Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN ANSIETAS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan

Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

DITA PRATIWI SUPROBOWATI

21317031

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YATSI

TANGERANG 2020/2021
-

LAPORAN PENDAHULUAN ANSIETAS

1. Pengertian
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasai. Tidak ada objek yang dapat di identifikasi sebagai stimulus ansietas.
(Trisnawati 2016).
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan rasa khawatir
yang disertai gejala somatic yang menandakan suatu kegiatan berlebihan.
Kecemasan merupakan gejala umum tetapi non spesifik yang sering
merupakan suatu fungsi emosi (Kadek, 2016).

2. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa :

1) Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan


berkitan dengan krisis yang dilami individu baik krisis yang
dialami individu baik krisis perkembangan maupun situasional
2) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak
terselesaikan dengan baik. Konflik antara ide dan superego atau
antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan
pada individu
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan
individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan
kecemasan
4) Frusatasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk
mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi
konsep diri individu
6) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga
menangani stress akan mempengaruhi individu dalam
berespon terhadap konfllik yang dialami karena pola
mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam
keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan
mempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap
konflik dan mengatasi kecemasannya
8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan
adalah pengobatan yang mengandung benzodiazepin,
karena benzodiazepin dapat menekan neurotransmitter
gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab
menghasilkan kecemasan

b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitas adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1) Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi :

- Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme


fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh,
perubahan biologis normal
(misalnya: hamil)
- Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi
virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan,
kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal
-

2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internl dan eksternal,


yaitu :
- Sumber internal, kesulitan dalam hubungann
interpersonal di rumah dan tempat kerja, penyesuaian
terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik jug dapat mengancam harga diri
- Sumber eksternal, kehilangan orang yang
dicintai, perceraian, perubahan status pekrjaan, tekanan
kelompok, sosial budaya
c. Mekanisme koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi
merupakan faktor utama yang membuat pasien berperilaku patologis atau
tidak. Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan
panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati (2011) mekanisme
koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu :

1) Task Oriented Reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas.


Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah
individu mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan
menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah,
memulihkan konfik dan memenuhi kebutuhan

- Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau


mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan
- Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun
psikologi untuk memindahkan seseorang dari sumber stress
- Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan atau mengorbankan aspek
kebutuhan personal seseorang
2) Ego Oriented Reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini
tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini
seringkali digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut
mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak
membantu mengatasi masalah secara realita.

d. Rentang Respon
Rentang respon individu terhadap ansietas berfluktuasi antara respon
adaptif dan maladaptif seperti terlihat pada gambar :

1) Kecemasan Ringan
a) Respon fisik dari kecemasan ringan menurut Videbeck (2012)
adalah :
- Ketegangan otot ringan
- Sadar akan lingkungan
- Rileks atau sedikit gelisah
- Penuh perhatian
- Rajin
b) Respon kognitif dari kecemasan ringan adalah :
- Lapang persepsi luas
- Terlihat tenang, percaya diri
- Perasaan gagal sedikit
- Waspada dan memperhatikan banyak hal
- Mempertimbangkan informasi
- Tingkat pembelajaran optimal
c) Respon emosional dari kecemasan ringan adalah :
- Perilaku otomatis
- Sedikit tidak sadar
-

- Aktivitas mandiri
- Terstimulasi
- Tenang
2) Kecemasan Sedang
a) Respon fisik dari kecemasan sedang menurut Videbeck (2012)
adalah :
- Ketegangan otot sedang
- Tanda-tanda vital meningkat
- Pupil dilatasi, mulai berkeringat
- Sering mondar-mandir, memukul tangan
- Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi
- Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
- Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri
punggung
b) Respon kognitif dari kecemasan sedang adalah :
- Lapang persepsi menurun
- Tidak perhatian secara selektif
- Fokus terhadap stimulus meningkat
- Rentang perhatian menurun
- Penyelesaian masalah menurun
- Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c) Respon emosional dari kecemasan sedang adalah :
- Tidak nyaman
- Mudah tersinggung
- Kepercayaan diri goyah
- Tidak sabar
- Gembira

3) Kecemasan Berat
a) Respon fisik dari kecemasan berat menurut Videbeck (2012)
adalah :
- Ketegangan otot berat
- Hiperventilasi
- Kontak mata buruk
- Pengeluaran keringat meningkat
- Bicara cepat, nada suara tinggi
- Tindakan tanpa tuuan dan serampangan
- Rahang menegang, mngertakan gigi
- Mondar-mandir, berteriak
- Meremas tangan, gemetar
b) Respon kognitif dari kecemasan berat adalah :
- Lapang persepsi terbatas
- Proses berpikir terpecah-pecah
- Sulit berpikir
- Penyelesaian masalah buruk
- Tidak mampu mempertimbangkan informasi
- Hanya memperhatikan ancaman
- Preokupasi dengan pikiran sendiri
- Egosentris
c) Respon emosional dari kecemasan sedang adalah :
- Sangat cemas
- Agitasi
- Takut
- Bingung
- Merasa tidak adekuat
- Menarik diri
- Penyangkalan

4) Panik
-

a) Respon fisik dari panik menurut Videbeck (2012) adalah :


- Ketegangan otot sangat berat
- Agitasi motorik kasar
- Pupil dilatasi
- Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
- Tidak dapat tidur
- Hormon stress dan neurotransmitter berkurang
- Wajah menyeringai, mulut ternganga
b) Respon kognitif dari panik adalah :
- Persepsi sangat sempit
- Pikiran tidak logis, terganggu
- Kepribadian kacau
- Tidak dapat menyelesaikan masalah
- Fokus pada pikiran sendiri
- Tidak rasional
- Sulit memahami stimulus eksternal
- Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c) Respon emosional dari panik adalah :
- Merasa terbebani
- Merasa tidak mampu, tidak berdaya
- Lepas kendali
- Mengamuk, putus asa
- Marah, sangat takut
- Mengharapkan hasil yang buruk
- Kaget, takut, lelah
e. Klasifikasi Jenis dan Sifat Masalah
1) Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang
berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori
meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian
untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak,
merasakan, dan melindungi diri sediri

2) Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang merupakan perasaan yang mengganggu
bahwa sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup
atau agitasi.

3) Kecemasan Berat
Kecemasan berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada
ancaman, memperlihatkan respon takut dan distress

4) Panik
Individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
kehilangan kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun
meskipun dengan perintah (Prabowo, 2014).

3. Pohon Masalah
a. Pohon masalah

Kerusakan Interaksi Sosial Effect

Gangguan Suasana perasaan : Cor Problem


Cemas

Koping individu inefektif Causa

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


Menurut Videbeck (2012) data yang perlu dikaji pada pasien yang
mengalami ansietas adalah :
Data Psikososial :
1) Konsep diri.
-

a) Citra tubuh, tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya,


bagian tubuh yang disukai & tidak disukai.
b) Identitas diri, tanyakan tentang :
- Status & posisi klien sebelum dirawat.
- Kepuasan klien terhadap status & posisinya (sekolah,
tempat kerja, kelompok).
- Kepuasan klien sebagai laki – laki / perempuan
c) Peran, tanyakan tentang :
- Tugas/peran yang diemban dalam keluarga / kelompok /
masyarakat.
- Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran
tersebut.
d) Ideal diri, tanyakan tentang :
- Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran.
- Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah,
tempat kerja, masyarakat).
- Harapan klien terhadap penyakitnya.
e) Harga diri, tanyakan tentang :
- Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi
citra tubuh, identitas diri, peran & ideal dirinya.
- Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan
kehidupannya.

2) Hubungan sosial.
a) Tanyakan kepada klien siapa orang terdekat dalam
kehidupannya, tempat mengadu, tempat bicara, minta
bantuan atau sokongan.
b) Tanyakan kepada klien kelompok apa saja yang diikutinya
dalam masyarakat.
c) Tanyakan kepada klien sejauh mana ia terlibat dalam
kelompok di masyarakat
4. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan cemas
2. Gangguan alam perasaan (cemas) berhubungan dengan koping individu
inefektif

5. Rencana Tindakan Keperawatan


Tujuan Intervensi

Tujuan umum : 1. Jadilah pendengar yang


Cemas berkurang atau hilang hangat dan responsive
TUK 1 : 2. Beri waktu yang cukup pada
Pasien dapat menjalin dan pasien untuk berespon
membina hubungan saling 3. Beri dukungan pada pasien
percaya
untuk mengekspresikan
perasaannya
4. Identifikasi pola perilaku
pasien atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif
5. Bersama pasien mengenali
perilaku dan respon sehingga cepat
belajar dan berkembang
-

TUK 2 : 1. Bantu pasien untuk


Pasien dapat mengenali mengidentifikasi dan
ansietasnya menguraikan perasaannya
2. Hubungkan perilaku dan
perasaannya
3. Validasi kesimpulan dan asumsi
terhadap pasien
4. Gunakan pertanyaan terbuka
untuk mengalihkan dari topik
yang mengancam ke hal yang
berkaitan dengan konflik
5. Gunakan konsultasi untuk
membantu pasien mengungkapkan
perasaannya
TUK 3 : 1. Ajarkan pasien teknik relaksasi
Pasien dapat menggunakan teknik untuk meningkatkan control dan
relaksasi percaya diri
2. Dorong pasien untuk
menggunakan relaksasi dalam
untuk menurunkan tingkat
ansietas

Nama & Tanda Tangan Nama & Tanda Tangan Nama & Tanda
Tangan Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
Mahasiswa

( ) ( ) (Dita Pratiwi
Suprobowati)

DAFTAR PUSTAKA

Hawari, Dadang. (2013). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas

Kusumawati, F. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Suliswati dkk. (2011). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta :


Prehalindo.

Videbeck, Sheila (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Renata Komalasari,


penerjemah). Jakarta: EGC

Kadek. 2016. Laporan Pendahuluan Ansietas. Diakses Dari


https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=laporan+penda
huluan+ansietas&oq=#d=gs_qabs& u=%23p%3Dk6L1gZE_EQYJ
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan Ke -1 :

1. Kondisi pasien :
DS : Klien mengatakan sering ketakukan dan sering cemas ketika akan
kontrol. Klien mengatakan juga kurang istirahat
DO : Klien tanpak cemas, lemas
2. Diagnosa keperawatan : Ansietas
3. Tujuan (TUK/ SP) :
a. Klien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengenali ansietasnya
c. Klien dapat menggunakan tehnik relaksasi untuk mengurangi rasa
cemasnya
4. Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya
b. Beri salam setiap berinteraksi
c. Kaji derajat ansietas (dengan menggunakan Hamilton Anxiety Rating
Scale)
d. Dorong pasien mengekspresikan perasaan
e. Anjurkan penggunaan tehnik relaksasi
5. Strategi pelaksanaan
a. Fase orientasi

1) Salam terapeutik
- Salam
- Berkenalan
- Menjelaskan tujuan, tugas dan peran.
“Selamat pagi bu, apakah kita boleh berkenalan? Perkenalkan
nama saya Dita Pratiwi, bisa dipanggil Dita, nama ibu siapa?
Suka dipanggil apa? Ibu, tujuan kita berkenalan yaitu supaya
kita lebih akrab, ibu juga bisa mengungkapkan perasaan ibu
kepada saya”. “Bagaimana kalau kita berbincang-bincang
selama 15 menit? Apakah ibu bersedia?
Bagaimana ibu?
2) Evaluasi
- Perasaan klien saat ini
“Bagaimana perasaan ibu saat ini? Adakah yang ibu pikirkan?
Bagaimana kalau ibu menceritakan kepada saya? Saya siap
mendengarkan”.
- Kondisi pasien saat ini
“Bagaimana kondisi ibu saat ini? Adakah ada yang ibu
rasakan? Bagaimana kalau ibu menceritakan kepada saya? Saya
siap mendengarkan”.
- Latihan sebelumnya (untuk pertemuan kedua dst)
3) Kontrak
- Topik
“Baiklah, kita mulai bincang-bincangnya sekarang ya bu. Apa
yang ingin ibu bicarakan? Bagaimana kalau kita
berbincangbincang tentang kesukaan dan hobi ibu”.
- Waktu
“Ibu ingin berbincang-bincangnya berapa lama? Bagaimana
kalau 15 menit”
- Tempat
“Bu, kita berbincang-bincang disini atau dimana jadinya?
Disini saja ya bu”
- Tujuan
“Tujuan kita berbincang-bincang agar saya dan ibu saling
mengenal dan agar saya dapat membatu menyelesaikan
masalah ibu”.

b. Fase kerja
1) Melaksanakan topik (diskusi dan latihan) yang disepakati
2) Ditulis secara singkat, jelas dan sistematis dan tidak menggunakan
kalimat langsung
“Boleh saya tau kenapa ibu merasa tidak bahagia dan tidak
berharga?”
“Ibu mau minum? Akan saya ambilkan”
“Menurut ibu apa kelebihan yang dimiliki oleh ibu?”. (Jika ada puji
dan buat list atau daftar kemampuan yang dimiliki).
“Ibu hari ini saya akan mengajarkan bagaimana caranya untuk
mengurangi rasa cems ibu, yaitu dengan cara teknik relaksasi nafas
dalam, ibu bisa mengikuti saya yaa” (mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam)

c. Fase terminal
1) Evaluasi
- Subyektif : tanyakan perasaan klien setelah interaksi

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan


melakukan teknik relaksasi nafas dalam? Apakah lebih baik
dari sebelumnya?”.
- Obyektif : minta klien menyimpulkan dan redemonstrasi

“Ibu apakah ingat tadi kita berbincang-bincang mengenai hal


apa? Ibu bis praktekkan kembali bagaimana cara relaksasi
nafas dalam?”
2) Rencana tindak lanjut
Tugas atau latihan mandiri klien (masukan dalam jadwal kegiatan
harian klien)
“Ibu ini sudah saya buatkan list atau rencana kegiatan ibu, ibu bisa
mulai melakukannya agar ibu merasa lebih baik dan tidak merasa
cemas lagi, dan kalau ibu merasa cemas lagi, ibu bisa melakukan
teknik relaksasi yang saya ajarkan tadi yaa bu”.

3) Kontrak pertemuan selanjutnya


- Topik
“Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan
berbincngbincang lagi tentang kegiatan lainnya?”.
- Waktu
“Bagimana kalau besok kita bertemu lagi sehabis makan siang,
siktar jam 13.00? lamanya sekitar 15 menit, ibu setuju?”.
- Tempat
“Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau
disini lagi? Baiklah kalau begiu samapi bertemu agi besok ya”.
Nama Mahasiswa : Dita Pratiwi Suprobowati

NIM : 21317031

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (ANSIETAS)

IDENTITAS KLIEN

Nama : Nn. D

Umur : 25 Tahun

Status Perkawinan : Belum menikah

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA

Alamat : Telaga Bestari

Sumber Informasi : Diri sendiri

ALASAN MASUK RS :

Klien datang untuk melakukan kontrol rutin luka jahitan pada kaki setelah
mengalami kecelakaan 1 minggu yang lalu

PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Tanda Vital


- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Suhu : 36,5
- RR : 20x/mnt
- Nadi : 96x/mnt
2. TB : 165 cm BB: 50 kg
3. Keluhan Fisik
Nafsu makan menurun tetapi tidak terlalu signifikan
Masalah Keperawatan : Tidak ada

PSIKOSOSIAL :

1. Konsep diri
a. Citra tubuh : Klien mengatakan menyukai bagian matanya
b. Identitas : Klien mengatakan belum menikah
c. Peran : Klien mengatakan memiliki peran sebagai anak
d. Ideal diri : Klien mengatakan ia mempunyai tubuh yang ideal
e. Harga diri : Klien mengatakan merasa kurang berguna dan
sering merasa gelisah
Masalah Keperawatan : Kecemasan

2. Hubungan Sosial
a. Orang terdekat : Ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : Tidak ada
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Merasa malu dan
gelisah
Masalah Keperawatan : Koping tidak efektif

3. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Agam Islam
b. Kegiatan ibadah : Pasien selalu sholat 5 waktu

Masalah Keperawatan : Tidak ada

4. Sistem Pendukung
Keluarga (ya) Teman sejawat (ya)
Profesional/terapis (tidak) Kelompok sosial (ya)
Masalah Keperawatan : Tidak ada
5. Mekanisme Koping
Adaptif : Maladaptif :
() Bicara dengan orang lain () Minum alkohol
() Mampu menyelesaikan masalah () Reaksi lambat/berlebih
() Tekhnik relaksasi () Bekerja berlebihan

() Aktivitas konstruktif () Menghindar

Masalah Keperawatan : Koping individu tidak efektif

ASPEK MEDIK
Diagnosa medic : Tidak ada
Terapi medis : Tidak ada

RESUME

Nn. N usia 25 tahun datang ke klinik dengan wajah tampak gelisah. Saat
dilakukan pengkajian didapatkan hasil bahwa Nn. N merasa cemas setiap akan
pergi ke klinik untuk kontrol kakinya yang sempat mengalami kecelakaan. Klien
mengatakan ketika akan kontrol detak jantuknya terasa cepat serta napasnya terasa
kurang nyaman. Nn. N juga mengatakan bahwa dia kurang paham untuk bisa
meredakan rasa cemasnya. Nn. N selalu berdiam diri di rumahnya karena merasa
risih jika berkumpul bersama orang banyak.
I. ANALISA DATA
TANGGAL DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN
Selasa, 23 Nov DS :
2021 ANSIETAS
- Klien mengatakan cemas setiap
akan control ke klinik
- Klien mengatakan jantung terasa
berdebar serta bernapas kurang
nyaman

DO :

- Pasien tampak menceritakan


keluhannya dengan menunduk
- Wajah pasien tampak cemas
- TTV
TD: 110/70 mmHg
Suhu : 36,6
RR : 20x/mnt
Nadi : 96x/mnt
Selasa, 23 Nov DS : KOPING TIDAK EFEKTIF
2021
Klien mengatakan kurang bisa
meredakan rasa cemasnya.

DO :

Klien tampak gelisah

Selasa, 23 Nov DS : MENARIK DIRI


2021
- Klien mengatakan lebih senang
sendiri di dalam rumahnya
- Klien juga mengatakan ia
merasa risih ketika berkumpul
dengan orang banyak dengan
keadaannya saat ini

DO :

Klien tampak murung

II. POHON MASALAH


Menarik Diri Effect

Ansietas Core Problem

Koping Tidak Efektif Causa

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ansietas
2. Koping Tidak Efektif
3. Menarik Diri
IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Dx. Perencanaan


Tgl Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Intervensi Rasional

23/11/ 1. Ansietas TUM : Setelah 1x interaksi - Bina hubungan


2021 klien menunjukan saling percaya
cemas berkurang
tanda-tanda percaya - Jadilah pendengar
atau hilang
pada perawat: yang hangat dan
TUK : responsive
- Mau tersenyum
1. Klien dapat - Beri waktu yang
kepada perawat
menjalin dan cukup bagi klien
- Mau berkenalan
membina untuk berespon
- Ada kontak
hubungan - Beri dukungan
mata
saling percaya klien untuk
- Bersedia
2. Klien dapat mengespresikan
menceritakan
mengenali perasaannya
perasaan
ansietasnya - Gunakan
- Mau mengikuti
3. Klien dapat pertanyaan terbuka
tehnik relaksasi
menggunakan untuk mengalihkan
tehnik yang perawat
dari topik yang
relaksasi ajarkan
mengancam ke hal
yang berkaitan
dengan konflik
- Ajarkan klien
tehnik relaksasi
untuk
meningkatkan
control dan
percaya diri
- Dorong klien untuk
menggunakan
tekhnik relaksasi
napas dalam
menurunkan

tingkat ansietas

15- 2. Koping Tidak TUM : Setelah 1x interaksi - Bina hubungan


62021 Efektif klien menunjukkan saling percaya
koping klien efektif
tanda-tanda percaya - Identifikasi koping
TUK : pada perawat yang selama ini

1. Klien dapat digunakan


- Wajah
membina - Membantu menilai
tersenyum
hubungan koping yang biasa
- Mau berkenalan
saling digunakan
dengan perawat
percaya - Mengidentifikasi
- Ada kontak
dengan cita-cita atau tujuan
mata
perawat yang
- Bersedia
2. Klien dapat realistis
menceritakan
mengidentifik
perasaannya
asi
- Mau
kemampuan
menceritakan
aspek positif yang
aspek positif
dimiliki
yang dimilik
klien
15- 3. Menarik Diri TUM : Setelah 1x interaksi - Membina
62021 klien menunjukan hubungan saling
klien dapat
tanda-tanda percaya percaya
berinteraksi dengan
pada perawat - Mengidentifikasi
orang lain
penyebab klien
- Wajah tampak
TUK : menarik diri dari
fresh
1. Klien dapat lingkungannya
- Mau
membina
menjelaskan Berdiskusi dengan
hubungan - kerugian dan klien tentang
saling keuntungan keuntungan
percaya menarik diri berinteraksi dengan
dengan dari orang lain orang lain
perawat Mau Mengajarkan klien
2. Klien dapat - menyebutkan cara menghargai
menyebutkan alasan klien diri sendiri dan
penyebab menarik diri cara agar tidak
menarik diri dari orang lain merasa minder
dari Mau
lingkunganny menjelaskan
perasaan klien
a setalah bermain
3. Klien mampu bersama
temannya
menyebutkan
keuntungan
berhubungan
sosial dan
kerugian
menarik diri
dengan orang
lain
4. Klien mampu
menjelaskan
perasaan
setelah
berhubungan
dengan orang
lain
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Hari/ Paraf


Implementasi Evaluasi
Dx Tanggal
1 Selasa - Membina hubungan saling S : - Klien mengatakan Yudi
23/11/2021 percaya merasa senang setelah
- Membantu klien diajarkan cara mengatasi
mengenali ansietasnya kecemasannya dengan
- Mengajarkan klien teknik cara tarik nafas dalam
tarik nafas dalam Klien mengatakan akan
- Mengajarkan klien teknik melakukannya pada saat
hipnosis 5 jari mulai merasakan
- Mengajarkan klien teknik ansietasnya kembali
distraksi (bercakap-cakap,

O: Klien tampak senang


setelah diajarkan cara
mengatasi ansietas
dengan cara tarik nafas
dalam
Klien tampak sudah bisa
memperagakan teknik
tarik nafas dalam

A: Perubahan psikologi
ansietas

P:
mendengarkan musik) - Latihan mengontrol
- Mengajarkan klien untuk ansietas dengan cara tarik
berdoa (kegiatan spiritual) nafas dalam bisa
dilakukan dalam waktu
Rencana terapi lanjutan : ( pagi, siang, sore,
SP II malam, mau tidur,
1. Mengevaluasi kegiatan yang ataupun ketika ansietas di
lalu (SP 1) rasakan ).
2. Mengontrol ansietas dengan - Memasukan kedalam
hipnosis 5 jari jadwal kegiatan harian
3. Memasukan kejadwal
kegiatan
Lampiran :

HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY

(HARS)

Keterangan :

- 0 : Tidak ada atau tidak pernah


- 1 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang
- 2 : Sering
- 3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat.
No. Aspek Penilaian 0 1 2 3

1. Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele √

2. Mulut terasa kering √

3. Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu √


kejadian

4. Merasakan gangguan dalam bernapas (napas cepat, √


sulit bernapas)

5. Merasa sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan √


suatu kegiatan

6. Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi √

7. Kelemahan pada anggota tubuh √

8. Kesulitan untuk relaksasi/bersantai √

9. Cemas yang berlebihan dalam suatu situasi namun √


bisa lega jika hal/situasi itu berakhir

10. Pesimis √

11. Mudah merasa kesal √


12. Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas √

13. Merasa sedih dan depresi √

14. Tidak sabaran √

15. Kelelahan √

16. Kehilangan minat pada banyak hal (misal: makan, √


ambulasi, sosialisasi)

17. Merasa diri tidak layak √

18. Mudah tersinggung √

19. Berkeringat (misal: tangan berkeringat) tanpa √


stimulasi oleh cuaca maupun latihan fisik

20. Ketakutan tanpa alasan yang jelas √

21. Merasa hidup tidak berharga √

22. Sulit untuk beristirahat √

23. Kesulitan dalam menelan √

24. Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya lakukan √

25. Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa √


stimulasi oleh latihan fisik

26. Merasa hilang harapan dan putus asa √

27. Mudah marah √

28. Mudah panik √

29. Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang √


mengganggu

30. Takut diri terhambat oleh tugas-tugas yang tidak √


biasa dilakukan

31. Sulit untuk antusias pada banyak hal √

32. Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal √


yang sedang dilakukan
33. Berada pada keadaan tegang √

34. Merasa tidak berharga √

35. Tidak dapat memaklumi hal apapun yang √


menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang
sedang Anda lakukan

36. Ketakutan √

37. Tidak ada harapan untuk masa depan √

38. Merasa hidup tidak berarti √

39. Mudah gelisah √

40. Khawatir dengan situasi saat diri Anda mungkin √


menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri

41. Gemetar √

42. Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan √


sesuatu

Score Total 20

Tingkat Skor

Tidak ada kecemasan Kurang dari 14

Kecemasan ringan 14 – 20

Kecemasan sedang 21 – 27

Kecemasan berat 28 – 41

Kecemasan berat sekali 42 – 56

Anda mungkin juga menyukai