Anda di halaman 1dari 26

OPERATION FOR SG/DF ENGINE

WARTSILA

Learning & Development 2021


Let’s start our course today ........

PLEASE YOUR ATTENTION


• Pastikan HP anda dalam kondisi silent dan terima pesan maupun panggilan
seperlunya.

• Hormati hak-hak peserta lain.

• Ajukan pertanyaan pada waktu-waktu yang telah disediakan.

• Isilah form “Training Feedback” sebagai penilaian umpan balik kepada L&D.
Tujuan

• Peserta mampu menjelaskan dan melakukan pengecekan unit standby

• Peserta mampu menjelaskan dan melakukan persiapan langkah starting


dan menjalankan pembangkit listrik dengan aman dalam kondisi
pengoperasian normal

• Peserta mampu menjelaskan dan melakukan perhitungan produksi


Pembahasan Materi

1. PERSONAL SAFETY REQUIRMENT (APD)

2. PENGECEKAN SEBELUM START GENSET

3. RUNNING GENSET

5. PEMANTAUAN KONDISI OPERASI GENSET

6. EMERGENCY STOP
APD Wajib
Persiapkan APD standar yang wajib dikenakan
sebelum melakukan pengoperasikan engine :

1.Safety helmet
2.Safety shoes
3.Ear muff
4.Kaca mata / glasess
5.Coverall
6.Sarung tangan
7.Masker
Kenapa Perlu Visual Inspeksi
Pada operasional sebuah pembangkit, seorang operator berperanan penting dalam
hal monitoring dan pengecekan equipment ( genset ). Selain pengecekan yang
bersifat pencatatan parameter pada alat ukur, ada hal yang tidak kalah pentingnya
untuk dilakukan oleh operator secara kontinyu yaitu melakukan pengecekan secara
visual.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan pengecekan secara visual oleh operator yang
dapat memberikan petunjuk atau indikasi kepada operator tentang adanya kelainan
pada equipment tersebut seperti :
• Adanya noise & vibrasi
• Adanya asap pembakaran yang abnormal
• Adanya asap breather yang abnormal
• Kebocoran intake & Exhaust system
• Adanya kebocoran fuel / oil / air
Sebelum start Generator Set
 Walk around dan proteksi pengaman

 Pastikan semua pelindung dan tutup


pengaman terpasang dengan baik.

 Pastikan bahwa tidak ada pekerjaan


yang sedang berjalan di engine dan
sekitarnya.

 Jika unit tersebut baru selesai perawatan


atau perbaikan lakukan pengecekan
dengan menggunakan DATA CHECK
LIST untuk benar – benar memastikan
unit tersebut aman untuk dioperasikan.
Sebelum start Generator Set
 Pengecekan sistem pelumasan

• Lakukan pengecekan terhadap level oli.


Pastikan bahwa level oli di antara tanda
“ADD” dan “FULL” pada deep stick

• Lakukan pengecekan terhadap kebocoran


pada komponen.

• Pastikan prelubrication pump dan oil mist


separator berada di posisi automatic.
Sebelum start Generator Set
 Pengecekan sistem pendinginan

• Lakukan pengecekan pada cooling sistem


terhadap kebocoran atau sambungan rubber
expansion joint.

• Pastikan level service water tank, treated tank dan


maintenance service tank kondisi normal.

• Lakukan pengecekan expension tank, pastikan


bahwa air pada expension tank berada di level
50% - 100% (Batas normal). Lakukan
penambahan air jika level expension tank sudah
berada di level 50%, alarm akan muncul pada
level 20%.
Sebelum start Generator Set
 Pengecekan sistem bahan bakar

• Lakukan pengecekan terhadap pipa


bahan bakar dari kemungkinan terjadi
kebocoran fuel/gas.

• Pastikan bahwa bahan bakar telah


tersuplai ke mesin.

• Perhatian semua valve inlet pipa fuel/gas


Sebelum start Generator Set

 Pengecekan sistem pemasukan udara


dan gas buang

• Lakukan pengecekan saringan udara secara


visual.

• Pastikan sistem gas buang berada pada


posisi automatic.
Sebelum start Generator Set
 Pengecekan sistem udara instrument

• Pastikan kondisi udara start dan udara


instrument dalam batasan normal.
• Operasikan compressor udara instrumentasi.
Setting batas minimum pressure 6 bar dan
maksimum 7 bar.
• Operasikan compressor starting air. Setting
batas minimum pressure 26 bar dan batas
maksimum 30 bar.
Langkah-langkah Pengoperasian
 Start Engine Dengan AUTO Start

 Atur genset untuk kontrol otomatis.


 Pilih mode sinkronisasi yang diinginkan.
 Setelah semua indikator berwarna hijau, click
order start engine.
 Berikan perintah penyalaan dan pastikan mesin
menyala dengan normal.
 Jika sinkronisasi manual dipilih, sinkronkan genset
dengan busbar sesuai dengan prosedur
sinkronisasi terpisah.
 Jika sinkronisasi berhasil dilakukan dan pemutus
arus generator ditutup, beri beban pada genset.
Langkah-langkah Paralel
 Pilih pemutus arus yang akan disinkronkan.

 Sesuaikan frekuensi generator sedekat mungkin dengan frekuensi acuan.

 Sesuaikan voltase generator sedekat mungkin dengan voltase acuan.

 Periksa indikasi synchronoscope.


Indikasi synchronoscope akan berputar perlahan searah jarum jam, menunjukkan
bahwa frekuensi generator sedikit lebih tinggi dari pada frekuensi acuan. Sesuaikan
frekuensi saat diperlukan.
Pengoperasian Paralel
 Syarat melakukan paralel generator set, yaitu :
• Tegangan generator harus sama
• Urutan phase generator harus sama
• Frequency generator harus sama
• Tegangan keluaran harus dalam satu phase
 Lakukan monitoring pada synchroscope. Kecepatan
putaran dari jarum synchroscope menunjukkan besarnya
perbedaan frequency.
 Ketika jarum synchroscope tepat menunjuk pada jam 12,
maka circuit breaker dapat di ON ( close ).
 Dianjurkan agar sebelum circuit breaker di ON kan,
putaran generator harus lebih tinggi dari bus, hal ini
bertujuan agar generator dapat langsung mengambil
beban bukan menjadi beban.
METODE PARALEL / SINKRON
Dalam aplikasinya, ada berbagai bentuk proses mem-
parallel generator dengan bus ( Antara generator). Secara
umum terdapat 3 metode proses parallel, Antara lain
adalah:

1. Parallel secara manual (Manual Sinkron) : Sistem yang


digunakan meliputi indikasi lampu sinkron atau
synchroscope dan beberapa metering pembanding,
dan switch circuit breaker.
2. Parallel dengan permissive relay (Semi-Auto Synch) :
pengaturan secara manual, dan hanya ON circuit
breaker saja yang dibantu secara otomatis
3. Parallel secara otomatis (Automatic Synch) : tinggal
tekan maka pengaturan dan proses close breaker
dilakukan secara otomatis
Pengoperasian Power Factor ( Cos ф)
 Power factor (cos Q) adalah karakteristik dari beban listrik
bukan generator. Akan tetapi power factor pada generator
yang beroperasi secara paralel harus diatur agar masing –
masing generator mempunyai power factor yang sama.

 Putar adjust voltage searah dengan jarum jam untuk


mengatur power factor ke arah induktif, dan sebaliknya.
memutar adjust voltage berlawanan arah dengan putaran
jarum jam untuk mengatur power factor ke arah kapasitif.

 Lakukan investigasi terhadap perubahan parameter engine


maupun generator yang terbaca pada alat ukur (metering).
Lakukan tindakan penormalan jika mengalami kondisi
ubnormal atau penyimpangan terhadap spesifikasi yang
ditentukan.
Warming Up Unit

 Operasikan mesin pada putaran rendah selama dua sampai tiga


menit sampai temperatur dari air pendingin mulai naik, selanjutnya
naikkan putaran engine dari low idle ke rated speed.

 Lakukan pengecekan terhadap alat ukur (parameter) selama waktu


pemanasan.

 Mesin akan cepat mencapai suhu kerja normal lebih cepat ketika
mesin dioperasikan pada putaran normal dan beban rendah,
prosedur ini lebih efektif dibanding menjalankan mesin pada
putaran rendah tanpa beban dalam waktu lama
Monitoring dan Recording

 Pastikan bahwa semua alat ukur dan parameter dalam batas


normal, seperti temperatur air pendingin, tekanan oli, tekanan
bahan bakar, exhaust temperatur, temperatur oli, frequency,
voltage generator, voltage battery.

 Lakukan pencatatan data monitoring pada daily activity record,


lakukan perbandingan antara nilai pada alat ukur dengan
spesifikasi normal operasi.
 Lakukan investigasi terhadap perubahan parameter yang
mencolok yang terbaca pada alat ukur, lakukan monitoring dan
lakukan tindakan jika kondisi ubnormal ditemukan
Pemantauan Kondisi Operasi
Pada saat generator set sudah terbebani perlu dilakukan pengecekan terhadap
semua parameter baik pada engine, generator maupun peralatan pendukung
lainnya.
 Lakukan pencatatan secara cermat, lihat trend parameter dari jam ke jam, untuk
mengetahui unjuk kerja dari peralatan. Membiasakan menganalisa trend
parameter setiap kali melakukan pencatatan parameter pada “ENGINE LOG
SHEET”.
 Lakukan identifikasi terhadap penyimpangan parameter, bandingkan hasil
recording pada “ENGINE LOG SHEET” dengan spesifikasi yang telah
ditentukan oleh pabrikan.
 Selain memonitor parameter, lakukan pengecekan secara visual terhadap
kondisi peralatan, suara, asap dan sebagainya yang bisa dipakai sebagai
indikasi penyimpangan peralatan.
Pemantauan Kondisi Operasi
PENANGANAN KONDISI GANGGUAN JARINGAN SISTEM KELISTRIKAN
Gangguan jaringan pada suatu sistem kelistrikan bisa disebabkan beberapa hal diantaranya,karena
gangguan pada unit disalah satu pembangkit atau juga bisa disebabkan karena gangguan pada jaringan itu
sendiri dan dapat mengakibatkan terganggunya sistem kelistrikan disuatu tempat,Gangguan jaringan bisa
menyebabkan:
 Blackout sistem (sistem kelistrikan padam total)
 Beban menjadi naik (karena salah satu unit pembangkit trip)
 Beban menjadi turun (karena salah satu feeder trip sehingga listrik disuatu daerah padam)
Penanganaan yang harus dilakukan oleh operator dalam menghadapi kondisi diatas adalah sesuai
urutannya:
1. Lakukan penormalan beban masing-masing unit pembangkit, jika terdapat lonjakan beban (pastikan
beban yang dipikul unit sesuai kapasitas dan perjanjian dengan pihak Customer).
2. Lakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mencari tahu gangguan yang sedang terjadi
3. Lakukan penyesuaian beban unit dengan cara mematikan salah satu unit jika dianggap beban yang dipikul
terlalu rendah dan setelah koordinasi dengan pihak terkait
4. Jika gangguan sudah ditemukan, Lakukan penormalan beban unit sesuai arahan dari pihak pengatur
beban
PROTEKSI PADA GENSET
Proteksi
Adalah suatu pengaman yang dipasang pada suatu alat yang bertujuan untuk melindungi alat tersebut dari
kerusakan parah yang diakibatkan oleh kerusakan komponen lain pada alat tersebut atau kondisi dari luar alat.

• Low Oil Pressure


Sensor akan memunculkan alarm pada saat membaca Low Oil pressure, dan akan membuat unit shutdown
pada saat nilai low settingan sudah tercapai.

• High Coolant Temperatur


Sensor akan memunculkan alarm pada saat membaca High Coolant Temperature, dan akan membuat unit
shutdown pada saat nilai high settingan sudah tercapai

• Over Speed
Sensor akan membuat unit shutdown pada saat nilai Speed engine sudah mencapai nilai settingan.
Munculnya alarm sebagai tanda terhadap operator agar mengambil tindakan pengamanan unit, tetapi jika
operator tidak mengambil tindakan setelah muncul alarm maka sensor akan mengamankan engine dengan
cara men shutdown engine
PROTEKSI PADA GENSET
PROTEKSI PENGAMAN GENERATOR

• OVER VOLTAGE DAN UNDER VOLTAGE RELAY


Bekerja pada saat tegangan dari generator melebihi rating out put ( over ) atau lebih rendah dari tegangan rated output
generator.Proteksi akan memerintah ACB untuk open memutus beban

• OVER CURRENT RELAY


Adalah proteksi untuk arus lebih. Relay ini bekerja apabila arus yang mengalir pada generator melebihi kemampuan kapasitas rating
ampere generator. OVR akan bekerja memerintahkan CB untuk open melepas beban.

• REVERSE POWER RELAY


Berfungsi untuk mengamankan generator pada saat terjadi arus balik(reverse) menuju ke generator. RPR bekerja mendeteksi arus
balik, pada saat generator mengalami beban minus di bawah 0.

• HIGH BEARING TEMPERATUR RELAY


Relay bekerja apabila temperatur bearing generator ubnormal. Selanjutnya relay memerintahkan ACB untuk open memutus beban.
High bearing temperatur disetting 80°C

• WINDING TEMPERATUR RELAY


relay bekerja apabila temperatur dari winding ( lilitan stator utama) generator ubnormal. Relay akan memerintahkan ACB untuk open
memutus beban. High temperatur winding terjadi bisa disebabkan karena generator mengalami over load.
Emergency Stop

• Emergency stop hanya


dipergunakan untuk
menshutdown unit
apabila dalam kondisi
darurat saja. Jangan
gunakan emergency stop
pada kondisi normal.
Penanggulangan Masalah
 Jika problem bersifat major, maka lakukan langkah – langkah koordinasi untuk
memutuskan apakah unit tersebut masih bisa dioperasikan atau harus distop.
 Jika problem atau kondisi ubnormal dalam penanganannya diluar kemampuan,
maka koordinasikan dengan pihak – pihak terkait secara baik, agar problem
dapat ditangani secara cepat dan tepat. Informasi yang akurat sangat diperlukan.
 Lakukan pencatatan pada laporan harian yang menyangkut setiap pekerjaan
atau kondisi unit. Hal ini untuk dokumentasi dan histori yang sewaktu – waktu
dapat digunakan untuk keperluan analisa.
 Untuk mengidentifikasi penyebab kerusakan atau gangguan, sehingga pihak
terkait dapat mempersiapkan part jika ada yang perlu diganti.
 Untuk mengetahui status unit tersebut apakah masih warranty atau tidak,
termasuk Job baru atau ada redo job

Anda mungkin juga menyukai