Anda di halaman 1dari 82

ANALISIS ANGGARAN PENERIMAAN PAJAK

DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP


REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI
KOTA BENGKULU
(Studi Empiris Pada kantor BAPENDA Kota Bengkulu 2017-2020)

SKRIPSI
Diajukan oleh:

FREDI THONANDA
NPM. 1734030131

PROGRAM STUDI AKUNATANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH BENGKUULU
2021
ANALISIS ANGGARAN PENERIMAAN PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP
REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI
KOTA BENGKULU
(Studi Empiris Pada kantor BAPENDA Kota Bengkulu 2017-2020)

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Bengkulu

Oleh:

FREDI THONANDA
NPM. 1734030131

PROGRAM STUDI AKUNATANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH BENGKUULU
2021

ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
ANALISIS ANGGARAN PENERIMAAN PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP
REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI
KOTA BENGKULU
(Studi Pada kantor BAPENDA Kota Bengkulu Priode 2017-2020)

SKRIPSI
Oleh:

FREDI THONANDA
NPM. 1734030131

Disetujui Oleh:

Pembimbing

Hernadianto,SE.,M.SI.,CTA
NIDN.0213036502

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Furqonti Ranidiah ,SE.,M.M


NIDN.0208047301

iii
PENGEHASAN SKRIPSI
ANALISIS ANGGARAN PENERIMAAN PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP
REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI
KOTA BENGKULU
(Studi Pada kantor BAPENDA Kota Bengkulu Priode 2017-2020)

Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas


Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi
Hari : Senin
Tanggal : 30 Agustus 2021

SKRIPSI
Oleh :

FREDI THONANDA
NPM. 1734030131

Dewan Penguji :

1. Yudi Partama Putra, SE.,AK.,M.Si.,CA Ketua (....................)

2. Erwin Febriansyah, SE.,M. AK Anggota (....................)

3. Hernadianto, SE.,M.Si.,CTA Anggota (....................)

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Furqonti Ranidiah ,SE.,M.M


NIDN.0208047301

iv
SERTIFIKASI

Saya Fredi Thonanda menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini
adalah karya saya sendiri dan atas bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi. Karya
ini belum perna disampaikan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis atau pada Program studi lainnya.
Karena karya ini milik saya, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan
skripsi ini adalah tanggung jawab saya

Bengkulu, Agustus 2021

Fredi Thonanda
NPM. 1734030131

v
MOTTO
Jadi Diri Sendiri, Cari Jati Diri, Dan Dapatkan Hidup yang Mandiri
Optimis, Hidup Seperti Air Yang Menglir Sebanyak Apapun
Rintangannya Pati Bisa di Hadapi, Kamu juga Harus Menerima Berbagai
Keputusan Yang Mengecewekan Tetapi Jangan Putus Harapan dan
Jadilah Orang Yang bermanfaat Bagi Banyak Orang.

PERSEMBAHAN
 Kepada kedua orang tua saya, Bapak Syamsul Bahrun da Ibuk Arlisa

yang telah mendo’akan, mensuprort dan mendidik saya dalam

mewujudkan cita-cita saya, terimasi tenruntuk orng tua yang

tersayang saya

 Kakak saya, Ifandra Kristiawan,Sos dan adik saya Andrean Adi

Sanjaya tercinta yang tela memberikan dukungan,motivasi dan

do’anya demi keberhasillan saya.

 Untuk Dosen Pebimbing saya Bapak Hernadianto, ,SE.,M.SI.,CTA

yang telah membimbing dengan penih kesabaran dan ketelitian

serta sudah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dalam

menyelasaikan Skripsi ini.

 Teruntuk teman saya A.R.Wahyudi, Dimas Dwiananta dan Anugra

Shandi Utama yang telah menemani dan memberi semangat saya

dalam menyelsaikan Skripsi ini.

 Dan teman-teman seperjuangan Almamater.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat,

kesempatan dan hidayah-nya sehingga saya sebagai penulis dapat

menyelesaikan proposal ini. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad

SAW keluarga dan para sahabatnya serta pengikunya hingga akhir zaman.

Peneliti penyusun Skripsi ini untuk memnuhhi salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana akuntansi, pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dengan

judul skripsi Analisis Penerimaan Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah

Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah Di Kota Bengkulu (Studi

empiris Pada Kantor BAPENDA Kota Bengkulu, 2017-2020

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mengalami kesulitan

Karena keterbatasan pengatahuan, pengalaman dan buku-buku serta sumber

informasi yang relevan. Akhir kata semoga kiranya proposal ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatian yang telah diberikan kepada

semua pihak, peneliti mengucapkan banyak terimakasi.

Bengkulu, Februari 2021


Penulis

Fredi Thonanda

vii
ABSTRAK

FREDI THONANDA, 2021. “Analisis Anggaran Penerimaan Pajak Daerah


dan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kota Bengkulu
(Studi Pada Kantor BAPENDA Kota Bengkulu Tahun 2017-2020)”

Pembimbing : Hernadianto, SE.,M.SI.,CTA

Penelitian ini untuk mengetahui tingkat efektivitas Pajak Daerah,


efektivitas Retribusi Daerah dan kontribusi penerimaan Pajak Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD), kontribusi Retribusi Daerah terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Pada Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode
Kuantitatif deskriptif. Objek Penelitian ini diperoleh secara langsung dari Kantor
Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Bengkulu. Dengan mengunakan
data Laporan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Bengkulu priode 2017-2020.
Tektik pengumpulan data yang digunakan yaitu mengunakan
observasi/pengamatan yang dilakukan mengamati aktivitas da kondisi objek
peneltian. Data-data tersebut kemudian dianalisis efektivitas dan kontribusi
penerimaan pajak dan retribusi daerah terhadap Peendapatan Asli Daerah (PAD)
di kota Bengkulu Priode 2017-2020. Adapun hasil penelitian menjelaskan bahwa
efektivitas penerimaan pajak daerah di Kota Bengkulu dalam kurun waktu 4 tahun
dari tahun 2017-2020 dinyatakan sangat efektif, sedangkan efektivitas penerimaan
retribusi daerah di Kota Bengkulu dinyatakan kurang efektif. Selajutnya
kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota
Bengkulu dalam kurun waktu 4 tahun dari tahu 2017-2020 dinyatakan sangat
baik/sangat berkontribusi, sedangkan kontribusi retribusi daerah terhadap
Pendapatan asli Daerah (PAD) di kota Bengkulu dinyatakan Sangat
Kurang/sangat kurang berkontribusi.

Kata Kunci : efektivitas, kontribusi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD)

viii
ABSTRACT

FREDI THONANDA, 2021. "Budget Analysis of Regional Tax Revenue and


Regional Levies on Regional Original Revenue in Bengkulu City (Study at
the Bengkulu City BAPENDA Office 2017-2020)"
Advisor : Hernadianto, SE.,M.SI.,CTA

This study is to determine the level of effectiveness of Regional Taxes, the


effectiveness of Regional Levies and the contribution of Regional Tax receipts to
Regional Original Income (PAD), the contribution of Regional Levies to Regional
Original Income (PAD) in Bengkulu City. This research uses descriptive
quantitative method. The object of this research was obtained directly from the
Office of the Regional Revenue Agency (BAPENDA) of Bengkulu City. By using
the Bengkulu City Original Revenue Realization Report data for the 2017-2020
period. The data collection tactic used is using observations/observations carried
out to observe the activities and conditions of the research object. The data is then
analyzed for the effectiveness and contribution of regional tax and levy revenues
to Regional Original Income (PAD) in the city of Bengkulu for the 2017-2020
period. The results of the study explain that the effectiveness of local tax revenues
in Bengkulu City within a period of 4 years from 2017-2020 is declared very
effective, while the effectiveness of regional retribution receipts in Bengkulu City
is declared less effective. Furthermore, the contribution of regional taxes to
Regional Original Income (PAD) in Bengkulu City within a period of 4 years
from 2017-2020 is stated to be very good/very contributing, while the contribution
of regional levies to Regional Original Income (PAD) in Bengkulu City is stated
Very Less/very less contributing.

Keywords: effectiveness, contribution of regional taxes and regional levies to


local revenue

ix
DAFTAR ISI

SKRIPSI...................................................................................................................ii
PERSETUJUAN SKRIPSI.....................................................................................iii
PENGEHASAN SKRIPSI......................................................................................iv
SERTIFIKASI..........................................................................................................v
MOTTO..................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN...................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
ABSTRAK............................................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Identifikasi masalah...............................................................................7
1.3 Batasan Masalah....................................................................................8
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................8
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................9
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................9
BAB II STUDI PUSTAKA....................................................................................11

2.1 Deskripsi Konseptual..........................................................................11


2.1.1 Anggaran.................................................................................11
2.1.2 Realisasi...................................................................................13
2.1.3 Kinerja Realisasi anggaran......................................................14
2.1.4 Perbandingan Anggaran PAD Dengan Realisasi PAD...........15
2.1.5 Pendapatan Asli Daerah..........................................................15
2.1.6 Pajak Daerah............................................................................17
2.1.7 Retribusi Daerah......................................................................19
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan.............................................................25
2.3 Kerangka Teoritis................................................................................28

x
2.4 Definisi Operasional............................................................................29
2.4.1 Variabel Independen................................................................29
2.4.2 Variabel Dependen..................................................................32
BAB III MEDOTE PENELITIAN.........................................................................33

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................33


3.1.1 Tempat penelitian....................................................................33
3.1.2 Waktu penelitian......................................................................33
3.2 Populasi dan Sampel...........................................................................33
3.2.1 Populasi...................................................................................33
3.2.2 Sampel.....................................................................................34
3.3 Teknik Pengumpulan Data..................................................................34
3.3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian...........................................35
3.4 Teknik analisis data.............................................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................41

4.1. Gambaran Umum Kota Bengkulu.......................................................41


4.1.1 Kondisi Geografis....................................................................41
4.1.2 Historis Kota Bengkulu...........................................................42
4.2. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................43
4.2.1 Data Penelitian.........................................................................43
4.2.2 Tingkat Rasio Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota
Bengkulu..................................................................................49
4.2.3 Tingkat Rasio Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah Kota
Bengkulu..................................................................................52
4.2.4 Rasio kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Kota Bengkulu
Priode 2017-2020....................................................................55
4.2.5 Rasio Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Kota Bengkulu
Priode 2017-2020....................................................................58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................62

5.1 Kesimpulan..........................................................................................62
5.2 Saran....................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................66

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan...........................................................24


Tabel 3.1 Klasifikasi Kriteria Nilai Efektivitas Pajak Daerah............................36
Tabel 3.2 Klasifikasi Kriteria Nilai Efeisiensi Pajak Daerah..............................37
Tabel 3.3 Klasifikasi Kriteria Nilai Efektivitas Retribusi Daerah......................38
Tabel 3.4 Klasifikasi Kriteria Nilai Efisiensi Retribusi Daerah.........................39
Tabel 4.1 Data Anggaran dan Realisasi PAD Kota Bengkulu 2017-2020.........43
Tabel 4.2 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Bengkulu
Priode 2017-2020 …………………………………………....…….48
Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota
Bengkulu Priode 2017-2020………………………………………...49
Tabel 4.4 Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah kota
Bengkulu priode 2017-2020................................................................51
Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah Kota
Bengkulu Priode 2017-2020………………………………………....52
Tabel 4.6 Realisasi Pajak Daerah dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Bengkulu Priode 2017-2020…………………………...54
Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendaptan
Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu Priode 2017-2020…………...…55
Tabel 4.8 Realisasi retribusi Daerah dan Realisasi Pendaptan Asli
Daerah (PAD) Kota Bengkulu Priode 2017-2020…………………...57
Tabel 4.9 Perhitungan Rasio Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendaptan
Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu Priode 2017-2020…………...…58

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis............................................................................ 27

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak provinsi dan setiap propinsi terdiri atas

daerah-daerah kabupaten dan kota yang menyakibatkan sulitnya pemerintah

pusat dalam mengkoordinasikan dan mengontrol jalan pemerintah provinsi

maupun daera-daerah kabupaten dan kota yang ada. Oleh karena itu, guna

mempermudah jalan roda pemerintah yang ada tiap-tiap provinsi maupun

daerah-daerah kabupaten atau kota di Indonesia maka pemerintah pusat

memberikan wewenang kepada daerah dalam menjalankan pemerintahannya

serta megatur urusan rumah tangga daerahnya. Hal tersebut dia atur dalam

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 5 yaitu tentang

pemerintah daerah, “Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundang-undangan.

Sehingga untuk memudahkan pelayanan dan penataan pemerintahan,

maka pemerintah pusat mengubah kebijakan yang tadi berasas sentralisasi

menjadi desentraslisasi yang tercatum dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang pemerintah daerah.

Yang di maksud dengan Desentralisasi atau otonomi daerah yaitu

memberikan kewenangan dan tanggung jawab yang luas kepada pemerintah

daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan, pelayanan masyarakat dan

pembangunan. Oleh karena itu pemerintah daerah dituntut untuk lebih pro

1
2

aktif, menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ada

terutama sumber pendapatan daerah yang potensial.

Sejalan dengan terus bergulirnya reformasi, pemerintah pusat

mengeluarkan paket kebijakan bagi perubahan penyelenggaraan pemerintah

daerah, untuk memperbaiki pelayanan publik secara efektif dan kontribusi

melalui otonomi daerah. Hal ini tentunya akan menuntut peran baru eksekutif

dan legislatif dalam pengelolaan, pengaturan keuangan dan anggaran daerah

secara ekonomis yang efektif, transparan dan akuntabel.

UU Nomor 22 Tahun 1999 kemudian disempurnakan dengan UU

Nomor 25 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintahan

pusat dan daerah menjadi tonggak dimulainya otonomi daerah. Otonomi

daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan daerah

secara leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan

kepentingan, prioritas, dan potensi daerah sendiri. Dengan pemberian

otonomi daerah, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada di tangan

pemerintah daerah. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengelolaan keuangan

daerah yang baik dalam rangka mengelolah dana desentralisasi secara

transparan, ekonomis, efisien, efektif dan akuntabel.

Pengelolaan keuangan negara mengharuskan pertanggung jawaban

dalam pengelolaan keuangan negara dilakukan dalam bentuk perhitungan

anggaran negara/daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Wujud laporan ini hanya menginformasikan aliran kas APBN/APBD sesuai

dengan format anggaran yang disahkan oleh legislatif, tanpa menyertakan


3

informasi tentang posisi kekayaan dan kewajiban pemerintah. Laporan

tersebut selain memuat informasi yang terbatas, juga waktu penyampaiannya

dalam perhitungan anggaran juga sangat rendah karena sistem akuntansi yang

diselenggarakan belum didasarkan pada standar akuntansi dan tidak didukung

oleh perangkat data dan proses yang memadai.

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, pada rancangan

undang-undang atau peraturan daerah tentang laporan keuangan pemerintah

pusat/daerah disertakan atau dilampirakan informasi tambahan mengenai

kinerja instansi pemerintah, yakni prestasi yang berhasil dicapai oleh

pengguna anggaran sehubungan dengan anggaran yang telah digunakan.

Pengungkapan informasi tentang kinerja ini adalah relevan dengan perubahan

paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan

mengidentifikasi secara jelas pengeluaran dari setiap kegiatan dan hasil dari

setiap program. Untuk keperluan tersebut, perlu disusun sistem akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah yang terintegrasi dengan sistem perencanaan

strategis, sistem pengganggaran, dan sistem akuntansi pemerintah.

Pengelolaan keuangan dalam suatu daerah sangatlah penting dilakukan oleh

Pemerintah. Kinerja dalam merealisasikan anggaran pendapatan dan belanja

daerah jika dilakukan dengan baik dan benar maka akan menghasilkan

perkembangan pembangunan bagi daerah, serta dapat mensejahterakan

masyarakat. Selain itu juga harus meningkatkan pengelolaan potensi PAD

dengan benar dan sesuai agar dapat menunjang pendapatan untuk

perkembangan kabupaten/kota yang ada.


4

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

merupakan salah satu alat ukur untuk melihat implementasi dari kebijakan

dan operasionalisasi pelaksanaan pengelolaan keuangan suatu daerah dalam

upaya mewujudkan pelayanan publik yang optimal serta upaya dalam

mendorong pembangunan ekonomi di daerah. Besarnya realisasi anggaran

dan jenis belanjanya mengindikasikan besarnya komitmen dan keseriusan

suatu pemerintah daerah pada aspek-aspek yang menjadi prioritas daerah.

Sumber Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber keuangan daerah

yang digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan. Proporsi

Pendapatan Asli Daerah dalam seluruh penerimaan daerah masih rendah bila

dibandingkan dengan penerimaan dari bantuan pemerintah pusat. Keadaan ini

menyebabkan perlu dilakukan suatu upaya untuk menggali potensi keuangan

daerah dalam peningkatan pendapatan daerah. Pentingnya Pendapatan Asli

Daerah dalam menunjang pendapatan tetap, yang digunakan untuk

membiayai berbagai kegiatan Pemerintah kabupaten/kota sangat disadari oleh

Pemerintah daerah. Demikian pula alternatif-alternatif untuk memaksimalkan

Pendapatan Asli Daerah telah pula dipertimbangkan oleh Pemerintah kota.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh

daerah yang dipunggut berdasarkan peraturan Undang-undang Nomor 33

Tahun 2004. Semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi

daerah, dan salah satu sumber PAD yang memiliki kontribusi terbesar berasal

dari pajak daerah dan retribusi daerah. Pajak daerah dan retribusi daerah

merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan


5

otonomi daerah.Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber

pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah. Dengan demikian, penerimaan pajak

daerah dan retribusi daerah diharapkan nantinya dapat memberikan kontribusi

yang positif terhadap PAD dalam hal pencapaian dan pemerataan

kesejahteraan masyarakat.Sehingga daerah mampu melaksanakan otonomi

daerah, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri

(Mayasari, 2009:1).

Pajak daerah adalah iuran wajib pajak kepada daerah untuk

membiayai pembangunan daerah. Pajak Daerah ditetapkan dengan undang-

undang yang pelaksanaannya untuk di daerah diatur lebih lanjut dengan

peraturan daerah. Pemerintah daerah dilarang melakukan pungutan selain

pajak yang telah ditetapkan undang-undang (Pasal 2 Nomor 28 Tahun 2009).

Retribusi daerah yang merupakan pembayaran atas jasa atau

pemberian izin khusus yang disediakan oleh pemerintah daerah kepada

pribadi atau badan, yang diharapkan dapat mendukung sumber pembiayaan

daerah dalam meneyelengarakan pembagunan daerah, sehingga akan

meningkatkan dan meratakan perekonomian serta kesejahteraan masyarakat

di daerahnya. Retribusi daerah dipungut atas berdasarkan balas jasa sehingga

pembayaran dapat dilakukan beruang kali. Siapa yang menikmati jasa yang

disediakan oleh pemerintah daerah dapat dikenakan retribusi. Pelaksanaan

pemungutan retribusi dapat dilakukan di luar waktu yang telah ditentukan

oleh petugas perundang-undangan selama pemerintah dapat menyediakan jasa


6

degan persetujuan pemerintah pusat. Sektor retribusi terkait erat oleh tingkat

aktivitas sosial ekonomi masyarakat di suatau daerah

Berdasarkan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah yang

menetapkan pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan

yang berasal dari dalam daerah dan dapat di kembangkan sesuai kondisi

masing-masing daerah dan setiap daerah diberi wewenang yang lebih luas

untuk menggali, mengelola dan menggunakan sumber-sumber daya alam

serta potensi-potensi lain yang terdapat di daerahnya masing-masing sehingga

dapat meningkatkan PAD, mengingat pentingnya pajak dan retribusi daerah

sebagai salah satu sumber PAD maka Pemerintah Daerah Kota Bengkulu

harus berusaha mencapai target penerimaan pajak daerah yang ditetapkan dan

meningkatkan efektivitas dan kontribus pemungutan pajak daerahnya untuk

meningkatkan PAD yang digunakan untuk membiayai urusan rumah

tangganya sendiri.

Kota Bengkulu merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di

provinsi Bengkulu, yang memiliki wilayah dataran rendah berupa daerah

pantai pada wilayah propinsi bengkulu. Hal ini menjadikan kota Bengkulu

memiliki banyak kawasan wisata yang berpotensi menghasilkan pajak daerah

dan retribusi daerah cukup besar yang bersumber dari sektor perdagangan,

hotel, restoran dan penerimaan lainnya, sehinnga dapat mengahasilkan

Pendapan Asli Daerah (PAD) yang cukup tinggi.

Badan Pendapatan Daerah, disingkat BAPENDA, adalah lembaga

teknis daerah dibidang pengelolaan pendapatan daerah yang dipimpin oleh


7

seorang kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Gubernur/Bupati/Wali kota melalui Sekretaris Daerah. Badan ini mempunyai

tugas pokok membantu Gubernur/Bupati/Wali kota dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan

daerah.

Berdasar hasil observasi yang saya lakukan secara langsung kepada

salah satu karyawan di Kantor BAPENDA Kota Bengkulu pada tanggal 3

agustus 2021, menjelaskan tingkat efektivitas dan kontribusi pajak daerah dan

retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah Kota Bengkulu.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dan pengalaman tersebut

mendorong penulis untuk melakukan penelitian, maka peneliti tertarik untuk

membahasnya lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis

Anggaran Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pada Kantor BAPENDA Kota

Bengkulu Tahun 2017-2020”.

1.2 Identifikasi masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah tingkat efektivitas telah tercapai untuk meningkatkan penerimaan

pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bengkulu

pada tahun 2017-2020.

2. Apakah tingakat efektivitas telah tercapai untuk meningkatkan

penerimaan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Kota Bengkulu pada tahun 2017-2020.


8

3. Apakah tingkat kontribusi Pajak Daerah telah tercapai untuk

meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota

Bengkulu pada tahun 2017-2020.

4. Apakah tingkat kontribusi Retribusi Daerah telah tercapai untuk

meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota

Bengkulu pada tahun 2017-2020

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasannya tidak meluas, maka dibatasi dalam penelitian ini

pada tingkat efektivitas pajak daerah dan retribusi daerah kota Bengkulu,

kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan

asli daerah (PAD) kota Bengkulu.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pokok pikiran yang dituangkan dalam latar

belakang masalah, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini:

1. Bagaimana Tingkat efektivitas penerimaan Pajak Daerah terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kota Bengkulu pada tahun 2017-2020?

2. Bagaimana Tingkat efektivitas penerimaan Retribusi Daerah terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kota Bengkulu pada tahun 2017-2020?

3. Bagaimana Tingkat Kontribusi penerimaan Pajak Daerah Terdahap

Pendapatan Asli Daerah di Kota Bengkulu pada tahun 2017-2020?

4. Bagaimana Tingkat Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap

PEndapatan Asli Daerah di Kota Bengkulu Pada tahun 2017-2020?


9

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui Tingkat efektivitas Pencapain Penerimaan Pajak

Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Bengkulu pada tahun

2017-2020.

2. Untuk mengetahui Tingkat efektivitas Pencapain penerimaan Retribusi

Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Bengkulu pada tahun

2017-2020.

3. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Pajak Daerah Terhadap

Pendapatan Asli daerah di Kota Bengkulu pada tahun 2017-2020

4. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Retribusi Daerah Terhadap

Pendapatan Asli daerah di Kota Bengkulu pada tahun 2017-2020

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan akan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai

tingkat efektivitas dan kontribusi Pajak daerah dan retribusi daerah

terhadap pendapatan asli daerah di kota bengku pada tahun 2017-2020.

2. Bagi Akademis Penelitian ini dapat menambah literatur bagi mahasiswa/i

untuk penelitian selanjutnya mengenai pajak daerah dan retribusi daerah.

3. Bagi Penulis dan Para Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat

menyadarkan kita bahwa pajak daerah dan retribusi daerah memiliki


10

kontribusi terhadap PAD yang berdampak pada peningkatan mutu

layanan publik, sehingga kita sebagai wajib pajak memiliki kesadaran

yang tinggi untuk selalu taat membayar pajak.

BAB II

STUDI PUSTAKA
11

2.1 Deskripsi Konseptual

2.1.1 Anggaran

Dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang keuangan

Negara, Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan

kebijakan ekonomi. Sebagai instrumen kebijakan ekonomi anggaran

berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan dan stabilitas

perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai

tujuan bernegara. Dalam upaya untuk meluruskan kembali tujuan dan

fungsi anggaran tersebut perlu dilakukan pengaturan secara jelas

peran DPR/DPRD dan pemerintah dalam proses penyusunan dan

penetapan anggaran sebagai penjabaran aturan pokok yang telah

ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Sehubungan dengan

itu, dalam undang-undang ini disebutkan bahwa belanja

negara/belanja daerah dirinci sampai dengan unit organisasi, fungsi,

program, kegiatan, dan jenis belanja. Hal tersebut berarti bahwa setiap

pergeseran anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan

antarjenis belanja harus mendapat persetujuan DPR/DPRD.


12

pengintegrasian sistem akuntabilitas kinerja dalam sistem

penganggaran, penyempurnaan klasifikasi anggaran, penyatuan

anggaran, dan penggunaan kerangka pengeluaran jangka menengah

dalam penyusunan anggaran.

Konsep Anggaran Nurlan Darise (2008:133), Mengemukakan

bahwa anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil

kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang

ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan

yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau

pembiayaan yang diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau

surplus. Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktivitas

belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan

pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah oleh suatu periode

tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun tidak

menutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu

lebih atau kurang dari setahun. Mardiasmo (2005:62), anggaran publik

berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana

perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam

bentuk yang paling sederhana, anggaran publik merupakan suatu

dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu

organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan

aktivitas.
13

2.1.2 Realisasi

Pengertian realisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

yaitu : “Realisasi adalah proses menjadikan nyata, perwujudan, cak

wujud, kenyataan, pelaksanaan yang nyata.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa realisasi

merupakan suatu proses yang harus diwujudkan untuk menjadi

kenyataan dan dalam proses tersebut diperlukan adanya tindakan dan

pelaksanaan yang nyata agar realisasi tersebut dapat sesuai dengan

harapan yang diinginkan.

Dapat disimpulkan bahwa makna realisasi adalah segala

aktivitas/proses untuk mencapai yang direncanakan. Dimulai dengan

angan-angan sehingga orang bisa memenuhi target yang ingin di gapai

pada periode yang telah ditentukan, lalu membuat rencana untuk

mencapainya, lalu rencana tersebut direalisasikan dan dilaksanakan

dalam bentuk aktivitas nyata. Realisasi anggaran ialah penyajian

pendapatan Pemerintah Daerah selama satu periode, pembiayaan,

belanja surplus/defisit dan sisa kurang/lebih anggaran. Laporan

Realisasi Anggaran (LRA) ialah salah satu bagian dari laporan

keuangan pemerintah memaparkan informasi mengenai realisasi dan

anggaran entitas pelaporan secara tersanding dalam suatu periode

tertentu. Informasi itu bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam

mengevaluasi keputusan tentang alokasi sumber daya ekonomi,

akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran.


14

Wuryan Andayani (2007:138), bahwa Laporan Realisasi

Anggaran diatur dalam Standar Akuntansi Pemerintah No. 2. Tujuan

laporan realisasi anggaran adalah untuk memberikan informasi

tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding.

Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat

ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan

eksekutif. Mamfaatnya adalah untuk menyediakan informasi

mengenai realisasi pendapatan , belanja, transfer, surplus dan defisit,

serta pembiayaan yang dibandingkan dengan anggaran. LRA

mengungkapkan kegiatan keuangan pemerintah pusat atau daerah

yang menunjukkan ketaatan terhadap APBN/APBD. (Halim dan

Kusufi, 2012: 271).

2.1.3 Kinerja Realisasi anggaran

Kinerja Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic

planning suatu organisasi. Instilah kinerja sering digunakanuntuk

menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun

kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau

kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang

telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau

target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau


15

target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat

diketahui karena tidak ada tolok ukutnya (Mahsun, et al. 2015:141)

2.1.4 Perbandingan Anggaran PAD Dengan Realisasi PAD

Anggaran Pendapatan Asli Daerah merupakan rencana

keuangan yang disusun selama periode satu tahun sedangkan realisasi

Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang diperoleh dalam

wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan undang-undang,

dengan demikian keduanya mempunyai hubungan dimana anggaran

tidak akan tercapai tanpa adnya realisasi yang akan diwujudkan dalam

membiayai pembangunan daerah.

2.1.5 Pendapatan Asli Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

pertimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerinath

Daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan Asli Daerah adalah

pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

Menurut Wasito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

adalah pendaptan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh

pemerintah daerah. Sumber PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi

daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD), dan pendaptan

aslih daerah lainnya yang sah.

Sedangkan menurut Rahman (2005:38) Pendapatan Asli

Daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak


16

daerah, hasil retribusi daerah,hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dalam

menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai

perwujudan asas desentralisasi

Kebijakan keuangan daerah diarahkan untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah sebagai sumber utama pendapatan daerah yang

dapat dipergunakan oleh daerah dalam melaksanakan pemerintahan

dan pembangunan daerah sesuai dengan kebutuhannya guna

memperkecil ketergantungan dalam mendapatkan dana dan

pemerintah tingkat atas (subsidi). Pendapatan asli daerah itu sendiri,

dianggap sebagai alternatif untuk memperoleh tambahan dana yang

dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengeluaran yang

ditentukan oleh daerah sendiri khususnya keperluan rutin. Oleh karena

itu peningkatan pendapatan tersebut merupakan hal yang dikehendaki

setiap daerah. Sehingga pendapatan asli daerah merupakan salah satu

sumber dana pembiayaan pembangunan daerah.

Menurut pasal 6 ayat (1) UU No 33 Tahun 2004, Pendaptan

Asli Daerah (PAD) dapat bersumber dari :

1. pajak daerah.

2. retribusi daerah.

3. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

4. lain-lain pendaptan aslih daerah yang sah.

2.1.6 Pajak Daerah


17

Pajak daerah merupakan pajak yang ditetapka oleh pemerintah

daerah dengan peraturan daerah (PERDA), dimana wewenang

pemungutannya dilaksanakan oleh pemerintah daerah, dan hasilnya

digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam

melaksanakan penyelenggaraan pemerintah dan pembagunan daerah.

Pengertian Pajak Daerah Menurut Pasal 1 Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

pengertian Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undangundang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Defitri(2012), pajak daerah adalah pungutan daerah

menurut peraturan pajak yang ditetapkan oleh daerah untuk

membiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Pajak

daerah sebagai pungutan yang hasilnya digunakan untuk pembiayaan

pengeluaran umum pemerintah yang balas jasanya tidak secara

langsung diberikan, sedangkan pelaksanaannya dapat dipaksakan.

Maka dari itu jeni pajak Kabupaten/Kota terdiri:

a. Pajak hotel.

b. Pajak restoran.

c. Pajak hiburan.

d. Pajak reklame.
18

e. Pajak penerangan jalan.

f. Pajak mineral bukan logam dan batuan.

g. Pajak parkir.

h. Pajak air tanah.

i. Pajak sarang burung wallet.

j. Pajak bumi dan bagunan pedesaan dan perkantoran.

k. bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.

Dari jenis pajak daerah, Kabupaten/Kota dapat tidak

memungut salah satu dari beberapa jenis pajak yang telah di tentukan

maka potensi pajak di daerah Kabupaten/Kota tersebut di pandang

kurang memadahi.

Tarif pajak daerah tingkat II atau kabupaten/kota yaitu:

1. Tarif Pajak Hotel sebesar 10% (Pasal 35)


2. Tarif Pajak Restoran 10% (Pasal 40)
3. Tarif Pajak Hiburan ditetapkan paling tinggi sebesar 35%.
Khusus untuk hiburan berupa pagelaran busana, kontes
kecantikan, diskotik, karaoke, klab malam, permainan
ketangkasan, panti pijat, dan mandi uap/spa, tarif Pajak
Hiburan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 75%. Khusus
hiburan kesenian rakyat/tradisional dikenakan tarif Pajak
Hiburan paling tinggi 10% (Pasal 45).
4. Tarif Pajak Reklame 25% (Pasal 50)
5. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar
10%. Penggunaan tenaga listrik dari sumber lain oleh
industri, pertambangan Penerangan minyak Jalan bumi dan
19

ditetapkan gas paling alam, tinggi tarif sebesar Pajak 3%.


Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak
Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5%
(Pasal 55).
6. Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Bahan 25% (Pasal 60)
7. Tarif Pajak Parkir 30% (Pasal 65)
8. Tarif Pajak Air Tanah 20% (Pasal 70)
9. Tarif Sarang Walet 10% (Pasal 75)
10. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan 0,3% (Pasal 80)
11. Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 5% (Pasal
88)

2.1.7 Retribusi Daerah

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pungutan yang

dilakukan oleh pemerintah sebagai akibat adanya kontraprestasi yang

diberikan oleh pemerintah daerah tersebut didasarkan atas

prestasi/pelayanan yang diberikan Pemda didasari peraturan yang

berlaku, Halim (2004).

Dalam UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Retribusi Daerah adalah pungutan

daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan pribadi atau badan. Retribusi daerah terdiri atas 3

golongan, yaitu:

1. Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan

atau diberikan oleh pemerintah daerah (pemda) untuk tujuan


20

kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau badan.

2. Retribusi Jasa Usaha, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan

oleh pemda dengan menganut prinsip komersial karena pada

dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta; dan

3. Retribusi Perizinan Tertentu, yaitu retribusi atas kegiatan tertentu

pemda dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,

pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,

penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau

fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan.

A. Jenis Retribusi Jasa Umum adalah:

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan.

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

dan Akta.

d. Catatan Sipil.

e. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat.

f. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.

g. Retribusi Pelayanan Pasar.

h. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.

i. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran.


21

j. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta.

k. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus.

l. Retribusi Pengolahan Limbah Cair.

m. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang.

n. Retribusi Pelayanan Pendidikan.

o. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

B. Retribusi Jasa Usaha dibagi ke dalam 11 bagian, yaitu:

1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah untuk pungutan atas

pemakaian kekayaan daerah berupa pemakaian tanah dan

bangunan, ruangan untuk pesta, dan kendaraan/alat-alat

berat/alat-alat besar milik daerah. Tidak termasuk

penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah

tersebut, misal pemancangan tiang listrik/telepon, dan lain-

lain.

2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan untuk pungutan

atas penyediaan fasilitas pasar grosir berbagai jenis barang

dan fasilitas pasar/pertokoan yang dikontrakkan, yang

disediakan oleh daerah, tidak termasuk yang disediakan oleh

BUMD dan swasta.

3. Retribusi Tempat Pelelangan untuk pungutan atas pemakaian

tempat pelelangan yang secara khusus disediakan oleh


22

pemerintah daerah untuk melakukan pelelangan ikan, ternak,

hasil bumi, dan hasil hutan.

4. Retribusi Terminal untuk pungutan atas pemakaian tempat

pelayanan penyediaan parkir untuk kendaraan penumpang

dan bus umum, tempat kegiatan usaha, dan fasilitas lain di

lingkungan terminal yang dimiliki/dikelola oleh daerah,

terkecuali yang dimiliki/dikelola oleh pemerintah, BUMN,

BUMD, dan swasta.

5. Retribusi Tempat Khusus Parkir untuk pungutan atas

pemakaian tempat parkir yang khusus disediakan, dimiliki,

dan/atau dikelola oleh daerah, terkecuali yang

disediakan/dikelola oleh BUMN, BUMD, dan swasta.

6. Retribusi Tempat penginapan/vila untuk pungutan atas

pelayanan tempat penginapan/vila yang dimiliki dan/atau

dikelola oleh daerah, terkecuali yang dimiliki/dikelola oleh

pemerintah, BUMN,BUMD, dan swasta.

7. Retribusi Rumah Potong Hewan untuk pungutan atas

pelayanan penyediaan fasilitas pemotongan hewan yang

dimiliki dan/atau dikelola oleh daerah, termasuk layanan

pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dan sesudah

dipotong.
23

8. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan untuk pungutan atas

pelayanan jasa kepelabuhan yang disediakan, dimiliki,

dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah.

9. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga untuk pungutan atas

pemakaian tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang

dimiliki dan dikelola oleh daerah.

10. Retribusi Penyeberangan di Air untuk pungutan atas

pelayanan penyeberangan orang/barang dengan

menggunakan kendaraan di air milik/kelola daerah.

11. Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah untuk pungutan

atas penjualan hasil produksi usaha pemerintah daerah,

terkecuali hasil penjualan usaha daerah oleh pemerintah,

BUMN, BUMD, dan swasta.

Tarif Retribusi Jasa Usaha sendiri didasarkan pada tujuan

untuk memperoleh keuntungan yang layak, dalam artian

keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha

tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga

pasar.

C. Retribusi Perizinan tertentu dibagi ke dalam 6 jenis, yaitu:

1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk pungutan

atas pelayanan pemberian izin untuk mendirikan suatu

bangunan.
24

2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol untuk

pungutan atas pelayanan pemberian izin untuk melakukan

penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu.

3. Retribusi Izin Gangguan untuk pungutan atas pelayanan

pemberian izin tempat usaha/kegiatan di lokasi tertentu yang

dapat menimbulkan bahaya, kerugian/gangguan, tidak

termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh

daerah.

4. Retribusi Izin Trayek untuk pungutan atas pelayanan

pemberian izin usaha untuk penyediaan pelayanan angkutan

penumpang umum pada satu atau beberapa trayek tertentu.

5. Retribusi Izin Usaha Perikanan untuk pungutan atau

pemberian izin untuk melakukan kegiatan usaha

penangkapan dan pembudidayaan ikan.

6. Retribusi Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Asing

(IMTA) untuk pungutan atas pemberian perpanjangan IMTA

kepada pemberi kerja tenaga asing.

Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas

kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan tersebut

secara cuma-cuma.

Berdasarkan ketentuan tersebut tersebut, maka retribusi daerah

tidak lain merupakan pemasukan yang berasal dari usaha-usaha


25

pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang

ditunjukan untuk memenuhi kepentingan warga masyarakat baik

individu maupun badan korporasi dengan kewajiban memberikan

pengganti berupa uang sebagai pemasukan kas daerah. Daerah

kabupaten/kota diberi peluang dalam menggali sumber-sumber

keuangannya dengan menetapkann jens retribusi daerah selainyang

telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut adalah tabel dari hasil penelitian yang relevan

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Yang Relevan
NO NAMA JUDUL TEKNIK HASIL
PENELITI PENELITIAN PENELTIAN

1 Mega Ersita Analisi Penelitian ini Hasil penelitian


dan Efektivitas menggunakan adalah Tingkat
Inggriani Penerimaan metode efektivitas untuk
Elim Retribusi deskriptif retribusi daerah
(2016) Daerah dan kuantitatif. selama tahun
Kontribusinya 2011-2015 masuk
Terhadap dalam kategori
Pendapatan Cukup efektif.
Asli daerah Kontribusi
(PAD) di retribusi daerah
Provinsi PAD Provinsi
Sulawesi Utara SULUT dari tahun
. 2011-2015
berkontribusi
sedang tetapi rasio
kontribusinya
cenderung naik
setiap tahunnya
hanya pada tahun
2015 mengalami
26

penurunan.

2 Purnama Evaluasi Metode analisis Penelitian ini


sari Anggaran dan yang digunakan bertujuan untuk
Realisasi dalam mengetahui
pendapatan penelitian ini
faktor-faktor
Asli Daerah adalah metode
Pada Dinas analisis penyebab
Pendapatan deskriptif terjadinya
dan Asset perbedaan antara
Daerah
Provinsi Anggaran
Bengkulu. Pendapatan
menjadi Realisasi
pendapatan aktual
ditinjau dari
Anggaran
Pendapatan dan
Belanja Daerah
Sulawes

3 Ryal Analisis Metode Penelitian


Yoduke dan Efektifitas,Efes Pengumpulan dilakukan di
Sri Ayem iensi Pajak data merupakan Bantul, untuk
(2015) Daerah dan
metode tujuan penelitian
Retribusi
Daerah serta pengumpulan memberikan
Kontribusi data sekunder, gambaran tentang
Terhadap serta teknik (1)efektifitas
Pendapatan menganalisis tahun pajak dearah
Asli Daerah di terhadap
Kabupaten datanya PAD2009-2014;
Bantu Tahun menggunakan (2) efisiensi
2009-2014 rasio retribusi daerah
efektivitas, terhadap PAD
rasio efisiensi, 2009-2014

4 Ni Wayan Studi Analisis Jenis penelitian hasil penelitian ini


Ari Sucanti, efektifitas,efisi ini yaitu menjelaskan
Putu Sukma ensi dan deskriptif bahwa penerimaan
Kurniawan Kontribusi kualitatif pajak dan
dan Gusti Penerimaan dengan kontribusi di
Ayu Pajak Daerah menggunakan Kabupaten
Purnamawa Dan Retribusi dua jenis data. Gianyar
ti (2017) Daerah Pertama, data dinyatakan sangat
27

Terhadap primer berupa efektivitas dan


Pendaptan wawancara sangat efisien
Aslih Daerah dengan kepala pada tahun 2012-
(PAD) (studi bagian 2016. Selanjutnya
kausu di penagihan dan kontribusi
Pemerintahan pelaporan. penerimaan pajak
Kabupaten Sedangkan data terhadap
Gianyar) sekunder penerimaan asli
berupa laporan daerah di
realisasi Kabupaten
anggaran Gianyar
pendapatan dan dinyatakan sangat
belanja daerah baik sedangkan
tahun 2012- kontribusi
2016 dan penerimaan
informasi retribusi daerah
pendukung dari terhadap
Badan pendapatan asli
Pengelolaan daerah di
Keuangan dan Kabupaten
Aset Daerah Gianyar
Kabupaten dinyatakan sangat
Gianyar. kurang.
28

2.3 Kerangka Teoritis

Berikut adalah kerangka teoritik

Gambar 2.1
Kerangka teoritis

Realiasisasi Pajak Daerah


dan Retribusi Daerah

Pendapatan Asli daerah

Anggaran Pajak Daerah dan


Retribusi daerah

Pengaruh Secara Simultan


Pengaruh Secara Persial

Keterangan :
Dari gambar di atas, penulis ingin mengkaji dan menguji, baganimana

selisih pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pendapatan asli daerah

(PAD) dan melihat tingkat efektivitas, kontribusi penerimaan pajak daerah

dan retribusi daerah terhadap pendapatnasli daerah(PAD) .


29

2.4 Definisi Operasional

Definisi operasional  adalah pernyataan yang menerangkan

tentang definisi, cara ukur, alat ukur, hasil ukur, dan skala ukur dari variabel-

variabel yang akan diteliti. Sehingga Variabel dalam penelitian ini adalah

variabel dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), sedangkan variabel

independen yaitu penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah. Adapun

proksi variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

2.4.1 Variabel Independen

Variabel independen merupakan salah satu variabel yang

mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam

penelitian ini terdiri dari: Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2.4.1.1 Pajak Daerah

Didalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Pajak Daerah dan retribusi daerah, Pajak Daerah, yang selanjutnya

disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Pemerintah Daerah

oleh setiap orang maupun badan lebih bersifat memaksa karena

berdasarkan UndangUndang. Abdul Halim (2002:24)

mengemukakan bahwa Anggaran Pendapatan dan belanja

daerah (APBD) merupakan rencana kegiatan pemerintah

daerah yang dituangkan dalam bentukk angka dan

menunjukkan adanya sumber penerimaan yang merupakan

target minimal dan biaya yang merupakan batas maksimal

untuk suatu periode anggaran. realisasi adalah segala


30

aktivitas/proses untuk mencapai yang direncanakan. Dimulai

dengan angan-angan sehingga orang bisa memenuhi target

yang ingin di gapai pada periode yang telah ditentukan, lalu

membuat rencana untuk mencapainya, lalu rencana tersebut

direalisasikan dan dilaksanakan dalam bentuk aktivitas nyata.

Realisasi anggaran ialah penyajian pendapatan Pemerintah

Daerah selama satu periode, pembiayaan, belanja

surplus/defisit dan sisa kurang/lebih anggaran. Laporan

Realisasi Anggaran (LRA) ialah salah satu bagian dari laporan

keuangan pemerintah memaparkan informasi mengenai

realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding

dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini adalah

penerimaan Pajak daerah dalam Laporan Realisasi anggaran

tahun 2017-2020 Pada Kota Bengkulu. Yang menjadi indikator

variabel ini adalah jumlah penerimaan pajak daerah.

Pengukuran variabel pajak daerah ini diukur dengan skala

rasio.

2.4.1.2 Retribusi Daerah

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Retribusi Daerah

adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi


31

atau badan. Abdul Halim (2002:24) mengemukakan bahwa

Anggaran Pendapatan dan belanja daerah (APBD) merupakan

rencana kegiatan pemerintah daerah yang dituangkan dalam

bentukk angka dan menunjukkan adanya sumber penerimaan

yang merupakan target minimal dan biaya yang merupakan

batas maksimal untuk suatu periode anggaran. realisasi adalah

segala aktivitas/proses untuk mencapai yang direncanakan.

Dimulai dengan angan-angan sehingga orang bisa memenuhi

target yang ingin di gapai pada periode yang telah ditentukan,

lalu membuat rencana untuk mencapainya, lalu rencana

tersebut direalisasikan dan dilaksanakan dalam bentuk aktivitas

nyata. Realisasi anggaran ialah penyajian pendapatan

Pemerintah Daerah selama satu periode, pembiayaan, belanja

surplus/defisit dan sisa kurang/lebih anggaran. Laporan

Realisasi Anggaran (LRA) ialah salah satu bagian dari laporan

keuangan pemerintah memaparkan informasi mengenai

realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding

dalam suatu periode tertentu. Retribusi dalam penelitian ini

adalah retribusi penerimaan daerah dalam Laporan Realisasi

Anggaran tahun 2017-2020 pada Kota Bengukulu. Yang

menjadi indikator dalam peneitian ini yaitu penerimaan

retribusi daerah. Pengukuran variabel retribusi daerah ini

diukur dengan skala rasio.


32

2.4.2 Variabel Dependen

2.4.2.1 Pendaptan Aslih Daerah

Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pusat dan Daerah. Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut

PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Pendapatan Asli Daerah dalam

penelitian ini adalah penerimaan Pendapatan Asli Daerah

dalam laporan realisasi anggaran tahin 2017- 2020 pada Kota

Bengkulu. Pengukuran variabel pendapatan asli daerah ini

diukur dengan skala rasio.


33

BAB III

MEDOTE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat penelitian

Objek penelitian skripsi ini adalah Kota Bengkulu, yang

meliputi data pajak daerah, retribusi daerah, dan Pendapatan Asli

Daerah selama kurun waktu 4 tahun dari tahun 2017 sampai tahun

2020. Data-data yang menyangkut objek penelitian ini diperoleh

secara langsung dari kantor Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)

Kota Bengkulu.

3.1.2 Waktu penelitian

penelitian ini direncanakan oleh penulis dari bulan februari

2020 sampai dengan selesai.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek yang

ditentukan melalui suatu kriteria tertentu yang akan dikategorikan ke

dalam objek tersebut bisa termasuk orang, dokumen atau catatan yang

dipandang sebagai objek penelitian.


34

Menurut Sugiyono (2012) pengertian populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan pemerintah Daerah Kota

Bengkulu pada Kantor Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota

Bengkulu.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut, Sugiyono (2012). Sampel yang

digunakan dalam penelitian yang sedang dilakukan ini merupakan

Laporan Realisasi Anggaran Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah Daerah

Kota Bengkulu pada tahun anggaran 2017–2020.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan

mengunakan metode dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data

berupa laporan realisasi pendapatan aslih daerah (PAD) pada tahun 2017

sampai tahun 2020, dengan mengambil data di Kantor Badan Pedapatan

Daerah (BAPENDA) Kota Bengkulu dan metode Observasi/pengamatan

dilakukan untuk memperoleh data dengan cara mengamati aktivitas dan

kondisi obyek penelitian. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran yang jelas mengenai faktadan kondisi di


35

lapangan, selanjutnya membuat catatancatatan hasil pengamatan

tersebut..

3.3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Dalam penelitian ini penulis penulis mengunakan jenis

metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah jenis penelitian

yang menggambarkan suatu fenomena suatu objek, suatu kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa. Dalam hal

ini menggambarkan tingkat efektivitas, kontribusi penerimaan

pajak daerah dan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD).

Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

data sekunder berupa laporan realisasi Pendaptan Asli Daerah

(PAD) pemerintah daerah kota Bengkulu pada tahun 2017 sampai

2020, yang meliputi jumlah anggaran dan realisasi penerimaan

masing-masing komponen PAD penerimaan pajak daerah, retribusi

daerah, Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang.

Sumber data yang berasal dari laporan realisasi anggaran

pendapatan aslih daerah di Kantor Badan Pendapatan Daearah

(BAPENDA) Kota Bengkulu.

3.4 Teknik analisis data


36

Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan data deskriptif karena

Data yang diolah menggunakan rasio efektivitas pajak daerah dan retribusi

daerah, rasio kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah

terhadap Pendapatan Asli daerah (PAD). Kemudian, berdasarkan hasil

perhitungan yang sudah dilakukan dengan menggunakan analisis rasio

efektivitas,rasio kontribusi penerimaaan pajak Daerah dan retribusi daerah.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan rumus perhitungan analisis

diatas, peneliti dapat memberikan kesimpulan yaitu tingkat efektivitas dan

kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

serta bagaimana efekrivitas, kontribusi penerimaan pajak daerah dan retribusi

daerah terhadap Pendapata Asli daerah di kota Bengkulu pada Tahun 2017-

2020.

3.4.1 Rasio Efektivitas Pajak Daerah

Rasio Efektivitas adalah keberhasilan atau kegagalan dari

organisasi dalam mencapai tujuannya. Rasio Efektivitas Pajak Daerah

menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengumpulkan

pajak daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak daerah yang

ditargetkan Puspitasari (2014). Julastiana dan Suartana (2013),

mengatakan upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah

untuk meningkatkan PAD yaitu dengan meningkatkan efisiensi dan

efektivitas sumber-sumber pendapatan yang berpotensi meningkatkan

PAD, seperti Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.


37

Untuk menghitung efektivitas pajak daerah yaitu dengan

menghitung nilai persentase dari perbandingan realisasi penerimaan

pajak dan target penerimaan pajak Kota Bengkulu dengan memakai

rumus yang digunakan oleh Puspitasari (2014) sebagai berikut :

Realisasi Penerimaan PD
Efektivitas PD = 100%
Target Penerimaan PD

Keterangan :
PD = Pajak Daerah

Tabel 3.1
Klasifikasi Kriteria Nilai Efektivitas Pajak Daerah

Prosentase Kriteria
> 100% Sangat Efektif
90 – 100% Efektif
80 – 90% Cukup Efektif
60 – 80% Kurang Efektif
< 60% Tidak Efektif
Sumber: Kepmendagri No. 690.900.327

3.4.2 Rasio kontribusi Pajak Daerah

Menurut Halim dalam Fauziah dkk (2014) mengatakan bahwa

kontribusi adalah sumbangan atau sesuatu kegiatan yang diberikan

terhadap suatu kegiatan sehingga memberikan dampak yang bisa

dirasakan. Mulyanto dalam Mikha (2010) mengatakan analisi

kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah digunakan untuk

mengetahui jumlah kontribsui yang diberikan terhadap PAD.


38

Rumus yang digunakan untuk mengetahui kontribusi Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PAD adalah sebagai berikut

(Hakim, 2013) :

Realisasi Pajak Daerah


Kontribusi PD = 100%
Realisasi PAD

Keterangan :
PD = Pajak Daerah
PAD = Pendapatan Asli Daerah

Tabel 3.2
Klasifikasi Kriteria Nilai Rasio Kontribusi Pajak Daerah

Persentase Kriteria

0 - 10% Sangat Kurang


10 - 20% Kurang
20 - 30% Sedang
30 - 40% Cukup Kurang
50% Sangat Baik
Sumber: Kepmendagri No. 690.900.327

3.4.3 Rasio Efektivitas Retribusi Daerah

Efektivitas retribusi daerah merupakan perbandingan antara

realisasi dan target penerimaan retribusi daerah, sehingga dapat

digunakan sebagai ukuran keberhasilan dalam melakukan pungutan

(Puspitasari, 2014). Untuk menganalisis kinerja administrasi Retribusi

Daerah, perlu dihitung efektivitas pemungutan efektivitas Retribusi


39

Daerah, dimana secara umum efektivitas memperlihatkan seberapa

besar pendapatan retribusi dibandingkan dengan potensi Retribusi

Daerah sebenarnya. Target retribusi yaitu suatu jumlah yang telah

ditentukan dan harus dicapai selama setahun anggaran dan potensi

penerimaan retribusi yaitu usaha untuk menaikan retribusi untuk

mencapai target (Rosa, 2012).

Untuk menghitung efektivitas pajak daerah yaitu dengan

menghitung nilai persentase dari perbandingan realisasi penerimaan

Retribusi Daerah dan target penerimaan pajak Kota Bengkulu dengan

memakai rumus yang digunakan oleh Puspitasari (2014) yaitu:

Realisasi penerimaan RD
Efektivitasi RD = x 100%
Target penerimaan RD

Keterangan :
RD = Retribusi Daerah

Tabel 3.3
Klasifikasi Kriteria Nilai Efektivitas Retribusi Daerah

Prosentase Kriteria
> 100% Sangat Efektif
90 – 100% Efektif
80 – 90% Cukup Efektif
60 – 80% Kurang Efektif
< 60% Tidak Efektif
Sumber: Kepmendagri No. 690.900.327
40

3.4.4 Rasio Kontribusi Retribusi Daerah

Menurut Halim dalam Fauziah dkk (2014) mengatakan bahwa

kontribusi adalah sumbangan atau sesuatu kegiatan yang diberikan

terhadap suatu kegiatan sehingga memberikan dampak yang bisa

dirasakan. Mulyanto dalam Mikha (2010) mengatakan analisi

kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah digunakan untuk

mengetahui jumlah kontribsui yang diberikan terhadap PAD.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui kontribusi Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah terhadap PAD Kabupaten Bantul adalah

sebagai berikut (Hakim, 2013) :

Realisasi penerimaan RD
Kontribusi RD = 100%
Realisasi Penerimaan PAD

Keterangan :
RD = Retribusi Daerah
PAD = Pendapatan Asli Daerah

Tabel 3.4
Klasifikasi Kriteria Nilai Rasio Kontribusi Retribusi Daerah

Persentase Kriteria

0 - 10% Sangat Kurang


10 - 20% Kurang
20 - 30% Sedang
30 - 40% Cukup Baik
50% Sangat Baik
Sumber: Kepmendagri No. 690.900.327
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kota Bengkulu

4.1.1 Kondisi Geografis

Kota Bengkulu terletak di kawasan pesisir yang berhadapan

langsung dengan Samudra Hindia. Kota ini memiliki luas wilayah

144,52 km² dengan ketinggian rata-rata kurang dari 500 meter.

Sebagai daerah yang berada di pesisiran, Kota Bengkulu tidak

memiliki wilayah yang berjarak lebih dari 30 km dari pesisir

pantai.Kota ini dilayani oleh Pelabuhan Pulau Baai yang merupakan

pelabuhan samudera satu-satunya di Provinsi Bengkulu. Selain

wilayah yang berada di daratan Sumatra, Kota Bengkulu juga

membawahi sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Tikus.Kota

Bengkulu memiliki relief permukaan tanah yang bergelombang ,

terdiri dari daratan pantai dan daerah bukit-bukit serta dibeberapa

tempat terdapat cekungan alur sungai kecil. Kota Bengkulu di sebelah

Utara dan Timur berbatasan dengan Kabupaten Seluma dan sebelah

Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Curah hujan pada tahun

2010 lebih rendah dibanding dengan tahun 2010. Curah hujan

terbanyak terjadi pada bulan Oktober, Maret dan Februari. Sedang

jumlah hujan tertinggi yaitu selama 27 hari terjadi pada bulan Maret

dan Oktober dan rata-rata hari hujan di Kota Bengkulu pada tahun

2010 sebanyak 23 hari hujan.

41
42

4.1.2 Historis Kota Bengkulu

Secara historis Kota Bengkulu terbentuk Berdasarkan Undang-

Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956, Bengkulu merupakan salah

satu Kota Kecil dengan luas 17,6 km² dalam provinsi Bengkulu.

Penyebutan Kota Kecil ini kemudian berubah

menjadi Kotamadya berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1957 tentang pokok-pokok pemerintah daerah. Setelah keluarnya

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 tentang pembentukan Provinsi

Bengkulu, Kotamadya Bengkulu sekaligus menjadi ibu kota bagi

provinsi tersebut. Namun UU tersebut baru mulai berlaku sejak

tanggal 1 Juni 1968 setelah keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 20

Tahun 1968. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Tingkat I Bengkulu Nomor 821.27-039 tanggal 22 Januari 1981,

Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu selanjutnya dibagi dalam 2

wilayah setingkat kecamatan yaitu Kecamatan Teluk

Segara dan Kecamatan Gading Cempaka. Dengan ditetapkannya Surat

Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bengkulu

Nomor 440 dan 444 Tahun 1981 serta dikuatkan dengan Surat

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor 141

Tahun 1982 tanggal 1 Oktober 1982, penyebutan

wilayah Kedatukan dihapus dan Kepemangkuan menjadi kelurahan.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1982,

wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu terdiri atas 2


43

Wilayah Kecamatan Definitif dengan Kecamatan Teluk Segara

membawahi 17 Kelurahan dan Kecamatan Gading Cempaka

membawahi 21 kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 1986, luas wilayah Kotamadya

Bengkulu bertambah menjadi 144,52 km² dan terdiri atas 4

wilayah kecamatan, 38 kelurahan serta 17 desa.

4.2. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.1 Data Penelitian

Data penelitian adalah data yang diperoleh dari kantor Badan

Pendapatan Daerah (BAPENDA) kota Bengkulu yang kemudian

dihitung menggunakan rasio efektivitas dan rasio kontribusi

penerimaan Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),

serta rasio efektivitas dan rasio kontribusi penerimaan Retribusi

Daerah terhadap Pendaptan Asli daerah (PAD), dari Laporan

Realisasi Pendapatan Asli Daerah di pemerintahan derah Kota

Bengkulu pada Bandan pendapatan Daerah Kota Bengkulu dengan

priode 2017-2020 untuk menjawab rumusan masalah. Untuk lebih

jelasnya mengenai anggaran pendapatan asli daerah dengan

realisasinya tahun anggaran 2017 sampai dengan 2020 dapat dilihat

pada table

TABEL 4.1
44

DATA ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPTAN ASLI DAERAH KOTA


BENGKULU PADA TAHUN 2017-2020
Tahun Uraian Anggaran Realisasi Selisih

2017 Pendapan Asli 125.303.051.356.00 170.921.364.206.00 45.618.312.850,00


Daerah (PAD)

Pajak Daerah 70.316.000.000.00 75.071.261.712.00 4.755.261.712,00

Retribusi Daerah 29.012.051.356.00 12.691.805.860.00 (16.320.245.496,00)

Hasil Penggelolaan 3.850.000.000,00 3.554.125.328,00 (295874.672,00)


Kekayaan
Daerah Yang
Sah

Lain-Lain 22.125.000.000,00 79.604.171.306,00 57.479.171.306,00


Pendapatan
Asli Daerah

2018 Pendapan Asli 111.986.000.000.00 104.029.869.150.00 (7.956.130.850,00)


Daerah (PAD)

Pajak Daerah 79.897.000.000.00 84.890.740.915.10 4.993.740.915,00

Retribusi Daerah 19.289.000.000.00 13.216.439.965.00 (6.072.560.035,00)

Hasil Penggelolaan 2.900.000.000.00 3.443.860.362.29 (543.860.362,29)


Kekayaan
Daerah Yang
Sah

Lain-Lain 9.900.000.000.00 2.478.827.908.00 (7.421.172.092,00)


Pendapatan
Asli Daerah

2019 Pendapan Asli 130.840.127.327.00 129.097.168.155.55 (1.742.959.171,55)


Daerah (PAD)

Pajak Daerah 97.597.000.000.00 107.116.708.227.83 9.519.708.227,83

Retribusi Daerah 18.789.000.000.00 11.749.514.124.00 (7.039.485.875,00)

Hasil Penggelolaan 4.554.127.327.00 3.250.509.130.75 (1.303.618.196,75)


Kekayaan
Daerah Yang
Sah

Lain-Lain 9.900.000.000.00 6.890.436.672.55 (3.009.563.327,55)


Pendapatan
Asli Daerah

2020 Pendapan Asli 172.898.922.782.73 102.164.453.282.61 (70.734.463.500,12)


Daerah (PAD)
45

Pajak Daerah 121.326.280.000.00 92.048.716.649.53 (29.277.563.350,73)

Retribusi Daerah 5.500.000.000.00 3.853.378.200.00 (1.646.621.800,00)

Hasil Penggelolaan 5.554.125.327.00 3.217.135.278.00 (2.336.990.049,00)


Kekayaan
Daerah Yang
Sah

Hasil Penggelolaan
40.518.517.455.47 3.045.223.155.08 (37.473.294.300,39)
Kekayaan
Daerah Yang
Sah

Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA Kota Bengkulu Tahun


2017-2020, Data Diolah
Berdasarkan data diatas,dari tahun 2017 sampai dengan 2020

realisasi penerimaan anggaran pendapatan asli daerah Kota Bengkulu

terus mengalami adanya selisih anggaran, baik itu yang bersumber

dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah

yang dipisahkan maupun lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Pada tahun 2017 penerimaan Pendapatan Asli Daerah di kota

Bengkulu mengalami adanya selisih yang lebih, sebesar Rp

45.618.312.850,00, sebab dikarenakan pajak daerah dan lain-lian PAD

yang sah sangat berkontribusi terhadap penerimaan Pendapatan Asli

Daerah. Untuk pajak daerah mengalami selisih yang lebih, sebesar Rp

4.755.261.712,00 yang di anggarka, di sebebkan karena adanya pajak

hotel dan pajak retoran berkontribusi terhadap penerimaan pajak

daerah. Untuk retribusi daerah mengalami selisih kurang, sebesar Rp

(16.320.245.496,00) dari yang di anggarkan ini di sebabkan

Karenakan penerimaan retribusi daerah di kota Bengkulu belum

efektif.
46

Pada tahun 2018 penerimaan Pendapatan Asli Daerah Di kota

Bengkulu mengalami selisih yang kurang, sebesar Rp

(7.956.130.850,00) dari yang dianggarkan hal ini di sebebkan Karena

retribusi daerah dan lai-lain PAD yang sah kurang berkontribusi dari

ayng dianggrak oleh pemerintah daerah. Untuk pajak daerah

mengalami selisih yang lebih, sebesar Rp 4.993.740.915,00 dari yang

dianggarkan hal ini sebebakan Karena suber dari pajak hotel, pajak

penerangan jalan dan bea perolehan hak atas tanah telah berkontribusi

dari yang dianggarkan. Untuk retribusi daerah di kota Bengkulu

mengalami selisih yang kurang, sebesar Rp (6.072.560.035,00) dari

yang dianggarkan oleh pemerinta daerah, hal ini di sebabkan retribusi

daeraah di kota Bengkulu belum efektif.

Pada tahun 2019 Pendapatan Asli Daerah di kota Bengkulu

mengalami selisih yang kurang , sebesar Rp (1.742.959.171,55) dari

yang dianggarkan, hal ini di sebabkan karena retribusi, hasil kekayaan

yang sah dan lain-lain PAD sah kurang berkontribusi terhadap

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Untuk pajak daerah kota

Bengkulu mengalami selisih yang lebih, sebesar Rp 9.519.708.227,83

dari yang di anggarkan, hal ini di sebebkan karena pajak restoran

sangat berkontribusi bagi penerimaan pajak daerah. Dan untuk

penerimaan retribusi daerah kota Bengkulu mengalami selisih yang

kurang, sebesar Rp (7.039.485.875,00), hal ini disebabkan karena

penerimaan retribusi yang menurun.


47

Pada tahun 2020 Pendapatan Asli Daerah Kota Bengkulu

mengalami selisih yang kurang, Sebesar Rp (70.734.463.500,12) dari

yang di anggarkan, hal ini di sebakan karena anggaran yng di

anggarkan terlalu besar sehingga mengalami selisih yang sangat besar.

Untuk pajak daerah kota Bengkulu mengalami selisih yang kurang

juga, sebesar (29.277.563.350,73) dari yang di anggarkan, hal ini di

sebabkan Karena menurun penerimaan dari pajak penerangan jalan.

Dan untuk penerimaan retribusi daerah kota Bengkulu

mengalamiselisih yang kurang juga, sebesar Rp (1.646.621.800,00)

dari yang di anggarkan, hal tersebut di sebabkan Karena pemerintah

kota Bengkulu hanya mengabil suber dari retribusi jasa umum.

A. Selisih pajak Daerah kota Bengkulu dari tahun 2017-2020

Pada tahun 2017 selisih pajak daerah sebesar Rp

4.755.261.712,00, pada tahu 2018 selisihnya sebesar Rp

4.993.740.915,00, pada tahun 2019 selisih sebesar Rp

9.519.708.227,83 dan pada tahun 2020 selisinya sebesar Rp

(29.277.563.350,73). Sehingga dapat di simpulkan rata-rata

selisih anggarn dengan realisasi pajak daerah kota Bengkulu

dalam kurun waktu 4 tahun sebesar Rp (10.008.852.496) dari

yang di anggarkan, hal tersebut di sebabkan menurunya

penerimaan pajak daerah kota Bengkulu pada tahun 2020.


48

B. Selisih retribusi daerah kota Bengkulu pada tahun 2017-2020

Pada tahun 2017 selisih retribusi daerah kota Bengkulu

mengalami selisih yang sebesar Rp (16.320.245.496,00) dari

yang di anggarkan, pada tahun 2018 mengalami selisih Rp

(6.072.560.035,00), pada tahun 2019 mengalami selisih sebesar

Rp (7.039.485.875,00) dari yang di nggarkan. Dan untuk tahun

2020 mengami selisih yang sebesar Rp (1.646.621.800,00) dari

yang di anggarkan. Sehingga dapat disimpulkan selisih anggran

dengan realisasi retribusi daerah kota Bengkulu dalam kurun 4

tahun ini sebesar Rp (31.078.913.206), hal tersebut di sebebkan

Karena peneriman retribusi daerah kota bengkulu kurang efektif

dilakukan oleh pemerintah daerah.

C. Selisih Pendapatan Aslih Daerah kota Bengkulu pada tahun 2017-

2020

Pada tahun 2017 selisih PAD kota Bengkulu sebesar Rp

45.618.312.850,00, pada tahun 2018 mengalami selisih sebesar

Rp (7.956.130.850,00) dari yang dianggarkan, pada tahun 2019

PAD mengalami selisih sebesar Rp (1.742.959.171,55) dan pada

tahun 2020 mengalami selisi sebesar Rp (70.734.463.500,12).

Sehingga dapat disimpulkan selisih anggaran denngan realisasi

Pendapatan Asli Daerah Kota Bengkulu dalam kurun 4 tahun,

sebesar Rp (34.814.882.672,43). Hal tersebut di sebabkan karena

Anggran Pendapatan Asli daerah pada tahun 2020 terlalu tinggi,


49

dimana penerimaan pajak daerah dan penerimaan lain-lain PAD

yang sah kota Bengkulu mengalami penurunan sangat derastis.

4.2.2 Tingkat Rasio Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota

Bengkulu

Efektivtas pajak daerah adalah nilai yang dihitung berdasarkan

persentase perbandingan realisasi penerimaan pajak dengan target

penerimaan pajak. Efektivitas digunakan untuk mengukur hubungan

antara hasil penerimaan pajak daerah dengan semua potensi pajak

daerah dengan anggaran semua wajib pajak daerah membayar pajak

daerah masing- masing. Data yang diperoleh dari Badan Pendapatan

Daerah (BAPENDA) Kota Bengkulu dengan rentang waktu yang

diteliti adalah 2017-2020, dengan menerapkan perhitungan rumus

analisis efektivitas maka diperoleh gambaran tentang tingkat

efektivitas penerimaan pajak daerah, perhitungan analisis tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Bengkulu
Priode 2017-2020

TAHUN PAJAK DAERAH

TARGET REALISASI

2017 70.316.000.000.00 75.071.261.712.00

2018 79.897.000.000.00 84.890.740.915.00

2019 97.597.000.000.00 107.116.708.227,83

2020 121.326.280.000.00 92.048.716.649.53


50

Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA


Kota Bengkulu Tahun 2017-2020, Data Diolah

Rumus:

Realisasi penerimaan PD
Efektivitasi PD = x 100%
Target penerimaan PD

Keterangan : PD = Pajak Daerah

Tabel 4.3
Perhitungan Rasio Efektivitas Penerimaan Pajak Daerah Kota Bengkulu Priode
2017-2020

Tahun Target Realisasi Rasio Efektivitas Kriteria

2017 70.316.000.000.00 75.071.261.712.00 106,76% Sangat Efektif

2018 79.897.000.000.00 84.890.740.915.00 106,00% Sangat Efektif

2019 97.597.000.000.00 107.116.708.227,83 109,75% Sangat Efektif

2020 121.326.280.000.00 92.048.716.649.53 75,87% Kurang Efektif

Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA Kota Bengkulu


Tahun 2017-2020, Data Diolah

Perhitungan rasio atas target dan realisasi serta penjelasan tabel

4.2 dan tabel 4.3 memperlihatkan pencapaian pemungutan pajak.

Tingkat efektivitas diatas dapat menjelaskan bahwa pada tahun 2017

tingkat perolehan Pajak Daerah memenuhi kriteria sangat efektif

dengan angka 106,76%, pada tahun 2018 menjelaskan keadaan yang


51

menurun dari tahun yang sebelumnya dengan selisih 0,76% masi

dinyatakan memenuhi tingkat kriteria sangat efektif sebesar 106,00%,

tahun 2019 kembali menunjukan tren positif dengan meningkatnya

sebesar 3,75% dengan tingkat efektivitas dari tahun sebelumnya ke

angka 109,75% dengan kriteria sangat efektif, dan pada tahun 2020,

tingkat perolehan Pajak Daerah oleh pemerintah daerah kembali

mengalami penurunan yang sangat singnifikat sebesar 33.88% ke

angka 75,87% dengan kriteria kurang efektif.

Peningkatan perolehan Pajak Daerah oleh pemerintah daerah

Kota Bengkulu dengan rentang waktu 2017- 2020 menunjukan posisi

yang cenderung flutuasi dengan pencapaian tingkat efektivitas

terbesar berada pada tahun 2019 dengan angka 109,75%. Analisis dan

perhitungan rasio diatas mendukung dan membuktikan asumsi tentang

konidisi pencapaian Pajak Daerah yang cenderung flutuasi (naik dan

turun) serta ketertarikan peneliti yang ingin mengetahui tingkat

efektivitasnya dan memberikan gambaran kepada masyarakat

khususnya masyarakat Kota Bengkulu untuk mengetahui kondisi

PAD dalam hal ini Pajak Daerah.

Menurut uraian dan perhitungan pada tabel 4.3, dapat

disimpulkan bahwa rasio efektivitas pajak daerah selama 4 tahun

pada Kota Bengkulu memiliki rata-rata tingkat efektivitas yang

sangat efektiv hal ini di kerenakan pemungutan pajak daerah di kota

Bengkulu memilikih 12 jenis sumber penerimaan pajak yang


52

berkontribusi sehingga pajak derah telah optimal di lakukan oleh

pemerintah kota Bengkulu

4.2.3 Tingkat Rasio Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah Kota

Bengkulu

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan. Untuk menganalisis kinerja administrasi retribusi daerah,

perlu dihitung efektivitas retribusi daerah, dimana secara umum

efektivitas memperlihatkan seberapa besar pendapatan retribusi

daerah dibandingkan dengan potensi retribusi daerah sebenarnya .

Analisis efektivitas penerimaan retribusi daerah adalah tingkat angka

pencapaian pemerintah dalam memungut atau menarik restribusi

daerah yang dibandingkan dengan target yang telah ditentukan

sebelumnya (Hakim, 2013). Target retribusi yaitu suatu jumlah yang

telah ditentukan dan harus dicapai selama setahun anggaran dan

potensi penerimaan retribusi yaitu usaha untuk menaikkan retribusi

untuk mencapai target. Sehingga perhitungan tersebut dapat

digunakan sebagai ukuran keberhasilan dalam melakukan pungutan

(Yuduke, 2015). Untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat

efektivitas penerimaan retribusi maka menerapkan perhitungan rumus

analisis efektivitas dengan perhitungan analisis sebagai berikut.


53

Tabel4.4
Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah kota Bengkulu
priode 2017-2020

TAHUN RETRIBUSI DAERAH

TARGET REALISASI

2017 23.767.000.000.00 15.144.049.878.00

2018 19.289.000.000.00 13.216.439.965.00

2019 18.789.000.000.00 11.749.514.124.00

2020 5.500.000.000.00 3.853.378.200.00

Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA Kota


Bengkulu Tahun 2017-2020, Data Diolah

Rumus:
Realisasi penerimaan RD
Efektivitasi RD = x 100%
Target penerimaan RD

Keterangan: RD = Retribusi Daerah

Tabel 4.5
Perhitungan Rasio Efektivitas Penerimaan Retribusi Daerah Kota Bengkulu
Priode 2017-2020

Tahun Target Realisasi Rasio Efektifitas Kriteria

2017 29.012.051.356.00 12.691.805.860.00 43,75% Tidak Efektif

2018 19.289.000.000.00 13.216.439.965.00 68,52% Kuang Efektif

2019 18.789.000.000.00 11.749.514.124.00 62,53% Kurang Efektif

2020 5.500.000.000.00 3.853.378.200.00 70.06% Kurang Efektif

Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA Kota Bengkulu


Tahun 2017-2020, Data Diolah
54

Berdasarkan Tabel 4.4 dan 4.5 di atas, menunjukkan bahwa

efektivitas retribusi daerah di Kota Bengkulu setiap tahunnya

mengalami fluktuasi (naik turun). Namun target retribusi daerah

dalam 4 tahun terakhir (2017-2020) kecenderungan mengalami

penurunan disetiap tahunnya. Hal ini sejalan juga dengan menurunnya

realisasinya. Pada Tahun 2017 hasil perolehan Retribusi Daerah

dinyatakan tidak efektif dengan angka persentase sebesar 43,75%.

Tahun 2018 kriteria tidak efektif dengan angka persentase 68,52%,

meningkat sebesar 24,77% dari tahun 2017. Tahun 2019 dinyatakan

kurang efektif karena perolehan hanya pada angka 62,53%, dengan

selisih 5,99% dari tahun sebelumnya. Tahun 2020 dinyatakan kriteria

yang tidak efektif dengan perolehan kembali naik ke angka 70,06%,

selisih naik 7,53% dari tahun 2019. Perolehan Retribusi Daerah tahun

2020 kembali meningkat sebesar 7,53% dari tahun 2019,dari angka

62,53% ke angka 70,06% namun tetap dinyatakan kurang efektif.

Analisis dan perhitungan rasio diatas mendukung dan membuktikan

asumsi tentang konidisi pencapaian Retribusi Daerah yang cenderung

fluktuatif (naik dan turun) serta ketertarikan peneliti yang ingin

mengetahui tingkat efektivitasnya dan memberikan gambaran kepada

masyarakat khususnya masyarakat Kota Bengkulu untuk mengetahui

kondisi PAD dalam hal penerimaan Retribusi Daerah yang masi

mengalami kurang efektif hal ini di keranakan retribusi daerah di kota

Bengkulu yang di lakukan Pemerintah Badan Pendapatan Daerah


55

(BAPENDA) h memungut hasil retribusi daerah hanya 1 jenis yaitu

retribusi jasa umum yaitu retribusi pelayanan parkir di tepi jalan

umum.

4.2.4 Rasio kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Kota Bengkulu

Priode 2017-2020

Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber dana

yang penting bagi pembiayaan pembangunan daerah. Penerimaan

pajak daerah yang baik dapat dilihat dari keberhasilan daerah dalam

pemungutan pajak daerahnya. Faktor kesadaran masyarakat untuk

membayar pajak dan faktor kemampuan aparat pemerintah dalam

melakukan tugas lapangannya mempengaruhi dalam penerimaan

pajak daerah. Perlu upaya pemerintah daerah dalam menggali potensi

potensi pajak daerah untuk dapat meningkatkan PAD (Taras, 2017).

Untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat kontribusi penerimaan

pajak terhadap PAD Kota Bengkulu, Analisis data kontribusi Pajak

Daerah diterapkan untuk mengetahui besaran kontribusi Pajak Daerah

terhadap PAD Kota Bengkulu tahun 2017-2020, adapun penerapan

tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.6
Realisasi Pajak Daerah dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kota Bengkulu Priode 2017-2020

TAHUN REALISASI PAD REALISASI PAJAK


DAERAH

2017 170.921.364.206.00 75.071.261.712.00


56

2018 104.029.869.150.00 84.890.740.915.10

2019 129.097.168.155.00 107.116.708.227,83

2020 102.164.453..282.61 92.048.716.649.53

Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA


Kota Bengkulu Tahun 2017-2020, Data Diolah

Rumus:

Realisasi Pajak Daerah


Kontribusi PD = 100%
Realisasi PAD

Keterangan :
PD = Pajak Daerah
PAD = Pendapatan Asli Daerah

Tabel 4.7
Perhitungan Rasio Kontribusi Pajak Daerah Terhadap Pendaptan Asli Daerah
(PAD) Kota Bengkulu Priode 2017-2020

Tahun Realisasi PAD Realisasi Pajak Daerah Kontribusi Kriteria

2017 170.921.364.206.00 75.071.261.712.00 43,92% Cukup Baik

2018 104.029.869.150.00 84.890.740.915.10 81,60% Sangat Baik

2019 129.097.168.155.00 107.116.708.227,83 82,97% Sangat Baik

2020 102.164.453..282.61 92.048.716.649.53 90,09% Sangat Baik

Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA Kota Bengkulu


Tahun 2017-2020, Data Diolah

Berdasarkan Tabel 4.6 dan 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa

realisasi pajak daerah selalu meningkat setiap tahunnya sedangkan di

tahun 2020 mengalami penurunan . Untuk realisasi penerimaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu juga mengalami


57

fluturasi ( naik dan turun ) disetiap tahunnya, dan penerimaan pajak

daerah juga meningkat setiap tahunnya dalam kurun waktu 3 tahun,

dari tahun 2017-2020, sedangkan di tahun 2020 penurunan. Untuk

tingkat kontribusi pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) setiap tahun mengalami peningkatan. Realisasi pemungutan

Pajak Daerah pada tahun 2017 oleh pemerintah Daerah Kota

Bengkulu dengan jumlah 75.071.261.712.00 berkontribusi sebesar

43,92% terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), periode ini di kriteria

cukup baik. Pada tahun 2018, jumlah realisasi Pajak Daerah

84.890.740.915.10 yang berkontribusi sebesar 81,60% dari realiasi PAD

104.029.869.150.00, sehingga mengalami kenaikan yang siknifikat

yaitu sebesar 37,68%, dan masuk sangat baik. Pada tahun 2019, total

perolehan Pajak Daerah menyumbang sebesar 107.116.708.227,83 yang

berkontribusi sebesar 82,97% dari angka total realisasia Pendapatan

Asli Daerah (PAD) 129.097.168.155.00, meningkat 1,37% dari tahun

sebelumnya, dengan kriteria sangat baik. Pada 2020 juga mengalami

penurunan dalam penerimaan Pajak Daerah terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) terpungut sebesar 92.048.716.649.53 yang

berkontribusi 90,09% dari total PAD 102.164.453..282.61, meningkat

sebesar 7,12% dari tahun sebelumnya, periode tahun ini masuk

kriteria sangat baik. Dari analisis dan perhitungan di atas, kontribusi

pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu

dengan Priode Tahun 2017 sampai 2020 tergolong dalam kriteria


58

sangat baik, artinya Pemerintah daerah Kota Bengkulu sudah mampu

mewujudkan kemadirian daerahnya.

Melihat dari analisis tersebut dapat terlihat bahwa kontribusi

Pajak Daerah dari tahun 2017 sampai dengan 2020 secara umum

dapat dikatakan sangat baik, hal ini didukung dengan adanya

ekstensifikasi Pajak Daerah di Kota Bengkulu dengan obyek Pajak

Daerah di Kota Bengkulu memiliki 12 jenis. Dengan memiliki tingkat

kontribusi Pajak Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah yang sangat

besar akan sangat menguntungkan bagi Pemerintah Kota Bengkulu

dalam mempercepat pembangunan daerah.

4.2.5 Rasio Kontribusi Penerimaan Retribusi Daerah Kota Bengkulu

Priode 2017-2020

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas


jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan. Tujuan dari retribusi daerah adalah meningkatkan
penyediaan layanan dan penyelenggaraan pemerintahan dan sekaligus
memperkuat otonomi daerah yang berimplikasi terhadap penerimaan
asli daerah. Mikha (2010) sendiri mengatakan kontribusi Retribusi
Daerah merupakan rasio antara realisasi penerimaan dari Retribusi
Daerah dalam tahun dengan realisasi penerimaan PAD pada tahun
yang sama, analisis kontribusi Retribusi Daerah digunakan untuk
mengetahui seberapa besar peranan penerimaan Retribusi Daerah
dalam meningkatkan PAD. Untuk mendapatkan gambaran tentang
tingkat kontribusi penerimaan retribusi terhadap PAD Kota Bengkulu
59

tahun 2017-2020, maka menerapkan analisis kontribusi dengan rumus


dan pembahasan perhitungan analisis sebagai berikut.

Tabel 4.8
Realisasi retribusi Daerah dan Realisasi Pendaptan Asli Daerah (PAD)
Kota Bengkulu Priode 2017-2020

TAHUN REALISASI PAD REALISASI RETRIBUSI


DAERAH

2017 170.921.364.206.00 12.691.805.860.00

2018 104.029.869.150.00 13.216.439.965.00

2019 129.097.168.155.00 11.749.514.124.00

2020 102.164.453..282.61 3.853.378.200.00

Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA


Kota Bengkulu Tahun 2017-2020, Data Diolah

Rumus:

Realisasi penerimaan RD
Kontribusi RD = 100%
Realisasi Penerimaan PAD
Keterangan:
RD = Retribusi Daerah
PAD = Pendapatan Asli Daerah
60

Tabel 4.9

Tahun Realisasi PAD Realisasi Retribusi Kontribusi Kriteria


Daerah

2017 170.921.364.206.00 12.691.805.860.00 7,25% Sangat Kurang

2018 104.029.869.150.00 13.216.439.965.00 12,70% Kurang

2019 129.097.168.155.00 11.749.514.124.00 9.10% Sangat Kurang

2020 102.164.453..282.61 3.853.378.200.00 3,77% Sangat Kurang

Perhitungan Rasio Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendaptan Asli


Daerah (PAD) Kota Bengkulu Priode 2017-2020
Sumber:Laporan Realisasi Pendaptan Asli Daerah, BAPENDA Kota Bengkulu
Tahun 2017-2020, Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 dan 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa

realisasi retribusi mengalami fluturasi ( naik dan turun) setiap

tahunnya. Untuk realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

juga mengalami fluturasi ( naik dan turun ) disetiap tahunnya, ini

disebabkan retribusi daerah menrun dalam 4 tahun terakhir. Namun

tingkat kontribusi pajak daerah terhadap PAD setiap tahun mengalami

peningkatan. Untuk uraian masing-masing, Perolehan Retribusi

Daerah tahun 2017 oleh pemerintah daerah Kota Bengkulu dengan

jumlah realisasi retribusi 12.691.805.860.00 berkontribusi sebesar

7,25% terhadap PAD, dengan criteria sangat kurang. Tahun 2018,

jumlah realisasi 13.216.439.965.00 berkontribusi sebesar 12,70%dari

total PAD 104.029.869.150.00, mengalami peningkatan sebesar

5,45%, merupakan peningkatan terbesar dari tahun 2017-2020, dengan

kriteria kontribusi kurang. Pada tahun 2019, total perolehan Retribusi

Daerah menyumbang sebesar 11.749.514.124.00 berkontribusi sebesar


61

9,10% dari angka total PAD 129.097.168.155.00,dengan turun

kembali sebesar 3,60% dari tahun sebelumnya, kriteria sangat kurang.

Pada 2020 juga mengalami penurunan yang siknifikat dari tahun

2017-2020, besaran jumlah Retribusi Daerah yang terpungut yaitu

3.853.378.200.00 yang berkontribusi sebesar 3,77% dari total PAD

102.164.453..282.61, turun lagi sebesar 5,77%, masih dengan kriteria

sangat kurang berkontribusi darena penerimaan retribusi daerah di

kota Bengkulu masi belum stabil di lakukan oleh dinas pendapatan

daerah hal tersebut di karenakan pemungutan retribusi daerah di kota

Bengkulu yang dilakukan oleh dinas pendapatan daerah hanya

memungut 1 jenis penerimaan retribusi daerah yaitu retribusi jasa

umum dan bersumber dari retribusi pelayanan parkir di tepi jalan

umum.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Analisis Anggaran

Peneriman Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Realisasi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di kota Bengkulu dapat disimpulkan sebagai

beriku :

1. Efektivitas penerimaan pajak daerah di kota Bengkulu pada tahun 2017

tingkat perolehan Pajak Daerah memenuhi kriteria sangat efektif dengan

angka 106,76%, pada tahun 2018 menjelaskan keadaan yang menurun dari

tahun yang sebelumnya dinyatakan memenuhi tingkat kriteria sangat

efektif sebesar 106,00%. tahun 2019 kembali menunjukan tren positif

sebesar 3,75% dengan tingkat efektivitas dari tahun sebelumnya ke angka

109,75% dengan kriteria sangat efektif, dan pada tahun 2020, tingkat

perolehan Pajak Daerah oleh pemerintah daerah kembali mengalami

penurunan yang sangat signifikan sebesar 33.88% ke angka 75,87%

dengan kriteria kurang efektif.

2. Efektivitas penerimaan retribusi daerah di kota Bengkulu Berdasarkan

pengujian rasio efektivitas, tingkat pemerolehan Retribusi Daerah secara

keseluruhan cenderung kurang efektif, tahun 2017 (43,75%), 2018

(68,52%), 2019 (62,53%), dan 2020 (70.06%) dinyatakan kurang efektif.

Dengan Tingkat efektivitas tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan

memperoleh 70.06% sedangkan efektivitas terendah terjadi

62
63

pada tahun 2017 dengan memperoleh 43,75% dengan kriteria tidak efektif.

3. Berdasarkan penelitian dengan rasio kontribusi, tingkat kontribusi Pajak

Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu

cenderung meningkat seiap tahunya dalam 4 tahun dari tahun 2017 sampai

2020. Pada tahun 2017 dinyatakan cukup baik dengan berada di posisi

43,92%. Tahun 2018, 2019, dan 2020 berada pada posisi kriteria sangat

baik dengan besaran masing-masing 81,60%, 82,97%, dan 90,09%.

Tingkat kontribusi penerimaan pajak daerah terhadap PAD tertinggi

terjadi pada tahun 2020 dengan memperoleh 90,09% dengan kriteria

sangat baik. Sedangkan tingkat kontribusi terendah terjadi pada tahun

2017 dengan memperoleh 43,92%. Kriteria cukup baik.

4. Berdasarkan penelitian dengan rasio kontribusi, tingkat kontribusi

Retribusi Daerah Terhadap Pendaptan Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu

relatif kurang berkontribusi,mengalami fluktuatif ( naik dan turun) dari

tahun 2017 sebesar 7,25% ke tahun 2018 mengalami penaikan sebesar

12,70% pada tahun ini dinyatakan yang tertinggi. Tahun 2019 kontribusi

hanya sebesar 9.10%. Kembali penurunan tahun 2020 di posisi 3,77%,

dengan kriteria yang sangat kurang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan da kesimoulan yang di peroleh, maka

saranyang dapat diberikan yaitu:


64

1. Hasil penelitian yang menunjukkan Tingkat pecapaian Pajak

Daerah atas target yang selalu meningkat sudah sangat baik/efektif,

namun tetap memperhatikan konsistensi yang selaras dengan tren

persentesenya karena terlihat naik dan turun (fluktuatif), serta

kontribusinya perlu ditingkatkan. Berbeda dengan tingakat

pencapaian Retribusi Daerah yang selalu menurun setiap tahunnya

maka dari perlu mendapat perhatian serius. Perlu diadakan upaya-

upaya untuk meningkatkan hasil PAD khususnya Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah. Penurunan perolehan PAD dari sektor Retribusi

Daerah kiranya mendapatkan perhatian serius, evaluasi, dan

ditingkatkan semaksimal mungkin karena tren kontribusi yang

terus turun

2. Disarankan bagi peneliti selanjutnya khusus pada peneliti yang

sama perlu di pertimbangkan untuk untuk faktor-faktor laiinya di

luar variabel Analisis Angaran Penerimaan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Terhadap Realisasi Pendapatan Asli Daerah di

Kota Bengkulu, serta dapat meningkatkan penerimaan pajak

daerah dan retribusi daerah terhadap pendaptan Asli daerah, serta

kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah terhadap PAD yang

lebih baik lagi sehingga akan mengahasilkan penelitian yang lebih

baik dan sesuai dengan peningakatan kualitas peneliti selanjutnya.


65

3. Bagi peneliti selanjutnya,hendaknya memperluas penelitian

sehingga memperoleh informasi yang lebi lengkap tentang factor-

faktor yang mempengarui pendapatan aslih Daerah (PAD).

4. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menamba

wawasan pengetahuan terkain dengan pendaptan Asli Daerah

(PAD) yang ada di Kota Bengkulu serta Faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Khususnya yang berminat untuk mengetahui

lebih jauh tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota

Bengkulu( melakukan penelitian ) maka perlu perlu modifikasi

variabel-variabel independen baik menamba variabel atau

menambah datanya. Sehingga akan lebih objektif dan bervariasi

dalma melakukan penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim & Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik : teori, konsep dan
aplikasi. Salemba Empat : Jakarta

Abdul Halim. 2001. Akuntansi Sektor Publik Keuangan Daerah. Jakarta: PT.
Salemba Empat Patria.

Andayani, Wuryan, 2008, Audit Internal, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE.

Ardhiansyah, Diaz., Rahayu, Sri Mangesti., dan Husaini, Achmad. 2014. Analisis
Potensi Pajak Hotel dan Pajak Restoran dan Kontribusinya Terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan
Daerah Kota Batu Tahun 2011-2013) Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 14
No. 1 September 2014.

Aryani, Farida. 2015. Analisis Pertumbuhan serta Efektivitas dan Efisiensi


Pemungutan Pajak Daerah Kabupaten Musi Banyuasin.Dosen PNS
Kopertis Wilayah II dpk pada STIE Rahmaniyah Sekayu.

Bahri F, M Samsul. 2011. Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan Pajak Daerah


Kota Surakarta Tahun 2004-2009. Skripsi Strata Satu Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Defitri,2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan


Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kota
Pematangsiantar

Fauziah, Isfatul., Husaini, Achmad., Shobaruddin, M. 2014. Analisis Kontribusi


Penerimaan Pajak Daerah sebagai Salah Satu Sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Malang (Studi Pada Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Malang). Jurnal PerPajakan
| Vol. 3 No. 1 Desember 2014| Universitas Brawijaya Malang.

Frendy, A. K. 2012. “Evaluasi Pendapatan Pajak dan retribusi Daerah


Kabupaten Wonogori”. Skripsi. Jurusan Akuntansi, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Hakim, Vita Amaliah. 2013. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tasikmalaya
(Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya) Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Siliwangi

66
67

Handoko, Sri P, SE. 2013. Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Daerah Sebagai
Sumber Pendapatan Daerah Kota Pontianak. Jurnal Ilmiah Program
Magister Ilmu Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak 2013.

Imam Ghozali, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS,


Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Julastiana, Yaneka., Suartana, Iwayan. 2013. Analisis Efisiensi dan Efektivitas


Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Klungkung. Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia.

Kepmendagri No.29. 2002. Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan


Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata cara Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksana Tata Usaha Keuangan
Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.

Mahsun Mohamad, 2015. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. BPFE. Yogyakarta

Mardiasmo,2005.anggaran sektor public edisi 1 yogyakarta,penerbit andi

Mega Ersita dan Ingrain Elim,2016. Analisis Efektivitas Penerimaan Retribusi


Daerah dan Kontribusinya Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Di Provinsi Sulawesi Utara

Memah, Edwar W. 2013. “Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel


dan Restoran Terhadap PAD Kota Manado”, Jurnal Emba, Vol. 1 No. 3
[internet] Tersedia di

Mikha, Danied. 2010. Analisis Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman. Alumni UPN “Veteran”
Yogyakarta. Kajian Akuntansi, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010.

Mulyanto dan Mika,2010.Analisis Efektivitas,Efektifitas Pajak Daerah dan


Retribui Terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Nikmah, C. (2011). Analisis Selisih Anggaran Retribusi Daerah dan Pajak Daerah
Pemerintah Kabupaten Jepara. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Nahdlatul Ulama (STIENU).Jepara.https://docplayer.info/35046154
Analisis-selisih-realisasianggaran-retribusi daerah-dan pajak daerah
pemerintah-kabupaten-j
Nurlan Darise.2008. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: PT. Indeks.

Octovido, I., Sudjana, N., dan Azizah, F.D. (2014). Analisis Efektivitas dan
Kontribusi Pajak DaerahSebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota
68

Batu (Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Batu Tahun 2009-
2013). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),15(1).

Puspitasari, E. A. 2014. “Analisis Efektivitas, Efisiensi, dan Kontribusi Pajak dan


Retribusi Daerah terhadap PAD Kabupaten Blora Tahun 2009-2013”.
Skripsi. Jurusan Akuntansi, Universitas diponogoro, Semarang.

Rahman ,2005 Pendapatan Asli Daerah Banjarmasin

Rosa, Yenni Del., 2012. Analisis Efektifitas dan Efisiensi Penerimaan Retribusi
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Dosen Tetap STIE Dharma Andalas.

Safitri, Dian. 2008. Analisis efektivitas, efisiensi dan kontribusi pajak Daerah
dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus pada
KPPD Kota Yogyakarta. STIE Nusa Negarakencana

Siregar, Baldric. 2015. Akuntansi Sektor Publik . UPP - STIM YKPN,


Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).


Bandung : ALFABETA

Taluke, Maxwel. 2013. Analisis kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah
pada pendapatan asli daerah di Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal
EMBA Vol 1 No 3 Desember 2013, http://www.unsrat.ac.id diakses 18
Februari 2016. Hal 385-393.

Taras, T dan Artini, L. G. S. 2017. “Analisis Pendapatan Asli Daerah dalam


Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali”. Jurnal
Ekonomi. Universitas Udayana, Vol. 6, No.5, Hal: 1-28.

Tersedia.

Udjianto, D. W. 2007. “Efisiensi Pajak Daerah suatu Tinjauan Elastisitas (Studi


Kasus di Kota Yogyakarta 2001-2005)”. Jurnal Ekonomi, Vol. 17, No.1,
Hal: 1-10.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan


Pemerintah Pusat dan Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak


Daerah Dan Retribusi Daerah.

Undang-undang Republik Indonesia No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan


Negara.
69

Warsito. 2011. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Semesta Media, Jakarta

Yuduke, Ry;fal dan Ayem, Sri. 2015. “Analisis Efektivitas, Efisiensi Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah serta kontribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Di Kabupaten Bantul Tahun 2009- 2014”. Jurnal Ekonomi. Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa, Vol. 3, No.2

Anda mungkin juga menyukai