

Pandemi di Desa Tamanjaya menggunakan metode SAW, yang dapat

menggantikan pemilihan penerima bantuan secara manual. Metode ini di pilih

karna mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif. Dalam hal ini

alternatif yang di maksudkan yaitu yang berhak dipilih sebagai penerima bantuan

terdampak pandemi berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan.

Penelitian yang dilakukan dengan mencari nilai bobot dari setiap atribut,

dengan sistem peringkat seperti ini diharapkan penilaian akan lebih akurat

karena berdasarkan pada nilai kriteria dan bobot yang telah ditetapkan

sebelumnya sehingga nantinya akan diperoleh hasil yang lebih akurat yaitu

keluarga yang terdampak pandemi.

Dari latar belakang di atas, saya selaku penulis mencoba membuat

melakukan penelitian dengan judul “SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

PEMILIHAN PENERIMA BANTUAN KELUARGA TERDAMPAK

PANDEMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE

ADDITIVE WEIGHTING) UNTUK MENDAPATKAN KANDIDAT

TERBAIK DI DESA TAMANJAYA”.


1.2. Permasalahan

1.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan beberapa

masalah yang akan di jadikan bahan penelitian pada Desa Tamanjaya yang di

antaranya adalah :

1) Belum ada sama sekali sistem untuk membuat sebuah keputusan yang

sudah terkomputerisasi.

2) Ketika pemilihan penerima bantuan keluarga terdampak pandemi

hanya di lihat dari beberapa faktor saja tidak mencakup semua

kategori.

1.2.2. Rumusan Masalah

Dari penjelasan di atas maka dapat diambil suatu perumusan masalah

yakni sebagai berikut:

1) Bagaimana cara perancangan dan pembuatan sistem penunjang

keputusan pemilihan keluarga yang terkena dampak pandemi di Desa

Tamanjaya menggunakan metode SAW?

2) Bagaimana membangun sebuah aplikasi penunjang keputusan yang

dapat memudahkan kepala Desa Tamanjaya menentukan sebuah

pilihan terkait memilih masyarakat atau keluarga yang terkena dampak

pandemi yang berhak dan layak Mendapatkan bantuan .


1.2.3. Ruang Lingkup/Batasan Masalah

Batasan masalah ini bertujuan untuk memudahkan penelitian dan

menghindari adanya kegiatan di luar sasaran. Batasan masalah tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Pengambilan data untuk penelitian ini diperoleh dari Desa

Tamanjaya.

2) Penerima bantuan Keluarga terdampak BST (Bantuan sosial Tunai)

yaitu untuk keluarga yang terdampak pandemi.

3) Output yang di hasilkan berupa laporan kandidat peringkat keluarga

yang benar-benar terdampak pandemi dari seluruh masyarakat Desa

Tamanjaya.

4) Hasil Sistem pendataan keluarga yang terkena dampak pandemi di

kantor desa Tamanjaya berbasis Web dengan menggunakan metode

waterfall hanya berupa pendataan yang layak dan tepat sasaran.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem penunjang keputusan

pemilihan yang mampu menghasilkan peringkat terbaik penerima bantuan

keluarga yang terdampak pandemi menggunakan metode SAW, sehingga

memudahkan Desa Tamanjaya dalam menentukan pilihan terkait keluarga yang

terkena dampak pandemi yang layak


1.3.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:

1) Diharapkan sistem ini dapat membantu Desa Tamanjaya untuk

menentukan siapa yang berhak menerima bantuan keluarga yang

terdampak pandemi berdasarkan bobot dan kriteria yang sudah

ditentukan dengan tepat

2) Bagaimana membangun sebuah aplikasi penunjang keputusan yang

dapat membantu pemerintahan Desa Tamanjaya dalam meningkatkan

pelayanan masyarakat.

1.4. Sistematika penulisan

Sistematika Penulisan penelitian pada proposal skripsi ini dimuat dalam 3

bab di mana setiap babnya berisi penjelasan-penjelasan yang berkaitan dengan

perancangan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Penerima Bantuan

Keluarga Terdampak Pandemi Dengan Menggunakan Metode SAW (Simple

Additive Weighting) untuk Mendapatkan Kandidat Terbaik di Desa Tamanjaya,

diantaranya:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi masalah,

batas masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian, dan sistematika

penulisan dari skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI


Berisi teori dasar yang mendukung penulisan skripsi, mencakup

teori-teori tentang perancangan sistem informasi yang akan dibangun.

Berisi referensi yang terkait dengan topik bahasan ditujukan untuk

menunjang penulisan skripsi.

BAB III: ANALISA KEBUTUHAN

Pada Bab ini dibahas tentang analisis kebutuhan sistem dan

perancangannya. Perancangan terdiri atas perancangan Sistem

Penunjang Keputusan Pemilihan Penerima Bantuan Keluarga

Terdampak Pandemi dengan Menggunakan Metode SAW (Simple

Additive Weighting) untuk Mendapatkan Kandidat Terbaik di Desa

Tamanjaya beserta tampilan saat aplikasi dijalankan.


BAB II
LANDASAN TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka

Peneliti melakukan telaah terhadap berbagai penelitian sebagai sumber

referensi, ada beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian

yang peneliti lakukan diantaranya:

1) “Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Beasiswa Bidik Misi di

Poliban Dengan Metode SAW Berbasis Web”. Dengan tujuan untuk

menentukan alternatif penerima Beasiswa Bidik Misi di Politeknik

Negeri Banjarmasin yang paling mendekati kriteria yang telah

ditentukan dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting

(SAW). [ CITATION Rez17 \l 1057 ]

2) “Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penerimaan Raskin (Beras

Miskin) Di Desa Tanggul Kundung Menggunakan Metode SAW”.

Dengan kesimpulan bahwa penggunaan metode SAW mampu

memberikan keputusan masyarakat yang berhak dan tidak berhak

menerima Raskin sesuai dengan kriteria yang ada, hal ini membuktikan

bahwa metode SAW yang diterapkan dalam sistem berhasil

diimplementasikan dan telah dibuktikan pada tahap pengujian

penelitian.[CITATION HER16 \l 1057 ]

3) “Implementasi Sistem Keputusan Pengangkatan Karyawan Tetap PT.

Imanuel Surya Utama menggunakan Metode SAW”. Penelitian ini

memberikan kesimpulan bahwa Metode Simple Additive Weighting


(SAW) yang diterapkan dalam sistem pendukung keputusan, untuk

menghitung serta memberikan hasil akhir penilaian yang telah

diperingkatkan sehingga dapat menentukan karyawan kontrak menjadi

karyawan tetap dengan tepat.

4) “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Teller Pooling Terbaik pada

PT. BCA tbk. dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting)”.

Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa dengan metode Simple

Additive Weighting dapat membantu dalam menentukan teller pooling

terbaik dengan lebih tepat berdasarkan kemampuan yang tidak jauh

berbeda antara satu teller pooling dengan teller pooling lainnya.

[CITATION Eko17 \l 1057 ]

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS)

menurut didefinisikan sebagai suatu peralatan komputer yang terintegrasi yang

memungkinkan bagi pengambilan keputusan (decision maker) untuk berintegrasi

langsung dengan komputer dalam menciptakan informasi yang berguna dalam

membuat keputusan baik yang bersifat terstruktur maupun yang tidak terstruktur.

(Harry Waluya, 1997).

Teori lain mengatakan bahwa Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan,

dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan

keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, di
mana tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

Dengan Tujuan SPK sebagai berikut:

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi

terstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya

dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih

daripada perbaikan efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi.

5. Peningkatan produktivitas. Sistem bisa meningkatkan kualitas siswa

yang dipilih lebih unggul atau lebih baik dari siswa yang lainnya

dalam satu kelompok pemilihan.

6. Pendukung kualitas.

7. Berdaya saing.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

Ada empat tahap yang saling berhubungan dan saling berurutan dalam

mengambil keputusan. Empat proses tersebut adalah:

1. Studi kelayakan (Intelligence)

Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian

prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi

kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk

sebuah pernyataan masalah. Kepemilikan masalah berkaitan dengan

bagian apa yang akan dibangun oleh DSS dan tugas dari bagian
tersebut sehingga model tersebut bisa relevan dengan kebutuhan si

pemilik masalah.

2. Perancangan (Design)

Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan

kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatif model

yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya

adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian, ditentukan

variabel-variabel model.

3. Pemilihan (Choice).

Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif model beserta

variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan

modelnya, termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya, dilakukan

analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variabel.

4. Membuat DSS

Setelah menentukan modelnya, berikutnya adalah menerapkannya

dalam aplikasi DSS.[ CITATION Kus07 \l 1057 ]

2.2.2. Simple Additive Weighting (SAW)

Metode Simple Additive Weighting (SAW) dikenal dengan istilah metode

penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan

terbobot dari rating kinerja setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW

membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat

diperbandingkan dengan semua rating. Metode SAW membutuhkan proses

normalisasi matriks keputusan (x) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan


dengan semua rating alternatif yang ada, dengan persamaan sebagai berikut:

x ij
r ij =
{Max

¿
x ij
jika j adalah atribut keuntungan( benefit)

Min x ij
xij
jika j adalah atribut biaya ( cost ) .

Keterangan :

rij : Rating kinerja ter normalisasi

Max xij : Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom

Min xij : Nilai minimum dari setiap baris dan kolom

xij : Baris dan kolom dari matriks

Di mana rij adalah rating kinerja ter normalisasi dari rating A i pada atribut

Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan

sebagai:
n
V i=∑ w j r ij
j=1

Di mana :

Vi : Nilai akhir dari alternatif

wj : Bobot yang telah ditentukan

rij : Normalisasi matriks

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih

terpilih. [ CITATION Kus06 \l 1057 ]

Tahapan dalam menggunakan metode SAW adalah:

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan, yaitu Ci.


2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian

melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang

disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan maupun atribut

biaya) sehingga diperoleh matriks ter normalisasi r.

4. Hasil akhir diperoleh dari setiap proses pemeringkatan yaitu

penjumlahan dari perkalian matriks ter normalisasi r dengan vektor

bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif

terbaik (Ai) sebagai solusi. [ CITATION Kus06 \l 1057 ]

2.2.3. Keluarga

Keluarga adalah lingkungan sosial yang terbentuk erat karena sekelompok

orang bertempat tinggal, berinteraksi dalam pembentukan pola pikir, kebudayaan,

serta sebagai mediasi hubungan anak dengan lingkungan. Keluarga yang lengkap

dan fungsional dapat meningkatkan kesehatan mental serta kestabilan emosional

para anggota keluarganya. [ CITATION Not05 \l 1057 ].

Di dalam keluarga terdapat struktur keluarga yang memiliki peran masing-

masing. Struktur keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang

terikat tali perkawinan, karena hubungan darah atau adopsi, hidup dalam satu

rumah tangga, saling berhubungan satu sama lainnya dalam perannya

menciptakan dan mempertahankan budaya. (Yatmini, 2005).

Struktur keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu

keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Struktur keluarga dapat

dibedakan menjadi 10, yaitu:


1. Tradisional Nuclear adalah Keluarga inti (ayah, ibu, anak) yang

tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal

dalam suatu ikatan perkawinan, di mana salah satu atau keduanya

dapat bekerja di luar rumah.

2. Niddle Age/Aging Couple, yaitu suatu keluarga di mana suami sebagai

pencari uang dan istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah,

sedangkan anak- anak sudah meninggalkan rumah karena

sekolah/menikah/meniti karir.

3. Diadic Nuclear, yaitu suatu keluarga di mana suami-istri sudah

berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya

bekerja di luar rumah.

4. Single Parent, yaitu keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua

sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-

anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.

5. Dual Carrier, yaitu keluarga dengan suami-istri yang kedua-duanya

orang karier dan tanpa memiliki anak.

6. Three Generation, adalah keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau

lebih yang tinggal dalam satu rumah.

7. Comunal adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua

pasangan suami-istri yang monogami berikut anak-anaknya dan

bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

8. Cohibing Couple/Keluarga Kabitas adalah keluarga dengan dua orang

atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.


9. Composit/Keluarga berkomposisi, adalah sebuah keluarga dengan

perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-sama dalam

satu rumah.

10. Gay dan Lesbian Family, adalah sebuah keluarga yang dibentuk oleh

pasangan yang berjenis kelamin sama. (Setyawan, 2012).

Kompleksitas struktur keluarga tidak ditentukan oleh jumlah individu yang

menjadi anggota keluarga, tetapi oleh banyaknya posisi sosial yang terdapat dalam

keluarga. (Lestari, 2012)

2.2.4. Pandemi

Pandemi adalah wabah penyakit yang menjangkit secara serempak dimana-

mana, meliputi daerah geografis yang luas. Pandemi merupakan epidemi yang

menyebar hampir ke seluruh negara atau pun benua dan biasanya mengenai banyak

orang. Peningkatan angka penyakit di atas normal yang biasanya terjadi, penyakit ini

pun terjadi secara tiba-tiba pada populasi suatu area geografis tertentu. [CITATION

Pur20 \l 1057 ]

2.2.5. Web/Website

Web/Website atau world wide web (www) adalah kumpulan halaman-

halaman web yang mengandung informasi sebagai media penyampai

informasi di internet. Pertama kali diciptakan pada tahun 1991 di CERN,

Laboratorium Fisika Partikel Eropa, Janewa, Swiss. Informasi yang terdapat

pada website disebut halaman website (web page) informasi yang disajikan

tidak hanya berupa teks, melainkan juga gambar, suara, bahkan video. Untuk
mengakses sebuah halaman web dari browser, pemakai perlu menyebutkan

URL (uniform resource locator). (Jovan, 2007). Website juga merupakan

kumpulan halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi, dari

semuanya baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu

rangkaian bangunan yang saling terkait di mana masing-masing dihubungkan

dengan link-link.

a) Prinsip Kerja Website

Prinsip kerja website adalah sebagai berikut:

1. Pengguna yang akan mengakses website dengan menuliskan

alamat URL (Uniform Resource Locator) pada web browser

(yaitu media untuk menuju yang diakses).

2. Web browser mengirimkan permintaan atau request berupa

HTTP REQUEST kepada web server melalui layer-layer

TCP/IP.

3. Web server memberikan web files yang diminta dengan

memberikan respons kembali ke web browser menggunakan

HTTP RESPONSE melalui layer-layer TCP/IP.

4. Web browser akan mengirimkan hasilnya berupa display.

b) Kelebihan Website

Beberapa kelebihan website daripada media informasi yang lain

antara lain sebagai berikut:

1. Praktis, dapat diakses kapan saja dan di mana saja asalkan


terhubung dengan internet.

2. Mudah dikembangkan

3. Dapat dijalankan di sistem operasi mana pun.

4. Tidak perlu spesifikasi komputer yang tinggi untuk menjalankan

website.[CITATION Wii20 \l 1057 ]

2.2.6. Basis Data

Sistem basis data (database) adalah suatu sistem menyusun dan

mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau

merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah

organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal

yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. [CITATION

Mar12 \l 1057 ]

Basis data adalah tempat atau ruang yang digunakan untuk

membentuk suatu himpunan, di mana setiap anggota himpunan yang satu

dengan yang lainnya saling terkait atau berhubungan, semua himpunan yang

terhimpun dalam sebuah tempat atau ruang mempunyai ketergantungan

fungsional terhadap suatu anggota himpunan pokok atau utama. [ CITATION

Wii20 \l 1057 ]

2.2.7. Data Base Management System (DBMS)

Sistem manajemen basis data atau DBMS (Database Management

System) adalah kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk

pengelolanya. Basis data adalah kumpulan datanya, sedangkan program


pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk

membaca data, mengisi data, menghapus data, dan melapokan data dalam

basis data.

Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data, setiap

basis data dapat berisi sejumlah objek basis data (seperti file/tabel, index dan

lain-lain). Di samping mengisi dan menyimpan data, setiap basis data juga

mengandung atau menyimpan definisi terstruktur (baik untuk basis data

maupun objek-objeknya secara detail).

Fungsi DBMS saat ini yang paling penting adalah menyediakan basis

untuk sistem informasi manajemen. Tujuan utama DBMS adalah

menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan

pengambilan data dan basis data.[ CITATION Mar12 \l 1057 ]

2.2.8. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah diagram dari sistem yang

menggambarkan hubungan antar entitas beserta relasinya yang saling

terhubung. Komponen-komponen yang terdapat di dalam suatu Entity

Relationship Diagram adalah sebagai berikut:

1. Entitas (Entity) yaitu sesuatu objek yang dapat diidentifikasi dalam

lingkungan yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan

dibuat, digambarkan dalam bentuk persegi panjang.

2. Relasi (Relationship) yaitu hubungan antara dua entity atau lebih, yang

disimbolkan dengan bentuk belah ketupat.


3. Atribut (Atribute) merupakan karakteristik dari entitas yang memberikan

penjelasan detail dari entitas tersebut dan digambarkan dengan simbol

elips.[ CITATION Mar12 \l 1057 ]

Gambar 2. 2 Entity Relationship Diagram.

2.2.9. Data Flow Diagram (DFD)

Diagram aliran data atau Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah

teknik grafis yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang

diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output, [CITATION

Pre02 \l 1057 ].

Ada empat komponen dalam model DFD, yaitu komponen proses,

aliran, penyimpanan, dan terminator. Dari keempat komponen tersebut dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1. Notasi DFD

Simbol Komponen Keterangan


Proses Transfer informasi (fungsi) yang ada di

dalam bound sistem untuk dimodelkan.

Aliran Objek data, anak panah menunjukkan

arah aliran data.

Penyimpanan Memodelkan kumpulan data atau paket

data.

Terminator Prosedur atau konsumer informasi yang

ada di luar bound sistem untuk

dimodelkan.

2.2.10. Bahasa Pemrograman PHP (Pre-Hypertext Prepocessor)

PHP pada awalnya bernama PHP/FI, yakni singkatan dari Personal

Home Page/Form Interface. Diciptakan pertama kali oleh Rasmus Lerdoff

pada tahun 1994. Semula PHP diciptakan untuk menyimpan data dari orang-

orang yang telah berkunjung ke sebuah website, serta untuk mengetahui

berapa jumlah orang yang telah berkunjung ke website tersebut. Namun,

karena software ini disebarluaskan sebagai software opensource sehingga

dalam pertumbuhannya banyak sekali mendapatkan kontribusi atau masukan

dari pengguna. PHP adalah salah satu bahasa Server-side yang didesain

khusus untuk aplikasi web. PHP dapat disisipkan diantara bahasa HTML dan

karena bahasa Server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server,

sehingga yang dikirimkan ke browser adalah “hasil jadi” dalam bentuk

HTML, dan kode PHP tidak akan terlihat. (Sutarman, 2004)


Hampir seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP,

namun fungsi PHP yang paling utama adalah untuk menghubungkan database

dengan web. Dengan PHP, membuat aplikasi web yang terkoneksi ke

database menjadi sangat mudah.

2.2.11. MySQL

MySQL adalah sebuah program database server yang mampu

menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user, serta

menggunakan perintah standar SQL. Pada MySQL sebuah basis data

mengandung satu atau sejumlah tabel. Terdiri atas sejumlah baris dan setiap

baris mengandung satu atau beberapa kolom. MySQL menggunakan bahasa

standar SQL (Structure Query Language) sebagai bahasa interaktif dalam

mengelola data. Perintah SQL sering juga disebut Query. MySQL memiliki

query yang sederhana dan menggunakan escape character yang sama dengan

PHP.

MySQL juga merupakan sistem manajemen database relasional.

Database relasional menyimpan data dalam tabel-tabel terpisah. Tabel- tabel

yang dihubungkan dengan relasi yang ditentukan, membuatnya bisa

mengkombinasikan data dari beberapa tabel pada suatu permintaan. Data

disimpan dalam database MySQL. Kemudian diolah dengan bantuan PHP.

Proses sorting data dilakukan dengan query MySQL. PHP menghubungkan

variabel dari form, akses ke database, manipulasi string dan mengakses file

sistem. Selanjutnya proses penyampaian data dilakukan dengan format

HTML. [CITATION Nug09 \l 1057 ]


2.3. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem adalah suatu proses pengembangan

sistem yang formal dan presisi yang mendefinisikan serangkaian aktivitas,

metode, best practices dan tools yang terotomatisasi bagi para pengembang

dan manajer proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai

keseluruhan sistem informasi atau software. [ CITATION Kon211 \l 1057 ]

Dalam mengembangkan  sistem tentu dibutuhkan sebuah metode yang

dapat menjelaskan tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh peneliti. Salah

satu metode tersebut adalah metode SDLC (System Development Life

Cycle). SDLC merupakan metode yang digunakan untuk merancang,

membangun,  memelihara, dan mengembangkan suatu sistem. [ CITATION

FPP20 \l 1057 ]. Ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam

merancang dan mengembangkan sebuah sistem. Tahapan tersebut

sebagaimana diperlihatkan gambar berikut:


Gambar 2.3.
Tahapan SDLC (System Development Life Cycle). [ CITATION
FPP20 \l 1057 ]

2.4. UML (Unified Modeling Language)

UML merupakan bahasa untuk membangun dan mendokumentasikan

artifacts (bagian dari informasi yang digunakan atau dihasilkan oleh proses

pembuatan perangkat lunak, artifact tersebut dapat berupa model, deskripsi atau

perangkat lunak) dari sistem perangkat lunak, seperti pada pemodelan bisnis dan

sistem non perangkat lunak. Selain itu UML adalah bahasa pemodelan yang

menggunakan konsep orientasi object. UML dibuat oleh Grady Booch, James

Rumbaugh, dan Ivar Jacobson di bawah bendera Rational Software Crop. UML

menyediakan notasi-notasi yang membantu memodelkan sistem dari berbagai


perspektif. UML tidak hanya digunakan dalam pemodelan perangkat lunak,

namun hampir dalam semua bidang yang membutuhkan pemodelan. Bagian-

bagian utama dari UML adalah view, diagram, model element, dan general

mechanism.  View digunakan untuk melihat sistem yang dimodelkan dari

beberapa aspek yang berbeda. Beberapa Jenis view dalam UML antara lain:

1. Use case View Mendeskripsikan fungsionalitas sistem yang seharusnya

dilakukan sesuai yang diinginkan external actors. Actor yang

berinteraksi dengan sistem dapat berupa user atau sistem lainnya. View

ini digambarkan dalam use case diagrams dan kadang-kadang

dengan activity diagrams. View ini digunakan terutama untuk

pelanggan, perancang (designer), pengembang(developer), dan penguji

sistem(tester).

2. Logical View Mendeskripsikan bagaimana fungsionalitas dari sistem,

struktur statis (class, object, dan relationship ) dan kolaborasi dinamis

yang terjadi ketika object mengirim pesan ke object lain dalam suatu

fungsi tertentu. View ini digambarkan dalam class diagrams untuk

struktur statis dan dalam state, sequence, collaboration, dan activity

diagram untuk model dinamisnya.  View ini digunakan untuk

perancang (designer) dan pengembang (developer).

3. Component View Mendeskripsikan implementasi dan ketergantungan

modul. Komponen yang merupakan tipe lainnya dari code module

diperlihatkan dengan struktur dan ketergantungannya juga alokasi

sumber daya komponen dan informasi administratif lainnya. View ini


digambarkan dalam component view dan digunakan untuk

pengembang (developer).

4. Concurrency View Membagi sistem ke dalam proses dan prosesor.

View ini digambarkan dalam diagram dinamis (state, sequence,

collaboration, dan activity diagrams) dan diagram implementasi

(component dan deployment diagrams) serta digunakan untuk

pengembang (developer), pengintegrasi (integrator), dan penguji

(tester).

5. Deployment View Mendeskripsikan fisik dari sistem seperti komputer

dan perangkat (nodes) dan bagaimana hubungannya dengan lainnya.

View ini digambarkan dalam deployment diagrams dan digunakan

untuk pengembang (developer), pengintegrasi (integrator), dan penguji

(tester).[ CITATION Cod19 \l 1057 ]

2.5. Black-box Testing

Black-box Testing merupakan Teknik pengujian perangkat lunak yang

berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak, Black-box Testing

bekerja dengan mengabaikan struktur kontrol sehingga perhatiannya difokuskan

pada informasi domain. Black-box Testing memungkinkan pengembang software

untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat

fungsional suatu program.

Keuntungan penggunaan metode Black-box Testting adalah:


1. Penguji tidak perlu memiliki pengetahuan tentang bahasa

pemrograman tertentu;

2. Pengujian dilakukan dari sudut pandang pengguna, ini membantu

untuk mengungkapkan ambiguitas atau inkonsistensi dalam spesifikasi

persyaratan;

3. Programmer dan tester keduanya saling bergantung satu sama lain.

Kekurangan dari metode Black-box Testing adalah:

1. Uji kasus sulit didesain tanpa spesifikasi yang jelas;

2. Kemungkinan memiliki pengulangan tes yang sudah dilakukan oleh

programmer;

3. Beberapa bagian back end tidak diuji sama sekali. [ CITATION Den20

\l 1057 ]

2.6. Kerangka pemikiran

PERMASALAHAN
1) Belum ada sama sekali sistem untuk membuat sebuah keputusan yang sudah
terkomputerisasi .
2) Pemilihan keluarga terdampak pandemi hanya di lihat dari beberapa faktor saja
tidak mencakup ke semua kategori untuk menentukan siapa yang berhak
mendapatkan bantuan keluarga yang terkena dampak pandemi

PENDEKATAN
Menggunakan metode SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING)
SISTEM DEVELOPMENT
Analisa UML, Metologi Prototype, PHP, dan Xampp MySQl

IMPLEMENTASI
Di Desa Tamanjaya akan menggunakan sistem SPK untuk menentukan
kandidat terbaik penerima bantuan keluarga yang terkena dampak pandemi

HASIL

Sistem pendukung keputusan menggunakan metode SAW untuk menentukan


pemilihan bantuan keluarga yang terdampak pandemi dengan kandidat terbaik di
Desa Tamanjaya
BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1. Profil Instansi

3.1.1. Gambaran Umum di Desa Tamanjaya Kecamatan Cikulur

Desa Tamanjaya merupakan salah satu Desa Pemekaran dari Desa

Curugpanjang yang ada di Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak. Desa

Tamanjaya terletak di sebelah selatan Kecamatan Cikulur dan berbatasan

langsung dengan Desa Curugpanjang dan berbatasan dengan kabupaten

Pandeglang, sekaligus menjadi pintu gerbang untuk memasuki Kabupaten

Pandeglang provinsi Banten.

Desa Tamanjaya Kecamatan Cikulur merupakan instansi atau

organisasi yang mengatur, membantu, melayani dan mengayomi

masyarakat dalam penyaluran bantuan, pendataan keluarga, dan rutinitas

masyarakat Desa Tamanjaya seperti Pengajian rutin tingkat Desa di

lingkungan masyarakat Desa Tamanjaya kecamatan Cikulur kabupaten

Lebak.

a. Batas Wilayah

Utara : Berbatasan dengan Desa Curugpanjang

Selatan : Berbatasan dengan Desa Anggalan dan Desa Muara Dua

Timur : Berbatasan dengan Desa Muncangkopong

Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang


b. Jarak Tempuh

Dari Ibu kota Provinsi : 397 Km

Dari Kabupaten/Kota : 14 Km

Dari Kecamatan : 2 Km

c. Potensi Desa Tamanjaya memiliki berbagai potensi yang cukup baik

sebagai sebuah Desa. Adapun potensi tersebut terlihat dari

Letak/Wilayah, Sumber daya manusia (SDM), industri, dan

infrastruktur.

d. Sumber daya manusia berdasarkan data yang dimiliki pemerintah Desa

Tamanjaya, jumlah warga pada tahun 2020 mencapai  2985 orang yang

terbagi menjadi 1545 orang laki-laki dan 1440 orang perempuan.

Dengan jumlah KK mencapai 866 KK.

e. Industri Desa Tamanjaya Juga memiliki berbagai potensi di bidang

industri, mulai dari industri kecil, menengah, maupun industri besar.

Beberapa industri kecil dan menengah yang dikelola oleh warga

diantaranya bergerak di sektor jasa dan industri rumah tangga seperti

kuliner, konveksi, percetakan dan lain-lain.

f. Infrastruktur di Desa Tamanjaya sudah cukup memadai. Beberapa

potensi infrastruktur tersebut dapat dilihat dari sarana dan prasarana

yang ada seperti Jalan raya, jalan kebun, sekolah, tempat beribadah,

sarana kesehatan, Lembaga pemerintahan, dan sarana prasarana

lainnya.
3.1.2. Visi dan Misi

a) Visi

Mempertahankan Pemerintah Desa yang kuat dan masyarakat yang

maju melalui peningkatan kinerja Pemerintahan Desa yang bersih dan

bertanggungjawab, peningkatan sistem pelayanan umum,

pembangunan yang berkesinambungan dan berkeadilan berlandaskan

potensi dan budaya.

b) Misi

1. Meningkatkan kinerja Pemerintah Desa Tamanjaya dan

meningkatkan sistem pelayanan umum yang lebih baik, cepat,

ramah, terjangkau, berkeadilan dan transparan.

2. Meningkatkan dan mengembangkan program Tri Daya

Pembangunan meliputi :

 Bidang Sosial, Budaya dan Pendidikan

 Bidang Ekonomi

 Bidang Kesehatan dan Lingkungan

3. Meningkatkan potensi kelompok-kelompok berbagai bidang yang

ada di Desa Tamanjaya.

4. Mengembangkan jaringan kerja sama dengan pihak-pihak lain

untuk mendukung proses pembangunan di Desa Tamanjaya.


3.13 . Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Tamanjaya kecamatan Cikulur

bisa dilihat pada gambar 3.1. berikut :

KETUA
KETUA BPD
BPD KEPALA
KEPALA DESA
DESA

MOHAMAD
MOHAMAD ZIZI
ZIZI ROHMAT
ROHMAT

SEKRETARIS
SEKRETARIS DESA
DESA

SARINGATUN
SARINGATUN S.AP.
S.AP.

KAUR
KAUR KAUR
KAUR KEUANGAN
KEUANGAN KASI
KASI EKBANG
EKBANG &
& KASI
KASI PEM&
PEM&
UMUM
UMUM TRANTIB
TRANTIB TRANTIB
TRANTIB
HAERUDIN
HAERUDIN
M.
M. IMRON
IMRON IDRIS
IDRIS ROHMINI
ROHMINI S.H
S.H

STAF
STAF BENDAHARA
BENDAHARA STAF
STAF PENGOLAH
PENGOLAH DATA
DATA

ASEP
ASEP SAEPUL
SAEPUL DAMANHURI
DAMANHURI

JAGA
JAGA RAKSA
RAKSA 01
01 JAGA
JAGA RAKSA
RAKSA 02
02 JAGA
JAGA RAKSA
RAKSA 03
03 JAGA
JAGA RAKSA
RAKSA 04
04

ROHEDI
ROHEDI MUSLIH
MUSLIH NURODIN
NURODIN M.
M. SOMADI
SOMADI

Gambar 3.1. Struktur Organisasi.

3.1.3. Tugas dan Fungsi

a) Kepala Desa

Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang


memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Kepala Desa

bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) Kepala Desa memiliki fungsi - fungsi sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja

Pemerintahan, penetapan peraturan di Desa, pembinaan masalah

pertanahan, pembinaan ketenteraman dan ketertiban, melakukan

upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan

penataan dan pengelolaan wilayah.

2. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana

prasarana perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan,

kesehatan.

3. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya

masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

4. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan

hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang

taruna.

5. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan

lembaga lainnya.

b) Tugas dan Fungsi Sekretaris Desa


Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat

Desa. Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang

administrasi pemerintahan. Sekretaris Desa mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.

2. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi

perangkat Desa, penyediaan prasarana perangkat Desa dan kantor,

penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi,

perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

3. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi

keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan

pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi

penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga

pemerintahan Desa lainnya.

4. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana

anggaran pendapatan dan belanja Desa, menginventarisir data-

data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan

evaluasi program, serta penyusunan laporan.

c) Tugas dan Fungsi Kaur Kasi

1) Tata Usaha Umum, Keuangan dan Perencanaan

Kepala urusan berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.

Kepala urusan bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan

pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-tugas


pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas kepala urusan

mempunyai fungsi:

1. Kepala urusan tata usaha dan umum memiliki fungsi seperti

melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah,

administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi, dan

penataan administrasi perangkat Desa, penyediaan prasarana

perangkat Desa dan kantor, penyiapan rapat,

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan

pelayanan umum.

2. Kepala urusan keuangan memiliki fungsi seperti

melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan

administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber

pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi

keuangan, dan administrasi penghasilan Kepala Desa,

Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan Desa

lainnya.

2) Fungsi Kepala Seksi

Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis

Kepala seksi bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana

tugas operasional Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi

mempunyai fungsi:

1. Kepala seksi (KASI) pemerintahan mempunyai fungsi

melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan, menyusun


rancangan regulasi Desa, pembinaan masalah pertanahan,

pembinaan ketenteraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, kependudukan, penataan dan

pengelolaan wilayah, serta pendataan dan pengelolaan Profil

Desa.

2. Kepala seksi (KASI) kesejahteraan (Kasi Ekbang Kesra)

mempunyai fungsi melaksanakan pembangunan sarana

prasarana perdesaan, pembangunan bidang pendidikan,

kesehatan.

3.2. Lokasi Penelitian, Waktu Penelitian, dan Jadwal Penelitian

3.2.1. Lokasi

Penelitian dengan Judul “Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan

Penerima Bantuan Keluarga Terdampak Pandemi dengan Menggunakan Metode

SAW (Simple Additive Weighting) untuk Mendapatkan Kandidat Terbaik Di Desa

Tamanjaya” ini berlokasi di Kantor Desa Tamanjaya Kecamatan Cikulur

Kabupaten Lebak.

3.2.2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian dilakukan dari bulan September 2021 sampai

bulan November 2021.


3.2.3. Jadwal Penelitian

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

Waktu Kegiatan

No Kegiatan Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3


Minggu Ke: Minggu Ke: Minggu ke:

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Penelitian
Penyusunan dan
Pengajuan Judul
Perizinan Penelitian
2 Pelaksanaan
Pengumpulan Data
Analisis Data
3 Penyusunan Laporan

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Pendekatan penelitian kualitatif yaitu metode yang digunakan peneliti untuk

mencari gambaran sistem yang sedang digunakan dan permasalahan-

permasalahan yang dialami oleh Kantor Desa Tamanjaya. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mendapatkan data


yang diperlukan.

Pendekatan penelitian kuantitatif yaitu metode yang digunakan untuk

meneliti pada kandidat penerima bantuan dan pengumpulan data menggunakan

instrumen kuesioner. Pada penelitian kuantitatif ini dihitung secara matematis

nilai bobot kriteria, sehingga diharapkan mampu mencari kandidat terbaik

penerima bantuan.

3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu :

1. Sumber Data Utama, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini, wawancara, dan

kuesioner merupakan sumber data Primer. Data Primer yang peneliti

kumpulkan berupa keadaan kandidat penerima bantuan.

2. Sumber Data pendukung, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti untuk mendukung data utama. Dalam penelitian ini data

sekunder diperoleh dari penelusuran website, jurnal, buku referensi,

dan sumber informasi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian

ini.

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan untuk pengumpulan

data adalah wawancara, observasi, dan kuesioner. Ketiga metode ini dilakukan

untuk mendapatkan data-data mengenai bagaimana sistem yang berjalan saat ini

dalam mengumpulkan dan menentukan penerima bantuan. Dalam hal ini peneliti

melakukan wawancara dengan Kepala Desa dan Staf yang ada di Kantor Desa
Tamanjaya, melakukan observasi selama penelitian di lapangan berlangsung, serta

memberikan kuesioner.

3.3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa:

1. Wawancara.

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara untuk memperoleh data.

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan gambaran sistem yang

berjalan di Desa Tamanjaya dan permasalahan-permasalahan yang ada

di kantor Desa Tamanjaya.

2. Kuesioner.

Instrumen Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dengan reliabilitas dan

validitas setinggi mungkin, sehingga bisa menghasilkan kandidat

terbaik calon penerima bantuan dengan kuesioner terlampir.

3.3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari:

1. Pemilihan Data

Pemilihan data dilakukan agar data yang diproses merupakan data

yang memang memiliki keterkaitan dengan penelitian, data-data yang

ada diklasifikasikan ke setiap kategori permasalahan. Pada tahap ini

dilakukan penentuan bobot atribut pada setiap kriteria yang ada pada
instrumen.

2. Penyajian Data

Data yang disajikan adalah data yang sudah diklasifikasikan dan

memiliki bobot pada setiap kriteria. Penyajian data bisa berupa tabel,

diagram alur, serta uraian naratif. Hal ini dilakukan agar memudahkan

peneliti dalam mengambil kesimpulan berdasarkan data yang ada.

3.3.6. Metodologi Perancangan Sistem

Pendekatan Sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah

yang dilakukan dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan

melakukan analisis secara sistem. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita

menghadapi suatu masalah yang kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap

permasalahan tadi, untuk memahami hubungan bagian dengan bagian lain dalam

masalah tersebut, serta kaitan antara masalah tersebut dengan masalah lainnya.

Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering menggunakan

pendekatan sistem untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subjektif,

pendekatan objektif dan pendekatan integrasi antara subjektif dan objektif.

Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan

subjektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektifitas dari para pengambil

keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses pemeringkatan alternatif dapat

ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung

secara matematis sehingga mengabaikan subjektifitas para pengambil keputusan.

3.3.7. Metode Pengujian


Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian pada tiap-tiap menu untuk

mengetahui apakah sistem yang dibangun sesuai dengan semestinya, peneliti

mencoba sistem secara mandiri. Pendekatan metode pengujian untuk menguji

aplikasi ini adalah pendekatan metode blackbox testing, uji coba blackbox

Digunakan untuk mendemonstrasikan fungsi pada tiap-tiap fitur aplikasi yang

operasikan.

3.4. Metode Pendekatan Sistem

Metode Pendekatan sistem pada Sistem Penunjang Keputusan

Pemilihan Penerima Bantuan Keluarga Terdampak Pandemi dengan

Menggunakan Metode SAW (Simple Additive Weighting) untuk Mendapatkan

Kandidat Terbaik Di Desa Tamanjaya ini menggunakan metode System

Development Life Cycle (SDLC). SDLC merupakan metode yang digunakan

untuk merancang, membangun,  memelihara, dan mengembangkan suatu

sistem. [ CITATION FPP20 \l 1057 ]. Ada beberapa tahapan-tahapan yang

harus dilalui dalam merancang dan mengembangkan sebuah sistem. Tahapan

tersebut sebagaimana diperlihatkan gambar berikut:


Gambar 3.2.
Tahapan SDLC (System Development Life Cycle). [ CITATION
FPP20 \l 1057 ]
3.5. Metodologi Pengembangan Aplikasi

3.5.1. Gambaran Sistem Yang Berjalan

Sebagai gambaran sistem yang berjalan saat ini di kantor Desa Tamanjaya

dalam pemilihan Penerima Bantuan dapat dilihat pada gambar 3.3. berikut ini:
Gambar 3.3. Alur Sistem Yang Berjalan
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa alur penyaluran bantuan

Terdampak Pandemi di Desa Tamanjaya sebagai berikut:

1. Masyarakat datang ke RT dan RW di setiap kampungnya

2. Perangkat Desa menginput data keluarga berdasarkan data dari RT dan


RW.

3. Kunjungan Perangkat Desa ke Lapangan di dampingi RT dan RW.

4. Perangkat Desa melaporkan hasil kunjungan ke lapangan berdasarkan

kriteria yang ada.

5. Verifikasi dan Persetujuan Kepala Desa

6. Staf Desa memberikan hasil verifikasi dan persetujuan kepada Kasi

Ekbang selaku penyalur bantuan keluarga terdampak pandemi

7. Penyaluran bantuan Keluarga terdampak pandemi

8. Laporan Data Penerima Bantuan kepada Kepala Desa oleh Perangkat

Desa

9. Laporan diteruskan ke Kecamatan.

3.5.2. Permasalahan Sistem Yang Dihadapi

1. Internal

Permasalahan Internal yang dihadapi Dalam proses pemilihan

penerima bantuan keluarga terdampak pandemi untuk masyarakat

Desa Tamanjaya masih menggunakan sistem dari pengumpulan data

identitas dari RT dan RW sehingga banyak yang tidak tepat sasaran

dan kecemburuan sosial.

2. Eksternal

1) Perlu beberapa minggu untuk menentukan siapa yang benar-benar


terdampak pandemi dan layak mendapat bantuan keluarga
terdampak pandemi.
2) Keluarga yang mempunyai Usaha atau pedagang masih
beranggapan tidak akan mendapat bantuan keluarga terdampak
pandemi.

3.5.3. Analisa Sistem Yang Diusulkan

a) Kebutuhan Non Fungsional

- Analisis Kebutuhan User

Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti di

lapangan diperoleh kesimpulan bahwa Kantor Desa membutuhkan

sistem yang dapat menentukan secara otomatis kandidat terbaik

penerima bantuan berdasarkan kriteria yang ada.

- Analisis Kebutuhan Hardware

Untuk membuat sistem informasi ini tidak membutuhkan

spesifikasi hardware yang tinggi, berikut tabel spesifikasi

minimum hardware yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem

ini:

Tabel 3.2
Kebutuhan Hardware

No
Hardware Spesifikasi Minimum
.
- 1 Motherboard H61
2 Processor Core i3 Generasi ke-2 @3.30GHz
3 Memory DDR3 4GB
4 Media Penyimpanan HDD 250 GB
5 Printer Printer Warna

Analisis Kebutuhan Software

Tabel 3.3
Kebutuhan No
Software Software Spesifikasi
.
1 Operating System Windows 10
2 Browser Chrome / Mozilla
3 Xampp Control Panel Versi 3.2.4
4 MySql Versi 5.1.1
5 PHP Versi 7.4.13
6 Spreadsheet Ms. Excel 2013
b) Analisa Kebutuhan Fungsional

- Rancangan Sistem

Login

Input Data
Alternatif

<<include>>
Hasil Perangkingan
Input Kriteria <<include>>
Kandidat Terbaik
<<include>>

Admin
Kepala Desa
Input Bobot

Logout

Gambar 3.4. Use Case Diagram Sistem Yang Diusulkan

Anda mungkin juga menyukai