Anda di halaman 1dari 2

Miskonsepsi Implementasi Numerasi dalam Pembelajaran

Istilah numerasi sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam pembelajaran matematika. Hanya saja
ternyata masih banyak anggapan atau pandangan yang kurang tepat terkait pengimplementasian
numerasi ini dalam pembelajaran di sekolah, baik pada pembelajaran matematika, maupun pada
pembelajaran selain matematika.
Pada pembelajaran matematika misalnya, sebagian guru matematika beranggapan bahwa ketika
sudah memberikan soal cerita kepada anak-anak, berarti sudah mengimplementasikan numerasi.
Anggapan ini tentu saja tidak salah sepenuhnya, hanya saja anggapan bahwa dengan diberikan
soal cerita sudah dapat melihat sejauh mana kemampuan numerasi seorang murid, tentu saja
harus ditelisik lebih dalam lagi.

Soal cerita seperti apa yang diberikan? Apakah semua soal cerita bisa digunakan untuk
melihat kemampuan numerasi seorang anak? Apakah soal numerasi harus selalu berbentuk
soal cerita?
Perhatikan beberapa contoh soal cerita berikut:
1. Tentukan persamaan kuadrat yang memiliki akar 3 dan 1/2?
2. Sebuah tangga yang panjangnya 5-meter bersandar pada pohon. Jarak ujung bawah
tangga terhadap pohon = 3 meter. Hitunglah tinggi pohon yang dapat dicapai oleh tangga
tersebut dengan menggunakan teorema phytagoras.

Dari dua soal di atas, manakah yang menurut Bapak/Ibu merupakan contoh soal numerasi?
Bagaimana jika soal cerita yang diberikan adalah soal-soal yang langkah-langkahnya sudah
diajarkan terlebih dahulu oleh guru di depan kelas?
Kedua soal cerita di atas belum bisa dikategorikan sebagai soal numerasi. Kenapa? Karena
semua informasi telah tersedia pada soal tersebut. Murid hanya tinggal mengikuti
langkah-langkah penyelesaian yang biasanya sudah didemonstrasikan terlebih dahulu oleh guru
di depan kelas.
Selanjutnya, pada pembelajaran selain matematika, masih banyak yang beranggapan bahwa
peningkatan kemampuan numerasi adalah tugas dari guru matematika atau bagian dari
pembelajaran matematika saja. Hal ini menyebabkan kurangnya pengalaman yang dirasakan
murid dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait numerasi yang berkaitan dengan
bidang selain matematika seperti sains, sosial, maupun bahasa. Padahal sebenarnya, dalam
kehidupan sehari-hari ada banyak sekali permasalahan dalam bidang-bidang tersebut yang harus
diselesaikan dengan menggunakan kemampuan numerasi.

Anda mungkin juga menyukai