APA-APA SAJA SIH JENIS INVESTASI YANG AMAN DI MASA PANDEMI COVID-19
INI?
Secara umum, ada dua jenis investasi yakni investasi jangka panjang dan investasi jangka
pendek. Investasi jangka panjang adalah investasi yang keuntungannya diharapkan dapat
terwujud setidaknya dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun. Sementara investasi jangka
pendek, adalah investasi yang pengembaliannya bisa didapatkan dalam kurun waktu di atas
3 tahun. Jangka waktu investasi ini biasanya juga terkait dengan jumlah return.
Itu sebabnya, lazimnya investasi jangka panjang memberikan return yang lebih besar
ketimbang investasi jangka pendek. Ini karena keuntungan investasi jangka pendek bisa
didapatkan lebih cepat.
NAH, apakah investasi masih aman dilakukan saat corona seperti ini? Jawabannya yaitu
masih aman, asalkan kamu mampu menelusuri instrumen investasi apa yang tepat dipilih
agar tidak terjadi kerugian yang amat besar. Berikut ini adalah beberapa jenis investasi
yang tepat dan bisa kamu gunakan di tengah pandemi COVID-19. Yuk, simak!
1. Tabungan
Menyimpan uang di rekening tabungan bisa menjadi salah satu investasi aman saat
pandemi COVID-19. Kita bisa mendapatkan bunga per tahun dengan menabung uang
tersebut, dan tentunya minim risiko. Namun, kekurangan dari investasi jenis ini adalah
uangnya yang cenderung pasif, dan bunga yang didapat juga tidak sebanding dengan inflasi
yang terjadi per tahunnya.
2. Surat utang negara
Seperti yang diketahui, SUN atau Surat Utang Negara merupakan instrumen investasi yang
diterbitkan oleh pemerintah kepada Warga Negara Indonesia. Surat utang ini juga sering
kali disebut sebagai Surat Berharga Negara (SBN). Di saat pandemi seperti ini, SUN adalah
jenis investasi yang tepat dipilih, mengingat investasi ini sangat dijamin oleh negara.
Sehingga kamu tidak perlu khawatir mengalami kerugian, seperti duit hilang atau gagal
bayar. Salah satu jenis SUN yang dianggap efektif ketika masa pandemi corona yaitu
Obligasi Negara, yang terdiri dari SBR (Savings Bond Ritel), ORI (Obligasi Ritel Indonesia),
dan SR (Sukuk Ritel).Para milenial bisa mencoba investasi jenis ini dengan modal yang
ringan, yaitu mulai dari Rp1 juta. Anggaplah kamu meminjamkan uang kepada negara,
setelah jatuh tempo maka negara akan membayar dana pokok beserta keuntungan (bunga)
dalam bentuk kupon. Selain itu, dengan berinvestasi Surat Utang Negara (SUN), kamu juga
turut berkontribusi membangun bangsa dan negara lho!
Sifat investasi ini sama seperti tabungan yang tidak dapat diperdagangkan di pasar
sekunder. Kamu bisa membelinya ketika pemerintah membuka penawaran dalam periode
tertentu, lalu kamu wajib menyimpannya sampai waktu jatuh tempo yang ditentukan.
Sebagai rekomendasi, alokasikan dana kamu ke investasi ini sebesar 50%. Selain aman,
kamu akan mendapat ketenangan karena risiko dari investasi SUN sangatlah kecil.
3. Logam Mulia
Emas kian dipilih sebagai alternatif investasi yang tepat di tengah pandemi corona. Bukan
tanpa alasan, para milenial bahkan boomers masih setia berinvestasi dalam wujud emas.
Tidak hanya perhiasan, tapi juga logam mulia atau emas batangan. Hal tersebut
dikarenakan risiko investasi emas terbilang sangat kecil, keuntungannya pun lumayan besar.
Caranya juga tidak sulit, cukup menerapkan sistem jual-beli. Beli saat memiliki cukup uang,
lalu jual saat tengah dibutuhkan atau saat harganya naik. Harga logam mulia relatif stabil,
bahkan kian mengalami kenaikan di atas inflasi. Ditambah lagi kemudahan yang diberikan
oleh banyak e-Commerce melalui sistem ‘menabung emas digital’ bagi milenial yang tidak
mau kerepotan berurusan dengan bentuk fisik emas. Tapi perlu diingat, jangan
sembarangan percaya dengan lembaga keuangan yang menawarkan investasi emas dalam
bentuk logam mulia. Sebab, saat ini masih banyak lembaga investasi bodong yang
mengatasnamakan tabungan logam mulia. Alangkah lebih baiknya, lakukan jual beli
langsung di bank konvensional resmi atau di PT Antam (Aneka Tambang), lalu simpan di
dalam brankas kamu dan kunci rapat-rapat sehingga aman dari pencuri.
4. Properti
Walaupun sebagian besar milenial saat ini memiliki gaya hidup yang sangat konsumtif dan
boros, di antara mereka ternyata banyak juga yang mulai menyisihkan pendapatan untuk
membeli properti dengan tipe sederhana (memiliki 1-2 kamar). Caranya juga kian
dipermudah, di mana prosesnya bisa dilakukan melalui pengajuan KPR (Kredit Pemilikan
Rumah). Bahkan ada subsidi dari pemerintah yang membuat harga rumah jadi lebih
terjangkau. Pembelian properti ini bukan semata-mata bertujuan untuk langsung dijadikan
hunian pribadi, melainkan sebagai investasi. Entah nantinya akan ditempati bersama
pasangan atau menjadi sumber pendapatan tambahan dengan menyewakan rumah
tersebut kepada orang lain. Properti berupa rumah merupakan salah satu aset jangka
panjang yang memiliki harga tinggi (tergantung pada lokasi, desain, kondisi, dan luas
tanah/bangunan). Sifatnya yang tidak mudah dicairkan (non likuid) membuat investasi
properti cocok dipilih ketika kamu berada di tengah ketidakstabilan ekonomi seperti
sekarang ini.
5. Reksadana Pasar Uang
Investasi reksadana adalah perusahaan yang mengumpulkan uang dari banyak investor dan
menginvestasikan uangnya dalam sekuritas seperti saham, obligasi, dan utang jangka
pendek. Ada empat jenis reksadana: reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap,
reksadana campuran, dan reksa dana saham. Reksadana pasar uang merupakan jenis
investasi yang minim risiko saat pandemi. hal ini karena sebagian besar dananya akan
dialokasikan pada surat berharga, dengan jangka waktu jatuh tempo di bawah satu tahun.
KITA bisa menggunakan aplikasi reksa dana terpercaya dan terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk memudahkan investasi.
6. Peer To Peer Lending (P2P)
Peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman P2P juga bisa menjadi rekomendasi investasi
yang aman dan minim risiko saat pandemi. 2P lending memungkinkan individu untuk
mendapatkan pinjaman langsung dari beberapa individu lain, melalui perantara. Pinjaman
P2P juga dikenal sebagai "pinjaman sosial." Kita bisa menentukan berapa banyak uang yang
hendak diberikan sebagai modal, dan keuntungan akan didapatkan dari bunga per tahun
yang dibayarkan oleh peminjam modal.