Anda di halaman 1dari 66

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN RUKO EMPAT LANTAI


KAWASAN NEO COSTARINA BATAM

Disusun Oleh :
Nama : Edy Wijaya
NPM : 18.07.00.16

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2021
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Proyek Pembangunan Ruko Empat Lantai Kawasan Neo Costarina Batam
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Sipil
Universitas Riau Kepulauan

Disusun Oleh

Edy Wijaya
18070016

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek

Salah satu tujuan pendidikan program studi teknik sipil di universitas riau
kepulauan yaitu untuk membentuk tenaga kerja yang profesional. Memberikan
pengalaman kepada mahasiswa untuk menerapkan dan memperluaskan wawasan
penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterimanya didalam perkuliahan sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Untuk menghasilkan tujuan itu maka mahasiswa
tidak cukup hanya mendapatkan teori dibangku perkuliahan. Maka dalam
memperluaskan wawasan dan pengetahuan mahasiswa maka diadakanlah suatu
program yaitu kerja praktek.

Kerja praktek ini sangat dibutuhkan untuk memperkenal bagaimana dunia kerja
yang sebenarnya kepada mahasiswa .baik secara langsung maupun tidak langsung
dan juga memberikan bagaimana gambaran nyata mengenai dunia kerja teknik sipil
pada mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa mahasiwa mempunyai bekal dan
wawasan untuk terjun langsung didunia kerja. Oleh karena itu saya mengambil bahan
kerja praktek di PT. PURIA SAMUDERA MILLENNIUM proyek Pembangunan
Ruko di koplek perumahan neo coastarina Batam Center.

Proyek adalah seluruh rangkaian kegiatan pekerjaan yang dikerjakan dalam


waktu terbatas dimana menggunakan sumber daya tertentu dengan harapan untuk
memperoleh hasil pada waktu tertentu. Sumber daya merupakan salah satu faktor
yang menentukan dalam suatu pekerjaan, baik segi modal, peralatan, cara atau
metode, material, maupun tenaga kerja. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja
akan sangat menentukan keberhasilan suatu proyek.

3
Salah satu tahap pekerjaan yang dilakukan dalam membangun suatu proyek
konstruksi adalah perencanaan, perencana harus merancangkan bangunan dengan
berbagai perhitungan dan metode disetiap desainnya, setelah itu perencana dapat
melaksanakan pembangunan dengan gambar kerja yang menjadi acuan dalam
pembangunan, dan pengawasan yang mengawasi proses pelaksanaan agar dalam
proses pembangunan dapat sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Menurut (Suharnoko 2011) bahwa keberhasilan sebuah proyek pasti


membutuhkan tenaga dan pikiran yang tidak sedikit. Seorang manajer proyek dituntut
untuk memastikan sebuah proyek telah berjalan sesuai rencana dan tidak melebar ke
arah yang salah. Tetapi sampai saat ini ternyata masih banyak proyek gagal atau
terlambat yang mana hal tersebut akan memakan biaya yang tidak sedikit. Kesia-
siaan menjadi hasil yang tidak di ingin kan para manajer proyek yang kerap
mengalami keterlambatan proyek atau kegagalan proyek. Oleh sebab itu harus adanya
kesinambungan antara perencana, pengawas, dan pelaksana agar dalam melakukan
kegiatan konstruksi semuanya dapat bekerja dengan baik sehingga kegagalan pada
proyek konstruksi dapat terminimalisirkan.

Meskipun proyek didukung oleh modal dan peralatan yang canggih, namun jika
proyek ditangani oleh tenaga kerja yang kemampuannya kurang atau seadanya maka
akan menjadikan kendala dalam suatu proyek. Maka untuk menghindari terjadinya
masalah tersebut, alangkah baiknya jika tenaga kerja yang digunakan mempunyai
kemampuan yang memadai sehingga diharapkan kedepannya akan tercapai pekerjaan
yang optimal. Pelaksanaan kerja pun tidak terlepas dari time scheduling (waktu
penjadwalan) antara tenaga kerja dan jam kerja yang telah diatur agar target
pekerjaan dapat terlaksana secara efektif.

4
Proyek pembangunan Ruko Empat Lantai yang dilakukan secara. Secara
keseluruhan bangunan menempati areal seluas 722 m2 dengan luas bangunan Ruko
Empat Lantai 595 m2. Proyek pembangunan Ruko Dua Lantai di Dikawasan
OCARINA BATAM, secara keseluruhan diselesaikan dalam waktu kurang lebih 12
Bulan (360 Hari Kelender) dan pelaksanaan pembangunan dimulai pada tanggal 10
Oktober 2020 sampai tangal 10 Oktober 2021, waktu kerja proyek dilaksanakan 8
jam dalam sehari.

Dalam pengerjaan proyek Proyek pembangunan Ruko Empat Lantai di kawasan


OCARINA BATAM, penulis meninjau Metode Pengerjaan Kolom, Balok, dan Plat
Lantai 3 dan 4.

Gambar 1.1 Pembangunan Ruko Dua Lantai di Neo Costarina Batam


Sumber: Documentasi pribadi

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

1.2.1 Maksud

1. Mengetahui faktor-faktor yang terlibat dalam metode pengerjaan Kolom, Balok,


Plat lantai pembangunan Ruko Empat Lantai.

5
2. Mengetahui faktor-faktor yang sering terjadi sehingga menyebabkan kegagalan
proyek pada Metode Pengerjaan Kolom, Balok, dan Plat lantai pada Ruko Dua
Lantai.
1.2.2. Tujuan

1. Sebagai media penambah wawasan dan ilmu dalam dunia konstruksi terutama
proses pelaksanaan pembangunan dengan tingkat kesulitan yang rumit serta
teknologi – teknologi baik pada proses perencanaan. manajemen serta
pelaksanaan yang digunakan dalam pembangunan gedung bertingkat.
2. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai kegiatan konstruksi
beserta berbagai aspeknya melalui pengamatan secara langsung di lapangan.
3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk mahasiswa S1 program studi
Teknik Sipil Universitas Riau Kepulauan.
4. Melihat dan mengamati serta mengetahui secara langsung metode pelaksanaan
pekerjaan berdasarkan apa yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
5. Mendapatkan pengalaman bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah
yang muncul di lapangan baik yang berkaitan dengan masalah teknis maupun
non teknis.
6. Mengasah keterampilan dan kemampuan mahasiswa terutama kerja sama,
komunikasi lisan dan tulisan melalui keterlibatan langsung di lapangan.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui permasalahan dan kendala apa saja yang
mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan, serta bagaimana metode
pemecahannya.
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2020 hingga 20 Agustus


2020 dan bertempat di Kawasan Ocarina Batam Kota Batam – Provinsi kepulauan
Riau.

6
LOKASI
PROYEK

Gambar 1.2 Lokasi Proyek


Sumber: Google Maps 2021

1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktek

Kerja praktek ini dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2020 sampai dengan

20 Agustus 2020. Dalam jangka waktu 2 bulan tersebut penulis akan membahas

mengenai Metode Pekerjaan Kolom, Balok dan Plat Lantai dimulai dari proses

pembuatan tulangan untuk Kolom, Balok dan Plat Lantai.

Dalam laporan ini dipaparkan mengenai pelaksana kegiatan proyek yang


sedang di kerjakan berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, wawancara,
bimbingan dari kontraktor pelaksana, serta berpedoman pada gambar kerja,
spesifikasi teknis dan lampiran lainnya.

1.5. Pembatasan Masalah

Dalam pelaksanaan kerja praktek ini di lakukan secara bertahap sesuai dengan
rencana yang telah disetujui oleh owner. Maka dalam pengamatan pelaksanaan
penulis hanya terbatas kepada masalah sebagai berikut :

7
1. Penelitian dilakukan pada proyek – proyek konstruksi yang ada di Kota Batam.
2. Pencarian data – data dilakukan pada pelaksanaan Proyek Konstruksi
Pembangunan Ruko Dua Lantai.
3. Penelitian ini dibatasi pada faktor – faktor pada Metode Pengerjaan
Kolom,Balok dan Plat Lantai 3 dan 4.
4. Data yang diambil pada perencana, pengawas, dan pelaksana proyek
konstruksi pada Pembangunan Ruko Dua Lantai
1.6. Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam menyajikan gambaran yang jelas, dalam penyusunan laporan kerja


praktek ini penulis mengumpulkan data sebanyak – banyaknya sesuai dengan yang
dibutuhkan. Laporan Kerja Peraktek ini pada hakekatnya melaporkan hasil
pengamatan atau peninjauan selama pelaksanaan proyek. Adapun metodologi yang
mendukung dalam pelaksanaan Kerja Praktek (KP) ini yang penulis gunakan adalah
sebagai berikut:

1. Kerja Lapangan

Kerja praktek dilakukan terhitung mulai tanggal 20 Juni 2020 sampai dengan
20 Agustus 2020 sesuai dengan surat rekomendasi kerja praktek yang ada di
lampiran.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan yang
berhubungan dengan proses pekerjaan Kolom, Balok dan Plat Lantai untuk
memperoleh data dan informasi serta bimbingan dalam pelaksanaan proyek
Pembangunan Ruko Empat Lantai. Observasi dilakukan dengan mengamati secara
langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, guna mengetahui prosedur
pelaksanaan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap penyelesaian Pekerjaan
Kolom, Balok dan Plat Lantai.

8
3. Pengumpulan Data Sekunder

Hal ini dilakukan dengan meminta data – data kepada pelaksana yaitu PT.
Puria Samudera Millennium
4. Tinjauan Pustaka

Memahami berbagai literatur dan buku panduan yang berhubungan dengan


kegiatan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan lapangan.
5. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan mendapatkan gambar kerja di lapangan dan


gambar dari pihak pengelola proyek yang berguna bagi penyelesaian laporan ini yang
meliputi metode pelaksanaan, alat – alat yang digunakan dalam pelaksanaan proyek.
1.7. Sistematika penulis

Laporan ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang tujuan kerja praktek tempat dan
waktu pelaksanaan kerja praktek, ruang lingkup pelaksanaan kerja praktek,
pembatasan masalah kerja praktek, metedologi kerja praktek serta sistematika
penulisan laporan kerja praktek.
BAB II DATA UMUM PROYEK

Bab ini menerangkan tentang data umum proyek, data teknis proyek, struktur

organisasi pengelolaan proyek, dan struktur organisasi kontraktor.

BAB III TEORI DASAR

Pada bab ini berisi tentang teori – teori yang berkaitan dengan isi laporan kerja
praktek dan pendukung dalam pemecahan masalah yang di anggap relevan dengan
pelaksanaan kerja praktek. Bab ini menerangkan tentang uraian umum, perencanaan
struktur atas, dan acuan peraturan yang digunakan dalam proyek.

9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang material kontruksi, alat-alat kontruksi, tahapan


pelaksanaan kontruksi yang digunakan dalam proyek.
BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap pelaksanaan kerja praktek dan
isi laporan kerja praktek.

10
BAB II
DATA UMUM PROYEK

2.1 Data Umum Proyek


Berikut ini dijelaskan data-data yang menyangkut tentang proyek pembangunan
Gedung Ruko Dua Lantai.

1. Nama Proyek : Pembangunan Ruko Empat Lantai.


2. Jenis Pekerjaan : Departemen Konstruksi Gedung.
3. Lokasi Proyek : KAWASAN NEO OCARINA Kota BATAM
4. Waktu Pelaksanaan : 360 (tiga ratus enam puluh) hari kalender
dimulai sejak 20 November 2019 sampai
dengan 20 November 2020.
5. Masa pemeliharaan : 6 Bulan
6. Nilai Proyek : RP. 6.700.588.467,00
7. Pemilik Proyek : PT. PURIA SAMUDRA MILLENNIUM.
8. Kontraktor Pelaksana : PT. PURIA SAMUDRA MILLENNIUM
9. Jenis kontrak : Unit price

2.2 Data Teknis Proyek

1. Kolom

Kolom-kolom struktur pada bangunan ini dirancang bentuk persegi.

11
Tabel 2.1 Tipe dan Ukuran Kolom
No Type Kolom Ukuran (mm)
1 K1 250 x 500

2 K2 200 x 400

Kp 130 x 130

Konstruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton bertulang.Perencanaan


kolom menggunakan tulangan D16,D12, D10 dan D8 mm. Beton yang digunakan
untuk kolom menggunakan mutu beton K250, dengan slump rencana 10 ± 2 cm.

2. Balok Induk (beam)

Tabel 2.2 Tipe dan Ukuran Balok


No Tipe Balok Ukuran (mm)
1 B1 200 x 400
2 B2 200 x 300
3 B3 150 x 250
4 BL 1 200 x 400
5 BL 2 200 x 400
6 BB 150 x 400

Konstruksi balok induk ini terbuat dari beton bertulang dengan menggunakan
tulangan D16, D12, D10 dan D8 mm. Beton yang digunakan untuk balok induk
menggunakan mutu beton K250, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm.
3. Balok Anak

Dimensi balok anak pada bangunan ini sangat bervariasi tergantung besar
kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan dengan
perencanaan arsitekturnya. Konstruksi balok anak ini terbuat dari beton bertulang
dengan tulangan D10, D12 mm. Beton yang digunakan untuk balok anak
menggunakan mutu beton K250,dengan nilai slump rencana 10 ± 2cm.

12
4. Plat Lantai Konvensional

Pada proyek ini plat lantai sistem konvensional dibuat monolit dengan balok
sehingga diasumsikan terjepit pada keempat sisinya.

Perencanaan plat lantai pada proyek Pembangunan Ruko Empat Lantai,


menggunakan tulangan D10. Beton yang digunakan untuk plat lantai sistem ini
menggunakan mutu beton K250, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm.

2.3 Struktur Organisasi Pengelolaan Proyek

Organisasi secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang
melaksanakan suatu ruang lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan
kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai
yang direncanakan dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan
memberikan hasil yang efisien, tepat waktu serta dengan kualitas yang tinggi.

2.3.1 Pemilik Proyek


Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang atau
badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan
pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut.
Pengguna jasa dapat berupa perseorangan,badan/lembaga/instansi pemerintah
atau swasta.
Adapun tugas dan kewajiban pemilik proyek adalah:
1. Menyediakan atau membayar sejumlah biaya yang diperlukan untuk
terwujudnya suatu pekerjaan bangunan.
2. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
3. Memilih atau menunjuk konsultan manajemen konstruksi.
4. Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik.

13
5. Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
6. Mengesahkan perubahan pekerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan jikaada.
7. Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesaidilaksanakan oleh
penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang telah
dikehendaki.
2.3.2 Kontraktor Pelaksana proyek

Kontraktor pelaksana menurut Ahadi adalah badan hukum atau perorangan


yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya.Atau
dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan
telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian
pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan
proyek.Peraturan dan persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak
diatur dalam dokumen kontrak.
Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek (owner)
dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dari owner serta
dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas dari owner serta dapat
berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi
dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam menjalankan fungsinya, antara lain:
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
yang telah direncanakan dan ditetapkan dalam kontrak perjanjian
pemborongan.
2. Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan
harian,mingguan,serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara
lain:

14
• Pelaksana pekerjaan

• Prestasi tenaga kerja yang dicapai

• Jumlah tenaga kerja yang digunakan

• Jumlah bahan yang masuk

• Keadaan cuaca dan lain-lain

3. Menyediakan tenaga kerja,bahan material,tempat kerja,peralatan,dan alat


pendukung lain yang digunakan mengacu dari spesifikasi dan gambar yang
telah digunakan dengan memperhatikan waktu biaya,kualiatas dan keamanan
pekerjaan.
4. Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
5. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan (time schedule) yang telah di
sepakati.
6. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pakerjaan terhadap kehilangan
dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.
7. Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan
yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan
material ketempat pekerjaan.
8. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek
sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan
memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan dilapangan yang
memerlukan tambahan waktu.
9. Mengganti semua kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu
pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan
pertama pada kecelakaan.

15
2.3.3 Konsultan Pengawas

Dalam proyek ini konsultan pengawas juga bertindak sebagai konsultan


perencana dimana konsultan perencana adalah orang atau badan yang membuat
perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain
yang melekat erat membentuk sebuah sistem bangunan. Konsultan perencanabisa
berbentuk perseorangan atau badan hukum yang bergerak dalam pekerjaan
perancangan bangunan.
Adapun tugas konsultan pengawas adalah:
1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.
2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan
proyek.
3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh
pemilik proyek.
4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik
proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.
5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor
sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.
Adapun wewenangkonsultan pengawas adalah:

1. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi


penyimpangan terhadap kontrak kerja.
2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksanan proyek tidak
memperhatikan peringatan yang diberikan.
3. Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.
4. Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana
proyek.
5. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site
Instrukction).

16
6. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan
kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya

2.3.4 Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas atau klien
untukmelaksanakan pekerjaan proyek perencanaan dalam hal ini
bangunan. Konsultan perencana dapat berupa perorangan atau badan usaha baik
swasta maupun pemerintah.

2.4 Struktur Organisasi Kontraktor

Struktur organisasi kontraktor pada proyek Pembangunan Ruko Dua Lantai,


dapat dilihat pada gambar 2.2

STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR


PT PURIA SAMUDERA MILLENNIUM

Johanes nababan SH

DIREKTUR

Era susanti,SE Ria ST

SEKRETARIAT/DCC PROJECT

Widia SE Edy wijaya

AKUTANSI LOGISTIK

Gambar2.2 Struktur Organisasi PT. Puria Samudera Millennium

17
2.4.1 Penugasan Personil

Personil kontraktor terdiri dari Direktur,Project Manager, Sekretariat/DCC,


Site Manager, Logistik, Kepala Lapangan ME, Kepala Lapangan Struktur, dan
Kepala Lapangan Arsitektur.Setiap personilkontraktormemilikitanggungjawab dan
tugas masing-masingdalammelakukan pekerjaan.
A. Direktur
Sebagai pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran dan
pelaksanaan kegiatan perusahaan, mengkoordinirSerta membimbing kegiatan
perusahaan sehari-hari.Mempertanggungjawabkan semua kewajiban yang
menyangkut rugi laba perusahaan, produksi, keuangan dan pemasaran.
B. Project Manager
Lingkup tugas project manager antara lain adalah:
a. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul
agar dapat diantisipasi secara dini.
b. Melakukan koordinasi kedalam(team proyek, management proyek) dan
keluar.
c. Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja operasi proyek,
meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek.
d. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek
dapat berjalan sesuai dengan rencana (on track).
e. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (laporan kemajuan
pekerjaan).
f. Seorang project manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya.
Poyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan
waktu.
g. Proyek yang ditangani harus mempunyai retrun yang nyata terhadap
organisasi. Ta’at kepada setiap kebijakan yang dikeluarkan organisasi,

18
harus mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari
organisasi.
C. Sekretariat/DCC
Sekretariat bertugas melakuakan administrasi yang berhubungan
dengan project yaitu meliputi pembuatan surat menyurat antar pihak terkait,
pembuatan agenda rapat, absensi, dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan operasional project.
D. Site Manager
a. Merencanakan “Time Schedule” pelaksanaan proyek sesuai dengan
kewajiban dari perusahaan terhadap pemilik proyek atau kepentingan
perusahaan sendiri.
b. Merencanakan pemakaian bahan dan alat dan pekerjaan instalasi untuk
setiap proyek yang ditangani sesuai dengan volume dan waktu
penggunaannnya.
E. Logistik
Peran bagian logistic yaitu:
a. Melakukan monitoring pengiriman barang untuk menjamin ketepatan
waktu.
b. Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
c. Membuat laporan penerimaan material.

d. Membantu kelancaran proyek dalam hal pengadaan material.

e. Memantau dan mengarahkan pengadaan, penggunaan dan pencatatan

BBM, tenaga (operator dan mekanik) agar efektif dan efisien.

f. Pengupahan tenaga kerja, baik staf kantor dan tenaga kerja di lapangan.

19
F. Kepala Lapangan ME
Tugas dan tanggung jawab :

a. Membuat perencanaan kegiatan operasional MEP Proyek


b. Mengatur kegiatan operasional MEP Proyek
c. Melaksanakan kegiatan operasional MEP Proyek
G. Kepala Lapangan Struktur
Tugas dan Tanggung jawab Kepala Lapangan Struktur Adalah Sebagai Berikut:
a. Bertanggung jawab kepada Team Leader.
b. Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan Pengendalian
Rencana Desain Struktur dalam konstruksi.
c. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Rencana Desain
Struktur yang dihasilkan oleh Perencana Struktur.
d. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar Shop Drawing
Struktur yang diajukan oleh Kontraktor.
e. Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar As Built
Drawing Struktur yang diajukan oleh Kontraktor.
f. Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam
organisasi tim konsultan MK.
g. Bertanggung jawab atas kualitas & kuantitas implementasi di lapangan
untuk bidang Struktur Bangunan
H. Kepala Lapangan Arsitektur

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Ahli


Arsitektur Perencanaan Ruko :
a. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya
b. Mendukung dan memberi input design arsitek
c. Memecahkan problem design
d. Mengadakan review dan diskusi

20
e. Konsultasi dengan Dinas Teknis bangunan atau Unit satuan kerja terkait
lain
f. Mendisain, menghitung secara konstruksi pada proses perencanaan dan
proses pelaksanaan
g. Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan
h. Membuat gambar skematik sistem struktur yang akan digunakan
i. Pekerjaan Grading, Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan
lahan agar siap untuk Dibangun

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Pembahasan dan Pengamatan Selama Kerja Praktek

Pembahasan pada laporan kerja praktek ini memaparkan beberapa hal


diantaranya alur kerja proyek, material alat dan bahan,lingkup pekerjaan proyek, dan
metode atau pelaksanaan kerja.

4.2 Material Konstruksi

Pemilihan bahan konstruksi harus memperhatikan kualitas sehingga akan di


dapatkan hasil yang sesuai dengan standar perencanaannya. Selain itu perlu di
perhatikan juga penyimpanan dan penumpukan digudang agar tidak terjadi penurunan
kualitas material baik disebab kan karena faktor cuaca maupun lamanya waktu
penumpukan di gudang.
4.2.1 Semen

Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi, antara


lain digunakan untuk pasangan batu kali, lantai kerja dan plesteran. Selainitu, semen
jenis tertentu juga bisa dipakai untuk bahan finishing. Hal–hal yang perlu
diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen:
1) Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar
tidak lembab.
2) Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zat (kantong)
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutuprapat.
3) Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak.
Hal ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan
yang paling bawah, akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama
sebelum digunakan sebagai bahanbangunan.
4) Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan

22
mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan
penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus
dipergunakan terlebihdahulu.
5) Zak-zak semen disimpan di gudang yang cukupventilasinya.
Adapun jenis semen yang digunakan dalam proyek ini antara lain:
a) Semen Portland Gresik jenis IP-U yang telah ber-SNI 15-0302-2004,
merupakan semen untuk pasangan bata dan acian plesteran dinding.
b) Semen putih merk MU, merupakan semen untukfinishing rooftop.

Gambar 4.1 Semen putih dan semen PorlandGersik


Sumber : Dokumentasi pribadi

4.2.2 Beton ReadyMix

Seluruh pekerjaan struktural dalam Proyek Pembangunan Ruko Empat Lantai


ini menggunakan beton ready mix produksi dari PT Homeix. Adapun keuntungan
penggunaan beton ready mix ini adalah:

23
a) Jaminan keseragaman mutubeton.

b) Efektifitas dan efisiensi kerja dalampelaksanaan.

Gambar 4.2 Beton ready mix


Sumber :Dokumentasi pribadi

4.2.3 Plywood

Plywood digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan


permukaan beton yang halus. Plywood yang digunakan adalah kayu lapis dengan
permukaan yang dilapisi laminated plastic dengan ketebalan 16-22 mm.

24
Gambar 4.3 Plywood
Sumber :Dokumentasi pribadi

4.2.4 KawatBendrat

Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat
membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan
berdiameter 1 mm dan dalam pemakaiannya digunakan tiga lapis kawat agar lebih
kuat dalam mengikat baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat
maka kawat yang digunakan harus mempunyai kualitas yang baik dan tidak mudah
putus.

Gambar 4.4 Kawat bendrat


Sumber :Google/kawatbendrat/com

4.2.5 Air Kerja

Air kerja yang digunakan dalam proyek harus sesuai dengan SNI 03-2847-2002
tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Persyaratan
mengenai air kerja yaitu:
1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-

25
bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik,
atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan
2) Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang
di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan
3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali
ketentuan berikut terpenuhi:
a) Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran
beton yang menggunakan air dari sumber yang sama,
b) Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan adukan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa,
terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan
“Metode uji tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen
kubus dengan ukuran sisi 50 mm)”.
4.2.6 Pasir

Proyek Pembangunan Gedung Ruko Dua Lanta menggunakan pasir Merah.


Selain karena dikenal pasir dengan kualitas terbaik, lokasi dari batam juga tidak
terlalu jauh. Pasir digunakan sebagai campuran beton ready mix, campuran mortar,
campuran lantai kerja, dan campuran untuk memadatkan tanah.

26
Gambar 4.5 Pasir
Sumber :Dokumentasi pribadi

4.2.7 Calbond

Calbond merupakan bahan pengikat beton lama dengan beton baru.Calbond


merupakan cairan perekat antara beton yang telah dicor (yang telah mengeras)
dengan adukan beton yang akan dicor kemudian. Cairan perekat yang berwarna putih
ini disebut juga dengan lem beton seperti terlihat pada gambar di bawah. Calbond di
proyek ini banyak digunakan pada sambungan pengecoran beton.

27
Gambar 4.6 Cairan Calbond
Sumber :Google/Calbond/com

4.2.8 Bahan Additive (Tambahan)

Bahan tambahan yang digunakan pada campuran beton untuk proyek


pembangunan Gedung Ruko Empat Lantai berupa accelerating admixture. Bahan
ini berfungsi untuk memendekkan setting-time beton. Ketika dituangkan admixture
ini bersuhu udara dingin karena adanya bahan kimia yang terkandung yaitu Calcium
Cloride (Kalsium Klorida).
Penggunaan bahan di atas membuat campuran beton cepat mengeras,
meningkatkan dalam mengeringkan penyusutan (drying shrinkage),dan menghindari
korosi pada tulangan (reinforcement). Jumlah pemakaian yang berlebihan, kalsium
klorida bisa untuk menurunkan titik beku beton, yang dapat mengakibatkan beton
menjadi rusak atau hancur. Oleh karena itu, harus ada perawatan (treatment) khusus
berupa pengawasan dalam volume penggunaan admixture baik dalam hal
penyimpanan ataupun ketika sedang dilakukan pencampuran dengan beton.
Volume penggunaan yaitu lebih dari 5% dari berat semen (Cement Weight).
Penggunaan bahan tersebut dari segi bisnis dan ekonomis dikarenakan dalam
pembangunan proyek ini bersifat komersial dan dituntut untuk cepat selesai. Selain
itu, dari segi teknis pengadaan bekistingyang terbatas juga mempengaruhi. Dengan

28
adanya admixture tersebut, maka bekistingterutamabekisting samping cukup
terpasang selama ±12 jam setelah pengecoran untuk bisa dilepas dan
digunakankembali.
4.3 Alat-alatKonstruksi

4.3.1 Back hoe

Back hoe adalah alat yang digunakan dalam pekerjaan galian tanah.
Keuntungan dari penggunaan back hoe adalah dapat melakukan pekerjaan penggalian
dengan lebih cepat dan lebih efisien. Selain itu back hoe juga dapat digunakan
sebagai alat pemuat yang jauh lebih efisien dibandingkan jika menggunakan tenaga
manusia. Dalam proyek ini keberadaan back hoe sangat diperlukan mengingat
banyaknya volume galian yang harus dikerjakan terutama pada pekerjaan galian
septic tank, pondasi, dan lain-lain.
Adapun spesifikasi alat adalah sebagai berikut:
• Merk : kobelco
Buatan : Jepang
Kapasaitas bucket : 0.3 m3
Jumlah : 1 buah

Gambar 4.7 Back hoe


Sumber :Dokumentasi pribadi

29
4.3.2 Dumptruck

Dump truk merupakan alat yang digunakan untuk mengangkut material


galian tanah dan material konstruksi lainnya seperti pasir, agregat, dan bahan
material lainnya yang sesuai dengan kapasistasnya. Adapun spesifikasi dump
truk yang digunakan dalam proyek ini adalah:
Merk : Mitsubushi Fuso
Kapasitas Bucket : 5 m3

Gambar4.8 Dump truck


Sumber :Dokumentasi pribadi

4.3.3 Mobile ConcretePump

Mobile Concrete Pump merupakan alat untuk memompa beton ready mix
darimixer truck ke lokasi pengecoran. Penggunaan concrete pump ini untuk
meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengecoran. Alat ini sangat berguna
untuk lokasi yang sulit dijangkau seperti bangunan gedung bertingkat yang luas
sehingga dapat dengan mudah dijangkau. Alat ini terdiri atas beberapa bagian,
yaitu alat utama berupa mesin pompa yang dilengkapi dengan tenaga penggerak
berupa mesin diesel, pipa-pipa besi berdiameter 30 cm serta beberapa alat
tambahan berupa klem penyambung pipa-pipa tersebut. Adapun spesifikasi
mobile concrete pump dalam proyek ini dalah sebagaiberikut:

30
Merk dan type: Isuzu IPG115B.8E26/4
Buatan : Jepang
Kapasitas : 10-90 m3/jam, (diameter selinder 95mm)
4.3.4 MixerTruck

Mixer truck merupakan truk khusus yang dilengkapi dengan concrete


mixer dengan kapasitas bervariasi, yaitu kapasitas 5; 5,5; 6; dan 6 m3. Truk ini
mengangkut beton siap pakai (ready mix) dari tempat pencampuran beton
(batching plan) sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan, truk ini
terus berputar searah jarum jam dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar
adukan beton tersebut terus homogen dan tidakmengeras.
Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu, karena bila
terlalu lama beton akan mengeras dalam mixer, sehingga akan menimbulkan
kesulitan dan menghambat kelancaran pelaksanaan pengecoran. Spesifikasi
Mixer truck yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut:
Merk : Isuzu

Buatan : Jepang

Kapasitas : 6,5m3

Gambar4.9 Concrete Pump dan Mixer Truck saat loading concrete

Sumber :Dokumentasi pribadi

31
4.3.5 Pemotong Tulangan (Cut Off Saw 14’’)

Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standar (14 m).


Untukkeperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan
terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu alat pemotong tulangan,
yaitu pemotong tulangan (Cut Off Saw 14’’) yang dioperasikan dengan
menggunakan tenaga listrik. Jumlah tulangan yang mampu dipotong dalam
sekali tahap umumnya bervariasi antara 5 sampai 20 tulangan, tergantung dari
besarnya diameter tulangan yang akan dipotong. Proyek ini menggunakan Cut
Off Saw 14’’listrik dengan sepesifikasi sebagai berikut:
MerkdanType : Bosch
Buatan : Jerman
Jumlah : 2 unit
Kapasitaspotong : 1-5 tulangan, tergantung diameter tulanganyang
dipotong.

Gambar 4.10 Bar cutter


Sumber :Dokumentasi pribadi

32
4.3.6 Pembengkok Tulangan (Manual)

Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan seperti


pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan
tulangankolom, juga pembengkokan tulangan balok dan plat. Sudut yang dapat
dibentuk oleh pembengkok tulangan dapat diatur besarnya, , yaitu 450, 900,1350
1800 dan 3600.

Gambar 4.11 pembengok tulangan


Sumber :Dokumentasi pribadi

4.3.7 Theodolith

Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as


bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang
dibuat tidak miring. Theodolith juga digunakan sebagai alat untuk menjaga
kevertikalitasan bangunan gedungtinggi.

33
Gambar 4.12 Total-station-sokkia
Sumber :Dokumentasi pribadi

MerkdanType : Total-station-sokkia cx 105c


Buatan : Jepang
Jumlah : 1 unit
4.3.8 ConcreteVibrator

Adanya rongga udara dalam suatu adukan beton, secara tidak langsung
akan mengurangi mutu dan kekuatan beton tersebut. Untuk menghindari hal ini,
maka dalam suatu pengecoran harus diusahakan adanya rongga udara yang
seminimal mungkin.
Vibrator merupakan suatu alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan harapan dapat
menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat dihasilkan
betonyang padat dan bermutu tinggi. Cara penggunaannya adalah dengan
memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke
dalam bekisting, sehingga beton cair dapat memadat dan meminimalkan
terjadinya rongga pada beton yang dapat mengurangi kekuatan.

34
Gambar 4.13 Concrete vibrator

Sumber :Dokumentasi pribadi

MerkdanType : Mikasa
Spesifikasi : Selang / Shaft : 38mm - 6m
Jumlah : 2 unit

4.3.9 Scaffolding

Scaffolding berfungsi sebagai perancah dalam pembuatan bekistingbalok


dan plat dan sebagai perancah dalam pengecoran kolom. Scaffolding terdiri dari
beberapa bagian antara lain:
1. jack base, bagian yang terdapat di bagian paling bawah, dilengkapi dengan
ulir untuk mengaturketinggian.
2. main frame, portal besi yang dirangkai di atas jackbase.
3. cross brace, penghubung dua main frame dipasang arahmelintang.
4. ladder, tambahan di atas main frame jika ketinggian mengalami kekurangan.

5. joint pin, penghubung main frame danladder.


6. U-head jack, bagian atas main frame dan ladder yang berfungsi untuk
penyangga kayu kaso pada bagianbekisting.

35
Gambar4.14 Sketsa scaffolding

Cara operasionalnya adalah dengan menggabungkan tiap bagian di atas,


sehinggamenjadi suatu konstruksi penyangga sementara.

Gambar 4.15Scaffolding
Gambar 4.15Scaffolding
Sumber :Domkumentasi pribadi

36
4.3.10 Alat Cetak Benda Uji Beton(kubus)

Alat cetak benda uji beton berfungsi sebagai cetakan dalam pembuatan
benda uji beton. Setiap proses produksi beton, diambil sample untuk benda uji
beton. Setelah itu tiap masing-masing benda uji diberi nama sesuai dengan
lokasi pengecoran dan tipe beton atau mutu betonnya. Uji beton dilakukan di
laboratorium PT. Homeix.

Alat cetak benda uji beton ini mempunyai ukuran panjang 15 cm, lebar 15 cm,
dan tinggi 15 cm.

Gambar 4.16 Alat cetak benda uji


Sumber :Dokementasi pribadi
4.3.11 PompaAir

Pompa air dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung pusat


layanan siswa MAN IC berfungsi memindahkan air yang menggenang di area
yang akan dilakukan pekerjaan konstruksi. Pada beberapa kasus seperti air
hujan yang menggenang di galian untuk septic tank.

37
4.4 Tahapan pelaksanaan kontruksi

4.4.1 PekerjaanKolom

Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah


penentuan as kolom, penulangan kolom, pembuatan bekisting
kolom,pemasangan bekisting kolom, pengecoran kolom, dan pembongkaran
bekistingkolom.

Penentuan As Kolom

Pembuatan Tulangan
Kolom

Pemasangan Tulangan
Kolom

Pembuatan Bekisting
Kolom
Pemasangan Bekisting
Kolom

Pengecor
an

Pembongkaran Bekisting
Kolom

Gambar 4.18 Diagram alir pekerjaan kolom

38
a. Penentuan AsKolom

Titik–titik as kolom diperoleh dari hasil pekerjaan pengukuran


danpematokan, yaitu marking berupa titik-titik atau garis yang digunakan
sebagai dasar penentuan letak kolom. Cara penentuan as-as kolom pada lantai
Ground adalah dengan menggunakan alat teodolith, yaitu dengan menentukan
letak as awal dan kemudian dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang
telah disyaratkan dalam perencanaan awal. Letak as-as ini harus selalu
dikontrol karena ada kemungkinan satu dan lain hal, as-as tersebut berubah dari
yang telah dibuat. Garis bantu berupa marking lurus pada plat lantai membantu
dalam penentuan as kolom ini. Marking ini menggunakan benang yang bertinta
hitam sehingga saat disentuhkan ke plat akan membentuk garis hitam.

Garis Marking
As Bangunan

A A
Lubang Tempat
Teodolith diletakkan
untuk menembak as
Garis
Marking
kolom
Titik
As

39
Gambar 4.19 Denah marking

Gambar 4.20 Potongan A-A

40
Gambar 4.21Marking As kolom

b. Pembuatan TulanganKolom

Langkah pekerjaan pembuatan tulangan kolom adalah sebagai berikut:


a. Tulangan dengan ukuran sesuai gambar kerja (shopdrawing)didatangkan
oleh pihak logistik ke lokasi proyek sesuai dengankebutuhan pelaksanaan di
lapangan. Panjang tulangan darisupplieradalah 12 m.
b. Pemotongan tulangan dilakukan dengan cut off machinedan pembengkokan
tulangan dilakukan dengan mengunakan bar bende, danada juga secara
manual, hanya dengan mengandalkan martil dan linggis.
c. Pembengkokan tulangan dilakukan sesuai dengan ketentuan pendetailan
tulangan. Untuk sengkang dengan pembengkokan pengait dengan sudut
135ο, panjang tulangan yang diperlukan adalah sepanjang keliling tulangan
ditambah dengan panjang pengait sebesar 6 kali diameter tulangan.

41
Sementara untuk pengait di ujung tulangan yang dibengkokan dengan sudut
90ο panjang pengait yang dibutuhkan adalah 12 kali diameter tulangan.

12D 6D

12D

Gambar 4.22 Panjang Pembengkokan Ujung Sengkang yang dibutuhkan

d. Pemotongan tulangan utama dilakukan sepanjang tinggi kolom perlantai


bangunan ditambah dengan panjang penyaluran tulangan untuk keperluan
penyambungan tulangan. Panjang penyaluran kolom minimal sebesar 50 kali
diameter tulangan terbesar yang disambung. Penyempitan bagian bawah
tulangan sepanjang panjang penyaluran dilakukan untuk memudahkan
penyambungan tulangan kolom tiap lantai.

e. Pengikatan tulangan sengkang dengan tulangan utama kolom dilakukan


dengan menggunakan kawatbendrat.
c. Pemasangan TulanganKolom

Tulangan utama kolom yang dipergunakan pada proyek ini bervariasi


sesuai dengan gambar rencana dari konsultan perencana. Diantaranya tahapan

42
pekerjaan pembesian kolom antara lain:

a. Pemasangan tulangan diawali dengan mendirikan susunan scaffolding


mengelilingi kolom rencana. Susunan scaffolding ini untuk tempat para
pekerja merakittulangan.

b. Setelah susunan scaffolding berdiri, dilanjutkan dengan memasang tulangan


utama dengan menyambungkan terhadap tulangan utamadibawahnya.
Kemudian masukkan tulangan sengkang dari bagian atas tulangan utama
yang telah tersusun sebelumnya.Kaitkan antara tulangan sengkang dengan
tulangan utama menggunakan kawat bendrat.

c. Apabila diperlukan dibuat penguat sementara untuk menjaga


verticalitykolom,
d. Pada bagian luar penulangan kolom diberi beton decking untuk selimut
beton.

d. Pembuatan BekistingKolom

Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bekisting kolom adalah:


a. Plywood Merupakan lapis permukaan dalam bekisting yang langsung
bersentuhan dengan beton. Kondisi permukaan plywood akan berpengaruh
langsung terhadap kualitas permukaan beton setelah pengecoran. Plywood
yang digunakan yang tebal atau dinamakan finolite.
b. Balok LVL: Merupakan balok kayu dan posisinya berada tepat dibelakang
plywood berfungsi untuk menerima beban akibat pengecoran dariplywood.

Plywood

43
Balok LVL
Gambar 4.25 Plywood dan balok LVL

c. Steelwaller: merupakan sabuk yang diletakkan pada sisi luar balok LVL
yang berfungsi untuk menerima beban dari balok LVL. Waller yang
digunakan pada bekisting kolom pada proyek ini adalah profil baja U 120 x
50 x 6 x 8. Steel wallerakan menyatukan panel-panel bekisting kolom dan
juga sebagai penahan gaya horisontal yang timbul akibat tekanan beton yang
masih basah.

d. Bracket + Push Pull Props: adalah pipa penyangga bekisting yang berfungsi
untuk mempertahankan posisi bekisting kolom sehingga tidak dapat bergerak
karena sesuatu hal yang tidakdiinginkan.
e. Washer + M 16 Bolt: merupakan baut yang berfungsi untuk mengikat atau
menempelkan balok LVL dengan waller beam.
f. Corner Tie Holder: merupakan penyambung antara panel bekisting kolom
yang ditempatkan pada ujung waller beam atau pada sudut- sudut bekisting
kolom (pertemuaan antar panelbekisting).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bekisting kolom
adalah sebagai berikut:
1) Menjaga kerapatan antar panel sehingga tidak terjadi kebocoran pada
pertemuan antarpanel.
2) Menjaga kebersihan permukaan plywood. Permukaan plywood sebelum
digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dan diolesi dengan minyak
pelumas agar dihasilkan permukaan kolom yang halus dan tidak berlubang-
lubang dan juga akan mempermudah dalam pembongkaranbekisting.
e. Pemasangan BekistingKolom

44
Setelah tulangan kolom dipasang dan bekisting telah selesai dikerjakan di
blos kerja, maka langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting. Satu set
bekisting untuk kolom pada umumnya mempunyai tinggi 4 m.
Bekisting diangkat dengan mobilecrane dari los kerja menuju lokasi
pemasangan. Urutan pemasangan bekisting kolom adalah sebagai berikut:
a. Pembersihan plywood dan mengolesinya dengan minyakpelumas.
b. Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dengan menggunakan
mobilecrane.
c. Tempatkan bekisting kolom pada posisi kolom yang akan dicor dengan tepat.
d. Apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka dilakukan
pengencangan tie nut yang berada pada corner tieholder.
e. Setelah bekisting kolom berada pada posisi yang benar, dilakukan
pemasangan adjustable push pull props pada base plate di kedua sisi kolom.

45
f. Cek posisi vertikal bekisting terhadap as kolom sehingga tidak terjadi
kemiringan bekiting kolom. Pemasangan unting-unting pada kedua sisi
bekisting berfungsi untuk mengecek posisi vertikal bekisting.

f. PengecoranKolom
Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

a. Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikutini:


Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk
mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan
di dalam cetakan (RSNI Tata Cara Perancangan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung).
b. Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concrete vibrator. Pemadatan
dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang
terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan beton.
Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar mengasilkan mutu
beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan dalam penggetaran
beton akan mengakibatkan penururan mutu beton. Penggeteran beton
perlu dilakukan dengan ketentuan sebagaiberikut:
1. Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan
beton dengan posisi vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh
miring sampai dengan 45ο. Penggetaran dengan sudut yang lebih
besar akan menyebabkan pemisahanagregate.
2. Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau
bagian beton yang mulai mengeras, maka posisi vibrator dibatasi
maksimum 5 cm daribekisting.
3. Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangankolom.
4. Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan
mengkilap di sekitar alat penggetar dan pada umumnya dicapai
setelah maksimum 30detik.

46
c. Pengawasan kontinyu terhadap pelaksanaanpengecoran.

Gambar 4.28 Pengecoran kolom


Sumber :Dokumentasi pribadi

d. Pembongkaran BekistingKolom

Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton


dianggap mulai mengeras. Pada proyek Pembangunan gedung pusat
layanan siswabekisting kolom dilepas sekitar 12 jam setelah proses
pengecoran.

47
4.4.2 Pekerjaan Balok dan Plat Lantai
Pekerjaan balok dan plat lantai dilaksanakan setelah pekerjaan kolom
selesai. Pekerjaan balok dan plat lantai meliputi beberapa kegiatan antara
lain penentuan as balok dan plat lantai, fabrikasi bekisting balok dan plat
lantai, pemasangan bekisting balok dan plat lantai, pembesian balok,
pembesian plat lantai, pengecoran balok dan plat lantai, serta pembongkaran
bekisting balok dan plat lantai.

Penentuan Elevasi Balok dan Plat


Lantai
Pembuatan Bekisting
Balok
Penulangan Balok

Pembuatan Bekisting Plat


Lantai
Penulangan Plat Lantai

Pengecoran Balok dan Plat


Lantai
Pelepasan Bekisting

Gambar 4.29 Diagram alir pekerjaan balok dan plat lantai

48
1. Penentuan Elevasi Balok dan PlatLantai

Penentuan elevasi balok dan plat lantai harus dilakukan secara cermat
dan teliti, agar menghasilkan elevasi yang sama dalam pembuatan balok dan
plat lantai. Penentuan ini dilakukan dengan mengukur dari kolom atau
dinding yang telah dilabeling.
Ada beberapa langkah untuk menentukan elevasi balok dan plat lantai:

1) Mengukur setinggi 1,00 m dari dasar kolomdandiberikodepada


kolomtersebut.

2) Kemudian dengan menggunakan waterpass, kolom yang lain juga diberi


kode elevasi 1,00 m dari dasarkolom.

3) Dari kode tersebut, diukur sesuai tinggi yang diinginkan sebagai elevasi
dasar bekistingbalok.

4) Kemudian dari dasar bekisting balok tersebut diukur setinggi ketinggian


balok sebagai elevasi dasar bekisting platlantai.

Gambar 4.30 Kontrol kemiringan pelat lantai

% kemiringan plat = A-B / jarak X 100%

2. Pembuatan BekistingBalok
Pelaksanaan pekerjaan bekisting balok dan pelat lantai, adalah sebagai
berikut:

49
1) Memasang Jack Base(JB).

2) Memasang Main Frame(MF).


3) Memasang Cross Brace(CB).

50
Gambar 4.32 Pemasangan Cross Brace

4) Memasang U-Head

Gambar 4.33 Pemasangan U-Head


51
5) Memasang Girder GT24 arahmemanjang.

6) Memasang balok engkel 6/12-2m (baloksuri-suri).

Gambar 4.34 Pemasangan Balok suri-suri

7) Memasang BottomForm

Gambar 4.35 Pemasangan Bottom Form

52
8) Memasang SideForm

Gambar 4.36 Pemasangan Side Form

9) Memasang BeamClamp.
10) Memasang StrongerBeam.

Gambar 4.37 Pemasangan Stronger Beam

53
11) Memasang Girder GT24 arahmemanjang.

12) MemasangGirderGT24posisimelintangdiatasGirder GT24


arahmemanjang.

13) Memasang Plywood

Gambar 4.38 Pemasangan Plywood

A B

Sumber :Google/potonganmelintangbekisting/Side Form/tekniksipil/com

Gambar 4.39 Potongan Melintang Bekisting dan Plat

54
3. Penulangan Balok BetonBertulang

Pada Proyek ini,dimensi dan penulangan balok sangat bervariasi dan


dapat dilihat dalam gambar kerja.Pelaksanaan penulangan balok dilakukan
sebagai berikut:
1) Pemasangan tulangan balok pada elevasi yang telah ditentukan dari
kode elevasi pada kolom. Tidak lupa pula dengan
memperhitungkantebal selimutbeton.
2) Tulangan atas dipasang dengan menjangkarkan ujungnya pada tulangan
kolom. Sedangkan sengkang dimasukkan ke dalam tulangan balok satu
per satu dan diukur jarak tiapsengkang.

Gambar 4.40pemasangan tulangan pada balok

Sumber :Dokumentasi pribadi

3) Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak pada


tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak pada lapangan. Sengkang diikat

55
dengan kawat bendrat. Pasang beton decking pada bagian bawah serta
samping untuk selimutbeton.

Gambar 4.41 Pemasangan tulangan sengkang

4. Pembuatan Bekisting PlatLantai

Tahapan pembuatan bekisting plat lantai adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan scaffolding sebagai penyangga terhadap lantai di bawahnya.


Sebelum scaffolding didirikan, buatlah dasaran (base) yang cukup rata
dan kokoh. Misal dengan menggunakan papan dan kayu untuk tanah
yang kurang rata dibawahnya.

2) Setelah sejumlah scaffolding berdiri, dilanjutkan dengan kaso untuk


penyanggaplywoodnya.

56
Gambar 4.42 Susunan scaffolding untuk plat lantai
Sumber :Dokumentasi pribadi
3) Setelah semua penyangga terpasang dengan baik, dilanjutkan dengan
pemasangan plywood sebagai tahapan akhirbekisting.
5. Pembesian PlatLantai

Tahapan pekerjaan pembesian plat lantai antara lain :

1) Menyiapkan tulangan sesuai shop drawing, bawa ke lokasi plat lantai


rencana. Tulangan dapat dibawa dengan tenaga manusia, di angkut
dengan perantara dumptruk, mobile crane, atau tower crane. Hal itu
tergantung lokasi keberadaan plat lantai rencana. Untuk plat lantai
ground bisa menggunakan tenaga manusia dengan menaikkan ujung
tulangan dan selanjutnya akan ditarik oleh satu orang yang berada di atas.
Fungsi dumptruk di sini untuk membawa tulangan ke lokasi yang cukup
jauh dari gudang besi. Untuk proyek Gedung kgiatan pusat layanan
siswamisalnya plat lantai dengan as L – M yang merupakan as terjauh
dari gudang besi. Untuk plat lantai upper ground ke atas menggunakan
bantuan mobile crane atau tower crane untuk menaikkan
tulangantersebut.

2) Untuk menjaga jarak antar tulangan atas dengan tulangan bawah maka
diberi tulangan cakar ayam diletakkan antara tulangan atas dan tulangan
bawah.

3) Untuk menjaga agar besi tidak menempel dengan bekisting maka diberi
betondeck

57
Beton Decking Tulangan cakar ayam

Gambar4.43Tulangan Cakar ayam dan beton decking

6. Pengecoran Balok dan PlatLantai


Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal-hal
seperti di bawah ini :
1) PemeriksaanBekisting
Posisi dan kondisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang
direncanakan.Bekisting harus lurus sesuai dengan as-nya, tegak dan tidak bocor.
Bekisting juga harus kuat, terpasang dengan kokoh agar tidak bergeser karena
getaran dan tekanan adukan beton selama proses pengecoran.
Mengingat pentingnya pemeriksaan ini, maka tidak boleh ditunda sampai mendekati
waktu pengecoran. Pemeriksaan ini meliputi:
a. Ukuran bekisting (lebar dantinggi)
b. Kemungkinanelevasitidaktepat,pengecekanmenggunakanwaterpass
c. Kemungkinan tidak tegak lurus terhadap bidang horizontal maupun vertical
d. Kebersihan lokasi pengecoran, sehingga pembersihan permukaan bekisting serta
tulangan harus benar-benar dijaga.

58
Untukmembersihkankotoran yang ringan menggunakan kompressor. Sedangkan
untuk kotoran yang bersifat berat seperti potongankawatbendrat atau logam lainnya
menggunakan potongan magnet yang didekatkan sehingga menempel dan diambil
e. Pemeriksaan sambunganbekisting
f. Pemeriksaan perkuatanbekisting
g. Jarak betondecking
2) PemeriksaanPenulangan
Pekerjaan penulangan harus sudah selesai dan diperiksa sebelum pelaksanaan
pengecoran. Pemeriksaan pemasangan tulangan dimaksudkan untuk mengetahui
ukuran, ketepatan letak dan jumlah tulangan, serta pengaitan antar tulangan sehingga
akan terbentuk konstruksi beton yang sesuai dengan spesifikasi.
Pemeriksaan ini berkaitan dengan:

a. Pemeriksaan jumlah dan ukuran tulanganutama

b. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisisengkang

c. Pemeriksaan penyambungantulangan

d. Pemeriksaan kekuatanbendrat

e. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang
dapat mengurang dayarekatan.

59
Gambar 4.44 Pembersihan Akhir sebelum pengecoran plat lantai
Sumber :Dokumentasi pribadi

Pelaksanaan pengecoran balok dan plat lantai adalah sebagai berikut:

1) Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbond (lem beton)
terlebih dahulu agar pengecoran dapat lebihlengket.
2) Untuk pelaksanaan pengecoran balok, plat lantai digunakan concrete pump yang
menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang disambung- sambung menggunakanklem.
3) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis sampai memenuhi tebal plat yang
direncanakan. Apabila sudah sampai elevasi yang tinggi, yang tidak mungkin
lagi pengecoran langsung menggunakan concrete pump.
4) Beton dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton
yang benar-benar padat, proses penggetaran tidak boleh terlalu lama, bila adukan
beton sudah terlihat agak mengeluarkan air (air semen sudah memisah dengan
agregate) maka vibrator dipindahkan ke titik yanglain.
5) Adukan kemudian diratakan dengan menggunakan penggaruk dan cangkul.

60
Gambar 4.45 :Dokumentasi
Sumber Pengecoran Plat Lantai Konvensional
pribadi

6) Setelah itu adukan diratakan dengan jidar (kayu perata) sesuai dengan tinggi peil
yang sudah ditentukan. Tinggi peil dicek dengan waterpass atau jika sudah
menggunakan bantuan relat peil maka permukaan lantai sudah dianggap rata.

Pengecoran plat lantai, balok dan kolom harus monolit. Dengan Cara:
Stop cor pada kolom yaitu tepat di elevasi dasar bekisting balok dan plat,
dilanjutkan dengan pengecoran pada balok dan plat lantai, dengan penjangkaran
antara tulangan balok dan tulangan kolom ikut tercor sehingga terjadi hubungan
yang monolit antara plat lantai, balok dan kolom.
7. PelepasanBekisting

Pelepasan bekisting balok dan plat lantai dapat dilakukan setelah ±7 hari jika di
atasnya tidak terdapat pekerjaan yang menumpu pada struktur balok atau plat
tersebut. Pelepasan dimulai dengan mengendurkanjack base atau U-head jack
pada susunan scaffolding penyangga bekisting balok dan kolom. Kemudian
dilanjutkan dengan pelepasan balok kaso dan diakhiri dengan pelepasan plywood
yang menempel pada beton.Pelepasan tersebut biasanya menggunakan alat

61
linggis untuk mempermudah pengerjaannya.

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Ketika penulis melakukan kerja praktek pada Proyek Pembangunan
Ruko Empat Lantai yang berada di Kawasan Ocarina Kota Batam yang
berlangsung selama 2 bulan, penulis memperoleh banyak pengetahuan yang
sangat bermanfaat sehingga penulis dapat mengetahui masalah-masalah yang
sering terjadi pada saat pelaksanaan di lapangan dan dapat belajar cara
penyelesaian dan tahap pekerjaannya.
Dari kerja praktek ini dapat memberikan pelajaran bahwa terdapat
perbedaan yang cukup signifikan antara teori yang didapatkan dari
perkuliahan dengan pelaksanaan dan keadaan sesungguhnya dilapangan ,
dengan mengikuti kerja praktek diharapkan wawasan yang berhubungan
dengan teknik sipil dapat berkembang lebih luas lagi.
Berdasarkan hasil pengamatan selama melakukan kerja praktek pada
proyek tersebut, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur yang diatasi adalah Struktur atas, meliputi metode pelaksanaan
pekerjaan struktur kolom, balok dan plat lantai. Adapun dimensi dari
struktur tersebut adalah sebagai berikut :

62
a. Kolom
Tabel 6.1 Tipe dan Ukuran Kolom

No Type Kolom Ukuran (mm)


1 K1 400 x 400
2 K2 200 x 300
3 K3 200 x 200
4 Kp 150 x 150
Kontruksi kolom pada proyek ini terbuat dari beton bertulang.
Perencanaan kolom menggunakan tulang D8, D10, D12, dan D16, mm. Beton
yang digunakan untuk kolom menggunakan mutu beton K250, dengan slump
rencana 10 ± 2 cm.
b. Balok Induk (beam)
Tabel 6.2 Tipe dan Ukuran Balok

No Tipe Balok Ukuran (mm)


1 B1 600 x 250
2 B2 400 x 200
3 B3 400 x 200
4 B4 300 x 200
5 BL 1 400 x 150
6 BL 2 600 x 100
7 BB 300 x 200

Kontruksi balok induk ini terbuat dari beton bertulang dengan menggunakan
tulangan D16 mm. Beton yang digunakan untuk balok induk menggunakan
mutu beton K250, dengan nilai slump rencana 10 ± 2 cm.
c. Balok Anak
Dimensi balok anak pada bangunan ini sngat bervariasi tergantung besar
kecilnya beban dan luas plat yang dipikul oleh balok induk dan disesuaikan

63
dengan perencanaan arsitekturnya. Kontruksi balok anak ini terbuat dari beton
bertulang dengan tulangan D10, D12, dan D16 mm. Beton yang digunakan
untuk balok anak menggunakan mutu beton K250, dengan nilai slump
perencana 10 ± 2 cm.
d. Plat Lantai Konversional
Perencanaan plat lantai pada proyek Pembanguna Ruko Dua Lantai,
Marina Citi Kota Batam menggunakan tulangan D10 dan mm. Beton yang
digunakan untuk plat lantai sistem ini menggunakan mutu beton K250, dengan
nilai slump rencana 10 ± 2 cm.

6.2 Saran
Dalam pelaksanaan pembangunan pada Ruko Dua Lantai, Marina Citi
Kota Batam banyak juga ditemukan hambatan-hambatan yang terjadi diluar
dugaan sehingga mengakibatkan adanya keterlambatan. Untuk itu pada
kesempatan ini, kiranya penulis dapat memberikan saran-saran yang mungkin
dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan :
1. Mengambil tindakan yang tegas terhadap pihal-pihak yang kurang serius
dalam mengerjakan tugas masing-masing pekerjaan.
2. Peralatan kerja, seperti vibrator dalam pelaksanaan proyek perlu
ditingkatkan, baik dalam segi jumlah maupun kemampuan alat agar tidak
menghambat pelaksanaan pekerjaan.
3. Perlu penambahan material scafolding dan bekisting untuk balok dan plat
lantai sehingga keterlambatan waktu pekerjaan dapat teratasi.
4. Perlu penambahan tenaga kerja, baik dari pihak penulangan pembesian
balok, kolom plat dan bekisting untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan
yang terlalu jauh.

64
DAFTAR PUSTAKA

a. Jurnal
Anggie C. D. dan Hesti N. P. S., 2013. Laporan Kerja Praktek. Program
Studi Teknik Sipil Universitas Jendral Ahmad Yani Cimahi, Jakarta.
Ibnu Widiantoro. 2015. Laporan Kerja Praktek. Program Studi Teknik SIpil
Fakultas Teknik UNIKA Soegijapranata, Semarang.

b. Buku
Anonim, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2002, Panitia Teknik Standarisasi Bidang Konstruksi
dan Bangunan, Bandung
Asroni, A., 2010, Balok Dan Pelat Beton Bertulang, Edisi Pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Direktorat Jenderal Cipta Karya, 1997, Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971, Yayasa Dana Normalisasi Indonesia, Jakarta

c. Internet
https://www.academia.edu/7440247/Struktur_Beton_-_Kolom
https://www.slideshare.net/yuzyusa/peraturan-beton-bertulang-indonesia-
pbi-1971
https://www.academia.edu/11657500/PPBBI_1983
https://www.academia.edu/7440247/Struktur_Beton_-_tekniksipil

65
66

Anda mungkin juga menyukai