Anda di halaman 1dari 29

SPEKTROFOTOMETRI NYALA

(FLAME SPECTROPHOTOMETRY )
&
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN
ATOM (ATOMIC ABSORPTION
SPECTROSCOPY)

DILA FAIRUSI
ANALISIS INSTRUMEN
Memahami teori dan prinsip kerja Spektrofotometri Serapan
Atom (Atomic Absorption Spectrofotometry)
Memahami komponen instrumentasi
Mengetahui analisis kualitatif-kuantitatif dengan
instrumentasi
Mengetahui aplikasi
Masih ingat dengan kelompok
utama Spektroskopi?

1. Spektroskopi atom (emisi)


Dasar = tingkat energi elektron
terluar suatu atom atau unsur
yang melibatkan energi
elektronik, vibrasi, dan rotasi.
2. Spektroskopi molekul (absorpsi)
Dasar = tingkat energi molekul
radiasi terabsorpsi.
SPEKTROFOTOMETER
NYALA
Berdasarkan metodenya (emisi absopsi) dikenal dua
jenis spektrofotometer nyala, yaitu:
1. Spektrofotometer Emisi Nyala (Flame Emmision
Spectrophotometer, FES) atau Fotometri Nyala.
Perkembangannya dimulai tahun 1990.
2. Spektrofotometer Serapan Atom, SSA (Atomic
Absoption Spectroscopy, AAS)  diperkenalkan
sejak tahun 1960.
APA ITU SPEKTROFOTOMETER
SERAPAN ATOM (SSA / AAS)?

Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) merupakan


sebuah alat yang digunakan pada metode analisis untuk
penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang
pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam
keadaan bebas (Skoog, dkk, 2000).
SEJARAH
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN
ATOM (SSA)

Wollaston tahun 1802 memperhatikan garis-garis


gelap pada frekuensi tertentu dalam spektrum
matahari yang tanpa garis itu akan kontinu.
Joseph von Fraunhofer menemukan ulang garis-
garis tersebut dan mempelajarinya lebih
mendalam, lalu diberi nama garis-garis Fraunhofer.
Kirchhoff tahun 1859 menerangkan asal usul garis-
garis tersebut setelah mengamati gejala serupa di
laboratorium. Permukaan matahari yang tampak jauh
lebih panas daripada selimut gas yang mengitarinya,
dan atom-atom dalam atmosfer itu menyerap frekuensi-
frekuensi yang khas dari dalam kontinum pancaran dari
permukaan yang lebih panas.
Kirchhoff mengidentifikasi sejumlah unsur dalam
atmosfer matahari dengan membandingkan garis-
garis Fraunhofer dengan frekuensi garis dari unsur-
unsur yang dikenal di laboratorium.
PRINSIP KERJA
SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM
Pada SSA, terjadi penyerapan energi oleh atom
sehingga atom mengalami transisi elektronik (melepas
atau menangkap elektron) dari keadaan dasar ke
keadaan tereksitasi.
Akibat dari proses penyerapan radiasi tersebut
elektron dari atom-atom bebas tereksitasi ini tidak
stabil dan akan kembali ke keadaan semula disertai
dengan memancarkan energi radiasi dengan panjang
gelombang tertentu dan karakteristik untuk setiap
unsur.
ASPEK KUALITATIF
Besarnya energi yang diserap atau dipancarkan tergantung pada
karakteristik masing-masing unsur.
Misalnya:

Unsur Panjang
Gelombang (nm)
Na (Natrium) 589
K (Kalium) 766,5
U (Uranium) 358,5
ASPEK KUANTITATIF
Jumlah unit sinar (λ) yang diabsorpsi (A) berbanding lurus dengan
koefisien absorptifitas (Ɛ), jarak tempuh sinar di dalam daerah
populasi atom (b), dan jumlah atom (konsentrasi, C).
Hubungan serapan dengan konsentrasi atom dirumuskan dalam
hukum Lambert-Beer:
Transmitan (T) = P/P0 x 100%
A = log 1/T = -log T atau A = log P0/P
A = Ɛ.b.C (Lambert-Beer)

P0 = intensitas mula-mula
P = intensitas sinar yang diteruskan
INSTRUMENTASI
Temperatur yang digunakan untuk pengukuran fotometri
nyala dan serapan atom umumnya adalah di bawah 3000°C
agar sebagian atom-atom terdapat dalam keadaan dasar
(groundstate).
Temperatur akan mempengaruhi jumlah atom-atom yang
terjadi pada emisi, tetapi pada serapan tidak mempengaruhi.
Alat yang sama dapat digunakan untuk fotometri nyala dan
serapan atom tetapi untuk pengukuran serapan diperlukan
sumber radiasi terpisah.
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

Sumber: http://anekakimia.blogspot.com/2011/06/instrumen-kimia-aas-
atomic-absorption.html
SKEMA ALAT SSA

Sumber: Day & Underwood, 2002


1. SUMBER SINAR
Digunakan sebagai sumber energi.
Sumber sinar yang biasa digunakan adalah lampu
katoda (Hollow Cathode Lamp / HCL).
Sumber sinar lainnya: Electrode Discharge Lamp.
HOLLOW CATHODE
LAMP (HCL)
Lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) akan memancarkan
radiasi. Kemudian radiasi tersebut akan diabsorpsi oleh
atom. Energi radiasi yang dipancarkan oleh sumber sinar
sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi
elektron atom.

300-400 V
3-25 mA

Gas Ar, Ne, He


(1-5 torr)
Sumber gambar: pginstrumen.com & wikipedia
Hollow Cathode Lamp sebagai sumber sinar pada SSA
akan menghilangkan kelemahan yang disebabkan oleh
self absorbsi yaitu kecenderungan atom-atom pada
ground state untuk menyerap energi yang dipancarkan
oleh atom tereksitasi ketika kembali ke keadaan ground
state.
PROSES PENGATOMAN
Nebulization: pembentukan kabut halus menjadi aerosol.
Desolvation: penghilangan solvent menjadi garam padat
(MX).
Liquifaction: pencairan kembali dari garam padat menjadi
garam cair.
Vaporization: penguapan dari garam cair menjadi garam
berbentuk gas.
Atomization: garam berbentuk gas terkena energi sampai
terlepas dari senyawanya membentuk atom pada ground
state. Jika energi berlebihan sehingga cukup dan sesuai
maka terjadi eksitasi.
2. NYALA API (FLAME)
Nyala api dihasilkan oleh alat burner.
Digunakan untuk menguapkan sampel menjadi atom.
Ada 2 macam sistem pengatoman yang digunakan: sistem
pengatoman dengan nyala api dan sistem pengatoman tanpa
nyala api.
Sistem pengatoman dengan nyala api:
a. Total Consumption Burner
b. Premix Nebulizer-Burner (pengabut-pembakar yang
menggunakan pencampuran awal)
Sistem pengatoman tanpa nyala api:
a. Tanur grafit (GF-AAS)
b. Pembentukan hidrida
TOTAL CONSUMPTION BURNER

Pada burner ini, bahan bakar dan


oksidan adalah hidrogen dan gas
oksigen.
Semua sampel yang dibawa ke
daerah pembakaran akan dibakar.
Sensitifitas lebih tinggi pada
daerah dalam nyala dibandingkan
daerah sampel tidak terbakar
sempurna.
Ada gangguan (turbulence) di
dalam nyala dari variasi ukuran
droplet yang dapat meningkatkan
noise.
PREMIX NEBULIZER-BURNER
Sebelum memasuki nyala, sampel, bahan bakar, dan oksidan
dicampur.
Gangguan (turbulence) dapat dikurangi dengan menghilangkan
ukuran droplet yang lebih besar.
SISTEM PENGATOMAN TANPA NYALA
PEMBENTUKAN HIDRIDA

Bertujuan untuk mendapatkan atom pada keadaan


ground state.
Syarat: hanya dapat digunakan pada atom yang dapat
membentuk senyawa hidrida yang volatil.
Contoh: LiAlH4, AsH3
Senyawa yang dapat diatomkan secara pembentukan
hidrida adalah senyawa dari Bi, Sn, Ge, dan As.
Pada prosesnya digunakan garam, misal NaBH4, dengan As akan
terbentuk AsH3 (g). Suhu yang diperlukan untuk membentuk atom
As = 700 – 800°C.
Letak sistem pengatoman pembentukan hidrida di luar sistem.
Cara I : AsH3 (g) dilairkan langsung ke silinder yang diletakkan
tepat mengenai sinar dari HCL (di atas pembakar). Silinder dililit
filamen sehingga diperoleh arus, tegangan dan suhu tertentu.
Cara II : Hidrida (AsH3 ) dialirkan ke gas pembakar dan oksidan
yang mempunyai suhu rendah. Contoh: propana-udara, kemudian
masuk bersama gas pembakar dan oksidan dan dibakar bersama-
sama dengan nyala api (tanpa menggunakan silinder)
Cara pengaliran hidrida: dengan menggunakan gas inert(Ar, He)
untuk mendorong hidrida masuk ke sistem AAS. Hidrida yang
sudah digunakan tidak dibuang tetapi ditampung.
3. MONOKROMATOR
Berfungsi sebagai filter garis absorbansi atau mengubah
sinar polikromatis menjadi sinar monokromatis.
Bagian-bagian pada monokromator: lensa untuk masuknya
sinar, prisma, cermin dan lensa untuk keluarnya sinar.
Mekanisme: sinar yang masuk berupa sinar polikromatis,
sinar yang keluar berupa sinar monokromatis dengan
panjang gelombang tertentu.
4. DETEKTOR DAN AMPLIFIER
Fungsi: mengubah energi sinar menjadi energi listrik,
kemudian melakukan pencatatan pengukuran.
Mekanisme : energi sinar yang telah diubah menjadi
energi listrik yang dilanjutkan pada sistem pembacaan
untuk menggerakkan penyimpangan jarum, untuk
menggerakkan per membentuk grafik atau mengubah
energi sinar menjadi listrik berupa angka digital.
Bagian alat yang terdapat pada detektor : Foton
Multiplayer Tube (tabung pelipatganda foton).
PERBEDAAN FOTOMETRI NYALA
DENGAN SSA
• Sebenarnya selain dengan metode serapan atom, unsur-unsur
dengan energi eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri
nyala, akan tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk unsur-unsur
dengan energi eksitasi tinggi.
• Fotometri nyala memiliki range ukur optimum pada panjang
gelombang 400-800 nm, sedangkan Spektroskopi Serapan Atom
(SSA) memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 200-
300 nm (Skoog et al., 2000).
• Untuk analisis kualitatif, metode fotometri nyala lebih disukai dari
Spektroskopi Serapan Atom (SSA), karena Spektroskopi Serapan
Atom (SSA) memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode).

Kemonokromatisan dalam Spektroskopi Serapan Atom (SSA)


merupakan syarat utama. Suatu perubahan temperatur nyala akan
mengganggu proses eksitasi sehingga analisis dari fotometri nyala
berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan
Spektroskopi Serapan Atom (SSA) merupakan komplementer satu
sama lainnya.
APLIKASI ABSORPSI ATOM
• Pengujian sampel untuk mengetahui atau pencarian keberadaan
logam besi dalam air.
Logam Fe2+ diuji menggunakan spektroskopi yang memakai grafit
pada panjang gelombang 248,3 nm. Logam ini diperoleh dari fraksi
air-metanol. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan larutan organik dapat menurunkan keakuratan analisis
logam.
• Analisis kuantitatif metalloenzim terimobilisasi.
Tujuannya adalah mengukur kadar enzim hidrogen peroksidase
dengan mengintepretasi jumlah logam besi yang dikandung dari
enzim tersebut. Imobilisasi enzim menggunakan kain karena teknik
yang dilakukan yaitu adsorpsi, kovalen dan kovalen dengan
tambahan ikatan seberang silang. Kain tersebut direndam dalam
larutan asam sulfat, lalu cairan tersebut dioksidasi dengan
tambahan enzim hidrogen peroksidase. Cairan tersebut lalu diukur
menggunakan spektroskopi yang menggunakan pijaran api pada
panjang gelombang 248,3 nm.
• Menguji logam vanadium di dalam tanah
Pengujian ini menggunakan spektroskopi yang memakai grafit.
Tanah yang ingin diuji direaksikan dengan berbagai asam
anorganik yang merupakan proses digesti. Ketika didapatkan
konsentratnya dalam asam klorida baru diencerkan dengan air
dan dideteksi dengan spektroskopi
• Menganalisis elemen kelumit (trace element) pada jaringan
kelinci.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa elemen
kelumit (besi, tembaga, dan seng) pada jaringan kelinci yang
memiliki pola makan tinggi kadar lemak. Hasil dari penelitian ini
adalah logam besi ternyata mampu mempercepat proses
aterosklerosis.
REFERENSI
Skoog, D.A. 2000. Principles of Instrumental Analysis.
Philadelphia: Saunders College Publishing.
Day, R.A. & Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif,
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Marwati, S. Fotometri Nyala (Flame Photometry) dan
Spektrofotometri Serapan Atom (Atomic Absorption
Spectrophotometry). UNY.
Sari, N.K. 2010. Analisa Instrumentasi. Klaten: Yayasan
Humaniora.
https://uji.co.id/apa-itu-spektroskopi-serapan-atom-aas/
Sumber-sumber lain

Anda mungkin juga menyukai