Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL SKRIPSI

DENGAN JUDUL

SISTEM PEMESANAN KOPI MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION


DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK PADA
KEDAI KOPI SEKAWAN DI RANGKASBITUNG

Oleh:
M. Miftahul Awal YH
NIM : 17020059

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANTEN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembang sistem informasi atau teknologi saat ini sangat cepat. Dampak dari

perkembangan teknologi tersebut memberi kemudahan-kemudahan bagi masyarakat untuk

memenuhi segala kebutuhannya. Tuntutan masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam

setiap aktivitas dan kebutuhannya, merupakan tantangan bagi para pengusaha-pengusaha dan

pelaku usaha UMKM untuk memberikan pelayanan secara maksimal bagi para

konsumennya, dengan menyediakan berbagai fasilitas yang memadai guna memenuhi

kebutuhan mereka tersebut

Berdasarkan artikel yang diperoleh dari kementrian Perindustrian Republik Indonesia

dijelaskan bahwa Kinerja Industri Makanan dan Minuman memberikan kontribusi yang

cukup besar terhadap perekonomian di Indonesia bahkan perkembangan industri makanan

dan minuman ini terus meningkat dibandingkan tahun tahun sebelumnya.

Kedai Kopi Sekawan merupakan coffee shop lokal di rangkasbitung dimana kedai kopi

sekawan dapat mempromosikan produknya kepada dan ingin menjangkau lebih luas

pelanggan khususnya menggunakan teknologi sistem informasi, kedai kopi sekawan senditri

terletak di Jl.blala rangkasbitung

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan judul ; “Sistem Pemesanan

Kopi Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Untuk Meningkatkan

Kualitas Produk Pada Kedai Kopi Sekawan Di Rangkasbitung”. Dengan adanya sistem

yang mudah dapat meningkatan pelanggan dan semakin berkembang.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka rumusan masalah yang dikaji

dalam proposal skripsi ini, yaitu :

1. Bagai mana cara merancang sistem pemesanan kopi ini agar dapat mudah digunakan

oleh pelanggan

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian dalam rencana skripsi ini lebih terarah dan memudahkan dalam

pembahasan, maka perlu adanya pembatasan masalah, yaitu :

1. Aplikasi ini melipiuti daftar customer sebagai pelanggan , login admin sebagai

pemilik kedai untuk bisa mengelola data pelanggan

2. Aplikasi ini meliputi katalog, harga dan pemesanan

3. Teknologi yang digunakan untuk perancangan aplikasi adalah PHP language,

Javascript dan SQL server.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mempermudah kedai kopi sekawan dalam memberikan pelayanan kepada

pelanggan

2. Menyusun perencanaan apa saja yang dilakukan untuk mempermudah kedai kopi

sekawan dalam memberikan pelayanan pada pelanggan

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjajuan Pustaka

Sebagai acuan dan pendukung landasan penelitian yang dilakukan maka peneliti

menyajikan data penelitian terdahulu tentang analisis peningkatan kualitas produk dan

Quality Function Deployment.

1. Peneliti Marito Magdalena, dkk (2013) Judul PenelitianPeningkatan Kualitas Pelayanan

dengan Menggunakan Metode di Rumah Sakit XYZ Alat AnalisisQuality Function

Development (QFD) Hasil Penelitan Hasil penelitian adalah karakteristik pelayanan yang

menjadi prioritas pertama sebagai acuan perbaikan kualitas pihak manajemen rumah sakit

adalah daya tanggap staf rumah sakit karena memiliki bobot tingkat kepentingan relatif

tertinggi.

2. Peneliti Gede Putu Agus Jana Susila, dkk(2014)Judul PenelitianImplementasi Quality

Function Development unruk meningkatkan Layanan Publik di RSUD kab. Buleleng,

BaliAlat AnalisisQuality Function Development (QFD)Hasil PenelitanUrutan prioritas

tindakan yang harus dilakukan oleh manajemen RSUD Kabupaten Buleleng untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien yaitu seminar dan training kesehatan, kerja

sama dengan dengan pihak rumah sakit setempat, pelayananjasa cleaning service,

pembuatan lapangan parkir dengan tata lansekap yang menarik, pembinaan moral

pegawai dengan pendekatan agama.

3
3. Luciana Pane, dkk (2013) Judul PenelitianUpaya Peningkatan Fasilitas Jasa Kesehatan

menggunakan Integrasi Quality Function Development (QFD) dengan Analitycal Hierarcy

Process (AHP)Alat AnalisisQuality Function Development (QFD) dengan Analitycal

Hierarcy Process (AHP) Hasil PenelitanVariabel jadwal pelayanan tepat waktu menjadi

prioritas perbaikan pertama pihak rumah sakit karena memiliki bobot yang paling besar.

Selanjutnya diikuti dengan variabel melayani kapanpun dibutuhkan pasien, prosedur

pelayanan tidak berbelit-belit, perawat berpengalaman, mudah menemui petugas medis,

karyawan non medis cepat melayani. Sumber : Penelitian Terdahulu, 2017.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Definisi Kualitas Produk

Mendefinisikan kualitas yang cakupannya lebih luas, yaitu kualitas merupakan

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan

lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas pelayanan merupakan

salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh para manajer perusahaan. Goetsch

dan Davis (1994),

Mendefinisikan Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas perusahaan harus

memperhatikan dan meningkatkan komitmen dan kesadaran serta kemampuan para

karyawan dan staf, terutama bagi mereka yang berhubungan langsung dengan

customer. Meskipun sistem dan teknik kualitas benar, maka kualitas yang baik dan

benar jangan diharapkan akan terwujud. (Lovelock, 1988),

Menurut Joseph Juran, ”quality is fitness for use” atau ”kualitas adalah

kesesuaian dengan penggunaan”. Sementara itu, menurut Philip B. Crosby, ”quality is

conformance to requirements” atau ”kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan”.

Jadi secara umum kualitas sebuah produk atau layanan adalah kemampuan barang

atau layanan tersebut dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.


4
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian

peningkatan kualitas dapat di terapkan pada kedai kopi sekawan untuk menghasilkan

penilaian kepuasan pada pelanggan atau customer.

2.2.2 Definisi Metode Quality Function Deployment ( QFD )

Berdasarkan definisinya, (QFD) Quality Function Deployment merupakan praktek untuk

merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan. (QFD) Quality

Function Deploymentmenterjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang

dihasilkan oleh organisasi. (QFD) Quality Function Deploymentmemungkinkan organisasi

untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap

kebutuhan tersebut dan memperbaiki proses hingga tercapainya efektifitas maksimum. (QFD)

Quality Function Deployment juga merupakan praktik menuju perbaikan proses yang dapat

memungkinkan organisasi untuk melampaui harapan pelanggan.

1. Tujuan QFD (Quality Function Deployment) Ada 3 tujuan utama dalam menerapkan

(QFD) Quality Function Deploymentadalah:

1) Memprioritaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan secara lisan dan tidak lisan.

2) Menerjemahkan kebutuhan ke dalam karakteristik teknis dan spesifikasi.

3) Membangun dan memberikan kualitas produk atau layanan dengan memfokuskan

setiap kepuasan pelanggan

2. Manfaat QFD (Quality Function Deployment)Manfaat (QFD) Quality Function

Deploymentbagi perusahaan yang berusaha meningkatkan daya saingnya melaui perbaikan

kualitas dan produktifitasnya secara berkesinambungan adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan Keandalan Produk.

2) Meningkatkan Kualitas Produk.

3) Meningkatkan Kepuasan Konsumen.

5
4) Memperpendek time to market

5) Mereduksi biaya perancangan.

6) Meningkatkan komunikasi.

7) Meningkatkan Produktivitas.

8) Meningkatkan keuntungan perusahaan. Ada beberapa tahapan dalam (QFD) Quality

Function Deploymen tmenurut (Lou Cohen,1995). Tahapan tersebut antara lain

1. Tahap pengumpulan Voice of Customer

2. Tahapan membuat Matriks Perencanaan (Planning Matrix)

3. Tahap penyusunan House of Qualityd.Tahap analisa dan interpretasi Menurut

Nasution (2005) (QFD) Quality Function Deploymentmembawa sejumlah

manfaat bagiorganisasi yang berupaya meningkatkan persaingan mereka

secara terus menerusmemperbaiki kualitas dan produktifitas.

Gambar 2.2 Bagan House Of Quality

6
2.5 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

7
BAB III

GAMBARAN UMUM DAN ANALISISA KEBUTUHAN

3.1 Profil Kedai Kopi Sekawan

3.1.1 Sejarah Kedai Kopi Sekawan

Kedai kopi sekawan merupakan perusahaan rintisan “Startup” yang


menawarkan beberapa jenis kopi pilihan dari berbagai daerah, Kedai kopi sekawan di
dirikan oleh dua anak muda yang mempunya latar belakang pecinta kopi atau
penikmat kopi, kedai kopi sekawan dibangun pada tahun 2014 tepatnya di Jl.RT
Hardiwinangun No 26 (Dua rumah disamping sekolah menengah atas SMA 1
Rangkasbitung 42311), Rangkasbitung jawa barat, Lebak Banten

3.1.2 Visi dan Misi

Visi :

“Meningkatkan kualitas produk agar lebih mudah digunakan oleh pelanggan”

Misi :

“Untuk kedai kopi sekawan , dalam penjualan produk bisa menjangkau ke lebih banyak
pelanggan”

3.1.3 Struktur organisasi

Gambar 3.1 Struktur organisasi

8
3.1.4 Tugas dan Fungsi (Jobs Desk)

1. Pemilik (Owner)

1. Membuat aktivitas yang efektif dan menuntaskan konflik dengan cepat untuk

memastikan bahwa kafe dikelola dengan baik selama jam sibuk.

2. Menetapkan dan menegakkan kontrol kualitas dan keamanan.

3. Bekerja dengan kepribadian yang bermacam-macam baik pada staf dan pelanggan.

2. Barista

1. Melayani pelanggan dan menerima pesanan

2. Menyeduh dan menuangkan kopi untuk pelanggan.

3. Menggiling biji kopi segar untuk diseduh menjadi secangkir kopi.

4. Menyiapkan berbagai jenis minuman, seperti teh, latte, cold brew, dan masih banyak

lagi.

3. Pelayan

1. Memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan.

2. Menjaga kebersihan dan kerapian kedai kopi demi kepuasan pelanggan.

3. Mampu mengatasi setiap keluhan pelanggan

4. Memperhatikan setiap penampilan agar pelanggan nyaman dengan pelayanan kedai

kopi.

4. Kasir

1. Melakukan transaksi penjualan.

2. Menjaga kebersihan area kasir, serta teliti.

3. Bertanggung jawab atas jumlah pendapatan dengan produk yang terjual.

3.2 Metode Pengumpulan Data

9
Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah observasi, Wawancara,

Studi Pustaka dan Angket kuisioner.

1. Observasi

Didalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung ke lapangan Penulis

mengamati dan terjun langsung dalam proses sistem pengelolaan data pada kedai kopi

sekawan.

2. Wawancara

Suatu pengambilan data dimana penulis melakukan kepada beberapa pelangga terkait

pengelolaan data yang berlangsung dalam sistem kedai kopi sekawan.

3. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan referensi, dokumen- dokumen yang

relevan, serta akses internet yang berisi informasi yang berhubungan dengan sistem

peningkatan kualitas produk.

4. Angket/ Kuisioner

Adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari

sikap-sikap dan perilaku pelanggan kedai kopi sekawan.

10
3.2.1 Teknik Analisis

Untuk mengukur sejauh mana peningkatan kualitas dalam penelitian ini maka

analisis dilakukan dengan pendekatan QFD (Quality Function Deplyment). Menurut

Cohen (2007), metode Quality Function Deploymentmemiliki beberapa tahapan

perencanaan dan pengembangan melalui matriks, sehingga dapat diketahui kebutuhan

dan keinginan pelanggan yang menghasilkan usulan strategi prioritas.

Untuk meningkatkan kualitas produk. Untuk tahapan implemantasi metode

Quality Function Deployment (QFD) dalam penelitian ini. Menurut Nasution (2006),

ada tiga tahap yaitu: 1) tahap pengumpulan suara pelanggan (Voice Of Customer); 2)

tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality) dan 3) tahap analisis dan

interpretasi.

3.2.2 Metode Pendekatan Sistem

1. Quality Function Deployment

merupakan metode pengembangan kualitas desain dengan tujuan untuk

memuaskan customer dimana menerjemahkan permintaan suatu pasar atau

customer menjadi target desain kualitas jaminan untuk digunakan pada tahap

produk

2. Quality Function Deployment Iterasi 1

QFD Iterasi 1 atau yang bisa disebut juga HOQ (House Of Quality)

merupakan alat desain populer yang mendukung pengolahan informasi dan

pengambilankeputusan dalam engineering design process QFD menggambarkan

diagram dimana terdapat matrix yang saling terkait. Berikut adalah gambaran umum HOQ

yang ditunjukan sebagai berikut:

11
Gambar 3.2 Bagan House Of Quality
3. pengembangan konsep

Pengembangan konsep ataupun concept development adalah tahap

pengembangan dimana prosesnya berdasarkan kepada pengolahan data di QFD Iterasi

satu yang nantinya akan diturunkan kepada tahap QFD Iterasi dua. Untuk

Pengembangan konsep sendiri terbagi menjadi 2 tahap yaitu penentuan konsep.

4. QFD Iterasi 2

Tahap selanjutnya setelah penyusunan HOQ yaitu penyusunan part deployment

atau yang biasa disebut QFD Iterasi 2. Terdapat 5 bagian pada QFD Iterasi 2 yaitu

karakteristik teknis, critical part, matriks hubungan, matriks target dan nilai

kontribusi. Berikut adalah gambaran umum matrix part deployment.

12
Gambar 3.3 Matriks Part Deployment
5. Metode penelitian

Gambar 3.4 Model Konseptual

13
6. Model Konseptual

1. Pada gambar ini dapat dilihat bahwa tahap pertama yang dilakukan pada penelitian

yaitu memperoleh data True Costumer Need yang diperoleh dari penelitian

sebelumnya yang telah diintergrasikan yaitu model Kano dan servqual True costumer

need ini nantinya akan jadi inputan pada penelitian ini. Selain itu diperoleh

nilai kepuasan pelanggan (NKP) yang nantinya akan digunakan dalam mencari

nilai adjusted importance Pada tahap selanjutnya yaitu mengkombinasikan antara

customer need yang diperoleh dengan karakteristik teknis menggunakan metode

Quality Function Deployment (QFD) sehingga diperoleh karakteristik teknis yang

sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

2. Pada tahap kedua yaitu pengembangan konsep yang terdiri dari penentuan konsep dan

pemilihan konsep. Pengembangan konsep dibuat berdasarkan hasil diskusi dengan

kedai kopi sekawan agar perusahaan dapat mengetahui alternatif konsep seperti apa

yang nantinya akan diterapkan. Selain itu dapat juga dengan menggunakan studi

literatur baik dari buku, jurnal, maupun artikel yang terkait dalam penelitian ini,

konsep yang akan dikembangan nantinya akan dipilih berdasarkan ranking dengan

metodedecision matrices Pengolahan dengan metode decision matrices merupakan

metode untuk memberikan penilaian terhadap pengembangan konsep sebelumnya,

akan tetapi terdapat pada tahap dalam pemilihan konsep. Dalam pemilihan konsep

nya sendiri dapat dilakukan dengan membuat konsep referensi maupun konsep

alternatif yang sesuai dengan penelitian.

3. Selanutnya pada tahap ketiga yaitu menentukan critical part Critical part dapat

diperoleh dari hasil kombinasi antara inputan dari QFD iterasi satu yaitu

karakteristikteknis dengan pengembangan konsep yang telah dilakukan sebelumnya.

Selanjutnya yaitu perhitungan prioritas critical part dengan memperhatikan

14
kemampuan perusahaan dan kompetitor yang nantinya akan menjadi rekomendasi

untuk perusahaan kedai kopi sekawan yang nantinya tahap ini merupakan output

dari hasil penelitian.

4. Dalam pengolahan data ini proses awal yang dilakukan yaitu melakukan pengodean.

Pengodean ini dilakukan berdasarkan masing-masing customer need yang sudah

didapatkan dari penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan layanan kedai

kopi sekaawan menggunakan integrasi E-Service Quality

7. Model Kiano

Tabel 3.1 kode atribut, NKP, Kategori Kano

Tabel 3.2. Kode Atribut, NKP, Kategori Kano (Lanjutan)

15
1. Setelah mendapatkan data true customer needs yang diperoleh dari penelitian

sebelumnya. Selanjutnya akan dilakukan pengidentifikasian untuk menentukan

karakteristik teknis berdasarkan data true customer needs Pada tahap ini

karakteristik teknis dapat ditentukan melalui diskusi dengan pihak perusahaan.

Tabel 3.3 True Costumer Needs Karakteristik Teknis

16
2. Berdasarkan data sebelumnya terdapat sebelas karakteristik teknis yang telah

teridentifikasi. Selanjutnya dilakukan penilaian untuk menentukan prioritas

karakteristik teknis pada pengolahan data QFD Iterasi 1. Berikut merupakan prioritas

karakteristik teknis

Tabel 3.4 Prioritas Karakteristik Teknis

3. Dalam tahap ini menentukan konsep maka tahap selanjutnya yaitu memilih konsep.

Pemilihan konsep dapat dilakukan dengan metode decision matrices Pada metode ini

yang dapat dilakukan pertama kali yaitu menentukan konsep referensi yang nantinya

akan dibandingkan dengan konsep alternatif yang sudah dilakukan pada tahap

sebelumnya. Selanjutnya dilakukan diskusi kembali dengan pihak perusahaan untuk

menentukan penilaian terhadap konsep-konsep yang dipilih.

17
Tabel 3.5 Pemilihan Konsep

4. Pada tahap ini penentuan korelasi karakteristik teknis dengan critical part dapat

dilakukan dengan cara yang sama sebelumnya pada tahap QFD Iterasi 1 dimana

menentukan hubungan antara true costumer needs dengan karakteristik teknis

Tabel 3.6 Contoh Part Deployment

18
Kesimpulan
Pada tahap pengolahan QFD Iterasi satu ( house of quality ) terdapat empat belas

karakteristik teknis yang diperoleh berdasarkan true customer needs yang diperoleh dari

penelitian sebelumnya dan hanya delapan karakteristik teknis saja yang termasuk

kategori untuk diprioritaskan ataupun ditingkatkan kepada tahap selanjutnya. Delapan

karakteristik teknis tersebut antara lain yaitu ketersediaan warna, penggunaan jenis huruf

yang mudah dibaca, kesesuaian gambar dengan produk asli, ketersedian pembatalan pesanan

pada aplikasi, tingkat keberhasilan meng akses menu pada aplikasi, ketersediaan registrasi,

ketersediaan deskripsi minuman, ketersediaan informasi.

3.1 Metodologi Pengembangan Sistem

Untuk pengembangan sistem penelitian ini menggunakan model SDLC(Software

Development Life Cycle).SystemDevelopment Life Cycle (SDLC) adalahproses pembuatan

dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yangdigunakan untuk mengembangkan

sebuah sistem. SDLC juga merupakan pola yangdiambil untuk mengembangkan sistem

perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning), analisis (analysis), desain

(design), implementasi(implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance).

19
Model SDLC yang dipakai dalam penelitian ini adalah model Waterfall. Waterfall

Model atau Classic Life Ciclemerupakan model yang paling banyadipakai dalamSoftware

Enginnering (SE).Menurut Bassil (2012) disebutwaterfallkarena tahapdemi tahap yang harus

dilalui menunggu selesainya tahap sebelumnyadan berjalan berurutan

Gambar waterfall

1. Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis

dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun.

2. Desain Sistem

Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.

3. Implementasi

Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa

pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji secara

unit.

4. Pengujian Sistem

Unit-unit program disatukan secara utuh kemudian diuji secara keseluruhan.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan dapat berupa penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan

situasi sebenarnya.

20
3.5.1 Gambaran Sistem Yang Berjalan

Analisa sistem adalah penelitian sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang

sistem baru atau diperbaharui. Pada tahap ini dilakukan survei terhadap sistem yang sudah

berjalan langsung pada kedai kopi sekawan untuk memperoleh data yang diperlukan.

3.5.2 Analisis kebutuhan sistem

Analisa kebutuhan merupakan fase dimana penulis melakukan analisa terhadap

berbagai kebutuhan yang dapat menunjang tercapainya tujuan dari sistem yang

dikembangkan oleh penulis. Analisa kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu

kebutuhan analisa user (pengguna), analisa kebutuhan data dan analisa kebutuhan

jaringan/infrastruktur/topologi jaringan Analisa Kebutuhan User Dalam mengakses aplikasi

membutuhkan beberapa hal berikut ini :

1. Administrasi

1. Login

2. Kelola data pelanggan

2. Pelanggan/Customer

1. Registrasi

2. Pilih menu

3. Pesan

21
3. Perangkat lunak (Hardware)

Perangkat lunak (Hardware) yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi

pemesanan kopi pada kedai kopi sekawan :

Tabel 3.7 Spesifikasi Hardware

4. Perangkat lunak (Software)

Perangkat lunak (software) yang diperlukan untuk pengembangan aplikasi pemesanan

kopi pada kedai kopi sekawan :

Tabel 3.8 spesifikasi software

5. Analisis Kebutuhan Data :

1. Data Pelanggan/Customer
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Usia
4. No HP
5. Alamat

22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada sistem pemesanan kopi pada kedai kopi sekawan adalah :

1. Dengan adanya sistem ini maka untuk pemesanan kopi pada kedai sekawan jadi lebih

mudah untuk mencari menu kopi dan tidak perlu mengantri sebagaimana mestinya

2. Memudahkan bagi kedai kopi sekawan untuk lebih explore lagi ke lebih banyak

pelanggan terkait produk yang di pasarkan,

5.2 Saran

Berdasarkan evaluasi terhadap hasil dari sistem pemesanan kopi pada kedai kopi sekawan ini,

maka saran untuk pengembangan selanjutnya adalah :

1. Membuat design produk yang mudah di gunakan oleh users dan mudah di pahami di

setiap fiturnya, agar sebuah pemesanan kopi pada kedai kopi sekawan bisa

berkembang lebih luas.

2. Untuk penulis pentingnya mendalami analisis sistem pada sebuah system pemesanan

agar diharapkan kedepannya bisa mengetahui bagaimana stap by stap untuk

membangun sebuah sistem pemesanan kopi pada kedai kopi sekawan yang baik dan

di terima oleh pelanggan.

23
Daftar Pustaka

Anggraeni, Mutiara, dkk.2013.Rancangan Meja Dapur MultifungsiMenggunakanQuality


Function Deployment (QFD). Jurnal TeknikIndustri Institut TeknologiNasional (Itenas)
BandungVol.1, Hal 159-169.

Chrisdiyanto,Bayu.2014.Perancangan dan Pengembangan Meja Belajar LipatMulti Fungsi


Yang Ergonomis Menggunakan Metode QFD.SurakartaTugas Akhir Mahasiswa Teknik
Industri Universitas Muhammadiyah.

Cohen. (1995), Quality Fuction Deployment: How to Make QFD Work for
You,AddisonWesleyPublishingCo.,Massachuse

Nurkertamanda, Denny, dkk. 2006.Perancangan Meja dan Kursi AnakMenggunakan Metode


Quality Function Deployment (QFD) denganPendekatan antropometri dan Bentuk Fisik
Anak. Jurnal Teknik IndustriUniversitas Diponegoro Vol.1, Hal 10-17

Oktavia, Maduretno. 2007. Pengembangan Produk Kursi Penderita Patah Tulangpada


Aktivitas Kebelakang Menggunakan Metode QFD Ditinjau dariAspek Ergonomi. Surakarta.
Tugas Akhir Mahasiswa Tenik IndustriUniversitas Muhammadiyah Surakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai