Anda di halaman 1dari 7

DIGITAL SAFETY – PILIHAN INVESTASI YANG AMAN DAN

MENGUNTUNGKAN SELAMA MASA PANDEMI COVID-19

JENIS INVESTASI APA YANG AMAN DI MASA PANDEMI COVID-19 INI?

 APA ITU INVESTASI?


Investasi adalah istilah yang sudah tak asing lagi di telinga. Menurut Kamus Besar Bahasa
IndonesiaInvestasi adalah Penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sedangkan menurut OJK (Otoritas Jasa
Keuangan), investasu merupakan Penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk
pengadaan aktiva tetap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk
memperoleh keuntungan (investment). Sederhananya, pengertian investasi adalah
mengembangkan uang atau aset lain agar memberikan keuntungan di masa mendatang
untuk mencapai tujuan tertentu.

 MENGAPA INVESTASI ITU PENTING?


1. Kebebasan finansial
Salah satu tujuan investasi adalah kebebasan finansial atau financial freedom, di mana
seseorang dianggap sudah seseorang bisa mendapatkan passive income dapat
memenuhi kebutuhan hidup dalam jangka panjang. Bagi mereka yang bekerja, passive
income adalah pendapatan di luar gaji yang diterima setiap bulannya dari tempatnya
bekerja. Dengan kata lain, kebebasan finansial bisa didapatkan ketika kebutuhan
hidupnya bisa terpenuhi meskipun seseorang memutuskan untuk tak lagi bekerja.
2. Melindungi aset dari inflasi
Tujuan berikutnya investasi adalah melindungi aset dari inflasi. Inflasi yang terjadi terus
menerus setiap tahun bisa membuat nilai aset berkurang. Dengan investasi, maka aset
juga berkembang menghasilkan nilai tambah sehingga bisa mengimbangi gerusan
inflasi.
3. Meningkatkan kekayaan
Sejatinya manfaat dan tujuan investasi adalah untuk meningkatkan jumlah aset atau
kekayaan yang dimiliki. Bagi seseorang yang bekerja, hasil return investasi tentunya
menjadi tambahan penghasilan.
4. Kebutuhan darurat
Banyak orang memilih investasi adalah karena sebagai jalan aman ketika mengalami
kondisi darurat. Ini karena di masa mendatang, terkadang ada biaya yang harus
dikeluarkan dalam jumlah besar, sementara penghasilan bulanan dirasa tidak akan
mencukupi. Beberapa kondisi darurat contoh investasi seperti biaya renovasi atau
membeli rumah, biaya pendidikan, biaya naik haji, hingga biaya rumah sakit apabila
sakit di kemudian hari (arti investasi).
5. Gaya Hidup Hemat
Dengan investasi seseorang akan mencoba hidup hemat untuk tetap berinvestasi, pada
akhirnya orang tersebut akan menghindari membeli hal-hal tidak penting dan bersifat
lebih ekonomis.
6. Menghindari Utang
Dengan gaya hidup sederhana, seseorang akan menghindari hutang. Orang-orang yang
memiliki komitmen investasi akan menghindari berhutang dan lebih memilih hidup
hemat untuk memperbaiki keadaan ekonomi.

 APA-APA SAJA SIH JENIS INVESTASI YANG AMAN DI MASA PANDEMI COVID-19
INI?
Secara umum, ada dua jenis investasi yakni investasi jangka panjang dan investasi jangka
pendek. Investasi jangka panjang adalah investasi yang keuntungannya diharapkan dapat
terwujud setidaknya dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun. Sementara investasi jangka
pendek, adalah investasi yang pengembaliannya bisa didapatkan dalam kurun waktu di atas
3 tahun. Jangka waktu investasi ini biasanya juga terkait dengan jumlah return.
Itu sebabnya, lazimnya investasi jangka panjang memberikan return yang lebih besar
ketimbang investasi jangka pendek. Ini karena keuntungan investasi jangka pendek bisa
didapatkan lebih cepat.
NAH, apakah investasi masih aman dilakukan saat corona seperti ini? Jawabannya yaitu
masih aman, asalkan kamu mampu menelusuri instrumen investasi apa yang tepat dipilih
agar tidak terjadi kerugian yang amat besar. Berikut ini adalah beberapa jenis investasi
yang tepat dan bisa kamu gunakan di tengah pandemi COVID-19. Yuk, simak!
1. Tabungan
Menyimpan uang di rekening tabungan bisa menjadi salah satu investasi aman saat
pandemi COVID-19. Kita bisa mendapatkan bunga per tahun dengan menabung uang
tersebut, dan tentunya minim risiko. Namun, kekurangan dari investasi jenis ini adalah
uangnya yang cenderung pasif, dan bunga yang didapat juga tidak sebanding dengan inflasi
yang terjadi per tahunnya.
2. Surat utang negara
Seperti yang diketahui, SUN atau Surat Utang Negara merupakan instrumen investasi yang
diterbitkan oleh pemerintah kepada Warga Negara Indonesia. Surat utang ini juga sering
kali disebut sebagai Surat Berharga Negara (SBN). Di saat pandemi seperti ini, SUN adalah
jenis investasi yang tepat dipilih, mengingat investasi ini sangat dijamin oleh negara.
Sehingga kamu tidak perlu khawatir mengalami kerugian, seperti duit hilang atau gagal
bayar. Salah satu jenis SUN yang dianggap efektif ketika masa pandemi corona yaitu
Obligasi Negara, yang terdiri dari SBR (Savings Bond Ritel), ORI (Obligasi Ritel Indonesia),
dan SR (Sukuk Ritel).Para milenial bisa mencoba investasi jenis ini dengan modal yang
ringan, yaitu mulai dari Rp1 juta. Anggaplah kamu meminjamkan uang kepada negara,
setelah jatuh tempo maka negara akan membayar dana pokok beserta keuntungan (bunga)
dalam bentuk kupon. Selain itu, dengan berinvestasi Surat Utang Negara (SUN), kamu juga
turut berkontribusi membangun bangsa dan negara lho!
Sifat investasi ini sama seperti tabungan yang tidak dapat diperdagangkan di pasar
sekunder. Kamu bisa membelinya ketika pemerintah membuka penawaran dalam periode
tertentu, lalu kamu wajib menyimpannya sampai waktu jatuh tempo yang ditentukan.
Sebagai rekomendasi, alokasikan dana kamu ke investasi ini sebesar 50%. Selain aman,
kamu akan mendapat ketenangan karena risiko dari investasi SUN sangatlah kecil.
3. Logam Mulia
Emas kian dipilih sebagai alternatif investasi yang tepat di tengah pandemi corona. Bukan
tanpa alasan, para milenial bahkan boomers masih setia berinvestasi dalam wujud emas.
Tidak hanya perhiasan, tapi juga logam mulia atau emas batangan. Hal tersebut
dikarenakan risiko investasi emas terbilang sangat kecil, keuntungannya pun lumayan besar.
Caranya juga tidak sulit, cukup menerapkan sistem jual-beli. Beli saat memiliki cukup uang,
lalu jual saat tengah dibutuhkan atau saat harganya naik. Harga logam mulia relatif stabil,
bahkan kian mengalami kenaikan di atas inflasi. Ditambah lagi kemudahan yang diberikan
oleh banyak e-Commerce melalui sistem ‘menabung emas digital’ bagi milenial yang tidak
mau kerepotan berurusan dengan bentuk fisik emas. Tapi perlu diingat, jangan
sembarangan percaya dengan lembaga keuangan yang menawarkan investasi emas dalam
bentuk logam mulia. Sebab, saat ini masih banyak lembaga investasi bodong yang
mengatasnamakan tabungan logam mulia. Alangkah lebih baiknya, lakukan jual beli
langsung di bank konvensional resmi atau di PT Antam (Aneka Tambang), lalu simpan di
dalam brankas kamu dan kunci rapat-rapat sehingga aman dari pencuri.
4. Properti
Walaupun sebagian besar milenial saat ini memiliki gaya hidup yang sangat konsumtif dan
boros, di antara mereka ternyata banyak juga yang mulai menyisihkan pendapatan untuk
membeli properti dengan tipe sederhana (memiliki 1-2 kamar). Caranya juga kian
dipermudah, di mana prosesnya bisa dilakukan melalui pengajuan KPR (Kredit Pemilikan
Rumah). Bahkan ada subsidi dari pemerintah yang membuat harga rumah jadi lebih
terjangkau. Pembelian properti ini bukan semata-mata bertujuan untuk langsung dijadikan
hunian pribadi, melainkan sebagai investasi. Entah nantinya akan ditempati bersama
pasangan atau menjadi sumber pendapatan tambahan dengan menyewakan rumah
tersebut kepada orang lain. Properti berupa rumah merupakan salah satu aset jangka
panjang yang memiliki harga tinggi (tergantung pada lokasi, desain, kondisi, dan luas
tanah/bangunan). Sifatnya yang tidak mudah dicairkan (non likuid) membuat investasi
properti cocok dipilih ketika kamu berada di tengah ketidakstabilan ekonomi seperti
sekarang ini.
5. Reksadana Pasar Uang
Investasi reksadana adalah perusahaan yang mengumpulkan uang dari banyak investor dan
menginvestasikan uangnya dalam sekuritas seperti saham, obligasi, dan utang jangka
pendek. Ada empat jenis reksadana: reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap,
reksadana campuran, dan reksa dana saham. Reksadana pasar uang merupakan jenis
investasi yang minim risiko saat pandemi. hal ini karena sebagian besar dananya akan
dialokasikan pada surat berharga, dengan jangka waktu jatuh tempo di bawah satu tahun.
KITA bisa menggunakan aplikasi reksa dana terpercaya dan terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk memudahkan investasi.
6. Peer To Peer Lending (P2P)
Peer-to-peer (P2P) lending atau pinjaman P2P juga bisa menjadi rekomendasi investasi
yang aman dan minim risiko saat pandemi. 2P lending memungkinkan individu untuk
mendapatkan pinjaman langsung dari beberapa individu lain, melalui perantara. Pinjaman
P2P juga dikenal sebagai "pinjaman sosial." Kita bisa menentukan berapa banyak uang yang
hendak diberikan sebagai modal, dan keuntungan akan didapatkan dari bunga per tahun
yang dibayarkan oleh peminjam modal.

 ADAKAH CONTOH INVESTASI YANG TIDAK AMAN?


Bagi kita yang masih menjadi investor pemula, hati-hati dengan investasi yang tidak aman
atau dikenal dengan istilah investasi bodong. Kini, berinvestasi memang sangat mudah dan
bisa dilakukan bahkan hanya dengan genggaman ponsel saja. Sudah banyak juga aplikasi
yang menawarkan berbagai jenis instrumen investasi yang bisa menjadi pilihan. Namun,
kemajuan teknologi ini juga harus berbanding lurus dengan pengetahuan kita yang
sebaiknya melek investasi. Jika tidak, maka ada banyak risiko yang mungkin dapat dialami,
salah satunya adalah berhadapan dengan investasi bodong.
Investasi bodong, disebut juga investasi ilegal. Investasi bodong adalah investasi di mana
kita akan diminta sejumlah uang untuk menanamkan modal dalam bentuk produk atau
bisnis, yang sebenarnya tidak pernah ada. Saat terjerat dengan oknum dari investasi
bodong, maka uang yang kita berikan akan dibawa kabur. Untuk itu, pentingnya selalu
waspada saat berinvestasi, karena masih banyak masyarakat yang terkena investasi
bodong. Jika kita memilih lembaga penyedia jasa keuangan untuk membeli investasi apa
pun, pastikan sudah di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi bodong biasanya ditawarkan dalam beberapa jenis, yang awalnya terlihat sangat
menggiurkan tapi sebenarnya hanya menipu korbannya saja. Nah, berikut ini ada beberapa
jenis investasi bodong yang paling sering dijumpai, yaitu:
1. Investasi Emas Palsu
Investasi emas adalah salah satu jenis investasi jangka panjang yang banyak diminati
oleh masyarakat. Namun, hati-hati dengan investasi bodong yang berkedok investasi
emas. Para oknum dari perusahaan investasi bodong ini akan menawarkan keuntungan
yang besar, dengan syarat menyetorkan dana investasi dan kemudian ditukarkan
dengan sejumlah emas. Emas yang ditawarkan bisa berbentuk emas batangan atau
logam mulia, perhiasan emas, atau bahkan koin emas. Namun, sebenarnya emas-emas
tersebut adalah palsu dan tidak memiliki nilai jual. Oknum dari investasi bodong ini akan
menjual emas tersebut dengan harga yang sangat murah, sehingga korbannya akan
membeli dalam jumlah yang banyak. Nah, bisa kita bayangkan betapa banyak kerugian
korban apabila terjebak dalam investasi emas palsu. Lantas, bagaimana cara untuk
mencegahnya? Investasi emas memang menjanjikan, namun pastikan kita membelinya
di tempat yang sudah resmi dan terjamin keamanannya. Kita dapat membeli emas
batangan atau logam mulia dengan mudah, cepat, dan aman melalui laman resmi logam
mulai Antam. Atau apabila Kita ingin membeli perhiasan emas, pastikan membelinya di
toko emas yang sudah memiliki kredibilitas dan sudah terpercaya. Sebab, ada banyak
emas palsu yang dapat merugikan Kita. Maka dari itu, selalu berhati-hati apabila ingin
berinvestasi emas batangan atau perhiasan emas.
2. Permainan Uang
Permainan uang atau money game juga menjadi jenis investasi bodong yang banyak
terjadi. Money game ini juga disebut skema ponzi atau skema piramida yang sudah
dilarang di Indonesia. Sederhananya, money game ini menawarkan keuntungan yang
berlipat ganda dari modal yang dikeluarkan. Namun, sebenarnya tujuannya adalah
menipu. Pada akhirnya, model bisnis seperti ini tidak akan bertahan lama. Sebagai
investor, Kita harus cermat dan cerdas dalam menilai bentuk investasi apa pun. Jangan
sampai, hanya tergiur dengan iming-iming keuntungan besar dalam waktu yang singkat.
Nah, dilansir dari laman Satuan Tugas Waspada Investasi OJK, ciri-ciri money game
yang menjadi investasi bodong dan perlu diwaspadai, yaitu:
 Tidak ada produk atau jasa yang dijual. Jika pun ada, produk dan jasa tersebut
dijual dengan harga yang tidak sesuai. Semuanya hanya sebagai kedok dari
bisnisnya.
 Bonus aktif diperoleh dari perekrutan, atau member get member dapat bonus.
 Bonus pasif diperoleh dari persentase nilai investasi yang ditanamkan.
 Pay out hasil bonus keuntungan yang tidak masuk akal.
 Boleh memiliki lebih dari satu akun, atau dapat bergabung berkali-kali.
 Perusahaan tidak memiliki izin yang sesuai.
Money game ini paling sering dijumpai dan bisa menawarkan keuntungan yang terlihat
menjanjikan. Kita harus waspada jangan sampai ikut tertipu.
3. High Yield Investment Program
Pada dasarnya, kebanyakan investasi bodong akan menawarkan hasil keuntungan yang
sangat tinggi, seperti halnya High Yield Investment Program (HYIP). Investasi bodong
ini dapat menawarkan bisnis-bisnis yang begitu menjanjikan, seperti bisnis berbasis
teknologi atau bisnis batu bara. Oknum dari investasi bodong ini biasanya akan
mengatakan, hasil dari bisnis per bulannya bisa sangat tinggi hingga bisa balik modal
dalam waktu yang singkat. Atau, investasi ini menawarkan bagi hasil yang terlalu tinggi.
Jika menemui oknum investasi seperti ini, maka Kita harus curiga karena biasanya
angka-angka yang disebutkan bukanlah angka yang pasti. Hampir mirip dengan HYIP,
investasi bodong berbentuk investasi agrobisnis palsu juga cukup banyak memakan
korban. Para oknum investasi agrobisnis palsu ini akan mencari korban yang mau
menanamkan modal untuk mengelola sebuah lahan agrobisnis. Korban akan ditawarkan
keuntungan yang besar dari hasil agrobisnis tersebut. Korban akan menerima surat
kepemilikan lahan, yang sebenarnya hanya fiktif belaka. Itulah beberapa jenis investasi
bodong yang harus diketahui. Tentunya, akan lebih banyak jenis investasi bodong
lainnya. Jadi, jangan mau diimingi dengan keuntungan yang besar dalam waktu yang
sangat singkat. Dikutip dari laman IDX Channel, berikut ini daftar perusahaan investasi
ilegal dari OJK per Maret 2021:
 PT Berbagi Bintang Teknologi (Stasashi), yaitu perusahaan investasi ilegal yang
menjalankan equity crowdfunding tanpa izin.
 PT Prioritas Inti Sejahtera (Smart In Pays), yaitu sistem pembayaran tanpa izin dari
OJK.
 Thetokole.com, yaitu e-commerce dengan sistem penjualan langsung tanpa adanya
izin.
 Totole (mytotole.com), yaitu e-commerce dengan sistem penjualan langsung.
Menggunakan logo OJK, namun tidak memiliki izin.
 PT Sukses Indonetwork Digital/VITO, yaitu penjualan langsung tanpa adanya izin.
 Smartplan Community, yaitu perdagangan aset kripto tanpa izin.
 Auto Sultan Community, yaitu penjualan software perdagangan berjangka yang
menawarkan sharing profit namun tidak memiliki izin.
 Indonesia Binary Trader, yaitu aggregator broker Forex tidak memiliki izin.
 SMARTXBOT, yaitu penjualan robot trading Forez tanpa izin.
 FORSAGE, FORSAGE ETH, FORSAGE TRON, yaitu perdagangan aset kripto dengan
skema berjenjang, tidak memiliki izin.
 PT Tiara Global Propertindo, yaitu penawaran investasi tanpa adanya izin.
 Golden Bird/Burung Emas, yaitu penaawan investasi burung dengan menggunakan
logo OJK tanpa izin.
 Koperasi Simpan Pinjam Sarjana Sepadu Indonesia, yaitu money game atau
penyelenggara TikTok Cash.
 PT Exadana Visindo, yaitu money game.
 Snack Video, yaitu penyelenggaran konten video tanpa izin.
 TikTok Cash, yaitu money game dengan modus memberikan komisi melalui likes dan
views dari video aplikasi TikTok.
 Berkah Berbagi 2020, yaitu money game dengan modus saling membantu.
 Gamebot.group, yaitu money game dengan modus investasi trading valas, emas,
dan kripto.
 Komunitas Berbagi Rizki, yaitu money game dengan modus saling membantu.
 Golden Age Asset/GAA, yaitu money game dengan sistem berjenjang.

 BAGAIMANA KITA BISA MENGETAHUI INVESTASI ITU AMAN ATAU TIDAK?


APASIH TIPS INVESTASI YANG AMAN?
Hari gini, masih saja ada yang terjebak investasi bodong. Memang begitu menggoda sih ya,
tawarannya. Harus diakui sih. Ya, hanya saja kitalah yang memang mesti pintar “menghidu”
kalau ada penipuan di baliknya. Dan sebaliknya, kita sendiri jugalah yang mesti bisa menilai
seperti apa ciri investasi aman yang bisa kita pilih. Yes, memilih investasi tidak hanya soal
sesuai tidak dengan tujuan keuangan yang sudah kita tentukan, tetapi juga soal apakah
investasi itu memang benar-benar investasi ataukah penipuan semata?
Jangan sampai deh kita jadi salah satu bagian dari berita di media, “Korban penipuan
investasi bodong rugi sekian ratus juta.” Hadeh. Masuk media sih, tapi sebagai korban
penipuan. Tidak banget. So, apa saja sih ciri investasi aman? Apa yang bisa membuat kita
yakin, bahwa investasi yang kita incar itu bukan sekadar penipuan?
1. Berizin dan terdaftar di OJK DAN BEI
Ini sudah pasti harus kamu lakukan pertama kali kalau mau mulai berinvestasi:
mengecek perusahaan sekuritas di website OJK dan BEI. Jika perusahaannya terdaftar
dan diawasi oleh OJK, maka sudah bisa dijamin ini merupakan ciri investasi aman.
Dikutip dari Wikipedia, OJK–atau Otoritas Jasa Keuangan–adalah lembaga yang
independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan. OJK dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011
yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Secara periodik, OJK
mengeluarkan pengumuman, perusahaan mana saja yang sudah terdaftar, memiliki izin
beroperasi, dan di bawah pengawasan mereka. Sila dicek saja. Follow akun media sosial
OJK, so kalau sewaktu-waktu ada update-an lagi, tidak ketinggalan info, yes?
(BEI) Bursa Efek Indonesia juga punya daftar perusahaan sekuritas resmi yang menjadi
anggota bursa. Biasanya juga–terutama kalau perusahaan sekuritas dan efeknya punya
aplikasi atau website–di situ juga tercantum logo OJK atau BEI. Jadi, kamu selalu bisa
mencari logo ini dulu di awal kenalan dengan perusahaan tersebut di mana pun, sebagai
ciri investasi aman.
2. Penerbit Obligasi Punya Peringkat Yang Baik
Nah, utamanya nih, jika kamu ingin berinvestasi di obligasi atau surat utang, maka
harus kamu perhatikan ciri investasi aman kedua ini. Yaitu penerbit surat utang harus
memiliki peringkat efek yang baik, sesuai yang dilansir oleh PEFINDO.
Sebentar, apa itu PEFINDO? PEFINDO–atau Pemeringkat Efek Indonesia–adalah
perusahaan yang dibentuk secara independen oleh OJK dan Bank Indonesia, untuk
memberikan suatu peringkat atas risiko kredit yang objektif, independen, serta dapat
dipertanggungjawabkan atas penerbitan surat utang yang diperdagangkan kepada
masyarakat luas. Arti peringkat dari PEFINDO menggunakan metode Standard’s & Poor’s
dan Moody’s, dan bisa dirisalahkan sebagai berikut:
 Obligasi dengan dua atau tiga A merupakan obligasi yang sangat aman, dan layak
untuk investasi.
 Obligasi satu A dan tiga B juga masih cukup aman, meski risikonya agak lebih tinggi.
Obligasi tiga B merupakan peringkat obligasi paling rendah yang boleh dimiliki oleh
bank dan investor.
 Obligasi dua B dan yang lebih rendah merupakan obligasi yang kurang layak
investasi atau spekulatif.
3. Mudah Dipahami Cara Kerjanya
Sering kali kejadian, investor menanam modal di suatu investasi, tapi tidak tahu cara
kerja dan pengelolaannya. Ini dia yang sering menjebak para investor itu sendiri. So,
agar menghindarkanmu dari investasi tipu-tipu atau investasi bodong, cobalah untuk
meminta cara kerja dan pengelolaan investasi kepada pihak yang menawarkannya.
Cermati, apakah cara kerjanya memang masuk akal atau tidak. Jika penjelasan dari
mereka mbulet dan bikin kita tidak paham juga, mendingan tunda investasimu. Salah
satu ciri investasi aman adalah ketika cara kerjanya dengan mudah kita pahami, berikut
pihak yang menawarkan juga memberikan edukasi mengenai risiko yang mungkin
terjadi. Karena, investasi tanpa risiko itu hampir mustahil. Kalau sampai ada klaim
bahwa investasi tertentu sangat aman, 100% bebas risiko … nah, justru di situ kita
harus curiga.
4. Tidak Memberikan Janji-Janji Muluk
Apalagi kemudian janji 100% bebas risiko itu sekaligus dibarengi dengan iming-iming
janji muluk-muluk. Biasanya sih berupa imbal yang tinggi, melebihi suku bunga deposito
BI. Wah, lampu merah harus segera menyala deh. Ada lo, yang menawarkan imbal hasil
mencapai 20 – 30% per tahun. Padahal suku bunga deposito so far selama beberapa
waktu belakangan, tidak pernah lebih dari 6% per tahun. Berarti, investasi bodong
menawarkan profit sampai 3 – 5 kali lipatnya dong? Iya. Menggiurkan dong? Makanya!
Justru harus curiga kalau ada sesuatu yang too good to be true. Itu jelas bukanlah ciri
investasi aman. Coba deh pikir, reksa dana saham saja berani kasih bunga tidak sampai
segitu. So, ketika memilih investasi yang aman, kita pun juga harus melek dengan
kondisi pasar. Berapa suku bunga deposito sekarang? Bagaimana kondisi pasar saham?
Bagaimana kondisi ekonomi global? Semuanya memang bisa memberi pengaruh pada
iklim investasi, dan kita mesti benar-benar aware akan hal itu.
5. Horizon Waktunya Masuk Akal
Sudahlah kasih iming-iming imbal tinggi, masih dikasih bumbu dengan kata-kata
“keuntungan cepat”. Aduh, makin nggak masuk akal deh. Misalnya nih, menawarkan
keuntungan 20% dalam kurun waktu sebulan investasi. Walah … tetot! Ingat ya, high
return, high risk. Dan, semakin high risk maka horizon waktu untuk investasi bisa jadi
lebih panjang. Bahkan sampai 10 tahun.
6. Identitas Jelas
Nah, salah satu ciri investasi aman adalah identitas penyelenggara ataupun
perusahaannya jelas. Namanya apa/siapa, alamat di mana, berikut akun-akun media
sosial. Ada banyak kasus investasi bodong dibawa oleh perorangan, yang nggak jelas
juntrungannya. Ditanya alamatnya di mana saja mbulet, apalagi akun media sosial.
Rata-rata sih tidak punya. Padahal zaman sekarang, akun media sosial menjadi salah
satu cara kita untuk bisa menelusur pihak-pihak tertentu. Nah pelamar pekerjaan saja
sekarang disuruh mencantumkan akun media sosial, biar bisa di-stalking sama HR kok.
#ehgimana Apalagi kalau akun media sosial penyelenggara investasi tersebut terlihat
aktif dan responsif, tidak sombong dan suka membantu follower … aduh, udah deh.
Difollow dulu. Nanti kalau sudah benar-benar sreg, sila ikut berinvestasi.

7. Cek Rekam Jejak


Poin keenam di atas ada kaitannya dengan ciri investasi aman yang ketujuh ini, yaitu
apakah perusahaan atau penyelenggara investasi tersebut memiliki rekam jejak digital
yang baik? So, ayo lakukan PR kita: gugling. Atau, tanya-tanya sana-sini, mencari dan
menggali informasi mengenai perusahaan/penyelenggara yang bersangkutan. Apakah
memang rekam jejaknya bersih, ataukah pernah ada kasus? Nah, semoga nggak ada
lagi korban investasi bodong, karena sudah mengenal ciri investasi aman semua ya.
Hmmm, semacam impossible sih, tapi yah, setidaknya mengurangi jumlah korban.
Kalian yang sudah punya literasi keuangan, teruslah berbagi. Tularkan pengetahuan
tentang investasi dan pengaturan keuangan yang lain ke orang-orang sekitar ya, supaya
tidak ada lagi yang jadi korban investasi bodong.

Anda mungkin juga menyukai