Disusun Oleh :
Nama : Edy Wijaya
NPM : 18.07.00.16
Disusun Oleh
Edy Wijaya
18070016
Salah satu tujuan pendidikan program studi teknik sipil di universitas riau
kepulauan yaitu untuk membentuk tenaga kerja yang profesional. Memberikan
pengalaman kepada mahasiswa untuk menerapkan dan memperluaskan wawasan
penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterimanya didalam perkuliahan sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Untuk menghasilkan tujuan itu maka mahasiswa
tidak cukup hanya mendapatkan teori dibangku perkuliahan. Maka dalam
memperluaskan wawasan dan pengetahuan mahasiswa maka diadakanlah suatu
program yaitu kerja praktek.
Kerja praktek ini sangat dibutuhkan untuk memperkenal bagaimana dunia kerja
yang sebenarnya kepada mahasiswa .baik secara langsung maupun tidak langsung
dan juga memberikan bagaimana gambaran nyata mengenai dunia kerja teknik sipil
pada mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa mahasiwa mempunyai bekal dan
wawasan untuk terjun langsung didunia kerja. Oleh karena itu saya mengambil bahan
kerja praktek di PT. PURIA SAMUDERA MILLENNIUM proyek Pembangunan
Ruko di koplek perumahan neo coastarina Batam Center.
3
Salah satu tahap pekerjaan yang dilakukan dalam membangun suatu proyek
konstruksi adalah perencanaan, perencana harus merancangkan bangunan dengan
berbagai perhitungan dan metode disetiap desainnya, setelah itu perencana dapat
melaksanakan pembangunan dengan gambar kerja yang menjadi acuan dalam
pembangunan, dan pengawasan yang mengawasi proses pelaksanaan agar dalam
proses pembangunan dapat sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Meskipun proyek didukung oleh modal dan peralatan yang canggih, namun jika
proyek ditangani oleh tenaga kerja yang kemampuannya kurang atau seadanya maka
akan menjadikan kendala dalam suatu proyek. Maka untuk menghindari terjadinya
masalah tersebut, alangkah baiknya jika tenaga kerja yang digunakan mempunyai
kemampuan yang memadai sehingga diharapkan kedepannya akan tercapai pekerjaan
yang optimal. Pelaksanaan kerja pun tidak terlepas dari time scheduling (waktu
penjadwalan) antara tenaga kerja dan jam kerja yang telah diatur agar target
pekerjaan dapat terlaksana secara efektif.
4
Proyek pembangunan Ruko Empat Lantai yang dilakukan secara. Secara
keseluruhan bangunan menempati areal seluas 722 m2 dengan luas bangunan Ruko
Empat Lantai 595 m2. Proyek pembangunan Ruko Dua Lantai di Dikawasan
OCARINA BATAM, secara keseluruhan diselesaikan dalam waktu kurang lebih 12
Bulan (360 Hari Kelender) dan pelaksanaan pembangunan dimulai pada tanggal 10
Oktober 2020 sampai tangal 10 Oktober 2021, waktu kerja proyek dilaksanakan 8
jam dalam sehari.
1.2.1 Maksud
5
2. Mengetahui faktor-faktor yang sering terjadi sehingga menyebabkan kegagalan
proyek pada Metode Pengerjaan Kolom, Balok, dan Plat lantai pada Ruko Dua
Lantai.
1.2.2. Tujuan
1. Sebagai media penambah wawasan dan ilmu dalam dunia konstruksi terutama
proses pelaksanaan pembangunan dengan tingkat kesulitan yang rumit serta
teknologi – teknologi baik pada proses perencanaan. manajemen serta
pelaksanaan yang digunakan dalam pembangunan gedung bertingkat.
2. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai kegiatan konstruksi
beserta berbagai aspeknya melalui pengamatan secara langsung di lapangan.
3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mahasiswa S1 program studi
Teknik Sipil Universitas Riau Kepulauan.
4. Melihat dan mengamati serta mengetahui secara langsung metode pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan apa yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
5. Mendapatkan pengalaman bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah
yang muncul di lapangan baik yang berkaitan dengan masalah teknis maupun
non teknis.
6. Mengasah keterampilan dan kemampuan mahasiswa terutama kerja sama,
komunikasi lisan dan tulisan melalui keterlibatan langsung di lapangan.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui permasalahan dan kendala apa saja yang
mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan, serta bagaimana metode
pemecahannya.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
6
LOKASI
PROYEK
Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2020 sampai dengan
20 Agustus 2020. Dalam jangka waktu 2 bulan tersebut penulis akan membahas
mengenai Metode Pekerjaan Kolom, Balok dan Plat Lantai dimulai dari proses
Dalam pelaksanaan kerja praktek ini di lakukan secara bertahap sesuai dengan
rencana yang telah disetujui oleh owner. Maka dalam pengamatan pelaksanaan
penulis hanya terbatas kepada masalah sebagai berikut :
7
1. Penelitian dilakukan pada proyek – proyek konstruksi yang ada di Kota Batam.
2. Pencarian data – data dilakukan pada pelaksanaan Proyek Konstruksi
Pembangunan Ruko Dua Lantai.
3. Penelitian ini dibatasi pada faktor – faktor pada Metode Pengerjaan
Kolom,Balok dan Plat Lantai 3 dan 4.
4. Data yang diambil pada perencana, pengawas, dan pelaksana proyek
konstruksi pada Pembangunan Ruko Dua Lantai
1.6. Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek
1. Kerja Lapangan
Kerja praktek dilakukan terhitung mulai tanggal 20 Juni 2020 sampai dengan
20 Agustus 2020 sesuai dengan surat rekomendasi kerja praktek yang ada di
lampiran.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan yang
berhubungan dengan proses pekerjaan Kolom, Balok dan Plat Lantai untuk
memperoleh data dan informasi serta bimbingan dalam pelaksanaan proyek
Pembangunan Ruko Empat Lantai. Observasi dilakukan dengan mengamati secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, guna mengetahui prosedur
pelaksanaan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap penyelesaian Pekerjaan
Kolom, Balok dan Plat Lantai.
8
3. Pengumpulan Data Sekunder
Hal ini dilakukan dengan meminta data – data kepada pelaksana yaitu PT.
Puria Samudera Millennium
4. Tinjauan Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang tujuan kerja praktek tempat dan
waktu pelaksanaan kerja praktek, ruang lingkup pelaksanaan kerja praktek,
pembatasan masalah kerja praktek, metedologi kerja praktek serta sistematika
penulisan laporan kerja praktek.
BAB II DATA UMUM PROYEK
Bab ini menerangkan tentang data umum proyek, data teknis proyek, struktur
Pada bab ini berisi tentang teori – teori yang berkaitan dengan isi laporan kerja
praktek dan pendukung dalam pemecahan masalah yang di anggap relevan dengan
pelaksanaan kerja praktek. Bab ini menerangkan tentang uraian umum, perencanaan
struktur atas, dan acuan peraturan yang digunakan dalam proyek.
9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap pelaksanaan kerja praktek dan
isi laporan kerja praktek.
10
BAB II
DATA UMUM PROYEK
1. Kolom
11
Tabel 2.1 Tipe dan Ukuran Kolom
No Type Kolom Ukuran (mm)
1 K1 250 x 500
2 K2 200 x 400
Kp 130 x 130
Konstruksi balok induk ini terbuat dari beton bertulang dengan menggunakan
tulangan D16, D12, D10 dan D8 mm. Beton yang digunakan untuk balok induk
menggunakan mutu beton K250, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm.
3. Balok Anak
Dimensi balok anak pada bangunan ini sangat bervariasi tergantung besar
kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan dengan
perencanaan arsitekturnya. Konstruksi balok anak ini terbuat dari beton bertulang
dengan tulangan D10, D12 mm. Beton yang digunakan untuk balok anak
menggunakan mutu beton K250,dengan nilai slump rencana 10 ± 2cm.
12
4. Plat Lantai Konvensional
Pada proyek ini plat lantai sistem konvensional dibuat monolit dengan balok
sehingga diasumsikan terjepit pada keempat sisinya.
Organisasi secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang
melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan
kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai
yang direncanakan dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan
memberikan hasil yang efisien, tepat waktu serta dengan kualitas yang tinggi.
13
5. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
6. Mengesahkan perubahan pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan jikaada.
7. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesaidilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang telah
dikehendaki.
2.3.2 Kontraktor Pelaksana proyek
14
• Pelaksana pekerjaan
15
2.3.3 Konsultan Pengawas
16
6. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan
kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya
Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas atau klien
untukmelaksanakan pekerjaan proyek perencanaan dalam hal ini
bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik
swasta maupun pemerintah.
Johanes nababan SH
DIREKTUR
SEKRETARIAT/DCC PROJECT
AKUTANSI LOGISTIK
17
2.4.1 Penugasan Personil
18
harus mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari
organisasi.
C. Sekretariat/DCC
Sekretariat bertugas melakuakan administrasi yang berhubungan
dengan project yaitu meliputi pembuatan surat menyurat antar pihak terkait,
pembuatan agenda rapat, absensi, dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan operasional project.
D. Site Manager
a. Merencanakan “Time Schedule” pelaksanaan proyek sesuai dengan
kewajiban dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan
perusahaan sendiri.
b. Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk
setiap proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu
penggunaannnya.
E. Logistik
Peran bagian logistic yaitu:
a. Melakukan monitoring pengiriman barang untuk menjamin ketepatan
waktu.
b. Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
c. Membuat laporan penerimaan material.
f. Pengupahan tenaga kerja, baik staf kantor dan tenaga kerja di lapangan.
19
F. Kepala Lapangan ME
Tugas dan tanggung jawab :
20
e. Konsultasi dengan Dinas Teknis bangunan atau Unit satuan kerja terkait
lain
f. Mendisain, menghitung secara konstruksi pada proses perencanaan dan
proses pelaksanaan
g. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan
h. Membuat gambar skematik sistem struktur yang akan digunakan
i. Pekerjaan Grading, Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
lahan agar siap untuk Dibangun
21
BAB IV
22
mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan
penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus
dipergunakan terlebihdahulu.
5) Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukupventilasinya.
Adapun jenis semen yang digunakan dalam proyek ini antara lain:
a) Semen Portland Gresik jenis IP-U yang telah ber-SNI 15-0302-2004,
merupakan semen untuk pasangan bata dan acian plesteran dinding.
b) Semen putih merk MU, merupakan semen untukfinishing rooftop.
23
a) Jaminan keseragaman mutubeton.
4.2.3 Plywood
24
Gambar 4.3 Plywood
Sumber :Dokumentasi pribadi
4.2.4 KawatBendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat
membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan
berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis kawat agar lebih
kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat
maka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah
putus.
Air kerja yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002
tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Persyaratan
mengenai air kerja yaitu:
1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
25
bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik,
atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan
2) Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan
3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama,
b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan adukan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,
terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan
“Metode uji tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen
kubus dengan ukuran sisi 50 mm)”.
4.2.6 Pasir
26
Gambar 4.5 Pasir
Sumber :Dokumentasi pribadi
4.2.7 Calbond
27
Gambar 4.6 Cairan Calbond
Sumber :Google/Calbond/com
28
adanya admixture tersebut, maka bekistingterutamabekisting samping cukup
terpasang selama ±12 jam setelah pengecoran untuk bisa dilepas dan
digunakankembali.
4.3 Alat-alatKonstruksi
Back hoe adalah alat yang digunakan dalam pekerjaan galian tanah.
Keuntungan dari penggunaan back hoe adalah dapat melakukan pekerjaan penggalian
dengan lebih cepat dan lebih efisien. Selain itu back hoe juga dapat digunakan
sebagai alat pemuat yang jauh lebih efisien dibandingkan jika menggunakan tenaga
manusia. Dalam proyek ini keberadaan back hoe sangat diperlukan mengingat
banyaknya volume galian yang harus dikerjakan terutama pada pekerjaan galian
septic tank, pondasi, dan lain-lain.
Adapun spesifikasi alat adalah sebagai berikut:
• Merk : kobelco
Buatan : Jepang
Kapasaitas bucket : 0.3 m3
Jumlah : 1 buah
29
4.3.2 Dumptruck
Mobile Concrete Pump merupakan alat untuk memompa beton ready mix
darimixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump ini untuk
meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengecoran. Alat ini sangat berguna
untuk lokasi yang sulit dijangkau seperti bangunan gedung bertingkat yang luas
sehingga dapat dengan mudah dijangkau. Alat ini terdiri atas beberapa bagian,
yaitu alat utama berupa mesin pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak
berupa mesin diesel, pipa-pipa besi berdiameter 30 cm serta beberapa alat
tambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut. Adapun spesifikasi
mobile concrete pump dalam proyek ini dalah sebagaiberikut:
30
Merk dan type: Isuzu IPG115B.8E26/4
Buatan : Jepang
Kapasitas : 10-90 m3/jam, (diameter selinder 95mm)
4.3.4 MixerTruck
Buatan : Jepang
Kapasitas : 6,5m3
31
4.3.5 Pemotong Tulangan (Cut Off Saw 14’’)
32
4.3.6 Pembengkok Tulangan (Manual)
4.3.7 Theodolith
33
Gambar 4.12 Total-station-sokkia
Sumber :Dokumentasi pribadi
Adanya rongga udara dalam suatu adukan beton, secara tidak langsung
akan mengurangi mutu dan kekuatan beton tersebut. Untuk menghindari hal ini,
maka dalam suatu pengecoran harus diusahakan adanya rongga udara yang
seminimal mungkin.
Vibrator merupakan suatu alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan harapan dapat
menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan
betonyang padat dan bermutu tinggi. Cara penggunaannya adalah dengan
memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke
dalam bekisting, sehingga beton cair dapat memadat dan meminimalkan
terjadinya rongga pada beton yang dapat mengurangi kekuatan.
34
Gambar 4.13 Concrete vibrator
MerkdanType : Mikasa
Spesifikasi : Selang / Shaft : 38mm - 6m
Jumlah : 2 unit
4.3.9 Scaffolding
35
Gambar4.14 Sketsa scaffolding
Gambar 4.15Scaffolding
Gambar 4.15Scaffolding
Sumber :Domkumentasi pribadi
36
4.3.10 Alat Cetak Benda Uji Beton(kubus)
Alat cetak benda uji beton berfungsi sebagai cetakan dalam pembuatan
benda uji beton. Setiap proses produksi beton, diambil sample untuk benda uji
beton. Setelah itu tiap masing-masing benda uji diberi nama sesuai dengan
lokasi pengecoran dan tipe beton atau mutu betonnya. Uji beton dilakukan di
laboratorium PT. Homeix.
Alat cetak benda uji beton ini mempunyai ukuran panjang 15 cm, lebar 15 cm,
dan tinggi 15 cm.
37
4.4 Tahapan pelaksanaan kontruksi
4.4.1 PekerjaanKolom
Penentuan As Kolom
Pembuatan Tulangan
Kolom
Pemasangan Tulangan
Kolom
Pembuatan Bekisting
Kolom
Pemasangan Bekisting
Kolom
Pengecor
an
Pembongkaran Bekisting
Kolom
38
a. Penentuan AsKolom
Garis Marking
As Bangunan
A A
Lubang Tempat
Teodolith diletakkan
untuk menembak as
Garis
Marking
kolom
Titik
As
39
Gambar 4.19 Denah marking
40
Gambar 4.21Marking As kolom
b. Pembuatan TulanganKolom
41
Sementara untuk pengait di ujung tulangan yang dibengkokan dengan sudut
90ο panjang pengait yang dibutuhkan adalah 12 kali diameter tulangan.
12D 6D
12D
42
pekerjaan pembesian kolom antara lain:
d. Pembuatan BekistingKolom
Plywood
43
Balok LVL
Gambar 4.25 Plywood dan balok LVL
c. Steelwaller: merupakan sabuk yang diletakkan pada sisi luar balok LVL
yang berfungsi untuk menerima beban dari balok LVL. Waller yang
digunakan pada bekisting kolom pada proyek ini adalah profil baja U 120 x
50 x 6 x 8. Steel wallerakan menyatukan panel-panel bekisting kolom dan
juga sebagai penahan gaya horisontal yang timbul akibat tekanan beton yang
masih basah.
d. Bracket + Push Pull Props: adalah pipa penyangga bekisting yang berfungsi
untuk mempertahankan posisi bekisting kolom sehingga tidak dapat bergerak
karena sesuatu hal yang tidakdiinginkan.
e. Washer + M 16 Bolt: merupakan baut yang berfungsi untuk mengikat atau
menempelkan balok LVL dengan waller beam.
f. Corner Tie Holder: merupakan penyambung antara panel bekisting kolom
yang ditempatkan pada ujung waller beam atau pada sudut- sudut bekisting
kolom (pertemuaan antar panelbekisting).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting kolom
adalah sebagai berikut:
1) Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi kebocoran pada
pertemuan antarpanel.
2) Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood sebelum
digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi dengan minyak
pelumas agar dihasilkan permukaan kolom yang halus dan tidak berlubang-
lubang dan juga akan mempermudah dalam pembongkaranbekisting.
e. Pemasangan BekistingKolom
44
Setelah tulangan kolom dipasang dan bekisting telah selesai dikerjakan di
blos kerja, maka langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting. Satu set
bekisting untuk kolom pada umumnya mempunyai tinggi 4 m.
Bekisting diangkat dengan mobilecrane dari los kerja menuju lokasi
pemasangan. Urutan pemasangan bekisting kolom adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan plywood dan mengolesinya dengan minyakpelumas.
b. Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dengan menggunakan
mobilecrane.
c. Tempatkan bekisting kolom pada posisi kolom yang akan dicor dengan tepat.
d. Apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka dilakukan
pengencangan tie nut yang berada pada corner tieholder.
e. Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar, dilakukan
pemasangan adjustable push pull props pada base plate di kedua sisi kolom.
45
f. Cek posisi vertikal bekisting terhadap as kolom sehingga tidak terjadi
kemiringan bekiting kolom. Pemasangan unting-unting pada kedua sisi
bekisting berfungsi untuk mengecek posisi vertikal bekisting.
f. PengecoranKolom
Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
46
c. Pengawasan kontinyu terhadap pelaksanaanpengecoran.
d. Pembongkaran BekistingKolom
47
4.4.2 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Pekerjaan balok dan plat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan kolom
selesai. Pekerjaan balok dan plat lantai meliputi beberapa kegiatan antara
lain penentuan as balok dan plat lantai, fabrikasi bekisting balok dan plat
lantai, pemasangan bekisting balok dan plat lantai, pembesian balok,
pembesian plat lantai, pengecoran balok dan plat lantai, serta pembongkaran
bekisting balok dan plat lantai.
48
1. Penentuan Elevasi Balok dan PlatLantai
Penentuan elevasi balok dan plat lantai harus dilakukan secara cermat
dan teliti, agar menghasilkan elevasi yang sama dalam pembuatan balok dan
plat lantai. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari kolom atau
dinding yang telah dilabeling.
Ada beberapa langkah untuk menentukan elevasi balok dan plat lantai:
3) Dari kode tersebut, diukur sesuai tinggi yang diinginkan sebagai elevasi
dasar bekistingbalok.
2. Pembuatan BekistingBalok
Pelaksanaan pekerjaan bekisting balok dan pelat lantai, adalah sebagai
berikut:
49
1) Memasang Jack Base(JB).
50
Gambar 4.32 Pemasangan Cross Brace
4) Memasang U-Head
7) Memasang BottomForm
52
8) Memasang SideForm
9) Memasang BeamClamp.
10) Memasang StrongerBeam.
53
11) Memasang Girder GT24 arahmemanjang.
A B
54
3. Penulangan Balok BetonBertulang
55
dengan kawat bendrat. Pasang beton decking pada bagian bawah serta
samping untuk selimutbeton.
56
Gambar 4.42 Susunan scaffolding untuk plat lantai
Sumber :Dokumentasi pribadi
3) Setelah semua penyangga terpasang dengan baik, dilanjutkan dengan
pemasangan plywood sebagai tahapan akhirbekisting.
5. Pembesian PlatLantai
2) Untuk menjaga jarak antar tulangan atas dengan tulangan bawah maka
diberi tulangan cakar ayam diletakkan antara tulangan atas dan tulangan
bawah.
3) Untuk menjaga agar besi tidak menempel dengan bekisting maka diberi
betondeck
57
Beton Decking Tulangan cakar ayam
58
Untukmembersihkankotoran yang ringan menggunakan kompressor. Sedangkan
untuk kotoran yang bersifat berat seperti potongankawatbendrat atau logam lainnya
menggunakan potongan magnet yang didekatkan sehingga menempel dan diambil
e. Pemeriksaan sambunganbekisting
f. Pemeriksaan perkuatanbekisting
g. Jarak betondecking
2) PemeriksaanPenulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum pelaksanaan
pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui
ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, serta pengaitan antar tulangan sehingga
akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai dengan spesifikasi.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan:
c. Pemeriksaan penyambungantulangan
d. Pemeriksaan kekuatanbendrat
e. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang
dapat mengurang dayarekatan.
59
Gambar 4.44 Pembersihan Akhir sebelum pengecoran plat lantai
Sumber :Dokumentasi pribadi
1) Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbond (lem beton)
terlebih dahulu agar pengecoran dapat lebihlengket.
2) Untuk pelaksanaan pengecoran balok, plat lantai digunakan concrete pump yang
menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang disambung- sambung menggunakanklem.
3) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis sampai memenuhi tebal plat yang
direncanakan. Apabila sudah sampai elevasi yang tinggi, yang tidak mungkin
lagi pengecoran langsung menggunakan concrete pump.
4) Beton dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton
yang benar-benar padat, proses penggetaran tidak boleh terlalu lama, bila adukan
beton sudah terlihat agak mengeluarkan air (air semen sudah memisah dengan
agregate) maka vibrator dipindahkan ke titik yanglain.
5) Adukan kemudian diratakan dengan menggunakan penggaruk dan cangkul.
60
Gambar 4.45 :Dokumentasi
Sumber Pengecoran Plat Lantai Konvensional
pribadi
6) Setelah itu adukan diratakan dengan jidar (kayu perata) sesuai dengan tinggi peil
yang sudah ditentukan. Tinggi peil dicek dengan waterpass atau jika sudah
menggunakan bantuan relat peil maka permukaan lantai sudah dianggap rata.
Pengecoran plat lantai, balok dan kolom harus monolit. Dengan Cara:
Stop cor pada kolom yaitu tepat di elevasi dasar bekisting balok dan plat,
dilanjutkan dengan pengecoran pada balok dan plat lantai, dengan penjangkaran
antara tulangan balok dan tulangan kolom ikut tercor sehingga terjadi hubungan
yang monolit antara plat lantai, balok dan kolom.
7. PelepasanBekisting
Pelepasan bekisting balok dan plat lantai dapat dilakukan setelah ±7 hari jika di
atasnya tidak terdapat pekerjaan yang menumpu pada struktur balok atau plat
tersebut. Pelepasan dimulai dengan mengendurkanjack base atau U-head jack
pada susunan scaffolding penyangga bekisting balok dan kolom. Kemudian
dilanjutkan dengan pelepasan balok kaso dan diakhiri dengan pelepasan plywood
yang menempel pada beton.Pelepasan tersebut biasanya menggunakan alat
61
linggis untuk mempermudah pengerjaannya.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Ketika penulis melakukan kerja praktek pada Proyek Pembangunan
Ruko Empat Lantai yang berada di Kawasan Ocarina Kota Batam yang
berlangsung selama 2 bulan, penulis memperoleh banyak pengetahuan yang
sangat bermanfaat sehingga penulis dapat mengetahui masalah-masalah yang
sering terjadi pada saat pelaksanaan di lapangan dan dapat belajar cara
penyelesaian dan tahap pekerjaannya.
Dari kerja praktek ini dapat memberikan pelajaran bahwa terdapat
perbedaan yang cukup signifikan antara teori yang didapatkan dari
perkuliahan dengan pelaksanaan dan keadaan sesungguhnya dilapangan ,
dengan mengikuti kerja praktek diharapkan wawasan yang berhubungan
dengan teknik sipil dapat berkembang lebih luas lagi.
Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan kerja praktek pada
proyek tersebut, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur yang diatasi adalah Struktur atas, meliputi metode pelaksanaan
pekerjaan struktur kolom, balok dan plat lantai. Adapun dimensi dari
struktur tersebut adalah sebagai berikut :
62
a. Kolom
Tabel 6.1 Tipe dan Ukuran Kolom
Kontruksi balok induk ini terbuat dari beton bertulang dengan menggunakan
tulangan D16 mm. Beton yang digunakan untuk balok induk menggunakan
mutu beton K250, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm.
c. Balok Anak
Dimensi balok anak pada bangunan ini sngat bervariasi tergantung besar
kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan
63
dengan perencanaan arsitekturnya. Kontruksi balok anak ini terbuat dari beton
bertulang dengan tulangan D10, D12, dan D16 mm. Beton yang digunakan
untuk balok anak menggunakan mutu beton K250, dengan nilai slump
perencana 10 ± 2 cm.
d. Plat Lantai Konversional
Perencanaan plat lantai pada proyek Pembanguna Ruko Dua Lantai,
Marina Citi Kota Batam menggunakan tulangan D10 dan mm. Beton yang
digunakan untuk plat lantai sistem ini menggunakan mutu beton K250, dengan
nilai slump rencana 10 ± 2 cm.
6.2 Saran
Dalam pelaksanaan pembangunan pada Ruko Dua Lantai, Marina Citi
Kota Batam banyak juga ditemukan hambatan-hambatan yang terjadi diluar
dugaan sehingga mengakibatkan adanya keterlambatan. Untuk itu pada
kesempatan ini, kiranya penulis dapat memberikan saran-saran yang mungkin
dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan :
1. Mengambil tindakan yang tegas terhadap pihal-pihak yang kurang serius
dalam mengerjakan tugas masing-masing pekerjaan.
2. Peralatan kerja, seperti vibrator dalam pelaksanaan proyek perlu
ditingkatkan, baik dalam segi jumlah maupun kemampuan alat agar tidak
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
3. Perlu penambahan material scafolding dan bekisting untuk balok dan plat
lantai sehingga keterlambatan waktu pekerjaan dapat teratasi.
4. Perlu penambahan tenaga kerja, baik dari pihak penulangan pembesian
balok, kolom plat dan bekisting untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan
yang terlalu jauh.
64
DAFTAR PUSTAKA
a. Jurnal
Anggie C. D. dan Hesti N. P. S., 2013. Laporan Kerja Praktek. Program
Studi Teknik Sipil Universitas Jendral Ahmad Yani Cimahi, Jakarta.
Ibnu Widiantoro. 2015. Laporan Kerja Praktek. Program Studi Teknik SIpil
Fakultas Teknik UNIKA Soegijapranata, Semarang.
b. Buku
Anonim, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2002, Panitia Teknik Standarisasi Bidang Konstruksi
dan Bangunan, Bandung
Asroni, A., 2010, Balok Dan Pelat Beton Bertulang, Edisi Pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1997, Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971, Yayasa Dana Normalisasi Indonesia, Jakarta
c. Internet
https://www.academia.edu/7440247/Struktur_Beton_-_Kolom
https://www.slideshare.net/yuzyusa/peraturan-beton-bertulang-indonesia-
pbi-1971
https://www.academia.edu/11657500/PPBBI_1983
https://www.academia.edu/7440247/Struktur_Beton_-_tekniksipil
65
66